Waspadai Pelemahan Lembaga-lembaga Negara Produk Reformasi.
KOMISI YUDISIAL
REPUBLIK INDONESIA
•
TOR
FORUM PEMERHATI HUKUM
"Mewaspadai Pelemahan LembagaIembaga Negara Produk Reformasi"
A. Latar Belakang
Upaya Pelemahan lembaga negara produk reformasi terns dilakukan oleh kekuatankekuatan politik yang tidak menghendaki hukum sebagai panglima di negeri ini. Tak
kurang dua lembaga negara seperti KY dan KPK terns dijadikan obyek pelemahan. Yang
teranyar adalah putusan MK nomor 43/PUUXIII/20l5 yang membatalkan wewenang
Komisi Yudisial dalam seleksi pengangkatan hakim.
Dalam putusan aquo, MK menghapus kata "bersamd' dan frasa 44Komisi Yudisiaf'
dalam Pasal l4A ayat (2) dan ayat (3) UU No. 49 Tahoo 2009 tentang Peradilan Umum,
Pasal 13A ayat (2) dan ayat (3) UU No. 50 Tahoo 2009 tentang Peradilan Agama, dan
Pasal 14A ayat (2) dan ayat (3) UU No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara (PTUN). Dengan putusan ini, KY tidak berwenang lagi dalam proses seleksi
calon hakim di tiga lingkungan peradilan.
Putusan tersebut menjadi rantai yang tidak terputus dari beberapa indikasi pelemahan
Komisi Yudisial sebelumnya. Setidaknya hingga hari ini ada empat upaya besar yang
KY.
dapat
dikategorikan
sebagai
upaya
pelemahan
terhadap
Pertama, pada taboo 2006, Mahkamah Konstitusi membatalkan kewenangan KY dalam
melakukan pengawasan terhadap hakim MK. Di tahun 2012, Mahkamah Agung
membatalkan 8 poin dalam Surat Keputusan Bersama Mahkamah Agung dan KOplisi
Yudisial tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. Yang paling mutakhir, taboo
2015 lKAHI mengajukan JR UU KY ke MK terkait keterlibatan KY dalam Seleksi
Pengangkatan Hakim. Padahal keterlibatan KY dalam seleksi pengangkatan hakim
mernpakan upaya menjaga integritas dan profesionalitas calon hakim demi peradilan
bersih dan bermartabat.
Kedua, pelemahan KY melalui kriminalisasi Komisioner. Beberapa waktu yang lalu dua
komisioner KY, Suparman Marzuki dan Taufiqurahman Syahuri, ditetapkan sebagai
tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama baik Hakim Sarpin Rizaldi. Penetapan
ini terkesan ganjil mengingat kedua komisoner tersebut mengeluarkan pernyataan dalam
rangka melaksanakan tugas KY.
Ketiga, sejumlah rekomendasi KY tidak ditindaklanjuti. Takjarang rekomendasi KY atas
pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik tak ditindaklanti oleh Mahkamah Agung.
Rekomendasi atas dugaan pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh hakim sarpin
hingga kini tak kunjung direspon.
•
Keempat, Hakim menolak diperiksa KY. Hakim praperadilan Budi Gunawan, Hakim
pemeriksa perkara Antasari Azhar, hakim Kasus eksekusi gedung arthaloka hingga
mantan ketua MA Bagir Manan,
Tak hanya KY, pelemahan terhadap lembaga negara produk reformasi juga dialami oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi. Mulai dari kriminalisasi komisionernya sampai yang
teranyar adalah diajukannya ROO KPK yang berpotensi mem'preteli' kewenangan
strategis yang selama ini menjadi taring KPK dalam pemberantasan korupsi. Beberapa
pasal dalam ROO KPK yang akan 'mematikan' KPK secara sistemik adalah Pasal 5 ROO
KPK, yang menghendaki keberadaan KPK secara adhoc hanya selama 12 tahun.
Kemudian Pasal Pasal 13 yang memberi wewenang KPK untuk menangani masalah
korupsi di atas 50 milyar.
Pasal pelemahan KPK juga ditunjukkan pada pasal Pasal 22 yang yang mengatur
pembentukan '"Dewan Eksekuif' yang diangkat Presiden dan berpotensi mengintervensi
kerjakerja KPK. Selain ada '""Dewan EkseIrutiF juga pada Pasal 39 diatur Dewan
Kebonnatan yang berlebihan sehingga berpotensi mengganggu komisioner KPK dalam
menjalankan tugasnya Sementara Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) yang
dulu tidak dikenaI dalam 00 KPK kini melalui Pasal 42 KPK berwenang mengeluarkan
SP3 dalam perkara tindak pidana korupsi setelah diketahui tindak pidana korupsi yang
sedang ditanganinya tersebut tidak memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke tahap
penuntutan sebagaimana diatur pada pasal109 ayat (2) KUHP.
Pelemahan dua lembaga produk reformasi tersebut menjadi setting besar dibalik agenda
untuk melanggengkan kepentingankepentingan pihakpihak yang ingin mebunuh
semangat dan citacita reformasi. Pihakpihak yang tidak ingin kejujuran dan keadilan
menjadi warna dari peradaban yang bernama Indonesia.
Berangkat dari persolan di atas, Komisi Yudisial sebagai lembaga negara yang dilahirkan
untuk memanggul semangat dan citacita reformasi, khususnya di bidang peradilan perIu
berperan aktif untuk mengambil langkahIangkah strategis. Salah satunya dengan
F
..
membuka kesadaran rakyat dan mendorong partisipsi mereka melalui program forum
pemerhati hukum. Program ini akan menghadirkan Komisioner dari KY, Dekan Fakultas
Hukum, Pemimpin Media, juga para pakar hukum serta tokoh masyarakat untuk: duduk
dalam satu forum ilmiah yang dengan format FGD.
Program ini diharapkan akan mampu memperbesar perhatian dan keterlibatan masyarakat
di daerah untuk aktif mengawal citacita dan semangat reformasi khususnya di bidang
hukum dan pemberantasan korupsi. Dengan demikian citacita republik untuk:
memberikan keadilan sosial bagi seluwh rakyat Indonesia tidak: gugur di tengahjalan.
B. Tujuan
• Merefleksikan kondisi aktual penegakan hukum dan pemberantasan korupsi
• Membangun kesadaran masyarakat daerah untuk ambit bagian merespon persoalanpersoalan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
• Membangun koordinasi dan sinergi peran masingmasing dalam mengawal peradilan
bersih dan pemberantasan korupsi
C. Tema
"Mewaspadai Pelemahan LembagaIembaga negara produk reformasi"
D. Bentuk Kegiatan
Focus Group Discussion
E. Peserta
Jumlah peserta maksimal sejumlah 40 orang terdiri dari :
Komisi Yudisial
Tokoh Masyarakat
Akademisi Hukum
NGO
Praktisi Hukum
Media/Jurnalis
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hariffanggal
: Senin, 7 Desember 2015
Tempat
: Denpasar
Waktu
: PukuI, 08.3012.00
G. Susunan Acara
Waktu
Acara
Pengisi/Narasumber
Senin/7 Oktober 2015
08.30 - 09.00
Panitia
Registrasi Peserta
•
Pembukaan:
- Menyanyikan Lagu Indonesia
Raya
09.00 - 09.15
Suwantoro, SE.,MM (Kepala
Bagian HUBLA Komisi Yudisial
RI)
- Sambutan
Dr. H. Imam Anshori Saleh,
S.H., M.Hum (Anggota Komisi
Yudisial, Ketua Bidang
Hubungan Antar Lembaga dan
Layanan Informasi)
II
"Mewaspadai Pelemahan
Lembaga lembaga Negara
Produk Reformasr'
T
I
I
; 09.1511.45
.
i
I
I
Akademisi
; Prot. Dr. I Made Subawa
Materi
,SH.,IIH
(Panel)
Jumalis
Rofiqi Hasan (AJI Denpasar)
moderator
LBH Bali
11.45 - 12.00
Penutupan
Me
12.00
Makan Siang
Panitia
Demikian Term of Reference kegiatan forum Pemerhati Hukum
dijadikan acuan dalam pelaksanannya.
llll
dibuat lIIJtU.k
Penanggung Jawab,
Kepala Biro Umum
Andi Djalal Latief
12/7/2015
MEWASPADAI PELEMAHAN LEMBAGA·LEMBAGA NEGA
PRODUK REFORMASI
OLEH:
PROF. DR. MADE SUBAWA. SH.MS.
GURU BESAR FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
II. PEMBAHASAN
I. landasan Teori Pembentukan lembaga Negara
a. Teori Pemisahan Kekuasaan Negara
b. Teori Pembagian Kekuasaan Negara
c. Kedua teori ini melahirkan : lembaga legislative, lembaga eksekutif,
dan lembaga yudikatif
d. Namun Kedua teori tersebut menghasilkan hubungan antar lembaga
negaranya berbeda
o. Indonesia (UUDNRI Th 1945) menganut model yang mana?
I.
AHUlUAN
POKOK BAHASAN :
I. landasan teori pembentukan lembaga Negara
2. Tujuan pembentukan lembaga Negara
1. Karakter hubungan antar lembaga Negara
4. Sifat wewenang lembaga Negara
5. lembaga legislatif, lembaga Eksekutif dan lembaga Yudikatif
adalah lembaga Utama dalam Negara
6. Produk Negarawan Utama menghasilkan SDM Negarawan dalam
lembaga Negara
7. Indonesia Negara Hukum
8. Kunci pembentukan wewenang lembaga Negara セ "Rechts Mag"
9. Wewenang merubah kewenangan lembaga Negara
10. DPD RI
n RI ( termasuk KPK)
2. TUjuan Pembentukan lembaga Negara
Inti tujuan pembentukan lembaga-Iembaga Negara adalah supaya ide
atau tujuan hidup bernegara dapat diwujudkan.
Ide atau tujuan bernegara di Indonesia dapat ditelusuri :
a. Pembukaan UUDNRI Th 1945;
b. Pasal 1 ayat (l ),(2), dan (3) UUDNRI Th 1945;
c. Pasal 18 UUDNRI Th 1945.
d. DII.
1
12/7/2015
3. Karakter hubungan antar lembaga Negara
Karakter hUbungan antar lembaga Negara pasca amandemen UUDNRI
Th 1945 adalah "Perhimbangan kekuasaan".
5. lembaga Negara Utama
lembaga Negara utama dalam UUDNRI Th 1945 adalah :
a. Bab VII Dewan Perwakilan Rakyat (legislatif);
b. Bab III Kekuasaan Pemerintahan Negara (Eksekutif); dan
c. Bab IX Kekuasaan Kehakiman (Yudikatif).
d. KY merupakan lembaga negara utama yang ada pada rumpun
kekuasaan kehakiman.
4. 5ifat wewenang lembaga Negara
Berdasarkan Teori kewenangan ada tiga :
a. Atribusi wewenang;
b. Delegasi wewenang; dan
c. Mandat
Sifat wewenang lembaga Negara dalam UUDNRI Th 1945 adalah bersifat
"atribusi".
6. SDM Negarawan dalam lembaga negara.
Hal yang utama dan sangat mendasar adalah sumber daya manusia
(SDM) yang memiliki karakter negarawan berdasarkan spirit
Pancasila.
b. Seharusnya Partai Politik sebagai Produk SDM Negarawan yang
berkarakter Pancasila.
c. KPU menentukan syarat-syarat minimal SDM calon negarawan
utamanya dalam pemilihan DPR,DPD,DPRD, Presiden dan Kepala
Daerah.
a.
2
12/7/2015
7. Indonesia Negara Hukum
Hukum yang dianut adalah hukum yang bersumber Pada Pancasila.
(Periksa Pasal 2 UU No.12 tahun 2011 : "Pancasila adalah sumber
dari segala sumber hukum Negara".
b. Prinsip-prinsip hukum harus mengutamakan :
• Keadilan;
• kemanfaatan; dan
• Kepastian hukum.
Demikian pula halnya dalam penyelenggaraan kewenangan lembagalembaga negara di Indonesia.
8. Dasar pembentukan lembaga Negara adalah Hukum (Rechts Mag)
Dasar pembentukan lembaga Negara adalah berdasarkan hukum bukan
berdasarkan kekuasaan, jadi kuncinya "Rechts Mag). Demikian pula
halnya di dalam penyelengaraan kewenangan lembaga-Iembaga negara
harus berdasarkan prinsip-prinsip hukum.
9. Wewenang merubah kewenangan lembaga Negara
Karakter wewenang lembaga-Iembaga Negara adalah atribusi, yakni
yang dibentuk oleh pembentuk Konstitusi (UUD). Di Indonesia yang
berwenang merubah UUD atau kewenangan atribusi dalam UUDNRI Th
1945 adalah MPR Rl (Pasal 37). Demikian pula halnya dengan KY,
bahwa kewenangan yang ada pada KY adalah bersifat atribusi.
lEMBAGA NEGARA PRODUK REFORMASI YANG lEMAH :
10. DPD RI.
*DPD RI lemah dalam membentuk UU
*Iihat Pasal 20 dan
*Pasal 22 D UUDNRI Th 1945
a.
12/7/2015
11. Presiden RI
Dalam system Pemerintahan Presidensiil;
*kedudukan Prsiden kuat,
'wakil Presiden "Ban serep",
*Menteri-menteri Negara adalah pembantu Presiden.
Bagaimanakah seharusnya system kepartaian dalam system
Pemerintahan Presidensiil untuk mendapat kedudukan Presiden "kuat"?
Bagaimana pula praktek sistem Pemerintahan Presidensiil di Indonesia
12. KY RI
Dalam Pasal 24B ayat (l) UUDNRI Th 1945 ditentukan :
a. Komisi Yudisial bersifat mandiri;
b. Berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung; dan
MemOUnVili wewenilng Jilin dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan keluhuran martabat. serta
perilaku hakim.
?
III. PENUTUP
A.Kesimpulan
I. lembaga negara, khususnya KY dibentuk oleh MPR RI.
2. Mengurangi, menambah ataupun meniadakan kewenangan dari
lembaga-Iembaga negara , khususnya kewenangan KY adalah
merupakan kewenangan MPR RI.
B. Rekomendasi
Mahkamah Konstitusi menjaga, mengajegkan dan meluhurkan
Konstitusi termasuk lembaga-Iembaga negara yang ada di
dalamnya(UUDNRI Th 1945).
2. Bila ada penambahan, pengurangan ataupun menghapuskan
kewenangan lembaga-Iembaga negara dalam UUDNRI Th 1945, itu
h merupakan kewenangan MPR RI.
I.
4
REPUBLIK INDONESIA
•
TOR
FORUM PEMERHATI HUKUM
"Mewaspadai Pelemahan LembagaIembaga Negara Produk Reformasi"
A. Latar Belakang
Upaya Pelemahan lembaga negara produk reformasi terns dilakukan oleh kekuatankekuatan politik yang tidak menghendaki hukum sebagai panglima di negeri ini. Tak
kurang dua lembaga negara seperti KY dan KPK terns dijadikan obyek pelemahan. Yang
teranyar adalah putusan MK nomor 43/PUUXIII/20l5 yang membatalkan wewenang
Komisi Yudisial dalam seleksi pengangkatan hakim.
Dalam putusan aquo, MK menghapus kata "bersamd' dan frasa 44Komisi Yudisiaf'
dalam Pasal l4A ayat (2) dan ayat (3) UU No. 49 Tahoo 2009 tentang Peradilan Umum,
Pasal 13A ayat (2) dan ayat (3) UU No. 50 Tahoo 2009 tentang Peradilan Agama, dan
Pasal 14A ayat (2) dan ayat (3) UU No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara (PTUN). Dengan putusan ini, KY tidak berwenang lagi dalam proses seleksi
calon hakim di tiga lingkungan peradilan.
Putusan tersebut menjadi rantai yang tidak terputus dari beberapa indikasi pelemahan
Komisi Yudisial sebelumnya. Setidaknya hingga hari ini ada empat upaya besar yang
KY.
dapat
dikategorikan
sebagai
upaya
pelemahan
terhadap
Pertama, pada taboo 2006, Mahkamah Konstitusi membatalkan kewenangan KY dalam
melakukan pengawasan terhadap hakim MK. Di tahun 2012, Mahkamah Agung
membatalkan 8 poin dalam Surat Keputusan Bersama Mahkamah Agung dan KOplisi
Yudisial tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. Yang paling mutakhir, taboo
2015 lKAHI mengajukan JR UU KY ke MK terkait keterlibatan KY dalam Seleksi
Pengangkatan Hakim. Padahal keterlibatan KY dalam seleksi pengangkatan hakim
mernpakan upaya menjaga integritas dan profesionalitas calon hakim demi peradilan
bersih dan bermartabat.
Kedua, pelemahan KY melalui kriminalisasi Komisioner. Beberapa waktu yang lalu dua
komisioner KY, Suparman Marzuki dan Taufiqurahman Syahuri, ditetapkan sebagai
tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama baik Hakim Sarpin Rizaldi. Penetapan
ini terkesan ganjil mengingat kedua komisoner tersebut mengeluarkan pernyataan dalam
rangka melaksanakan tugas KY.
Ketiga, sejumlah rekomendasi KY tidak ditindaklanjuti. Takjarang rekomendasi KY atas
pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik tak ditindaklanti oleh Mahkamah Agung.
Rekomendasi atas dugaan pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh hakim sarpin
hingga kini tak kunjung direspon.
•
Keempat, Hakim menolak diperiksa KY. Hakim praperadilan Budi Gunawan, Hakim
pemeriksa perkara Antasari Azhar, hakim Kasus eksekusi gedung arthaloka hingga
mantan ketua MA Bagir Manan,
Tak hanya KY, pelemahan terhadap lembaga negara produk reformasi juga dialami oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi. Mulai dari kriminalisasi komisionernya sampai yang
teranyar adalah diajukannya ROO KPK yang berpotensi mem'preteli' kewenangan
strategis yang selama ini menjadi taring KPK dalam pemberantasan korupsi. Beberapa
pasal dalam ROO KPK yang akan 'mematikan' KPK secara sistemik adalah Pasal 5 ROO
KPK, yang menghendaki keberadaan KPK secara adhoc hanya selama 12 tahun.
Kemudian Pasal Pasal 13 yang memberi wewenang KPK untuk menangani masalah
korupsi di atas 50 milyar.
Pasal pelemahan KPK juga ditunjukkan pada pasal Pasal 22 yang yang mengatur
pembentukan '"Dewan Eksekuif' yang diangkat Presiden dan berpotensi mengintervensi
kerjakerja KPK. Selain ada '""Dewan EkseIrutiF juga pada Pasal 39 diatur Dewan
Kebonnatan yang berlebihan sehingga berpotensi mengganggu komisioner KPK dalam
menjalankan tugasnya Sementara Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) yang
dulu tidak dikenaI dalam 00 KPK kini melalui Pasal 42 KPK berwenang mengeluarkan
SP3 dalam perkara tindak pidana korupsi setelah diketahui tindak pidana korupsi yang
sedang ditanganinya tersebut tidak memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke tahap
penuntutan sebagaimana diatur pada pasal109 ayat (2) KUHP.
Pelemahan dua lembaga produk reformasi tersebut menjadi setting besar dibalik agenda
untuk melanggengkan kepentingankepentingan pihakpihak yang ingin mebunuh
semangat dan citacita reformasi. Pihakpihak yang tidak ingin kejujuran dan keadilan
menjadi warna dari peradaban yang bernama Indonesia.
Berangkat dari persolan di atas, Komisi Yudisial sebagai lembaga negara yang dilahirkan
untuk memanggul semangat dan citacita reformasi, khususnya di bidang peradilan perIu
berperan aktif untuk mengambil langkahIangkah strategis. Salah satunya dengan
F
..
membuka kesadaran rakyat dan mendorong partisipsi mereka melalui program forum
pemerhati hukum. Program ini akan menghadirkan Komisioner dari KY, Dekan Fakultas
Hukum, Pemimpin Media, juga para pakar hukum serta tokoh masyarakat untuk: duduk
dalam satu forum ilmiah yang dengan format FGD.
Program ini diharapkan akan mampu memperbesar perhatian dan keterlibatan masyarakat
di daerah untuk aktif mengawal citacita dan semangat reformasi khususnya di bidang
hukum dan pemberantasan korupsi. Dengan demikian citacita republik untuk:
memberikan keadilan sosial bagi seluwh rakyat Indonesia tidak: gugur di tengahjalan.
B. Tujuan
• Merefleksikan kondisi aktual penegakan hukum dan pemberantasan korupsi
• Membangun kesadaran masyarakat daerah untuk ambit bagian merespon persoalanpersoalan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
• Membangun koordinasi dan sinergi peran masingmasing dalam mengawal peradilan
bersih dan pemberantasan korupsi
C. Tema
"Mewaspadai Pelemahan LembagaIembaga negara produk reformasi"
D. Bentuk Kegiatan
Focus Group Discussion
E. Peserta
Jumlah peserta maksimal sejumlah 40 orang terdiri dari :
Komisi Yudisial
Tokoh Masyarakat
Akademisi Hukum
NGO
Praktisi Hukum
Media/Jurnalis
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hariffanggal
: Senin, 7 Desember 2015
Tempat
: Denpasar
Waktu
: PukuI, 08.3012.00
G. Susunan Acara
Waktu
Acara
Pengisi/Narasumber
Senin/7 Oktober 2015
08.30 - 09.00
Panitia
Registrasi Peserta
•
Pembukaan:
- Menyanyikan Lagu Indonesia
Raya
09.00 - 09.15
Suwantoro, SE.,MM (Kepala
Bagian HUBLA Komisi Yudisial
RI)
- Sambutan
Dr. H. Imam Anshori Saleh,
S.H., M.Hum (Anggota Komisi
Yudisial, Ketua Bidang
Hubungan Antar Lembaga dan
Layanan Informasi)
II
"Mewaspadai Pelemahan
Lembaga lembaga Negara
Produk Reformasr'
T
I
I
; 09.1511.45
.
i
I
I
Akademisi
; Prot. Dr. I Made Subawa
Materi
,SH.,IIH
(Panel)
Jumalis
Rofiqi Hasan (AJI Denpasar)
moderator
LBH Bali
11.45 - 12.00
Penutupan
Me
12.00
Makan Siang
Panitia
Demikian Term of Reference kegiatan forum Pemerhati Hukum
dijadikan acuan dalam pelaksanannya.
llll
dibuat lIIJtU.k
Penanggung Jawab,
Kepala Biro Umum
Andi Djalal Latief
12/7/2015
MEWASPADAI PELEMAHAN LEMBAGA·LEMBAGA NEGA
PRODUK REFORMASI
OLEH:
PROF. DR. MADE SUBAWA. SH.MS.
GURU BESAR FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
II. PEMBAHASAN
I. landasan Teori Pembentukan lembaga Negara
a. Teori Pemisahan Kekuasaan Negara
b. Teori Pembagian Kekuasaan Negara
c. Kedua teori ini melahirkan : lembaga legislative, lembaga eksekutif,
dan lembaga yudikatif
d. Namun Kedua teori tersebut menghasilkan hubungan antar lembaga
negaranya berbeda
o. Indonesia (UUDNRI Th 1945) menganut model yang mana?
I.
AHUlUAN
POKOK BAHASAN :
I. landasan teori pembentukan lembaga Negara
2. Tujuan pembentukan lembaga Negara
1. Karakter hubungan antar lembaga Negara
4. Sifat wewenang lembaga Negara
5. lembaga legislatif, lembaga Eksekutif dan lembaga Yudikatif
adalah lembaga Utama dalam Negara
6. Produk Negarawan Utama menghasilkan SDM Negarawan dalam
lembaga Negara
7. Indonesia Negara Hukum
8. Kunci pembentukan wewenang lembaga Negara セ "Rechts Mag"
9. Wewenang merubah kewenangan lembaga Negara
10. DPD RI
n RI ( termasuk KPK)
2. TUjuan Pembentukan lembaga Negara
Inti tujuan pembentukan lembaga-Iembaga Negara adalah supaya ide
atau tujuan hidup bernegara dapat diwujudkan.
Ide atau tujuan bernegara di Indonesia dapat ditelusuri :
a. Pembukaan UUDNRI Th 1945;
b. Pasal 1 ayat (l ),(2), dan (3) UUDNRI Th 1945;
c. Pasal 18 UUDNRI Th 1945.
d. DII.
1
12/7/2015
3. Karakter hubungan antar lembaga Negara
Karakter hUbungan antar lembaga Negara pasca amandemen UUDNRI
Th 1945 adalah "Perhimbangan kekuasaan".
5. lembaga Negara Utama
lembaga Negara utama dalam UUDNRI Th 1945 adalah :
a. Bab VII Dewan Perwakilan Rakyat (legislatif);
b. Bab III Kekuasaan Pemerintahan Negara (Eksekutif); dan
c. Bab IX Kekuasaan Kehakiman (Yudikatif).
d. KY merupakan lembaga negara utama yang ada pada rumpun
kekuasaan kehakiman.
4. 5ifat wewenang lembaga Negara
Berdasarkan Teori kewenangan ada tiga :
a. Atribusi wewenang;
b. Delegasi wewenang; dan
c. Mandat
Sifat wewenang lembaga Negara dalam UUDNRI Th 1945 adalah bersifat
"atribusi".
6. SDM Negarawan dalam lembaga negara.
Hal yang utama dan sangat mendasar adalah sumber daya manusia
(SDM) yang memiliki karakter negarawan berdasarkan spirit
Pancasila.
b. Seharusnya Partai Politik sebagai Produk SDM Negarawan yang
berkarakter Pancasila.
c. KPU menentukan syarat-syarat minimal SDM calon negarawan
utamanya dalam pemilihan DPR,DPD,DPRD, Presiden dan Kepala
Daerah.
a.
2
12/7/2015
7. Indonesia Negara Hukum
Hukum yang dianut adalah hukum yang bersumber Pada Pancasila.
(Periksa Pasal 2 UU No.12 tahun 2011 : "Pancasila adalah sumber
dari segala sumber hukum Negara".
b. Prinsip-prinsip hukum harus mengutamakan :
• Keadilan;
• kemanfaatan; dan
• Kepastian hukum.
Demikian pula halnya dalam penyelenggaraan kewenangan lembagalembaga negara di Indonesia.
8. Dasar pembentukan lembaga Negara adalah Hukum (Rechts Mag)
Dasar pembentukan lembaga Negara adalah berdasarkan hukum bukan
berdasarkan kekuasaan, jadi kuncinya "Rechts Mag). Demikian pula
halnya di dalam penyelengaraan kewenangan lembaga-Iembaga negara
harus berdasarkan prinsip-prinsip hukum.
9. Wewenang merubah kewenangan lembaga Negara
Karakter wewenang lembaga-Iembaga Negara adalah atribusi, yakni
yang dibentuk oleh pembentuk Konstitusi (UUD). Di Indonesia yang
berwenang merubah UUD atau kewenangan atribusi dalam UUDNRI Th
1945 adalah MPR Rl (Pasal 37). Demikian pula halnya dengan KY,
bahwa kewenangan yang ada pada KY adalah bersifat atribusi.
lEMBAGA NEGARA PRODUK REFORMASI YANG lEMAH :
10. DPD RI.
*DPD RI lemah dalam membentuk UU
*Iihat Pasal 20 dan
*Pasal 22 D UUDNRI Th 1945
a.
12/7/2015
11. Presiden RI
Dalam system Pemerintahan Presidensiil;
*kedudukan Prsiden kuat,
'wakil Presiden "Ban serep",
*Menteri-menteri Negara adalah pembantu Presiden.
Bagaimanakah seharusnya system kepartaian dalam system
Pemerintahan Presidensiil untuk mendapat kedudukan Presiden "kuat"?
Bagaimana pula praktek sistem Pemerintahan Presidensiil di Indonesia
12. KY RI
Dalam Pasal 24B ayat (l) UUDNRI Th 1945 ditentukan :
a. Komisi Yudisial bersifat mandiri;
b. Berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung; dan
MemOUnVili wewenilng Jilin dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan keluhuran martabat. serta
perilaku hakim.
?
III. PENUTUP
A.Kesimpulan
I. lembaga negara, khususnya KY dibentuk oleh MPR RI.
2. Mengurangi, menambah ataupun meniadakan kewenangan dari
lembaga-Iembaga negara , khususnya kewenangan KY adalah
merupakan kewenangan MPR RI.
B. Rekomendasi
Mahkamah Konstitusi menjaga, mengajegkan dan meluhurkan
Konstitusi termasuk lembaga-Iembaga negara yang ada di
dalamnya(UUDNRI Th 1945).
2. Bila ada penambahan, pengurangan ataupun menghapuskan
kewenangan lembaga-Iembaga negara dalam UUDNRI Th 1945, itu
h merupakan kewenangan MPR RI.
I.
4