Induksi Pembentukan Nodula Akar dan Penambatan N2 Tanaman Kedelai Melalui Pemberian Triptofan Dan Indol Asam Asetat (IAA) Ekstra Seluler.

Induksi Pembentukan Nodula Akar dan Penambatan N2 Tanaman
Kedelai Melalui Pemberian Triptofan Dan Indol Asam Asetat (IAA)
Ekstra Seluler
Sudadi
Keberadaan dan efektivitas nodula akar sangat penting bagi tanaman kedelai
guna memenuhi kebutuhannya akan hara nitrogen. Proses pembentukan
nodula akar sngat dipengaruhi oleh IAA. Pada proses yang normal, IAA
dihasilkan dari oksidasi senyawa intraseluler berupa asam amino triptofan.
Ada kemungkinan, karena pengaruh faktor-faktor lingkungan tertentu,
tanaman tidak mampu mengekskresikan asam amino triptofan sehingga
tidak terbentuk IAA. Apabila kedua senyawa fitohormon tersebut dapat
diberikan secara ekstraseluler maka faktor lingkungan yang menjadi kendala
tersebut dapat diatasi, dan asam amino triptofan atau IAA dapat diberikan
pada saat dan jumlah yang ideal untuk pembentukan nodula akar dan
penambatan nitrogen tanaman kedelai pada berbagai kondisi lingkungan
tanah. Penelitian bertujuan untuk mengkaji apakah asam amino triptofan dan
IAA yang berasal dari luar sel (ekstra seluler) dapat mempengaruhi (dapat
meningkatkan) pembentukan nodula akar dan penambatan N2 tanaman
kedelai. Hasil penelitian memberi manfaat pada pengembangan inokulum
rhizobium yang lebih efektif.
Penelitian dilakukan di rumah kaca, menggunakan pot plastic diameter 20

cm dengan media tanam tanah pasir steril. Kedelai yang digunakan adalah
varietas lokal dan inokulum Rhizobium diperoleh dari Jurusan Mikrobiologi,
Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta. Percobaan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan tiga faktor perlakuan yaitu macam
fitohormon ekstra seluler (asam amino triptofan = F1 dan IAA = F2), waktu
pemberian (awal tanam = V0; fase vegetative 1 = V1 dan vegetative 3 = V3)
dan konsentrasi fitohormon (0; 0,0001; 0,001; 0,01; 0,1 dan 1 ppm). Tiap
kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Variabel yang diamati meliputi jumlah
nodula akar, tinggi tanaman, berat kering pucuk dan akar, yang diamati
pada fase pertumbuhan R1 (mulai berbunga), serta hasil tanaman yang
diamati pada fase R8 (polong masak). Unsur hara diberikan dalam bentuk
larutan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Data yang diperoleh dianalisis
statistik dengan uji F pada aras kepercayaan 5 %, dilanjutkan dengan uji
jarak berganda Duncan bila ada pengaruh yang nyata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam amino triptofan dan IAA ekstra
seluler dapat meningkatkan jumlah nodula akar, berat kering pucuk dan akar
serta hasil kedelai yang ditanam pada media tanam pasir steril. Triptofan
meningkatkan jumlah nodula akar kedelai lebih tinggi disbanding IAA. Waktu
pemberian dan konsentrasi triptofan yang memberikan jumlah nodula akar
yang tinggi adalah saat V3 dan 0,001 ppm serta saat V0 dan 1,0 ppm,

sedang untuk IAA adalah saat V3 dan 0,001 ppm serta saat V0 dan 0,1 ppm.

Diperlukan konsentrasi yang lebih tinggi bila ZPT diberikan pada awal tanam.
Diduga karena kerusakan ZPT selama di dalam tanah sehingga
konsentrasinya menurun sebelum terbentuk rambut akar. Hasil tanaman
kedelai paling tinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan pemberian asam
amino triptofan (F1) pada V0 dengan konsentrasi 1,0 ppm (K1).
Kata kunci : ekstra seluler IAA nodula akar triptofan kedelai