PERJANJIAN PEMANFAATAN TANAH ULAYAT UNTUK TAMBANG BATUBARA DI KENAGARIAN KOTO LAMO KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT DITINJAU DARI PERDA SUMATERA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG TA.

ABSTRAK
PERJANJIAN PEMANFAATAN TANAH ULAYAT UNTUK TAMBANG
BATUBARA DI KENAGARIAN KOTO LAMO KABUPATEN LIMA PULUH
KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT DITINJAU DARI PERDA SUMATERA
BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN
PEMANFAATANNYA JO PERGUB SUMATERA BARAT NOMOR 21 TAHUN
2012 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMANFAATAN TANAH
ULAYAT UNTUK PENANAMAN MODAL DALAM KERANGKA PEMBARUAN
AGRARIA
Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia
karena dari tanah kehidupan manusia tersebut berlangsung. Jauh sebelum
negara Indonesia terbentuk sudah ada kesatuan masyarakat hukum adat, di
mana di dalam masyarakat hukum adat terdapat pengaturan sendiri mengenai
tanah, salah satunya adalah hak persekutuan hukum atas tanah atau tanah
ulayat. Adanya keterbatasan kemampuan dari masyarakat hukum adat untuk
mengelola tanah ulayatnya secara optimal yang di dalamnya terkandung
sumber daya alam menghasilkan sejumlah kerjasama pemanfaatan tanah
ulayat dengan pihak di luar persekutuan hukum adat . Dalam hal ini Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Barat telah mengeluarkan Perda Nomor 16 Tahun
2008 Tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya serta Pergub Nomor 21
Tahun 2012 Tentang Pedoman dan Tata Cara Pemanfaatan Tanah Ulayat

untuk Penanaman Modal sebagai acuan dalam melaksanakan kerjasama
tersebut. Namun dalam kenyataannya masih terdapat sejumlah pelanggaran
dalam pelaksanaan pemanfaatan tanah ulayat. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis perjanjian pemanfaatan tanah ulayat untuk
tambang batubara di Kenagarian Koto Lamo berdasarkan Perda Perda Nomor
16 Tahun 2008 Tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya Jo Pergub Nomor
21 Tahun 2012 Tentang Pedoman dan Tata Cara Pemanfaatan Tanah Ulayat
untuk Penanaman Modal Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001 Tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan
yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Tahap
penelitian yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan wawancara.
Analisis data dilakukan secara yuridis kualitatif
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, pada dasarnya ketentuanketentuan yang diatur di dalam Perda Sumatera Barat Nomor 16 Tahun 2008
Jo Pergub Sumatera Barat Nomor Nomor 21 Tahun 2012, sudah sesuai
dengan kaidah-kaidah hukum adat setempat yang berlaku. Namun demikian, di
dalam tataran pelaksanaan terdapat sejumlah pelanggaran terhadap ketentuan
tersebut. Pelaksanaan pemanfaatan tanah ulayat di Kenagarian Koto Lamo
belum sesuai dengan prinsip-prinsip pembaruan agraria. Hal ini terlihat dengan

adanya perjanjian pemanfaatan tanah ulayat yang tidak sesuai dengan Perda
Nomor 16 Tahun 2008, ketentuan hukum adat serta peraturan-peraturan terkait,
sehingga berimplikasi terhadap kesejahteraan yang seharusnya tercapai, serta
tidak adanya keadilan intergenerasi maupun keadilan antargenerasi dalam
upaya mengakses sumber daya agraria berupa batubara yang terdapat di tanah
ulayat masyarakat hukum adat Kenagarian Koto Lamo.
iv