Cara Baru Melawan Bakteri.

Pikirail
o Selasa
4

20

o Mar

5

21

0
6

OApr

Rabu

7
22

OMei

.
B
23

Rakyat
Kamis

0

9~
24

25

OJun

OJul


Jumat
11

o Sabtu 0 Mlnggu
12

26

0 Ags'

13
27

14
28

15
29

16

30

31

OSep OOkt 0 Nav . Des

Cara Baru Melawan Bakteri
PA yang akan
teIjadijika antibiotik sudah
tak mampu lagi
mengatasi
masalah infeksi bakteri?
Vanessa Sperandio, ahli
mikrobiologi dari University of
Texas Southwestern dan timnya sedang mengembangkan
metode barn dalam melawan
infeksi bakteri dengan tidak
membunuh bakteri, tetapi
hanya melumpuhkannya. Pada dasarnya, metode ini bekerja menghalangi kemampuan
bakteri menginfeksi tubuh

dengan cara menghilangkan
kemampuan bakteri mencerap
hormon manusia.
Vanessa mengembangkan
obat barn, dengan nama
eksperimen LED209, yang
mampu mencegah bakteri
mendeteksi dua hormon yang
diperlukan untuk menghasilkan infeksi, yakni epinefrio and norepinefrin (dikenal
juga sebagai adrenalin dan noradrenalin).
Jika tidak menerima sinyal
ini, bakteri patogen seperti Escherichia coli tak dapat menghasilkan racun atau menginvasi sel hewan. Dengan
LED209, mekanisme pengindraan bakteri dihalangi sehingga bakteri tidak mampu
mengenali bahwa mereka
sedang berada dalam inang.
Molekul LED209 yang diteliti
oleh Vanessa Sperandio diketabui mampu menghalangi reseptor bakteri untuk
menangkap sinyal biokimia
yang dapat menyebabkan bak-


teri melepaskan toksin.
Obat ini juga dapat
melumpuhkan patogenitas sejumlah bakteri pembunuh.
LED209 memiliki protein target yang dinamai QseC,
sedangkan bakteri penyebab
pneumonia dan beberapa
penyakit tanaman, Francisella
tularensis, memiliki versi
QseC yang serupa dengan E.
coli, sehingga obat tersebut
boleh jadi dapat pula melawan
bakteri tersebut. Target QseC
dipercaya berpotensi memiliki
spektrum keIja yang lebih luas, mengingat sensor tersebut
ada pada sekitar 25 organisme
patogen lain seperti Erwinia
sp yang menyebabkan penyakit tanaman; Legionella pneumophila dan Haemophilus injluenzae yang menyebabkan
infeksi parn-parn.
Saat ini telah ditemukan reseptor QseC sensor kinase pada membrandaribakteriEscherichia coli yang menyebabkan penyakit diare. Reseptor ini menerima sinyal dari
flora manusia dan hormon di

usus halus yang menyebabkan
bakteri menginisiasi
mekanisme infeksi.
Ketika hewan percobaan
yan~ terinfeksi E. coli atau Salmonella sp. diberikan obat
tersebut, lebih banyak yang
mampu bertahan dan terdapat
lebih sedikit bakteri di organ
tubuh mereka. Pada tikus yang
terinfeksi tularaemia, empat
per lima dari hewan percobaan dapat bertahan
meskipun LED209 barn
diberikan beberapajam
----- sete-

Kllplng

Humas

lah infeksi.

LED209 juga menyelesaikan
masalah resistansi karena obat
ini tidak membunuh bakteri.
lni adalah sebuah pendekatan
halus evolusioner pada
masalah resistansi. Namun,
John Mekalanos dari Harvard
Medical School di Boston
berpendapat bahwa LED209
mungkin lebih baik digunakan
bersama antibiotik konvensional untuk meningkatkan
kineIjanya.
Bakteri melawan bakteri
Selain cara pendekatan
halus dalam melawan infeksi
bakteri, masalah resistansi
bakteri yang semakin fenomenal menuntut para ilmuwan
untuk terus mengemban~
cara-cara inovatif untuk mengatasi infeksi bakteri. Salah
satunya adalah dengan menitipkan vaksin ke dalam bakteri. Ide ini dicetuskan oleh

Barry Marshall yang meraih
nobel kedokteran setelah
nekat meminum bakteri H.
pylori untuk membuktikan
hipotesisnya.
HPPT (Helicobacter Pywri
Platform Technology) adalah
suatu sistem penghantaran
unik menggunakan bakteri H.
pylori yang dimodifikasi secara
genetis untuk membawa gengen barn untuk tujuan pengobatan khusus. Vaksin gen
asing dapat diekspresikan
dalam HPPT sehingga keberadaannya akan memicu respons kekebalan tubuh yang
efektif pada inang. Gen yang
j.it~b~
pada HPPT da-

Unpad

2009


pat juga berfungsi untuk agen
farmasetik seperti obat, hormon, atau produk bi6logis lain.
Beberapa keuntungan
metode ini sebagai sis;tem
penghantaran, antara.lain dapat diberikan secara oral
(meminimalkan biaya dan
risiko terkait penggunaan
jarnm suntik); dapat menghantarkan obat melalui periode waktu yang lama daIam
satu dosis (serupa dE!nganinfus, tetapi tanpa risiko ketidaknyamanan); dapat menghantarkan vaksin berganda
atau substansi lain
berkesinambungan sehingga
tak diperlukan lagi dosis
berganda; serta sederhana dan
efektif untuk menghantarkan
substansi bioaktif untuk
menuju jaringan pada dosis
terkontrol.
Pada vaksinasi, bahan antigenik digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infek$, baik itu

bakteri maupun ~yang
masih bersifat liar. vaksin dapat berupa galur virqs atau
bakteri yang telah dilemahkan
sehingga tidak me~bulkan
penyakit. Pengguna3J;lvaksin
dimaksudkan untukmempersiapkan sistem kekebalan
manusia untuk bertciban terhadap serangan patogen tertentu.
Menurut World Health Organization, setengah dari populasi dunia terinfelq(i H. pylori yang merupakan penyebab
utama radang lambung dan

NET

kanker perot. Ketika sistem
kekebalan tubuh menghasilkan
antibodi, bakteri ini mampu
menghindar dan terns berkembang biak di lapisan perot
dalamjangka waktu lama.
Marshall berencana menggunakan karakteristik bakteri
ini untuk menghantarkan
vaksin flu. Bila berhasil,

teknik ini dapatjuga digunakan untuk menghantarkan
insulin untuk penderita diabetes atau penekan nafsu
makan untuk penderita obesitas. Bermacam vaksin seperti
hepatitis C, HIV, TBC, malaria, atau tetanus dapat dibawa
oleh bakteri H. pylori pada

sasaran yang dituju secara
oral (diminum).
Pada tahun 2005, Prof. Barry J. Marshall mendirikan ONDEK, sebuah pernsahaan
bioteknologi yang memproduksi vaksin yang khusus memanfaatkan bakteri Helicobacter pylori untuk mengirimkan vaksin ke tubuh manusia. Menurot Marshall, suatu
ketika di masa datang dia
mengharapkan vaksin
akhimya berhasil diperoleh
dalam bentuk oral atau dalam
bentuk makanan daripada
dalam bentuk suntikan ke
tubuh manusia.
Menurot Robin Warren,

rekan Marshall saat meraih
Nobel Kedokteran pada tahun
2005, ide ini sangat cemerlang, tetapi diperlukan keIja
keras untuk mengetahui
apakah dapat benar-benar
bekeIja di lapangan. Mengamati fenomena resistansi bakteri pada saat ini, mungkin
diperlukan pendekatan barn
dalam menyikapi infeksi bakteri. Salah satunya seperti
yang dikeIjakan oleh Marshall,
memanfaatkanbakteriuntuk
melawan bakteri. ***

Faja.,.Ramadhitya
Pufera, alumnus Farmasi
UniversitasPadjadjaran.