PEMBINGKAIAN BERITA PENYITAAN HARTA IRJEN DJOKO SUSILO OLEH KPK (Analisis Framing tentang Penyitaan Harta Irjen Djoko Susilo oleh KPK di Surat Kabar JawaPos dan Kompas Periode 12 Maret sampai 19 Maret 2013).

PEMBINGKAIAN BERITA PENYITAAN HARTA
IRJ EN DJ OKO SUSILO OLEH KPK
(Analisis Framing tentang Penyitaan Harta Irjen Djoko Susilo oleh KPK di Surat
Kabar J awaPos dan Kompas Periode 12 Maret sampai 19 Maret 2013)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
TRISNANI HERDIYANTI
NPM : 0843010159

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah,
rahmat dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi dengan judul “Pembingkaian Berita Penyitaan Harta Irjen Djoko
Susilo Oleh KPK”. Hasil skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata,
namun terwujud berkat bantuan dari Bapak Ir. H. Didiek Tranggono,M.Si selaku
Dosen Pembimbing, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Dalam penulisan laporan ini penulis juga banyak mendapatkan
pengarahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Papa, Mama dan Keluarga tercinta yang senantiasa memberi dukungan
penuh.
4. Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si selaku dosen pembimbing yang
senantiasa mencurahkan segala ide dan kritik sarannya kepada saya.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan ilmu
baik secara teori maupun secara praktik.
6. Teman-teman dan sahabat yang sudah membantu saya sampai skripsi ini
selesai.
7. My special one, Agung Prayogi yang telah memberikan dukungan dan
semangatnya, serta kritik dan sarannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna
memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya untuk rekan-rekan Program Studi
Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 03 Juli 2013

Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ....................................................................................

i


HALAMAN PERSETUJ UAN .....................................................................

ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
ABSTRAKSI ..................................................................................................... vii
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1


Latar Belakang ......................................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ..............................................................

6

1.3

Tujuan Penelitian ..................................................................

6

1.4

Kegunaan Penelitian .............................................................


7

1.4.1 Secara Teoritis ............................................................

7

1.4.2 Secara Praktis .............................................................

7

KAJ IAN PUSTAKA ....................................................................

8

2.1

Penelitian Terdahulu .............................................................

8


2.1.1 Penelitian Terdahulu Pertama ....................................

8

2.1.2 Penelitian Terdahulu Kedua .......................................

9

2.2

Landasan Teori ..................................................................... 10
2.2.1

Interaksi Pers dan Pemerintah ....................................... 10

2.2.2

Pers dan Fungsi-fungsinya ......................................... 11


2.2.3 Media dan Konstruksi Realitas ...................................... 13
2.2.4 Berita dan Ideologi Media .............................................. 15
2.3

Analisis Framing Termasuk Paradigma Konstruktivis ............... 18

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.1 Analisis Framing ............................................................. 19
2.3.2 Proses Framing ............................................................... 20
2.3.3 Perangkat Framing .......................................................... 22
2.4

Kerangka Berpikir .................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 27
3.1


Definisi Operasional ............................................................. 27

3.2

Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 28

3.3

Unit Analisis ......................................................................... 28

3.4

Korpus .................................................................................. 29

3.5

Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 30

3.6


Metode Analisis Data .............................................................. 31

3.7

Langkah-langkah Analisis Framing ......................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 36
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................................... 36
4.1.1 Gambaran Umum Surat Kabar JawaPos .......................... 36
4.1.2 Gambaran Umum Surat Kabar Kompas .......................... 39
4.2 Hasil dan Pembahasan .................................................................. 48
4.2.1 Analisis Framing Berita JawaPos ..................................... 48
4.2.1.1 Judul:Giliran tiga SPBU milik Irjen Djoko disita KPK...48
4.2.1.2 Judul:Giliran empat Mobil Djoko Disita ........................ 52
4.2.1.3 Judul:Anas jadi saksi Kasus Simulator .......................... 56
4.2.1.4 Judul:Giliran enam bus milik Djoko disita KPK ........... 60
4.2.1.5 Judul:KPK juga temukan villa dan sawah Djoko diBali..65
4.2.1.6 Judul:Aset Jenderal Djoko Tembus Rp 70 Miliar ......... 70
4.2.2 Analisis Framing Berita Kompas ..................................... 74


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2.1 Judul:Aset Djoko Tersebar ............................................. 74
4.2.2.2 Judul:Aset Jenderal Djoko Dekati Rp 100 Miliar .......... 77
4.2.2.3 Judul:Anas Tak Kenal Djoko ......................................... 80
4.3 Perbandingan JawaPos dan Kompas dalam model Zhondang Pan
dan Gerald M. Kosicki ................................................................. 82
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 86
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 86
5.2 Saran ............................................................................................ 87

DAFTAR PUSTKA ........................................................................................... 89
LAMPIRAN ........................................................................................................ 90

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
TRISNANI HERDIYANTI, PEMBINGKAIAN BERITA PENYITAAN HARTA
IRJ EN DJ OKO SUSILO OLEH KPK (Studi Analisis Framing Tentang Penyitaan
Harta Irjen Djoko Susilo Oleh KPK di Surat Kabar J awaPos dan Kompas Periode 12
sampai 19 Maret 2013)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana wartawan membingkai dan
mengkonstruksi berita-berita tentang penyitaan harta Djoko Susilo oleh KPK. Karena saat ini masi
banyak pemberitaan-pemberitaan yang simpang siur terhadap kasus tersebut. Analisis framing
sebagai metode analisis teks, metode penelitian kualitatif dengan paradigma konstruksionis.
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pers dan tanggung jawab sosial,
wartawan dan media sebagai konstruksi realitas, analisis framing.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah media penelitian kualitatif menggunakan
analisis faming Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosikci yaitu data yang terkumpul sesuai dengan
populasi dan korpus yang telah dikumpulkan oleh peneliti yaitu JawaPos dan Kompas pada tanggal
12-19 Maret 2013. Data di analisis dengan menggunakan empat struktur teks berita sebagai perangkat
framing, yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
Hasil dari penelitian ini, yaitu bahwa surat kabar JawaPos lebih menekankan frame aset-aset
milik Djoko Susilo yang telah disita KPK, dan memberitakan tentang sikap negative dari Irjen Djoko
Susilo. Sedangkan Kompas lebih menceritakan adanya saksi-saksi yang terkait kasus tersebut.

Kata Kunci : Analisis Framing, berita penyitaan harta Djoko Susilo oleh KPK, JawaPos dan
Kompas.

ABSTRACT
TRISNANI HERDIYANTI, CONFISCATION OF NEWS FRAMING OF IRJ EN
DJ OKO SUSILO by KPK (Study Analysis The Framing of The Confiscation of Irjen
Djoko Susilo by KPK In Newspapers J awaPos and Kompas the Period 12 to 19 March
2013)
This study aims to determine how the journalists construct framing and news about the confiscation
Djoko Susilo by KPK, because today there are a lot of confusing reporting on the case. Framing
analysis as a method of text analysis, qualitative research method with a constructionist pradigm.
The foundation of the theory used in this study is the press and social responsibility, journalists and
the media as the construction of reality, framing analysis.
The method used in this research is a qualitative study using analysis of media framing Zhongdang
Pan and Gerald M. Kosikci, the data collected according to the population and the corpus has been
collected by researchers tht JawaPos and Kompas on 12-19 March 2013. Data were analyzed by using
four news text structure as a framing device syntax, script, thematic, and rhetorical.
The result of this study, namely that the newspaper emphasized JawaPos frame Djoko Susilo assets
that have been seized KPK and preach about the negative attitude of Irjen Djoko Susilo. While
Kompas is more telling the witnesses related to the case.

Keyword : Analysis of framing, Confication news Djoko Susilo by KPK, JawaPos and
Kompas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi dan demokrasi ini masyarakat bebas dalam

mengemukakan pendapat maupun apresiasnya,baik itu tingkah laku maupun
perkataan. Hal ini merupakan cerminan kebebasan demokratis,semenjak masa
reformasi terjadi. Kebebasan berpendapat atau demokrasi ini yang dinantinantikan masyarakat Indonesia,yang di dapat setelah turunya zaman orde baru dan
berganti zaman reformasi demokrasi.
Didalam masyarakat modern manapun,media memainkan peran penting
untuk perkembangan politik masyarakatnya. Pers sering disebut-sebut sebagai
pilar demokrasi. Kebebasan berekspresi dan menyampaikan informasi merupakan
dasar penting untuk sistem demokratis dan telah dikukuhkan dalam semua
dokumen hak asasi manusia yang dikeluarkan setelah perang dunia kedua
(Sobur,2009:32).
Media sebagai sebuah sistem komunikasi manusia telah kian penting di
Dunia,dengan meminjam istilah dari C.Wright Milis yang mengatakan
pengalaman primer telah digantikan oleh komunikasi sekunder, seperti : media
cetak,radio,televisi,elektronik dan film media telah memainkan peran penting
dalam merombak tatanan sosial menjadi masyarakat serba bisa (Rivers,
2003:323). Oleh sebab itu, komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara
yaitu: komunikasi oleh media dan kounikasi oleh massa. Namun tidak berarti

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung
memilih khalayak dan demikian pula sebaliknya khalayak memilih-milih media
(Rivers, 2003:18).
Media memiliki kemampuan dalam membeberkan suatu fakta bahkan
mampu membentuk opini masyarakat. Salah satu media yang secara gamblang
dan lebih rinci dalam peberitaanya adalah surat kabar. Sifatnya yang periodik dan
mudah disimpan sabagai dokumentasi, membuat peran surat kabar dalam
menyebarkan informasi bisa secara tepat mempengaruhi tingkat pengetahuan
masyarakat pembacanya. Bahkan bisa membentu opini dan pola pikir tertentu dari
masyarakat (Nurudin, 2003:252).
Oleh karena itu, kedudukan institusi surat kabar tidak bisa dianggap
sebagai sebuah salurn yang netral dan pasif dalam mengumpulkan dan
melaporkan realitas sosial. Bahwa realitas sosial dihadirkan secara subjektif oleh
wartawan melalui sudut pandang tertentu yang konstruktif.
Setiap peristiwa yang di anggap penting dan dapat menarik perhatian
pembaca selalu diletakan pada halaman depan surat kabar. Pandangan ini
didasarkan dengan anggapan bahwa umumnya pembaca ketika akan membaca
surat kabar, yang pertama dilihat adalah berita halaman depannya. Hal ini
didukung oleh pendapat Rivers dan Mathews yang menyatakan bahwa sekitar 9%
dari semua pembaca surat kabar membaca berita yang terdapat d halaman muka
(Sobur, 2006:167).
Untuk membuat berita menjadi lebih menarik atau mampu mempengaruhi
khalayak

maka

media

akan

melakukan

penonjolan-penonjolan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

atau

3

menghilangkan bagian tertentu dan memutuskan fakta mana yang akan diambil
berdasarkan cara pandang media dan wartawan itu sendiri (Sobur, 2006:62).
Sejarah mdia massa memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru tidak pernah
menghilangkan teknologi yang sama, namun menstibtusinya. Radio tidak
menggantikan surat kabar, namun menjadi sebuah objektifitas yang absolute. Hal
tersebut menunjukan bahwa dibalik jubah kebesaran indpendensi dan objektifitas,
seorang jurnalis menyimpan paradox, tragedi bahkan ironi (Eriyanto, 2005 : v).
Hal ini yang mampu mempengaruhi masyarakat yang membacanya.
Membandingkan beberapa pemberitaan di media sangat mungkin akan
menemukan kesimpulan yang setara, bahwa tidak mungkin media apapun dapat
lepas dari proses bias-bias, baik yang berkaitan dengan ideologi, politik, ekonomi,
sosial dan budaya. Media tidak sepenuhnya sama persis seperti apa yang
digambarkan, memberitakan apa adanya, cerminan dari realitas yang terjadi alam
kehidupan sehari-hari. Media yang ada justru mengkonstruksi sedemikian rupa
terhadap media yang ada, ini semua terkait dengan bagaimana cara pandang
media untuk membingkai atau mengkonstruksi suatu realitas tertentu.
Penulis tertarik untuk meneliti bagaimana surat kabar JawaPos dan
Kompas dalam membingkai suatu peristiwa atau fakta, terutama dalam menulis,
menyajikan serta memberikan penekanan terhadap fakta. Dalam penelitian ini,
peneliti sengaja membatasi pemberitaan pada surat kabar JawaPos dan Kompas
yakni 12 sampai 19 Maret 2013, karena pada periode tersebut harian JawaPos dan
Kompas memuat berita-berita mengenai penyitaan harta Irjen polisi Djoko Susilo
oleh KPK.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kedua surat
kabar tersebut, JawaPos dan Kompas mem-frame berita tentng kasus Irjen Djoko
Susilo. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana kemampuan kedua
media tersebut dalam membangun sebuah realitas, karena dengan menggunakan
analisis framing akan jelas terlihat bahwa masing-masing media JawaPos dan
Kompas mempunyai penangkapan tersendiri tentang apa brita yang perlu
ditonjolkan dan dijadikan fokus dan mana yang harus disembunyikan atau
dihilangkan. Begitu pula dengan cara bagaimana sebuah isu dituturkan da
ditayangkan, pasti setiap mediia memiliki angle, cara dan gaya msing-masing
yang saling berbeda, meskipun perbedaan itu tidak selalu signifikan (Malik, 2001
:69).
Adanya banyak pemberitaan tersebut membuat masyarakat menjadi
bingung. Dugaan-dugaan lain mengatakan pemerintah terlibat dalam kasus ini,
sehingga harus segera diselesaikan. Dari segi materi isi pemberitan dapat
dikelompokan dalam berita politik dan berita utama. Mempunyai nilai berita
(news value) yang cukup tinggi, bersifat aktual, menarik perhatian serta dianggap
penting oleh sebagian besar khalayak pembaca (Sumandiria, 2005:67).
Menurut pengamatan peneliti, pemberitaan tentang Irjen Djoko Susilo ini
mendapatkan porsi dan perhatian yang cukup besar bagi masyarakat dan kedua
media tersebut. Dari berbagai fenomena dan kontroversi diatas maka sangatlah
menarik bagi media massa untuk memberitakannya sebagai berita yang layak
dikonsumsi masyarakat. Karena kasus ini banyak merugikan negara, dengan
berkembangnya siapa-siapa yang terlibat didalamnya dan jumlah dana yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

tebukti diselewengkan semaki berkembang pula. Pemberitaan ini akan menambah
fakta-fakta kemana dan siapa saja yang telibat didalamnya.
Pada harian JawaPos , kasus Irjen Djoko Susilo diberitakan secara runtut.
Dalam hal ini JawaPos memberitakan tentang kronologis kasus tersebut. Hampir
setiap terbit, kasus tersebut menjadi headline ( berita utama lengkap dengan
penulisan judul memakai huruf tebal) pada JawaPos. Berbagai pemberitaan yang
ada pada surat kabar JawaPos, khususnya dalam hal ini, lebih menekankan isu-isu
yang juga terkait kasus tersebut.
Sedangkan pada harian Kompas, cenderung memberitakan tentang
pendapat dan opini pejabat pemerintah, elite politik serta pihak-pihak yang terkait
lainya mengenai kasus Irjen Djoko Susilo ini.
Alasan peneliti meneliti harian JawaPos dan Kompas adalah karena
adanya perbedaan antara surat kabar JawaPos dan Kompas dalam memberitakan
kasus Irjen Djoko Susilo yang sedang marak diperbincangkan saat ini. JawaPos
dan Kompas sama-sama memberitakan kasus tersebut dengan berbagai isu. Hasil
analisis terhadap teks berita memperlihatkan kedua surat kabar berbeda dalam
membingkai perbedaan kasus Irjen Djoko Susilo. Perbedaan itu tidak lepas dari
berbagai faktor yang mempengaruhi pers terutama sikap terhadap kasus ini.
Perbedaan harian JawaPos dan Kompas dalam mengkonstruksi atau
membingkai berita dikarenakan adanya perbedaan cara pandang wartawan dari
masing-masing media dalam mempersepsikan peristiwa tersebut. Karena media
bukanlah saluran yang bebas, media bukanlah seperti yang digambarkan,
memberitakan apa adanya, cermin dari realitas. Media seperti ini yang kita lihat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

justru mengkonstruksi sedemikian rupa realitas, untuk meneliti dua media
(JawaPos dan Kompas) tersebut di atas, peneliti memilih analiisis framming
sebagai metode penelitian. Senada dengan yang diungkapkan oleh Zhongdang Pan
dan Gerald M. Kosicki yang melihat framing sebagai sebuah cara untuk
mengetahui bagaimana suatu media mengemas berita dan mengkonstruksi realitas
melalui strategi kata, kalimat, lead, hubungan antar kalimat, foto, grafik dan
perangkat lainya untuk membantu dirinya mengungkapkan pemaknaan mereka
sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Karena alasan itulah maka dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan peangkat framing milik Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki, untuk mengetahui konstruksi berita tentang penyitaan harta
Irjen Djoko Susilo.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

perumusan masalahnya adalah “Bagaimana JawaPos dan Kompas dalam
membingkai berita tentang penyitaan harta Irjen Djoko Susilo oleh KPK?”.

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

untuk mengetahui konstruksi isu yang dibangun antara surat kabar JawaPos dan
Kompas terhadap pemberitaan tentang penyitaan harta Irjen Djoko Susilo oleh
KPK edisi 12-19 Maret 2013 pada surat kabar JawaPos dan Kompas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.4

Kegunaan Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis
Untuk memberikan ciri ilmiah pada sebuah penelitian dengan
mengapikasikan

teori-teori

khususnya

teori

komunikasi

tentang

pemahaman pesan yang dikemas oleh media melalui media nalisi framing
sebagai fenomena komunikasi yang mempunyai signifikasi, teoritis,
metodologis dan praktis, studi analisis framing diharapkan dapat
berkembang pada disiplin ilmu komunikasi.
1.4.2 Secara Praktis
Sebagai evaluasi bagi pihak media dalam menyajikan berita dan
memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa berita tidaklah
seobjektif seperti pandangan umum. Diperlukan kemampuan lebih untuk
memahami isi berita agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan konflik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu

2.1.1 Penelitian Terdahulu Pertama
Analisis framing mengenai wacana islam pada acara religi “Sound Of
Spirit” di radio remaja Mustang FM, Lucy Veronica, 2008. Ketika acara bertema
islami ditampilkan di media implikasi yang muncul adalah memahami dan
mendefinisikan ajaran islam seperti yang diingikan oleh media massa. Penelitian
ini bertujuan untuk memahami bagaimana realitas dikonstruksi oleh media massa,
misalnya tentang acara radio “Sound Of Spirit” (SOS) di radio Mustang FM.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi, metode
yang digunakan adalah model analisis framing Gamson dan Modigliani dengan
pendekatan dan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
program SOS cenderung mengarahkan dan menyorot sisi kehidupan yang terkait
dengan hubungan manusia. Dalam hal ini, islam sebagai wacana keagamaan yang
membawa perdamaian, agama cinta, kasih dan kehidupan beragama, program ini
dapat dianggap sebagai wujud tanggung jawab media (radio) kepada khalayak
terutama berkaitan dengan pendidikan moral. Namun sebagai progam

radio

“SOS” tidak dapat dipisahkan dari kepentingan program komersial yang memang
mendasari tujuan program itu sendiri.

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2.1.2 Penelitian Terdahulu Kedua
Analisis framing berita meninggalnya mantan presiden Soeharto di
majalah Tempo dan Gatra, Nur Indah Yogadiasti dan Muzayin Nazaruddin,2008.
Berita tentang sakit sampai kematian mantan presiden Soeharto diliput oleh
berbagai media cetak maupun elektronik. Hal ini menjadi laporan utama dan fitur
khusus di berbagai majalah juga, seperti Gatra dan Tempo. Ada tiga
pertimbangan dalam menentukan Gatra dan Tempo sebagai sumber belajar.
Pertama, Keduanya adalah majalah mingguan nasional, artinya kedua majalah
tersebut mengulas berita secara luas, sehingga dapat mempengaruhi pembaca.
Kedua, majalah tersebut memiliki perhatian yang besar terhadap kematian
Soeharto, hal ini dibuktikan dari edisi khusus tentang Soeharto yang dicetak oleh
Tempo, sementara Gatra mencetak berita Soeharto hingga 15 halaman. Ketiga,
pro dan kontra tentang Soehato yang dapat dilihat di Gatra dan Tempo. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis framing
Zongdang Pan dan Gerald M. Kosikci. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan
bahwa Gatra dan Tempo sangat berbeda dalam cara pemberitaan kematian
Soeharto. Dengan analisis bingkai kita dapat melihat bagaimana kedua majalah
membingkai berita mengenai Soeharto. Dan jelas bahwa Gatra cenderung mencari
aman dalam pemberitaan Soeharto, sementara Tempo berani dan lebih tajam
dalam melewati pendapat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Interaksi Pers dan Pemer intah
Hubungan antara pers dan pemerintah dalam kerangka mencari dan
membuat berita bukanlah hubungan sepihak, melainkan hubungan yang timbal
balik antara dua pihak. Berbagai pertimbangan dan tujuan dapat terjadi saat
pemerintah menyampaikan pesan agar diketahui, menyampaikan pesan untuk
memancing reaksi, untuk memulai proses pembentukan pendapat umum, untuk
peringatan bagi instansi-instansiyang bersangkutan, peringatan bagi masyarakat
untuk menetralisir suatu isu, dll ( Oetama, 2001:247).
Tentang pertanggung jawaban pers atas pemberitaan yang menyangkut
masyarakatpun tidak dapat dilepaskan keterkaitanya dengan interaksi antara pers
dan pemerintah, asumsinya, pemerintah sebagai instansiyang juga berkedudukan
sebagai pembina kehidupan pers. Bahkan dalam sistem pers di Indonesia sering
dikemukakan hubungan itu juga tidak terlepas dari masyarakat sebagai bagian dari
interaksi yang dituangkan dalam cita-cita terwujudnya interaksi antara
pemerintah,pers dan masyarakat.
Interaksi itu sendiri adalah bagian dari hidup manusia. Dengan interaksi
tiada henti dilakukan menyebabkan manusia terus bisa bertahan hidup dalam cita
dan citra kemanusiaanya. Interaksi dapat berlangsung dengan baik apabila ada
kesederajatan dari para pelakunya. Para pihak menyadari posisi dan selanjutnya
saling menghormati dan menghargai dengan sesamanya. Tanpa demikian interaksi
akan berjalan timpang dan tidak akan membawa hasil yang seperti diharapkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Dihubungkan dengan interaksi di antara pers dengan pemerintah juga
dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak menyadari posisi masing-masing
dalam arti bahwa beranjak dari para posisi itulah para pihak melaksanakan
kewajiban sesuai dengan posisinya.
Bahasa yang sederhana untuk mewakili apa yang dimaksud interaksi
antara pemerintah dengan pers adalah sampai seberapa batas kebebasan pers
dalam menyajikan pemberitaanya. Pada sisi lain sampai dimana batas pemerintah
dalam memberi toleransi sehingga proses interaksi itu masih dikatakan positif.
Peran pemerintah dalam kaitannya dengan ini adalah sebagai institusi pengendali
(sturing) atau pengawasan terhadap lembaga kemasyarakatan termasuk pers. Bagi
pers pengawasan atau pengendalian tersebut akan menjadikannya tumbuh sehat
dan dinamis serta menjadikannya sebagai sarana kontrol sosial yang konstruktif
(Wahidin, 2006:101-104).
2.2.2 Pers dan Fungsi-fungsinya
Pers berasal dari bahasa Belanda, “pers” yang artinya menekan atau
mengepres. Kata pers merupakan padanan dari kata press dalam bahasa Inggris
yang juga berarti menekan atau mengepres. Secara harfiah kata pers atau press
mengacu pada pengertian komunikasi yang dilakukan untuk merujuk semua
kegiatan jurnalistik. Terutama kegiatan untuk menghimpun berita, baik oleh
wartawan media elektronik maupun wartawan media cetak.
Definisi pers dalam arti sempit, yaitu menyangkut kegiatan komunikasi
yang hanya dilakukan dengan perantara barang cetakan. Sedangkan pers dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

arti luas adalah menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan dengan
media cetak maupun elektronik seperti radio, televisi maupun internet. (Hikmat
dan Purnama, 2005:17).Tugas dan fungsi pers antara lain:
1.

Infor matif
Pers berfungsi memberikan berita atau informasi pada khalayak dengan cara
teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna dan penting bagi
banyak orang dan kemudian menuliskannya dalam kata-kata.

2.

Kontrol
Pers mempunyai peran memberikan kontrol sosial di masyarakat antara lain
termasuk kebalik panggung kejadian untuk menyelidiki pekerjaan pemerintah
atau perusahaan. Pers harus memberikan kejadian mana yang baik dan tidak
baik.

3.

Interpretatif dan Direktif
Pers memberikan interpretasi dan bimbingan serta meceritakan pada
masyarakat tentang suatu kejadian.

4.

Menghibur
Para wartawan menuturkan kisah-kisah dunia dengan hidup dan menarik.
Mereka menceritakan kisah lucu untuk diketahui walaupun kisah tersebut
tidak terlalu penting.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

5.

Regeneratif
Pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru agar
tidak terjadi proses regenerasi pada angakatan yang sudah tua kepada yang
lebih muda.

6.

Pengawalan hak-hak Warga Negara
Pers berperan mengawal dan mengamankan hak-hak pribadi. Pers yang
bekerja berdasarkan teori tanggungjawab harus dapat menjamin setiap pribadi
untuk didengar dan diberi penerangan yang dibutuhkan.

7.

Ekonomi
Pers juga berfungsi melayani sistem ekonomi melalui ikan. Dengan iklan,
penawaran akan berjalan dari tangan dan barang produksipun dapat dijual.

8.

Swadaya
Pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuannya sendiri agar ia
dapat membebaskan dirinya dari pengaruh serta tekanan dalam bidang
keuangan (Hikmat dan Purnama, 2005:27).

2.2.3 Media dan Konstruksi Realitas
Dalam pandangan konstruksionis, media diihat bukanlah sekedar saluran
yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan
pandangan, bias, dan pemihaknya. Media bukan hanya memilih peristiwa dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

menentukan sumber berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor
dan peristiwa lewat bahasa, lewat pemberitaan pula, media dapat membingkai
dengan bingkai tertentu yang pada akhirnyamenentukan bagaimana khalayak
harus melihat dan memahami peristiwa dalam kacamata tertentu (Eriyanto,
2004:24).
Isi media merupakan hasil para pekerja dalam mengkonstruksi berbagai
realitas yang dipilihnya untuk dijadikan sebagai sebuah berita, diantaranya realitas
politik. Disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah
menceritakan peristiwa-peristiwa, maka dapat dikatakan bahwa seluruh isi media
adalah realitas yang dikonstruksi (constructed reality). Pembuatan berita di media
pada dasarnya tak lebih dari penyusunan realitas-realitas hingga membentuk
sebuah cerita (Tuchman dalam Sobur, 2001:83).
Isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan
menggunakan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan bahasa bukan hanya
sebagai alat realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang
diciptakan oleh bahasa tentang realitas. Akibatnya media massa memiliki peluang
yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari realitas yang
dikonstruksikanya ( Sobur, 2001:88).
Setiap upaya ‘menceritakan’ sebuah peristiwa, keadaan, benda, atau
apapun, pada hakikatnya adalah usaha mengkonstruksikan realitas. Begitu pula
dengan profesi wartawan, pekerjaan utama wartawan adalah mengisahkan hasil
reportasenya kepada khalayak. Dengan demikian mereka selalu terlibat dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

usaha-usaha

mengkonstruksi

realitas,

yakni

mennyusun

fakta

yang

dikumpulkanya ke dalam suatu bentuk laporan jurnalistik berupa berita (news),
karangan (features), atau gabungan keduanya (news feature). Dengan demikian
berita pada dasarnya adalah realitas yang telah dikonstruksikan (constructed
reality).
Penggunaan bahasa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan
makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas turut menentukan
bentuk konstruksi realitas yang sekaligus menentukan makna yang muncul
darinya, bahkan menurut Hamad dalam Sobur: bahasa bukan hanya mampu
mencerminkan realitas, tetapi sekaligus menciptakan realitas (2001 : 88,90).
Dalam rekonstruksi realitas, bahasa dapat dikatakan sebagai unsur utama,
ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas, sehingga dapat
dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi media (Sobur,
2001:91).
2.2.4 Berita dan Ideologi Media
Menurut Eriyanto berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan
menyortir (memilah-milah) dan menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu
dalam satu kategori tertentu (Eriyanto, 2005:102). Sehingga berita dalam
pandangan konstruksi soaial, bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam arti
yang rill.
Oleh karena itu sebuah media dalam menyajikan berita pada pembacanya
sdah seharusnya dapat menarik perhatian. Unsur yang bisa menarik perhatian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

khalayak disebut dengan unsur berita. Ahli jurnalistik menyebutkan unsur- unsur
berita adalah :
1. Aktualis/Timelines : berita baru yang masih hangat menarik perhatian pembaca
daripada yang sudah basi. Oleh karena itu, aktualis menjadi nilai berita utama
yang harus dijaga.
2. Kedekatan/Proximity : kedekatan secara emosi dan fisik akan membuat berita
menarik perhatian pembacanya.
3. Tokoh public/Prominence : peristiwa diseputar tokoh idola, panutan dan
pemimpin masyarakat selalu menarik, karena dengan ketokohanya telah
menjadi public.
4. Konflik/Conflict : kontroversi antar tokoh, peristwa perang, bentrokan,
peristiwa kriminal sangat menarik perhatian pembaca.
5. Kemanusiaan/Human Interest : berita-berita yang menyentuh rasa kemanusiaan
seperti pegungsi dan kelaparan sangt bernilai untuk semua orang. Selain
dengan menggugah empati, juga membangunsikap simpatik.
6. Sensational/Unique : keanehan, keganjilan dan hal-hal yang spektakuler dalam
kehidupan manusia, selain memiiki unsur hiburan dapat juga memberikan
dorongan prestasi sekaligus penyadaran dalam dinamika kehidupan.
7. Seks : seks merupakan unsur berita yang sngat diminati oleh khalayak
pembacanya, seks membuat produk pers dicari dan dibaca orang.
Pada proses produksi sebuah berita, sebuah media selalu melibatkan
pandangan dan ideologi wartawan, juga kepentingan media itu sendiri. Ideologi
ini menentukan aspek fakta yang dipilih dan membuang apa yang ingin dibuang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Artinya jika seseorang wartawan menulis berita dari salah satu sisi, menampilkan
sumber dari satu pihak, dan memasukan opininya pada suatu berita, semua itu
dilakukan dalm rangka pembenara tertentu. Sehingga dapat dikatakan media
bukan sarana yang netral dalam menampilkan kekuatan dan kelompok dalam
masyarakat secara apa adanya.
Suatu konsep ideologi media juga dapat membantu menjelaskan mengenai
mengapa waktu memilih fakta tertentu untuk ditonjolkan, daripada fakta yang
lain, walaupun hal tersebut dapat merugikan pihak lain. Kemudian menempatkan
sumber beritanya yang satu lebih menonjol daripaa sumber berita yang lain
ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak-pihak
tertentu, artinya ideologi wartawan dan media bersangkutan erat yang secara
strategis menghasilkan berita-berita yang sesuai dengan karakter media tersebut.
Berdasarkan hal tersebut media merupakan ini instrumen ideologi yang tidak
dipandang sebagai zona netral, dimana berbagai kelompok dan kepentingan dapat
ditampung.
Akan tetapi media lebih sebagai subyek yang mengkonstruksikan realitas
atas penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarluaskan kepada
khalayak (Eriyanto, 2000:92). Media massa sebagai pendefensi realitas tidak
dapat dipisahkan dari keterkaitan antara bahasa yang digunakan dalam
pemberitaanya. Dengan kata lain perbincangan mengenai media selalu berkaitan
tentang ideologi yang membentuknya, dimana pada akhirnya ideologi tersebut
akan mempengaruhi bahasa (gaya, ungkapan , dan kosa kata), serta pengetahuan
(kebenaran realitas) yang digunakan juga dihasilkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.3

Analisis Framing Ter masuk Paradigma Konstruktivis
Analisis framing termasuk kedalam paradigma konstruktivis, dimana

paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan
teks berita yang dihasilkan. Paradigma ini juga memandang bahwa realitas
kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, melainkan hasil dari konstruksi.
Sehingga konsentrasi analisisnya adalah menemukan peristiwa atau realitas
tersebut dikonstruksi dengan cara apa dibentuknya. Dalam studi komunikasi,
paradigma ini sering disebut sebagai paradigma produksi dan penukaran makna.
Konsep framing daripada konstruksionis dalam literatur sosiologi
memperkuat asumsi mengenai proses kognitif individual, perstruktran kognitif
dan teori proses pengendalian informasi dalam psikologi. Framing dalam konsep
psikologi dilihat sebagai penempatan informasi dalam konteks yang unik,
sehingga elemen-elemen tertentu suatu isu memperoleh alokasi sumber kognitif
individu yang lebih besar . Konsekuensinya, elemen-elemen yang terseleksi
menjadi penting dalam mempengaruhi penilaian individu atau penarikan
kesimpulan.
Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap
paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas soaial yang
diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang bisa
dilakukan oleh kaum positivis. Paradigma konstruktivisme yang ditelusuri dari
pemikiran weber , menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan
perilaku alam, karena manusia bertindak sbagai agen yang mengkonstruksi dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna ataupun perilaku
dikalangan mereka sendiri.
2.3.1 Analisis Framing
Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis
untuk mengetahui bagaimana realitas ( peristiwa, aktor, kelompok atau apa saja)
dikonstruksikan oleh media. Dan bagaimana media memahami dan memakai
realitas, dan dengan cara apa realitas itu ditandakan, hal ini lah yang menjadi
pusat perhatian dari analisis framing. Praktisnya, ia digunakan untuk melihat
bagaimana aspek tertentu ditonjolkan atau ditekankan oleh media.Dalam analisis
framing kita juga melihat bagaimana cara media memakai, memahami, dan
mengkonstruksikan kasus atau peristiwa yang diberikan. Metode ini tentu saja
berusaha mengerti dan menafsirkan makna dari suatu teks dengan jalan
menguraikan bagaimana media mengkonstrksi isu.
Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story
telling) media atas peristiwa. Cara bercerita ini tergambar pada “cara melihat”
terhadap realita yang dijadikan berita, “cara melihat” ini berpengaruh pada hasil
akhir dri konstruksi realitas. Tiap hari kita membaca, menyaksikan bagaimana
peristiwa yang sama diberitakan secara berbeda oleh media, kenapa berbeda ?
Perbedaan ini terjadi kaena peristiwa tersebut dipahami dan dikonstruksikan
secara berbeda oleh media. Ada dua esensi utama dari

framing. Pertama,

bagaimana peristiwa dimaknai, ini berhubungan dengan bagaimana yang diliput
dan mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta itu tertulis. Aspek ni

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk mendukung
gagasan (Eriyanto, 2002:10).
2.3.2 Proses Framing
Framing didefinisikan sebagai proses membuat pesan lebih menonjol,
menempatkan informasi lebih dari pada yang lain, sehingga khalayak lebih tertuju
pada pesn tersebut. Cara penyajian tersebut secara umum memiliki dua dimensi
dalam framing. Pertama, seleksi isu, dalam penyajian sebuah peristiwa, wartawan
atau awak media telah melakukan pemilihan terhadap fakta dilapangan, hal ini
diasumsikan bahwa pekerrjaan media tidak mungkin melihat peristiwa tanpa
perspektif. Kedua, penekanan isu, hal ini dapat teramati bagaimana pekerjaan
media menuliskan fakta, proses ini berhubungan dengan bagaimana fakta yang
dipilih, disajikan kepada khalayak.
Menurut Pan dan Kosicki ada dua konsep dari framing yang saling
berkaitan. Pertama, dalam konsep psikologis. Framing dalam konsep ini lebih
menekankan bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Kedua,
konsep sosiologis. Pandangan ini lebih melihat bagaimana konstruksi sosial atas
realitas.

Frame

disini

dipahami

sebagai

proses

bagaimana

seseorang

mengklasifikasikan, mengorganiasikan dan menafsirkan pengalaman sosialnya
untuk mengerti dirinya ke realitas menjadi teridentifikasi, dipahami dan dapat
dipahami karena sudah dilabeli dengan label tertentu (Eriyanto, 2002:252-253).
Dalam lingkup komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang
mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

fenomena atau aktifitas komunikasi. Konsep tentang framing bukan murni dari
ilmu komunikasi itu sendiri tetapi meminjam dari ilmu kognitif (psikologi).
Analisis framing juga membuka pluang bagi implementasi konsep-konsep
sosiologis, politik, dan kultur untuk menganalisis fenomena komunikasi, sehingga
suatu fenomena dapat diapresiasikan dan dianalisis berdasarkan konteks
sosiologis, politis atau kultur yang melingkupinya (Sudibyo,1999:176).
Dalam perspekif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah
cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati
strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih
bermakna. Dalam mengkonstruksi suatu realitas, wartawan tidak hanya
menggunakan konsep yang ada dalam pikiranya semata. Pertama, proses
konstruksi juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalm diri wartawan. Nilainilai sosial yng tertanam mempengaruhi bagaimana kebenaran diterima secara
taken for granted oleh wartawan. Kedua, ketika menulis dan mengkonstruksi
suatu berita, wartawan bukanlah berhadapan dengan public yang kosong. Bahkan
ketika peristiwa ditulis dan kata mulai disusun, khalayak menjadi pertimbangan
bagi wartawan. Hal ini disebabkan wartawan tidak menulis untuk dirinya sendiri,
melainkan untuk dinikmati dan dipahami oleh pembaca. Ketiga, proses kontruksi
itu juga ditentukan oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja,
profesi jurnalistik dan standar profesional dari wartawan (Eriyanto, 2005:254).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.3.3 Perangkat Framing
Analisis yang digunakan daam penelitian ini dikembangkan dari model
Zhongdang Pan dan Kosicki, model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai
frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame meruakan suatu ide
yang dihubungkan dengan makna (bagaimana seseorang memaknai suatu
peristiwa, dapat dilihat dari perngkat yang dimunculkan dalam teks).
Dalam pendekatan ini perangkat framing dibagi menjadi empat struktur
besaran . Pertama, struktur Sintaksis; kedua, struktur Skrip; ketiga, struktur
Tematik; keempat, struktur Retoris. (Sobur, 2006:175).
Sintaksis dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau
frase dalam kalimat. Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian
susunan dari bagian berita headline, lead, latar belakang informasi, sumber,
penutup dalam suatukesatuan teks berita secara keseluruhan. Bentuk sintaksis
yang paling populer adalah struktur piramida terbalik. Yang dimulai dengan judul
headline, lead, episode,latar, dan penutup.
Skrip. Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita, hal ini karena
dua hal, pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukan hubungan,
peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua,
berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan
lingkungan komunal pembaca. Bentuk umum dari skrip ini adalah pola 5W+1H
(what, when, where, who, and how) atau dalam istilah jurnalistik dikenal dengan
listening formal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Tematik. Salah satu perangkat yang termasuk dalam tematik adalah
koherensi, dimana koherensi merupakan pertalian atau jalinan antara kata,
proposisi atau kalimat.
Retoris. Strktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya
kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekan arti yang ingin ditonjolkan oleh
wartawan (Eriyanto, 2005:257).
Perangkat framing Zhongdang Pan dan Kosicki
STRUKTUR

UNIT

FRAMING

DIAMATI
Headline,

1. Skema framing

SINTAKSIS
Cara

PERANGKAT

informasi,

wartawan

sumber,

menyusun fakta

YANG

lead,

kutipan,
peryataan,

penutup
SKRIP
Cara

2. Kelengkapan berita

5W+1H

3. Detail

Paragraf, proposisi

wartawan

mengisahkan fakta
TEMATIK

4. Maksud
kalimat,hubungan

5. Nominalisasi

antar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

latar

24

Cara wartawan menulis
fakta

kalimat
6. Koherensi
7. Bentuk kalimat
8. Kata ganti

RETORIS
Cara

wartawan

menekankan fakta

9. Leksikon

Kata,

idiom,

10. Grafis

atau foto, garfik

11. Metafor
12. Pengandaian

Gambar 1. Perangkat framing Zhondang Pan dan Kosicki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

gambar

25

2.4

Kerangka Berpikir
Dari uraian kerangka teori di atas, dapat diasumsikan bahwa ide dasar dari

model framing ini adalah bahwa setiap brita mempunyai frame yang berfungsi
sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan
dengan elemen yang berbeda dalam teks berita, kutipan, sumber, latar informasi,
pemakaian kata atau kalimat tertentu dalam teks secara keseluruhan yang ada
dalam surat kabar JawaPos dan Kompas.
Pemuatan berita tentang kasus Irjen Djoko Susilo di media cetak
khususnya harian JawaPos dan Kompas yang cenderung berbeda sehingga dipilih
oleh peneliti sebagai subjek penelitian. Dasar dipilihnya surat kabar JawaPos dan
Kompas, dikarenakan JawaPos merupakan surat kabar terbesar di Jawa Timur,
dan memiliki kredibilitas dan kedalaman dalam menganaisis setiap kasus yang
menjadi berita di harian tersebut. Selain itu JawaPos merupakan surat kabar yang
memberikan frame berita dengan volume yang cukup lus dengan frekuensi yang
cukup banyak dalam menyajikan isu berita, dan hrian JawaPos merupakan surat
kabar yang memberikan frame berita dengan volume dan frekuensi berita yang
disesuaikan dengan isu yang ada saat itu.
Sedangkan Kompas merupakan harian nasional yang terbit di seluruh
Indonesia, yang memiliki keinamungan dan totalitas dalam setiap

mengupas

masalah yang ada di Indonesia. Selain itu Kompas merupakan surt kabar yang
memberikan frame berita dengan volume yng cukup luas dengan frekuensi yang
cukup banyak dalam menyajikan isu berita, sehingga kedua media tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

memberikan berita yang berpengaruh terhadap khalayak, khususnya masyarakat
Surabaya.
Berita-berita tentang kasus Irjen Djoko Susilo yang muncul diharian
JawaPos dan Kompas tersebut, dianalisis menggunakan analisis framing model
Pan dan Kosicki, dimana model framing tersebut terbagi menjadi empat struktur
yaitu: Sintaksis, Skrip, Tematik, Retoris.
Adapun kerangka berikir dari penjelasan diatas dapat digambarkan sebagai
berikut:j
Analisis framing menurut Zhongdang
Pan dan Kosicki
1. Sint aksis
2. Gambar
Skrip

1 : Bagan

3. Temat ik

Berita penyitaan harta
Djoko Susilo oleh
KPK di JawaPos dan
Kompas

4. Ret oris

Analisis

Kesimpulan

Gambar 1 : Bagan kerangka berpikir penelitian tentang kasus penyitaan harta Irjen
Djoko Susilo oleh KPK

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.

Definisi Operasional
Penelitian

yang

peneliti

lakukan

menggunakan

paradigma

konstruktivisme, maka penelitian ini akan bersifat kualitatif, dengan metode
analisis framing. Penelitian ini pada dasarnya mencoba untuk menangkap
perspektif pemberitaan dalam kaitanya dengan bagaimana p

Dokumen yang terkait

Pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan KPK Dan POLRI (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan Polri dan KPK Pada Surat Kabar Kompas)

1 52 118

SIKAP MEDIA TERHADAP KASUS SIMULATOR SIM (ANALISIS TEKSTUAL PEMBERITAAN DJOKO SUSILO VS KPK)

0 6 80

TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH KPK DALAM HAL PENYIDIKAN DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAKUKAN OLEH DJOKO SUSILO.

0 0 1

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012 – Maret 2013 ).

0 1 110

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012 – Maret 2013 ).

0 1 110

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBEKUAN PSSI OLEH PEMERINTAH (Studi Analisis Framing Tentang Berita Pembekuan PSSI Oleh Pemerintah pada Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos Edisi 29 s.d 30 Maret 2011).

0 0 121

Analisis Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Dalam Kasus Irjen Pol. Djoko Susilo

0 0 13

PEMBINGKAIAN BERITA PENYITAAN HARTA IRJEN DJOKO SUSILO OLEH KPK (Analisis Framing tentang Penyitaan Harta Irjen Djoko Susilo oleh KPK di Surat Kabar JawaPos dan Kompas Periode 12 Maret sampai 19 Maret 2013)

0 0 16

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012 – Maret 2013 )

0 0 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA - PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012 – Maret 2013 )

0 0 93