Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 : Moneter atau Fiskal ? T1 222009022 BAB V

Bab V
Simpulan dan Implikasi

5.1.

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Jumlah Uang
Beredar/Money Supply sebagai variabel moneter dan Utang Pemerintah Daerah
sebagai variabel fiskal terhadap tingkat inflasi daerah di Indonesia. Berdasarkan
pada hasil analisis dengan menggunakan Model Efek Tetap / Fixed Effect Model,
dapat diketahui bahwa setiap 1 persen kenaikan nilai JUB/MS yang diproksi
dengan posisi pinjaman di Indonesia akan menyebabkan terjadinya kenaikan
inflasi daerah sebesar 0.368 persen. Pengaruh signifikan JUB terhadap inflasi
daerah di Indonesia tahun 1999-2009 tersebut terjadi dalam derajat kepercayaan
95 persen. Sedangkan untuk variabel Utang Pemerintah Daerah hasilnya tidak
signifikan berpengaruh terhadap tingkat inflasi daerah di Indonesia.
Dalam jangka panjang, secara teoritis, volatilitas inflasi daerah di Indonesia
dipengaruhi oleh dua sisi, yaitu sisi moneter dan fiskal. Moneter diwakili oleh
JUB yang diproksi dengan Posisi Pinjaman yang diberikan Rupiah dan Valuta
Asing Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR menurut lokasi proyek

Provinsi (sesuai teori kuantitas uang), sedangkan sisi Fiskal diwakili oleh Utang
Daerah (dari 25 Provinsi yang diteliti) guna menutup defisit anggaran belanja
daerah. Namun, bukti empirik di Indonesia menunjukkan bahwa sisi moneter

lebih dominan dalam mempengaruhi volatilitas inflasi di Indonesiatahun 19992009 daripada sisi fiskal.

5.2.

Implikasi Kebijakan dan/atau Terapan

Implikasi kebijakan yang bisa dikemukakan berdasarkan kesimpulan hasil kajian
empiris di atas adalah sebagai berikut :
5.2.1 Berdasarkan pertimbangan bahwafaktor yang kuat mempengaruhi tingkat
inflasi di Indonesia adalah Posisi Pinjaman yang diberikan Rupiah dan
Valuta Asing Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR menurut
lokasi proyek Provinsi (Miliar Rp) sebagai proksi dari jumlah uang
beredar, makadalam hal ini kebijakan moneter masih merupakan syarat
mutlak bagi Bank Indonesia selaku bank sentral untuk menjaga kestabilan
harga (inflasi) di Indonesia.Kebijakan moneter yang dilakukan misalnya
dengan mengendalikan jumlah pinjaman yang disalurkan oleh Bank

Umum dan BPR. Sebaiknya diberikan batasan dalam penyaluran kredit
kepada masyarakat maupun perusahaan.
5.2.2 LDR (Loan to Deposit Ratio) atau FDR (Financing to Deposit Ratio)
sangat penting untuk diperhatikan. LDR/FDR mencerminkan kemampuan
bank untuk menjalankan fungsi intermediasi. Logikanya, semakin besar
kredit/pinjaman yang disalurkan maka pendapatan yang diperoleh naik.
Jika pendapatan naik, maka laba juga akan mengalami kenaikan. Bank
yang sehat, LDR nya tinggi (di atas 75%). Namun, dari hasil penelitian ini

menunjukkanbahwa jika posisi pinjaman itu tinggi, maka akan memicu
kenaikan tingkat inflasi. Dengan demikian, otoritas moneter perlu
melakukan pengaturan LDR yang cukup bijak. Artinya, peran GWM/Giro
Wajib Minimum sangat dibutuhkan. Sebaiknya bank komersial maupun
BPR menyisihkan porsi GWM yang lebih besar untuk disimpan di Bank
Indonesia, daripada dana tersebut disalurkan ke masyarakat, sebab jika
semakin banyak dana yang disalurkan, semakin tinggi jumlah uang yang
beredar, maka akan memicu tingginya tingkat inflasi.
5.2.3 Bank Indonesia dan pemerintah seharusnya melakukan komunikasi yang
baik terkait dengan perumusan keijakan masing-masing, namun tidak
mengurangi independensi dari Bank Indonesia selaku otoritas moneter

dalam mengendalikan laju inflasi. Contoh konkret yang bisa dilakukan
adalah memberikan peran yang lebih besar terhadap penguatan Tim
Pemantau Inflasi Daerah (TPID) pada masing-masing daerah untuk
mendukung pengendalian inflasi.

5.3.

Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dari penelitian ini adalah penulis hanya bisa memasukkan 25
Provinsi dari 33 Provinsi yang ada di Indonesia dalam proses penelitian ini
dikarenakan keterbatasan data dan sumber informasi. Selain itu, penelitian tentang
volatilitas inflasi daerah di Indonesia yang bersifat regional ini tergolong masih

minim dilakukan, dengan kata lain penulis kesulitan menemukan sumber referensi
yang sejalan dengan penelitian ini.

5.4.

Penelitian Mendatang


Dalam hal akademik, penelitian ini menyarankan bagi penelitian mendatang agar
ada penyempurnaan model pengujian untuk melihat dampak fenomena moneter
maupun fenomena fiskal terhadap inflasi di Indonesia. Salah satunya adalah
dengan menyertakan elastisitas dari pengeluaran dan pajak serta tingkat suku
bunga terhadap inflasi dalam penyusunan model.
Selain itu, penulis juga menyarankan bagi penelitian mendatang yang bersifat
regional seperti ini perlu memasukkan variabel yang mewakili struktur ekonomi
wilayah dalam pengendalian inflasi, karena tidak menutup kemungkinan hal
tersebut bisa menjelaskan lebih jauh mengenai adanya perbedaan tingkat inflasi
maupun perbedaan volatilitas inflasi antar wilayah.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 : Moneter atau Fiskal ? T1 222009022 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 : Moneter atau Fiskal ? T1 222009022 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 : Moneter atau Fiskal ? T1 222009022 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 : Moneter atau Fiskal ?

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 : Moneter atau Fiskal ?

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Disparitas Inflasi antar Daerah di Indonesia Tahun 2008 – 2012

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Disparitas Inflasi antar Daerah di Indonesia Tahun 2008 – 2012

0 0 1

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Destilasi Menggunakan Tenaga Surya T1 BAB V

0 0 2

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Merek NonTradisional Berbasis Daya Pembeda di Indonesia T1 BAB V

0 0 3

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengelolaan Parkir di Salatiga T1 BAB V

0 0 38