Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 : Moneter atau Fiskal ? T1 222009022 BAB IV
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1.
Proses dan Hasil Analisis
Sebelum melakukan estimasi, perlu diamati terlebih dahulu perilaku data ekonomi
runtun waktu yang digunakan. Hal ini berarti peneliti harus yakin terlebih dahulu
apakah data stasioner atau tidak. Untuk itu sebagai prasyarat uji kointegrasi,
pertama-tama harus dilakukan uji akar-akar unit (testing of unit roots).
4.1.1. Hasil Uji Akar Unit
Hasil uji akar unit dengan menggunakan metode LLC (Levin, Lin, &
Chu)untuk variabel INFLASI, UTANG, dan MS dapat dilihat dalam tabel-tabel
berikut ini :
Tabel 4.1 Hasil Uji Akar Unit LLC Variabel INFLASI,UTANG, dan MS
Tahun 1999 – 2009
Variabel
Hipotesis
LOG(INFLASI) Ho : Panels contain unit roots
Ha : Panels are stationary
LOG(UTANG) Ho : Panels contain unit roots
Ha : Panels are stationary
LOG(MS)
Ho : Panels contain unit roots
Ha : Panels are stationary
Sumber : Lampiran, diolah oleh penulis, 2013.
P-Value
0.0000
Kesimpulan
Stationary
0.0001
Stationary
0.0000
Stationary
Berdasarkan tabel 4.1 di atas,
hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel-
variabel yang diamati, nilai probabilitas dengan menggunakan kontrol lag 9
stasioner pada tingkat level dengan tingkat signifikansi 5 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa data pada penelitian ini dapat digunakan untuk analisis
selanjutnya.
4.1.2.
Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Studi empiris dengan menggunakan model efek tetap / Fixed Effect Modeldapat
dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2
Hasil Regresi Model Efek Tetap / Fixed Effect ModelTahun
1999-2009
it
= 6.961866+ 0.367621LMSit + 0.002473LLit
(20.06997)
R2
(11.43083)
(0.191412)
= 0.456753
F-stat = 8.019782
DW
= 1.729243
Keterangan : Nilai dalam tanda kurung adalah nilai Uji t.
Sumber : Lampiran, diolah oleh Penulis, 2013.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa dengan derajat kepercayaan 95 persen (tingkat
signifikan 5 persen), secara statistik terdapat hubungan yang berarti antara
variabel penjelas (Posisi Pinjaman sebagai proksi dari Jumlah Uang
Beredar/Money Supply) dengan inflasi di Indonesia pada tahun 1999-2009. Hasil
estimasi tersebut mempunyai hubungan selaras dengan teori kuantitas yang telah
penulis bahas sebelumnya. Artinya bahwa Posisi Pinjaman yang mewakili Jumlah
Uang Beredar merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi terjadinya
inflasi. Pertumbuhan jumlah uang beredar yang cepat akan menyebabkan tingkat
harga naik secara terus menerus sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi.
Sedangkan hasil estimasi variabel LL (Utang Pemerintah Daerah) menunjukkan
bahwa jumlah utang pemerintah daerah tidak signifikan mempengaruhi tingkat
inflasi di Indonesia pada tahun 1999-2009.Namun, jika kita melihat nilai koefisien
determinasi (R2) 0.45673, maka secara statistik menunjukkan bahwa variasi
variabel-variabel penjelas dapat menjelaskan 45.67 persen variasi variabel inflasi
di Indonesia. Artinya, selain kedua variabel tersebut, masih ada variabel-variabel
penjelas lainnya yang bisa mendorog terjadinya inflasi, misalnya tingkat bunga,
nilai tukar, dan lain-lain (Surjaningsih, dkk 2012).
4.2.
Pembahasan
Jika kita membandingkan kontribusi kedua variabel, yakni variabel Jumlah Uang
Beredar dan variabel Utang Pemerintah Daerah yang mewakili masing-masing
teori (Kuantitas dan FTPL), maka dapat dijelaskan bahwa volatilitas tingkat
inflasi daerah di Indonesia lebih besar disumbang oleh jumlah uang beredar,
sedangkan kontribusi utang daerah sangat kecil porsinya. Hal ini terlihat bahwa
dalam jangka panjang setiap peningkatan 1 persen posisi pinjaman akan
berkontribusi positif sebesar 0.368 persen terhadap volatilitas inflasi daerah di
Indonesia tahun 1999-2009 (lihat tabel 4.2).
Dalam jangka panjang, baik jumlah uang beredar maupun jumlah utang daerah
memiliki pengaruh positif terhadap volatilitas tingkat inflasi daerah di Indonesia.
Kontribusi positif jumlah uang beredar terhadap volatilitas inflasi daerah dalam
jangka panjang sejalan dengan asumsi yang digunakan dalam teori kuantitas. Hal
yang sama juga terjadi sehubungan dengan kontribusi positif dari utang
pemerintah daerah terhadap volatilitas inflasi, yang sesuai dengan FTPL.
Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Valericca (2009) di Indonesia di mana inflasi masih merupakan
fenomena moneter, namun berbeda dengan penelitian Hervino (2009) yang
menyatakan bahwa inflasi di Indonesia dipengaruhi oleh sisi moneter dan sisi
fiskal.
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
Nama
: Paula Adiati Trisdian
NIM
: 222009022
Alamat Asal
: Jln. Wairklau, Gang Kenari, RT 004/ RT 008 Kelurahan
Madawat, Kecamatan Alok, Kota Maumere, Kabupaten
Sikka, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 86112.
Judul Skripsi
: Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 :
Moneter atau Fiskal ?
Riwayat Pendidikan :
1.
SD Katolik Bhaktyarsa Maumere, Flores_NTT, 2003
2.
SMP Katolik Frateran “Bunda Hati Kudus” Maumere, Flores_NTT, 2006
3.
SMA Katolik Frateran “Bunda Hati Kudus” Maumere, Flores_NTT,2009
4.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga,
2013
Riwayat Kursus
1.
:
Bimbingan Belajar Olimpiade MIPA SMA/MA bidang Fisika Tingkat
Kabupaten, Maret-April 2008, diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, bertempat di Kupang.
2.
Seminar “Prospek Perdagangan Berjangka Komoditi Sebagai Alternatif
Investasi”, 12 Oktober 2011, diselenggarakan oleh PT. Fasting Futures,
bertempat di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW Salatiga.
3.
Pelatihan Keterampilan Berbicara dan Berorganisasi dalam forum Hak Asasi
Anak, Agustus 2008, diselenggarakan oleh Dinas Sosial dan Kesejahteraan
Provinsi NTT, bertempat di Kupang.
4.
Pelatihan Keterampilan dan Bakat “Cave Tubing”, 14-15 April 2012,
diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW Salatiga,
bertempat di Kalisuci Wonosari, D.I Yogyakarta.
5.
Orientasi Remaja Katolik seJawa Tengah, 8-11 Mei 2012, diselenggarakan
oleh Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah-Semarang,
bertempat di Hotel Wahid, Salatiga.
6.
Asisten dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis periode 2011-2012 semester I
untuk mata kuliah Makro Ekonomi, periode 2011-2012 semester II untuk
mata kuliah Makro Ekonomi dan Matematika Lanjutan, periode 2011-2012
semester antara untuk mata kuliah Ekonometrika, dan periode 2012-2013
untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi dan Manajemen Keuangan,
dibawah pimpinan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
ANALISIS DATA
4.1.
Proses dan Hasil Analisis
Sebelum melakukan estimasi, perlu diamati terlebih dahulu perilaku data ekonomi
runtun waktu yang digunakan. Hal ini berarti peneliti harus yakin terlebih dahulu
apakah data stasioner atau tidak. Untuk itu sebagai prasyarat uji kointegrasi,
pertama-tama harus dilakukan uji akar-akar unit (testing of unit roots).
4.1.1. Hasil Uji Akar Unit
Hasil uji akar unit dengan menggunakan metode LLC (Levin, Lin, &
Chu)untuk variabel INFLASI, UTANG, dan MS dapat dilihat dalam tabel-tabel
berikut ini :
Tabel 4.1 Hasil Uji Akar Unit LLC Variabel INFLASI,UTANG, dan MS
Tahun 1999 – 2009
Variabel
Hipotesis
LOG(INFLASI) Ho : Panels contain unit roots
Ha : Panels are stationary
LOG(UTANG) Ho : Panels contain unit roots
Ha : Panels are stationary
LOG(MS)
Ho : Panels contain unit roots
Ha : Panels are stationary
Sumber : Lampiran, diolah oleh penulis, 2013.
P-Value
0.0000
Kesimpulan
Stationary
0.0001
Stationary
0.0000
Stationary
Berdasarkan tabel 4.1 di atas,
hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel-
variabel yang diamati, nilai probabilitas dengan menggunakan kontrol lag 9
stasioner pada tingkat level dengan tingkat signifikansi 5 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa data pada penelitian ini dapat digunakan untuk analisis
selanjutnya.
4.1.2.
Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Studi empiris dengan menggunakan model efek tetap / Fixed Effect Modeldapat
dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2
Hasil Regresi Model Efek Tetap / Fixed Effect ModelTahun
1999-2009
it
= 6.961866+ 0.367621LMSit + 0.002473LLit
(20.06997)
R2
(11.43083)
(0.191412)
= 0.456753
F-stat = 8.019782
DW
= 1.729243
Keterangan : Nilai dalam tanda kurung adalah nilai Uji t.
Sumber : Lampiran, diolah oleh Penulis, 2013.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa dengan derajat kepercayaan 95 persen (tingkat
signifikan 5 persen), secara statistik terdapat hubungan yang berarti antara
variabel penjelas (Posisi Pinjaman sebagai proksi dari Jumlah Uang
Beredar/Money Supply) dengan inflasi di Indonesia pada tahun 1999-2009. Hasil
estimasi tersebut mempunyai hubungan selaras dengan teori kuantitas yang telah
penulis bahas sebelumnya. Artinya bahwa Posisi Pinjaman yang mewakili Jumlah
Uang Beredar merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi terjadinya
inflasi. Pertumbuhan jumlah uang beredar yang cepat akan menyebabkan tingkat
harga naik secara terus menerus sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi.
Sedangkan hasil estimasi variabel LL (Utang Pemerintah Daerah) menunjukkan
bahwa jumlah utang pemerintah daerah tidak signifikan mempengaruhi tingkat
inflasi di Indonesia pada tahun 1999-2009.Namun, jika kita melihat nilai koefisien
determinasi (R2) 0.45673, maka secara statistik menunjukkan bahwa variasi
variabel-variabel penjelas dapat menjelaskan 45.67 persen variasi variabel inflasi
di Indonesia. Artinya, selain kedua variabel tersebut, masih ada variabel-variabel
penjelas lainnya yang bisa mendorog terjadinya inflasi, misalnya tingkat bunga,
nilai tukar, dan lain-lain (Surjaningsih, dkk 2012).
4.2.
Pembahasan
Jika kita membandingkan kontribusi kedua variabel, yakni variabel Jumlah Uang
Beredar dan variabel Utang Pemerintah Daerah yang mewakili masing-masing
teori (Kuantitas dan FTPL), maka dapat dijelaskan bahwa volatilitas tingkat
inflasi daerah di Indonesia lebih besar disumbang oleh jumlah uang beredar,
sedangkan kontribusi utang daerah sangat kecil porsinya. Hal ini terlihat bahwa
dalam jangka panjang setiap peningkatan 1 persen posisi pinjaman akan
berkontribusi positif sebesar 0.368 persen terhadap volatilitas inflasi daerah di
Indonesia tahun 1999-2009 (lihat tabel 4.2).
Dalam jangka panjang, baik jumlah uang beredar maupun jumlah utang daerah
memiliki pengaruh positif terhadap volatilitas tingkat inflasi daerah di Indonesia.
Kontribusi positif jumlah uang beredar terhadap volatilitas inflasi daerah dalam
jangka panjang sejalan dengan asumsi yang digunakan dalam teori kuantitas. Hal
yang sama juga terjadi sehubungan dengan kontribusi positif dari utang
pemerintah daerah terhadap volatilitas inflasi, yang sesuai dengan FTPL.
Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Valericca (2009) di Indonesia di mana inflasi masih merupakan
fenomena moneter, namun berbeda dengan penelitian Hervino (2009) yang
menyatakan bahwa inflasi di Indonesia dipengaruhi oleh sisi moneter dan sisi
fiskal.
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
Nama
: Paula Adiati Trisdian
NIM
: 222009022
Alamat Asal
: Jln. Wairklau, Gang Kenari, RT 004/ RT 008 Kelurahan
Madawat, Kecamatan Alok, Kota Maumere, Kabupaten
Sikka, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 86112.
Judul Skripsi
: Volatilitas Inflasi Daerah di Indonesia Tahun 1999-2009 :
Moneter atau Fiskal ?
Riwayat Pendidikan :
1.
SD Katolik Bhaktyarsa Maumere, Flores_NTT, 2003
2.
SMP Katolik Frateran “Bunda Hati Kudus” Maumere, Flores_NTT, 2006
3.
SMA Katolik Frateran “Bunda Hati Kudus” Maumere, Flores_NTT,2009
4.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga,
2013
Riwayat Kursus
1.
:
Bimbingan Belajar Olimpiade MIPA SMA/MA bidang Fisika Tingkat
Kabupaten, Maret-April 2008, diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, bertempat di Kupang.
2.
Seminar “Prospek Perdagangan Berjangka Komoditi Sebagai Alternatif
Investasi”, 12 Oktober 2011, diselenggarakan oleh PT. Fasting Futures,
bertempat di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW Salatiga.
3.
Pelatihan Keterampilan Berbicara dan Berorganisasi dalam forum Hak Asasi
Anak, Agustus 2008, diselenggarakan oleh Dinas Sosial dan Kesejahteraan
Provinsi NTT, bertempat di Kupang.
4.
Pelatihan Keterampilan dan Bakat “Cave Tubing”, 14-15 April 2012,
diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW Salatiga,
bertempat di Kalisuci Wonosari, D.I Yogyakarta.
5.
Orientasi Remaja Katolik seJawa Tengah, 8-11 Mei 2012, diselenggarakan
oleh Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah-Semarang,
bertempat di Hotel Wahid, Salatiga.
6.
Asisten dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis periode 2011-2012 semester I
untuk mata kuliah Makro Ekonomi, periode 2011-2012 semester II untuk
mata kuliah Makro Ekonomi dan Matematika Lanjutan, periode 2011-2012
semester antara untuk mata kuliah Ekonometrika, dan periode 2012-2013
untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi dan Manajemen Keuangan,
dibawah pimpinan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.