Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Penyesuaian Sosial Siswa Kelas X SMK PGRI 02 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012 T1 132008605 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam kehidupannya akan melalui beberapa tahap perkembangan,
salah satunya yaitu masa remaja. Masa ini merupakan masa peralihan dari masa
anak menuju dewasa, di masa perkembangan seorang remaja akan banyak
mengalami berbagai perubahan salah satunya perubahan emosi. Menurut Goleman
(2005) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu
keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Contoh pengungkapan dari perasaan emosi seperti amarah,
ketakutan,
kebahagiaan, cinta, terkejut, jijik, sedih.
Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak
dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya remaja. Remaja sedang
mencari jati diri dan belum memikirkan akibat yang ditimbulkan, baik akibat
positf maupun negatif dari suatu tindakan yang mereka lakukan. Oleh karena itu,
sebaiknya remaja memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan
emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang diimiliki
seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan,
mengendalikan emosi dan dengan kecerdasan emosi tersebut seseorang dapat
menempatkan emosinya pada potensi yang tepat (Goleman, 2001). Selain itu,
kecerdasan emosional membantu remaja dalam membina hubungan dengan orang
lain. Goleman (2005) menyatakan bahwa membina hubungan merupakan
1
keterampilan mengelola emosi orang lain dan bagian dari kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional meliputi kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan.
Masa remaja merupakan masa badai dan penuh tekanan, yaitu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sehingga remaja mengalami ketidakstabilan
emosi yang menyebabkan emosi pada masa remaja menjadi mudah terangsang
dan meledak-ledak (Hurlock, 1999). Ketidakstabilan emosi tersebut dapat
menimbulkan konflik dan gangguan emosional yang berkaitan dengan diri sendiri
maupun orang lain.
Dalam salah satu tugas perkembangan, setiap individu diharapkan mampu
melakukan penyesuaian sosial, baik itu di lingkungan sekolah, rumah, maupun
masyarakat.
Hurlock (1999)
mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai
keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Orang yang dapat
menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti
kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, baik terhadap teman
maupun terhadap orang yang tidak dikenal.
Hurlock (1999), berpendapat bahwa salah satu tugas perkembangan pada
masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial.
Pada masa perkembangan ini timbul berbagai masalah kehidupan yang menuntut
adanya penyesuaian baru yang kadang-kadang sulit dihadapi oleh remaja itu
sendiri. Misalnya, seorang remaja yang berasal dari daerah yang berbeda dituntut
untuk berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan situasi yang baru.
2
Penyesuaian sosial yang efektif di sekolah ditandai dengan adanya
penerimaan dan penghargaan terhadap orang yang patut dihormati di sekolah,
minat dan partisipatif aktif dalam seluruh kegiatan ekstrakurikuler ataupun
kelompok belajar, mematuhi tata tertib sekolah yang berlaku dengan penuh
kesadaran dan penerimaan, melakukan interaksi yang sehat dengan teman sekolah,
guru bidang studi atau wali kelas dan guru pembimbing serta staf tata usaha
(Nurdin 2009). Namun tidak sedikit dari mereka yang mengalami kesulitan dalam
melakukan penyesuaian sosial.
Peneliti juga melakukan penyebaran skala kepada 32 siswa kelas X SMK
PGRI 02 Salatiga dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1.1
Kategori Kecerdasan Emosional
Kategori
Interval
Frekuensi
%
Rendah
70-77
3
9,4
Sedang
78-85
3
9,4
Agak tinggi
86-94
16
50
95-103
10
31,2
32
100
Tinggi
Total
Tabel 1.2
Kategori Penyesuian Sosial
Kategori
Rendah
Sedang
Interval
87-93
94-100
7
9
%
21,9
28,1
Agak tinggi
Tinggi
101-107
108-115
8
8
32
25
25
100
Total
3
Frekuensi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 50% siswa mempunyai
kecerdasan emosi dengan kategori agak tinggi dan 28,1% siswa mempunyai
penyesuaian sosial dengan kategori sedang. Dari data tersebut timbul
permasalahan kecerdasan emosi yang agak tinggi tetapi tidak diikuti dengan
penyesuaian sosial dalam kategori agak tinggi.
Selanjutnya peneliti mengkorelasikan antara kecerdasan emosional dan
penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga.
Tabel 1.3
Hasil Korelasi antara Kecerdasan Emosional dan Penyesuaian Sosial
Correlations
Kendall's t au_b
K_EMOSI
P_SOSIAL
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
K_EMOSI
1,000
,
32
,266
,085
32
P_SOSIAL
,266
,085
32
1,000
,
32
Dari tabel 1.3. didapatkan hasil korelasi antara kecerdasan emosional dan
penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga dengan nilai rxy= 0,266
dengan p= 0,085 < 0,05 maka dapat dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan
antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02
Salatiga. Jika kecerdasan emosional siswa tinggi belum pasti penyesuaian sosial
siswa tinggi, begitu pula sebaliknya.
Dari hasil prapenelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil
yang bertolak belakang dengan penelitian dari Showi (2009) melaksanakan
penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan
penyesuaian sosial pada siswa akselerasi SMUN 1 Malang. Sampel terdiri dari 31
4
orang dan termasuk sampel total. Alat ukur yang digunakan adalah kecerdasan
emosional berdasarkan teori Daniel Goleman dan penyesuaian sosial berdasarkan
teori Elizabeth Hurlock. Hasil temuan kecerdasan emosional berkorelasi signifikan
dengan penyesuaian sosial dengan r 0.810 dan p adalah 0.000.
Dari pemaparan di atas dan berdasarkan penelitian sebelumnya yang
memperoleh hasil berbeda dan temuan dilapangan yang berbeda dengan teori maka
peneliti tertarik untuk mengetahu i, “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan
Penyesuaian Sosial Siswa Kelas X SMK PGRI 02 Salatiga”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah adakah hubungan yang signifikan antara kecerdasan
emosional dan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan
antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI
02 Salatiga.
5
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Manfaat teoritis
Jika dalam penelitian ini ditemukan hasil ada hubungan yang
signifikan antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial pada siswa
maka hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Showi (2009).
Bila penelitian ini menemukan hasil tidak ada hubungan yang signifikan
antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial pada siswa maka hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil pra penelitian.
2) Manfaat praktis
a) Penelitian ini memberi masukan kepada guru bimbingan dan
konseling tentang kepastian hubungan kecerdasan emosional dan
penyesuaian sosial pada siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga.
b) Bagi penulis, dapat menambah pengalaman dan keterampilan dalam
mengetahui dan mencari hubungan antara kecerdasan emosional dan
penyesuaian sosial pada siswa.
1.5.
Sistematika Penulisan Skripsi
Bab I, Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan Teori yang berisi, pengertian penyesuaian sosial, faktorfaktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial, aspek-aspek penyesuaian sosial,
pengertian kecerdasan emosional, aspek-aspek kecerdasan emosional, faktor-
6
faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, hubungan antara kecerdasan
emosional dan penyesuaian sosial dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian yang berisi, jenis penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan data, uji
coba instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi, deskripsi subyek
penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, analisis korelasi dan
pembahasan
BAB V Penutup yang berisi, kesimpulan dan saran-saran
7
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam kehidupannya akan melalui beberapa tahap perkembangan,
salah satunya yaitu masa remaja. Masa ini merupakan masa peralihan dari masa
anak menuju dewasa, di masa perkembangan seorang remaja akan banyak
mengalami berbagai perubahan salah satunya perubahan emosi. Menurut Goleman
(2005) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu
keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Contoh pengungkapan dari perasaan emosi seperti amarah,
ketakutan,
kebahagiaan, cinta, terkejut, jijik, sedih.
Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak
dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya remaja. Remaja sedang
mencari jati diri dan belum memikirkan akibat yang ditimbulkan, baik akibat
positf maupun negatif dari suatu tindakan yang mereka lakukan. Oleh karena itu,
sebaiknya remaja memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan
emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang diimiliki
seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan,
mengendalikan emosi dan dengan kecerdasan emosi tersebut seseorang dapat
menempatkan emosinya pada potensi yang tepat (Goleman, 2001). Selain itu,
kecerdasan emosional membantu remaja dalam membina hubungan dengan orang
lain. Goleman (2005) menyatakan bahwa membina hubungan merupakan
1
keterampilan mengelola emosi orang lain dan bagian dari kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional meliputi kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan.
Masa remaja merupakan masa badai dan penuh tekanan, yaitu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sehingga remaja mengalami ketidakstabilan
emosi yang menyebabkan emosi pada masa remaja menjadi mudah terangsang
dan meledak-ledak (Hurlock, 1999). Ketidakstabilan emosi tersebut dapat
menimbulkan konflik dan gangguan emosional yang berkaitan dengan diri sendiri
maupun orang lain.
Dalam salah satu tugas perkembangan, setiap individu diharapkan mampu
melakukan penyesuaian sosial, baik itu di lingkungan sekolah, rumah, maupun
masyarakat.
Hurlock (1999)
mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai
keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Orang yang dapat
menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti
kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, baik terhadap teman
maupun terhadap orang yang tidak dikenal.
Hurlock (1999), berpendapat bahwa salah satu tugas perkembangan pada
masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial.
Pada masa perkembangan ini timbul berbagai masalah kehidupan yang menuntut
adanya penyesuaian baru yang kadang-kadang sulit dihadapi oleh remaja itu
sendiri. Misalnya, seorang remaja yang berasal dari daerah yang berbeda dituntut
untuk berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan situasi yang baru.
2
Penyesuaian sosial yang efektif di sekolah ditandai dengan adanya
penerimaan dan penghargaan terhadap orang yang patut dihormati di sekolah,
minat dan partisipatif aktif dalam seluruh kegiatan ekstrakurikuler ataupun
kelompok belajar, mematuhi tata tertib sekolah yang berlaku dengan penuh
kesadaran dan penerimaan, melakukan interaksi yang sehat dengan teman sekolah,
guru bidang studi atau wali kelas dan guru pembimbing serta staf tata usaha
(Nurdin 2009). Namun tidak sedikit dari mereka yang mengalami kesulitan dalam
melakukan penyesuaian sosial.
Peneliti juga melakukan penyebaran skala kepada 32 siswa kelas X SMK
PGRI 02 Salatiga dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1.1
Kategori Kecerdasan Emosional
Kategori
Interval
Frekuensi
%
Rendah
70-77
3
9,4
Sedang
78-85
3
9,4
Agak tinggi
86-94
16
50
95-103
10
31,2
32
100
Tinggi
Total
Tabel 1.2
Kategori Penyesuian Sosial
Kategori
Rendah
Sedang
Interval
87-93
94-100
7
9
%
21,9
28,1
Agak tinggi
Tinggi
101-107
108-115
8
8
32
25
25
100
Total
3
Frekuensi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 50% siswa mempunyai
kecerdasan emosi dengan kategori agak tinggi dan 28,1% siswa mempunyai
penyesuaian sosial dengan kategori sedang. Dari data tersebut timbul
permasalahan kecerdasan emosi yang agak tinggi tetapi tidak diikuti dengan
penyesuaian sosial dalam kategori agak tinggi.
Selanjutnya peneliti mengkorelasikan antara kecerdasan emosional dan
penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga.
Tabel 1.3
Hasil Korelasi antara Kecerdasan Emosional dan Penyesuaian Sosial
Correlations
Kendall's t au_b
K_EMOSI
P_SOSIAL
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
K_EMOSI
1,000
,
32
,266
,085
32
P_SOSIAL
,266
,085
32
1,000
,
32
Dari tabel 1.3. didapatkan hasil korelasi antara kecerdasan emosional dan
penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga dengan nilai rxy= 0,266
dengan p= 0,085 < 0,05 maka dapat dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan
antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02
Salatiga. Jika kecerdasan emosional siswa tinggi belum pasti penyesuaian sosial
siswa tinggi, begitu pula sebaliknya.
Dari hasil prapenelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil
yang bertolak belakang dengan penelitian dari Showi (2009) melaksanakan
penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan
penyesuaian sosial pada siswa akselerasi SMUN 1 Malang. Sampel terdiri dari 31
4
orang dan termasuk sampel total. Alat ukur yang digunakan adalah kecerdasan
emosional berdasarkan teori Daniel Goleman dan penyesuaian sosial berdasarkan
teori Elizabeth Hurlock. Hasil temuan kecerdasan emosional berkorelasi signifikan
dengan penyesuaian sosial dengan r 0.810 dan p adalah 0.000.
Dari pemaparan di atas dan berdasarkan penelitian sebelumnya yang
memperoleh hasil berbeda dan temuan dilapangan yang berbeda dengan teori maka
peneliti tertarik untuk mengetahu i, “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan
Penyesuaian Sosial Siswa Kelas X SMK PGRI 02 Salatiga”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah adakah hubungan yang signifikan antara kecerdasan
emosional dan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan
antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI
02 Salatiga.
5
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Manfaat teoritis
Jika dalam penelitian ini ditemukan hasil ada hubungan yang
signifikan antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial pada siswa
maka hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Showi (2009).
Bila penelitian ini menemukan hasil tidak ada hubungan yang signifikan
antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial pada siswa maka hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil pra penelitian.
2) Manfaat praktis
a) Penelitian ini memberi masukan kepada guru bimbingan dan
konseling tentang kepastian hubungan kecerdasan emosional dan
penyesuaian sosial pada siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga.
b) Bagi penulis, dapat menambah pengalaman dan keterampilan dalam
mengetahui dan mencari hubungan antara kecerdasan emosional dan
penyesuaian sosial pada siswa.
1.5.
Sistematika Penulisan Skripsi
Bab I, Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan Teori yang berisi, pengertian penyesuaian sosial, faktorfaktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial, aspek-aspek penyesuaian sosial,
pengertian kecerdasan emosional, aspek-aspek kecerdasan emosional, faktor-
6
faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, hubungan antara kecerdasan
emosional dan penyesuaian sosial dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian yang berisi, jenis penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan data, uji
coba instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi, deskripsi subyek
penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, analisis korelasi dan
pembahasan
BAB V Penutup yang berisi, kesimpulan dan saran-saran
7