Etiopatogenesis Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus (Studi Pustaka).

ABSTRAK
ETIOP ATOGENESIS GLOMERULONEFRITIS
PASCA STREPTOCOCCUS

AKUT

Michael Horeb, 2005. Pembimbing utama: Freddy T. Andries, dr., M.S.
Glomerulonefritis akut (GNA) merupakan glomerulonefritis yang khas
didahului oleh tonsilitis atau faringitis, dan ditandai oleh proteinuria, oedem,
hematuria, kegagalan ginjal, dan hipertensi. Glomerulonefritis akut merupakan
panyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak, termasuk di Indonesia. Dengan
mengetahui penyebab, proses yang mendasari GNA pasca streptococcus,
diharapkan agar pasien GNA pasca streptococcus dapat ditangani lebih baik lagi.
Glomerulonefritis akut pasca streptococcus didahului oleh infeksi saluran
pemafasan bagian atas (faringitis atau tonsilitis) atau infeksi kulit (impetigo) yang
disebabkan streptococcus f3hemolitik group A, yang bersifat nefritogenik. Selain
itu juga dapat disebabkan oleh streptococcus group C.
GNA pasca streptococcus merupakan salah satu contoh kelainan yang
disebabkan reaksi hiper-sensitivitas tipe III (immune complex disease). Proses
yang mendasari (patogenesis) kelainan ini dapat dibagi menjadi: respon imun
innate dan adaptive, pembentukan kompleks antigen antibodi di dalam sirkulasi,

kegagalan mekanisme untuk menghilangkan kompleks imun, pengendapan
kompleks imun di ginjal, yang akan memicu terjadinya reaksi inflamasi.
Kata kunci: glomerulonefritis, streptococcus, reaksi hipersensitivitas.

iv

ABSTRACT
THE ETIOPA THOGENESIS OF
ACUTE POSTSTREPTOCOCCAL
GLOMERULONEPHRITIS
Michael Horeb, 2005. /" TUlor:Freddy 7: Andries. dr.. MS.
Acute glemerulonephritis
(AGN) is a specific glomerulonephritis
follows
tonsillitis or pharyngitis, and being marked by proteinuria. edema, hematuria,
renal failure, and hypertension. AGN is a type of renal disease which is common
found in the children, include in Indonesia. Know the etiology and pathogenesis of
APSGN, patient with APSGN can be managed better.
Acute poststreptococcal
glomerulonephritis

(APSGN) follows infection the
upper respiratory tract (pharynx, tonsil) or infection of the skin (impetigo), with
nephritogenic
strains of group A ~hemolytic
streptococci
and group C
streptococci.
APSGN is one of clinically defined syndrome which can be resulted by type
III hypersensitivity
(immune complex disease). The pathogenesis
of immune
complex disease can be divided into immune response (innate :-,ystem and
adaptive system), formation of antigen-antibody
complexes in the circulation,
failure of clearance immune complexes, deposition of the immune complexes in
the kidney, thus initiating an inflammatory reaction.
Key words: glomerulonephritis,

streptococcus,


v

hypersensitiviTy

reaction.

DAFTAR ISI
Halaman
.11
iii

LEMBAR PERSETU.JU AN
SURA T PERNY ATAAN
ABSTRAK
A BSTRA CT
PRAKA T A
I)AFT AR ISI
DAFT AR GAMBAR .
BABIPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

iv
v
vi
vii
x

......

...

BAB II TINJAUAN PUST AKA
2.1 Anatomi dan fisiologi ginjal
2.1.1 Nefron Sebagai Unit Fungsional Ginjal
2.1.1.1 Corpuscel Renalis
2.1.1.2 Tuhulus Renalis
2.1.1.2.1 Tubulus Kontortus Proksimal

2.1.1.2.2 Ansa Henle
2.1 .1.2.3 Tubulus Kontortus Distal
2.1.1.2.4 Tubulus Koligentes
2.1.2 Batas- Batas Ginjal
2.1.3 Perdarahan Ginjal
...
2.1.4 Pembuluh Lilnfe
2.1.5 Persarafan Ginjal
...
2.1.6 Fisiologi Ginjal
2.2 Patologi Ginjal: Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus (Acute
Poststreptococcal Glomerulonephritis / APSGN)
2.2.1 Dcfinisi
2.2.2 Insidensi
2.3.2.1 Frekuensi
2.3 .2.2 Usia
2.3.2.3 Jenis Kelamin
2.2.3 Etiologi
2.2.3.1 Streptococcus
2.2.3.1.1 Morfologi dan Identifikasi Streptococcus

2.2.3.1.2 Toksin dan Enzim
2.2.3.1.3 Klasifikasi Bakteri Streptococcus
2.2.4 Patogenesis
2.2.4.1 Antigen Penyebab Tet:jadinya GNA Pasca Slreptococcus

vii

...

1
2
2
2

3
4
5
7
8
8

9
9
10
10
11
12
12
12
12
12
12
13
13
13
14
15
17
19
20
21


VIII

2.2.4.2 Mekanisme Respon Imun
22
2.2.4.2.1 Mekanisme Imun Innate
22
2.2.4.2.2 Mekanisme Imun Adaptive
24
2.2.4.3 Pembentukan Kompleks Imun
25
2.2.4.4 Kegagalan Mekanisme untuk Menghilangkan Kompleks
Inlun
26
2.2.4.5 Terjadinya Deposit Kompleks Imun
30
2.2.4.6 Respon lnflamasi
31
2.2.5 Patofisiologi dari Beberapa Gejala GNA Pasca Streptococcus
34

2.2.5.1 Kelainan Urinalisis : Proteinuria dan Hematuria
34
2.2.5.2 Oedem
...
...
34
2.2.5.3 Hipertensi
.., ...
35
2.2.5.4 Bendungan Sirkulasi
35
2.2.6 Gambaran Histopatologis
36
2.2.6.1 Gambaran Makroskopis
36
2.2.6.2 Mikroskop Cahaya
36
2.2.6.3 Immunofluorescence
38
2.2.6.4 Mikroskop Elektron..

39
2.2.7 Gan1baran Klinis
39
2.2.7.1 Infeksi Streptococcus
40
2.2.7.2 Gejala-gejala Umum
40
2.2.7.3 Keluhan Saluran Kemih
40
2.2.7.4 Hipertensi
41
2.2.7.5 Oedem dan Bendungan Paru Akut
41
2.2.8 Perjalanan Penyakit
41
2.2.8.1 Meninggal Selama Fase Akut
41
2.2.8.2 Sindrom Rapidly Progressive Glomerulonephritis (RPGN) .. 42
2.2.8.3 Glomerulonefritis Kronis
42

2.2.8.4 Penyembuhan
42
2.2.9 Komplikasi
43
2.2.9.1 Infeksi
43
2.2.9.2 Ensefalopati Akut Hipertensif
43
2.2.9.3 Bendungan Paru Akut
44
2.2.9.4 Penurunan Faal Ginjal
44
2.2.10 Diagnosis Banding
44
2.2.11 Pemeriksaan Laboratorium
45
2.2.11.1 Urinalisis
45
2.2.11.1.1 Proteinuria
45
2.2.11.1.2 Hematuria
45
2.2.11.1.3 Fibrin Degradation Product (FOP)
45
2.2.11.1.4 Biakan Urin
46
2.2.11.2 Faal Ginjal
46
2.2.11.2.1 Faal GFR
46
2.2.11.2.2 Faal Tubulus
47
2.2.11.3 Pemeriksaan Oarah
47
2.2.11.3.1 Anemia
47

IX

2.2.11.3.2 Faktor-Faktor Pembekuan
2.2.11.3.3 Serum Protein dan Lipid
2.2.11.4 Pemeriksaan Bakteriologis
2.2.11.4.1 Pengecatan dan Pembiakan
2.2.11.4.2 Serologi
2.2.11.5 Pemeriksaan Imunologis
2.2.12 Pengobatan
2.2.12.1 Peranan Istirahat
2.2.] 2.2 Diet Selama Fase O!igouria / Anuria
2.2.12.2.1 Protein Hewani
2.2.12.2.2 Karbohidrat
2.2.12.2.3 Lcn1ak
2.2.12.2.4 Elektrolit
2.2.12.2.5 Kebutuhan JlImlah Cairan
2.2.12.3 Pengobatan Simptomatis
2.2.12.3.1 Bendllngan Parll Akllt
2.2.12.3.2 Hipertensi
2.2.12.3.3 Anelllia
2.2.12.3.4 Gangguan Koagulasi
2.2. 12.4 Antibiotik
2.2.13 Prognosis

54

BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
DAFT AR PU ST AKA
HJWA YAT HIDUP

47
47
48
48
48
49
49
50
50
50
50
51
51
51
51
51
52
52
53
53
53

DAN SARAN

61
62
65

DAFT AR GAMBAR

Halaman
GambaI' 2.1 Anatomi ginja1
GambaI' 2.2 Gam baran nefron
GambaI' 2.3 Gam baran glomcrul us
GambaI' 2.4 Pcranan nefron dalam pembentukan urine
Gan1bar 2.5 Streptococcus
GambaI' 2.6 Mekanisme imun innafe dan adapti\'(!
GambaI' 2.7 Respon im un adapti1'e
Gam bar 2.8 Pem bcntukan kompleks im un
Gam bar 2.9 Akti vasi komplemen
Gambar 2.10 Mekanisme untuk menghilangkan kompleks imun
Gambar 2.11 Te~jadinya deposit kompleks imun
Gambar 2.12 Kerusakan yang disebabkan kompleks imun dengan
mengaktivasi sistem imun innate
Gambar 2.13 Respon inflamasi yang diperantarai oleh kompleks imun
Gambar 2.14 Skema patogenesis kerusakan jaringan yang diperantarai
kom pleks iITIUn
Gambar 2.15 Gambaran PMN pad a APSGN (pewarnaan Jones' silver)
Gambar 2.16 Gambaran crescent
Gam bar 2.17 Gam baran immunofluorescence
Gambar 2.18 Gambaran mikroskop elektron GNA pasca sreptococcus
GambaI' 2.19 Perjalanan klinis GNA

x

3
4
7
10
14
23
25
26
27
29
31
31
33
33
37
37
38
39
43

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Michael Horeb

NRP

: 0110040

Tempat dan tanggal lahir

: Bandung, 6 Februari 1983

Alamat

: JI. Kopo no.262
Bandung 40233

Riwayat Pendidikan
SO Santo Yusuf I, Bandung, 1995
SL TP Aloysius I, Bandung, 1998
SMU Aloysius I, Bandung, 2001
FakuItas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Bandung

65

BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ginjal merupakan

salah satu organ yang penting karena terlibat dalam

berbagai fungsi faal tubuh manusia. Agar dapat menjalankan
baik, dibutuhkan

ginjal yang dapat bekerja dengan baik. Saat ini banyak faktor

yang dapat menyebabkan
seperti

pada

Akut

glomerulonephritis

Glomerulonefritis
didahului

gangguan fungsi faal ginjal, misalnya kompleks imun,

Glomerulonefritis

poststreptococcal

fungsinya dengan

(GNA)

streptococcus

pasca

/ acute

(APSGN).

akut (GNA)

merupakan

oleh tonsilitis atau faringitis,

glomerulonefritis

yang khas

dan ditandai oleh proteinuria,

oedem,

hematuria, kegagalan ginjal, dan hipertensi (Dorland, 1994).
Di

Amerika,

glomerulonefritis

merupakan

10- 15%

dari

kelainan

GNA pasca infeksi merupakan penyakit ginjal nonslfppurative

glomerulus.

paling sering ditemui. Glomerulonefritis

akut merupakan

penyakit

yang

ginjal yang

sering dijumpai pada anak tem1asuk di Indonesia (Kazzi, Tehranzadch,

2004 ;

Husein Albar, Syarifuddin Rauf, 2001).
Terjadinya

GNA

pasca

streptococcus

didahului

olch

infeksi

saluran

pemafasan atas atau kulit. Fase laten antara infeksi saluran pemafasan atau kulit
dengan timbulnya GNA pasca streptococcus
untuk pembentukan
penting terjadinya
pembentukan
Kompleks

antibodi.

merupakan waktu yang dibutuhkan

Sehingga proses imunologis

GNA pasca streptococcus.

memegang

Proses imunologis

peranan

tersebut ialah

kompleks imun antara antibodi spesifik dan antigen streptococcus.

imun akan menetap di dinding kapiler glomerulus

sistem komplemen

untuk menghilangkan

kegagalan untuk menghilangkan

imun tersebut. Bila terjadi

kompleks imun, maka akan timbul kelainan yang

dikenal sebagai GNA pasca streptococcus
Glomerulonefritis

kompleks

dan mengaktivasi

(Enday Sukandar, 1997).

akut dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinik seperti

onset yang tiba-tiba dari hematuria,

proteinuria.

Gejala klinik terse but sering

dibarengi dengan hipertensi, oedem orbita dan tungkai, impaired renal failure.

2

Ketidaktahuan

masyarakat

mengenm

GNA

menyebabkan

insidensi

penyakit ini di Indonesia masih cukup tinggi. Hal tersebut mendorong penulis
untuk membahas masalah ini lebih lanjut.

1.2 Idcntifikasi Masalah
Apakah penyebab glomerulonefritis

akut pasca streptococcus?

Bagaimana proses yang mendasari terjadinya glomerulonefritis

akut pasca

streptococcus?

1.3 Maksud dan Tujuan
Karya tulis ini bermaksud
ditangani

agar paSlen GNA pasca streptococcus

dapat

lebih baik lagi. Tujuan karya tulis ini agar petugas kesehatan dapat

mengetahui

penyebab

streptococcus

dan

proses

yang

sehingga dapat menentukan

mendasari
diagnosis

terjadinya

GNA

pasca

dini dan pelaksaan

terapi

yang lebih efisien, selain itu diharapkan masyarakat dapat lebih men genal gejala
sehingga dapat lebih cepat ditangani oleh dokter maupun rumah sakit.

1.4 Manfaat Karya Tulis IImiah
Manfaat akademis dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar dapat
mengetahui

penyebab dan proses terjadinya GNA pasca streptococcus,

kalangan medis dapat menentukan

diagnosis dini dan pelaksanaan

sehingga

terapi yang

lebih efisien. Manfaat praktis dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar
masyarakat
ditangani

dapat mengenal gejala dini kelainan ini sehi!1gga dapat lebih cepat
oleh dokter maupun rumah sakit yang akhirnya

angka morbiditas dan mortalitas kelainan ini.

--

dapat menurunkan

BABIV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
akut pasca streptococcus

Glomerulonefritis

didahului oleh infeksi saluran

pernafasan bagian atas (faringitis atau tonsilitis) atau infeksi kulit (impetiRo) yang

~ hemolitik

streptococcus

disebabkan

group A. yang bersifat ne./i"itogenik dan

juga group C.
akut pasca streptococcus

Glomerulonefritis
kelainan

yang disebabkan

disease). Patogenesis

kelainan ini herupa pengenalan

mekanisme

(deposition)

tipe III (immune

reaksi hiper-sensitivitas

innate dan adaptive, pembentukan
kegagalan

merupakan salah satu contoh

untuk

complex

antig~n oleh respon imun

kompleks antigen antibodi di dalam sirkulasi.

menghilangkan

kompleks

imun.

pengendapan

kompleks imun di glomerulus ginjal, yang akan memicu terjadinya

reaksi inflamasi.

4.2 Saran
Mengingat
streptococcus

antigen

yang berperan dalam proses terjadinya

GNA pasca

masih belum diketahui dengan pasti, diharapkan dapat dilakukan
streptococcus

penelitian lebih lanjut terhadap antigen

~ hemolitik

group A yang

menyebabkan terjadinya GNA pasca streptococcus.
Petugas kesehatan
penyebab

dan

proses

dan masyarakat
terjadinya

GNA

pedu mendapat
pasca

pengetahuan

streptococcus,

baik

tentang
dengan

penyuluhan maupun dengan media massa sehingga dapat mengenal gejala secara
dini, menentukan diagnosis dini dan pelaksanaan terapi yang lebih efisien.

6\

DAFT AR PUST AKA
Allison K. 2000. Renal System.
htt ://\\-ww.le.ac.uk/ atholo
2004

~

/teach/valanatom

/case4/frmst4.htm!.

3 Maret

Brady !-I.R.. O'Meara Y.M., Brenner B.M. 2001. The major glomerulopaties In:
Braunwald E.. Fauci A.S.. Kasper D.L.. Hauser S.L., Longo D.L.. Jameson
J.L., editors: Harrison's principles (?li11lernalmedicine. 15th. cd. New York:
Mc Graw IIil!. p.1582-3
Brooks G.F., ButeIJ.S., Morse S.A. 2001. .!a\l'et::. melnick. & adelherg's medical
microbiology. 221ld.ed. New York: McGraw-Hili
Burkitt H.G., Young B., Heath J.W. 1995. Wheater' sfil11gsional histology a text
and colour atlas. edisi 3. Jakarta: EGC. p.282-5
Chemielewski C. 2003. Renal anatomy and overview of nephron function.
Nephrology nursingjour/1al, 2 (30): 185-90
Cotran R.S., Rennke H., Kumar Y. 2003. The kidney and its collecting system. In:
Kumar Y., Cotran R.S., Robbins S.L. editors: Rohhins hasic pathology. ih
ed. Philadelphia: Saunders. p.51 0-3. 522-3
Dorland. 1994. Kamus kedokteran dorland. edisi 26. Jakarta: EGC
Enday Sukandar. 1997. Nefrologi klinik. edisi 2. Bandung: Penerbit ITB. p.145162

Flores 1.0. 2004. Streptococcal antihody tests.
http://www.ahealthvme.com/articIe/galell
000841 01. 3 Maret 2004
Fogo A. 1998. Atlas (~rrenal pathology.
http://www2.aikd.org/aikd/atias/31/5/atlas31

5.htm 6 juli 2004

Getha D. 2003. Glomerulonephritis, poststreptococcal.
http://www.emedicine.com/med/topic889.htm.
7 April 2004

62

63

Ganong W.F. 2003. Review of medical physiology. 21st. ed. Boston: Me Graw
Hill. p.702-6
Guyton A.C., Hall .I.E. I997.Buku ajarfish)logi
p.397-401

kedokteran. edisi 9. Jakarta: EGC.

Husein Albar, Syarifuddin Rauf 2001. Acute glomerulonephritis in children in
indonesia: a preliminary rep0I1 of a multi-center study. .fumet! Medika
Nusantara,3 (22): 391-9
Kazzi A.A., Tehranzadeh A.D. 2004. Glomerulonephritis, acute.
www.emedicine.com/ped/topic219.l1tm.
3 Maret 2004
Levinson W.. Jawetz E. 2002. Medical microbiology & immzlf1ologi: Examination
& board reriew. ih. Ed. New York: McGraw-Hill. p.95-100
Mitchell R.N., Kumar V. 2003. Diseases of immunity. In: Kwnar V., Cotran R.S.,
Robbins S.L. editors: Robbins basic pathology~ ih ed. Philadelphia:
Saunders. p.115-8
Nairn R., Helbert M. 2002. Immunologyfor
p.14, 201-3. 253-9

medical students. Edinburgh: Mosby.

Purnawan Junadi, Atiek S. Soemasto, Husna Amelz. 1982. Kapita selekta
kedokteran. edisi 2. Jakarta: Media Aesculapius. p.97.
Rifkin I.R., Salant OJ. 2000. Immune-mediated glomerulopathies. In: Humes
H.D., editors: Kelley's textbook of internal medicine. 4th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. p.1191-4
Rusepno Hassan, Husein Alatas. 1997. Buku kuliah 2 ilmu kesehatan anak. edisi
7. Jakarta: Infomedika
Snell R.S. 1997. Anatomi klinik untuk mahasisH'a kedokteran. edisi 3 bagian 1.
Jakarta: EGC. p.270-3
Ten' A.I. 2001. Inflammation. In: Parslow T.G.. Stites D.P.. Terr A.I., Imboden
J.B. editors: Medical immunology. I Olhed. Boston: Mc Graw Hill. p.199201

64

Todar K. 2002. Streptococcus pyogenes.
http://textbookofbacteriology.net/streptococcus.html.

6 Agustus 2004

Travis L. 2002. Acute poststreptococcal glomerulonephritis.
www.emedicine.com/ped/topic27.htm.3
Maret 2004
Wallace M.A. 1998. Anatomy and physiology of the kidney.
htt ://www.findarticles.com/cf
dls/mOFSLl1998 Nov/53268424/
html. 13 maret 2004

4/article.'