Pembuatan Tugas Akhir Gedung Denim Center Bandung.

(1)

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Ide atau Gagasan Konsep ... 2

1.3. Identifikasi Masalah ... 4

1.4. Tujuan Perancangan ... 4

1.5. Sistematika Penulisan... 5

BAB II PERSPEKTIF TEORITIS 2.1. Tinjauan Umum Toko Denim ... 7

2.1.1. Definisi Toko Denim... 7

2.1.2. Sejarah Denim ... 8

2.2. Fungsi dan Kegiatan Toko Jeans... 10

2.3. Klasifikasi Toko ... 11

2.3.1. Pengertian Peristilahan Dalam Klasifikasi... 12

2.4. Persyaratan Sebuah Toko Jeans... 13

2.4.1. Persyaratan Lokasi Toko... 13

2.4.2. Persyaratan Bangunan... 14


(2)

2.5.1. Program Kegiatan Denim Center... 15

2.5.2. Tinjauan Terhadap Sumber Daya Pekerja ... 16

2.6. Pengamanan Toko Jeans... 17

2.7. Tinjauan terhadap sarana dan prasarana ... 18

2.8. Tinjauan terhadap interior ... 19

2.8.1. Organisasi Ruang ... 23

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI... 27

3.1. Desekripsi objek studi ... 27

3.2. Site Analysis... 27

3.3. Konsep dan Tema perancangan ... 33

3.3.1. Konsep perancangan ... 33

3.3.2. Implementasi Konsep Pada Desain... 34

3.3.3. Matriks Kedekatan Ruang... 43

3.3.4. User Activity... 43

3.3.5. Kebutuhan Ruang... 45

3.3.6. Sistem Workshop... 46

3.3.7. Flow Pengunjung ... 47

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ... 49

4.1. Konsep Desain... 49

4.2. Tema Perancangan ... 50

4.3. Site Plan... 54

4.4. Denah General ... 54


(3)

ix

4.4.2. Denah General Lantai 1 ... 58

4.4.3. Denah General Lantai 2 ... 60

4.5. Potongan General ... 62

4.6. Denah Khusus... 64

4.6.1. Pembagian area denah khusus lantai dasar ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1. Kesimpulan... 73

5.2. Saran ... 74


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Site analysis... 30 Tabel 3.2. User activity... 43


(5)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Komunitas tempat kita hidup ... 3

Gambar 2.1 Celana panjang denim ... 8

Gambar 2.2 CCTV (closed circuit television) ... 17

Gambar 2.3 Organisasi ruang terpusat ... 24

Gambar 2.4 Organisasi ruang terpusat ... 25

Gambar 2.5 Organisasi ruang radial ... 25

Gambar 2.6 Organisasi ruang mengelompok... 26

Gambar 3.1 Tampak fasade bangunan ... 28

Gambar 3.2 Tampak samping kiri... 28

Gambar 3.3 Tampak sampping kanan... 29

Gambar 3.4 Tampak bagian depan ... 29

Gambar 3.5 Komunitas ... 34

Gambar 3.6 Denim fabric... 35

Gambar 3.7 Sistem pencahayaan ... 38

Gambar 3.8 Sistem penghawaan... 39

Gambar 3.9 Access system... 40

Gambar 3.10 Study image 1 ... 40

Gambar 3.11 Study image 2 ... 41

Gambar 3.12 Study image 3 Bentukannya menyerupai studio bengkel kerja... 42


(6)

Gambar 3.13 Study image 4 ... 42

Gambar 3.14 Bagan lantai... 48

Gambar 4.1 Warna biru... 51

Gambar 4.2 Material bahan Jeans... 52

Gambar 4.3 Warna material Dasar... 52

Gambar 4.4 Warna material pendukung ... 52

Gambar 4.5 Lattice lighting... 53

Gambar 4.6 Hydrant box... 54

Gambar 4.7 Data Basement... 55

Gambar 4.8 Denah general lantai 1... 58

Gambar 4.9 Denah general lantai 2... 60

Gambar 4.10 Denah general lantai 2... 62

Gambar 4.11 Potongan general A – A’... 63

Gambar 4.12 Potongan general B – B’ ... 63

Gambar 4.13 Pembagian area denah khusus lantai 1... 65

Gambar 4.14 Pembagian area denah khusus lantai 2... 65

Gambar 4.15 Pembagian area denah khusus lantai 2... 66

Gambar 4.16 Pola lantai denah khusus lantai 1 ... 68

Gambar 4.17 Potongan denah khusus A – A’... 69

Gambar 4.18 Denah ceiling khusus ... 70

Gambar 4.19 Perspektif Area Lobby ... 70


(7)

xiii

Gambar 4.21 Perspektif Area Pamer Lantai 1 ... 71 Gambar 4.22 Perspektif Area sirkulasi Lantai 1 ... 72 Gambar 4.23 Perspektif Area Pamer Lantai 1 ... 72


(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

  Setiap Setiap orang mungkin sadar tidak sadar akan celana yang disebut jeans merupakan salah satu penemuan dari fashion yang paling berpengaruh di dunia. Berawal dari sekitar tahun 1800 an hingga sekarang, semua tren yang pernah ada akan menjadi tua dan biasanya kehilangan kedudukannya di dalam kehidupan sosial masyarakatnya, ada beberapa yang lebih cepat dari umumnya sebuah tren bertahan. Apapun itu dari pakaian, musik, gaya rambut, atau kebiasaan, semuanya terlihat memiliki batas waktu. Dengan semakin berkembangnya jaman, maka nilai dari sebuah jeans juga berubah, dari yang hanya berupa sebuah item fashion berubah menjadi sebuah yang bisa disebut culture.

Di beberapa tahun ini Indonesia mengalami banyak perkembangan pesat dalam industri jeans ditandai dengan beberapa brand jeans muncul dan disambut sangat baik dari masyarakat semua kalangan dan dari pasar domestik maupun yang luar, beberapa juga telah memiliki kualitas yang mampu disejajarkan dengan brand luar negeri. Kota Bandung, yang memiliki semboyan ”BERHIBER” yang berarti bersih, hijau, berbunga, ini merupakan salah satu kota di Indonesia yang paling terkenal dengan industri-industri kreatif , begitu banyak saat ini mulai muncul brand baru yang merupakan karya dari anak-anak bangsa,tapi tidak jarang para konsumen kesulitan dalam mencari jeans-jeans yang mereka inginkan, dan


(9)

2 bagi orang yang tertarik dalam membuat jeans custom pun terkadang kesulitan untuk mendapatkan tempat yang sesuai.

Terbukti banyak sekali web dan blog yang mewadahi komunitas ini secara online di sendiri Bandung tempat seperti ini hanya ada satu, baik secara jual beli jeans dari brand luar negeri maupun dalam negeri, dan juga banyak yang melayani pembuatan jeans original secara online . Kekurangan utamanya tentu di kendala quality kontrol karena kita hanya dapat menilai secara visual, dan belum tersedia tempat khusus yang memfasilitasi komunitas yang bisa tergolong cukup besar ini.

Maka ide yang diambil ini adalah membuat sebuah fasilitas bagi para kolektor dan pencinta jeans. Semoga dengan dibuatnya Denim Center ini dapat memfasilitasi berbagai hal yang diharapkan dari para kolektor dan pencinta jeans ini.

Lokasi perencanaan tempat ini adalah bangunan Pos Indonesia yang berada di kawasan jalan Riau, Bandung. Lokasi ini sangat cocok jika dijadikan fasilitas Denim Center dikarenakan daerah ini memang sudah terkenal untuk factory outletnya dan merupakan kawasan utama fashion di Bandung. Semoga dengan adanya fasilitas Denim Center ini dapat memenuhi kebutuah para pecinta , kolektor, dan semua konsumen jeans di Bandung.

1.2 Ide atau Gagasan Konsep

Pusat fasilitas Denim Center akan dirancang dengan memberikan sebuah area dimana pengunjung dapat berbelanja jeans & pakaian dari berbagai brand yang terkenal, baik dalam maupun luar negeri namun tetap berfokus pada jeans.


(10)

Pemilihan brand tersebut akan dipilih berdasarkan point-point tertentu sebagai acuan brand mana saja yang akan dipilih. Lalu fasilitas kedua yang akan ada di tempat ini adalah cafe yang akan dijadikan sebagai sarana fasilitas dalam membangun komunitas antara para pencinta jeans. Perancangan interior yang berkonsep Denim Community , merupakan konsep yang akan diambil , yang bisa diibaratkan sebuah Komunitas dan fasilitas didalamnya mencakup beberapa kegiatan secara umum kita.

Gambar 1.1 Komunitastempat kita hidup

Seperti Buy something , Community, and Create something. Buy something dimaksudkan kita dalam kehidupan selalu ada kebutuhan atau keinginan untuk membeli barang yang kita inginkan,diwakilkan dengan fasilitas shop dimana kita dapat berbelanja jeans. Community merupakan gambaran kehidupan kita tidak pernah terlepas dari yang disebut komunitas ,maka di sini juga disediakan jugas sebagai tempat berkomunitas secara positif dilengkapi fasilitas café. Create something merupakan gambaran setiap orang dalam kehidupannya juga bekerja atau menciptakan sesuatu entah itu sebagai kepuasan


(11)

4 pribadi atau menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan uang, diwakilkan oleh fasilitas Mini Factory , jadi fasilitas ini memfasilitasi setiap pengunjung dengan denim library , denim fabric library, dan workshop . Dapat memiliki dua fungsi yakni sebagai tempat yang sebuah tempat berkumpulnya para konsumen yang ingin menciptakan jeans khusus sesuai yang diinginkan ,atau sarana untuk membantu orang-orang yang ingin membuat jeans untuk mereka jual namun tidak memiliki fasilitas yang mendukung, di tempat ini disediakan dengan harapan mampu meningkatkan jumlah brand-brand yang baik, sehingga memajukan industry fashion di Indonesia.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dibatasi permasalahan yang akan diteliti. Pokok-pokok identifikasi masalah dapat dikemukakan sebagai berikut:

 Bagaimana menerapkan konsep “Denim Community” pada perancangan interior Denim Planet?

 Bagaimana program ruang disesuaikan dengan fungsi untuk interior Denim Planet?

 Bagaimana menciptakan atmosfer yang sesuai untuk komunitas yang ada?

1.4 Tujuan Perancangan


(12)

 Untuk menerapkan konsep Planet pada perancangan interior Denim Planet dengan memberikan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan pecinta jeans.

 Dapat menyesuaikan fungsi ruang dan interior sebagai tempat pembuatan jeans seperti menyediakan fasilitas ruang jahit,perpustakaan bahan dan bengkel dan lain-lain.

 Dengan menerapkan Kehidupan Manusia dapat menciptakan ruang yang sesuai dengan konsep Planet.

1.5 Sistematika Penulisan Bab I

Memaparkan latar belakang perancangan tempat penyuluhan beserta penggambaran ide perancangan secara global. Bab ini juga menguraikan permasalahan desain yang ditemukan, beserta tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan ini.

Bab II

Merupakan penguraian beberapa teori yang digunakan dalam perancangan dan penulisan makalah. Teori-teori tersebut merupakan dasar yang digunakan dalam membuat perancangan yang baik.

Bab III

Menjelaskan mengenai objek yang sedang dikerjakan. Bab ini juga menjelaskan site yang digunakan dan berbagai hal yang berkaitang dengan site yang digunakan.


(13)

6 Bab IV

Memaparkan konsep desain dan penerapannya pada perancangan tempat penyuluhan. Konsep desain dijelaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhi perancangan.

Bab V

Memuat simpulan yang memberikan jawaban terhadap masalah perancangan yang timbul.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Benge & Tara, Sophie & Elizabeth. 2000. Buku Pintar Terapi Spa. Jakarta : Taramedi & Restu Agung.

2. Healthy Spa Eksekutif. Desember 2003. Griya Asri. Hlm 28-29.

3. Hutapea, Albert M. 1994. Menuju Gaya Hidup Sehat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

4. Keane, Marc P. 2004. Japanese Garden Design. Tokyo : Tuttle Publishing.

5. Lee & Lim, Ginger & Christine Zita. 2003. Spa Style Asia. New York : Thames & Hudson.

6. Ngatenan, Drs. Mohammad. 1996. Gaya Hidup Modern Vegetarian. Solo : CV. ANEKA.

7. Sindhu, Pujiastuti. 2006. Hidup Sehat dan Seimbang Dengan Yoga. Bandung : Qanita.

8. Steger, Manfred. 2001. Grassroots ZEN. Massachussets : Tuttle Publishing.

9. Thornton & Brutscher, Fiona & Dr. Hanz. 2005. What Is A Spa? Historical Background and Modern Influences. London : Academic Division of Unwyn Hyman Ltd.


(15)

64

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dalam perancangan sebuah destination spa, yang perlu diperhatikan adalah suasana ruang yang ditimbulkan dan efek yang ingin ditampilkan seorang desainer interior dalam ruang. Desain yang ditampilkan harus berkesinambungan antara konsep, bentuk, warna, dan juga kesesuaian fungsi ruangan tersebut.

Penuangan konsep ke dalam desain haruslah berdasar dan sesuai dengan kegiatan dan fungsi dari ruangan tersebut. Misalnya pada gedung A di mana pengunjung pertama kali datang, dan mempelajari hal-hal baru di perpustakaan dan mencoba mengkonsumsi makanan sehat di restaurant, penulis memberi konsep naïf. Dengan tujuan pengunjung mau menanggalkan kebiasaan lamanya untuk mempelajari hal baru yang lebih baik, yang dicitrakan dalam material-material ekspos yang jujur dan polos. Material beton juga digunakan untuk


(16)

melambangkan dasar yang kuat bagi pengunjung yang akan mengubah pola hidupnya.

Selain itu, penulis juga harus mempertimbangkan psikologis pengunjung yang stress dan tidak ingin merasa terkungkung. Contohnya pada kamar mandi yang sempit penulis menggunakan material one-way mirror untuk menciptakan kesan kamar mandi yang luas dan tidak mengungkung pengunjung.

Warna dan tekstur akan sangat berpengaruh pada pengalaman pengunjung saat melakukan kegiatannya di destination spa ini. Maka dari itu, sebagai desainer interior, penulis harus mempertimbangkan segala warna, material dan tekstur yang sesuai untuk setiap ruangan agar kesan dan pengalaman yang didapat oleh pengunjung, dapat sesuai dengan yang kita rancang.

5.2. Saran

Penulis menyarankan agar pihak universitas telah menetapkan standar-standar yang tidak akan berubah untuk produk akhir TA pada awal mata kuliah Tugas Akhir. Karena menurut pengalaman penulis, seringkali ketentuan-ketentuan produk akhir berubah di tengah jalan dan cukup menghambat penulis untuk menyelesaikan produk seperti gambar kerja, dll.

Sedangkan untuk mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah Tugas Akhir, penulis menyarankan untuk mencari data sebanyak dan selengkap mungkin, sehingga proses perancangan tidak terganggu karena kurangnya data yang dibutuhkan.


(1)

4 pribadi atau menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan uang, diwakilkan oleh fasilitas Mini Factory , jadi fasilitas ini memfasilitasi setiap pengunjung dengan denim library , denim fabric library, dan workshop . Dapat memiliki dua fungsi yakni sebagai tempat yang sebuah tempat berkumpulnya para konsumen yang ingin menciptakan jeans khusus sesuai yang diinginkan ,atau sarana untuk membantu orang-orang yang ingin membuat jeans untuk mereka jual namun tidak memiliki fasilitas yang mendukung, di tempat ini disediakan dengan harapan mampu meningkatkan jumlah brand-brand yang baik, sehingga memajukan industry fashion di Indonesia.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dibatasi permasalahan yang akan diteliti. Pokok-pokok identifikasi masalah dapat dikemukakan sebagai berikut:

 Bagaimana menerapkan konsep “Denim Community” pada perancangan interior Denim Planet?

 Bagaimana program ruang disesuaikan dengan fungsi untuk interior Denim Planet?

 Bagaimana menciptakan atmosfer yang sesuai untuk komunitas yang ada?

1.4 Tujuan Perancangan


(2)

5  Untuk menerapkan konsep Planet pada perancangan interior Denim Planet dengan memberikan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan pecinta jeans.

 Dapat menyesuaikan fungsi ruang dan interior sebagai tempat pembuatan jeans seperti menyediakan fasilitas ruang jahit,perpustakaan bahan dan bengkel dan lain-lain.

 Dengan menerapkan Kehidupan Manusia dapat menciptakan ruang yang sesuai dengan konsep Planet.

1.5 Sistematika Penulisan Bab I

Memaparkan latar belakang perancangan tempat penyuluhan beserta penggambaran ide perancangan secara global. Bab ini juga menguraikan permasalahan desain yang ditemukan, beserta tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan ini.

Bab II

Merupakan penguraian beberapa teori yang digunakan dalam perancangan dan penulisan makalah. Teori-teori tersebut merupakan dasar yang digunakan dalam membuat perancangan yang baik.

Bab III

Menjelaskan mengenai objek yang sedang dikerjakan. Bab ini juga menjelaskan site yang digunakan dan berbagai hal yang berkaitang dengan site yang digunakan.


(3)

6 Bab IV

Memaparkan konsep desain dan penerapannya pada perancangan tempat penyuluhan. Konsep desain dijelaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhi perancangan.

Bab V

Memuat simpulan yang memberikan jawaban terhadap masalah perancangan yang timbul.


(4)

66

DAFTAR PUSTAKA

1. Benge & Tara, Sophie & Elizabeth. 2000. Buku Pintar Terapi Spa. Jakarta : Taramedi & Restu Agung.

2. Healthy Spa Eksekutif. Desember 2003. Griya Asri. Hlm 28-29.

3. Hutapea, Albert M. 1994. Menuju Gaya Hidup Sehat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

4. Keane, Marc P. 2004. Japanese Garden Design. Tokyo : Tuttle Publishing.

5. Lee & Lim, Ginger & Christine Zita. 2003. Spa Style Asia. New York : Thames & Hudson.

6. Ngatenan, Drs. Mohammad. 1996. Gaya Hidup Modern Vegetarian. Solo : CV. ANEKA.

7. Sindhu, Pujiastuti. 2006. Hidup Sehat dan Seimbang Dengan Yoga. Bandung : Qanita.

8. Steger, Manfred. 2001. Grassroots ZEN. Massachussets : Tuttle Publishing.

9. Thornton & Brutscher, Fiona & Dr. Hanz. 2005. What Is A Spa? Historical Background and Modern Influences. London : Academic Division of Unwyn Hyman Ltd.


(5)

64

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dalam perancangan sebuah destination spa, yang perlu diperhatikan adalah suasana ruang yang ditimbulkan dan efek yang ingin ditampilkan seorang desainer interior dalam ruang. Desain yang ditampilkan harus berkesinambungan antara konsep, bentuk, warna, dan juga kesesuaian fungsi ruangan tersebut.

Penuangan konsep ke dalam desain haruslah berdasar dan sesuai dengan kegiatan dan fungsi dari ruangan tersebut. Misalnya pada gedung A di mana pengunjung pertama kali datang, dan mempelajari hal-hal baru di perpustakaan dan mencoba mengkonsumsi makanan sehat di restaurant, penulis memberi konsep naïf. Dengan tujuan pengunjung mau menanggalkan kebiasaan lamanya untuk mempelajari hal baru yang lebih baik, yang dicitrakan dalam material-material ekspos yang jujur dan polos. Material beton juga digunakan untuk


(6)

65

melambangkan dasar yang kuat bagi pengunjung yang akan mengubah pola hidupnya.

Selain itu, penulis juga harus mempertimbangkan psikologis pengunjung yang stress dan tidak ingin merasa terkungkung. Contohnya pada kamar mandi yang sempit penulis menggunakan material one-way mirror untuk menciptakan kesan kamar mandi yang luas dan tidak mengungkung pengunjung.

Warna dan tekstur akan sangat berpengaruh pada pengalaman pengunjung saat melakukan kegiatannya di destination spa ini. Maka dari itu, sebagai desainer interior, penulis harus mempertimbangkan segala warna, material dan tekstur yang sesuai untuk setiap ruangan agar kesan dan pengalaman yang didapat oleh pengunjung, dapat sesuai dengan yang kita rancang.

5.2. Saran

Penulis menyarankan agar pihak universitas telah menetapkan standar-standar yang tidak akan berubah untuk produk akhir TA pada awal mata kuliah Tugas Akhir. Karena menurut pengalaman penulis, seringkali ketentuan-ketentuan produk akhir berubah di tengah jalan dan cukup menghambat penulis untuk menyelesaikan produk seperti gambar kerja, dll.

Sedangkan untuk mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah Tugas Akhir, penulis menyarankan untuk mencari data sebanyak dan selengkap mungkin, sehingga proses perancangan tidak terganggu karena kurangnya data yang dibutuhkan.