Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic Dengan Kriteria Minimasi Makespan (Studi Kasus Di PT. Pri Adhi Husada, Yogyakarta).
ABSTRAK
PT. Pri Adhi Husada merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri batu, dimana jenis produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah tile, wall, mozaic. Bentuk ketiga produk tersebut dapat dibuat bervariasi sesuai dengan pesanan, karena itu perusahaan ini tergolong perusahaan yang menggunakan sistem produksi make to order. Konsumen dari perusahaan ini terbagi menjadi 2 yaitu konsumen luar negeri dan dalam negeri. Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan ini adalah keterlambatan dalam menyelesaikan pesanan. Dampak dari masalah tersebut adalah perusahaan akan memperoleh penalty 1% per hari keterlambatan atau bahkan kehilangan kepuasan konsumen.
Penyebab terjadinya keterlambatan adalah metode perusahaan yang diterapkan dalam melakukan penjadwalan pekerjaan (job) atas pesanan-pesanan yang ada kurang tepat. Pesanan yang dijadwalkan untuk diproduksi pertama kali adalah pesanan yang memiliki waktu pembayaran tercepat (pembayaran pesanan yang dilakukan secara kontan). Oleh karena itu sering kali menyebabkan pesanan yang dapat dikerjakan dengan waktu proses yang relatif singkat terabaikan. Penelitian dilakukan terhadap pesanan dengan periode penerimaan pesanan tanggal 2 sampai 6 Januari 2007. Pada periode tersebut terdapat 8 pesanan yang diterima, 4 pesanan diantaranya mengalami keterlambatan.
Oleh karena itu penulis akan memberikan usulan penjadwalan pesanan dengan menggunakan metode “Shifting Bottleneck Heuristic”. Metode tersebut dikembangkan terlebih dahulu dengan alasan agar sesuai dengan keadaan yang terdapat dalam perusahaan, dimana perusahaan memiliki paralel mesin dalam menyelesaikan pesanan. Metode tersebut diusulkan karena karakteristik dari metode yang diusulkan sesuai dengan sistem produksi yang diterapkan oleh perusahaan yaitu job shop atau make to order.
Hasil akhir dari metode yang diusulkan cukup baik, dimana pada perhitungan usulan tidak terdapat pesanan yang terlambat. Selain itu makespan yang diperoleh dari metode usulan lebih kecil dibandingkan dengan kondisi aktual, dimana makespan aktual adalah sebesar 4222 menit (1 minggu lebih 2 hari kerja) sedangkan makespan usulan sebesar 2860 menit (1minggu hari kerja). Dengan makespan yang lebih kecil maka periode produksi untuk periode penerimaan pesanan berikutnya tidak terganggu, karena semua mesin yang akan dipakai siap pada waktu yang sama.
(2)
DAFTAR ISI
ABSTRAK...iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...v
DAFTAR ISI...vii
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR GAMBAR ...xvi
DAFTAR NOTASI ...xviii
DAFTAR LAMPIRAN...xix BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...1-1 1.2 Identifikasi Masalah...1-2 1.3 Batasan dan Asumsi...1-2 1.4 Perumusan Masalah ...1-3 1.5 Tujuan Penelitian ...1-3 1.6 Manfaat Penelitian ...1-3 1.7 Sistematika Penulisan ...1-4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penjadwalan ...2-1 2.1.1Pengertian Penjadwalan ...2-1 2.1.2Fungsi Penjadwalan ...2-1 2.1.3Teori Penjadwalan ...2-2 2.1.4Klasifikasi Permasalahan Penjadwalan...2-3 2.1.5Masukan Jika Akan Melakukan Penjadwalan ...2-4 2.1.6Notasi Umum Dalam Penjadwalan...2-4 2.1.7Pengukuran Performansi Penjadwalan ...2-6 2.1.8Lingkungan Mesin Pada Penjadwalan ...2-7 2.1.9Gantt Chart...2-8 2.1.10 Penggolongan Masalah Penjadwalan Berdasarkan Kondisi Pesanan...2-9
(3)
viii
2.1.11 Permasalahan Job Shop...2-10 2.1.12 Prosedur Metode Shiffting Bottleneck Heuristic...2-10 2.1.13 Contoh Penggunaan Shiffting Bottleneck Heuristic ...2-12 2.2 Peta Kerja...2-20 2.2.1 Macam-macam Peta Kerja ...2-21 2.2.2 Peta Proses Operasi...2-21 2.2.3 Pengukuran Waktu...2-22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penelitian Pendahuluan...3-2 3.2 Identifikasi Masalah...3-2 3.3 Batasan dan Asumsi...3-3 3.4 Perumusan Masalah ...3-3 3.5 Tujuan Penelitian ...3-3 3.6 Tinjauan Pustaka...3-4 3.7 Pengumpulan Data ...3-4 3.8 Pengolahan Data ...3-4 3.9 Analisis ...3-13 3.10 Kesimpulan dan Saran ...3-13 BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...4-1 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...4-2 4.3 Waktu Kerja ...4-4 4.4 Data Mesin dan peralatan...4-4 4.5 Spesifikasi produk...4-5 4.6 Data pesanan selama periode perencanaan ...4-7 4.7 Peta Proses Operasi...4-8 4.8 Deskripsi singkat pembuatan pesanan ...4-9 4.9 Waktu perpindahan/transportasi ...4-10 4.10 Kebutuhan Bahan Baku ...4-11 4.11 Tanggal Penerimaan...4-12
(4)
ix
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Pengolahan data ...5-1 5.1.1 Penjadwalan aktual ...5-1 5.1.2 Penjadwalan usulan...5-3 5.1.2.1 Melakukan pengumpulan data ...5-3 5.1.2.2 Melakukan pengolahan data ...5-6 5.2 Analisis ...5-43 5.2.1 Analisis penjadwalan aktual ...5-43 5.2.2 Analisis kelemahan penjadwalan aktual ...5-43 5.2.3 Analisis usulan yang diberikan pada perusahaan...5-45 5.2.4 Kelebihan dari usulan yang diberikan...5-46 5.2.4.1 Perbandingan waktu selesai, lateness antara aktual dan usulan...5-47 5.2.4.2 Perbandingan performansi antara aktual dan usulan ...5-48 5.2.4.3 Perbandingan Rata-rata Utilisasi Mesin (%) Per Hari ...5-48 5.2.4.4 Perbandingan Rata-rata Utilisasi Mesin (%) Per Periode Produksi...5-50 5.2.4.5 Persentase Kenaikan Rata-rata Utilisasi Per Periode Produksi...5-52 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ...6-1 6.2 Saran ...6-2 6.2.1 Saran untuk perusahaan ...6-2 6.2.2 Saran untuk penelitian selanjutnya ...6-2 DAFTAR PUSTAKA ...xx LAMPIRAN
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Data Dari Contoh Kasus 2-12
2.2 Perhitungan Iterasi 1 2-13
2.3 Perhitungan Mesin 1 Iterasi 1 2-13
2.4 Perhitungan Mesin 2 Iterasi 1 2-14
2.5 Perhitungan Mesin 3 Iterasi 1 2-14
2.6 Perhitungan Mesin 4 Iterasi 1 2-14
2.7 Perhitungan Iterasi 2 2-15
2.8 Perhitungan Mesin 2 Iterasi 2 2-15
2.9 Perhitungan Mesin 3 Iterasi 2 2-16
2.10 Perhitungan Mesin 4 Iterasi 2 2-16
2.11 Perhitungan Iterasi 3 2-17
2.12 Perhitungan Mesin 3 Iterasi 3 2-17
2.13 Perhitungan Mesin 4 Iterasi 3 2-17
2.14 Perhitungan Iterasi 3 (Mesin 3 dengan 2-18
urutan job 1,2 dijadwalkan)
2.15 Perhitungan Mesin 4 Iterasi 4 2-19
4.1 Waktu Kerja 4-4
4.2 Data Mesin Yang Terdapat Dalam Perusahaan 4-4
4.3 Data Jenis Pesanan Yang Biasa Diterima Oleh Perusahaan 4-5
4.4 Data Pesanan 4-7
4.5 Deskripsi Singkat Pembuatan Pesanan 1 4-9
4.6 Waktu Perpindahan Bahan Baku Untuk Pesanan 1 4-10 4.7 Kebutuhan Bahan Baku Untuk Pesanan Tile Dan Wall 4-11
4.8 Kebutuhan Bahan Baku Untuk Pesanan Mozaic 4-11
(6)
xi
4.9 Data Tanggal Penerimaan 4-12
5.1 Hasil Ringkasan Dari Gantt Chart Aktual 5-3
5.2 Jenis Pesanan 5-3
5.3 Matriks Waktu 5-4
5.4 Matriks Routing 5-5
5.5 Jenis Dan Jumlah Mesin 5-5
5.6 Ringkasan Kebutuhan Bahan Baku 5-6
5.7 Perhitungan Waktu Proses Paralel Mesin Untuk Pesanan 1 5-6 5.8 Perhitungan Waktu Proses Paralel Mesin Untuk Pesanan 2 5-7 5.9 Perhitungan Waktu Proses Paralel Mesin Untuk Pesanan 3 5-7 5.10 Perhitungan Waktu Proses Paralel Mesin Untuk Pesanan 4 5-7 5.11 Perhitungan Waktu Proses Paralel Mesin Untuk Pesanan 5 5-7 5.12 Perhitungan Waktu Proses Paralel Mesin Untuk Pesanan 6 5-8 5.13 Perhitungan Waktu Proses Paralel Mesin Untuk Pesanan 7 5-8 5.14 Perhitungan Waktu Proses Paralel Mesin Untuk Pesanan 8 5-8 5.15 Perhitungan DueDate(di11)Untuk Mesin1 Penggunaan Ke-1 5-11 5.16 Perhitungan DueDate(di22)Untuk Mesin2 Penggunaan Ke-1 5-11 5.17 Perhitungan DueDate(di33)Untuk Mesin3 Penggunaan Ke-1 5-11 5.18 Perhitungan DueDate(di44)Untuk Mesin4 Penggunaan Ke-1 5-12 5.19 Perhitungan DueDate(di55)Untuk Mesin5 Penggunaan Ke-1 5-12 5.20 Perhitungan DueDate(di55-1)Untuk Mesin5-1 Penggunaan 5-12
Ke-1
5.21 Perhitungan DueDate(di64)Untuk Mesin4 Penggunaan Ke-2 5-13 5.22 Perhitungan DueDate(di66)Untuk Mesin6 Penggunaan Ke-1 5-13 5.23 Perhitungan DueDate(di75-1)Untuk Mesin5-1 Penggunaan 5-13
Ke-2
5.24 Perhitungan DueDate(di87)Untuk Mesin7 Penggunaan Ke-1 5-14 5.25 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin1 Penggunaan 5-15
(7)
xii
Ke-1
5.26 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin2 Penggunaan 5-15 Ke-1
5.27 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin3 Penggunaan 5-15 Ke-1
5.28 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin4 Penggunaan 5-16 Ke-1
5.29 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin5 Penggunaan 5-16 Ke-1
5.30 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin5-1 5-16
Penggunaan Ke-1
5.31 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin4 Penggunaan 5-17 Ke-2
5.32 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin6 Penggunaan 5-17 Ke-1
5.33 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin5-1 5-17
Penggunaan Ke-2
5.34 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin7 Penggunaan 5-18 Ke-1
5.35 Pengidentifikasi Mesin Bottleneck 5-18
5.36 Kebutuhan Proses di Mesin 3 5-19
5.37 Perhitungan Release Time Mesin3 5-21
5.38 Perubahan Ready Time Untuk Masing-masing Job 5-22
5.39 Perhitungan DueDate(di11)Untuk Mesin1 Penggunaan Ke-1 5-25 5.40 Perhitungan DueDate(di22)Untuk Mesin2 Penggunaan Ke-1 5-26 5.41 Perhitungan DueDate(di44)Untuk Mesin4 Penggunaan Ke-1 5-26 5.42 Perhitungan DueDate(di55)Untuk Mesin5 Penggunaan Ke-1 5-26
(8)
xiii
5.43 Perhitungan DueDate(di55-1)Untuk Mesin5-1 Penggunaan 5-27 Ke-1
5.44 Perhitungan DueDate(di64)Untuk Mesin4 Penggunaan Ke-2 5-27 5.45 Perhitungan DueDate(di66)Untuk Mesin6 Penggunaan Ke-1 5-27 5.46 Perhitungan DueDate(di75-1)Untuk Mesin5-1 Penggunaan 5-28
Ke-2
5.47 Perhitungan DueDate(di87)Untuk Mesin7 Penggunaan Ke-1 5-28 5.48 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin1 Penggunaan 5-28 Ke-1
5.49 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin2 Penggunaan 5-29 Ke-1
5.50 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin4 Penggunaan 5-29 Ke-1
5.51 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin5 Penggunaan 5-29 Ke-1
5.52 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin5-1 Penggunaan5-30 Ke-1
5.53 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin4 Penggunaan 5-30 Ke-2
5.54 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin6 Penggunaan 5-30 Ke-1
5.55 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin5-1 Penggunaan5-31 Ke-2
5.56 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin7 Penggunaan 5-31 Ke-1
5.57 Pengidentifikasi Mesin Bottleneck 5-31
5.58 Kebutuhan Proses di Mesin 5-1 Penggunan Ke-2 5-32 5.59 Perhitungan Release Time Mesin 5-1 Penggunan Ke-2 5-33
(9)
xiv
5.60 Perubahan Ready Time Untuk Masing-masing Job 5-34
5.61 Perhitungan DueDate(di11)Untuk Mesin1 Penggunaan Ke-1 5-36 5.62 Perhitungan DueDate(di22)Untuk Mesin2 Penggunaan Ke-1 5-36 5.63 Perhitungan DueDate(di44)Untuk Mesin4 Penggunaan Ke-1 5-37 5.64 Perhitungan DueDate(di55)Untuk Mesin5 Penggunaan Ke-1 5-37 5.65 Perhitungan DueDate(di55-1)Untuk Mesin5-1 Penggunaan 5-37
Ke-1
5.66 Perhitungan DueDate(di64)Untuk Mesin4 Penggunaan Ke-2 5-38 5.67 Perhitungan DueDate(di66)Untuk Mesin6 Penggunaan Ke-1 5-38 5.68 Perhitungan DueDate(di87)Untuk Mesin7 Penggunaan Ke-1 5-38 5.69 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin1 Penggunaan 5-39 Ke-1
5.70 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin2 Penggunaan 5-39 Ke-1
5.71 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin4 Penggunaan 5-39 Ke-1
5.72 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin5 Penggunaan 5-40 Ke-1
5.73 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin5-1 Penggunaan5-40 Ke-1
5.74 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin4 Penggunaan 5-40 Ke-2
5.75 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin6 Penggunaan 5-41 Ke-1
5.76 Pengurutan dan Perhitungan Lateness Mesin7 Penggunaan 5-41 Ke-1
5.77 Pengidentifikasi Mesin Bottleneck 5-42
(10)
xv
5.79 Ringkasan Hasil Penjadwalan Usulan 5-46
5.80 Perbandingan Aktual dan Usulan 5-47
5.81 Perbandingan Performansi 5-48
5.82 Perbandingan Utilisasi Mesin Per Hari 5-48
5.83 Perbandingan Utilisasi Mesin Per Periode Produksi 5-51
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Gantt Chart 2-9
2.2 Aliran Pekerjaan Dalam Job Shop 2-10
2.3 Graph G Contoh Kasus 2-13
2.4 Graph G Contoh Kasus Mesin 1 dijadwalkan 2-15
2.5 Graph G Iterasi 3 2-16
2.6 Graph G Iterasi 4 Mesin 3 dijadwalkan 2-18
dengan urutan job 1,2
2.7 Graph G Iterasi 4 Mesin 3 dijadwalkan 2-18
dengan urutan job 2,1
2.8 Graph G hasil penjadwalan 2-19
2.9 Gantt Chart Mesin 3 urutan job 1,2 2-20
2.10 Gantt Chart Mesin 3 urutan job 2,1 2-20
3.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian 3-1
3.2 Bagan Alir Pengolahan Data Berdasarkan Metode 3-6 Shifting Bottleneck Heuristic
3.3 Bagan Alir Pengolahan Data Berdasarkan Metode 3-10 Shifting Bottleneck Heuristic yang telah dikembangkan
4.1 Struktur Organisasi 4-2
4.2 Gambar mesin yang digunakan 4-5
4.3 Contoh produk 4-6
4.4 PPO Pesanan 1 4-8
5.1 Interval Penerimaan dan Pengerjaan Pesanan 5-1
5.2 Prosedur Perusahaan Dalam Melakukan Pengurutan 5-2 Pekerjaan
(12)
xvii
5.3 Graph G Awal 5-10
5.4 Graph G Revisi Iterasi 1 5-24
5.5 Graph G Revisi Iterasi 2 5-35
5.6 Penjelasan Mengenai Dampak Keterlambatan 5-44
(13)
DAFTAR NOTASI
• i = job (pekerjaan) • j = operasi
• h = jenis mesin yang akan dijadwalkan.
• q = jumlah kebutuhan proses dari mesin yang dijadwalkan. • p = paralel mesin.
• S = siklus penggunaan mesin paralel. • M = mesin-mesin yang harus dijadwalkan. • Mo = mesin-mesin yang sudah terjadwalkan.
• tijh = waktu proses/kali proses (satuan yang digunakan pada penelitian = 1 bongkah batu).
• Pijh = waktu proses yang telah disesuaikan dengan jumlah kebutuhan proses dan jumlah mesin paralel.
• Rijh = ready time job i operasi j mesin h • L*h = keterlambatan (lateness) mesin.
• C*ijh = completion time operasi, dihitung dengan rumus Rijh + Pijh. • RMPh (S) = release mesin pada mesin h paralel pada siklus ke-.
• RDPh (t-1) = ready mesin pada mesin h paralel setelah digunakan pada waktu sebelumnya.
• RPijh = ready time job i operasi j mesin h paralel p.
• RMPh (S-1) = release mesin pada mesin h paralel pada siklus sebelumnya.
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Lampiran B
(15)
Lanjutan dari Peta Proses Operasi yang telah dijabarkan pada BAB 4, PPO yang akan dijabarkan pada Lampiran A merupakan PPO dari pesanan-pesanan selain pesanan 1
1. Pesanan 2 (tile bergaris biasa)
Jumlah Waktu (jam)
Operasi 6 11.10
Pemeriksaan - 0.00
Total 6 11.10
Ringkasan Kegiatan
Dipetakan oleh : Josef Tanggal dipetakan : 9 Maret 2007
PETA PROSES OPERASI
Nama objek : Tile bergaris biasa
(16)
2. Pesanan 3 (wall bergaris biasa)
Jumlah Waktu (jam)
Operasi 6 6.27
Pemeriksaan - 0.00
Total 6 6.27
PETA PROSES OPERASI
Nama objek : Wall bergaris biasa
Kegiatan
Nomor peta : 03
Dipetakan oleh : Josef Tanggal dipetakan : 9 Maret 2007
(17)
3. Pesanan 4 (mozaic camel)
Jumlah Waktu (jam)
Operasi 9 35.45
Pemeriksaan - 0.00
Total 9 35.45
Tanggal dipetakan : 9 Maret 2007
Ringkasan Kegiatan
Dipetakan oleh : Josef
PETA PROSES OPERASI
Nama objek : Mozaic camel Nomor peta : 04
(18)
4. Pesanan 5 (tile polos)
Jumlah Waktu (jam)
Operasi 4 7.6
Pemeriksaan - 0.0
Total 4 7.6
Ringkasan Kegiatan
Dipetakan oleh
: 9 Maret 2007
PETA PROSES OPERASI
Nama objek : Tile polos
Nomor peta : 05
: Josef Tanggal dipetakan
(19)
5. Pesanan 6 (mozaic camel)
Jumlah Waktu (jam)
Operasi 9 35.45
Pemeriksaan - 0.00
Total 9 35.45
PETA PROSES OPERASI
Nama objek Nomor peta Dipetakan oleh Tanggal dipetakan
Ringkasan Kegiatan
: Mozaic camel : 06
: Josef : 9 Maret 2007
(20)
6. Pesanan 7 (mozaic camel)
Jumlah Waktu (jam)
Operasi 9 35.45
Pemeriksaan - 0.00
Total 9 35.45
Dipetakan oleh : Josef Tanggal dipetakan
PETA PROSES OPERASI Nama objek : Mozaic camel
Nomor peta : 07
: 9 Maret 2007
Ringkasan Kegiatan
(21)
PETA PROSES OPERASI
: 9 Maret 2007 Nama objek : Mozaic cubical Nomor peta : 08
Dipetakan oleh : Josef Tanggal dipetakan
7. Pesanan 8 (mozaic cubical)
Jumlah Waktu (jam)
Operasi 9 47.43
Pemeriksaan - 0.00
Total 9 47.43
Ringkasan Kegiatan
(22)
Lanjutan dari deskripsi singkat pembuatan produk yang telah dijabarkan pada BAB 4, deskripsi singkat pembuatan produk yang akan dijabarkan pada Lampiran A merupakan deskripsi singkat pembuatan produk dari pesanan-pesanan selain pesanan Pesanan 1
1. Pesanan 2 (tile bergaris biasa)
Input Cara pemotongan Output P L T P L T
Langkah Mesin Gambar Uraian singkat prosesJumlah
input
1 Mesin1 40 2 60
Ukuran input (cm) Jumlah
Output
Ukuran output (cm)
hasil proses dari mesin1 dibelah 2 kali, pembelahan dilakukan
pada bagian panjang dan lebar
2
60 bongkahan batu dibelah
menjadi 2, pembelahan dilakukan pada bagian
tinggi batu
1 60
2 Mesin2 60 60 20 8 30 30 20
20 2
3 Mesin3 80 30 30
4 Mesin
(poles) - hasil dari mesin3 dipoles 80
30 30 hasil proses dari mesin2
dipotong, pemotongan dilakukan pada bagian
tinggi batu
8
2
30 30 2 30 30
5
Mesin (multi cutter )
hasil dari mesin poles dibentuk pada mesin
multi cutter 80 30 80 2 6 Mesin (poles)
-hasil dari mesin multi cutter dipoles 80
30 2 80 30
2 80 30
Waktu/1 bongkah batu (menit)
12 60 20
84
Keterangan: 1 bongkah batu dapat menghasilkan 80 modul
26 252 112 180 30 2
30 30 30
(23)
2. Pesanan 3 (wall bergaris biasa)
Input Cara pemotongan Output Panja
ng Lebar
Tingg i
Panjan
g Lebar Tinggi
Ukuran output (cm) Jumlah
input
Ukuran input (cm) Jumlah
Output
Langkah Mesin
Gambar
Uraian singkat proses Waktu/1 bongkah
batu (menit)
1 Mesin1 60 40 2
3 Mesin3 2 Mesin2
5
Mesin (multi cutter ) 4 Mesin
(poles)
-6 Mesin
(poles)
-1 60
20 40
20 40
60 60 20 12
2 60 60 20 2 40 40 20 32
2 40 40 20 20 40 40 2 72
20 40 40 2 20 40 40 2 80
40 2 20 40 40 2 110
70
40 2 20 40
hasil proses dari mesin1 dibelah 2 kali, pembelahan dilakukan
pada bagian panjang dan lebar bongkahan batu dibelah
menjadi 2, pembelahan dilakukan pada bagian
tinggi batu
Keterangan: 1 bongkah batu dapat menghasilkan 20 modul
hasil dari mesin multi cutter dipoles hasil dari mesin poles dibentuk pada mesin
multi cutter hasil dari mesin3
dipoles hasil proses dari mesin2
dipotong, pemotongan dilakukan pada bagian
tinggi batu
(24)
3. Pesanan 4 (mosaic camel)
Input Cara pemotongan Output Panja
ng Lebar
Tingg i
Panjan
g Lebar Tinggi
Langkah Mesin
Gambar
1 Mesin1
3 Mesin 3 2 Mesin2 5 Mesin (multi cutter ) 4 Mesin (pemoles) -7 Mesin (multi cutter ) 6 Mesin (bullnose) Jumlah input
Ukuran input (cm) Jumlah
Output
Ukuran output (cm)
Waktu/1 bongkah batu (menit)
1 60 60 40 2 30 60 40 12
2 30 60 40 4 30 30 40 20
4 30 30 40 52 30 30 3 234
52 30 30 3 52 30 30 3 72
52 30 30 3 780 2 30 3 143
780 2 30 3 780 2 30 2 312
780 2 30 2 11700 2 2 2 104
Uraian singkat proses
hasil dari mesin bullnose dipotong pada
mesin multi cutter hasil dari mesin multi
cutter dibentuk pada mesin bullnose hasil dari mesin poles dibentuk pada mesin
multi cutter hasil dari mesin3 dipoles hasil proses dari mesin2 dipotong, pemotongan dilakukan pada bagian
tinggi batu hasil proses dari mesin1
dibelah 1 kali, pembelahan dilakukan
pada bagian lebar bongkahan batu dibelah menjadi 2, pembelahan dilakukan pada bagian
panjang batu
(25)
4. Pesanan 5 (tile polos)
Input Cara pemotongan Output Panja
ng Lebar
Tingg i
Panjan
g Lebar Tinggi
Langkah Mesin
Gambar
Uraian singkat prosesJumlah
input
Ukuran input (cm) Jumlah
Output
Ukuran output (cm)
Waktu/1 bongkah batu (menit)
2 Mesin2 1 Mesin1
4 Mesin
(poles)
-3 Mesin3
1 60 60 40 2 30 60 40 12
2 30 60 40 18 10 20 40 28
18 10 20 40 360 10 20 2 342
360 10 20 2 360 10 20 2 75
hasil dari mesin3 dipoles hasil proses dari mesin2
dipotong, pemotongan dilakukan pada bagian
tinggi batu hasil proses dari mesin1
dibelah, pembelahan dilakukan pada bagian
lebar bongkahan batu dibelah
menjadi 2, pembelahan dilakukan pada bagian
panjang batu
(26)
5. Pesanan 6 (mozaic camel)
Input Cara pemotongan Output Panja
ng Lebar
Tingg i
Panjan
g Lebar Tinggi
143
312
104
Keterangan: 1 bongkah batu dapat menghasilkan 11700 unit
2 2 2
30 2
12
20
234
72
hasil dari mesin bullnose dipotong pada
mesin multi cutter
780 2 30 2 11700
30 3 780 2
hasil dari mesin multi cutter dibentuk pada
mesin bullnose
780 2
2 30 3
30 3
hasil dari mesin poles dibentuk pada mesin
multi cutter
52 30 30 3 780
30 3 52 30
hasil dari mesin3 dipoles 52 30
30 30 3
30 40
hasil proses dari mesin2 dipotong, pemotongan dilakukan pada bagian
tinggi batu
4 30 30 40 52
60 40 4 30
hasil proses dari mesin1 dibelah 1 kali, pembelahan dilakukan
pada bagian lebar
2 30
30 60 40
60 60 40 2
Langkah Mesin
Gambar
Uraian singkat prosesJumlah
input
Ukuran input (cm) Jumlah
Output
Ukuran output (cm)
Waktu/1 bongkah batu (menit)
1 Mesin1
bongkahan batu dibelah menjadi 2, pembelahan dilakukan pada bagian
panjang batu
1
3 Mesin 3 2 Mesin2 5 Mesin (multi cutter ) 4 Mesin (poles) -7 Mesin (multi cutter ) 6 Mesin (bullnose)
(27)
6. Pesanan 7 (mozaic camel)
Input Cara pemotongan Output Panja
ng Lebar
Tingg i
Panjan
g Lebar Tinggi
Keterangan: 1 bongkah batu dapat menghasilkan 11700 unit
2 104
bongkahan batu dibelah menjadi 2, pembelahan dilakukan pada bagian
panjang batu
hasil proses dari mesin1 dibelah 1 kali, pembelahan dilakukan
pada bagian lebar
hasil proses dari mesin2 dipotong, pemotongan dilakukan pada bagian
tinggi batu
hasil dari mesin3 dipoles
hasil dari mesin poles dibentuk pada mesin
multi cutter hasil dari mesin multi cutter dibentuk pada
mesin bullnose hasil dari mesin bullnose dipotong pada
mesin multi cutter
2 11700 2 2
780 2 30
30 2 312
3 143
780 2 30 3 780 2
3 780 2 30
52 30 30
30 3 72
3 234
4 30 30 40 52 30
20
4 30 30 40 52 30 30
12
2 30 60 40 4 30 30 40
30 60 40
60 60 40 2
7 Mesin (multi cutter ) 6 Mesin (bullnose) -5 Mesin (multi cutter ) 4 Mesin (poles)
Ukuran output (cm)
Waktu/1 bongkah batu (menit)
1 Mesin1 1
Jumlah
input
Ukuran input (cm) Jumlah
Output
Langkah Mesin
Gambar
3
Uraian singkat proses
Mesin 3 2 Mesin2
(28)
Input Cara pemotongan Output Panja
ng Lebar
Tingg i
Panjan
g Lebar Tinggi
2 18000 2 2
1200
30 hasil proses dari mesin1
dibelah 1 kali, pembelahan dilakukan
pada bagian lebar bongkahan batu dibelah
menjadi 2, pembelahan dilakukan pada bagian
panjang batu
Keterangan: 1 bongkah batu dapat menghasilkan 18000 unit
hasil dari mesin3 dipoles hasil proses dari mesin2
dipotong, pemotongan dilakukan pada bagian
tinggi batu
160 hasil dari mesin poles
dibentuk pada mesin multi cutter
hasil dari mesin poles dibentuk pada mesin
multi cutter
2 30
2 1200 2 hasil dari mesin multi
cutter dipoles 1200 2 30
2
120
2 220
2
2 1200 2 30
80 30 30
30 2 112
2 342
80 30 30 2 80 30
20
4 30 30 40 80 30 30
12
2 30 60 40 4 30 30 40
30 60 40
60 60 40 2
7 Mesin (multi cutter ) 6 Mesin (poles) -5 Mesin (multi cutter ) 4 Mesin (poles)
-3 Mesin 3 2 Mesin2
Ukuran output (cm)
Waktu/1 bong batu (menit)
1 Mesin1 1
Langkah Mesin
Gambar
kah Uraian singkat prosesJumlah
input
Ukuran input (cm) Jumlah
Output 7. Pesanan 8 (mozaic cubical)
(29)
Lanjutan dari waktu perpindahan/transportasi yang telah dijabarkan pada BAB 4, waktu perpindahan/transportasi yang akan dijabarkan pada Lampiran A merupakan waktu perpindahan/transportasi dari pesanan-pesanan selain pesanan pesanan 1.
1. Pesanan 2 (tile bergaris biasa).
Dari Ke
Storage Mesin1 4 bongkahan batu 5
Mesin1 Mesin2 2 hasil pembelahan mesin1 2
Mesin2 Mesin3 4 hasil pembelahan mesin2 1
Mesin3 Mesin
poles 40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin poles
Mesin
multi cutter
40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin
multi cutter
Mesin
poles 40 modul 1
Jumlah perpindahan 1 kali
Satuan perpindahan 1 kali angkut
Perpindahan Waktu perpindahan/1 kali
perpindahan (menit)
(30)
2. Pesanan 3 (wall bergaris biasa).
Dari Ke
Storage Mesin1 4 bongkahan batu 5
Mesin1 Mesin2 2 hasil pembelahan mesin1 2
Mesin2 Mesin3 4 hasil pembelahan mesin2 1
Mesin3 Mesin
poles 40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin poles
Mesin
multi cutter
40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin
multi cutter
Mesin
poles 40 modul 1
Perpindahan Jumlah
perpindahan 1 kali
Satuan perpindahan 1 kali angkut
Waktu perpindahan/1 kali perpindahan (menit)
3. Pesanan 4 (mozaic camel).
Dari Ke
Storage Mesin1 4 bongkahan batu 5
Mesin1 Mesin2 2 hasil pembelahan mesin1 2
Mesin2 Mesin3 4 hasil pembelahan mesin2 1
Mesin3 Mesin
poles 40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin poles
Mesin
multi cutter
40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin
multi cutter
Mesin
bullnose 760
hasil pemotongan mesin
multi cutter 1
Mesin
bullnose
Mesin
multi cutter
760 hasil pembentukan mesin
bullnose 1
Mesin
multi cutter
Oven 11400 unit 1
Waktu perpindahan/1 kal perpindahan (menit) Jumlah
perpindahan 1 kali angkut
Satuan perpindahan 1 kali angkut
(31)
4. Pesanan 5 (tile polos).
Dari Ke
Storage Mesin1 4 bongkahan batu 5
Mesin1 Mesin2 2 hasil pembelahan mesin1 2
Mesin2 Mesin3 4 hasil pembelahan mesin2 1
Mesin3 Mesin
poles 40 hasil pembelahan mesin3 1
Satuan perpindahan 1 kali angkut
Waktu perpindahan/1 kali perpindahan (menit)
Perpindahan Jumlah
perpindahan 1 kali angkut
5. Pesanan 6 (mozaic camel).
Dari Ke
Storage Mesin1 4 bongkahan batu 5
Mesin1 Mesin2 2 hasil pembelahan mesin1 2
Mesin2 Mesin3 4 hasil pembelahan mesin2 1
Mesin3 Mesin
poles 40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin poles
Mesin
multi cutter
40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin
multi cutter
Mesin
bullnose 760
hasil pemotongan mesin
multi cutter 1
Mesin
bullnose
Mesin
multi cutter
760 hasil pembentukan mesin
bullnose 1
Mesin
multi cutter
Oven 11400 unit 1
Satuan perpindahan 1 kali angkut
Waktu perpindahan/1 kal perpindahan (menit)
Perpindahan Jumlah
(32)
6. Pesanan 7 (mozaic camel).
Dari Ke
Storage Mesin1 4 bongkahan batu 5
Mesin1 Mesin2 2 hasil pembelahan mesin1 2
Mesin2 Mesin3 4 hasil pembelahan mesin2 1
Mesin3 Mesin
poles 40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin poles
Mesin
multi cutter
40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin
multi cutter
Mesin
bullnose 760
hasil pemotongan mesin
multi cutter 1
Mesin
bullnose
Mesin
multi cutter
760 hasil pembentukan mesin
bullnose 1
Mesin
multi cutter
Oven 11400 unit 1
Perpindahan Jumlah
perpindahan 1 kali
Satuan perpindahan 1 kali angkut
Waktu perpindahan/1 kal perpindahan (menit)
7. Pesanan 8 (mozaic cubical).
Dari Ke
Storage Mesin1 4 bongkahan batu 5
Mesin1 Mesin2 2 hasil pembelahan mesin1 2
Mesin2 Mesin3 4 hasil pembelahan mesin2 1
Mesin3 Mesin
poles 40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin poles
Mesin
multi cutter
40 hasil pembelahan mesin3 1
Mesin
multi cutter
Mesin
poles 1200
hasil pemotongan mesin
multi cutter 1
Mesin poles
Mesin
multi cutter
1200 hasil pemotongan mesin
multi cutter 1
Mesin
multi cutter
Oven 11400 hasil pemotongan mesin
multi cutter 1
Perpindahan Jumlah
perpindahan 1 kali
Satuan perpindahan 1 kali angkut
Waktu perpindahan/1 kal perpindahan (menit)
(33)
(34)
Lampiran B B-1
Release time Iterasi 1
• Tabel release time mesin 3 penggunaan ke-1
1 290 2 290 3 290 4 290 5 290 6 524 7 524 8 524 9 524 10 524 1 524 2 758 3 758 4 758 5 758 6 758 7 758 8 1100 9 1100 10 1100 1 1100 2 1100 3 1352 4 1352 5 1352 6 1352 7 1352 8 1352 9 1424 10 1424 1 1424 2 1424 3 1424 4 1424 5 1424 6 1424 3
6 6 524
758 342
4 3 56 234
7 3
234 290
5 290
8 1
524 234 6 758
3 3 1352 72
Relesase time mesin
Kebutuhan
bahan Mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 3 urutan ke-3 paralel
Job Urutan proses ke Ready time job Waktu/ kali proses 5 1
2 3 1100 252 6 1352
8 3
424 100
(35)
Lampiran B B-2
• Tabel release mesin mesin 3 penggunaan ke-1 lanjutan
7 1766
8 1766
9 1766
10 1766
1 1766
2 1766
3 1766
4 1766
5 1766
6 1766
7 2108
8 2360
9 2360
10 2360
1 2360
2 2360
3 2360
1424 342 11 2108
1 3 2108 252 6 2360
(36)
Lampiran B B-3
Release time Iterasi 2
• Mesin 5-1 penggunaan ke-2
1 1712
2 1712
3 1712
4 1712
5 1712
6 1816
7 1816
8 1816
1 1816
2 1816
3 1920
4 1920
5 1920
6 1920
7 1920
8 1920
1 2024
2 2024
3 2024
4 2024
5 2024
6 2024
Job Urutan
proses ke
Ready time job
Waktu/ kali proses
Kebutuhan
bahan Mesin
Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 5-1 urutan ke-7 paralel
8 7 1552 160
4 7 1712 104
104
5 1712
5 1816
1920
2024 6
7 7 1920 104 6
(37)
Lampiran B B-4
Release time Iterasi 3
• Mesin 1 penggunaan ke-1.
1 12 2 12 1 24 2 24 1 36 2 36 1 48 2 48 1 60 2 60 1 72 2 72 1 84 2 84 1 96 2 96 1 108 2 108 1 120 2 120 1 132 2 132 1 144 2 144 1 156 2 156 1 168 2 168 1 180 2 180 1 192 2 192 1 204 2 204 1 216 2 216 1 228 2 228 1 240 Job Urutan proses ke Ready time job Waktu/ kali proses Kebutuhan bahan Mesin Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 1 urutan ke-1 paralel
8 1 0 12
6 9
4 1 24 12
5 3
5 6
6 1
6 1
7 1 96 12
60 12
1
5 132 12
2 1 192 12
11 204 6 2 6 6 0 32 40
(38)
Lampiran B B-5
• Tabel release time mesin 1 penggunaan ke-1 lanjutan.
2 240
1 252
2 252
1 264
2 264
1 276
2 276
1 288
2 288
1 300
2 300
1 312
2 312
1 324
8 288
6 324
3 1
1 1 276 12
(39)
Lampiran B B-6
• Mesin 2 penggunaan ke-1.
36 1 56
36 2 56
36 3 56
36 4 56
36 5 56
60 6 80
60 1 80
60 2 80
60 3 80
60 4 80
96 5 116
96 6 116
96 1 116
96 2 116
96 3 116
96 4 116
132 5 152
132 6 152
132 1 152
132 2 152
132 3 152
132 4 152
204 5 232
204 6 232
204 1 232
204 2 232
204 3 232
204 4 232
204 5 260
204 6 260
204 1 260
204 2 260
204 3 260
240 4 266
240 5 286
240 6 286
240 1 286
240 2 286
240 3 286
Job Urutan proses ke Ready time job Waktu/ kali proses Kebutuhan bahan Mesin Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 2 urutan ke-2 paralel
8 2 4 2 6 2 7 2 5 2 2 2
20 5 56
286 5 11 80 116 152 260 20 6 20 6 20 28 6 26
(40)
Lampiran B B-7
• Tabel release time mesin 2 penggunaan ke-1 lanjutan
288 4 320
288 5 320
288 6 320
288 1 320
288 2 320
288 3 320
288 4 352
288 5 352
324 6 350
324 1 350
324 2 350
324 3 350
324 4 378
324 5 378
3 2
1 2
352
378 8
32
(41)
Lampiran B B-8
• Mesin 3 penggunaan ke-1.
80 1 314
80 2 314
80 3 314
80 4 314
80 5 314
116 6 350
116 7 350
116 8 350
116 9 350
116 10 350
116 1 548
152 2 548
152 3 548
152 4 548
152 5 548
152 6 584
152 7 584
56 8 692
56 9 692
56 10 692
56 1 890
56 2 890
286 3 800
286 4 800
286 5 800
286 6 836
286 7 836
286 8 944
352 9 764
352 10 764
352 1 962
352 2 962
352 3 872
352 4 872
352 5 872
352 6 908
962
3 3 72 8
890
2 3 252 6 944
8 3 342 5
548
7 3 234 6 584
6 3 234 6
4 3 234 5 314
Job Urutan
proses ke
Ready time job
Waktu/ kali proses
Kebutuhan
bahan Mesin
Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 3 urutan ke-3 paralel
(42)
Lampiran B B-9
• Tabel release time mesin 3 penggunaan ke-1 lanjutan.
260 7 1178
260 8 1286
260 9 1106
260 10 1106
260 1 1304
260 2 1304
260 3 1214
260 4 1214
260 5 1214
260 6 1250
260 7 1520
378 8 1538
378 9 1358
378 10 1358
378 1 1556
378 2 1556
378 3 1466
5 3 1520
1556
342 11
(43)
Lampiran B B-10
• Mesin 4 penggunaan ke-1.
314 1 386
314 2 386
314 3 386
314 4 386
314 5 386
548 6 620
548 1 620
548 2 620
548 3 620
548 4 620
548 5 620
584 6 692
584 1 692
584 2 692
584 3 692
584 4 692
584 5 692
890 6 1002
890 1 1002
890 2 1002
890 3 1002
890 4 1002
944 5 1056
944 6 1114
944 1 1114
944 2 1114
944 3 1114
944 4 1114
962 5 1136
962 6 1194
962 1 1194
962 2 1194
962 3 1194
962 4 1194
962 5 1216
962 6 1274
Job Urutan proses ke Ready time job Waktu/ kali proses Kebutuhan bahan Mesin Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 4 urutan ke-4 paralel
4 4 6 4 7 4 8 4 2 4 3 4 386 620 692 1002 1114 1274 72 72 72 112 112 80 5 6 6 5 6 8
(44)
Lampiran B B-11
• Tabel release time mesin 4 penggunaan ke-1 lanjutan.
1520 1 1595
1520 2 1595
1520 3 1595
1520 4 1595
1520 5 1595
1520 6 1595
1520 1 1670
1520 2 1670
1520 3 1670
1520 4 1670
1520 5 1670
1556 6 1707
1556 1 1782
1556 2 1782
1556 3 1782
1556 4 1782
1556 5 1782
5 4
1 4
1670
1782 75
112
11
(45)
Lampiran B B-12
• Mesin 5 penggunaan ke-1.
1114 1 1294
1114 2 1294
1114 3 1294
1114 4 1294
1114 1 1474
1114 2 1474
1274 3 1404
1274 4 1404
1274 1 1584
1274 2 1584
1274 3 1514
1274 4 1514
1274 1 1694
1274 2 1694
Job Urutan proses ke Ready time job Waktu/ kali proses Kebutuhan bahan Mesin Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 5 urutan ke-5 paralel
2 5 3 5 1474 1694 110 180 8 6
• Mesin 5-1 penggunaan ke-1.
386 1 529
386 2 529
386 3 529
386 4 529
386 5 529
620 6 763
620 7 763
620 8 763
620 1 763
620 2 763
620 3 763
692 4 835
692 5 835
692 6 906
692 7 906
692 8 906
692 1 906
1002 2 1222
1002 3 1222
1002 4 1222
1002 5 1222
1002 6 1222
Job Urutan proses ke Ready time job Waktu/ kali proses Kebutuhan bahan Mesin Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 5-1 urutan ke-5 paralel
4 5 6 5 7 5 8 5 529 763 906 1222 143 5 143 6 143 6 220 5
(46)
Lampiran B B-13
• Mesin 4 penggunaan ke-2.
1222 1707 6 1827
1222 1782 1 1902
1222 1782 2 1902
1222 1782 3 1902
1222 1782 4 1902
1474 1782 5 1866
1474 6 1911
1474 1 1986
1474 2 1986
1474 3 1986
1474 4 1986
1694 5 1936
1694 6 1981
1694 1 2056
1694 2 2056
1694 3 2056
1694 4 2056
1694 5 2006
1694 6 2051
Job Urutan proses ke Ready time job Ready mesin Waktu/ kali proses Kebutuhan bahan Mesin Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 4 urutan ke-6 paralel
8 6 120 5 1902
2 6 3 6 84 70 1986 2056 8 6
• Mesin 6 penggunaan ke-1.
529 1 841
529 2 841
529 3 841
529 4 841
529 5 841
763 6 1075
763 7 1075
763 8 1075
763 9 1075
763 10 1075
763 1 1153
906 2 1218
906 3 1218
906 4 1218
906 5 1218
906 6 1387
906 7 1387
Waktu total pengerjaan job pada mesin 6 urutan ke-6 paralel
6 6 Job Urutan proses ke Ready time job Waktu/ kali proses Kebutuhan bahan Mesin Relesase time mesin
7 6
312 5
312 6
312 6
4 6 841
1153
(47)
Lampiran B B-14
• Mesin 5-1 penggunaan ke-2.
1902 906 7 2062
1902 906 8 2062
1902 906 1 2062
1902 1222 2 2062
1902 1222 3 2062
841 1222 4 1326
841 1222 5 1326
841 1222 6 1326
841 7 2166
841 8 2166
1153 1 2166
1153 2 2166
1153 3 2166
1153 4 1430
1153 5 1430
1153 6 1430
1387 7 2270
1387 8 2270
1387 1 2270
1387 2 2270
1387 3 2270
1387 4 1534
Job Urutan
proses ke
Ready time job
Ready
mesin
Waktu/ kali proses
Kebutuhan
bahan Mesin
Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 5-1 urutan ke-7 paralel
8 7 160 5 2062
104 6
4 7
6 7
2270 2166 2166
7 7
5 104
(48)
Lampiran B B-15
• Mesin 7 penggunaan ke-1.
2062 1 2122
2062 2 2122
2062 1 2182
2062 2 2182
2062 1 2242
2166 2 2242
2166 1 2302
2166 2 2302
2166 1 2362
2166 2 2362
2166 1 2422
2166 2 2422
2166 1 2482
2166 2 2482
2166 1 2542
2166 2 2542
2270 1 2602
2270 2 2602
2270 1 2662
2270 2 2662
2270 1 2722
2270 2 2722
Job Urutan
proses ke
Ready time job
Waktu/ kali proses
Kebutuhan
bahan Mesin
Relesase time mesin
Waktu total pengerjaan job pada mesin 7 urutan ke-8 paralel
8 8
4 8
6 8
7 8
60 5
60 5
60 6
60 6
2242
2362
2542
2722
(49)
Lampiran B B-16
Utilisasi mesin (%)
1a 61.85 1a 61.85
1b 59.63 1b 59.63
2a 41.85 2a 41.85
2b 45.56 2b 41.85
2c 2c
2d 2d
2e 2e 40.74
2f 34.07 2f 28.15
3a 3a
3b 3b
3c 3c
3d 3d
3e 3e
3f 3f
3g 3g
3h 3h
3i 3i
3j 3j
4a 4a
4b 4b
4c 4c
4d 4d
4e 4e
4f 4f 0
5-1a 5-1a
5-1b 5-1b
5-1c 5-1c
5-1d 5-1d
5-1e 5-1e
5-1f 5-1f
5-1g 5-1g
5-1h 5-1h
Hari Minggu
ke-Senin 1
Aktual
73.89 37.04
Usulan
Mesin Utilisasi
(%)
45.56
76.30 82.96
Mesin Utilisasi
(%)
13.33 0
25.93
0 0
(50)
Lampiran B B-17
3a 3a
3b 3b
3c 3c
3d 3d
3e 3e
3f 3f
3g 3g
3h 3h
3i 3i
3j 3j
4a 45.19 4a
4b 4b
4c 4c
4d 4d
4e 4e
4f 43.52 4f 47.41
5-1a 5-1a
5-1b 5-1b
5-1c 5-1c
5-1d 5-1d
5-1e 5-1e 36.48
5-1f 5-1f
5-1g 5-1g
5-1h 5-1h
6a 6a 98.15
6b 6b
6c 6c
6d 6d
6e 6e
6f 6f
6g 6g
6h 6h
6i 6i
6j 6j
Selasa 1
0 98.15
0 42.59
98.15
54.07 62.96
26.48
85.37 57.59
(51)
Lampiran B B-18
3a 3a 78.89
3b 3b 32.22
3c 3c
3d 3d
3e 3e
3f 3f 35.56
3g 3g 85.56
3h 3h 42.22
3i 3i
3j 91.30 3j
4a 57.04 4a 52.59
4b 44.81 4b
4c 4c
4d 4d
4e 4e
4f 4f 42.04
5a 5a
5b 5b
5c 5c
5d 5d
6a 6a 17.41
6b 6b
6c 6c
6d 6d
6e 6e
6f 6f
6g 6g
6h 6h
6i 6i
6j 6j
Rabu 1
40.74
30.19
61.48
3.70 0
87.41 41.30
98.15
37.96
33.70
75.56
68.89
37.78
(52)
Lampiran B B-19 3d 3d 3e 3e 3f 3f 3g 3g 4a 4a 4b 4b 4c 4c
4d 4d 84.26
4e 4e 80.19
4f 4f 85.93
5a 5a 5b 5b 5c 5c 5d 5d 5-1a 5-1a 5-1b 5-1b 5-1c 5-1c 5-1d 5-1d 5-1e 5-1e 5-1f 5-1f 5-1g 5-1g 5-1h 5-1h 0 39.63 38.52 0 86.85 0 7.04 3.15 31.11 Kamis 1 29.26 66.67 33.33 4a 4a 4b 4b 4c 4c 4d 4d
4e 49.80 4e
4f 57.65 4f
5-1a 5-1a 5-1b 5-1b 5-1c 5-1c 5-1d 5-1d 5-1e 5-1e 5-1f 5-1f 5-1g 5-1g 5-1h 5-1h 6a 6a 6b 6b 6c 6c 6d 6d 6e 6e 6f 6f 7a 7a 7b 7b 0 0 94.12 Jumat 1 0 30.20 9.80 20.39 71.76 28.04 62.16 48.04
(53)
Lampiran B B-20 5-1a 5-1a 5-1b 5-1b 5-1c 5-1c 5-1d 5-1d 5-1e 5-1e 5-1f 5-1f 5-1g 5-1g 5-1h 5-1h 6a 6a 6b 6b 6c 6c 6d 6d 6e 6e 6f 6f 7a 7a 7b 7b 5-1a 5-1a 5-1b 5-1b 5-1c 5-1c 5-1d 5-1d 5-1e 5-1e
5-1f 0 5-1f
5-1g 83.52 5-1g
5-1h 97.78 5-1h
6a 6a 6b 6b 6c 6c 6d 6d 6e 6e 7a 7a 7b 7b 4a 4a 4b 4b 4c 4c 4d 4d 4e 4e 5-1a 5-1a 5-1b 5-1b 5-1c 5-1c 5-1d 5-1d 5-1e 5-1e
7a 55.56 7a
7b 33.33 7b
0 0 33.33 0 0 0 Selasa 2 22.22 0 29.63 0 0 11.11 Senin 2 19.26 57.78 Sabtu 1 38.52 98.15 70.19 33.33
(54)
1-1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perencanaan dan pengendalian produksi adalah alternatif yang dapat mendukung perusahaan berada dalam keadaan optimal, dimana perusahaan dapat meminimasi ongkos untuk melakukan produksi. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian produksi sangat diperlukan dalam perusahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian produksi diantaranya adalah melakukan penjadwalan pekerjaan (job) yang akan diproduksi dengan tujuan agar dapat meminimasi makespan sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan job yang akan dibuat dengan tepat waktu.
Dengan adanya penjadwalan job yang baik, maka order yang diterima dapat disediakan sesuai dengan due date yang telah ditentukan sebelumnya. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang industri memerlukan penjadwalan pekerjaan (job) yang baik, dengan tujuan agar dapat meraih kepuasan konsumen. Banyaknya pesanan yang dapat diterima oleh perusahaan dipengaruhi oleh kepuasan konsumen.
PT. Pri Adhi Husada adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan tile, wall, mozaic. Perusahaan ini berlokasi di Jln. Magelang Km. 15, Yogyakarta. Dalam menjalankan produksinya perusahaan menyesuaikan dengan keinginan konsumen atau dikenal dengan istilah make to order. Saat ini perusahaan sering kali mengalami keterlambatan dalam penyediaan pesanan. Faktor yang menyebabkan keadaan tersebut adalah perusahaan dalam menentukan penjadwalan pekerjaan (job) dari setiap pesanan yang diterima berorientasi pada pesanan dengan waktu pembayaran tercepat dan mendatangkan keuntungan besar. Hal tersebut merupakan masalah kritis yang harus ditanggulangi oleh pihak perusahaan, karena jika masalah tersebut tidak ditanggulangi dengan segera maka
(55)
BAB 1 PENDAHULUAN 1-2
akan sering terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan pesanan, sehingga pada akhirnya konsumen merasa tidak puas atas kinerja perusahaan.
Konsumen dari perusahaan ini terbagi dua kategori yaitu konsumen dalam negeri dan konsumen luar negeri. Apabila keterlambatan dalam penyediaan pesanan terjadi pada pesanan yang diberikan oleh konsumen dalam negeri maka perusahaan akan mengalami denda sebesar 1% dari total harga yang harus dibayar oleh konsumen serta kehilangan kepuasan konsumen, mengingat perusahaan yang bergerak pada bidang ini tergolong cukup banyak. Sedangkan apabila keterlambatan penyediaan pesanan terjadi pada pesanan yang diberikan oleh konsumen luar negeri, maka perusahaan harus menanggung kerugian berupa denda sebesar 1% dari total harga yang harus dibayar oleh konsumen.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang dialami perusahaan yaitu metode atau prosedur yang diterapkan perusahaan dalam melakukan penjadwalan kurang tepat, dimana penjadwalan yang diterapkan perusahaan tidak memperhitungkan waktu penyelesaian dari masing-masing proses dalam pembuatan produk. Hal tersebut memungkinkan terjadinya keterlambatan penyelesaian dari pesanan konsumen, sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan berupa ketidakpuasan konsumen dan pembayaran denda. Selain itu kerugian yang mungkin timbul adalah terhambatnya proses produksi untuk periode penerimaan pesanan berikutnya.
1.3. Batasan Masalah dan Asumsi
Dengan tujuan agar penelitian yang akan dilakukan lebih terfokus pada permasalahan yang akan dibahas, pembatasan masalah dan asumsi yang digunakan sebagai berikut:
(56)
BAB 1 PENDAHULUAN 1-3
1.3.1. Batasan Masalah
1. Data penelitian berdasarkan data pesanan bulan Januari 2007 (periode penerimaan pesanan ke-1) yaitu tanggal 2-6 Januari 2007.
1.3.2. Asumsi
1. Tenaga kerja yang dipekerjakan sudah bekerja dengan wajar sehingga waktu proses yang dilakukan operator selalu konsisten.
2. Bahan baku yang digunakan selalu tersedia sehingga tidak terjadi waktu menunggu kedatangan bahan baku.
3. Semua mesin yang digunakan dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi waktu proses yang terbuang untuk menunggu perbaikan mesin.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada, maka masalah dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut:
1 Apa kelemahan dari metode penjadwalan job yang diterapkan oleh pihak perusahaan saat ini?
2 Usulan apa yang diberikan kepada pihak perusahaan dalam mengantisipasi keterlambatan job?
3 Apa kelebihan dari metode usulan yang diberikan?
1.5. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian kali ini, penulis memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Mengetahui kelemahan metode penjadwalan pekerjaan (job) yang sedang diterapkan saat ini.
2. Memberikan usulan metode berupa penjadwalan pekerjaan (job) yang dapat diterapkan oleh pihak perusahaan dalam mengantisipasi keterlambatan job. 3. Menganalisis kelebihan dari metode yang diusulkan.
(57)
BAB 1 PENDAHULUAN 1-4
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis pada kesempatan kali ini diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah:
1. Perusahaan.
Membantu perusahaan dalam menyusun penjadwalan pekerjaan (job) sehingga dapat meminimasi keterlambatan penyelesaian pekerjaan (job) yang mungkin terjadi, dengan cara memberikan masukan berupa usulan metode penjadwalan pekerjaan (job).
2. Penulis.
Dapat mengembangkan pengetahuan penulis yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
3. Pembaca.
Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca yang membutuhkan referensi dengan topik yang sejenis.
1.7. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan dari dilakukannya penelitian, manfaat dari dilakukannya penelitian serta sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi konsep-konsep yang dijadikan pedoman penulis dalam melakukan penelitian yang berupa penjadwalan job metode dengan menggunakan metode.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian secara jelas dan sistematis.
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
Bab ini berisi data-data yang dikumpulkan oleh penulis dalam menyelesaikan tugas akhir dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke perusahaan.
(58)
BAB 1 PENDAHULUAN 1-5
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi pengolahan data dari data yang telah terkumpul dengan menggunakan metode yang akan diusulkan, serta menganalisa hasil yang didapatkan setelah melakukan pengolahan data tersebut.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah dilakukan dan menguraikan jawaban atas perumusan masalah, serta memuat saran-saran yang diberikan pada pihak perusahaan.
(59)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengolahan data dan melakukan analisis, maka sampai pada kesimpulan akhir dari seluruh penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kelemahan dari penjadwalan yang diterapkan oleh pihak perusahaan saat ini. Penjadwalan pesanan yang dilakukan oleh pihak perusahaan pada periode penerimaan pesanan berdasar pada pesanan yang dibayar paling cepat dikerjakan terlebih dahulu. Hal tersebut menyebabkan terdapat pesanan yang menunggu untuk diproses, karena penjadwalan yang dilakukan tidak didasarkan kepada kemampuan dari masing-masing mesin. Dari data yang diperoleh yaitu pada tanggal 2-6 Januari 2007 terdapat 4 pesanan yang mengalami keterlambatan, disamping itu waktu total pengerjaan untuk seluruh pesanan (makespan) melewati batas yang telah diperkirakan oleh perusahaan. Makespan yang diperoleh dari metode aktual adalah sebesar 4222 menit (1 minggu lebih 2 hari kerja).
2. Usulan yang diberikan pada pihak perusahaan.
Usulan yang diberikan kepada pihak perusahaan adalah berupa metode penjadwalan Shifting Bottleneck Heuristic dengan kriteria makespan, dimana metode ini sangat tepat digunakan pada perusahaan. Hal tersebut dilihat dari karakteristik metode yang akan diusulkan sesuai dengan sistem produksi yang diterapkan oleh perusahaan, sistem produksi yang diterapkan oleh perusahaan adalah make to order atau job shop. Dalam menerapkan metode yang diusulkan diperlukan beberapa langkah pengembangan yang dijelaskan pada Bab 3, tujuan dari pengembangan yang dilakukan karena perusahaan menggunakan mesin paralel dalam membuat pesanan, hal tersebut bertolak belakang dengan
(60)
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-2
karakteristik metode yang hanya dapat melakukan perhitungan jika mesin yang digunakan tunggal.
3. Kelebihan dari usulan yang diberikan pada pihak perusahaan. • Tidak terdapat pesanan yang terlambat.
• Hasil makespan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan metode aktual yaitu sebesar 2860 menit (1 minggu hari kerja).
• Rata-rata utilisasi meningkat. 6.2 Saran
6.2.1 Saran untuk perusahaan
• Melakukan pelatihan terhadap staf yang ditugaskan untuk mengatur penjadwalan produksi.
6.2.2 Saran untuk penelitian selanjutnya
• Sebaiknya membuat software dalam melakukan perhitungan.
(61)
1
Josef Tirta Himawan, mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung
2
Santoso, dosen jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung
3
Vivi Arisandhy, dosen jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung
USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHIFTING BOTTLENECK HEURISTIC DENGAN KRITERIA MINIMASI MAKESPAN (STUDI KASUS DI PT. PRI ADHI HUSADA, YOGYAKARTA)
PRODUCTION SCHEDULING PROPOSAL BY USING METHOD SHIFTING BOTTLENECK HEURISTIC WITH
MINIMIZE MAKESPAN CRITERION
(CASE STUDY IN PT. PRI ADHI HUSADA, YOGYAKARTA)
Josef Tirta Himawan1, Santoso2, Vivi Arisandhy3 [email protected], santoso@eng. maranatha. edu,
vivi.arisandhy@eng. maranatha.edu
Abstrak
PT. Pri Adhi Husada merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri batu, dimana jenis produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah tile, wall, mozaic. Bentuk ketiga produk tersebut dapat dibuat bervariasi sesuai dengan pesanan, karena itu perusahaan ini tergolong perusahaan yang menggunakan sistem produksi make to order. Konsumen dari perusahaan ini terbagi menjadi 2 yaitu konsumen luar negeri dan dalam negeri. Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan ini adalah keterlambatan dalam menyelesaikan pesanan. Dampak dari masalah tersebut adalah perusahaan akan memperoleh penalty 1% per hari keterlambatan atau bahkan kehilangan kepuasan konsumen.
Penyebab terjadinya keterlambatan adalah metode perusahaan yang diterapkan dalam melakukan penjadwalan pekerjaan (job) atas pesanan-pesanan yang ada kurang tepat. Pesanan yang dijadwalkan untuk diproduksi pertama kali adalah pesanan yang memiliki waktu pembayaran tercepat (pembayaran pesanan yang dilakukan secara kontan). Oleh karena itu sering kali menyebabkan pesanan yang dapat dikerjakan dengan waktu proses yang relatif singkat terabaikan. Penelitian dilakukan terhadap pesanan dengan periode penerimaan pesanan tanggal 2 sampai 6 Januari 2007. Pada periode tersebut terdapat 8 pesanan yang diterima, 4 pesanan diantaranya mengalami keterlambatan.
Oleh karena itu penulis akan memberikan usulan penjadwalan pesanan dengan menggunakan metode “Shifting Bottleneck Heuristic”. Metode tersebut dikembangkan terlebih dahulu dengan alasan agar sesuai dengan keadaan yang terdapat dalam perusahaan, dimana perusahaan memiliki paralel mesin dalam menyelesaikan pesanan. Metode tersebut diusulkan karena karakteristik dari metode yang diusulkan sesuai dengan sistem produksi yang diterapkan oleh perusahaan yaitu job shop atau make to order.
Hasil akhir dari metode yang diusulkan cukup baik, dimana pada perhitungan usulan tidak terdapat pesanan yang terlambat. Selain itu makespan yang diperoleh dari metode usulan lebih kecil dibandingkan dengan kondisi aktual, dimana makespan aktual adalah sebesar 4222 menit (1 minggu lebih 2 hari kerja)
(62)
2
sedangkan makespan usulan sebesar 2860 menit (1minggu hari kerja). Dengan makespan yang lebih kecil maka periode produksi untuk periode penerimaan pesanan berikutnya tidak terganggu, karena semua mesin yang akan dipakai siap pada waktu yang sama.
Kata kunci : penjadwalan produksi, makespan, mesin parallel, sistem produksi. Abstract
PT. Pri Adhi Husada is a company which active in stone industry, where principal product type by this company is tile, wall, mozaic. Three form of the product can be varies as according to order, in consequence this company pertained company using system produce of make to order. Consumer from this company divided to become 2 that is overseas consumer and in country. Problem that is often faced by this company is delay in finalizing order. Impact of problem is company will obtain penalty 1% per day delay or even losing of satisfaction of consumer.
Causative the happening of delay is company method applied in doing work job scheduling for the not acurate orders. Order scheduled for produced first time was order having quickest payment time (payment of order done cashly). Therefore frequently causes workable order with process time that is relatively short uncared. Research is done to order with order acceptance receiving period of date of 2 until 6 January 2007. At the period there is 8 order received, 4 order between it is experiencing delay.
Therefore writer will give order scheduling proposal by using method " Shifting Bottleneck Heuristic". The method is developed beforehand with reason of that as according to state which there is intracorporate, where company has parallel machine in finalizing order. The method is proposed by characteristic from method proposed as according to production system applied by company that is job shop or make to order.
End result from method proposed is good, where at calculation proposal there are no order that is overdue. Besides makespan obtained from smaller proposal method compared to actual condition, where actual makespan is 4222 minutes ( 1 week is more 2 workday) while makespan proposal 2860 minutes ( 1minggu workday). With makespan which is smaller hence period produce of the next order receiving period not annoyed, because all engines which will be used ready at the same time.
Keyword :production scheduling, makespan, parallel machine, production system.
1. Pendahuluan
Perencanaan dan pengendalian produksi adalah alternatif yang dapat mendukung perusahaan berada dalam keadaan optimal, dimana perusahaan dapat meminimasi ongkos untuk melakukan produksi. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian produksi sangat diperlukan dalam perusahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian produksi diantaranya adalah melakukan penjadwalan pekerjaan (job) yang akan diproduksi dengan tujuan agar dapat meminimasi makespan sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan job
(63)
3
yang akan dibuat dengan tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis dan tepat kualitas.
Dengan adanya penjadwalan job yang baik, maka order yang diterima dapat disediakan sesuai dengan due date yang telah ditentukan sebelumnya. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang industri memerlukan penjadwalan pekerjaan (job) yang baik, dengan tujuan agar dapat meraih kepuasan konsumen. Banyaknya pesanan yang dapat diterima oleh perusahaan dipengaruhi oleh kepuasan konsumen.
PT. Pri Adhi Husada adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan tile, wall, mozaic. Perusahaan ini berlokasi di Jln. Magelang Km. 15, Yogyakarta. Dalam menjalankan produksinya perusahaan menyesuaikan dengan keinginan konsumen atau dikenal dengan istilah
make to order. Saat ini perusahaan sering kali mengalami keterlambatan
dalam penyediaan pesanan. Faktor yang menyebabkan keadaan tersebut adalah perusahaan dalam menentukan penjadwalan pekerjaan (job) dari setiap pesanan yang diterima berorientasi pada pesanan dengan waktu pembayaran tercepat dan mendatangkan keuntungan besar. Hal tersebut merupakan masalah kritis yang harus ditanggulangi oleh pihak perusahaan, karena jika masalah tersebut tidak ditanggulangi dengan segera maka akan sering terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan pesanan, sehingga pada akhirnya konsumen merasa tidak puas atas kinerja perusahaan.
Konsumen dari perusahaan ini terbagi dua kategori yaitu konsumen dalam negeri dan konsumen luar negeri. Apabila keterlambatan dalam penyediaan pesanan terjadi pada pesanan yang diberikan oleh konsumen dalam negeri maka perusahaan akan mengalami denda sebesar 1% dari total harga yang harus dibayar oleh konsumen serta kehilangan kepuasan konsumen, mengingat perusahaan yang bergerak pada bidang ini tergolong cukup banyak. Sedangkan apabila keterlambatan penyediaan pesanan terjadi pada pesanan yang diberikan oleh konsumen luar negeri, maka perusahaan harus menanggung kerugian berupa denda sebesar 1% dari total harga yang harus dibayar oleh konsumen.
2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang dialami perusahaan yaitu metode atau prosedur yang diterapkan perusahaan dalam melakukan penjadwalan kurang tepat, dimana penjadwalan yang diterapkan perusahaan tidak memperhitungkan waktu penyelesaian dari masing-masing proses dalam pembuatan produk. Hal tersebut memungkinkan terjadinya keterlambatan penyelesaian dari pesanan konsumen, sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan berupa ketidakpuasan konsumen dan pembayaran denda. Selain itu kerugian yang mungkin timbul adalah terhambatnya proses produksi untuk periode penerimaan pesanan berikutnya.
(64)
4
3. Batasan Masalah dan Asumsi
Dengan tujuan agar penelitian yang akan dilakukan lebih terfokus pada permasalahan yang akan dibahas, pembatasan masalah dan asumsi yang digunakan sebagai berikut:
3.1 Batasan Masalah
Data penelitian berdasarkan data pesanan bulan Januari 2007 (periode penerimaan pesanan ke-1) yaitu tanggal 2-6 januari 2007.
3.2 Asumsi
1. Tenaga kerja yang dipekerjakan sudah bekerja dengan wajar
sehingga waktu proses yang dilakukan operator selalu konsisten.
2. Bahan baku yang digunakan selalu tersedia sehingga tidak terjadi
waktu untuk menunggu kedatangan bahan baku.
3. Mesin yang digunakan dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi
waktu proses yang terbuang untuk menunggu perbaikan mesin.
4. Perumusan Masalah
1. Apa kelemahan dari penjadwalan job yang diterapkan oleh pihak
perusahaan?
2. Usulan apa yang diberikan kepada pihak perusahaan dalam
mengantisipasi keterlambatan job?
3. Apa kelebihan dari usulan yang diberikan agar dapat
meminimalkan atau bahkan menghilangkan adanya job yang telat?
5. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui metode penjadwalan job yang sedang diterapkan saat
ini.
2. Memberikan alternatif berupa penjadwalan job yang dapat
diterapkan oleh pihak perusahaan dalam mengantisipasi keterlambatan job.
3. Mengetahui kelebihan dari metode yang diusulkan.
6. Tinjauan Pustaka 6.1 Penjadwalan
1. Pengertian penjadwalan
Penjadwalan merupakan proses pengalokasian sumber daya untuk mengerjakan tugas dalam jangka waktu tertentu (1, 2). Penjadwalan merupakan proses pengurutan pembuatan produk secara menyeluruh pada sejumlah mesin tertentu dan pengurutan tersebut didefinisikan sebagai proses pembuatan produk dengan menggunakan mesin dalam jangka waktu tertentu (3, 9). Penjadwalan merupakan pengurutan pekerjaan yang harus dilakukan dengan memperhitungkan sumber daya yang mungkin berubah-ubah (5, 185).
(65)
5
Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penjadwalan merupakan langkah yang dilakukan untuk mengambil keputusan dalam menyusun jadwal pekerjaan yang harus dilakukan dengan memperhitungkan sumber daya yang akan digunakan.
2. Fungsi penjadwalan
Fungsi dari penjadwalan adalah (1, 2)
• Menyediakan produk.
• Menyediakan produk sesuai dengan waktu yang diinginkan.
• Memprediksi kesiapan setiap sumber daya yang diperlukan.
3. Notasi umum dalam penjadwalan
Sebelum melakukan pengukuran performansi penjadwalan dibutuhkan beberapa notasi yang didefinisikan diantaranya adalah (4, 15):
1. Pekerjaan/job (i)
Pekerjaan yang datang dari konsumen atau aktivitas yang akan dilakukan pada lantai produksi.
2. Waktu siap/ready time (ri)
Waktu dimana suatu pekerjaan/job dapat dikerjakan. 3. Waktu proses/processing time (ti)
Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan. 4. Batas waktu/due date (di)
Batas waktu yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan harus selesai dikerjakan.
5. Waktu alir/flow time (Fi)
Rentang waktu antara saat suatu pekerjaan dapat dimulai (available) dan saat pekerjaan tersebut selesai dikerjakan.
6. Waktu penyelesaian/completion time (Ci)
Rentang waktu antara awal pekerjaan pada pekerjaan pertama (t = 0) dan selesainya pekerjaan tersebut.
7. Kelambatan/lateness (Li)
Selesih antara waktu penyelesaian pekerjaan dengan batas waktunya
Li = Ci–di. Terdapat tiga kemungkinan yakni:
Li < 0, terjadi jika pekerjaan selesai sebelum batas waktu yang
ditentukan.
Li = 0, terjadi jika pekerjaan selesai tepat pada waktu yang
ditentukan.
Li > 0, terjadi jika pekerjaan selesai setelah batas waktu yang
ditentukan atau terlambat. 8. Kelambatan positif/tardiness (Ti)
Ukuran kelembatan yang positif Ti = max [0,Li]
Hal tersebut terjadi jika pekerjaan selesai setelah waktu yang ditentukan, sehingga pekerjaan tersebut dikategorikan sebagai pekerjaan yang terlambat.
9. Kelambatan negatif/earliness (Ei)
(66)
6
Hal tersebut terjadi jika pekerjaan selesai sebelum waktu yang ditentukan, sehingga pekerjaan tersebut dikategorikan sebagai pekerjaan terlalu cepat selesai.
10. Kelonggaran/slack (Sli)
Waktu yang tersisa dari suatu pekerjaan yaitu selisih antara batas waktu dengan waktu prosesnya Sli = di – ti.
4. Pengukuran Performansi Penjadwalan
Pengukuran akan performansi penjadwalan terbagi menjadi sembilan kriteria, dimana kesembilan kriteria tersebut terbagi lagi menjadi tiga bagian yang didasarkan pada tujuan penjadwalan, berikut adalah sembilan kriteria yang diperhitungkan dalam mengukur performansi penjadwalan:
1. Waktu menganggur dari mesin/Idle time of machine
2. Waktu penyelesaian seluruh pesanan/Makespan
3. Rata-rata dari rentang waktu pengerjaan pekerjaan/Mean flow
time
4. Rata-rata waktu antrian/Mean queque time
5. Rata-rata pekerjaan/job dalam sistem/Mean number of jobs in the
systems
6. Rata-rata kelambatan dalam menyediakan pekerjaan/Mean
lateness of job
7. Rata-rata terlalu cepatnya menyediakan pekerjaan/Mean
earliness of job
8. Rata-rata jumlah pekerjaan yang mengalami kelambatan/Mean
tardiness of job
9. Persentase dari kelambatan pekerjaan/Percentage of job late
6.2 Penjadwalan Shifting Bottleneck Heuristic
1. Prosedur Penjadwalan Shifting Bottleneck Heuristic
Untuk melakukan penjadwalan dengan menggunakan metode
Shifting Bottleneck Heuristic diperlukan beberapa langkah yaitu:
Step 1
•Mengidentifikasi mesin yang akan dijadwalkan Mo = ∅.
•Membuat graph G.
•Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk membuat job (Cj), lalu
menentukan waktu yang terlama sebagai makespan (Cmax).
Step 2
•Memperkirakan waktu siap (rj).
•Menghitung kelambatan dari masing-masing mesin (L).
Step 3
•Perhitungkan mesin yang memiliki kelambatan terbesar atau
terlama (L).
•Jadwalkan mesin yang memiliki kelambatan maksimum (Lmax).
(67)
7
Step 4
•Memperkirakan waktu siap (rj).
•Melakukan penjadwalan pada mesin yang belum terjadwalkan.
Step 5
•Lakukan penjadwalan samapai jumlah mesin yang dijadwalkan =
jumlah mesin yang ada.
2. Notasi Shifting Bottleneck Heuristic
Notasi-notasi yang digunakan dalam melakukan penjadwalan dengan menggunakan metode Shifting Bottleneck Heuristic:
1. Waktu proses (Pij), waktu yang dibutuhkan untuk memproses job i
di mesin atau urutan proses j.
2. Waktu siap/ready time (Rij), waktu ready time untuk job i yang
akan diproses pada mesin atau urutan proses j.
3. Batas waktu/due date (dij), batas waktu dari waktu untuk
memproses job i pada mesin atau urutan proses j.
4. Waktu selesai (C*), waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
proses job i pada mesin atau urutan proses j.
5. Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan job i (CP).
6. Lintasan terpanjang (LB).
7. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
berdasarkan kemungkinan urutan yang dapat dibentuk untuk masing-masing mesin (Cj).
8. Kelambatan untuk masing-masing kemungkinan urutan yang
terbentuk (L*).
9. Kelambatan minimum untuk masing-masing kemungkinan urutan
yang terbentuk pada mesin j (Lmin).
3. Contoh kasus yang diselesaikan Shifting Bottleneck Heuristic
Data mengenai contoh kasus yang akan diselesaikan metode Shifting
Bottleneck Heuristic terdiri dari jenis job, urutan dari proses yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan job untuk masing-masing job, waktu siap/ready time dan waktu proses dalam menyelesaikan job (6, 7.169). Hal-hal tersebut dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 1
Data Dari Contoh Kasus
Job Urutan Mesin Waktu Proses
1 1,2,3 P11 = 10, P21 = 8, P31 = 4
2 2,1,4,3 P22 = 8, P12 = 3, P42 = 5, P32 = 6
3 1,2,4 P13 = 4, P23 = 7, P43 = 3
(68)
8
Iterasi 1
Sumber (6, 7.169)
Gambar 1
Graph G Contoh Kasus
Tabel 2 Perhitungan Iterasi 1
Mesin
Job 1 2 3 1 2 3 1 2 2 3
rj 0 8 0 10 0 4 18 16 11 11
pj 10 3 4 8 8 7 4 6 5 3
C* 10 11 4 18 8 11 22 22 16 14
CP 22 22 14 22 22 14 22 22 22 14
LB
dj 10 11 12 18 8 19 22 22 16 22
1
22 22
2
22 3
22 4
Sumber (6, 7.169)
Contoh perhitungan dj mesin 1 job 1:
(
Cp P)
22(
22 10)
10LB
dj= − − j → − − =
Kesimpulan dari perhitungan yang dilakukan pada iterasi 1 adalah mesin 1 dijadwalkan dengan urutan proses job 1 Æ job 2 Æ job 3.
Iterasi 2
Sumber (6, 7.169)
Gambar 2
Graph G Contoh Kasus Mesin 1 Dijadwalkan Tabel 3
Perhitungan Iterasi 2 Mesin
Job 1 2 3 1 2 2 3
rj 10 0 17 18 18 13 24
pj 8 8 7 4 6 5 3
C* 18 8 24 22 24 18 27
CP 22 24 27 22 24 24 27
LB
dj 23 11 24 27 27 21 27
2 3
27 27 27
4
(69)
9
Kesimpulan dari perhitungan yang dilakukan pada iterasi 2 adalah mesin 2 dijadwalkan dengan urutan proses job 2 Æ job 1 Æ job 3.
Iterasi 3 1,1 2,1 1,2 1,3 2,2 8 3,1 0 0 0 4,2 3,2 2,3 4,3 8 10 4 3 3 5 6 4 7
Sumber (6, 7.169)
Gambar 3
Graph G Iterasi 3
Tabel 4 Perhitungan Iterasi 3 Mesin
Job 1 2 2 3
rj 18 18 13 40
pj 4 6 5 3
C* 22 24 18 43
CP 22 24 24 43
LB
dj 27 27 21 27
3 4
27 27
Sumber (6, 7.169)
Kesimpulan dari perhitungan yang dilakukan pada iterasi 3 adalah
mesin 3 dijadwalkan dengan urutan proses job 1 Æ job 2.
Iterasi 4
Mesin 3 dijadwalkan dengan urutan job 1,2 dan 2,1.
1,1 2,1 1,2 1,3 2,2 8 3,1 0 0 0 4,2 3,2 2,3 4,3 8 10 4 3 3 5 6 4 7
Sumber (6, 7.169)
Gambar 4
(70)
10
Tabel 5 Perhitungan Iterasi 4 Mesin
Job 2 3
rj 13 40
pj 5 3
C* 18 43
CP 22 43
LB
dj 24 0
4
28 Sumber (6, 7.169)
Kesimpulan dari perhitungan yang dilakukan pada iterasi 4 adalah
mesin 4 dijadwalkan dengan urutan proses job 2 Æ job 3.
Gantt Chart dari hasil penjadwalan
M4 M3 M2
M1 1,1 2,2 3,1
10 13 17
2,1 8
1,2 18
3,2 25 1,3
22
2,4 28 2,3
18
3,3 28
Sumber (6, 7.169)
Gambar 5
Gantt Chart
7. Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian tentunya diperlukan kumpulan data sebagai sarana untuk proses pengolahan data dalam mengatasi kendala perusahaan. Sesuai dengan kendala tersebut, maka data yang diperlukan adalah:
1. Urutan proses dan waktu pengerjaan dimasing-masing departemen.
2. Data permintaan yang meliputi jenis dan jumlah pesanan.
3. Batas waktu pengiriman (due date) pesanan.
4. Jumlah mesin disetiap departemen.
(1)
5. Melakukan pengurutan job dan menghitung lateness pada masing-masing mesin
Tujuan dari dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui lateness pada masing-masing mesin, berikut di bawah ini adalah contoh perhitungan yang dilakukan pada iterasi :
Tabel 8
Pengurutan Dan Perhitungan Lateness Mesin 1 Penggunaan Ke-1
Urutan
Job 8 4 6 7 5 2 3 1
Rijh 0 36 72 108 144 216 252 300
Pijh 36 36 36 36 72 36 48 36
Cijh 36 72 108 144 216 252 300 336
dijh 36 125 125 125 300 356 534 800
Lijh 0 -53 -17 19 -84 -104 -234 -464
L*h 19
8,4,6,7,5,2,3,1
Satuan dalam menit 6. Mengidentifikasi mesin yang memiliki lateness maksimum
Tujuan dari dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui mesin yang akan dijadwalkan, berikut di bawah ini adalah contoh perhitungan yang dilakukan pada iterasi:
Tabel 9
Pengidentifikasian Mesin Bottleneck Urutan proses L* Keterangan Kesimpulan
1 19
-2 0
-3 1282 L Max
4 108
-6 0
-5 0
-5 - 1 5 281
-5 - 1 7 279
-6 535
-8 451
-Mesin 1
Mesin 3 urutan proses
ke-3 dijadwalkan 2
3 4 4 5
6 7
Satuan dalam menit
7. Menjadwalkan mesin yang memiliki lateness maksimum dengan urutan pengerjaan job sama dengan langkah 5
(2)
8. Menghitung jumlah kebutuhan proses pada mesin yang dijadwalkan. Kebutuhan proses mengacu pada kebutuhan bahan baku pada job-job yang terdapat pada mesin yang akan dijadwalkan, perhitungan kebutuhan proses adalah sebagai berikut:
Tabel 10
Kebutuhan Proses di Mesin 3
Job Kebutuhan proses (q)
1 6
2 6
3 8
4 5
5 11
6 6
7 6
8 5
∑ 53
9. Mengitung release time dari masing-masing mesin parallel pada mesin yang dijadwalkan
10. Menghitung ready time dari masing operasi karena terdapat mesin yang telah dijadwalkan
11. Membuat gantt chart jika semua mesin telah dijadwalkan.
9.2 Hasil pengolahan data
Pengolahan yang dilakukan melalui 3 iterasi, berikut dibawah ini adalah hasil dari pengolahan yang telah dilakukan.
1. Urutan pengerjaan job pada masing-masing mesin.
1 8,4,6,7,5,2,3,1
1 8,4,6,7,5,2,3,1
1 4,6,7,8,2,3,5,1
1 4,6,7,8,2,3,5,1
1 2,3
5 - 1 1 4,6,7,8
5 - 1 2 8,4,6,7
2 8,2,3
1 4,6,7
1 8,4,6,7
Urutan Pengerjaan job
5
4 6 1 2 4 3
7
Mesin Urutan proses
(3)
ke-2. Waktu penyelesaian dari masing-masing job.
Menit ke- Tanggal
1 1825 11/1/2007
2 2029 11/1/2007
3 2099 11/1/2007
4 2470 12/1/2007
5 1713 11/1/2007
6 2650 12/1/2007
7 2860 13/1/2007
8 2350 12/1/2007
Job Waktu selesai
10. Analisis
10.1 Analisis penjadwalan aktual
Perusahaan dalam melakukan penjadwalan job menggunakan beberapa prioritas diantaranya adalah
1. Waktu pembayaran.
2. Keuntungan yang dapat diraih. 3. Kesamaan bahan baku.
4. Kesamaan proses pengerjaan. 5. Due date.
Urutan pengerjaan job yang dilakukan perusahaan adalah
Job 5 Job 3 Job 2 Job 1 Job 6 Job 7 Job 4 Job 8
Dampak yang terjadi akibat metode penjadwalan perusahaan adalah utilisasi penggunaan mesin rendah, sehingga memungkinkan terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian pesanan.
10.2 Analisis kelemahan penjadwalan aktual
Penjadwalan aktual yang diterapkan perusahaan tidak memperhitungkan waktu proses sehingga operasi yang dapat dijadwalkan dengan waktu relatif singkat terabaikan, hal tersebut yang menyebabkan adanya antrian bahan setengah jadi.
10.3
Analisis kelebihan dari usulan yang diberikan
Kelebihan yang diberikan metode usulan adalah tidak terdapat keterlambatan dalam menyelesaian pesanan, serta makespan yang dihasilkan lebih singkat. Pada kondisi actual makespan yang dihasilkan sebesar 4222 menit sedangkan pada kondisi aktual 2860 menit, hal tersebut berarti pada kondisi usulan waktu penyelesaian untuk seluruh pesanan lebih cepat 2 hari kerja.
Selain itu usulan yang diberikan menghasilkan kenaikan rata-rata utilisasi, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11
(4)
Tabel 5.11
Presentase Kenaikan Rata-rata utilisasi
Aktual Usulan
1 7.59 10.12 2.53 25
2 3.30 5.50 2.20 40
3 5.61 11.27 5.66 50.25
4 11.11 16.41 5.30 32.30
5 4.40 7.85 3.46 44.01
5−1 7.87 6.37 -1.49 -18.98
6 3.91 5.84 1.93 33.09
7 8.33 10.62 2.29 21.54
Presentase kenaikan (%) Mesin Rata-rata utilisasi (%) Selisih
11. Kesimpulan
1. Kelemahan dari penjadwalan yang diterapkan saat ini
• Metode penjadwalan aktual menyebabkan banyaknya terdapat job yang menunggu untuk diproses.
• Terdapat 4 pesanan yang mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya.
2. Usulan yang diberikan pada pihak perusahaan
• Metode yang diusulkan adalah Shifting Bottleneck Heuristic, alasan dari penggunaan metode Shifting Bottleneck Heuristic sebagai metode yang diusulkan adalah karena karakteristik dari metode sesuai dengan sistem produksi perusahaan yaitu job shop atau make to order.
3. Kelebihan dari usulan yang diberikan pada pihak perusahaan
• Tidak terdapat pesanan yang terlambat.
• Hasil makespan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan metode aktual yaitu sebesar 2860 menit.
• Rata-rata utilisasi meningkat.
12. Daftar Pustaka
1. Baker, Kenneth R.; “Introduction to Sequencing and Scheduling”, John Willey and Sons, Inc., New York, 1974.
2. Baker, Kenneth R.; “Elements of Sequencing and Scheduling”, Hannover, 2001.
3. Conway, Richard W., Maxwell, William L., Miller, Louis W.; “Theory of Scheduling”, Addison-Wesley Publishing Company, Massachusetts, 1967.
4. French, Simon, B.A., Phill D, M.A.; ”Sequencing and Scheduling:
An Introduction to the Mathematics of the Job Shop”, Ellis Horwood
Limited, New York, 1982.
5. Kusuma, Hendra, Ir.; “Manajemen produksi: Perencanaan dan
Pengendalian Produksi”, Andi, Yogyakarta, 2001.
6. Pinedo, Michael., Hall, Prentice.; “Scheduling, Theory, Algorithms,
(5)
7. Sutalaksana, Iftikar Z.; Anggawisatra, Ruhana; Tjakraatmadja, John H.; “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.
8. Jens Zimmermann, Lars Monch, Simulated Based Selection of Machine Criticality Measure For A Shifting Bottleneck Heuristic, IEEE, v. 49, p. 363 – 380, November 2005.
9. Joseph Adams, Egon balas, Daniel Zawack, The Shifting Bottleneck Procedure For Job Shop Scheduling, Management Science, v. 34, n. 3, p. 391 – 401, Maret 1988.
10. Springer Netherlands, Conceptual Modeling of an Object-oriented Scheduling Architecture Based on The Shifting Bottleneck Procedure, IEE Transactions, v. 32, n. 10, p. 921 – 929, November 2000.
11. Springer Netherlands, A Computational Study of Shifting Bottleneck Procedures for Shop Scheduling Problems, Journal of Heuristics, v. 3, n. 2, p. 111 – 137, November 2004.
(6)