PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang memiliki
peranan sangat penting untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas dan berdedikasi tinggi. Suatu negara dapat mencapai sebuah
kemajuan jika kualitas pendidikannya baik. Tinggi rendahnya pendidikan
disuatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari pengajar, model
pembelajaran, siswa, sarana prasarana dan juga faktor lingkungan. Dalam
Undang-undang Sisdiknas 2003 Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu mata pelajaran di sekolah yang mampu mengasah kemampuan
siswa dan mengajarkan siswa berpikir kritis adalah matematika. Menurut
Sutama (2011: 82) matematika adalah bahasa simbolis yang mengekspresikan
ide-ide, struktur, atau hubungan yang logis termasuk konsep-konsep abstrak
sehingga memudahkan manusia untuk berpikir.

Matematika termasuk ilmu pengetahuan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan, oleh sebab itu mata pelajaran matematika diberikan kepada semua
jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
Dibanding dengan mata pelajaran lainnya, matematika merupakan salah satu
diantara bidang studi yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan frekuensi jam
pelajaran yang lebih banyak. Akan tetapi, sebagian besar siswa tidak
menggemari matematika dan masih menganggap matematika sebagai momok,
ilmu yang sulit, penuh dengan angka-angka, lambang-lambang, rumus-rumus
yang susah dan membingungkan sehingga membuat siswa merasa kurang

1

2

mampu dalam mempelajari matematika, salah satunya wahyudi siswa kelas VII
A SMP N 2 Kartasura. Hal ini menyebabkan siswa enggan memecahkan
permasalahan dalam matematika.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu hal yang harus
dimiliki siswa dalam belajar matematika. Ada banyak cara mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah siswa antara lain, guru memacu siswa agar

mampu berfikir kritis dan logis dengan memberikan soal-soal cerita yang sesuai
dengan kehidupan sehari-hari kemudian diubah dalam bentuk matematika. Siswa
sendiri dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan
menganalisa sesuatu berdasarkan langkah-langkah yang sesuai dengan teorema
dan konsep matematika.
Menurut Suherman, dkk. (2014) kemampuan pemecahan masalah
meliputi :
a. Memahami masalah, dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui,
yang ditanyakan dan kecukupan unsur yang diperlukan.
b. Merencanakan

penyelesaian

yakni,

menyusun

model

matematika,


menerapkan strategi untuk menyelesaikannya.
c. Menyelesaikan perencanaan dan mengambil kesimpulan.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti di SMP Negeri 2
Kartasura diperoleh data awal indikator kemampuan pemecahan masalah
sebagai berikut: a. Memahami masalah, dapat mengidentifikasi unsur-unsur
yang diketahui, yang ditanyakan dan kecukupan unsur yang diperlukan sebanyak
12 siswa (34,28%); b. Merencanakan penyelesaian yakni, menyusun model
matematika, menerapkan strategi untuk menyelesaikannya sebanyak 10 siswa
(28,57%); c. Menyelesaikan perencanaan dan mengambil kesimpulan sebanyak
7 siswa (20,00%). Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal cerita
masih rendah. Banyak siswa yang belum memahami apa maksud dari soal cerita,
dan mengubahnya dalam bentuk matematika serta siswa belum bisa menarik
kesimpulan dari permasalahan soal cerita tersebut. Selain itu, kebanyakan siswa
hanya menghafal rumus-rumus untuk menyelesaikan permasalahan pada soal
cerita.

3

Permasalahan lain yang muncul adalah proses belajar mengajar yang

masih berpusat pada guru sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh guru
kurang menarik. Model pembelajaran tersebut akan menghambat siswa untuk
berfikir logis dan kritis dalam menghadapi permasalahan. Penggunaan model
pembelajaran matematika yang tepat dalam pembelajaran matematika dapat
menjadi salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah siswa. Dengan memberikan soal yang berhubungan dengan masalah
sehari-hari membimbing siswa untuk mampu mencari cara penyelesaian dengan
langkah-langkah yang sesuai.
Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan model pembelajaran
yang inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam
memecahkan masalah dan mampu mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, salah satunya dengan penggunaan model pembelajaran inquiry
learning.
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis analitis
sehingga mereka dapat menemukan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri (Hardini dan Puspitasari, 2012: 70). Model pembelajaran inquiry learning
menitikberatkan pada aktivitas siswa di


mana siswa dituntut

untuk

mengembangkan potensi intelektualnya. Di dalam pembelajaran inkuiri guru
mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan
fasilitator. Guru harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman
kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
Berdasarkan uraian di atas, penggunaan model inquiry learning
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa kelas VII A semester genap SMP Negeri 2 Kartasura Tahun ajaran
2014/2015.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu “Adakah peningkatan kemampuan

4

pemecahan masalah matematika pada siswa kelas VII A semester genap SMP
Negeri 2 Kartasura Tahun ajaran 2014/2015?”

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat diamati dari
indikator sebagai berikut:
1. Memahami masalah, dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui,
yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
2. Merencanakan

penyelesaian

yakni,

menyusun

model

matematika,

menerapkan strategi untuk menyelesaikannya.
3. Menyelesaikan perencanaan dan mengambil kesimpulan.
Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat diukur dengan
cara melihat hasil tes yang dilakukan pada setiap siklus.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan
mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam
belajar matematika melalui metode pembelajaran inquiry learning.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan kepada pembelajaran matematika utamanya
pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam
pembelajaran melalui model inquiry learning.
Secara khusus,

penelitian

ini diharapkan dapat

memberikan

konstribusi kepada strategi model pembelajaran di sekolah sehingga mampu
mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah


belajar

matematika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan sikap
bekerja keras dan berfikir kritis dalam memecahkan masalah matematika.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi guru
untuk memilih model pembelajaran dalam mengajar matematika.

5

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sekolah untuk
meningkatkan kualitas layanan pembinaan dalam rangka perbaikan model
pembelajaran matematika.
d. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan

tentang


model

pembelajaran

Inquiry

Learning

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

dapat

Dokumen yang terkait

Implementasi Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Peta Konsep pada Sub Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP Negeri 4 Jember Tahun Ajaran 2008/2009

1 7 18

Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Model Experiential Learning (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 9 Kota Tangerang Selatan)

1 8 271

Pengaruh Model Pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

2 26 195

Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Studi pada Kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 51

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Representasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 11 56

Penelitian Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pelajaran Matematika

0 0 19

Analisis Keterampilan Proses Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Model Pembelajaran Inquiry

1 1 7

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII pada Materi Bilangan melalui Model Treffinger Berbantuan Masalah Open- Ended

0 0 11

Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SMP

1 5 13

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition ) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Soal Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bengkalis

0 0 6