Analisis Swot Keragaman Budaya Indonesia
KERAGAMAN BUDAYA
Indonesia adalah negara kepulauan, dan merupakan Negara
kepulauan terbesar di dunia. Negara Indonesia terdiri dari
17.504 pulau, terbentang dari Barat ke Timur sepanjang
5.110 km dari 950 Bujur Timur- 1410 Bujur Timur, dan dari
utara keselatan sepanjang 1.888 km dari 60 Lintang Utara110 Lintang Selatan. Luas wilayah Indonesia menapai
5.193.252 km2, dengan luas daratan 1.904.443 km2, dan
mempunyai garis pantai sepanang 54.716 km, merupakan
yang terpanjang kedua di dunia seteah Kanada.
Bangsa Indonesia terbagi atas ratusan suku bangsa, yang
masing-masing memiliki adat dan tradisi berbeda.
Merekapun mempunyai bahasa daerah yang berlainan,
dengan ratusan dialek dan logat bahasa. Jika
dikelompokkan, diperkirakan terdapat sekitar 200 sampai
250 bahasa daerah. Dari daftar sementara suku bangsa di
Indonesia yang dikumpulkan, diperkirakan terdapat sekitar
360 kelompok suku bangsa. Suku bangsa adalah suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas
akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan
identitas tadi seringkali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh
kesatuan bahasa.
Pemerintah
Indonesia
sendiri
untuk
kepentingan
administrative yang sifatnya praktis membagi suku bangsa
di Indonesia menjadi tiga golongan, yaitu: �suku bangsa,
golongan keturunan asing, dan �masyarakat terasing.
Dalam pengertian sehari-hari, dalam pengertian awam atau
dalam pengertian popular, pertama-tama kebudayaan
dipahami sebagai kata benda atau bahkan benda itu sendiri.
Hanya saja bukan benda yang tak bernilai, melainkan benda
yang bernilai keindahan. Karena itulah maka kebudayaan
sering dianggap sama dengan suatu barang seni, misalnya
patung, musik, tari-tarian, lukisan atau pertunjukan teater.
Paling tidak itu adalah persepsi di masa lalu, karena
lambannya
perubahan,
sehingga
kestatisan
itu
mempengaruhi persepsi manusia. Kini, kebudayaan berada
dalam situasi yang berubah, bahkan berubah sangat cepat.
Sehingga karenanya, pengertian orang tentang kebudayaan
berubah, yang semula statis menjadi dinamis.
Kebudayaan juga dipahami sebagai kata kerja, sebagai
kegiatan manusia yang aktif, sebagai manifestasi kehendak
manusia yang selalu mengambil prakarsa. Pengertian ketiga
adalah pemahaman kebudayaan sebagai suatu strategi, yaitu
suatu proses perjalanan hidup manusia dari satu tahap ke
tahap yang lain menuju ke masa depan. Dengan demikian
maka kebudayaan adalah suatu proses yang berdasarkan
suatu rencana, karena manusia adalah makhluk perencana
masa depan, sementara makhluk lain tidak pernah
mempunyai rencana. Dalam pengertian ini kebudayaan
mengandung
tahap-tahap
yang
mencerminkan
perkembangan kemanusiaan.
Kebudayaan adalah suatu proses, bukan saja proses yang
berlangsung dalam suatu periode hidup manusia, melainkan
proses yang terjadi dalam kehidupan manusia yang
sambung-menyambung. Kebudayaan adalah suatu cara
hidup yang benar dan terhormat. Sehingga, hidup manusia
harus didasari pada suatu iman, yaitu iman kepada
Kebenaran.
Hidup berkebudayaan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, melalui suatu
kontrak social atau perjanjian bersama. Dalam kontrak
sosial tersebut setiap individu rela memberikan sebagian
dari kebebasannya untuk bisa diatur oleh suatu otoritas
politik, yaitu negara. Di lain pihak, otoritas negara harus
menjamin pemenuhan hak-hak asasi manusia, seperti
beragama atau tidak beragama, berpendapat, berkeyakinan,
bekerja untuk mencari nafkah, membentuk keluarga dan
rumah tangga dan memperoleh keadilan yang luas. Namun
dalam hidup bernegara, setiap warga Negara memikul
sejumlah kewajiban yang ditetapkan oleh negara
berdasarkan
kesepakatan bersama, seperti membayar pajak, mengikuti
aturan-aturan hukum dan mempertahankan negara.
Individualisasi adalah kecenderungan memecah masyarakat
menjadi individu-individu yang dikemudikan oleh
kepentingan pribadi (self-interest) yang sempit. Sebenarnya
dampak individualisasi itu perlu dibedakan antara
individualisme dan egoisme. Individualisme adalah paham
yang menghargai individu dan menghormati diri pribadi
seseorang yang otonom yang memiliki hak-hak asasi dalam
suatu negara atau masyarakat. Individualisme itu melahirkan
penghargaan pada diri sendiri, tetapi harus juga menghargai
individu yang lain. Individualisme adalah juga penghargaan
pada hak-hak pribadi, misalnya hak milik dan kebebasan.
Tetapi hak milik dan kebebasan seseorang itu dibatasi oleh
hak milik dan kebebasan orang lain. Karena itu, maka
individualism menghasilkan kebebasan dan otonomi
individu tetapi juga sekaligus kewajiban-kewajiban asasi
individu terhadap masyarakat. Dampak lain individualisasi
adalah egoisme, yaitu sikap yang mementingkan diri sendiri
dengan mengabaikan kepentingan orang lain. Egoisme ini
adalah penyimpangan dari tujuan kebudayaan, sedangkan
individualisme, jika dipahami dan dipraktekkan secara
benar, masih berada dalam ruang lingkup kebudayaan,
karena individualisme memberikan penghargaan dan
pemuliaan kepada manusia sebagai individu. Namun
individualism ini bisa kebablasan menjadi egoisme karena
melepaskan dirinya dari masyarakat. Karena itu maka
individualisme harus diimbangi dengan prinsip-prinsip
komunitarian karena individu itu tidak mungkin ada atau
berfungsi
tanpa
komunitas.
Kombinasi
antara
individualisme dan komunitarianisme, yang merupakan
harmonisasi, jalan tengah dan moderasi itulah yang
membentuk kebudayaan.
Hubungan antara budaya dengan komunikasi penting
dipahami untuk memahami komukasi antar budaya, oleh
karena melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar
berkomunikasi. Cara kita berkomunikasi, keadaan-keadaan
komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang kita gunakan,
dan perilaku-perilaku non-verbal kita, semua itu terutama
merupakan respons terhadap dan fungsi budaya kita.
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk
memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan
dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain, persepsi adalah
cara kita mengubah energienergi fisik lingkungan kita
menjadi pengalaman yang bermakna. Secara umum
dipercaya bahwa orang-orang berperilaku sedemikian rupa
sebagai hasil dari cara mereka mempersepsi dunia yang
sedemikian rupa pula. Perilaku-perilaku ini dipelajari
sebagai bagian dari pengalaman budaya mereka.
Bila kita berbicara dengan orang yang berbeda budaya,
maka kita harus dapat memperkirakan pelanggaranpelanggaran apa yang bakal terjadi, menghindari
pelanggaran-pelanggaran tersebut, dan meneruskan interaksi
kita tanpa memperlihatkan reaksi permusuhan. Kita
mungkin mengalami perasaan-perasaan yang sulit kita
kontrol; kita mungkin menyangka bahwa orang lain tak tahu
adat, agresif, atau menunjukkan nafsu seks ketika orang itu
berada pada jarak yang dekat dengan kita, padahal
sebenarnya tindakannya itu merupakan perwujudan hasil
belajarnya tentang bagaimana menggunakan ruang, yang
tentu saja dipengaruhi oleh budayanya.
Orientasi fisik juga dipengaruhi oleh budaya, dan turut
menentukan hubungan sosial. Orang-orang Amerika Utara
lebih senang duduk berhadapan muka. Mereka jarang duduk
bersebelahan. Sebaliknya orang-orang Cina sering lebih
senang duduk bersebelahan dan merasa tidak nyaman bila
mereka duduk berhadapan muka.
Kita juga cenderung menentukan hierarki sosial dengan
mengatur ruang. Duduk di belakang meja sambil berbicara
dengan seseorang yang sedang berdiri biasanya merupakan
tanda hubungan atasan-bawahan, dan orang yang duduk
itulah atasannya. Perilaku yang serupa juga dapat digunakan
untuk menunjukkan ketidaksetujuan, kekurangajaran, atau
penghinaan, bila orang melanggar norma-norma budaya.
Kesalahpahaman mudah terjadi dalam peristiwa-peristiwa
antar budaya ketika dua orang, masing-masing berperilaku
sesuai dengan budayanya masing-masing, tak memenuhi
harapan pihak lainnya.
Komunikasi antar budaya terjadi bila produsen pesan adalah
anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah
anggota suatubudaya lainnya. Dalam keadaan demikian, kita
segera dihadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam
suatu situasi di mana suatu pesan disandi dalam suatu
budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain.
Kebudayaan masyarakat Indonesia sangat beragam,
diperkirakan terdapat lebih dari 200 ragam budaya
masyarakat di Indonesia. Keberagaman ini menjadikan
bangsa Indonesia tidak mempunyai budaya tunggal yang
menjadi milik seluruh masyarakat Indonesia, dan menjadi
identitas. Nampaknya keragaman itulah kebudayaan bangsa
Indonesia, kebudayaan nasional Indonesia. Keberagaman
budaya suku bangsa Indonesia merupakan suatu kenyataan
dan menjadi kekayaan negara kesatuan Republik Indonesia
ini. Oleh karena itu, perlu dipraktekkan dan diupayakan
sedemikian rupa agar kebudayaan itu bisa menjadi sumber
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Keberagaman budaya masyarakat Indonesia bilamana
dikemas dan disikapi dengan bijak oleh semua pihak bisa
menjadi modal dasar dalam pemberdayaan masyarakat
menuju masyarakat madani dan demokratis. Salah satu
bentuk dari sikap bijak yang bisa kita lakukan dalam melihat
keragaman
budaya
masyarakat
Indonesia
adalah
mengembangkan dan mempraktekkan sikap untuk saling
menghargai dan menghormati kebudayaan suku bangsa
yang lain, selanjutnya diikuti dengan mengembangkan sikap
untuk toleransi dan tenggang rasa kepada sesamanya.
Namun demikian, keragaman budaya tersebut bisa menjadi
permasalahan, bilamana tidak dikelola dengan baik dan
disikapi dengan baik pula. Keberagaman budaya suku
bangsa yang terdapat di Indonesia akan memberikan
berbagai kemungkinan implikasi baik secara positif maupun
secara
negatif,
baik
menguntungkan
maupun
merugikan.Kemungkinan implikasi negatif itu dapat berupa
konflik, primordialisme, politik aliran, dan integrasi.
Sejarah negara kesatuan Republik Indonesia banyak
dipenuhi dengan konflik yang disebabkan karena keragaman
budaya suku bangsa, namun harus diakui bahwa bangsa
Indonesia mampu mengatasinya dan sampai sekarang telah
tercipta suatu ketenangan dan keamanan, walaupun dalam
ukuran lain hal itu tidaklah demikian. Kondisi tersebut telah
menempatkan negara Republik Indonesia termasuk negara
multi etnik yang paling aman di dunia. Bangsa Indonesia
telah memiliki kesadaran untuk bersatu menjadi satu bangsa
yaitu bangsa Indonesia di dalam wilayah negara kesatuan
republic Indonesia.
Keberagamanan budaya masyarakat Indonesia juga member
keuntungan, yang sekaligus dapat mendukung terhindarnya
konflik
diantara
suku-suku
bangsa.
Hal
yang
menguntungkan itu adalah terjadinya apa yang dinamakan
dengan cross cutting affiliations. Kondisi keragaman budaya
masyarakat Indonesia merupakan kenyataan dan kekayaan
yang tidak ada bandingannya, sehingga harus dilihat sebagai
sebuah potensi yang sangat luar biasa. Dilihat dari potensi
yang ada baik sumber daya alamnya (SDA) maupun sumber
daya manusianya (SDM), negara Indonesia sangat mungkin
untuk bias menjadi negara adi daya di dunia. Karena untuk
menjadi negara besar, maka luas wilayah dan jumlah
penduduknyapun harus besar dan syarat ini sudah dipenuhi
oleh negara Indonesia. Untuk bisa menjadi Negara besar
langkah pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana
rakyat Indonesia yang beraneka ragam itu memiliki
kesamaan pandangan dan memiliki satu nasionalisme yaitu
Indonesia.
Empati adalah strategi komunikasi yang paling tepat dengan
realitas majemuk dan asumsi perbedaan. Dalam empati,
berarti kita berpartisipasi pada pengalaman orang lain.
Komunikasi empati mendorong kepekaan interrasial dan
interkultural.
Tugas di tulis di buku catatan !
1. Banyaknya ragam suku bangsa dan budaya di Indonesia
seperti yang ditampilkan table tsb diatas memungkinkan
Tampilan konflik yang sering terjadi dan kita ketahui
melalui media massa pada masyarakat Indonesia, menurut
pendapatmu, pada dasarnya disebabkan oleh keragaman
budaya atau karena masalah ekonomi? Jelaskan!
2. Apa yang harus kita lakukan terhadap kondisi masyarakat
Indonesia yang memiliki keragaman budaya, menyatukan
kebudayaannya ataukah mengembangkan keragaman
budaya? Mengapa?
Indonesia adalah negara kepulauan, dan merupakan Negara
kepulauan terbesar di dunia. Negara Indonesia terdiri dari
17.504 pulau, terbentang dari Barat ke Timur sepanjang
5.110 km dari 950 Bujur Timur- 1410 Bujur Timur, dan dari
utara keselatan sepanjang 1.888 km dari 60 Lintang Utara110 Lintang Selatan. Luas wilayah Indonesia menapai
5.193.252 km2, dengan luas daratan 1.904.443 km2, dan
mempunyai garis pantai sepanang 54.716 km, merupakan
yang terpanjang kedua di dunia seteah Kanada.
Bangsa Indonesia terbagi atas ratusan suku bangsa, yang
masing-masing memiliki adat dan tradisi berbeda.
Merekapun mempunyai bahasa daerah yang berlainan,
dengan ratusan dialek dan logat bahasa. Jika
dikelompokkan, diperkirakan terdapat sekitar 200 sampai
250 bahasa daerah. Dari daftar sementara suku bangsa di
Indonesia yang dikumpulkan, diperkirakan terdapat sekitar
360 kelompok suku bangsa. Suku bangsa adalah suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas
akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan
identitas tadi seringkali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh
kesatuan bahasa.
Pemerintah
Indonesia
sendiri
untuk
kepentingan
administrative yang sifatnya praktis membagi suku bangsa
di Indonesia menjadi tiga golongan, yaitu: �suku bangsa,
golongan keturunan asing, dan �masyarakat terasing.
Dalam pengertian sehari-hari, dalam pengertian awam atau
dalam pengertian popular, pertama-tama kebudayaan
dipahami sebagai kata benda atau bahkan benda itu sendiri.
Hanya saja bukan benda yang tak bernilai, melainkan benda
yang bernilai keindahan. Karena itulah maka kebudayaan
sering dianggap sama dengan suatu barang seni, misalnya
patung, musik, tari-tarian, lukisan atau pertunjukan teater.
Paling tidak itu adalah persepsi di masa lalu, karena
lambannya
perubahan,
sehingga
kestatisan
itu
mempengaruhi persepsi manusia. Kini, kebudayaan berada
dalam situasi yang berubah, bahkan berubah sangat cepat.
Sehingga karenanya, pengertian orang tentang kebudayaan
berubah, yang semula statis menjadi dinamis.
Kebudayaan juga dipahami sebagai kata kerja, sebagai
kegiatan manusia yang aktif, sebagai manifestasi kehendak
manusia yang selalu mengambil prakarsa. Pengertian ketiga
adalah pemahaman kebudayaan sebagai suatu strategi, yaitu
suatu proses perjalanan hidup manusia dari satu tahap ke
tahap yang lain menuju ke masa depan. Dengan demikian
maka kebudayaan adalah suatu proses yang berdasarkan
suatu rencana, karena manusia adalah makhluk perencana
masa depan, sementara makhluk lain tidak pernah
mempunyai rencana. Dalam pengertian ini kebudayaan
mengandung
tahap-tahap
yang
mencerminkan
perkembangan kemanusiaan.
Kebudayaan adalah suatu proses, bukan saja proses yang
berlangsung dalam suatu periode hidup manusia, melainkan
proses yang terjadi dalam kehidupan manusia yang
sambung-menyambung. Kebudayaan adalah suatu cara
hidup yang benar dan terhormat. Sehingga, hidup manusia
harus didasari pada suatu iman, yaitu iman kepada
Kebenaran.
Hidup berkebudayaan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, melalui suatu
kontrak social atau perjanjian bersama. Dalam kontrak
sosial tersebut setiap individu rela memberikan sebagian
dari kebebasannya untuk bisa diatur oleh suatu otoritas
politik, yaitu negara. Di lain pihak, otoritas negara harus
menjamin pemenuhan hak-hak asasi manusia, seperti
beragama atau tidak beragama, berpendapat, berkeyakinan,
bekerja untuk mencari nafkah, membentuk keluarga dan
rumah tangga dan memperoleh keadilan yang luas. Namun
dalam hidup bernegara, setiap warga Negara memikul
sejumlah kewajiban yang ditetapkan oleh negara
berdasarkan
kesepakatan bersama, seperti membayar pajak, mengikuti
aturan-aturan hukum dan mempertahankan negara.
Individualisasi adalah kecenderungan memecah masyarakat
menjadi individu-individu yang dikemudikan oleh
kepentingan pribadi (self-interest) yang sempit. Sebenarnya
dampak individualisasi itu perlu dibedakan antara
individualisme dan egoisme. Individualisme adalah paham
yang menghargai individu dan menghormati diri pribadi
seseorang yang otonom yang memiliki hak-hak asasi dalam
suatu negara atau masyarakat. Individualisme itu melahirkan
penghargaan pada diri sendiri, tetapi harus juga menghargai
individu yang lain. Individualisme adalah juga penghargaan
pada hak-hak pribadi, misalnya hak milik dan kebebasan.
Tetapi hak milik dan kebebasan seseorang itu dibatasi oleh
hak milik dan kebebasan orang lain. Karena itu, maka
individualism menghasilkan kebebasan dan otonomi
individu tetapi juga sekaligus kewajiban-kewajiban asasi
individu terhadap masyarakat. Dampak lain individualisasi
adalah egoisme, yaitu sikap yang mementingkan diri sendiri
dengan mengabaikan kepentingan orang lain. Egoisme ini
adalah penyimpangan dari tujuan kebudayaan, sedangkan
individualisme, jika dipahami dan dipraktekkan secara
benar, masih berada dalam ruang lingkup kebudayaan,
karena individualisme memberikan penghargaan dan
pemuliaan kepada manusia sebagai individu. Namun
individualism ini bisa kebablasan menjadi egoisme karena
melepaskan dirinya dari masyarakat. Karena itu maka
individualisme harus diimbangi dengan prinsip-prinsip
komunitarian karena individu itu tidak mungkin ada atau
berfungsi
tanpa
komunitas.
Kombinasi
antara
individualisme dan komunitarianisme, yang merupakan
harmonisasi, jalan tengah dan moderasi itulah yang
membentuk kebudayaan.
Hubungan antara budaya dengan komunikasi penting
dipahami untuk memahami komukasi antar budaya, oleh
karena melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar
berkomunikasi. Cara kita berkomunikasi, keadaan-keadaan
komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang kita gunakan,
dan perilaku-perilaku non-verbal kita, semua itu terutama
merupakan respons terhadap dan fungsi budaya kita.
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk
memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan
dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain, persepsi adalah
cara kita mengubah energienergi fisik lingkungan kita
menjadi pengalaman yang bermakna. Secara umum
dipercaya bahwa orang-orang berperilaku sedemikian rupa
sebagai hasil dari cara mereka mempersepsi dunia yang
sedemikian rupa pula. Perilaku-perilaku ini dipelajari
sebagai bagian dari pengalaman budaya mereka.
Bila kita berbicara dengan orang yang berbeda budaya,
maka kita harus dapat memperkirakan pelanggaranpelanggaran apa yang bakal terjadi, menghindari
pelanggaran-pelanggaran tersebut, dan meneruskan interaksi
kita tanpa memperlihatkan reaksi permusuhan. Kita
mungkin mengalami perasaan-perasaan yang sulit kita
kontrol; kita mungkin menyangka bahwa orang lain tak tahu
adat, agresif, atau menunjukkan nafsu seks ketika orang itu
berada pada jarak yang dekat dengan kita, padahal
sebenarnya tindakannya itu merupakan perwujudan hasil
belajarnya tentang bagaimana menggunakan ruang, yang
tentu saja dipengaruhi oleh budayanya.
Orientasi fisik juga dipengaruhi oleh budaya, dan turut
menentukan hubungan sosial. Orang-orang Amerika Utara
lebih senang duduk berhadapan muka. Mereka jarang duduk
bersebelahan. Sebaliknya orang-orang Cina sering lebih
senang duduk bersebelahan dan merasa tidak nyaman bila
mereka duduk berhadapan muka.
Kita juga cenderung menentukan hierarki sosial dengan
mengatur ruang. Duduk di belakang meja sambil berbicara
dengan seseorang yang sedang berdiri biasanya merupakan
tanda hubungan atasan-bawahan, dan orang yang duduk
itulah atasannya. Perilaku yang serupa juga dapat digunakan
untuk menunjukkan ketidaksetujuan, kekurangajaran, atau
penghinaan, bila orang melanggar norma-norma budaya.
Kesalahpahaman mudah terjadi dalam peristiwa-peristiwa
antar budaya ketika dua orang, masing-masing berperilaku
sesuai dengan budayanya masing-masing, tak memenuhi
harapan pihak lainnya.
Komunikasi antar budaya terjadi bila produsen pesan adalah
anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah
anggota suatubudaya lainnya. Dalam keadaan demikian, kita
segera dihadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam
suatu situasi di mana suatu pesan disandi dalam suatu
budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain.
Kebudayaan masyarakat Indonesia sangat beragam,
diperkirakan terdapat lebih dari 200 ragam budaya
masyarakat di Indonesia. Keberagaman ini menjadikan
bangsa Indonesia tidak mempunyai budaya tunggal yang
menjadi milik seluruh masyarakat Indonesia, dan menjadi
identitas. Nampaknya keragaman itulah kebudayaan bangsa
Indonesia, kebudayaan nasional Indonesia. Keberagaman
budaya suku bangsa Indonesia merupakan suatu kenyataan
dan menjadi kekayaan negara kesatuan Republik Indonesia
ini. Oleh karena itu, perlu dipraktekkan dan diupayakan
sedemikian rupa agar kebudayaan itu bisa menjadi sumber
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Keberagaman budaya masyarakat Indonesia bilamana
dikemas dan disikapi dengan bijak oleh semua pihak bisa
menjadi modal dasar dalam pemberdayaan masyarakat
menuju masyarakat madani dan demokratis. Salah satu
bentuk dari sikap bijak yang bisa kita lakukan dalam melihat
keragaman
budaya
masyarakat
Indonesia
adalah
mengembangkan dan mempraktekkan sikap untuk saling
menghargai dan menghormati kebudayaan suku bangsa
yang lain, selanjutnya diikuti dengan mengembangkan sikap
untuk toleransi dan tenggang rasa kepada sesamanya.
Namun demikian, keragaman budaya tersebut bisa menjadi
permasalahan, bilamana tidak dikelola dengan baik dan
disikapi dengan baik pula. Keberagaman budaya suku
bangsa yang terdapat di Indonesia akan memberikan
berbagai kemungkinan implikasi baik secara positif maupun
secara
negatif,
baik
menguntungkan
maupun
merugikan.Kemungkinan implikasi negatif itu dapat berupa
konflik, primordialisme, politik aliran, dan integrasi.
Sejarah negara kesatuan Republik Indonesia banyak
dipenuhi dengan konflik yang disebabkan karena keragaman
budaya suku bangsa, namun harus diakui bahwa bangsa
Indonesia mampu mengatasinya dan sampai sekarang telah
tercipta suatu ketenangan dan keamanan, walaupun dalam
ukuran lain hal itu tidaklah demikian. Kondisi tersebut telah
menempatkan negara Republik Indonesia termasuk negara
multi etnik yang paling aman di dunia. Bangsa Indonesia
telah memiliki kesadaran untuk bersatu menjadi satu bangsa
yaitu bangsa Indonesia di dalam wilayah negara kesatuan
republic Indonesia.
Keberagamanan budaya masyarakat Indonesia juga member
keuntungan, yang sekaligus dapat mendukung terhindarnya
konflik
diantara
suku-suku
bangsa.
Hal
yang
menguntungkan itu adalah terjadinya apa yang dinamakan
dengan cross cutting affiliations. Kondisi keragaman budaya
masyarakat Indonesia merupakan kenyataan dan kekayaan
yang tidak ada bandingannya, sehingga harus dilihat sebagai
sebuah potensi yang sangat luar biasa. Dilihat dari potensi
yang ada baik sumber daya alamnya (SDA) maupun sumber
daya manusianya (SDM), negara Indonesia sangat mungkin
untuk bias menjadi negara adi daya di dunia. Karena untuk
menjadi negara besar, maka luas wilayah dan jumlah
penduduknyapun harus besar dan syarat ini sudah dipenuhi
oleh negara Indonesia. Untuk bisa menjadi Negara besar
langkah pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana
rakyat Indonesia yang beraneka ragam itu memiliki
kesamaan pandangan dan memiliki satu nasionalisme yaitu
Indonesia.
Empati adalah strategi komunikasi yang paling tepat dengan
realitas majemuk dan asumsi perbedaan. Dalam empati,
berarti kita berpartisipasi pada pengalaman orang lain.
Komunikasi empati mendorong kepekaan interrasial dan
interkultural.
Tugas di tulis di buku catatan !
1. Banyaknya ragam suku bangsa dan budaya di Indonesia
seperti yang ditampilkan table tsb diatas memungkinkan
Tampilan konflik yang sering terjadi dan kita ketahui
melalui media massa pada masyarakat Indonesia, menurut
pendapatmu, pada dasarnya disebabkan oleh keragaman
budaya atau karena masalah ekonomi? Jelaskan!
2. Apa yang harus kita lakukan terhadap kondisi masyarakat
Indonesia yang memiliki keragaman budaya, menyatukan
kebudayaannya ataukah mengembangkan keragaman
budaya? Mengapa?