Rizky Fajar prasetyo 15010110130100.pdf

HYPNOTHERAPY
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikoterapi

Disusun oleh:

Rizky Fajar Prasetyo

15010110130100

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam dunia penyembuhan mental, psikoterapi menjadi sangat berkembang
hingga saat ini. Banyak jenis psikoterapi yang ada dan masing-masing
berkembang sesuai cara dan fungsinya sendiri-sendiri, seperti terapi kognitif,
terapi kognitif behavioral, terapi keluarga, NLP, terapi humanistik. Namun yang

paling lambat berkembang adalah hipnoterapi.
Saat ini hipnosis sudah menjadi populer di Indonesia dengan banyaknya
tayangan di televisi baik dalam dan luar negeri mengenai hipnosis. Termasuk
dalam kategori yang paling banyak adalah segmen hiburan yang banyak membuat
orang menjadi penasaran bahkan timbul pertanyaan, apakah tayangan tersebut
sungguhan atau rekayasa sehingga banyak bermunculan pro dan kontra mengenai
hipnosis itu sendiri.
Ada yang bilang bahwa hipnosis adalah suatu proses mempengaruhi orang
dengan kesaktian seorang penghipnosis. Di Indonesia, khususnya hipnosis, sering
dihubungkan dengan hal yang berbau mistik, sejalan dengan semakin banyaknya
kasus kejahatan kriminalitas, seperti terlihat di tayangan berita televisi, makin
banyak pula kasus masyarakat yang terkena hipnosis jahat/ gendam baik di
jalanan, angkutan umum, halte dan tempat-tempat umum yang lain. Oleh karena
itu, masyarakat banyak yang menjadi takut akan hipnosis. Asosiasi ini jelas
berdampak negatif pada terapi yang menjadikan hipnosis sebagai bagiannya yang
terpenting. Sudah sejak awal pediriannya, hipnotisme selalu terjepit antara
penerimaan dan penolakan.
Di sinilah pentingnya partisipasi akademi untuk menjelaskan kepada
masyarakat tentang proses hipnosis. Penggunaan hipnotis bisa menjadi
bermanfaat di dalam bidang kedokteran, psikiatri, atau psikologi. Dalam bidang

psikologi hipnotis dapat digunakan sebagai sebuah metode terapi yang dikenal
dengan hipnoterapi, seperti untuk menghilangkan phobia, melupakan sebuah

kejadian traumatis dan menghilangkan kebiasaan yang tidak diinginkan seperti
merokok, narkoba.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Hipnoterapi
Banyak orang masih salah dalam mempersepsi kata hipnoterapi dan
hipnotis, banyak juga yang salah dalam menggunakan kedua istilah tersebut.
Persepsi dan penggunaan yang salah ini muncul tentunya dari pengalaman atau
informasi yang didapat dari koran, majalah, acara TV yang menampilkan
hipnoterapi, atau mungkin Anda sendiri pernah mengalami "kejahatan yang
menyerupai hipnoterapi".
Kata hipnoterapi, menurut Kamus Encarta memiliki dua makna: Suatu
kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang,
di mana mereka akan memberikan respons pada pertanyaan yang diajukan dan
sangat terbuka dan reseptif terhadap sugesti yang diberikan oleh hipnotis.
Teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk ke

dalam kondisi hipnosis. Para pakar hipnoterapi juga memberikan definisi masingmasing untuk kata hipnoterapi. Beberapa definisi itu, antara lain:
a. hipnoterapi adalah suatu kondisi di mana perhatian menjadi sangat
terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi,
b. hipnoterapi adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang
sehingga mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara
menurunkan gelombang otak,
c. hipnoterapi adalah seni eksplorasi alam bawah sadar,
d. hipnoterapi adalah kondisi kesadaran yang meningkat,
e. hipnoterapi adalah suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti,
f. hipnotisme adalah keadaan yang menyerupai trance (keadaan setengah
sadar) di mana seseorang menjadi lebih sadar, lebih fokus, dan terbuka
kepada sugesti.

Kata hipnotis (hypnotist) seharusnya diartikan sebagai orang yang
melakukan hipnoterapi atau juru hipnoterapi. Bukan untuk menyebut aktivitas

hipnoterapi, seperti yang terjadi pada bahasa sehari-hari masyarakat indonesia.
Kata “Hypnosis“ adalah kependekan dari istilah yang dikemukakan pertama kali
oleh James Braiel ( 1843 ) yaitu ‘Neuro-hypnotism‘, yang berarti “tidurnya sistem
saraf“. Bagi Braid, hipnotisme hanyalah akibat dari tidurnya sistem saraf karena

perhatian visual yang terfokus dan terkonsentrasi pada satu objek.
Sigmund Freud melihat hipnosis sebagai keadaan tidur yang memiliki
tingkat trans yang bervariasi mulai dari ringan sampai ekstrem. Pada keadaan
ringan, klien akan mengalami penurunan dalam kemampuan indra untuk
menangkap stimulus eksternal; sementara pada tingkat yang ekstrem, klien
mengalami somnambulisme atau berjalan di saat tidur. Freud juga menekankan
perlunya pembedaan antara tidur hipnotik, proses-proses mental tertentu yang
tetap bekerja.
Gill Boyne memandang hipnotis sebagai pikiran normal yang dicirikan
sebagai :
1. Relaksasi yang dalam.
2. Keinginan mengikuti sugesti yang berjalan dengan system kepercayaannya.
3. Pengaturan diri dan normalisasi system saraf pusat.
4. Sensitivitas yang meningkat dan selektif terhadap stimuli eksternal.
5. Mekanisme pertahanan psikis yang melemah.
Adapun YF La Kahija dalam bukunya hipnoterapi mendefinisikan bahwa
hipnosis sebagai keadaan terfokusnya perhatian pada objek fisik atau gambaran
mental tertentu yang ditandai dengan meningkatnya sugestibilitas sebagai efek
dari sikap kooperatif dengan orang lain.
Perbedaan hipnotisme dan hipnosis terletak pada, bila hipnotisme berupa

teori atau praktik yang menyebabkan hipnosis, sementara hipnosis lebih pada
keadaan seperti tidur yang dimunculkan secara arhfisial dimana seseorang
menjadi sangat responsif terhadap sugesti yang diucapkan hipnotis.
Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari
manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku.

Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan
hipnotis.
Hipnotis

pada

prinsipnya

adalah

membuka

gerbang


dengan

mengistirahatkan pikiran sadarnya sehingga sugesti-sugesti yang diberikan tidak
diolah pikiran sadar. Dengan terbukanya gerbang kesadaran ini berarti seseorang
akan mudah sekali dipengaruhi dan diperintahkan sesuai dengan apa yang
dimasukkan dalam alam bawah sadarnya. Ketika seseorang berada dalam keadaan
terhipnotis dia bukannya tidak sadar, dia tetap sadar namun kesadarannya berada
dalam kondisi bawah sadar. Kalau seseorang dalam kondisi tidak sadar
keadaannya seperti tidur, pingsan, atau koma, namun kalau kondisi alam bawah
sadar (berarti masih sadar) seseorang akan mengalami keadaan remang-remang,
suasana sadar tetapi tidak mampu lagi untuk mengolah pikiran secara lebih detil.

Hipnoterapi menggunakan sugesti atau pengaruh kata-kata yang
disampaikan dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan dalam
hipnoterapi adalah komunikasi. Terapis akan mampu menghipnotis klien apabila
klien memahami bahasa yang digunakan oleh terapis. Cara kerja hipnoterapi
berbeda jauh dari hipnotisme hiburan atau panggung diatas, bahkan lebih sulit.
Dalam hipnoterapi, terapis bekerja tanpa penonton. Siapa saja yang datang harus
diterima sebagai orang yang membutuhkan bantuan profesional. Hipnoterapis
menghadapi klien yang berlatar belakang psikologis dengan rentang sugestibilitas

yang berbeda. Oleh karena itu, menjadi hipnoterapis punya tuntutan yang tidak
mudah.
 Sugesti
a. Pengertian
Sugesti secara umum bisa diartikan sebagai ucapan yang ditujukan untuk
dipercayai tanpa menerima ucapan itu secara kritis. Berupa kata yang memicu
gambar dalam pikiran, berpengaruh langsung pada otot, berpengaruh pada indra,
mempengaruhi emosi, dan memicu perasaan.

Sugesti merupakan kemampuan terapis untuk mengantar klien ke dalam
tidur hipnotik dan berbicara dengannya selama trans, maka kemampuan seseorang
untuk merespon sugesti disebut sugestibilitas.
Sugesti selanjutnya bisa dibagi menjadi dua ,yaitu :
-

Sugesti sederhana. Umumnya ditemukan dalam percakapam biasa, seperti
teknik sugesti yang dilakukan tenaga penjual dalam memengaruhi para
calon pembelinya.

-


Sugesti Hipnotik. Sugesti dalam praktek hipnosis. Ketika pintu bawah
sadar klien terbuka, maka ada banyak reaksi yang akan ditunjukkan klien.
Terapis memberi sugesti pada klien dalam ketiga level trans (ringan,
medium, dan dalam). Sebelum masuk ke trans yang dalam, klien biasanya
mengalami keadaan hipopompik yaitu transisi dari keadaan tidur dan
terjaga.

B. Enam tipe sugesti yang umum, yaitu:
1. Sugesti untuk Relaksasi
Hal ini dimaksudkan untuk membuat klien berada dalam keadaan reseptif
dan mampu mengarahkan konsentrasinya pada bagian-bagian tubuh tertentu.
Klien masuk ke dalam proses mentalnya sendiri sembari mengabaikan situasi luar
dirinya. Sugesti ini sangat perlu dipahami oleh terapis kaena menjadi dasar bagi
sugesti-sugesti lain.
2. Sugesti untuk Memperdalam
Klien diajak masuk lebih dalam lagi ke bawah sadarnya. Perhatian klien
dibuat makin terfokus pada dunia batinnya dan perlahan-lahan digiring ke dalam
tidur hipnotik.
3. Sugesti Tidak Langsung

Terapis berusaha menemukan pengalaman-pengalaman klien yang
menimbulkan efek-efek emosional tertentu yang tidak menyenangkan. Sugesti
tidak langsung umumnya diberikan pada subyek yang memiliki kemampuan

imajinatif dan asosatif yang baik sehingga gambaran mental yang diberikan
menjadi lebih hidup.
4. Sugesti Langsung
Diberikan bila klien mengalami kesuliatan melakukan imajinasi, jadi
diberikan langsung tanpa perumpamaan atau analogi dengan menggunakan bahasa
yang sederhana. Klien cukup diminta merespon kata-kata yang diucapkan terapis.
5. Sugesti Gambaran Mental
Sugesti ini bertujuan membuat gambaran mental klien menjadi lebih
hidup. Ini bisa dicapai apabila klien sudah berada pada keadaaan santai.
Gambaran mental sangat baik untuk membawa klien ke tempat yang aman dan
nyaman. Tempat seperti ini sangat dibutuhkan klien ketika terapis ingin
membawanya menemui isi-isi ketidaksadarannya.
6. Sugesti Posthipnotik
Sugesti ini diberikan selama klien dalam keadaan trans atau tidur hipnotik.
Sugesti


ini

digunakan

untuk

memodifikasi

berbagai

perilaku,

seperti

meningkatkan konsentrasi, mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok,
menjalin hubungan antar pribadi yang lebih harmonis, atau meningkatkan
kepercayaan diri. Dalam tidur hipnotik, sugesti ini ditujukan untuk bawah sadar
klien. Sugesti posthipnotik adalah pilar utama yang menopang keberhasilan dalam
memodifikasi perilaku klien.


 Trans
a. Taraf Kesadaran / Level Trans
1. Sadar
-

Fungsi intelektual normal

-

Fungsi reflek dan gerak normal

-

Contoh : Anda sedang bermain bola

2. Trans Ringan

-

Tubuh menjadi rileks

-

Nafas melambat dan ritmis

-

Perhatian kepada diri sendiri

-

Perhatian terarah pada kegiatan yang dibayangkan, pembicaraan, atau
kejadian apapun yang mungkin maupun tidak mungkin.

-

Contoh : Anda santai dan mulai membayangkan sedang bermain futsal

3. Trans sedang
-

Kesadaran kepada dunia berkurang

-

Mata menutup

-

Kesadaran internal meningkat, misal nafas dan denyut jantung

-

Bayangan mental semakin intensif

-

Kata-kata dipahami secara harafiah

-

Contoh: Anda membayangkan sedang bermain futsal

4. Trans Dalam
-

Perhatian terpusat/memyempit

-

Sugestibilitas meningkat

-

Kontraksi kelompok otot tertentu sesuai dengan imajinasi yang
berlangsung

-

Ilusi pengindraan dan halusinasi

-

Penerimaan rangsang dari sekitar menurun

-

Fungsi kreatif meningkat

-

Gambaran mental dialami sebagai kenyataan

-

Contoh:Anda secara fisik merasa sedang bermain futsal.

C. Sejarah Hipnoterapi
a. Hipnotisme Klasik
Dalam kebudayaan “primitive” dan shaman, sering kali dijumpai para
penyembuh bekerja menggunakan prosedur menyerupai hipnotis. Kadang-kadang
mereka menggunakan iringan musik, tarian, atau obat dengan dosis tertentu.
Penggunaan terapi ”tidur” di temui di kuil-kuil Mesir. Teknik
penyembuhan ini sering kali dikaitkan dengan imhotep, seorang arsitek, pemikir,
dan penyembuh di masa pemerintahan faraoh Zoser ( sekitar 2980-2900 SM).
Di Asia, pengobatan dengan teknik serupa dijumpai di China dan India. Di
tahun 1600 SM, bapak kedokteran China Wong Tai dikenal sebagai dokter yang
menggunakan pembacaan mantra dan menumpangkan tangan pada para
pasiennya. Orang-orang suci di India disebut Fakir, kerap meyembuhkan orangorang sakit dengan membawa mereka ke dalam tidur mirip trans.
b. Hipnotisme Modern
Pada saat itu istilah yang umum digunakan hipnotisme, tapi magnetisme
dan mesmerisme. Sesudah James Braid tampil istilah hipnotisme. Dari istilah
”hipnotisme” inilah berkembang macam-macam turunan kata yang digunakan
dalam banyak literatur hipnotisme sampai saat ini, seperti hipnosis, hipnotik,
hipnotis, otohipnosis atau hipnosis diri, hipnotisme medis atau hipnoterapi,
hipnotisme hiburan, hipnotisme eksperimental, hipnoanalisis, dan hipnotisme
forensik.
 Fanz Anton Mesmer (1734-1815)
Fanz Anton Mesmer yang bernama latin Franciscus Atonius Mesmer
dinobatkan sebagai bapak hipnotisme modern. Ia dilahirkan pada tanggal 23 Mei
1734 di Iznang, dekat danau Konztanz, Austria.
Dalam tesisnya, Mesmer mengemukakan kenyakinannya akan cairan
misterius yang berasal dari bintang-bintang. Mesmer menyebut cairan itu dengan
gravitasi animal, yang dalam tulisan-tulisan selanjutnya diganti dengan istilah
magnetisme animal. Cairan ini mengisi alam semesta termasuk tubuh manusia.
Segala penyakit yang diderita manusia berhubungan dengan naik-turunya cairan
tersebut. Bila komposisinya tidak seimbang, maka akan timbul penyakit.

Mesmer berhasil menyembuhkan pasien dengan meletakan magnetmagnet pada tubuh. Selain itu Mesmer tidak hanya berhasil melakukan megobatan
individual tetapi juga pengobatan secara kelompok.
 Marquis de Puyèsgur (1751-1825)
Marquis de Puysègur adalah pengikut Mesmer yang paling terkenal. Pada
saat Puysègur memberi perlakuan mesmerik pada petani muda bernama viktor. Ia
terkejut yang melihat viktor masuk ke dalam trans bisa bangun dan berbicara
dengan cara yan berbeda. Setelah terjaga viktor tidak teringat dengan apa yang
terjadi saat trans. Puysègur memopulerkan kejadian ini dengan istilah
somnambulisme artifial.
Pengalaman ini membuat Puysègur tidak sepakat lagi dengan Mesmer.
Menurutnya penyebab trans adalah energi elektrik yang ada pada setipa pasien.
 Abbè Faria (1756-1819)
Faria adalah seorang Portugal yang bernama lengkap Jose Custodio Faria
berasal dari Goa, sebelah barat India yang pada wakru itu menjadi wilayah jajahan
Portugal.
Faria tifak setuju dengan Mesmer yang menyatakan bahwa kesembuhan
pasien disebabkan oleh cairan magnetik. Menurutnya, fakri utama kesembuhan
pasien adalah konsentrasi.
 John Ellitson (1791-1868)
Mesmeris Perancis bernama Baron Dutet de Sennevoy memperkenalkan
John Ellitson mengenai mesmerisme ketika sedang memberikan kuliah.
Dalam praktiknya Ellitson menggunakan Mesmerisme untuk anastesi
(menghilangkan rasa sakit atau nyeri) dan penanganan gangguan saraf. Dalam
karirnya, Ellitson juga mengalami hal yang serupa dengan Mesmer yaitu
dicemburui oleh teman-teman seprofesinya.
 James Esdaile (1808-1859)
Tulisan-tukisan Elliot yang dipublikasikan dalam Jurnal The Zoits dibaca
oleh James Esdaile. Esdaile berhasil melakukan eksperimenya dan sejak saat itu ia
menggunakan mesmerisme sebagai anestesi dan analgesia dalam melakukan
oprasi kecil dan besar seperti amputasi. Sebelum anestesi dipergunakan anagka

kematian cukup tinggi, karena pada saat itu belum ditemukannya nobat bius
sehingga dokter-dokter bedah mengandalkan kecepatan tangan.
 James Braid (1795-1860)
Saat Lafontaine seorang mesmerisme mengadakan pertujukan, Braid
mengamati betul bagaimana kerja Lafontaine. Setelah itu Braid mencoba
memprakatikanya kepada istri, teman dan pembantunya dan tenyata berhasil.
Sehingga membuat Braid mengakui beberapa kebenaran dari Mesmer, tetapi
menolak tentang pengaruh kekuatan luar (energi magnetik).
James Braid adalah seseorang yang mencetuskan istilah ”hipnotisme”
pertama kali. Hipnotisme berasal dari kata Yunani Hynos yang diambil dari nama
dewa tidur dalam mitologi Yunani. Hipnotisme itu sendiri diartikan sebagai
keadaan trans. Menurutnya keberahasilan hipnotisme ditetukan oleh pikiran yang
ditanamkan pada subyek lewat sugesti.
 Ambroise-Auguste Liebeault (1823-1904)
Ambroise-Auguste Liebeault berasal dari keluarga sederhana di Provinsi
Lorraine Prancis. Liebeault sebagai tokoh awal yang berpandangan bahwa
hipnosis sebagai fenomena yang normal dan alamiah. Bersama sahabatnya
Bernheim, Liebeault beranggapan bahwa faktor penting yang menyebabkan
hipnotisme adalah harapan. Harapan inilah yang meningkatkan sugestibitas pada
pasien. Jadi pengaruh hipnosis pada pasien pada dasarnya adalah pengaruh
mental.
 Jean Martin Charcot (1825-1893)
Jean Martin Charcot neurolog Perancis, hipnotisme yang mulai mendapat
penerimaan di kalangan professional medis. Dalam praktiknya, dia menggunakan
hipnotisme untuk menangani para pasien yang mengalami histeria. Charot
berpendapat bahwa dalam hipnosis, fungsi mental tertentu terkesan hilang dalam
kesadaran dan menyebabkan munculnya gangguan-gangguan pengindraan
(senssasi) dan gerakan muskular. Fungsi mental tadi sebenarnya hanya berpindah
tempay ke level lebih bawah dari kesadaran.
Dari berbagai manifestasi simtom-simtom histeria yang diobservasi,
Charcot sampai pada konsepnya tentang disosiasi. Teori ini pada dasarnya

menyatakan bahwa fungsi-fungsi hipnosis terkesan hilang tetapi sebenarnya
mengalmi disosiasi (keterpisahan) dari kesadaran untuk sementara berada di luar
kehendak dan kontrol sadar. Kehilangan fungsi mental sadar inilah yang
menyebabkan munculnya simtom-simtom histeria. Menurutnya hipnosis adalah
histeria. Tetapi pendapatnya tersebut ditolak, karena jumlah sampelnya yang
kecil.
 Pirre Janet (1859-1947)
Janet menolak bahwa histeria adalah masalah murni fisik. Histeria adalah
efek dari pengalaman traumatis di masa lalu. Pengalaman itu tidak hilang dari
kesadaran, melainkan terpisah dan masuk ke alam bawah-sadar. Karena disosiasi
juga terjadi dalam hipnotisme, janet memilih menggunakanya untuk menangani
pasien-pasien histeria.
 Emile Coue (1857-1926)
Emile Coue berjasa besar dalam memperkenalkan sugesti diri atau
otosugesti dan kekuatan imajinasi. Ada dua prinsip yang mendasari pemikirnya.
Pertama, bilakehendak sadar mengalami konfik, maka imajinasi akan menang.
Dan kedua, imajinasi dapat dilatih lebih cepat daripada kehendak sadar.
Coue peryaca bahwa kekuatan imajinasi dapat digunakan untuk tujuan
baik dan buruk. Imajinasi dan kepercayaan yang positif dapat membuat seseorang
menjadi baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Sebaliknya, imajinasi dan
kepercayaan yang buruk dan negatif dapat menumbuhkan gangguan mental dan
fisik.

D. Jenis-jenis Hipnoterapi
1. Hipnotisme panggung atau hiburan
Hipnotisme yang digunakan sebagai sarana hiburan publik. Sebagai
sarana hiburan publik. Hipnotisme ini mempertontonkan bagaimana partisipan
seolah-olah dikontrol oleh hipnotis. Orang yang dihipnotis seolah-olah menjadi
robot yang dikontrol sepenuhnya, dan ini disebut efek Svengalii.
2. Hipnosis-diri atau otohipnosis

Hipnotisme yang digunakan sebagai sarana untuk memberikan sugesti
terhadap diri sendiri dan masuk ke dalam bawah sadar pribadi untuk tujuan
terapeutik dan pengembangan diri.
3. Hipnotisme forensik
Hipnotisme yang digunakan sebagai sarana merangkai kembali ingataningatan korban kejahatan atau saksi mata dalam persidangan. Hipnotisme ini
berkaitan dengan penerapan hipnotisme dalam penegakan hukum, khususnya
dalam mengumpulkan informasi dari saksi mata dan korban untuk membantu
mengungkap kasus kriminal. Hipnotis forensik bekerja dengan cara memanggil
kembali ingatan yang sudah tidak jelas dan terkikis oleh perjalanan waktu.
Hasil rekonstruksi ingatan itu disebut Hypnotically refreshed memory (ingatan
yang disegarkan dengan hipnosis) dan bila dilaporkan harus disertai dengan
hasil rekaman audiovisual.
4. Hipnotisme eksperimental
Hipnotisme yang digunakan sebagai saran untuk melakukan penelitianpenelitian eksperimental.
5. Hipnoterapi atau hipnotisme medis
Hipnotisme yang digunakan sebagai sarana terpeutik. Melalui
hipnotisme ini, klien perlahan-lahan dan lembut diantar menuju dunia bawah
sadarnya. Pikiran dan tubuh klien dibuat santai terlebih dahulu sebelum masuk
ke dunia bawah-sadarnya. Ketika mengalami trans, klien tetap bisa menolak
sugesti yang diberikan. Tidak bijaksana memaksa mereka berekspresi sebelum
ada kesiapan mental.

E. Persiapan Hipnoterapi
Sebagai profesional, setiap hipnoterapis perlu mengakui keterbatasan
dirinya dalam menangani klien karena hipnoterapi bukanlah terapi untuk segala
penyakit atau gangguan psikologis. Apabila terapis memaksakan diri, hal tersebut
berpotensi menimbulkan masalah baik bagi dirinya sendiri maupun bagi klien.
Terlebih lagi, pekerjaan yang profesional biasanya diikat dengan etika. Ada

tuntutan-tuntutan moral dan etis yang dibebankan kepada terapis dalam
menjalankan praktiknya.
Menciptakan iklim yang nyaman bagi klien ialah merupakan hal wajib
yang harus dilakukan oleh terapis. Hal ini dilakukan sampai pada kesembuhan
atau perubahan perilaku. Terdapat banyak hal yang perlu dipersiapkan dan
siantisipasi sehingga kecemasan, ketakutan, dan resistensi klien bisa diatasi
sebelum membawanya ke dalam trans. Oleh karena itu, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
a. Miskonsepsi tentang hipnosis
b. Persiapan terapis
c. Persiapan menghadapi klien
d. Penataan iklim kerja
e. Etika profesional
f. Latihan kerja hipnoterapis

a. Miskonsepsi tentang hipnosis
Pengetahuan klien tentang hipnotisme banyak bersumber dari hipnotisme
panggung. Kebanyakan kecemasan klien dalam sesi awal bersumber dari
pengalamannya menyaksikan atau mendengar kisah tentang “sang hipnotis”
hiburan yang seolah-olah bisa mengontrol perilaku seseorang atau kasus-kasus
kejahatan yang menggunakan teknik menyerupai hipnosis.
Hal ini menjadikan terapis untuk memiliki pengetahuan yang memadai
tentang hipnotisme panggung dan dari berbagai miskonsepsi tentang hipnotisme
sehingga ketika klien mengungkapkan kekhawatirannya, terapis bisa menjelaskan
dan menenangkannya. Berikut ini adalah beberapa miskonsepsi tentang hipnosis
yang tentu saja akan terus bertambah dalam pengalaman praktis:
Miskonsepsi

Penjelasan

Hipnosis hanya dialami orang berpikiran Hampir setiap orang dapat di hipnosis.
lemah

Setiap hari kita mengalami keadaan

terhipnosis.

Sulit

dihindari

bahwa

semua orang menggunakan imajinasi,
emosi,

perhatian,

dan

konsentrasi

mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Hipnotis bisa mengontrol orang lain Dalam
menurut kemauannya.

mengikuti

sesi

hipnoterapi,

segala sesuatu tetap tergantung pada
keinginan klien. Ini bisa dibandingkan
dengan orang yang mendengarkan suatu
argumen. Dia tetap berhak menerima/
menolaknya.

Hipnoterapi

hanya

membantu perjalanan ke dunia bawah
sadar. Itulah dunia yang menjadi hak
milik pribadi setiap klien.
Klien bisa kehilangan kontak dengan Miskonsepsi ini muncul pada orangterapis.

orang

yang

menyamakan

hipnosis

dengan tidur. Klien sebenarnya hanya
mengalami penurunan dalam kepekaan
akan lingkungan sekitar. Hal ini terjadi
karena ia masuk ke bawah sadarnya.
Dalam keadaan ini, perhatian tidak lagi
diarahkan ke luar, tetapi diarahkan ke
dalam.
Klien tidak bisa dibangunkan.

Hal ini mustahil terjadi. Khayalan apa
pun pasti memiliki batas maksimal.
Klien pasti bisa dibangunkan kembali.

Klien bisa kerasukan.

Dalam hipnoterapi, klien akan dipandu
oleh terapis. Prosedur itu sudah tertata.
Lagipula,

hipnoterapis

profesional

biasanya sudah peka dengan keinginan
klien untuk keluar dari trans apabila ia

tidak kuat

menghadapi

isi

bawah

sadarnya.

b. Persiapan terapis
Dalam melakukan hipnoterapi, sangat penting adanya profesionalitas dan
latar belakang keilmuan dalam bekerja. Dengan memiliki pengetahuan tentang
bawah-sadar, seorang hipnoterapis akan lebih nyaman mengembangkan teknikteknik hipnotik. Oleh sebab itu, hipnotis tidak hanya menuntut pengetahuan, tetapi
juga kreativitas. Artinya, dalam berpraktik, hipnoterapis sedapat mungkin mampu
mengimprovisasi dan mengembangkan segala pengetahuannya secara kreatif.
Terdapat beberapa syarat yang menjadi bekal penting dalam membentuk rapport
yang baik antara terapis dan klien, antara lain:
-

Kepercayaan diri
Kepercayaan diri sangat penting bagi terapis untuk membangun
rapport atau iklim saling mempercayai antara terapis dan klien. Terdapat
sesuatu hal yang keliru apabila beranggapan bahwa terapis adalah
pengamat, penilai, dan penentu berjalannya terapi. Seharusnya lebih tepat
apabila terapis berpikir bahwa klien juga mempunyai kemampuan
mengamati, menilai, dan menentukan proses terapi. Klien juga memiliki
kemampuan membaca terapis yang tidak percaya diri dalam memberi
terapi.

-

Keinginan membantu orang lain
Dalam berpraktik, motivasi membantu selayaknya melebihi
motivasi-motivasi lain. Terapis harus berusaha keras menyingkirkan
egoismenya. Klien datang dengan masalah yang dihadapi dan tanpa sedikit
pun merasa akan dieksploitasi. Oleh karena itu, terapis perlu menetralkan
persepsinya dengan melihat wajah kliennya sebagai wajah yang meminta
bantuan dengan aneka persiapan datang menemuinya.

-

Kesabaran
Bertemu

klien

berarti

menemui

individu

yang

memiliki

kepribadian yang berbeda-beda. Terkadang ada klien yang kooperatif,
tetapi ada juga yang gelisah, serba tahu, dan menyebalkan. Di sinilah
pentingnya keterbukaan terapis tentang sesi yang akan dijalani klien.
Kerendahan hati

-

Sikap rendah hati dan selalu ingin belajar dari pengalaman adalah modal
yang baik dalam mengembangkan karier sebagai hipnoterapis.
Penghargaan akan keunikan

-

Baik terapis maupun klien adalah manusia yang unik. Dengan
keunikan masing-masing, keduanya berinteraksi dan bekerja sama untuk
keberhasilan terapi. Maka, terapis harus memiliki pemahaman tentang
teknik komunikasi dan cara memperlakukan klien menurut latar belakang
sosial dan budaya.
-

Penelusuran historisitas klien
Sejarah atau riwayat penyakit klien perlu ditelusuri. Ini bisa
dilakukan dengan mewawancarai klien atau orang-orang lain yang
mengenal dekat klien atau orang-orang lain yang mengenal dekat klien,
seperti orangtua, kakek, nenek, saudara, atau kerabat. Sebagai contoh,
klien histeria kadang-kadang tidak bisa langsung diterapi pada sesi awal
karena suasana hatinya perlu diamati terlebih dahulu.

-

Introspeksi dan refleksi
Ketika klien dan terapis bertemu, maka keduanya secara tidak
sadar mempersepsi satu sama lain menurut kepribadian masingmasing.dengan

mengungkapkan

permasalahan

psikologisnya,

klien

sebenarnya kembali memutar pengalaman-pengalamannya yang direpresi
di wajah terapis. Ini disebut transferensi. Sangat perlu bagi terapis untuk

selalu belajar mengenal bawah-sadarnya sendiri lewat introspeksi dan
refleksi diri.
-

Pengetahuan tentang psikoterapi
Hipnoterapi pada dasarnya adalah terapi yang berorientasi pada
dunia ketidaksadaran klien. Oleh sebab itu, hipnoterapis sangat dianjurkan
untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang psikodinamika atau
psikologi dalam (depth psikologi). Psikologi ini kebanyakan bersumber
dari ajaran-ajaran psikoanalitis.

b. Persiapan menghadapi klien
Ditekankan kembali mengenai adanya perbedaan individual dalam
responsivitas klien terhadap instruksi dan sugesti dari hipnoterapis. Terdapat
berbagai upaya untuk membuat orang yang sulit disugesti dapat disugesti. Berikut
adalah beberapa alasan yang umum untuk berbagai kesulitan tersebut, yaitu:
-

Kecemasan dan ketakutan akan hipnosis
Klien yang pertama kali menjalani hipnoterapi akan merasa cemas
dan takut. Oleh karena itu, setiap klien perlu dijelaskan tentang macammacam miskonsepsi tentang hipnotisme sehingga ia merasa nyaman
dalam mengikuti sesi.

-

Kesulitan untuk relaksasi
Tidak semua orang bisa mengikuti relaksasi. Meski sudah diminta
untuk diam dan santai, ada beberapa orang yang tetap menggerakkan
tangan atau kakinya. Gerakan ini mungkin saja disebabkan kecemasan dan
masalah hormonal. Klien seperti iniperlu terlebih dahulu diajarkan cara
untuk santai lewat macam-macam teknik relaksasi yang bisa diadopsi dan
tradisi meditasi, seperti teknik pernapasan.

-

Ketidakpercayaan pada terapis

Klien yang tidak percaya pada terapis akan membuat trans sulit
tercapai. Ini terjadi karena klien yang kurang nyaman membuat bawah
sadarnya selalu dalam keadaan waspada. Praktisi yang profesional dan
berlatar belakang psikologi atau psikiatri biasanya lebih dipercaya.
-

Masalah postur
Posisi yang tidak nyaman akan membuat klien mudah kembali ke
keadaan terjaga, meski sebelumnya sudah masuk ke dalam trans.
Masalahnya, tempat yang nyaman itu sangat subjektif. Ada klien yang
nyaman dengan berbaring, ada juga yang nyaman dengan duduk atau
berdiri. Terapis perlu peka dengan kebutuhan ini.

-

Sikap argumentatif dan analitis
Hipnoterapis

kadang-kadang

menemui

kesulitan

dalam

menghadapi orang yang bterlalu argumentatif dan banyak berpendapat
tentang hipnosis. Klien seperti ini sebenarnya ingin lebih banyak
didengarkan terlebih dahulu dan diberi penjelasan ilmiah mengani
hipnosis. Setelah itu, mereka bisa menjadi terbuka untuk pengalaman
hipnotik.
-

Perasaan gugup
Klien yang merasa gugup juga akan menghambat lancarnya proses
hipnotik. Kadang-kadang klien menunjukkannya dengan cara yang
mengua, gelisah, atau bersikap tidak acuh saat berhadapan dengan terapis.
Terapis yang terbuka, komunikatif, dan perhatian akan membantu
mengurangi perasaan gugup itu.

-

Perasaan kebal terhadap hipnosis
Ada juga klien yang datang menemui terapis dan menganggap
orang yang bisa dihipnosis adalah orang yang punya daya tahan psikis
lemah sehingga bisa dipengaruhi oleh orang lain. Untuk itu, terapis perlu

menjelaskan bahwa hipnosis bukan disebabkan oleh daya tahan psikis
yang lemah, tetapi oleh imajinasi.
-

Kesulitan berimajinasi
Terapis harus mengetahui daya imajinasi klien. Ada klien yang
sangat analitis, kaku, argumentatif, dan rasional sehingga mengalami
kesulitan dalam berimajinasi. Hambatan ini bisa diatasi dengan terlebih
dahulu melatih klien melakukan relaksasi, mengolah pernapasan atau
bermeditasi. Dalam proses itu, terapis membantunya menciptakan
imajinasi yang hidup dan konsentrasi yang baik.

-

Keadaan terpaksa
Di awal sesi, terapis juga perlu mengathui motivasi awal klien
datang menemuinya. Jika klien datang karena keinginan pribadi untuk
sembuh, itu baik. Tapi, jika klien datang karena dipaksa oleh orang lain
(krabat atau teman dekat), maka terapi kemungkinan berjalan sulit. Uktuk
itu, sesi awal bisa dijadikan sebagai sarana berbagi. Apabila klien sudah
menyadari perlunya menjalankan terapi, kemudian hipnoterapi bisa
dijalankan.

-

Insomnia
Ketika orang yang mengalami insomnia diminta tidur, maka dia
akan menganggap permintaan itu sebagai tugas yang sangat sulit
dilakukan. Dalam menghadapi kasus seperti ini, terapis juga perlu
merancang beberapa sesi awal untuk membuat klien menjadi santai dan
siap untuk menjalani hipnoterapi.

-

Neurosis atau psikosis
Klien yang neurosis atau hipersensitif akan dengan mudah bisa
menunjukkan emosi-emosi yang ekstrem. Mereka juga bisa menjadi
sangat agresif dan ingin melukai terapis ketika masuk dalam trans,

khususnya ketika diminta mengingat kejadian traumatis tertentu di masa
lalu.
Keadaannya akan semakin parah apabila terapis berhadapan
dengan klien yang psikotis. Untuk itu, terapis perlu menanyakan kepada
klien atau keluarganya apakah klien pernah atau sedang mengalami
penanganan medis atau terapeutik yang lain. Jika pertanyaan itu
dikonfirmasi,

terapis

sebaiknya

tidak

mengambil

resiko

untuk

menjalankan hipnoterapi.
c. Penataan Iklim Kerja
Penataan iklim kerja berarti mempersiapkan tempat dan iklim yang
nyaman baik bagi terapis maupun klien dalam menjalankan sesi hipnoterapi. Iklim
yang baik umumnya ditunjang oleh faktor-faktor berikut ini:
-

Sikap dan penampilan terapis
Keramahan dan keterbukaan membuat klien merasa nyaman. Sikap
itu juga banyak ditentukan oleh penampilan terapis. Beberapa klien
mungkin cukup moderat terhadap penampilan, namun perlu juga diakui
bahwa kesan pertama begitu kental mewarnai persepsi dalam perjumpaan
dengan orang lain.

-

Temperatur ruang
Temperatur yang terlalu dingin adalah masalah utama dalam
membawa klien ke dalam trans. Apabila menggunakan air conditioning
(AC), terapis bisa mengobservasi reaksi klien terhadap temperatur ruangan
dan menanyakan apakah temperaturnya terasa sangat dingin.

-

Pencahayaan
Ruangan yang terlalu terang atau gelap akan membuat mata
menjadi hiperaktif dalam bereaksi. Ruang yang ideal ialah menggunakan

pencahayaan yang remang-remang. Lampu ditempatkan di belakang klien
sehingga konsentrasinya bisa terarah pada terapis.
-

Kelengangan ruang
Ruangan sebaiknya terhindar dari kebisingan orang dan kendaraan
yang lalu lalang. Ini penting karena ketenangan membantu klien untuk
lebih berkonsentrasi pada ucapan terapis.

-

Peralatan
Peralatan yang umum disediakan adalah meja, sofa, atau kursi.
Peralatan ditata agar tidak memberi kesan sempit dan sesak. Kondisi
peralatan ini haruslah membuat klien bisa merasa nyaman ketika
bersandar.

d. Etika Profesional
Hipnoterapis juga diikat dengan etika. Etika ini diaplikasikan salam bentuk
kode etik (code of conducts).
Etika bersumber dari suara hati dan nilai-nilai moral yang bersemayam
dalam diri setiap orang. Oleh karena itu, perlu siingatkan kembali “cara terapis
melakukan bawah sadar klien mencerminkan bagaimana dia memperlakukan
bawah sadarnya sendiri”. Etika sangat penting untuk mempertanggungjawabkan
kerja terapis terhadap klien, keluarga, dan masyarakat.
e. Latihan kerja hipnoterapis
Bebrapa klien yang datang meminta bantuan mungkin memiliki kasus
yang

sama,

namun

terapis

sebaiknya

tidak

terburu-buru

menerapkan

memperlakukan satu format untuk semua klien. Diperlukan fleksibilitas dalam
memperlakukan klien. Hipnotisme bukan pengetahuan semata, tapi juga seni.
Seperti yang umum dijumpai dalam prosedur psikoterapi, hipnoterapi
sebaiknya dirancang setelah mendengarkan dulu permasalahan klien

F. Prosedur Hipnoterapi
Pengalaman hipnotik harus selalu dilihat sebagai efek dari kerjasama
antara terapis dan klien. Lewat jalinan kepercayaan (rapport) klien membuka diri
untuk menerima batuan profesional.
1. Persiapan
Seperti yang umum dijumpai dalam konseling dan psikoterapi,
pengumpulan data adalah langkah awal yang menopang berjalannya keselurahan
proses terapi. Terapis perlu mengetahui sebanyak mungkin informasi baik dan
klien sendiri maupun dari kerabat atau orang-orang lain yang berperan penting
bagi kehidupan klien.
Teknik pengumpulan data atau informasi bisa dilakukan lewat wawancara
dan observasi. Tujuan utanya adalah memperoleh gambaran dari klien tentang:
1. Alasan memilih hipnoterapi.
Terapi perlu mengatahui keinginan untuk menjalani hipnoterapi
bersumber dari diri sendiri atau orang lain, mengungkapkan pengetahuan
dan kekhawatiran tentang hipnoterapi. Setelah itu klien diberi penjelasan
mengenai hipnosisdan pelbagai miskonsepsi yang berkembang.
2. Harapan.
Terapis diharapkan sudah mendapatkan gambaran tentang apa saja
yang diharapkan klien dari terapi. Klien juga membutuhkan ketegasan dari
terapis apakah ia perlu menjalankan hipnoterapi atau tidak.
3. Riwayat gangguan atau penyakit.
Ada baiknya juga terapis mengetahui riwayat gangguan dan terapi
saja yag sudah dijalani klien.
4. Kebiasaan sehari-sehari.
Terapis juga perlu mengetahui kebiasaan klien berhubungan
dengan gangguan yang ingin diterapi.
5. Kesepakatan tentang jumlah sesi.
Jumlah sesi bervariasi tergantung pada sugestibilitas klien dan jenis
gengguan yang akan ditangani.

 Wawancara Prahipnosis dan Kuesioner
Terapis perlu memiliki gambaran teoritis mengenai gangguan atau
penyakit yang akan ditangani. Pengalaman pribadi ini bisa digali lewat
wawancara maupun kuesioner. Data-data yang dikumpulkan lewat kedua
instrumen ini diharapkan bisa memberi gambaran tetang:
1. Penyebab gangguan. Penyebab gangguan disini berarti alasan yang
mendorong klien untuk berperilaku tertentu.
2. Situasi yang mensimulasi gangguan. Situasi dibagi menjadi aspek, yaitu
waktu dan tempat. Artinya, terapis perlu mengetahui kapan dan dimana
klien klien terdorong berperilaku tertentu.
Secara singkat pengumpulan data berorientasi pada tiga kunci yaitu: (1)
alasan(mengapa), (2) tempat (di mana),(3) wakru (kapan).
 Observasi
Pengumpulan data perlu dosertai data observasi karena bagian terbesar
dari komunikasi adalah nonverbal. Terapis dan klien akan saling bertukar pesan
lewat gerakan tubuh itu.
Dalam proses membawa klien ke tarans, klien kadang-kadang sulit
berinteraksi secara mental terhadap sugesti yang diberikan. Bila menghadapi
masalah seperti ini, induksi sebaiknya ditunda dulu untuk sementara menengakan
dan menyakinkan klien.
2. Induksi
Induksi adalah proses yang ditempuh terapis dalam membawa klien
menuju tidur hipnotik dari kesadaran menuju ketidak sadaran. Lewat induksi
terapis berperan sebagai pemandu jalan menuju trans. Tujuan adalah
mengasingkan klien dari banyaknya stimulus disekitarnya. Sebelum melakukan
induksi, terapis kadang-kadang perlu memberikan sugestibilatas. Lewat tes ini,
terapis bisa teknik induksi akan digunakan.
 Elemen-Elemen Induksi
Induksi atau proses mengantar klien kedalam tidur hipnotik (trans) bisa
berjalan cepat atau lama. Dalam setiap induksi, elemen-elemen berikut selalu
ditemui:

1. Permulaan. Teknik awal yang biasa digunakan adalah teknik pernapasan
karena oksigen dibawa ke otak akan membuat pikiran dan tubuh menjadi
lebih santai
2. Relaksasi Sistematis. Terapis melakukan relaksasi sitemaris pada titiktitik tertentu mulai dari kepala sampai kaki.
3. Pengaktifan rasa dan emosi. Terapis perlu menghindari ucapan yang
mengajak klien berpikir. Klien cukup diajak merasakan sugesti yang
diberikan.
4. Pengaktifan gambaran mental. Terapis bisa menciptakan gambaran
mental dengan membawa klien ke tempat yang disukainya. Ketika
mengaktifkan gambaran mental, terapis perlu meningkatkan kepekaan
indra klien.
 Terminasi Induksi
Ada begitu banyak teknik induksi yang sudah umum digunakan dan
seiring pengalaman terapis nantinya akan mampu mengembangkan secara kreatif
induksinya. Berikut ini adalah beberapa teknik induksi yang umum digunakan :
a. Relaksasi Progresif
Dengan teknik relaksasi progresif, terapis berkonsentrasi pada bagaimana
membuat klien menjadi relaks. Alur relaksasi biasanya dimulai dari kepala sampai
ujung kaki.
b. Induksi Langsung
Induksi langsung biasanya menggunakan bahasa yang sederhana dan
umum dugunakan dalam percakapan sehari-hari. Induksi ini bermaksut membuat
klien memberi respons yang diingikan terapis. Berikut ini adalah dua jenis induksi
langsung yang umum digunakan:
1. Induksi otoriter. Dengan teknik ini, terapis memberikan instruksi dalam
bentuk kalimat-kalimat perintah yang sederhana.
2. Visualisasi terarah (guide visualization). Terapis memberi sugesti tentang
gambar atau situasi tertentu yang sebaiknya diambil dari tempat-tempat
yang membantu klien meresa nyaman dan santai.

Ada juga beberapa teknik induksi langsung yang bisa berjalan cepat (rapid
induktion). Induksi-induksi ini bercorak otoriter. Teknik ini biasanya ditemui
dalam hipnosis panggunguntuk menimbulkan kesan luar biasa. Teknik yang
paling digunakan adalah:
1. Fiksasi pada mata. Hipnotis biasanya mengawali induksi dengan
mengatakan ”lihat mata saya” atau ”kosentrasi pada kedua mata saya”.
Teknik memiliki efek yang kurang baik pasca hipnosis karena klien
mereasa tidak nyaman bila mengingat tatapan terapis.
2. Fiksasi pada obyek. Kerjanya hampir sama dengan fiksasi mata, bedanya
fokus klien digeser pada benda aau gerakan yang membantu konsentrasi.
3. Kebingungan mental. Teknik ini digunaka untuk membuat kesadaran
menjadi bingung, sehingga lebih cocok digunakan untuk partissipan yang
telalu analitis.
4. Sentuhan. Banyak klien yang merasa nyaman dan santai bila disentuh
dengan lembut. Biasanya terapis menyentuh dahi, bahu, pundeak atau
pergenlangan tangan klien.
5. Keterkejutan. Teknik induksi ini sering kali digunakan oleh hipnosis
untuk memberikan perintah tiba-tiba sehingga membuat pertisipannya
merasa terkejut.
c. Induksi Tidak Langsung
Induksi tidak langsung ini baik digunakan untuk klien yang resisten atau
tidak terbuka untuk disugesti. Induksi ini biasanya berupa analogi, metafora, dan
pernyataan asosiatif. Hipnoterapis menggunakan perbandingan yang bisa
membantu klien santai. Disamping membuat perbandingan, terapis juga
menyajikan cerita atau dialog yang mungkin panjang.
3. Memperdalam Trans
Ketika induksi dilakukan, terapis mungkin menemukan bahwa level klien
bisa berbeda-beda. Di sinilah perlunya teknik memperdalam trans. Dalam
memperdalam trans terdapat tiga poin yang perlu diperhatikan:
1. Sentuhan. Terapis bisa memperdalam trans klien dengan menyentuh
bagian tubuh tertentu dan menggerakanya secara berulang dan ritmis.

2. Lokasi yang nyaman. Lokasi yang nyaman itu sangat subyektif,
tergantung pada tempat yang menyenangkan bagi klien.
3. Pergerakan ke bawah. Terapis juga memperdalam trans dengan
menggambarkan pergerakan ke level yang semakin dalam.
4. Sugesti Posthipnotik
Sugesti posthipnotik adalah sugesti yang diberikan subyek masuk dalam
tidur hipnotik atau mengalami trans. Sugesti ini berisi ucapan.ucapan yang
bertujuan memodifikasi kebiasaan atau mengubah kepercayaan-kepercayaan yang
negatif.
Sebelum memberikan sugesti posthipnotik, terapi harus benar-benar yakin
dengan kedalaman trans klien. Berikut ini adalah ciri-ciri trans dalam yang bisa
diamati:
1. Postur yang lunglai
2. napas yang santai
3. Suhu tubuh yang hangat
4. Kedipan mata
5. Mata yang memerah.
6. Lakramasi
7. Putaran bola mata
Semua gejala fisik ini harus terjadi pada setiap klien. Namun klien
biasabta mengalami sedikitnya satu dari ciri-ciri di atas.
5. Membangunkan Klien
Sesudah sugesti posthipnotik diberikan, terapis membangunkan terapis
dari trans. Lakukan secara bertahap, karena membangunkan klien dalam keadaan
tiba-tiba bisa berdampak pada perasaan diorientasi yang meyebabkan klien merasa
pusing.
Cara yangpaling umum dalam membangunkan klien adalah menghitung
mundur dari 1 sampai tiga atau sampai 5. Pada hitungan terakhir, terapis
mengtakan ”bangun dan rasakan tubuh anda yang segar’.

Setelah mengakhiri tidurhipnotik dan klien merasa segar, terapis perlu
melakukan

wawacara

posthipnotik.

Wawancara

ini

bertujuan

untuk

memdengarkan pengalaman klien.
 Menggunakan Skrip
Skrip atau naskah hipnoterapi berarti panduan tertulis yang dibacakan
terapis sebagai sugesti. Skrip umunya memiliki elemen-elemen induksi dengan
struktur yang mnyerupai relaksasi progresif. Seiring dengan bertambahnya
pengalaman, terapis akan menjadi lebih lancar dalam memberi sugesti tanpa
mengandalkan skrip.

G. Manfaat Hipnoterapi
Di bawah ini, beberapa manfaat dari penggunaan hipnoterapi, antara lain :
 Hipnoterapi Kecantikan
Menurunkan berat badan 1-5 kg / Minggu tanpa diet dan tanpa olah raga.
Mendapatkan berat badan ideal. Menambah berat badan secara alami.
Awet muda dengan pemrograman pikiran, memunculkan inner beauty,
keanggunan, dan pribadi yang menawan.
Mengatasi perasaan selalu tidak puas dengan penampilan fisik yang
dimiliki.
Menyembuhkan jerawat berlebihan yang sulit disembuhkan.
Mengecilkan perut, lengan, paha, atau betis tanpa operasi. Anda hanya
perlu memprogram pikiran bawah sadar Anda.
 Hipnoterapi Untuk Kesehatan dan Kedokteran
Mind Power & Hypnosis Healing. Penyembuhan dengan Kekuatan
Pikiran.
Mengobati Psikosomatis, yaitu penyakit fisik yang disebabkan atau
diperparah oleh masalah psikologis.
Masalah tidur, kesulitan tidur, insomnia, mimpi buruk, terbayang hal yang
menyeramkan ketika menutup mata.
Menghilangkan sakit kepala dan migren yang sering kambuh.
Membantu mengurangi nyeri menstruasi.

Melahirkan Tanpa Rasa Sakit
Mengatasi masalah kehamilan seperti mual, pusing, dan takut melahirkan.
Menyembuhkan alergi dan asma.
Melenyapkan rasa nyeri yang sering kambuh pada bagian tubuh tertentu.
Menambah nafsu makan.
Menghilangkan rasa mual ketika makan.
Memprogram pikiran untuk menyukai nasi, ikan laut, daging, dsb.
 Hipnoterapi Untuk Masalah Psikologis
Mengubah rasa minder menjadi percaya diri.
Menyembuhkan fobia atau rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar.
Menyembuhkan gagap.
Menghilangkan latah.
Mengatasi Depresi (Selalu murung, tidak punya semangat hidup).
Bangkit dari kesedihan akibat ditinggal orang yang dicintai.
Trauma (Post Traumatic Stress Disorder)
Kecemasan (Anxiety Disorder)
Menghilangkan kecanduan, seperti kecanduan belanja, perjudian, alkohol,
rokok, dsb.
Menghilangkan berbagai kebiasaan buruk.
Kesulitan merasa bahagia padahal kebutuhan hidup selalu tercukupi.
Membangun penghargaan diri untuk yang merasa dirinya tidak berguna.
Stress karena patah hati ditinggal pacar.
Putus Cinta, membantu menghilangkan perasaan terikat, cinta, sayang,
suka pada seseorang yang seharusnya tidak perlu dipikirkan lagi.
Trauma jatuh cinta, kesulitan menjalin hubungan, cemas setiap kali ada
yang mendekati, atau takut jatuh cinta lagi karena tidak takut disakiti hati.
Mengatasi kebosanan pada pasangan.
Mengatasi

penyimpangan

seksual.

Homoseks

dan

lesbian

dinormalkan asalkan yang bersangkutan benar-benar ingin normal.

bisa

 Masalah Anak dan Remaja
Prestasi belajar buruk.
Anak-anak atau remaja yang minder, merasa rendah, dan sulit bergaul.
Menumbuhkan kepercayaan diri anak dalam segala bidang.
Kecemasan, tegang, grogi, atau tidak bisa konsentrasi ketika ujian.
Anak mogok sekolah atau tidak semangat sekolah.
Anak-anak yang selalu bertengkar atau membuat keributan.
Anak kurang nafsu makan atau hanya mau makanan tertentu.
Remaja yang tidak bisa mandiri, selalu bergantung pada orang tua.
Anak dan remaja korban orang tua yang bercerai.
Konsultasi hypnoparenting. Bagaimana membentuk anak yang cerdas
Bagaimana mempengaruhi anak Anda agar menjadi lebih baik.
bagaimana cara mengubah anak bandel menjadi berprestasi, dan
bagaimana menyampaikan saran yang bisa diterima oleh remaja.
Mengatasi anak yang pemalu, penakut, manja, cengeng, dan masih banyak
masalah anak maupun remaja yang bisa dibantu dengan hipnoterapi.

Catatan: Hipnoterapi formal hanya bisa dilakukan kepada anak di atas 12 tahun
atau anak yang sudah bisa berkomunikasi dengan lancar dengan orang yang baru
dikenal dan bisa diajak untuk bisa fokus dalam pembicaraan. Jika anak Anda
belum bisa berkomunikasi dengan lancar atau usia anak Anda dibawah 12 tahun,
maka Anda bisa datang untuk berkonsultasi dan belajar cara mengubah anak
Anda. Tentu saja, untuk bisa mengubah anak, orang tua juga harus mau berubah.
Karena cara orang tua mengasuh anak sangat berpengaruh pada anak itu sendiri.
 Hipnoterapi Dalam Bidang Pengembangan Diri
Meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kreativitas.
Kemampuan menghafal cepat.
Mampu fokus mengerjakan sesuatu dalam waktu yang lama.
Mengatasi kecemasan atau grogi ketika mengikuti ujian atau tes.
Meningkatkan prestasi belajar atau prestasi kerja.

Mengatasi rasa bosan belajar atau bekerja.
Menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.
Memunculkan motivasi yang sangat kuat untuk meraih cita-cita.
Meningkatkan kepercayaan diri. Mengatasi rasa malu atau minder.
Public Speaking, menjadi percaya diri berbicara di depan umum.
Kemampuan mengendalikan diri dan mengendalikan emosi.
Membangun kepribadian seperti yang Anda inginkan.
Membangun filter mental yang kuat agar tidak terpengaruh lingkungan.
Percaya diri dan berani dalam mencari pasangan.
 Manfaat Hipnosis Lainnya
Memasuki coma state, kondisi meditasi yang dalam.
Age Regression – Mengalami kembali masa kecil Anda.
Mencoba Fenomena Past Live Regression
Eksperimen Meninggikan Badan
Menemukan barang hilang karena lupa atau terjatuh di suatu tempat.
Membongkar memori yang terlupakan, misalnya untuk mengingat
password.

Ilmu hipnosis bermanfaat secara universal. Hipnosis merupakan ilmu
untuk mengeksplorasi kekuatan pikiran. Sesuatu yang sebelumnya terasa tidak
mungkin, dengan hipnosis bisa menjadi mungkin. Hipnosis langsung menjangkau
pada akar dari segala masalah pribadi manusia, yaitu pikiran bawah sadar. Dengan
demikian, wajar saja apabila seorang hypnotherapist bisa membantu berbagai
masalah dengan hanya mengandalkan pengetahuannya tentang pikiran bawah
sadar.

BAB III
CONTOH KASUS DALAM PENERAPAN HIPNOTERAPI DAN
PEMBAHASANNYA
Contoh kasus
Sudah sebelas tahun saya menjadi perokok, saya pernah mengikuti
berbagai macam terapi untuk menghentikan kebiasaan buruk ini termasuk salah
satu diantaranya hipnoterapi (terapi dengan hipnotis). Saya menjalani
hipnoterapi untuk berhenti merokok 2 tahun yang lalu. Faktanya sampai hari ini
saya masih menikmati memenuhi paru-paru saya dengan nikotin.
Masalahnya bukan di terapinya, atau metode terapinya. Terapinya tidak
berhasil karena ternyata saya belum benar-benar ingin menghentikan kebiasaan
buruk merokok.

Pembahasan

Proses hipnoterapi hendaknya diawali dari kerjasama yang baik
antara klien – terapis. Klien bersedia menerima bantuan dari tenaga
profesional. Mungkin pada awalnya klien sudah berkeinginan untuk
berhenti merokok, maka ia meminta bantuan terapis untuk membantu
menghilangkan kebiasaan buruknya tersebut. Dalam kasus di atas
ketidakbulatan keyakinan klien untuk berenti merokok menghalangi tujuan
yang ingin dicapai, berhenti merokok.
Selama prosedur terapi mungkin terapis telah mencurahkan
kemampuannya
memperdalamnya,

dengan
dan

segenap
kemudian

hati.

Ia

memberikan

melakukan
sugesti

induksi,

posthiponik.

Pemberian sugesti yang disertai keyakinan hendaknya membawa perubahan
pada diri klien, tetapi ketidakyakinan untuk berhenti merokok pada diri
klien menyebabkan adanya blokade dalam otak sehingga sugesti yang
diberikan terapis tidak diterima dengan baik.

Seperti pada penjelasan di atas, pada dasarnya setiap orang dapat
dihipnotis asalkan memenuhi 3 syarat: tidak menolak, dapat berkomunikasi,
memiliki

kemampua untuk

fokus.

Sesorang yang akan

dihipnotis

mempunyai peran sentarl dibandingkan terapisnya, terapis hanya berperan
sebagai fasilitator. Pada kasus yang terjad