PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UN
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK KONSEP
MEAN, MEDIAN DAN MODUS
Sherly Oktaviani
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSRI
email: [email protected]
Abstrak: Matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari – hari, oleh karena itu
pembelajaran Matematika sangat penting bagi siswa. Namun kenyataannya sebagian
besar siswa takut dan tidak menyukai Pembelajaran Matematika. Dengan menggunakan
media Video pembelajaran siswa diharapkan dapat memahami dan menerima materi
Statistika. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk (1) menghasilkan Video pembelajaran
yang menyenagkan dan bermakna pada bahan ajar Statistika, (2) mengetahui efek
proses pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran terhadap aktivitas siswa,
(3) mengetahui efek pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran terhadap
hasil belajar siswa, (4) mencobakan alat peraga matematika yang dibuat oleh guru di
simulasi kelas. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan melibatkan 4
siswa SD sebagai pemeran didalam video, dan media tutup botol sebagai alat mainan
yang digunakan untuk menjelaskan materi Statistika. Video pembelajaran dikemas
dengan adanya aktivitas bermain dari 4 siswa tersebut yang kemudian dilanjutkan
dengan penjelasan materi Statistika yang dikaitkan dengan permainan tutup botol.
Adapun kesimpulan dari Video pembelajaran ini adalah (1) telah menghasilkan Video
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna pada bahan ajar Statistika.
Kata kunci : Video pembelajaran, Statistika, tutup botol.
PENDAHULUAN
Dalam proses pembelajaran, terdapat kaitan yang erat antara guru, siswa,
kurikulum, sarana dan prasaranana. Guru mempunyai tugas untuk memilih media
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Namun adanya
kesulitan – kesulitan dalam memahami materi Matematika sering ditemukan diantara
siswa, dan tentunya hal ini merupakan masalah dalam proses pembelajaran.
Menurut Zulkardi (2002), masalah utama yang sering dihadapi dalam
pembelajaran matematika di sekolah yaitu matematika dirasakan sulit oleh siswa karena
banyak guru yang mengajarkan Matematika dengan materi dan metode yang tidak
menarik, dimana guru menerangkan, sementara siswa hanya mencatat. Senada dengan
pendapat di atas, Russefendi (1989:15) mengemukakan bahwa pelajaran matematika
pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi oleh anak-anak.
Menurut John holt (2010), bukan materi pelajaran yang membuat suatu
pembelajaran lebih berharga dari pada yang lain, melainkan semangat dalam
melaksanakan pembelajaran itu. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
betapa pentingnya semangat dan motivasi dalam proses pembelajaran, terutama
pembelajaran Matematika, oleh karena itu dibutuhkan cara dan solusi agar dapat
menumbuhkan semangat belajar siswa. Dengan adanya semangat siswa maka keinginan
untuk memahami konsep Matematika itupun muncul.
Menurut Depdiknas (2006), pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan mengajukan masalah
kontekstual, peserta didik secar bertahap dibimbing untuk menguasai konsep
matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau
media lainnya.
Pembelajaran Matematika Sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari
oleh karena itu pentingnya akan penguasaan matematika sangat dituntut dalam dunia
pendidikan. Tetapi pada kenyataannya matematika selalu dihubungkan dengan
kebosanan, keengganan, kejanggalan, dan ketakutan menurut Lestari (Muliyardi,2002).
Siswa cenderung langsung merasa bosan dan tidak berminat apabila dihadapkan dengan
sederetan angka terutama pada pembelajaran Mean, Media dan Modus. Dalam materi
Mean, Media dan Modus kemungkinan muncul angka akan lebih sering muncul karena
menyangkut sederetan data. Disamping itu siswa merasa materi tersebut sukar untuk
dipahami, terutama ketika dihadapkan rumus Mean, Median dan Modus yang dipenuhi
dengan simbol – simbol. Mengenai masalah ini, maka diperlukan cara penyajian
pelajaran yang menarik dan menyenangkan, salah satunya yaitu dengan Video
Pembelajaran yang kreatif dan menarik.
Artikel ini akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan media video
pembelajaran, bagaimana cara mebuat media video pembelajaran yang menarik dan
kreatif. Tujuan dari pengembangan ini adalah agar siswa mampu memahami konsep
Mean, Median dan Modus sebelum diberikan rumus yang bersifat formal dengan
menghasilkan Video pembelajaran yang menyenagkan dan bermakna sehingga
diharapkan menumbuhkan semangat siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu tujuan
dari pembuatan video pembelajaran ini yaitu agar siswa tidak merasa bosan dalam
memahami konsep Mean, Median dan Modus, karena materi yang ada di dalam video
berhubungan dengan kehidupan sehari – hari yaitu tutup botol. Manfaat dari pembuatan
Media Video Pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
perkembangan ilmu dan teknologi khususnya pada pembelajaran matematika. Dengan
adanya video Pembelajaran diharapkan dapat menjadi sumber belajar bagi Guru dan
Siswa.
Media Video Pembelajaran pada Pengenalan konsep Mean, Median dan Modus
Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan
demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan
(Rusman dkk, 2011). Berdasarkan pengertian tersebut, Guru dan sekolah merupakan
bagian dari media.
Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat
bermanfaat jika diimplementasikan kedalam proses pembelajaran, media yang
digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai Media Pembelajaran
(Rusman dkk, 2011:169). Dengan demikian, Media komunikasi dapat berupa Video,
foto, televisisi dll dan apabila media itu menyampaikan pesan atau informasi yang
mengandung pengajaran maka media tersebut dapat disebut Media Pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat
digunakan untuk keperluan pembelajaran; media pembelajaran merupakan sarana fisik
untuk menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk teknologi perangkat
keras (Rusman dkk, 2011:170).
Dengan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Video
merupakan Media, dan apabila Video tersebut menyampaikan pesan dan informasi
berupa pengajaran maka dapat disebut Video Pembelajaran. Video yang menyampaikan
pesan dan informasi berupa materi Statistika yang terutama Mean, Median dan Modus
maka dapat disebut Video Pembelajaran Statistika atau Video Pembelajaran Mean,
Median dan Modus.
Media Pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media
Pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik. Penggunaan media
mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada peserta didik. Selain itu media juga
harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan
rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan peserta didik dalam
memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong peserta didik untuk
melakukan praktik – praktik dengan benar. (Rusman dkk, 2011: 61). Dari beberapa
syarat tersebut dapat dilihat poin – poin penting dalam pembuatan Media Video
Pembelajaran yaitu meningkatkan motivasi Siswa, mengingat kembali apa yang sudah
dipelajari, dan mengaktifkan peserta didik dalam memeberikan tanggapan.
Dengan demikian Video pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan motivasi
siswa, merangsang siswa mengingat pelajaran yang telah dipelajari, dan dari video
pembelajaran diharapkan siswa dapat tertarik untuk melakukan praktik – praktik
berkaitan dengan video pembelajaran yang telah dibuat.
Keuntungan menggunakan Video dalam proses Pembelajaran yaitu siswa dapat
memperoleh pemahaman yang sama dan benar, dapat digunakan sebagai bagian –
bagian dari proses pembelajaran dan prosedur pembelajaran secara utuh sehingga
memudahkan siswa dalam mengamati, memahami serta menirukan kegiatan atau
langkah – langkah suatu prosedure pembelajaran yang ada divideo tersebut.
Video Pembelajaran yang akan dibuat yaitu Video yang berkaitan dengan Materi
Statistika yang berfokus pada Konsep Mean, Media dan Modus. Dari Video tersebut
dijelaskan bagaimana kehidupan sehari – hari dapat dihubungkan dengan materi
Statistika, sehingga media yang diharapkan mampu menumbuhkan motivasi dan
semangat siswa tersebut dapat diterima dan dipahami oleh guru maupun siswa itu
sendiri.
Dalam pembuatan Video Pembelajaran Konsep Mean, Median dan Modus ini
melibatkan 4 siswa SD yang bernama Tohari, Apid, Revi dan Sapek, yang merupakan
subjek dalam pembuatan Media Video Pembelajaran ini, Mereka merupakan pemeran
dalam Video yang juga termasuk sebagai sasaran kegiatan. Dari kegiatan 4 siswa SD ini
akan dijelaskan konsep Mean, Median dan Modus yang kemudian dikemas sebagai
Video Pembelajaran diharapkan dapat membantu Guru maupun siswa dalam proses
pembelajaran Matematika Materi Statistika yang berfokus pada Konsep Mean, Median
dan Modus.
METODE
Metode dalam Pembuatan Video Pembelajaran ini adalah dengan merekam
Kegiatan bermain 4 Siswa SD yang bernama Tohari, Apid, Revi dan Sapek dengan
memfokuskan terhadap tutup Botol sebagai alat yang digunakan mereka dalam bermain.
Aktivitas selanjutnya yang direkam yaitu bagaimana mereka menjelaskan Konsep
Mean, Median dan Modus menggunakan alat tersebut. Dari beberapa aktivitas tersebut
kemudian dikemas menjadi suatu media video pembelajaran.
Prosedure Pembuatan Video Pembelejaran ini yaitu terdiri dari Konsep, Desain,
Pengumpulan Bahan dan alat, Pemilihan Subjek, Penyusunan Skenario Aktivitas
didalam Video, Menguji Cobakan, Revisi dan Distribusi. Langkah pertama yang
dilakukan yaitu Konsep yang meliputi identifikasi masalah dan merumuskan tujuan.
Dalam langkah ini dibutuhkan dalam penganalisisan tentang kebutuhan sumber belajar
yang diperlukan, dan menganalisis karakteristik pengguna Video pembelajaran yang
akan dibuat.
Berdasarkan Konsep, maka langkah selanjutnya yaitu mendesain kerangka
kegiatan yang akan direkam dalam video. Desain yang dilakukan terdapat beberapa
tahap yaitu (1) mendesain konsep yang akan dijelaskan dalam Video. (2)
mengembangkan sebuah cerita yang berkaitan dengan Kehidupan sehari – hari dan
berhubungan dengan Konsep Mean, Median dan Modus. Tahap ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang kegiatan yang akan direkam, materi apa saja yang akan
ditampilkan dan dijelaskan dalam Video tersebut. Tujuan dari desain ini yaitu dapat
menyusun dan memperkiran apa saja yang akan diperlukan dalam kegiatan pembuatan
Video ini.
Pengumpulan Bahan dan alat merupakan langkah setelah pendesaianan dari
pembuatan Video, langkah ini terdiri dari pengumpulan bahan pembelajaran yang
diperlukan untuk pembuatan Media Video Pembelajaran yang salah satunya yaitu materi
pembelajaran. Dalam pembuatan Video Pembelajaran ini materi pembelajaran yang
dipilh adalah pokok bahasan Mean, Median dan Modus oleh karena itu perlu
dikumpulkan materi – materi tentang Mean, Median dan Modus. Selain itu
pengumpulan alat juga diperlukan karena dalam pembuatan Video dibutuhkan alat – alat
pendukung.
Langkah selanjutnya yaitu Pemilihan subjek, dalam pemilihan subjek terdapat
pertimbangan yaitu dimana harus dipahami karakteristik yang sesuai dengan materi,
selain itu pentingnya mengetahui tentang kebutuhan pembelajaran yang diperlukan oleh
subjek tersebut. Setelah langkah Pemilihan subjek maka langkah berikutnya yaitu
dengan penyusunan Skenario aktivitas didalam Video, dilanjutkan dengan
mengujicobakan yaitu dengan kegiatan merekam dari yang telah didesain. Langkah
selanjutnya yaitu Revisi dan Distribusi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian sebelumnya, dalam pembuatan media video pembelajaran
ini diawali dengan Konsep, yang meliputi identifikasi masalah dan merumuskan tujuan.
Dalam langkah ini dibutuhkan dalam menganalisis tentang kebutuhan sumber belajar
yang diperlukan yaitu perlunya teknologi informasi dan komunikasi, setelah itu
menganalisis karakteristik pengguna Video pembelajaran yang akan dibuat. Pengguna
Video pembelajaran ini ditujukan kepada Guru dan Siswa, oleh karena itu dalam
pembuatan video ini menyesuaikan kebutuhan Guru, Siswa merupakan hal penting.
Dalam penyesuaian kebutuhan tersebut, sehingga video yang dibuat sedemikian rupa
mampu membuat pengguna memahami dengan mudah apa yang ditampilkan dalam
video ini.
Hasil desain yang telah dibuat yaitu berupa gambaran dan susunan aktivitas
yang akan direkam. Penyusunan materi yang akan disampaikan dalam video juga
merupakan desain dalam media video pembelajaran ini. Setelah dari desain maka hasil
dari pengumpulan bahan dan alat yaitu berupa buku pelajaran, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan buku - buku BSE (Buku Sekolah Elektronik). Selain itu pengumpulan
alat juga diperlukan karena dalam pembuatan Video dibutuhkan alat – alat pendukung.
Pengumpulan alat yang diperlukan yang telah dikumpulkan yaitu kamera, disini kami
menggunakan kamera handphone, tutup botol sebagai media bermain subjek, dan selain
itu media software juga dibutuh seperti Movie maker.
Gambar 1. Tutup Botol sebagai Media
Bermain
Pemilihan subjek yaitu dengan 4 siswa SD yang bernama Tohari, Apid, Revi dan
Sapek. Subjek tersebut dianggap memenuhi kriteria dalam pembuatan Media Video
Pembelajaran ini, dimana subjek belum mempelajari tentang konsep Mean, Median dan
Modus. Dalam pembuatan video ini, motivasi yang mereka tunjukkan juga cukup baik
sehingga dapat membantu dalam pembuatan Media Video Pembelajaran.
Gambar 2. Revi, Sapek, Tohari, dan Apid
(Subjek dalam Video Pembelajaran)
Dari beberapa langkah yang telah terpenuhi yaitu konsep, pengumpulan bahan
dan alat, pemilihan subjek maka hasil yang didapat yaitu berupa susunan skenario yang
akan ditampilkan dalam Video. Dalam susunan skenario tersebut terdapat beberapa
tahap yaitu (1) Subjek bermain di lingkungan sekitar yang biasa digunakan oleh mereka.
(2) Ide menggunakan tutup botol sebagai Media bermain. (3) Bermain dengan Tutup
Botol. (4) Muncul ide dari subjek untuk menggunakan tutup botol sebagai media
pemahaman konsep Mean, Median dan Modus. (4) Subjek menemukan sendiri konsep
Mean, Median dan Modus. (5) Subjek menjelaskan konsep Mean, Median dan Modus
dengan bantuan dari narasumber.
Setelah susunan skenario telah dibuat, maka diuji cobakan terhadap subjek yang
telah dipilih, uji coba merupakan kegiatan untuk meliputi sejauh mana desain dan
susunan Video yang ingin dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan yaitu berupa
Video Pembelajaran yang bermakna, menarik dan menyenangkan.
Dari hasil uji coba, terdapat beberapa Video yang dapat diambil. Dari Video
yang telah didapat maka berdasarkan diskusi dari kelompok narasumber maka
diputuskan untuk merevisi Video tersebut dengan cara pengeditan melalui Movie maker.
Penggunaan Movi maker disini bertujuan agar durasi Video tidak terlalu panjang dan
dari movie maker tersebut dapat pula menyeleksi bagian video yang baik untuk
ditampilkan.
Dengan kegiatan revisi selesai maka dihasilkanlah Video Pembelajaran yang
meliputi susunan sebagai berikut (1) Pengenalan. (2) Subjek bermain di lingkungan
sekitar yang biasa digunakan oleh mereka. (3) Ide menggunakan tutup botol sebagai
Media bermain. (4) Bermain dengan Tutup Botol. (5) Muncul ide dari subjek untuk
menggunakan tutup botol sebagai media pemahaman konsep Mean, Median dan Modus.
(6) Subjek menemukan sendiri konsep Mean, Median dan Modus. (7) Subjek
menjelaskan konsep Mean, Median dan Modus dengan bantuan dari narasumber.
Gambar 3. Pengenalan
Gambar 5. Ide menggunakan tutup
botol sebagai Media bermain.
Gambar 4. Subjek bermain di lingkungan
sekitar yang biasa digunakan oleh
mereka.
Gambar 6. Bermain dengan Tutup Botol
Gambar 7. Ide untuk menggunakan tutup
botol sebagai media pemahaman konsep
Mean, Median dan Modus.
Gambar 8. Subjek menemukan sendiri
konsep Mean, Median dan Modus.
Gambar 8. Subjek menemukan sendiri
konsep Mean, Median dan Modus.
Gambar 9. Subjek menjelaskan konsep
Mean, Median dan Modus
Setelah langkah revisi selesai dan menghasilkan Video Pembelajaran maka
langkah selanjutnya yaitu Distribusi. Distribusi adalah kegiatan penyebarluasan Video
pembelajaran kepada pemakai, meliputi guru, calon guru, siswa dan masyarakat umum.
Dalam langkah distribusi ini, penyebarluasan dilakukan dengan sarana internet yaitu
melalui youtube. Cara yang dilakukan yaitu mengupload video pembelajaran yang telah
dibuat, sehingga diharapkan dapat berguna dan bermanfaat. Alamat Video
pembelajarannya yaituhttp://www.youtube.com/watch?v=i0sQL1G8vWU&feature=youtu.be
KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dari hasil kegiatan pembuatan Media Video Pembelajaran
ini adalah dapat menghasilkan Media pembelajaran yang diharapkan mampu membantu
Guru maupun siswa dalam Pembelajaran. Selama kegiatan ini berlangsung Subjek yang
dipilih yaitu Revi, Sapek, Tohari, dan Apid telah melakukan aktivitas mereka secara
optimal. Hal ini menunjukkan bahwa mereka antusias dan bersemangat dalam
mengikuti kegiatan ini. Dari hasil Video pembelajaran yang telah dibuat menunjukkan
adanya hal – hal yang dapat membuat siswa terpaku dalam pembelajaran Statistika.
Dengan adanya alat tutup botol telah menunjukkan bahwa video tersebut terkait dengan
kehidupan sehari – hari.
SARAN
Berdasarkan Kesimpulan diatas, disarankan bagi Guru dapat mencobakannya di
kelas dalam proses pembelajaran Matematika. Sebagai kegiatan lanjutan disarankan
agar Guru dapat mengembangkan kembali Media Video pembelajaran sehingga lebih
memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan standar kompetensi SMA.
Jakarta: Depdiknas.
Fitriani, Henny. (2013). Pengembangan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear
Menggunakan Animasi Komik Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) (Tesis).
Program Studi Magister Pendidikan Matematika. Universitas Sriwijaya.
Palembang.
Hermawan, Rudi. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Pokok Bahasan
Lingkaran Berbentuk Media Compact Disc (CD) di Madrasah Tsanawiyah Negeri
1 Palembang (Tesis). Program Pascasarjana. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Holt, John. (2010). Mengapa Siswa Gagal. Jakarta: Erlangga.
Muliyardi. (2002). Penggunaan komik dalam pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar. Jurnal Matematika dan Pembelajarannya, juli 2002, Tahun VIII, hal. 515 –
519.
Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengembangkan Profesionalitas guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Russefendi, E.T.1989. Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid.
Bandung: Tarsito.
Zulkardi. 2002. Developing A Learning Environment on Realistic Mathematics
Education For Indonesian Student Teachers. Publish Disertation University of
Twente The Netherland
MEAN, MEDIAN DAN MODUS
Sherly Oktaviani
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSRI
email: [email protected]
Abstrak: Matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari – hari, oleh karena itu
pembelajaran Matematika sangat penting bagi siswa. Namun kenyataannya sebagian
besar siswa takut dan tidak menyukai Pembelajaran Matematika. Dengan menggunakan
media Video pembelajaran siswa diharapkan dapat memahami dan menerima materi
Statistika. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk (1) menghasilkan Video pembelajaran
yang menyenagkan dan bermakna pada bahan ajar Statistika, (2) mengetahui efek
proses pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran terhadap aktivitas siswa,
(3) mengetahui efek pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran terhadap
hasil belajar siswa, (4) mencobakan alat peraga matematika yang dibuat oleh guru di
simulasi kelas. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan melibatkan 4
siswa SD sebagai pemeran didalam video, dan media tutup botol sebagai alat mainan
yang digunakan untuk menjelaskan materi Statistika. Video pembelajaran dikemas
dengan adanya aktivitas bermain dari 4 siswa tersebut yang kemudian dilanjutkan
dengan penjelasan materi Statistika yang dikaitkan dengan permainan tutup botol.
Adapun kesimpulan dari Video pembelajaran ini adalah (1) telah menghasilkan Video
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna pada bahan ajar Statistika.
Kata kunci : Video pembelajaran, Statistika, tutup botol.
PENDAHULUAN
Dalam proses pembelajaran, terdapat kaitan yang erat antara guru, siswa,
kurikulum, sarana dan prasaranana. Guru mempunyai tugas untuk memilih media
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Namun adanya
kesulitan – kesulitan dalam memahami materi Matematika sering ditemukan diantara
siswa, dan tentunya hal ini merupakan masalah dalam proses pembelajaran.
Menurut Zulkardi (2002), masalah utama yang sering dihadapi dalam
pembelajaran matematika di sekolah yaitu matematika dirasakan sulit oleh siswa karena
banyak guru yang mengajarkan Matematika dengan materi dan metode yang tidak
menarik, dimana guru menerangkan, sementara siswa hanya mencatat. Senada dengan
pendapat di atas, Russefendi (1989:15) mengemukakan bahwa pelajaran matematika
pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi oleh anak-anak.
Menurut John holt (2010), bukan materi pelajaran yang membuat suatu
pembelajaran lebih berharga dari pada yang lain, melainkan semangat dalam
melaksanakan pembelajaran itu. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
betapa pentingnya semangat dan motivasi dalam proses pembelajaran, terutama
pembelajaran Matematika, oleh karena itu dibutuhkan cara dan solusi agar dapat
menumbuhkan semangat belajar siswa. Dengan adanya semangat siswa maka keinginan
untuk memahami konsep Matematika itupun muncul.
Menurut Depdiknas (2006), pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan mengajukan masalah
kontekstual, peserta didik secar bertahap dibimbing untuk menguasai konsep
matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau
media lainnya.
Pembelajaran Matematika Sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari
oleh karena itu pentingnya akan penguasaan matematika sangat dituntut dalam dunia
pendidikan. Tetapi pada kenyataannya matematika selalu dihubungkan dengan
kebosanan, keengganan, kejanggalan, dan ketakutan menurut Lestari (Muliyardi,2002).
Siswa cenderung langsung merasa bosan dan tidak berminat apabila dihadapkan dengan
sederetan angka terutama pada pembelajaran Mean, Media dan Modus. Dalam materi
Mean, Media dan Modus kemungkinan muncul angka akan lebih sering muncul karena
menyangkut sederetan data. Disamping itu siswa merasa materi tersebut sukar untuk
dipahami, terutama ketika dihadapkan rumus Mean, Median dan Modus yang dipenuhi
dengan simbol – simbol. Mengenai masalah ini, maka diperlukan cara penyajian
pelajaran yang menarik dan menyenangkan, salah satunya yaitu dengan Video
Pembelajaran yang kreatif dan menarik.
Artikel ini akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan media video
pembelajaran, bagaimana cara mebuat media video pembelajaran yang menarik dan
kreatif. Tujuan dari pengembangan ini adalah agar siswa mampu memahami konsep
Mean, Median dan Modus sebelum diberikan rumus yang bersifat formal dengan
menghasilkan Video pembelajaran yang menyenagkan dan bermakna sehingga
diharapkan menumbuhkan semangat siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu tujuan
dari pembuatan video pembelajaran ini yaitu agar siswa tidak merasa bosan dalam
memahami konsep Mean, Median dan Modus, karena materi yang ada di dalam video
berhubungan dengan kehidupan sehari – hari yaitu tutup botol. Manfaat dari pembuatan
Media Video Pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
perkembangan ilmu dan teknologi khususnya pada pembelajaran matematika. Dengan
adanya video Pembelajaran diharapkan dapat menjadi sumber belajar bagi Guru dan
Siswa.
Media Video Pembelajaran pada Pengenalan konsep Mean, Median dan Modus
Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan
demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan
(Rusman dkk, 2011). Berdasarkan pengertian tersebut, Guru dan sekolah merupakan
bagian dari media.
Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat
bermanfaat jika diimplementasikan kedalam proses pembelajaran, media yang
digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai Media Pembelajaran
(Rusman dkk, 2011:169). Dengan demikian, Media komunikasi dapat berupa Video,
foto, televisisi dll dan apabila media itu menyampaikan pesan atau informasi yang
mengandung pengajaran maka media tersebut dapat disebut Media Pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat
digunakan untuk keperluan pembelajaran; media pembelajaran merupakan sarana fisik
untuk menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk teknologi perangkat
keras (Rusman dkk, 2011:170).
Dengan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Video
merupakan Media, dan apabila Video tersebut menyampaikan pesan dan informasi
berupa pengajaran maka dapat disebut Video Pembelajaran. Video yang menyampaikan
pesan dan informasi berupa materi Statistika yang terutama Mean, Median dan Modus
maka dapat disebut Video Pembelajaran Statistika atau Video Pembelajaran Mean,
Median dan Modus.
Media Pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media
Pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik. Penggunaan media
mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada peserta didik. Selain itu media juga
harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan
rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan peserta didik dalam
memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong peserta didik untuk
melakukan praktik – praktik dengan benar. (Rusman dkk, 2011: 61). Dari beberapa
syarat tersebut dapat dilihat poin – poin penting dalam pembuatan Media Video
Pembelajaran yaitu meningkatkan motivasi Siswa, mengingat kembali apa yang sudah
dipelajari, dan mengaktifkan peserta didik dalam memeberikan tanggapan.
Dengan demikian Video pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan motivasi
siswa, merangsang siswa mengingat pelajaran yang telah dipelajari, dan dari video
pembelajaran diharapkan siswa dapat tertarik untuk melakukan praktik – praktik
berkaitan dengan video pembelajaran yang telah dibuat.
Keuntungan menggunakan Video dalam proses Pembelajaran yaitu siswa dapat
memperoleh pemahaman yang sama dan benar, dapat digunakan sebagai bagian –
bagian dari proses pembelajaran dan prosedur pembelajaran secara utuh sehingga
memudahkan siswa dalam mengamati, memahami serta menirukan kegiatan atau
langkah – langkah suatu prosedure pembelajaran yang ada divideo tersebut.
Video Pembelajaran yang akan dibuat yaitu Video yang berkaitan dengan Materi
Statistika yang berfokus pada Konsep Mean, Media dan Modus. Dari Video tersebut
dijelaskan bagaimana kehidupan sehari – hari dapat dihubungkan dengan materi
Statistika, sehingga media yang diharapkan mampu menumbuhkan motivasi dan
semangat siswa tersebut dapat diterima dan dipahami oleh guru maupun siswa itu
sendiri.
Dalam pembuatan Video Pembelajaran Konsep Mean, Median dan Modus ini
melibatkan 4 siswa SD yang bernama Tohari, Apid, Revi dan Sapek, yang merupakan
subjek dalam pembuatan Media Video Pembelajaran ini, Mereka merupakan pemeran
dalam Video yang juga termasuk sebagai sasaran kegiatan. Dari kegiatan 4 siswa SD ini
akan dijelaskan konsep Mean, Median dan Modus yang kemudian dikemas sebagai
Video Pembelajaran diharapkan dapat membantu Guru maupun siswa dalam proses
pembelajaran Matematika Materi Statistika yang berfokus pada Konsep Mean, Median
dan Modus.
METODE
Metode dalam Pembuatan Video Pembelajaran ini adalah dengan merekam
Kegiatan bermain 4 Siswa SD yang bernama Tohari, Apid, Revi dan Sapek dengan
memfokuskan terhadap tutup Botol sebagai alat yang digunakan mereka dalam bermain.
Aktivitas selanjutnya yang direkam yaitu bagaimana mereka menjelaskan Konsep
Mean, Median dan Modus menggunakan alat tersebut. Dari beberapa aktivitas tersebut
kemudian dikemas menjadi suatu media video pembelajaran.
Prosedure Pembuatan Video Pembelejaran ini yaitu terdiri dari Konsep, Desain,
Pengumpulan Bahan dan alat, Pemilihan Subjek, Penyusunan Skenario Aktivitas
didalam Video, Menguji Cobakan, Revisi dan Distribusi. Langkah pertama yang
dilakukan yaitu Konsep yang meliputi identifikasi masalah dan merumuskan tujuan.
Dalam langkah ini dibutuhkan dalam penganalisisan tentang kebutuhan sumber belajar
yang diperlukan, dan menganalisis karakteristik pengguna Video pembelajaran yang
akan dibuat.
Berdasarkan Konsep, maka langkah selanjutnya yaitu mendesain kerangka
kegiatan yang akan direkam dalam video. Desain yang dilakukan terdapat beberapa
tahap yaitu (1) mendesain konsep yang akan dijelaskan dalam Video. (2)
mengembangkan sebuah cerita yang berkaitan dengan Kehidupan sehari – hari dan
berhubungan dengan Konsep Mean, Median dan Modus. Tahap ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang kegiatan yang akan direkam, materi apa saja yang akan
ditampilkan dan dijelaskan dalam Video tersebut. Tujuan dari desain ini yaitu dapat
menyusun dan memperkiran apa saja yang akan diperlukan dalam kegiatan pembuatan
Video ini.
Pengumpulan Bahan dan alat merupakan langkah setelah pendesaianan dari
pembuatan Video, langkah ini terdiri dari pengumpulan bahan pembelajaran yang
diperlukan untuk pembuatan Media Video Pembelajaran yang salah satunya yaitu materi
pembelajaran. Dalam pembuatan Video Pembelajaran ini materi pembelajaran yang
dipilh adalah pokok bahasan Mean, Median dan Modus oleh karena itu perlu
dikumpulkan materi – materi tentang Mean, Median dan Modus. Selain itu
pengumpulan alat juga diperlukan karena dalam pembuatan Video dibutuhkan alat – alat
pendukung.
Langkah selanjutnya yaitu Pemilihan subjek, dalam pemilihan subjek terdapat
pertimbangan yaitu dimana harus dipahami karakteristik yang sesuai dengan materi,
selain itu pentingnya mengetahui tentang kebutuhan pembelajaran yang diperlukan oleh
subjek tersebut. Setelah langkah Pemilihan subjek maka langkah berikutnya yaitu
dengan penyusunan Skenario aktivitas didalam Video, dilanjutkan dengan
mengujicobakan yaitu dengan kegiatan merekam dari yang telah didesain. Langkah
selanjutnya yaitu Revisi dan Distribusi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian sebelumnya, dalam pembuatan media video pembelajaran
ini diawali dengan Konsep, yang meliputi identifikasi masalah dan merumuskan tujuan.
Dalam langkah ini dibutuhkan dalam menganalisis tentang kebutuhan sumber belajar
yang diperlukan yaitu perlunya teknologi informasi dan komunikasi, setelah itu
menganalisis karakteristik pengguna Video pembelajaran yang akan dibuat. Pengguna
Video pembelajaran ini ditujukan kepada Guru dan Siswa, oleh karena itu dalam
pembuatan video ini menyesuaikan kebutuhan Guru, Siswa merupakan hal penting.
Dalam penyesuaian kebutuhan tersebut, sehingga video yang dibuat sedemikian rupa
mampu membuat pengguna memahami dengan mudah apa yang ditampilkan dalam
video ini.
Hasil desain yang telah dibuat yaitu berupa gambaran dan susunan aktivitas
yang akan direkam. Penyusunan materi yang akan disampaikan dalam video juga
merupakan desain dalam media video pembelajaran ini. Setelah dari desain maka hasil
dari pengumpulan bahan dan alat yaitu berupa buku pelajaran, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan buku - buku BSE (Buku Sekolah Elektronik). Selain itu pengumpulan
alat juga diperlukan karena dalam pembuatan Video dibutuhkan alat – alat pendukung.
Pengumpulan alat yang diperlukan yang telah dikumpulkan yaitu kamera, disini kami
menggunakan kamera handphone, tutup botol sebagai media bermain subjek, dan selain
itu media software juga dibutuh seperti Movie maker.
Gambar 1. Tutup Botol sebagai Media
Bermain
Pemilihan subjek yaitu dengan 4 siswa SD yang bernama Tohari, Apid, Revi dan
Sapek. Subjek tersebut dianggap memenuhi kriteria dalam pembuatan Media Video
Pembelajaran ini, dimana subjek belum mempelajari tentang konsep Mean, Median dan
Modus. Dalam pembuatan video ini, motivasi yang mereka tunjukkan juga cukup baik
sehingga dapat membantu dalam pembuatan Media Video Pembelajaran.
Gambar 2. Revi, Sapek, Tohari, dan Apid
(Subjek dalam Video Pembelajaran)
Dari beberapa langkah yang telah terpenuhi yaitu konsep, pengumpulan bahan
dan alat, pemilihan subjek maka hasil yang didapat yaitu berupa susunan skenario yang
akan ditampilkan dalam Video. Dalam susunan skenario tersebut terdapat beberapa
tahap yaitu (1) Subjek bermain di lingkungan sekitar yang biasa digunakan oleh mereka.
(2) Ide menggunakan tutup botol sebagai Media bermain. (3) Bermain dengan Tutup
Botol. (4) Muncul ide dari subjek untuk menggunakan tutup botol sebagai media
pemahaman konsep Mean, Median dan Modus. (4) Subjek menemukan sendiri konsep
Mean, Median dan Modus. (5) Subjek menjelaskan konsep Mean, Median dan Modus
dengan bantuan dari narasumber.
Setelah susunan skenario telah dibuat, maka diuji cobakan terhadap subjek yang
telah dipilih, uji coba merupakan kegiatan untuk meliputi sejauh mana desain dan
susunan Video yang ingin dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan yaitu berupa
Video Pembelajaran yang bermakna, menarik dan menyenangkan.
Dari hasil uji coba, terdapat beberapa Video yang dapat diambil. Dari Video
yang telah didapat maka berdasarkan diskusi dari kelompok narasumber maka
diputuskan untuk merevisi Video tersebut dengan cara pengeditan melalui Movie maker.
Penggunaan Movi maker disini bertujuan agar durasi Video tidak terlalu panjang dan
dari movie maker tersebut dapat pula menyeleksi bagian video yang baik untuk
ditampilkan.
Dengan kegiatan revisi selesai maka dihasilkanlah Video Pembelajaran yang
meliputi susunan sebagai berikut (1) Pengenalan. (2) Subjek bermain di lingkungan
sekitar yang biasa digunakan oleh mereka. (3) Ide menggunakan tutup botol sebagai
Media bermain. (4) Bermain dengan Tutup Botol. (5) Muncul ide dari subjek untuk
menggunakan tutup botol sebagai media pemahaman konsep Mean, Median dan Modus.
(6) Subjek menemukan sendiri konsep Mean, Median dan Modus. (7) Subjek
menjelaskan konsep Mean, Median dan Modus dengan bantuan dari narasumber.
Gambar 3. Pengenalan
Gambar 5. Ide menggunakan tutup
botol sebagai Media bermain.
Gambar 4. Subjek bermain di lingkungan
sekitar yang biasa digunakan oleh
mereka.
Gambar 6. Bermain dengan Tutup Botol
Gambar 7. Ide untuk menggunakan tutup
botol sebagai media pemahaman konsep
Mean, Median dan Modus.
Gambar 8. Subjek menemukan sendiri
konsep Mean, Median dan Modus.
Gambar 8. Subjek menemukan sendiri
konsep Mean, Median dan Modus.
Gambar 9. Subjek menjelaskan konsep
Mean, Median dan Modus
Setelah langkah revisi selesai dan menghasilkan Video Pembelajaran maka
langkah selanjutnya yaitu Distribusi. Distribusi adalah kegiatan penyebarluasan Video
pembelajaran kepada pemakai, meliputi guru, calon guru, siswa dan masyarakat umum.
Dalam langkah distribusi ini, penyebarluasan dilakukan dengan sarana internet yaitu
melalui youtube. Cara yang dilakukan yaitu mengupload video pembelajaran yang telah
dibuat, sehingga diharapkan dapat berguna dan bermanfaat. Alamat Video
pembelajarannya yaituhttp://www.youtube.com/watch?v=i0sQL1G8vWU&feature=youtu.be
KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dari hasil kegiatan pembuatan Media Video Pembelajaran
ini adalah dapat menghasilkan Media pembelajaran yang diharapkan mampu membantu
Guru maupun siswa dalam Pembelajaran. Selama kegiatan ini berlangsung Subjek yang
dipilih yaitu Revi, Sapek, Tohari, dan Apid telah melakukan aktivitas mereka secara
optimal. Hal ini menunjukkan bahwa mereka antusias dan bersemangat dalam
mengikuti kegiatan ini. Dari hasil Video pembelajaran yang telah dibuat menunjukkan
adanya hal – hal yang dapat membuat siswa terpaku dalam pembelajaran Statistika.
Dengan adanya alat tutup botol telah menunjukkan bahwa video tersebut terkait dengan
kehidupan sehari – hari.
SARAN
Berdasarkan Kesimpulan diatas, disarankan bagi Guru dapat mencobakannya di
kelas dalam proses pembelajaran Matematika. Sebagai kegiatan lanjutan disarankan
agar Guru dapat mengembangkan kembali Media Video pembelajaran sehingga lebih
memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan standar kompetensi SMA.
Jakarta: Depdiknas.
Fitriani, Henny. (2013). Pengembangan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear
Menggunakan Animasi Komik Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) (Tesis).
Program Studi Magister Pendidikan Matematika. Universitas Sriwijaya.
Palembang.
Hermawan, Rudi. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Pokok Bahasan
Lingkaran Berbentuk Media Compact Disc (CD) di Madrasah Tsanawiyah Negeri
1 Palembang (Tesis). Program Pascasarjana. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Holt, John. (2010). Mengapa Siswa Gagal. Jakarta: Erlangga.
Muliyardi. (2002). Penggunaan komik dalam pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar. Jurnal Matematika dan Pembelajarannya, juli 2002, Tahun VIII, hal. 515 –
519.
Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengembangkan Profesionalitas guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Russefendi, E.T.1989. Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid.
Bandung: Tarsito.
Zulkardi. 2002. Developing A Learning Environment on Realistic Mathematics
Education For Indonesian Student Teachers. Publish Disertation University of
Twente The Netherland