FLAVONOL COCOA SEBAGAI ANTIOKSIDAN INTER
FLAVONOL COCOA SEBAGAI ANTIOKSIDAN: INTERAKSI ANTARA PROTEIN
DAN LIPID
Flavonol dan prosianidin memiliki banyak gugus fenolik hidroksi (Fig.1) yang memiliki interaksi
dengan membrane biologis yang mampu terbentuk melalui ikatn hidrogen. Selain itu pada keberadaan
keduanya, residu hidrofobik dan hidrofilik dalam molekul flavonol mampu mebuat komponen tersebut
berinteraksi dengan kepala gugus fosfolipid dan diserap ke permukaan membrane. Interaksi ini mampu
menghasilkan perubahan sifat membran dan regulasi membrane yang berkaitan dengan molekul seperti
enzim, reseptor dan fungsinoal reseptor protein lainnya.
Beberapa enzim yang dipengaruhi oleh konsumsi cocoa berhubungan langusng dengan CVD dan
metabolisme oksidan seperti 5-lipoksigenase, cyclooksigenase, dan metalloproteinase. Interaksi antara
flavonol dengan protein juga mampu mengubah modulasi ekspresi gen. Interaksi langsung antara asam
nukleat dan flavonol dapat terjadi secara termodinamik, namun kemungkinan bahwa komponen ini
mencapai DNA dan meraih konsentrasi secara mekanis, rendah. Modulasi dari jalur sinyal oleh flavonol
telah diuji secara ekstensif. Khususnya, efek dari flavonol dan prosianidi pada aktivasi jalur oxidantregulated NF-kB. Pada sel Jurkat T, kami mendemonstrasikan bahhwa EC dan CT, dan B2-dimer
menginhibisi produksi phorbol mirystate acetate (PMA)-induced IL-2, dan mengganggu beberaha tahap
dalam alur aktivasi NF-kB. Pentingnuya, kaena monomer dan dimer (dan metabolitnya) dapat dipindah
kedalam sel dengan i) melemahkan oksidan intraselular yang berhubungan dengan stimuli tertentu, dan
aktivasi subsequent dari NF-kB (efek antioksida); dan/atau ii) berinteraksi dengan protein spesifik,
menghasilkan inhibisi dari fosforilasi dan/or degradasi dari protein inhibitory IkBα, perpindahan NF-kB
aktif dari sitosil ke nucleus, dan/atau pengikatan NF-kB ke kB DNA. Prosianidin besar (dengan 3 atau
lebih unit), yang paling memengaruhi sel dari luar, memodilasi aktivasi NF-kB dengan modulasi ikatan
dari ligan (stimuli) ke reseptornya, dan sesuai yang telah kami uji pada sel Caco-2 yang terpaparkan ke
faktor alfa tumor necrosis . contoh lainnya dari interaksi flavonol dengan membrane adalah menemukan
bahwa EC, B2-dimer dan C1-trimer memodulasi kalsium interseluler dalam sel Jurkat T.
KOKOA, METABOLISME LIPID DAN ATEROSKLEROSIS
Perubahan pada konsentrasi plasma kolesteril, terlebih pada peningkatan LDL-kolesterol dan
penurunan tingkat HDL-kolesterol dihubungkan pada pengembangan dari aterosklerosis dan CVD.
Reduksi pada tingkat plasma LDL-kolesterol telah diketahui setelah diberi perlakuan dengan polifenol
dari berbagai sumber. Mengenai tindakan dari kokoa hiperkolesterolamik ringan subjek telah turun secara
signifikan (~5%) tingkat LDL-kolesterolnya setelah 4 minggu diberi pola makan dengan bubuk kokoa
(81-163 mg/hari dari EC+CT). Bahkan dalam normokolesterolemik subjek, terjadi reduksi sebanyak 15%
pada tingkat LDL-kolesterol setelah 14 hari dengan konsumsi harian 105 g dari milk chocolate flavonol
(168 mg flavonol). Pasien dengan hipertensi akut menunjukkan penurunan sebanyak 11% kolesterol LDL
setelah 15 hari menerima 100 gram/hari dark chocolate (88 mg flavonol). Dibawah protocol yang sama,
didapatkan hasil yang mirip dari pasien hipertensi glucose-intolerant (-7.5%). Walaupun studi diatas tidak
menginvestigasi potensi mekanisme, studi lain telah menunjukkan bahwa penurunan kolesterol LDL
berkaitan degan konsumsi flavonoid dari sumber lain termasuk: i) inhibisi penyerapan kolesterol dalam
saluran pencernaan; ii) inhibisi dari biosintesis LDL dalam liver; iii) penekanan dari sekresi hepatik
apolipoprotein B100; dan/atau iv) peningkatan ekspresi dari reseptor LDL pada liver. Seluruh mekanisme
ini merupakan hasil dari interaksi antara flaconol dan membrane, dalam satu kesatuan, atau dengan lipid
atau protein tertentu. Peningkatan pada HDL-kolesterol telah didemonstasikan dalam subjek
hiperkolesterolemik normo dan ringan setelah suplementasi dark chocolate atau cokelat bubuk.
Mekanisme untuk efek tersebut pada konsentrasi HDL masih belum jelas.
Telah diterima bahwa oksidasi LDL memiliki peran dalam berkembangnya aterosklerosis. Banyak
studi pada hewan dan manisan menunjukkan bahwa LDL isolasi memiliki ketahanan lebih pada oksidasi
in vitro setelah konsumsi produk cokelat. Satu studi menunjukkan penurunan tingkat plasma dari plasma
LDL oksidasi setelah suplementasi bubuk cokelat. Seluruh studi ini mengusulkan bahwa peran komponen
cokelat dalam proteksi LDL in vivo. Efek-efek tersebut dianggap bersumber pada aktivitas scavenging
dari oksidan yang terbentuk pada permukaan LDL dan khelasi katalis logam dari pembentukan radikal
bebas; namun hal ini juga dapat terjadi akibat perubahan dari permukaan LDL yang menyebabkan LDL
kurang rentan terhadap oksidasi
DAN LIPID
Flavonol dan prosianidin memiliki banyak gugus fenolik hidroksi (Fig.1) yang memiliki interaksi
dengan membrane biologis yang mampu terbentuk melalui ikatn hidrogen. Selain itu pada keberadaan
keduanya, residu hidrofobik dan hidrofilik dalam molekul flavonol mampu mebuat komponen tersebut
berinteraksi dengan kepala gugus fosfolipid dan diserap ke permukaan membrane. Interaksi ini mampu
menghasilkan perubahan sifat membran dan regulasi membrane yang berkaitan dengan molekul seperti
enzim, reseptor dan fungsinoal reseptor protein lainnya.
Beberapa enzim yang dipengaruhi oleh konsumsi cocoa berhubungan langusng dengan CVD dan
metabolisme oksidan seperti 5-lipoksigenase, cyclooksigenase, dan metalloproteinase. Interaksi antara
flavonol dengan protein juga mampu mengubah modulasi ekspresi gen. Interaksi langsung antara asam
nukleat dan flavonol dapat terjadi secara termodinamik, namun kemungkinan bahwa komponen ini
mencapai DNA dan meraih konsentrasi secara mekanis, rendah. Modulasi dari jalur sinyal oleh flavonol
telah diuji secara ekstensif. Khususnya, efek dari flavonol dan prosianidi pada aktivasi jalur oxidantregulated NF-kB. Pada sel Jurkat T, kami mendemonstrasikan bahhwa EC dan CT, dan B2-dimer
menginhibisi produksi phorbol mirystate acetate (PMA)-induced IL-2, dan mengganggu beberaha tahap
dalam alur aktivasi NF-kB. Pentingnuya, kaena monomer dan dimer (dan metabolitnya) dapat dipindah
kedalam sel dengan i) melemahkan oksidan intraselular yang berhubungan dengan stimuli tertentu, dan
aktivasi subsequent dari NF-kB (efek antioksida); dan/atau ii) berinteraksi dengan protein spesifik,
menghasilkan inhibisi dari fosforilasi dan/or degradasi dari protein inhibitory IkBα, perpindahan NF-kB
aktif dari sitosil ke nucleus, dan/atau pengikatan NF-kB ke kB DNA. Prosianidin besar (dengan 3 atau
lebih unit), yang paling memengaruhi sel dari luar, memodilasi aktivasi NF-kB dengan modulasi ikatan
dari ligan (stimuli) ke reseptornya, dan sesuai yang telah kami uji pada sel Caco-2 yang terpaparkan ke
faktor alfa tumor necrosis . contoh lainnya dari interaksi flavonol dengan membrane adalah menemukan
bahwa EC, B2-dimer dan C1-trimer memodulasi kalsium interseluler dalam sel Jurkat T.
KOKOA, METABOLISME LIPID DAN ATEROSKLEROSIS
Perubahan pada konsentrasi plasma kolesteril, terlebih pada peningkatan LDL-kolesterol dan
penurunan tingkat HDL-kolesterol dihubungkan pada pengembangan dari aterosklerosis dan CVD.
Reduksi pada tingkat plasma LDL-kolesterol telah diketahui setelah diberi perlakuan dengan polifenol
dari berbagai sumber. Mengenai tindakan dari kokoa hiperkolesterolamik ringan subjek telah turun secara
signifikan (~5%) tingkat LDL-kolesterolnya setelah 4 minggu diberi pola makan dengan bubuk kokoa
(81-163 mg/hari dari EC+CT). Bahkan dalam normokolesterolemik subjek, terjadi reduksi sebanyak 15%
pada tingkat LDL-kolesterol setelah 14 hari dengan konsumsi harian 105 g dari milk chocolate flavonol
(168 mg flavonol). Pasien dengan hipertensi akut menunjukkan penurunan sebanyak 11% kolesterol LDL
setelah 15 hari menerima 100 gram/hari dark chocolate (88 mg flavonol). Dibawah protocol yang sama,
didapatkan hasil yang mirip dari pasien hipertensi glucose-intolerant (-7.5%). Walaupun studi diatas tidak
menginvestigasi potensi mekanisme, studi lain telah menunjukkan bahwa penurunan kolesterol LDL
berkaitan degan konsumsi flavonoid dari sumber lain termasuk: i) inhibisi penyerapan kolesterol dalam
saluran pencernaan; ii) inhibisi dari biosintesis LDL dalam liver; iii) penekanan dari sekresi hepatik
apolipoprotein B100; dan/atau iv) peningkatan ekspresi dari reseptor LDL pada liver. Seluruh mekanisme
ini merupakan hasil dari interaksi antara flaconol dan membrane, dalam satu kesatuan, atau dengan lipid
atau protein tertentu. Peningkatan pada HDL-kolesterol telah didemonstasikan dalam subjek
hiperkolesterolemik normo dan ringan setelah suplementasi dark chocolate atau cokelat bubuk.
Mekanisme untuk efek tersebut pada konsentrasi HDL masih belum jelas.
Telah diterima bahwa oksidasi LDL memiliki peran dalam berkembangnya aterosklerosis. Banyak
studi pada hewan dan manisan menunjukkan bahwa LDL isolasi memiliki ketahanan lebih pada oksidasi
in vitro setelah konsumsi produk cokelat. Satu studi menunjukkan penurunan tingkat plasma dari plasma
LDL oksidasi setelah suplementasi bubuk cokelat. Seluruh studi ini mengusulkan bahwa peran komponen
cokelat dalam proteksi LDL in vivo. Efek-efek tersebut dianggap bersumber pada aktivitas scavenging
dari oksidan yang terbentuk pada permukaan LDL dan khelasi katalis logam dari pembentukan radikal
bebas; namun hal ini juga dapat terjadi akibat perubahan dari permukaan LDL yang menyebabkan LDL
kurang rentan terhadap oksidasi