STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANSIA DENGAN HIPERENSI DIDUSUN GLONGGONGAN DESA SUMBERTEBU KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO

  

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANSIA

DENGAN HIPERENSI DIDUSUN GLONGGONGAN DESA

SUMBERTEBU KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO

  Adeliani Shorea Jati Nim: 1414401001

  Politeknik Kesehatan Majapahit, Mojokerto SUBJECT:

  Asuhan Keperawatan, Keluarga, Lansia dan Hipertensi

  

Description

  Penyakit hipertensi merupakan faktor resiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia. Upaya yang paling penting dalam penyembuhan hipertensi adalah nmengenal dan melakukan perawatan yang tepat untuk menghadapi pasien dengan hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan hipertensi Didusun Glonggongan Desa Sumbertebu Kecamatan. Bangsal Kabupaten. Mojokerto.

  Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Kriteria yang diambil 2 klien dengan diagnosa Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berulang dan Nyeri kepala akut. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi menggunakan format asuhan keperawatan keluarga. Pengkajian menggunakan 2 sumber utama yaitu klien dan anggota keluarga yang mengalami hipertensi. Kemudian ditegakkan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

  Hasil dari studi kasus pada pengkajian didapatkan keluhan nyeri pada kedua klien lansia yang mengalami hipertensi skala nyeri 4 pada klien 1 dan pada klien 2 skala nyeri 5. Pengkajian fungsi perawatan kesehatan didapatkan klien 1 keluarga Ketidakmampuan melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, responden 2 keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan. Dilakukan intervensi dan implementasi health education kepada keluarga tentang hipertensi dan perawatan dirumah serta mengajarkan cara relaksasi non farmakologi (terapi musik instrumen). Pada evaluasi didapat keluarga mampu melaksanakan 5 tugas keluarga serta nyeri berkurang pada responden 1 mengalami penurunan dari 150/80 mmHg menjadi 130/80 mmHg dan pada klien 2 mengalami penurunan dari 160/90 mmHg menjadi 140/80mmHg.

  Oleh sebab itu hendaknya klien dan keluarga tetap mempertahankan, menerapkan, mencari informasi untuk perawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi agar dapat menurunkan tekanan darah serta memonitor hipertensi dan mencari informasi lebih lanjut tentang tanda, gejala, dan komplikasi hipertensi.

  

Abstract

Hypertension is a risk factor for morbidity and mortality for the elderly.

  

The most important effort in healing hypertension is to know and do the

right treatment to deal with patients with hypertension. The purpose of this

study was to carry out family nursing care on the elderly with

hypertension in Glonggongan, Sumbertebu, Bangsal, Mojokerto.

  The design used in this research was case study. Criteria taken was

2 clients with diagnosis was Risk of ineffectiveness of brain tissue

perfusion recarrent and acute headache. Methods of data collection was

by interview, observation and documentation using family nursing care

format. The assessment used two main sources of clients and family

members who developed hypertension. Then set up nursing diagnoses,it

was done interventions, implementation and evaluation.

  The result of case study on the study got pain complaints on both

elderly clients who experienced hypertension with pain scale 4 on client 1

and on client 2 scale of pain was 5. Assessment of health care function got

client 1 family was unable to take care for sick family member, client 2

families was unable to recognize health problems. Intervention and

implementation of heath education to the family about hypertension and

home care and teaching non-pharmacological relaxation (instrumental

music therapy). In the evaluation the family was able to carry out 5 family

duties and decreased pain in client 1 decreased from 150 to 130/80 mmHg

and on client 2 decreased from 160/90 mmHg to 140mmHg.

   Therefore, the client and family should maintain, apply, seek

information for treatment to family members suffering from hypertension

in order to lower blood pressure and monitor hypertension and seek more

information about signs, symptoms, and complications of hypertension.

  Keywords: Nursing care, family, elderly and hypertension Contributor : Eka Diah Kartiningrum, M. Kes

  Widy Setyowati, M. Kep

  Date : 10 Agustus 2017 Type material : Laporan Tugas Akhir Identifier : - Right : Open Document

  :

  Summary Latar Belakang Lanjut usia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang.

  Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi perkembangan dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Semua orang mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara penyakit degeneratif (menua), umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan seiring bertambahnya umur (Trianto, 2014). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara terus-menerus hingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 140/90mmHg (Reeves, 2001 dalam Manurung 2016). Kejadian hipertensi pada lanjut usia akan meningkatkan terjadinya penyakit berbahaya penyebab kematian, seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Komplikasi jangka panjang tekanan darah tinggi berupa stroke, penyakit ginjal, gagal jantung, katarak (Indah, 2014).

  Hasil data dari profil kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2015 menyatakan bahwa hipertensi di Kabupaten Mojokerto yang di dapatkan melalui pengukuran pada usia kurang dari 18 tahun. jumlah penduduk usia kurang dari 18 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 772.697 jiwa. Cakupan pemeriksaan tekanan darah tinggi di Kabupaten Mojokerto dengan laki-laki 20,2% sedangkan perempuan 23,52% dengan total laki-laki dan perempuan 21,80% dengan jumlah 215.495. dan yang mengalami hipertensi sebanyak 46.981 jiwa. Karena rata-rata yang di periksa adalah pasien hipertensi (Dinkes 2015). Hasil laporan praktek komunitas pada tanggal 18-22 mei 2017 di Dusun. Glonggongan Desa. Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto di dapatkan kasus hipertensi pada lansia sebanyak 8 orang.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah umur semakin tua, riwayat keluarga dengan hipertensi, kebiasaan mengkomsumsi makanan asin, tidak biasa berolahraga, obesitas, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kebiasaan minum-minuman yang beralkohol dan stres kejiwaan. Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor resiko yang meningkatkan penyakit hipertensi. Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi (AS, 2010). Kelebihan asupan lemak dalam tubuh menigkat, terutama kolestrol yang menyebabkan kenaikan berat badan sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan yang lebih besar (Ramayulis, 2010). Hipertensi merupakan salah satu yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lansia. Hal ini terjadi akibat perubahan fisiologis yang terjadi seperti penurunan respons imunitas tubuh, katub jantung menebal dan menjadi kaku, penurunan kemampuan kontraktilitas jantung, berkurangnya elastis pembuluh darah, serta berkurangnya elastisitas pembuluh darah perifer untuk oksigen. Perubahan-perubahan inilah yang menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler sehingga lansia cenderung lebih rentan mengalami hipertensi (Susilo dkk 2011).

  Penatalaksanaan dan perawatan hipertensi pada lanjut usia memerlukan pendekatan tersendiri dan pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologinya. Perlindungan pertama yang terbaik untuk mengatasi kerusakan pembuluh darah akibat hipertensi adalah dengan mencegahnya, dan perlindungan kedua yang terbaik adalah dengan mengontrolnya secara rutin. Selain itu, penting sekali support atau dukungan keluarga psikososial dari berbagai pihak khususnya keluarga yang merupakan orang yang paling dekat dengan lanjut usia (Zulfitri, 2013).

  Fungsi keluarga yaitu untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga dalam bidang kesehatan adalah kemampuan mengenal masalah kesehatan, kemampuan mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan memodifikasi lingkungan, serta kemampuan memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia di lingkungannya (Setiadi dalam Bisnu dkk 2017).

  Metodologi

  Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus yaitu untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien keluarga pada lansia dengan hipertensi didusun Glonggongan desa Sumbertebu kecamatan Bangsal kabupaten Mojokerto. Partisipan dalam studi kasus ini adalah 2 keluarga dengan lansia hipertensi didusun Glonggongan desa Sumbertebu kecamatan Bangsal kabupaten Mojokerto.

  Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan pada klien dan keluarga. Observasi yang dilakukan menggunakan pemeriksaan fisik dengan metode persistem. Dokumentasi yaitu mencatat hasil wawancara dan observasi dengan klien, dengan menggunakan format asuhan keperawatan keluarga.

  Uji keabsahan data menggunakan 2 sumber data utama yaitu klien dan keluarga. Analisa data yang digunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian, dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan. Kemudian dibuat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi.

  Hasil dan Pembahasan 1. Pengkajian

  Pada pengkajian tanggal 19 juni 2017 keluhan yang muncul dari 2 responden adalah nyeri kepala terutama pada tengkuk. Pada responden 1 nyeri muncul saat memikirkan sesuatu tentang anaknya karena tidak pernah di kunjungi oleh anaknya dengan tekanan darah 150/80 mmHg, responden 2 nyeri kepala terutama pada tengkuk. Pada responden 2 nyeri muncul setelah makan ikan klotok atau makanan yang asin dengan tekanan darah 160/90 mmHg.

  Salah satu tanda dan gejala hipertensi adalah tengkuk terasa pegal atau kekakuan pada otot tengkuk yang diakibatkan karena terjadi peningkatan tekanan pada dinding pembuluh darah di daerah leher yang mana pembuluh darah tersebut membawa darah ke otak sehingga ketika terjadi peningkatan tekanan vaskuler ke otak yang mengakibatkan terjadi penekanan pada syaraf otot leher sehingga penderita merasa nyeri atau ketidaknyamanan pada leher (Bararah, 2011).

  Pada kedua responden keluhan yang muncul dengan teori terdapat kesesuaian salah satu tanda dan gejala pada hipertensi yaitu nyeri kepala terutama di tengkuk yang bersifat akut atau sementara. kepala bagian tengkuk karena sering memikirkan sesuatu tentang anaknya yang tidak pernah mengunjunginya, responden 2 terdapat nyeri kepala bagian tengkuk setelah makan ikan klotok atau makanan yang asin.

  Selain itu pola makan klien 2 masih cenderung tinggi natrium, dibuktikan dengan menu keseharian yang masih sering mengkonsumsi ikan klotok dan sambal terasi. Klien 2 masih merasa kesulitan untuk mengendalikan pola makannya, mengingat ikan klotok dan sambal terasi adalah menu kesukaannya.

  Hasil penelitian Sari, dkk (2015) menjelaskan bahwa penambahan garam lebih dari 20% berat ikan akan memicu terjadinya hipertensi. Sebanyak 63,01% responden yang mengkonsumsi ikan asin dalam jumlah yang lebih mengalami hipertensi. Sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan jumlah konsumsi ikan asin dengan tekanan darah laki- laki usia 45-59 tahun Didusun. Bulu Kelurahan. Kalongan Kecamatan. Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

2. Diagnosa Keperawatan

  Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan diagnosa yang berbeda pada kedua partisipan diagnosa pada responden 1 Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berulang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit : nyeri skala 4 pada tengkuk bagian belakang, konjungtiva : merah muda, sklera : putih, jantung : tidak ada luka, bentuk dada normal chest, pekak, reguler S1-S2 reguler, keluarga tidak mengerti cara mencegah kestabilan hipertensi terlihat dari klien yang sering menanyakan tensi, anak Ny. N tidak pernah datang kerumah saudara kandung tempat Ny. N tinggal, justru Ny.N yang mendatangi anaknya, TD : 150/80 mmHg, Suhu :36,5 C, Nadi : 76x/menit, pernafasan : 20x/menit. Pada responden 2 terdapat diagnosa Nyeri kepala akut berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (Hipertensi) : nyeri skala 5 pada tengkuk bagian belakang, jarang kotrol, suka makan ikan klotok, tidak ada keluarga yang mengantar kepuskesmas, keluarga tidak mengerti tanda dan gejala pada hipertensi, TD : 160/90 mmHg, Suhu : 36 C, Nadi : 76x/menit, pernapasan : 20x/menit.

  Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Hipertensi sesuai dengan teori yaitu penurunan curah jantung, nyeri kepala akut, kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas, ketidakefektifan koping, resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak, resiko cedera, defesiensi pengetahuan, ansietas (Nurarif dan Kusuma, 2015).

  Pada kedua responden terdapat kesesuaian diagnosa dengan teori, yaitu pada responden 1 Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berulang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan responden 2 adalah nyeri kepala akut Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (Hipertensi) dari kedua responden memiliki dagnosa keperawatan yang berbeda dan etiologi yang berbeda dari 5 tugas kesehatan keluarga.

  3. Rencana Intervensi

  Intervensi yang dilakukan pada kedua responden sama yaitu: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1 x 24 jam nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil keluarga mengerti tentang proses penyakit, keluarga mampu mengatasi nyeri klien, klien mengatakan nyeri berkurang, wajah tampak rileks, keluarga dan klien mampu melakukan tindakan relaksasi yang diajarkan (terapi musik klasik).

  Salah satu tindakan non farmakologis untuk meghilangkan nyeri adengan cara terapi musik. Terapi musik adalah penggunaan musik sebagai peralatan untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik dan kesehatan emosi, kemampuan verbal, kreatifitas dan rasa alamiah dari musik menjadi fasilitator untuk hubungan ekspresi diri, komunikasim dan pertumbuhan (Djohan, 2006).

  Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah kesehatan, Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkuan menjadi sehat, Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Murwani, 2007) Berdasarkan intervensi yang direncanakan dan teori terdapat kesesuaian yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan mandiri keluarga pada lansia dengan hipertensi dirumah saat nyeri kambuh.

  4. Implementasi

  Implementasi yang dilakukan dengan responden 1 Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berulang dan responden 2 nyeri kepala akut pada tanggal 21-30 juli 2017 adalah menjelaskan tentang pengertian, tanda gejala dan komplikasi hipertensi, pengobatan dan batasan diet rendah garam. Mengajarkan kepada keluarga dan klien teknik relaksasi (terapi musik klasik) selama 20 menit. Mengajarkan kepada klien dan keluarga tentang mobilisasi dan olahraga. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri (seperti suara bising yang mengganggu, pencahayaan yang terlalu terang). Menganjurkan kepada keluarga untuk meningkatkan istirahat tidur pada klien.

  Pada keluarga klien dijelaskan diet rendah garam, kedua klien dikatagorikan lansia. Keluarga memiliki peran penting dalam asupan nutrisi lansia diantaranya memperhatiakn porsi makan, minum dan mengatur menu makanan. Perencanaan menu makanan yang seimbang dilakukan keluarga untuk menghindari penyakit pada lansia.

  Hasil Penelitian Istianto dan Kartiningrum (2012) dijelaskan bahwa hampir 50% keluarga masih berperan negatif dalam menyiapkan menu makanan untuk lansia, keluarga tidak memperhatikan porsi dan menu makanan lansia, tidak mengatur pola makan sehari-hari akibatnya lansia mengalami berbagai komplikasi akibat pola mkan yang salah, oleh sebab itu dengan mengajarkan keluarga klien hipertensi dengan menu diet hipertensi dapat mengatur pola makan lansia.

  Hasil penelitian Djohan (2006) Salah satu tindakan non farmakologis untuk meghilangkan nyeri dengan cara terapi musik. penggunaan musik sebagai peralatan untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik dan kesehatan emosi, kemampuan verbal, kreatifitas dan rasa alamiah dari musik menjadi fasilitator untuk hubungan ekspresi diri, komunikasim dan pertumbuhan. Dengan hasil akhir perubahan skala nyeri sedang menjadi nyeri ringan (pre value: 0,003).

  Berdasarkan implementasi dan teori ditemukan kesesuaian yaitu mengajarkan tindakan mandiri yaitu terapi musik dan diet rendah garam. keluarga mampu melakukan penggunaan alat musik dengan baik dan mengurangi mengkonsumsi garam yang berlebihan. Keluarga mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan.

5. Evaluasi

  Responden 1 keluarga mengatakan mengerti tentang pengertian, diit rendah garam, tanda gejala pada hipertensi, aktifias olahraga, dan istirahat cukup serta terapi musik klasik. Ny. N mengatakan sakit pada tengkuk berkurang dengan skala nyeri 2. Keluarga sudah membatasi makanan tinggi garam, menyarankan kepada Ny. N untuk istirahat cukup TD: 130/80 mmHg Ny. N tampak rileks, masalah teratasi sebagian, selanjutnya memberikan tindakan mandiri yaitu terapi musik, olahraga secara teratur dan istirahat yang cukup

  Responden 2 keluarga mengatakan mengerti tentang pengertian, diit rendah garam, aktifias olahraga, dan istirahat cukup serta terapi musik kelasik, Ny. R mengatakan sakit pada tengkuk berkurang dengan skala nyeri 3. Keluarga sudah melaksanakan beberapa yang telah diajarkan seperti tidak mengkonsumsi ikan klotok. TD: 140/80 mmHg Ny. R tampak rileks, masalah teratasi sebagian selanjutnya memberikan tindakan mandiri yaitu terapi musik, olahraga secara teratur dan istirahat yang cukup..

  Hasil evaluasi menunjukkan ada kesesuaian antara evaluasi dan teori pada responden 1 dan 2 yaitu penurunan skala nyeri setelah di lakukan terapi musik selama 2 minggu. Responden 1 mengalami penurunan dari tekanan darah 150/80 mmHg menjadi 130/80 mmHg, Responden 2 mengalami penurunan tekanan darah dari 160/90 mmHg menjadi 140/80 mmHg.

  Simpulan 1.

  Pengkajian Dari data hasil pengkajian keluhan yang ditemukan pada kedua responden sama yaitu Nyeri kepala dibagian tengkuk.

2. Diagnosa

  Klien 1 dan 2 memiliki masalah keperawatan yang tidak sama dan memiliki etiologi yang berbeda. Responden 1 yaitu Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berulang berhubungan dengan

  Ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit. Responden 2 yaitu Nyeri kepala akut berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (Hipertensi).

  3. Rencana Intervensi Pada kedua responden dilakukan intervensi yang sama, yaitu menjelaskan tentang pengertian, tanda gejala dan komplikasi hipertensi, pengobatan dan batasan diet rendah garam, mengajarkan kepada keluarga dan klien teknik relaksasi (terapi musik instrumen klasik), mengajarkan kepada klien dan keluarga tentang mobilisasi dan olahraga, mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri (seperti suara bising yang mengganggu, pencahayaan yang terlalu terang), dan menganjurkan kepada keluarga untuk meningkatkan istirahat tidur pada klien.

  4. Implementasi Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn. K pada Ny. N dan keluarga Tn. E pada Ny. R yaitu 1x24 jam selama 14 hari sesuai dengan rencana intervensi yang sudah dibuat.

  5. Evaluasi Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kedua keluarga telah memahami segala sesuatu yang telah diajarkan dan terjadi penurunan tekanan darah terhadap kedua lansia yang menderita hipertensi.

  Rekomendasi

  Di harapkan kepada keluarga mampu mempertahankan dan tetap menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada klien anggota keluarga lansia yang mengalami hipertensi.

  Daftar Pustaka

  AS, M.2010.Hidup Bersama Hipertensi, In Book.Yogyakarta Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

  Bararah, M.2011.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC Dinas kesehatan kabupaten mojokerto 2015 pada tanggal 23 maret 2017 jam 18;04) Djohan.2006.Terapi Musik, Teori dan Aplikasi.Galangpres.Yogyakarta Indah, Y.2014.Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti.Jakarta Selatan:Fmedia Isianto, Anjar; Kartiningrum, Eka Diah.2012. Peran Keluarga Dengan

  Asupan Nutrisi Lansia Didesa Kebonagung Kecamatan Puri

  volume 4 no 1 Kabupaten Mojokerto. Data Hospital Majapahit. tahun 2012 hal 1-11: http:ejurnalp2m.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/HM/artide/vi ew/71/61.sitasi 2-8-2017 pukul08:41 am

  Murwani. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan aplikasi Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.

  kasus.

  Nixseon, Manurung.2016.Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem

  Kardiovaskuler .Jakarta.TIM

  Nurarif, Amin Huda; Kusuma Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2.

  Yogyakarta.TIM Ramayulis, R.2010.Menu dan resep untuk penderita

  • hipertensi .Penebar .Jakarta

  Sari, Ayu Marlinda; Mulyasar, Indri; Paundrianagari, Melita Dwi.2015,

  Hubungan Konsumsi Ikan Asin Dengan Tekanan Darah Pada Laki-Laki Usia 45-59 Tahun Di Dusun Bulurahan Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang . Data e jurnal

  Ngudi Waluyo Volume 7 No. 14 tahun 2015.tanggal sitasi 2-08- 2017 pukul 08.22 am Setiadi.(2013).Konsep dan proses Keperawatan Keluarga.EGC.Jakarta

  Alamat corespondensi Email : Alamat : jln. PLN Lama RT.17 kecamatan Nunukan kabupaten Nunukan provinsi Kalimantan Utara No hp : 085349447412