Pertemuan 9 10 Penjadwalan Jangka Pendek
PENJADWALAN
JANGKA PENDEK
JAY HEIZER
Perencanaan Kapasitas (Jangka Panjang : Tahun)
- Perubahan dlm fasilitas
- Perubahan dlm peralatan
Perencanaan Agregat
(Jangka Menengah : Triwulan/
bulanan)- Pemanfaatan fasilitas
- Perubahan personil
- Pembuatan kontrak tambahan
Jadwal Induk
(Jangka Menengah : Mingguan)
- Perencanaan kebutuhan
material
PENGERTIAN
Penjadwalan jangka pendek : penterje- mahan keputusan kapasitas, perencana- an agregat, serta jadwal induk ke dalam urutan pekerjaan dan pekerjaan tertentu atas karyawan, material, dan permesin- an (untuk memenuhi permintaan karya- wan dan peralatan tertentu dalam basis harian atau jam).
PENJADWALAN MAJU DAN
MUNDUR
Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada pekerjaan tertentu, tetapi banyak pekerjaan bersaingan secara bersamaan dengan mengguna- kan sumberdaya yang sama. Untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam penjadwalan, teknik penjadwalan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penjad-
Penjadwalan maju (fordward scheduling) adalah penjadwalan yang memulai jadwal setelah persyaratan suatu peker- jaan diketahui.
Penjadwalan maju digunakan dalam ber- bagai organisasi seperti : rumah sakit, klinik, rumah makan mewah, dan produsen peralatan mesin.
Penjadwalan mundur (backward sche-
duling) adalah penjadwalan yang dimulai
dari batas waktu, dan menjadwalkan operasi yang terakhir terlebih dahulu dan urutan pekerjaan dijadwalkan dlm urutan
Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak lingkungan manufaktur seperti : lingkungan jasa yg menyajikan sebuah perjamuan atau penjadwalan operasi pembedahan.
Kombinasi penjadwalan maju dan mundur banyak digunakan untuk mene- mukan titik temu antara yang dapat dipenuhi dan batas waktu pelanggan.
KRITERIA PENJADWALAN
Meminimalkan waktu penyelesaian
Memaksimalkan utilitas
Meminimalkan persediaan barang sete- ngah jadi (work in process-WIP)
Meminimalkan waktu tunggu pelanggan
PENJADWALAN PUSAT KERJA
YANG TERFOKUS PADA PROSES
Fasilitas yg terfokus pada proses (dikenal dengan fasilitas intermittent atau bengkel kerja) merupakan sistem dgn variasi tinggi dan volume rendah yang biasa dijumpai pada organisasi manu- faktur dan jasa. Ini merupakan sistem yang dibuat sesuai dengan pesanan.
Sistem ini seharusnya :
1. Menjadwalkan pesanan yang datang tanpa melampaui keterbatasan kapa- sitas pusat kerja masing-masing.
2. Memeriksa keterbatasan peralatan dan bahan sebelum mengeluarkan pesanan ke suatu departemen.
3. Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan dan memeriksa kemajuan pekerjaan terhadap batas waktu dan
4. Memeriksa bahan setengah jadi se- lagi pekerjaan dilakukan.
5. Memberikan umpan balik pada akti- vitas pabrik dan produksi.
6. Memberikan statistik efisiensi peker- jaan dan mengawasi waktu operator untuk kepentingan analisis pengupah- an dan distribusi tenaga kerja.
PEMBEBANAN PEKERJAAN
Pembebanan (loading) berarti penugas- an pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemrosesan.
Pusat kerja dapat berupa dua bentuk :
1. Berorientasi pada kapasitas : pengen- dalian input-output.
2. Berkaitan dengan penugasan pekerja-
1. Pengendalian input-output : sebuah tek- nik yang membuat karyawan operasi dapat mengelola aliran fasilitas kerja.
2. Beroientasi dengan penugasan peker- jaan tertentu bagi pusat-pusat kerja di- gunakan dua pendekatan, yaitu diagram
Gantt dan metode pengusan program linear.
METODE PENUGASAN
Metode penugasan (assignment method) adalah sebuah model pemrograman linear khusus yang mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan pada sumberdaya.
Contoh : penugasan pekerjaan pada me- sin, kontrak pada pemberi penawaran, karyawan pada proyek, dan karyawan
Metode penugasan bertujuan memini- malkan biaya total atau waktu yang di- perlukan untuk melaksanakan tugas yang ada.
Satu karakteristik permasalahan penu- gasan adalah hanya ada satu pekerjaan (atau pekerja) yang ditugaskan untuk satu mesin (atau proyek).
Contoh : Metode Penugasan
First Printing memiliki 3 (tiga) karyawan
typesetter yang tersedia (A,B, dan C)
dan tiga pekerjaan baru yang harus di- selesaikan serta biaya untuk setiap pe- kerjaan yang akan diselesaikan oleh setiap typesetter, disajikan pada Tabel berikut ini.
Tabel penugasan :
2
7 Pekerjaan Typesetter ($)
A B C
R-34
5
8 S-66
2
3 T-50
5 Pekerjaan Typesetter ($)
9
A B C
R-34
5
6 S-66
3 T-50
2
3
12
11 T-50
Pekerjaan Typesetter ($)
11 T-50
A B C
R-34
11
14
6 S-66
8
10
9
10
12
7 Pekerjaan
Typesetter ($) A B C
R-34
11
14
6 S-66
8
2
Typesetter ($) Pekerjaan A B C
R-34
3
4 S-66
5 T-50
1
Schedul penugasan : R-34 C = 6
S-66 B = 10
T-50 A = 9
Jika masalah penugasan memaksimal- kan laba, efektivitas, atau imbalan dari penugasan orang kepada tugas atau pekerjaan, maka penyelesaiannya ada- lah sbb :
Perusahaan pengujian alat medis Molly Riggs ingin menugaskan serangkaian pekerjaan kepada sejumlah mesin seperti ditunjukkan pada Tabel berikut ini.
Tabel Penugasan : Pertanyaan :
3
8
5
11
9
4
6
9
5
11
6
1. Tentukan pengusan pekerjaan kepada mesin yang memaksimalkan produksi total !
7
9
10
2
10
8
9
7
1
Pekerjaan Mesin A B C D
2. Berapakah produksi total penugasan ?
Penyelesaian :
3
Mesin A B C D
1
3
1
2
2
1
4
5
3
6
2
5
4
2
6
8 Pekerjaan
11
Pekerjaan Mesin A B C D
9
1
7
9
8
10
2
10
7
9
6
3
11
5
9
6
4
3
Ddd
Mesin Pekerjaan A B C D
1
3
1
2
1
1
4
3
6
5
4
2
4
3 Mesin
Pekerjaan A B C D
1
3
1
2
1
1
4
3
6
5
Schedul Penugasan :
1 D = 10
2 A = 10
3 C = 9
4 B = 11
- Total Produksi = 40
PENGURUTAN PEKERJAAN
Penjadwalan memberikan dasar untuk membebankan pekerjaan pada pusat kerja.
Pembebanan adalah sebuah teknik pe- ngendalian kapasitas yang menyoroti masalah pemberian beban terlalu berat dan ringan.
Pengurutan (sequensing) disebut juga pembagian tugas atau dispatching me- nentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap pusat kerja.
Aturan prioritas untuk membagikan tugas (priority rule) memberikan pandu- an untuk mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan. Aturan ini tertutama diterapkan untuk fasilitas yang terfokus pada proses, seperti klinik, percetakan, dan bengkel kerja.
Aturan prioritas yang paling populer :
1. FCFS (First Come First Served) yang pertama datang yang pertama dilayani.
Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.
2. SPT (Shortest Processing Time) : waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpendek ditangani dan diselesaikan terlebih dahu- lu.
3. EDD (Earliest due date) : batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas waktu yang paling awal dikerjakan terle- bih dahulu.
4. LPT (Longest Processing Time) : waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan yg memiliki waktu pemrosesan lebih pan- jang, lebih besar biasanya sangat penting dan diutamakan terlebih dahulu.
Contoh Aturan Prioritas untuk
Pembagian Kerja Lima pekerjaan yg berkaitan dengan tugas arsitektur menunggu untuk ditu- gaskan pada Avanti Sethi Architects. Waktu pengerjaan (pemrosesan) dan batas waktunya diberikan pada Tabel berikut ini.
Pertanyaan : Tentukan urutan pengerjaan berda-
sarkan aturan : FCFS, SPT, EDD, dan LPT !Pekerjaan Waktu Pengerjaan (Hari) Batas Waktu Pekerjaan (Hari)
A
6
8 B
2
6 C
8
18 D
3
15 E
9
23
1. Aturan FCFS :
Batas Urutan Waktu Waktu Keterlambatan Pekerjaan Pengerjaan Aliran Waktu Pekerjaan A
6
6
8 B
8
2
2
6 C
16
8
18 D
19
4
3
15 E
28
5
9
23 Jumlah
28
77
11
Penyelesaian :
Jumlah aliran wak tu total
77 a.
- Waktu Penyelesai an rata rata
15 , 4 hari Jumlah pekerjaan
5 Jumlah wak tu pengerjaan (pemrosesa n)
28 b. Utilitas
36 , 4 % Jumlah aliran wak tu total
77 Jumlah aliran wak tu total
2 , 75 pekerjaan Jumlah wak tu pengerjaan
77 c. Waktu - Pekerjaan rata rata dlm sistem
28 Jumlah hari keterlamba tan
11 d. Keterlamba tan pekerjaan rata rata
2 , - 2 hari Jumlah pekerjaan
5
2. Aturan SPT :
Batas Urutan Waktu Waktu Keterlambatan Pekerjaan Pengerjaan Aliran Waktu Pekerjaan B
2
2
6 D
5
3
15 A
11
3
6
8 C
19
1
8
18 E
28
5
9
23 Jumlah
28
65
9
Penyelesaian :
Jumlah aliran wak tu total
65 a.
- Waktu Penyelesai an rata rata
13 hari Jumlah pekerjaan
5 Jumlah wak tu pengerjaan (pemrosesa n)
28 b. Utilitas
43 , 1 % Jumlah aliran wak tu total
65 Jumlah aliran wak tu total
- Waktu Pekerjaan rata rata dlm sistem
2 , 32 pekerjaan Jumlah wak tu pengerjaan
65 c.
28 Jumlah hari keterlamba tan
9 d. Keterlamba tan pekerjaan rata rata
1 , - 8 hari Jumlah pekerjaan
5
3. Aturan EDD :
Batas Urutan Waktu Waktu Keterlambatan Pekerjaan Pengerjaan Aliran Waktu Pekerjaan B
2
2
6 A
8
6
8 D
11
3
15 C
19
1
8
18 E
28
5
9
23 Jumlah
28
68
6
Penyelesaian :
Jumlah aliran wak tu total
68 a.
- Waktu Penyelesai an rata rata
13 , 6 hari Jumlah pekerjaan
5 Jumlah wak tu pengerjaan (pemrosesa n)
28 b. Utilitas
41 , 2 % Jumlah aliran wak tu total
68 Jumlah aliran wak tu total
2 , 43 pekerjaan Jumlah wak tu pengerjaan
68 c. Waktu - Pekerjaan rata rata dlm sistem
28 Jumlah hari keterlamba tan
6 d. Keterlamba tan pekerjaan rata rata
1 , - 2 hari Jumlah pekerjaan
5
4. Aturan LPT :
Batas Urutan Waktu Waktu Keterlambatan Pekerjaan Pengerjaan Aliran Waktu Pekerjaan E
9
9
23 C
17
8
18 A
23
15
6
8 D
26
11
3
15 B
28
22
2
6 Jumlah
28 103
48
Penyelesaian :
Jumlah aliran wak tu total 103 a.
- Waktu Penyelesai an rata rata
20 , 6 hari Jumlah pekerjaan
5 Jumlah wak tu pengerjaan (pemrosesa n)
28 b. Utilitas
27 , 2 % Jumlah aliran wak tu total 103
3 , 68 pekerjaan Jumlah wak tu pengerjaan
Jumlah aliran wak tu total 103 c. Waktu - Pekerjaan rata rata dlm sistem
28 Jumlah hari keterlamba tan
48 d. Keterlamba tan pekerjaan rata rata
9 , - 6 hari Jumlah pekerjaan
5
RASIO KRITIS (CRITICAL
RATIO = CR)
Jenis aturan pengurutan yang lain adalah rasio
kritis. Rasio kritis (CR) adalah sebuah angka
indeks yang dihitung dengan membagi waktu
yang tersisa hingga batas waktu pengerjaan
dengan waktu pengerjaan yang tersisa. Jika CR < 1,0 berarti terlabat dr jadwal Jika CR = 1,0 berarti sesuai dgn jadwal
Jika CR > 1,0 berarti pekerjaan mendahului jadwal dan punya waktu luang.
Waktu tersisa yang pekerjaan
Rumus rasio kritis :
- sekarang tanggal pekerjaan waktu Batas Hari tersisa yang kerja Waktu tersisa yang CR
CONTOH RASIO KRITIS
Hari ini adalah hari ke-25 pada jadwal produksi Zyco Medical Testing Laboratories. Tiga pekerjaan berada pada urutan sbb :
Hari Kerja yg Pekerjaan Batas Waktu tersisa
A
30
4 B
28
5 C
27
2
Penyelesaian :
URUTAN Pekerjaan CR PRIORITAS
A (30-25)/4 = 1,25
3 B (28-25)/5 = 0,60
1 C (27-25)/2 = 1,00
2
Artinya :
- Pekerjaan B akan terlambat jika tidak dipercpat