5. BENTUK BENTUK PRODUK HUKUM INDONESIA
BENTUK-BENTUK
PRODUK HUKUM
INDONESIA Nur Rohim Yunus, LLM
Peraturan perundang-undangan, dalam
konteks negara Indonesia, adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang mengikat secara umum. Hierarki maksudnya peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Berikut merupakan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Indonesia di masa sebelumnya. Pengaturan dalam Tata perundang-undangan sebelumnya:
1. Tap MPRS NO. XX/MPRS/1966
2. Tap MPR No. III/MPR/2000
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Ketentuan dalam Tap MPR dan UU ini sudah tidak berlaku lagi.
Tap MPRS NO. XX/MPRS/1966
1. Tap MPRS NO. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia. Urutannya yaitu:
1) UUD 1945; 2) Ketetapan MPR; 3) UU; 4) Peraturan Pemerintah; 5) Keputusan Presiden; 6) Peraturan Pelaksana yang terdiri dari: Peraturan Menteri dan Instruksi Menteri.
Tap MPR No. III/MPR/2000
2. Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber
Hukum dan Tata Urutan Peraturan Undang-Undang.
Berdasarkan ketetapan MPR tersebut, tata urutan peraturan perundang-undangan RI yaitu : 1) UUD 1945; 2) Tap MPR; 3) UU; 4) Peraturan pemerintah pengganti UU; 5) PP; 6) Keppres; 7) Peraturan Daerah;
Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2004
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Berdasarkan ketentuan ini, jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2) UU/Perppu; 3) Peraturan Pemerintah; 4) Peraturan Presiden; 5) Peraturan Daerah. Ketentuan dalam Undang-Undang ini sudah tidak
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini, jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut : 1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2) Ketetapan MPR;
3)
UU/Perppu;
4)
PP
5)
Peraturan Presiden;
6)
Peraturan Daerah Provinsi;
JENIS, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN
Pasal 7 ayat 1 “Jenis dan
hierarki Peraturan Perundang-
undangan” terdiri atas :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat 3.
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang 4. Peraturan Pemerintah 5. Peraturan Presiden (PP) 6. Peraturan Daerah Provinsi
1. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia dalam Peraturan Perundang-undangan, memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara. UUD 1945 ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
UUD1945 mulai berlaku sejak 18 agustus 1945 sampai 27 desember 1949.
Setelah itu terjadi perubahan dasar negara yang mengakibatkan UUD 1945 tidak berlaku, namun melalui dekrit presiden tanggal 5 juli tahun 1959, akhirnya UUD 1945 berlaku kembali sampai dengan
2. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Merupakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR atau bentuk putusan MajelisPermusyawaratan Rakyat yang berisi hal-hal yang bersifat
penetapan (beschikking). Pada masa sebelum perubahan
(amandemen) UUD 1945, ketetapan MPR merupakan Peraturan Perundangan yang secara hierarki berada di bawah UUD 1945 dan di atas Undang-Undang.Pada masa awal reformasi, ketetapan MPR tidak lagi termasuk urutan hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.
Contoh : TAP MPR NOMOR III TAHUN 2000 TENTANG SUMBER HUKUM DAN TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN
3. Undang-Undang/Peraturan
Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. Perlu diketahui bahwa undang-undang merupakan produk bersama dari presiden dan DPR (produk legislatif), dalam pembentukanundang-undang ini bisa saja presiden yang mengajukan
RUU yang akan sah menjadi Undang-undang jika DPR menyetujuinya, dan begitu pula sebaliknya.Undang-Undang memiliki kedudukan sebagai aturan main bagi rakyat untuk konsolidasi posisi politik dan hukum, untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mewujudkan tujuan dalam bentuk Negara.
Contoh : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
32 TAHUN 2010 TENTANG “LARANGAN MEROKOK”
4. Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang
(Perpu) Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa (negara dalam keadaan darurat), dengan ketentuan sebagai berikut:1. Perpu dibuat oleh presiden saja, tanpa adanya keterlibatan DPR;
2. Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut;
3. DPR dapat menerima atau menolak Perpu dengan
tidak mengadakan perubahan;4. Jika ditolak DPR, Perpu tersebut harus dicabut.
Contoh Perppu: Perppu No.1 Tahun 2014 Tentang
5. Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Contoh: Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tentang Perubahan Kedua PP 60 tahun 2014 tentang Desa.
PP ini dibuat untuk melaksanakan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
Tentang Desa.6. Peraturan Presiden (Perpres)
Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
Contoh: PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA
7. Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
Peraturan daerah dan keputusan kepala daerah Negara Indonesia adalah Negara yang menganut asas desentralisasi
yang berarti wilayah Indonesia dibagi dalam beberapa daerah
otonom dan wilayah administrasi. Daerah otonom ini dibagi menjadi daerah tingkat I dan daerah tingkat II. Dalam pelaksanaannya kepala daerah dengan persetujuan DPRD dapat menetapkan peraturan daerah. Peraturan daerah ini tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan diatasnya.Contoh : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DI PROPINSI
8. Peraturan Daerah Kabupaten/
Kota Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten atau Kota dengan persetujuan bersama Bupati atau Walikota.
Contoh : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK” NOMOR 01 TAHUN 1990 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 01 TAHUN 1989 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK TAHUN ANGGARAN
Dalam Peraturan Daerah ada tiga tingkat yakni Tingkat I ( provinsi), Tingkat II (kabupaten/kota) dan Tingkat III (desa).
Dengan demikian peraturan daerah yang dikeluarkan oleh desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan Presiden, begitu pula dengan peraturan pemerintah tidak
boleh bertentangan dengan undang-undang.
Maksudnya ketentuan yang tingkatnya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi sesuai dengan
Berdasarkan azas
“lex superiori derogate
lex inferiori” yang maknanyahukum yang unggul mengabaikan atau
mengesampingkan hukum yang lebih
rendah.
Kewenangan pemerintah daerah dalam membentuk sebuah Peraturan Daerah berlandaskan pada Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan, “Pemerintahan daerah berhak menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan”.
Peraturan Daerah merupakan bagian integral dari konsep peraturan perundang-undangan.
Peraturan Daerah adalah peraturan perundang- undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan
Ruang Lingkup Peraturan
Daerah
1. Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah provinsi bersama dengan gubernur;
2. Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat
oleh dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota bersama bupati/walikota;
3. Peraturan Desa/peraturan yang setingkat
dibuat oleh badan perwakilan desa ataunama lainnya bersama dengan kepala desa
atau nama lainnya.Jenis dan bentuk produk hukum daerah terdapat dalam Pasal 2 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah.Pasal tersebut menyebutkan jenis dan bentuk produk hukum daerah terdiri atas:
1. Peraturan Daerah;
2. Peraturan Kepala Daerah;
3. Peraturan Bersama Kepala Daerah;
4. Keputusan Kepala Daerah; dan 5. Instruksi Kepala Daerah.
Produk Legislatif
Undang-Undang
Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Desa
Upaya Hukum Melawan Peraturan
Upaya hukum melawan peraturan
perundang-undangan yang berlaku disebut dengan:JUDICIAL REVIEW
Judicial Review” merupakan kewenangan
lembaga peradilan untuk menguji kesahihan dan daya laku produk-produk hukum yang dihasilkan oleh eksekutif legislatif maupun yudikatif di hadapan konstitusi yang berlaku. Pengujian oleh hakim terhadap produk cabang kekuasaan legislatif (legislative acts) dan cabang kekuasaan eksekutif (executive acts) adalah konsekensi dari dianutnya
prinsip ‘checks and balances’ berdasarkan
doktrin pemisahan kekuasaan (separation of power). Karena itu kewenangan untuk melakukan ‘judicial review’ itu melekat pada fungsi hakim sebagai subjeknya, bukan pada
pejabat lain. Jika pengujian tidak dilakukan
oleh hakim, tetapi oleh lembaga parlemen,
maka pengujian seperti itu tidak dapatTugas:
Bedakan antara yudicial review, legislatif review dan eksekutif review. Lalu berikan contoh masing-masing!
Kumpulkan minggu depan kepada Khairon