Proposal skripsi MPHI brili (1)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang sangat beragam sukunya, mulai dari suku ambon, suku
batak, suku madura,suku jawa, suku betawi, dan suku lainnya. Dengan keberagaman suku di
indonesia, maka banyak sekali kebudayaan yang di miliki oleh bangsa indonesia.
Keberagaman ini juga memungkinkan indonesia memiliki ragam seni budaya daerah yang
dapat di gunakan sebagai icon atau simbol untuk mengenalkan objek pariwisata Indonesia ke
dunia internasional. Dengan adanya program pemerintah “Visit Indonesia Year” yang
mempromosikan objek pariwisata Indonesia ke dunia internasional, maka seni budaya di
gunakan sebagai gambaran pariwisata Indonesia. Kebudayaan yang di miliki oleh bangsa
indonesia menjadikan negeri indonesia adalah negeri yang kaya akan identitas sehingga
semakin kuat ciri yang di miliki sebagai jati diri bangsa. Namun pada dewasa ini masyarakat
indonesia sendiri sebagai pemilik jati diri telah lupa untuk merawat dan menjaga kebudayaan
yang di milikinya, sehingga banyak tangan dari negara lain yang ingin merebut kebudayaan
yang di miliki oleh bangsa indonesia. Salah satunya pada tahun 2000, Indonesia di kejutkan
dengan adanya berita bahwa malaysia memperkenalkan batik sebagai barang buatan asli
malaysia ke mancanegara. Namun tidak hanya batik, banyak kekhasan indonesia seperti
naskah kuno dari Riau, Sumatra barat, Sulawesi selatan, dan Sulawesi tenggara, rendang,
lagu rasa sayange, tari reog, lagu soleram, lagu injit-injit semut, gamelan, tari Kuda lumping,

lagu kakak tua, tari piring, lagu anak kambing saya, motif batik perang, badik tumpu lada,
musik Indang Sungai Ganinggiang, Kain ulos, alat musik Angklung, lagu Jali-jali juga
mengalami hal yang sama. Dan baru-baru ini Malaysia mengklaim tari Tor-tor sebagai salah
satu budaya yang berasal dari malaysia.Hal ini sungguh sangat memprihatinkan, karena
ketidak pedulian masyarakat indonesia terhadap budayanya sendiri, membuat kebudayaan
yang di milikinya dapat di renggut dengan mudah oleh bangsa lain. Indonesia terkenal
sebagai bangsa yang luhur. Memiliki keragaman budaya yang tersebar di pelosok-pelosok
nusantara. Dari kesenian, adat istiadat hingga makanan melekat mewarnai keragaman bangsa
ini. tidak heran jika begitu banyaknya budaya yang kita miliki , justru membuat kita tidak
mengetahui apa saja budaya yang ada di indonesia. Bahkan kita sendiri pun sebagai generasi
muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Ironis memang, orang indonesia tapi tidak
tahu ciri khas bangsanya sendiri. Lihat diri kita masing-masing,sebetulnya kita jugalah yang
tidak mau tahu akan keluhuran budaya sendiri. Ketertarikan budaya yang semakin meluntur
juga sangat nampak pada diri generasi muda saat ini. Salah satunya karena globalisasi.
Menyinggung era globalisasi, tentu juga akan berpengaruh pada dinamika budaya di setiap
negara. Khusunya di indonesia, hal ini bisa di rasakan dan sangat menonjol nampaknya.
Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah
juga sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Di tambah lagi generasi muda
kita yang terkesan mudah bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun,
masuknya budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya


berpakaian,gaya hidup (life style),segi iptek,maupun adat istiadat kesemua itu berdampak
buruk dan dengan mudah dapat menggeser budaya asli indonesia.
Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin menjurus
ke arah barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin memudar. Dari
segi iptek, sebagian besar berdampak buruk bagi kita. Yakni penyalahgunaan teknologi kerap
kali terjadi, kemudian, belum ada filterisasi budaya yang masuk. Begitu mudah budaya
masuk tanpa ada penyaringan kesesuaian dengan budaya asli kita. Akibatnya kita seperti
berjalan mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Tetapi sayangnya budaya
luhur yang dulu melekat dalam diri, perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah
yang ada dan kita junjung tinggi justru semakin kita abaikan. Oleh karena itu sebagai suatu
bangsa yang besar mari kita memperjuangkan dan melestarikannya, sehingga bangsa lain
enggan dan tidak mungkin berani untuk mengklaim kebudayaan yang di miliki bangsa kita.
Kekayaan budaya Indonesia adalah sebuah warisan besar yang harus kita jaga. Sebagaimana
telah di jelaskan dalam wawasan nusantara. Dalam wawasan nusantara, bahwa kebudayaan
bangsa merupakan bagian dari wawasan nusantara. Adanya berbagai permasalahan yang di
picu oleh proses globalisasi tersebut dapat menjadi ancaman bagi kebudayaan suatu bangsa.
Seperti kasus yang telah kami paparkan di atas, yakni klaim budaya Indonesia oleh Malaysia.
Beberapa kebudayaan Indonesia di akui oleh malaysia sebagai kebudayaan asli mereka.
Tentu hal ini tidak bisa di biarkan saja demikian. Peristiwa ini merupakan suatu ancaman

bagi bangsa indonesia dan harus segera terselesaikan. Disinilah ketahanan nasional kita di uji
dan harus mewujudkan tujuannya untuk menjaga, mempertahankan, dan menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. 1

1

Hasan, Fuad. Kapita selekta Manifestasi Budaya Indonesia

1.2 Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang di atas maka penulis memiliki identifikasi masalah sebagai
berikut ;
Bagaimana Indonesia dapat dengan mudah kebudayaannya di klaim oleh
bangsa asing (Malaysia)?

1.3 Rumusan Masalah
1. Apa saja budaya adat Indonesia yang di klaim Malaysia?
2. Apa yang menyebabkan pengklaiman budaya adat Indonesia oleh Malaysia?
3. Apa upaya pemerintah dalam menangani dan mencegah kasus pengklaiman tersebut?
4. Bagaimana Peran mahasiswa dalam mencegah upaya budaya Indonesia yang diklaim

Malaysia?

1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Ragam budaya adat Indonesia yang di klaim oleh Malaysia.

2. Menjelaskan penyebab pengklaiman budaya adat Indonesia oleh Malaysia.

3. Menjelaskan upaya pemerintah dalam menangani dan mencegah kasus ini

4. Menjelaskan peran mahasiswa dalam mencegah upaya pengklaiman budaya
Indonesia oleh Malaysia

1.5 Manfaat Penelitian
1. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan I
Ilmu Pengetahuan, wawasan, dan Informasi mengenai Diplomasi Budaya Indonesia
dalam studi kasus “Pengklaiman Budaya Indonesia oleh Malaysia”

2. Dapat bermanfaat bagi pengembangan disiplin Ilmu Hubungan Internasional dan untuk

Menjadi referensi sebagai literatur bagi yang berminat untuk meneliti lebih lanjut
tentang masalah yang di bahas dalam penelitian ini

1.6 Kerangka Teoritis

1. Diplomasi
Secara etimologis, Diplomasi berasal dari kata Bahasa Yunani diploun, Kata Diploma
lebih dekat artinya dengan duplikasi yang berarti mengandalkan atau melipat dua. Kata
diploma juga erat kaitannya dengan duplicity atau duplikasi, yaitu sengaja menipu atau
bermuka dua, seperti budaya orang Bulgaria yang berkata ya sambil menggelengkan kepala.
selanjutnya kata diploma juga menunjukkan arti naskah dan dokumen yang dilubangi dan
disimpan di kantor pemerintah, dan kemudian kata diplomasi diartikan sebagai pekerjaan
orang menyimpan dokumen.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Umum Bahasa Indonesia,
diplomasi berarti urusan dalam penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu negara
dengan negara lain, atau urusan kepentingan sebuah negara dengan perantaraan wakilwakilnya di negara lain. Diplomasi juga berarti pengetahuan dan kecakapan dalam
membina hubungan antara satu negara dengan negara lain.
Dengn demikian dapat disimpulkan bahwa diplomasi adalah perpaduan antar ilmu
dan seni perundingan atau metode untuk menyampaikan pesan melalui perundingan guna
mencapai tujuan dan kepentingan negara yang menyangkut bidang politik, ekonomi,

perdagangan, sosial, budaya, pertahanan, militer, dan berbagai kepentingan lain dalam
bingkai hubungan internasional. Inti diplomasi adalah ketersediaan untuk saling memberi
dan menerima guna mencapai saling pengertian antara dua negara (bilsteral) atau tiga
negara (trilateral) atau beberapa negara (multilateral). Diplomasi biasanya secara tidak
resmi melalui antar lembaga informal atau antar penduduk atau antar komunitas dari negara
yang berbeda idealnya. Diplomasi haruslah memberikan hasil berupa pengertian yang lebih
baik atau persetujuan tentang suatu masalah yang dirundingkan.

a). Ragam Diplomasi

Diplomasi yang merupakan praktik komunikasi antar negara sudah melembaga sejak
dahulu dan menjelma ke dalam aturan-aturan hukum internasional. Ada berbagai ragam
diplomasi, salah satunya adalah diplomasi kebudayaan .

Diplomasi Kebudayaan
Kebudayaan dapat di manfaatkan sebagai sarana untuk mempererat hubungan
Internasional. Itulah sebabnya sejak dahulu suatu kebudayaan di perkenalkan para diplomat
kepada masyarakat internasional untuk mempengaruhi atau memperbaiki sikap dan
pandangan mereka terhadap negaranya.
Dalam hubungan antarbangsa, menurut Kartini Sabekti (2007; 59), kebudayaan

merupakan sarana penunjang yang ampuh bagi diplomasi dan dapat menumbuhkan saling
saling pengertian, bahkan dapat menjembatani pandangan-pandangan yang berbeda.
Diplomasi kebudayaan bisa dilancarkan dalam bentuk berbagai festival internasional
mengenai kebudayaan, seperti mislanya festival internasional mengenai kebudayaan,
festival tari dari berbagai daerah, pameran benda-benda tradisional bersejarah, pagelaran
seni rupa, pertunjukan teater dan film, serta bazzar makanan tradisional. Festival-festival
semacam itu selalu menarik minat sebagian besar khalayak massa di negara tempat diplomat
bertugas. Melalui festival itu, terjadilah interaksi aktif antar manusia dan antar bangsa, dan
ini dapat di manfaatkan sebagai sarana untuk menunjang kegiatan diplomasi.
Menurut KM Panikkar “Diplomasi budaya adalah usaha suatu negara untuk
memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, baik secara mikro
(pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, kesenian) ataupun makro sesuai dengan ciri-ciri
khas yang utama (propaganda: bukan berbentuk politik, militer, maupun ekonomi)”.
Diplomasi budaya bertujuan untuk pengamanan kebebasan politik dan integrasi
teritorial suatu bangsa, bisa dicapai dengan memperkuat hubungan, memelihara hubungan
erat dengan negara bersangkutan. Ini yang dapat menyebabkan imperialism kebudayaan.
Impeialism kebudayaan adalah bentuk upaya untuk menaklukan dan menguasai upaya

untuk menaklukan dan menguasai jiwa manusia serta sebagai sebuah instrument untuk
mengubah power antar dua negara. Sarana diplomasi kebudayaan adalah alat komunikasi

baik alat komunikasi elektronik maupun media cetak.
Adapun 3 kriteria mengapa diplomasi budaya penting dalam HI :
1. Mengurangi intensitas kekuasaan militer pasca perang dingin.
2. Setiap negara juga harus membangun dasar dan batas non sekuritas
dalam hal mempertahanKan identitas bangsa.
3. Menjadi alasan kuat dalam membentuk sebuah sistem internasional baru,
baik berupa
Organisasi regional maupun global.
Diplomasi kebudayaan dapat di lakukan oleh pemerintah maupun
non pemerintah,
individual ataupun kolektif. Tujuan utama dari diplomasi budaya adalah
untuk mempengaruhi
pendapat umum masyarakat suatu negara dalam upaya mendukung suatu
kebijakan politik luar
negeri tertentu, untuk mencapai kepentingan nasional.
Pola umum yang biasa terjadi dalam hubungan diplomasi
kebudayaan adalah
masyarakat negara satu dengan negara lain. Namun demikian, pendapat
umum yang di maksud
dalam hal ini adalah untuk mempengaruhi politik pemerintah dari masyarakat

bersangkutan.
Sasaran utama dari diplomasi kebudayaan adalah pendapat umum, baik
dalam level nasional
Maupun internasional.

2. Pengertian Budaya

Budaya berbicara tentang budaya banyak hal yang harus kita kupas
secara tuntas
karena budaya memiliki pembahasan yang sangat luas. Apalagi dengan
Indonesia yang
bernotabene banyak suku sehingga kebudayaan pun tak kalah beragam.
Jika kita katakan budaya kepada seseorang yang awam pasti dalam
pikirannya akan
muncul bahwa budaya adalah kesenian, Tak lebih tak kurang. Namun
perlu di ketahui
bahwa kebudayaan tidak hanya berkisar antara kesenian dan kesenian
saja, banyak hal
yang dapat menjadi budaya yang dapat pula menjadi tanda pengenal
suatu daerah.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu
buddayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) di artikan sebagai
hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa inggris, kebudayaan di sebut culture, yang berasal
dari kata latin colere,
Yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa di artikan juga sebagai mengolah
tanah atau betani.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa
indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan di miliki
bersama oleh sebuah

kelompok orang dan di wariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak
unsur yang rumit,termasuk sistem agama dan politiK, adat istiadat,
bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana budaya,
merupakan bagian tak

terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya
diwariskan secara genetis.
Adapun pendapat para ahli mengenai kebudayaan adalah sebagai
berikut ;
* Prof. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan dari sistem gagasan, sistem
tindakan, dan
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang di jadikan milik
diri manusia
dengan cara belajar. Defnisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat
dapat dilihat
dari pertanyaanya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa
manapun asalnya,
asal bisa mengidentifkasikan diridan menimbulkan rasa bangga ,
itulah kebudayaan
nasional”.
* Ki Hajar Dewantoro
Kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil cipta, rasa dan karsa
manusia dalam
kehidupan masyarakat. Di dalamnya mengandung nilai-nilai
intelektual, moral,etika
estetika. Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar
Dewantara adalah
“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini
merujuk pada

paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan
makin lebih
dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara
kesatuan, ekonomi
nasioanal, hukum nasional, serta bahasa nasional.
* E. B. Tylor
Kebudayaan adalah sebuah sistem yang kompleks meliputi
pengetahuan,
Kepercayaan (religi), hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain.
Serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat.

3. Kebudayaan Indonesia
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional,
kebudayaan lokal, maupun
kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia
merdeka pada
tahun 1945. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui
sebagai identitas
nasional.
Defnisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 199,,
yakni;
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah
perwujudan cipta,
Karya, dan karsa bangsa indonesia dan merupakan keseluruhan
daya upaya
manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat
sebagai bangsa,

serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan
nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan
demikian Pembangunan
Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat di seluruh
daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri khas kebudayaan yang
berbeda, berikut
ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya;
* Rumah Adat
Rumah Adat merupakan bangunan berasitektur kedaerahan
yang dapat menjadi
ciri khas suatu daerah. Di Indonesia sendiri memiliki beragam rumah
adat, diantaranya;
1. Aceh (rumoh Aceh, Rumoh Krong Bade).
2. Sumatera Utara (Rumah Balai Batak Toba, Rumah balon).
3. Nias (Omo Sebua).
4. Sumatra Barat (Rumah Gadang).
5. Mentawai (Uma).
6. Riau (Selaso Jatuh Kembar, Lontiok).
7. Kepulauan Riau (Rumah Belah Bubung).
,. Jambi (Rumah panggung, Rumah Betiang).

* Tarian
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan
keanekaragaman suku bangsa
bangsa Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa Indonesia.
Bahkan di Indonesia

sendiri terdapatlebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno
tarian dan drama
dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang
dilindungi oleh pihak
keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah. Berikut
adalah contoh tarian
Indonesia yang masih eksis di blantika budaya Indonesia;
1. Tari jaipong (Jawa).
2. Tari Pendet (Bali).
3. Tari Piring (Sumatera Barat).

* Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan adalah
lagu atau musik
Yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer
dinyayikan baik oleh
Rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya
pencipta lagu daerah
Ini tidak diketahui lagi alias noname. Lagu kedaerahan mirip dengan
lagu kebangsaan .
Namun, statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan
biasanya memiliki
Lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk
Dadali dari Jawa
Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.

* Alat Musik
Alat musik di Indonesia juga tidak kalah beragamnya. Di mulai
dari alat musik
petik sampai alat musik tiup. Sungguh kekayaan intelektual milik
budaya Indonesia

yang tak ternilai harganya. Namun, dilain pihak banyak pula yang
tidak mengetahui
bahkan sama sekali belum pernah mendengar alat musik tradisional
tersebut
dimainkan. Sehingga di tengah derasnya industri musik modern alat
musik tradisional
ini semakin terpinggirkan.

Berikut adalah beberapa sampel yang dapat diambil dan begitu
beragamnya alat
Musik di indonesia, yaitu;
1. Kulintang (Sulawesi Utara).
2. Rebana (Jawa).
3. Sasando (NTT)
* Pakaian Adat

Pakaian adat daerah satu dengan daerah lainnya juga berbeda
beda. Setiap
daerah memiliki ciri khas tersendiri. Aceh misalnya, Aceh
mempunyai pakaian adat
ulee balang. Sedangkan jawa memiliki pakaian adat seperti
blangkon, kebaya dan
masih banyak lagi pakaian adat Indonesia yang harus kita ketahui:

4. Teori Kebangsaan
Dengan berkembangnya suatu bangsa terdapat teori yang
menjadikan suatu bangsa
Memiliki sifat dan karakter tersendri.
Berikut teori kebangsaan tersebut;

* Teori Kebangsaan Ernest Renan
Menurut Renan, bangsa memiliki pokok-pokok pikiran yang
meliputi;
- Bangsa adalah suatu jiwa dan suatu asas krohanian.
- Bangsa adalah suatu solidaritas
- Bangsa adalah suatu hasil sejarah
- Bangsa bukan merupakan sesuatu yang abadi
- Wilayah dan Ras bukanlah suatu penyebab timbulnya
bangsa.

* Negara Kebangsaan Pancasila
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang
cukup panjang sejak
zaman kerajaan-kerajaan sriwijaya, majapahit, serta saat
penjajahan oleh bangsa
asing selama tiga setengah abad. Berbagai macam suku bangsa,
adat istiadat,
kebudayaan dan agama adalah salah satu unsur masyarakat
yang membentuk
bangsa Indonesia. Dengan keanekeragaman tersebut
merupakan suatu perbedaan
yang dapat dijadikan suatu daya penarik ke arah persatuan dan
kesatuan yang
luhur. Persatuan dan kesatuan tersebut kemudian dituangkan
dalam suatu asas
kerohanian yang merupakan suatu kepribadianserta jiwa
bersama, yaitu Pancasila.