MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADAENERG
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
PADAENERGI ALTERNATIF
MELALUIPEMBELEJARAN TERPADU
INTEGRATED MURID KELAS IV SD INPRES
MALLENGKERIII MAKASSAR
Nurlina
Abstrak
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
peningkatanhasil belajar IPA pada energi alternatif
melalui pembelejaran terpadu integrated muridkelas IV
SD Inpres Mallengkeri II Makassar. Penelitian ini
dilakukan di SD Inpres Mallengkeri II Makassar. Adapun
subyek penelitiannya yaitu murid kelas IV SD Inpres
Mallengkeri II Makassar sebanyak 39 murid, dimana
terdapat 19 murid perempuan dan 20 murid laki-laki.
Pada siklus pertama dapat terlihat bahwa murid yang
dianggap berhasil memperoleh nilai > 65 sebanyak 26
orang dengan persentase 66,66 %, sedangkan yang
mendapatkan nilai dibawah 65 sebanyak 13 orang dengan
presentase 33,34 %. Nilai rata – rata yang diperoleh dari
tindakan pertama adalah 65,25. Murid yang dianggap
berhasil memperoleh nilai > 65 sebanyak 29 orang
dengan prosentase 74,36 %, sedangkan yang
mendapatkan nilai dibawah 65 sebanyak 10 orang dengan
prosentase 74,36%.Sedangkan yang mendapatkan nilai
dibawah 65 sebanyak 10 orang dengan prosentase 25,64
%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari tindakan kedua
adalah 70,64.
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201259
Kata Kunci :Hasil Belajar dan Pembelajaran Terpadu
Integrated.
I. Pendahuluan
Secara global dimensi yang hendaknya dicapai oleh
serangkaian tujuan kurikuler pendidikan sains (IPA)
dalam kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik
anak agar memahami konsep sains, memiliki
keterampilan ilmiah dan religious. Keilmiahan dan
pendidikan IPA sebagaimana dipaparkan diatas sudah
tentu tidak serta merta dapat dicapai oleh materi pelajaran
IPA melainkan dengan melibatkan murid kedalam
kegiatan didalamnya,’’ dengan melibatkan murid dalam
pembelajaran murid dilatih melakukan kegiatan yang
dilakukan para ilmuwan dalam memperoleh ilmu
pengetahuan untuk menemukan konsep – konsep serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari.
Namun, kenyataan di kelas IV SD Inpres
Mallengkeri II Makassar pada awal observasi, peneliti
melihat cara mengajar guru yang bersifat monoton,
cenderung bersifat ceramah saja atau hanya sekedar
membacakan buku saja, sehingga siswa kelihatan hanya
menonton, jenuh, bahkan sebagian besar tidak
memperhatikan apa yang disampaiakan oleh guru. Selain
itu, dilihat dari nilai siswa yang masih belum tuntas,
dibawah dari nilai KKM 65
Dengan demikian banyak hal yang bisa murid
dapatkan melalui metode pengajaran yang membawa
murid lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih
jauh dan dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar
IPA, untuk itu peneliti tertarik untuk menetapkan judul
“meningkatkan hasil belajar IPA pada energi alternatif
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201260
melalui pembelejaran terpadu integrated murid kelas IV
SD Inpres Mallengkeri II Makassar”.
Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa
baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna dan otentik.
Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran terpadu
sebagai berikut:
a) Pembelajaran dari suatu tema tertentu sebagai pusat
perhatian yang digunakan untuk memahami gejalagejala dan konsep lain baik berasal dari bidang studi
yang bersangkutan ataupun lainnya.
b) Suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata disekeliling dan dalam
rentang kemampuan dan perkembangan anak.
c) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak secara simultan.
d) Menggabungkan sebuah konsep dalam beberapa
bidang studi yang berbeda dengan harapan anak
akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran
sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur
intelektual anak, pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari
suatu topik atau tema-tema yang dipilih/dikembangkan
guru bersama anak, tujuan dari tema ini bukan untuk
literasi bidang studi, akan tetapi konsep-konsep dari
bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk
mempelajari topik dan tema tersebut.Pembelajaran
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201261
terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti
menurut Hilda mengungkapkan bahwa:
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam
karakteristik, diantaranya:
1)
Berpusat pada anak (studend centerd).
2)
Memberi pengalaman langsung pada anak.
3)
Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4)
Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi
dalam suatu proses pembelajaran.
5)
Bersipat luwes.
6)
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
7)
Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi
pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di
amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotakkotak.
8)
Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari
berbagai macam aspek memungkinkan
terbentuknya semacam jalinan skemata yang
dimiliki siswa.
9)
Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sipatnya menjadi otentik.
10) Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam
proses pembelajaran mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga proses evaluasi.
II. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) di mana data yang didapat
adalah data kualitatif dan kuantitatif, persiapan
penelitiannya yaitu data pelaksanaan pembelajaran
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201262
diperoleh dari hasil pengamatan selama
pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan
menggunakan instrumen observasi kegiatan Guru
dan siswa pada saat KBM, dikolaborasikan dengan
tanya jawab serta penilaian evaluasi siswa. PTK ini
dilakukan di kelas yang terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
evaluasi dengan tujuan meningkatkan hasil belajar
sehingga dapat mencapai standar belajar.
B. Setting dan subyek Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres
Mallengkeri II Makassar. Adapun subyek penelitiannya
yaitu murid kelas IV SD Inpres Mallengkeri II
Makassar sebanyak 39 murid, dimana terdapat 19 murid
perempuan dan 20 murid laki-laki.
C. Prosedur Penelitian
Bagan 1.4. Gambaran umum siklus Penelitian
Identifikasi
masalah
Perencanaan
Ulang
Siklus I
refleksi
perencanaan
Tindakan
Observasi
Siklus II
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201263
Sumber :Hopkins(dalam Zainal Akib, 2007: 126)
D. Teknik Pengumpulan Data
pengumpulan data yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini
menggunakan metode pengamatan (observasi), tes dan
dokumentasi.
E. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan,
maka analisis data penelitian dilakukan dalam dua
macam yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif diberlakukan pada data hasil
observasi dan hasil pengisian kuesioner tanggapan oleh
murid.Sedangkan analisis kuantitatif diberlakukan pada
data tes hasil belajar.
Untuk mengkategorikan hasil belajar siswa
digunakan teknik kategorisasi standar yang diterapkan
oleh departemen pendidikan nasional (Syarifah,
2010:23) yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel Interpretasi Kategori Nilai Hasil
Belajar
No
Skor
Kategori
Sangat
1
0,00 – 54,00
Rendah
F.
2
55,00 – 64,00
Rendah
3
65,00 – 79,00
Sedang
4
80,00 – 89,00
Tinggi
5
90,00 – 100,00
Sangat Tinggi
Indikator Keberhasilan
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201264
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini
jika nilai hasil belajar siswa lebih besar dari nilai KKM
yang telah ditentukan di sekolah yaitu 65 serta jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami
peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Berdasarkan
ketentuan Depdiknas (Handayani, 2004: 24), siswa
dikatakan tuntas belajar berhasil bila memperoleh skor
minimal 65 dari skor ideal dan tuntas secara klasikal
apabila jumlah siswa yang telah tuntas belajar paling
sedikit 85.Selain itu dapat juga dilihat dari
meningkatnya keaktifan siswa dalam proses
belajarmengajar dan kemampuan guru dalam
mengelolah pembelajaran
III. Hasil Penelitian
1. Sebelum tindakan
a. Deskripsi awal pembelajaran
Kegiatan awal penelitian yaitu melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran IPA di kelas
IV SD Inpres Mallengkeri II Makassar yang
menjadi objek penelitian. Dalam pelaksanaan
penelitian observer mengamati mencatat kemudian
mendokumentasi berbagai temuan dan informasi
yang didapat pada saat kegiatan pembelajaran pra
siklus .
Proses pembelajaran menekankan pada
pemberian
pengalaman
langsung
untuk
mengembangkan kompotensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah pendidikan
IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201265
Maka atas dasar itulah perlu dilakukan
perbaikan perbaikan terhadap pembelajaran terpadu
integrated pembelajaran yang digunakan oleh guru
demi mencapai perubahan yang diinginkan
b.
fleksi terhadap gambaran awal pembelajaran.
Dalam proses pemebelajaran yang dilakukan
oleh guru SD Inpres Mallengkeri II Makassar pada
kelas IV khususnya pokok bahasan energi alternatif
belum memberikan pengalaman langsung atau
eksperimen melalui pembelajaran terpadu integrated
atau disebut juga metode penemuan terpimpin yang
akan memberikan keleluasan pada murid untuk dengan
sendirinya
menemukan
konsep-konsep
suatu
materi.Maka dari itu penelitian tindakan kelas yang
akan
dilakukan
adalah
penelitian
penerapan
pembelajaran terpadu integrated dalam pembelajaran
IPA pada pokok bahasan energi alternatif.
2. Siklus 1
a. Hasil Obeservasi Aktivitas Guru
Hasil obsevasi dari tindakan pertama
terhadap guru sesuai dengan perencanaan dapat
terlihat dari tabrl berikut:
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan Terhadap Guru Pada Siklus 1
Hasil Pengamatan
Segi Tingkah laku yang
Ket
diamati
Cukup Kurang
Rencana
pelaksanaan
Pembelajaran
Menyiapkan alat-alat yang
diperlukan
√
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201266
Menggunakan
metode
√
dalam proses pembelajaran
Menggunakan
terpadu
integrated
dalam
√
pembelajaran
Menjelaskan
langkah√
langkah tugas yang harus
dikerjakan oleh murid
Memberi kesempatan pada
√
murid melakukan ingkuiri
melalui eksperimen
Membimbing murid
Memberi pertanyaan yang
mengarahkan
pada
√
pemecahan masalah
Memberikan
penguatan
pada murid
Membimbing
murid
membuat
kesimpulan
√
tentang
materi
yang
diajarkan
b. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid
Tindakan pertama pada siklus 1 yaitu dilakukan
disertai dengan pemberian posttest. Sasaran yang ingin
dicapai melalui posttest ini yaitu, untuk mengetahui
tingkat kemampuan murid terhadap materi yang akan
diajarkan serta mengukur tingkat keberhasilan belajar
murid dalam asprk pemahaman materi pelajaran. Hasil
posttest dapat dilihat pada table berikut :.
Tabel
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid Pada Siklus
1
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201267
No
1.
2.
3.
Aktivitas
Murid
yang
diamati
Kehadiran
Keaktifan
Ketelitian
Pertemuan
1
2
3
4
35
16
15
36
20
20
36
22
23
37
25
27
ratarata
%
36
92,3%
20,7 53%
21,2 54,3
%
4.
Tanggung 17
19
23
26
21,2 54,3
Jawab
%
Dari table lampiran 3 daftar nilai hasil belajar pada
siklus pertama dapat terlihat bahwa murid yang dianggap
berhasil memperoleh nilai > 65 sebanyak 26 orang
dengan persentase 66,66 %, sedangkan yang
mendapatkan nilai dibawah 65 sebanyak 13 orang dengan
presentase 33,34 %.
c. Analisis dan Refleksi
1) Analisis
Dari hasil pengamatan terhadap penerapan
pembelajaran terpadu integrated pada siklus 1 yang
dilakukan oleh mitra penelitian, strategi guru
dalam penggunaan metode pembelajaran belum
sepenuhnya berorientasi pada konsep penemuan
sendiri.
Ketika murid melakukan percobaan, guru
sering memberikan penjelasan yang mengarah
pada pemberitahuan konsep yang seharusnya dicari
sendiri oleh murid, sehingga guru terlihat lebih
mendominasi dan lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
2) Refleksi
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201268
Pertama, dalam proses pembelajaran yang guru
belum sepenuhnya mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat
sehingga masih terdapat poin – poin kegiatan yang
tidak dilaksanakan sesuai perencanaan.
Kedua, penerapan pembelajaran terpadu integrated
dalam proses pembelajaran IPA belum di
laksanakan secara maksimal sesuai dengan
perencanaan. Dalam proses pembelajaran guru
masih memanjakan murid dengan penjelasan
materi yang seharusnya sitemukan sendiri oleh
murid.
Ketiga, murid terlihat antusias dan sangat
bersemangat dalam belajar artinya pembelajaran
sudah mulai berpusat pada murid, namun dalam
kondisi tersebut masih banyak murid yang tak
mengerti makna pembelajaran yang sedang
berlangsung.Banyak diantara mereka yang hanya
bermain dan tidak melakukan tugas mereka
seharusnya.
Keempat, guru masih diharapkan pada masalah
koordinasi anatara kelompok agar mereka saling
bekerjasama
Kelima, proses pembelajaran lebih interaktif
dibandingkan sebelum menggunakan pembelajaran
terpadu integrated. Guru dan murid mulai aktif
berkomunisasi multi adah menggunakan pendapat
dan pertanyaan mengenai materi pelajaran.
Berdasarkan refleksi dari kegiatan pada siklus
Imasih banyak kekurangan serta kelemahan yang
terjasdi saat proses pembelajaran berlangsung, maka
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201269
dari itu harus dibuat perencanaan kagiatan
berikutnya pada siklus 2.
3. Siklus 2
a. Hasil Observasi Aktivitas Murid siklus 2
Pada siklus kedua ini Guru sudah mulai dapat
mengkondisikan murid dalam pembelajaran
denganmenjelaskan langkah-langkah percobaan
serta sistematis pada murid sehingga murid dapat
memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan.
Setelah kegiatan ini selesai diberikan tes hasil
belajar untuk mengukur tingkat pemahaman mereka
setelah melakukan pembelajaran. Hasil belajar
murid pada siklus kedua dapat terlihat pada tabel
berikut :
Tabel : Hasil Observasi Aktivitas Murid siklus 2
No
Aktivitas
Pertemuan
Murid yang
%
rata
4
1
2
3
diamati
1.
Kehadiran
38
38
39
38
97,4%
37
2.
3.
4.
b.
Keaktifan
31
35
38
32,7 83,8%
27
Ketelitian
31
34
37
32,5 83,3%
28
Tanggung
33
37
39
34,5 88,4%
29
Jawab
Dari tabel daftar nilai tes pada tindakan kedua
diatas dapat terlihat mulai ada peningkatan nilai
dibandingkan dengan nilai hasil belajar pada siklus
pertama.
Hasil Belajar Siklus 2
Murid yang dianggap berhasil memperoleh nilai >
65 sebanyak 29 orang dengan prosentase 74,36 %,
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201270
sedangkan yang mendapatkan nilai dibawah 65
sebanyak 10 orang dengan prosentase 74,36%.
Sedangkan yang mendapatkan nilai dibawah 65
sebanyak 10 orang dengan prosentase 25,64 %. Nilai
rata-rata yang diperoleh dari tindakan kedua adalah
70,64.
a. Analisis dan Refleksi
1) Analisis
Pada siklus kedua mulai ada peningkatan nilai, baik
individu maupun rata-rata kelas.Namun nilai yang
diperoleh belum merupakan nilai maksimal. Guru
dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran terpadu
integrated sudah cukup mengarah pada siklus kedua
ini adalah murid masih belum melaporkan hasil
penemuan mereka.
2) Refleksi
Pertama, guru sudah mulai mengacu dan mengikut
alur kegiatan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat sehingga
proses pembelajaran mulai sistematis dan
terarah.
Kedua, penerapan pembelajaran terpadu integrated
dalam proses pembelajaran IPA pada pokok
bahasan
sifat-sifat
cahaya
dapat
dilaksanakan secara maksimal sesuai dengan
perenacanaan. Dalam proses pembelajaran
guru sudah membelikan motivasi untuk
merangsang murid melakukan penemuan.
Ketiga, murid trelihat antusias dan sangat bersemangat
dalam belajar.Mereka mulai
senang
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201271
mengemukakan pendapat dan mengajukan
pertanyaan.
Keempat, murid mulai dapat bekerjasama dengan
kelompoknya.Mereka bahu membahu
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru.
Kelima ,Guru dan murid aktif berkomonikasi multi
arah
mengemukakan
pendapat
dan
pertanyaan mengenai materi pelajaran.
Beradasarkan refleksi dari kegiatan pada
siklus kedua hasil yang diacapai sudah baik yang
ditandai
dengan
adanya
peningkatan
hasil
belajar.Setelah diterapkannya pembelajaran terpadu
integrated pada proses pembelajaran IPA khususnya
pokok bahasan sifat – sifat cahaya, terlihat adanya
peningkatan hasil belajar pada murid. Hal tersebut
menandakan bahwa pembelajaran terpadu integrated
adalah metode yang tetap digunakan pada
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar..
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data dari tabelhasil belajar pada
lampiran terlihat peningkatan hasil belajar murid pada
setiap siklusnya. Perolehan nilai dari pra siklus adalah
56,28. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar murid
sebelum menggunakan pembelajaran terpadu integrated
dapat dikategorikan rendah atau kurang, karena berada
dibawah rata-rata nilai KKM yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu 62,95.Dengan perancanaan serta
tindakan yang dirancang sedemikian rupa pada siklus 1
hasil belajar yang diperoleh cukup baik melebihi batas
nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas 65,25 hasil belajar
tersebut terus ditingkatkan dengan memperbaiki
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201272
kekurangan-kekurangan yang ada pada saat tindakan
dilakukan melalui refleksi. Hasil yang diperoleh pada
siklus 2 cukup menigkatkan dengan nilai rata-rata 70,64
perbaikan terus dilaksanakan hingga mencapai nilai
maksimal yang diperoleh siklus 3 dengan niali rata-rata
kelas 80,79, Hsil belajar ini merupakan nilai rata-rata
kelas yang cukup memuaskan karena sudah jauh melebihi
batas niali KKM yang ditetapkan sebelumnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan pembelajaran terpadu integrated belajar yang
Variatif, efektif dan efisien pembelajaran IPA di SD
mencapai nilai yang memuaskan Penerapan pembelajaran
terpadu integrated dianggap sangat efisien dalam
pembelajaran IPA.
IV. Simpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
selama kurang lebih 2 bulan dengan menggunakan 2
siklus PTK sehubungan dengan penerapan
pembelajaran terpadu integrated dalam pembelajaran
IPA di SD, dapat dikemukakan kesimpulan bahwa
hasil belajar meningkat melalui pembelajaran terpadu
integrated. Proses Pembelajaran IPA ketika
menggunakan pembelajaran terpadu integrated lebih
menunjukkan suasana pembelajaran yang kondusif .
Hal tersebut dapat terlihat pada aktivitas atau kegiatan
pembelajaran yang lebih terfokus pada murid dalam
mencari konsep-konsep materi, sehingga mereka lebih
aktif dalam serta motivator saja .Guru membimbing
murid dalam mencari dan menyimpulkan materi.
B. Saran
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201273
Hasil belajar murid yang diperoleh setelah
menggunakan pembelajaran terpadu integrated dalam
IPA di SD cukup baik. Oleh karena itu metode tersebut
dirasakan sangat efektif bagi guru dalam meningkatkan
tingkat professionalnya dalam bekerja rekomendasi dari
penelitian penerapan pembelajaran terpadu integrated
pada pembelajaran IPA di SD ini diantaranya
1. Guru harus mampu mengatur waktu seefisien
mungkin pada saat pembelajaran terpadu
integrated dilakukan, sehingga murid tidak banyak
membuang waktu untuk hal-hal yang tidak
berhubungan dengan pembelajaran.
2. Dengan adanya penlitian ini diharapkandapat
memacu tenaga pendidik untuk lebih kreatiif dan
inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran
sehingga hasil belajar murid akan kebih baik.
Penelitian dapat digunakan pada waktu dan tempat
yang berbeda demi memaksimalkan hasil
penelitian
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Metodologi
penelitian pendidikan. Jakarta. Balai Pustaka
Djamara, Syaiful Bahri. 1994. Strategi Belajar Mengajar
Cetakan II. Jakarta : Rineka Cipta.
Garim, Idawati. 2002. Pembelajaran keerampilan menyimak
dan menulis terpadu. Makassar.PPs UNM.
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201274
Habey, 1997.Kamus Populer. Cet XV. Jakarta: Centura
Hariani.2008. Upaya Meningkatkan Hasil belajar
Matematika melaui Pembelajaran Koopetaif pada
murid Kelas VII SMP Negeri 7 Makassar.SkrIPAi.
Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Mappa, Syamsul. 1997. Dasar-dasarPendidikan. DIKLAT
Ikip Ujung Pandang
Muhibbin. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games
Tournament Murid Kelas VII SMP Negeri 2
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201275
PADAENERGI ALTERNATIF
MELALUIPEMBELEJARAN TERPADU
INTEGRATED MURID KELAS IV SD INPRES
MALLENGKERIII MAKASSAR
Nurlina
Abstrak
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
peningkatanhasil belajar IPA pada energi alternatif
melalui pembelejaran terpadu integrated muridkelas IV
SD Inpres Mallengkeri II Makassar. Penelitian ini
dilakukan di SD Inpres Mallengkeri II Makassar. Adapun
subyek penelitiannya yaitu murid kelas IV SD Inpres
Mallengkeri II Makassar sebanyak 39 murid, dimana
terdapat 19 murid perempuan dan 20 murid laki-laki.
Pada siklus pertama dapat terlihat bahwa murid yang
dianggap berhasil memperoleh nilai > 65 sebanyak 26
orang dengan persentase 66,66 %, sedangkan yang
mendapatkan nilai dibawah 65 sebanyak 13 orang dengan
presentase 33,34 %. Nilai rata – rata yang diperoleh dari
tindakan pertama adalah 65,25. Murid yang dianggap
berhasil memperoleh nilai > 65 sebanyak 29 orang
dengan prosentase 74,36 %, sedangkan yang
mendapatkan nilai dibawah 65 sebanyak 10 orang dengan
prosentase 74,36%.Sedangkan yang mendapatkan nilai
dibawah 65 sebanyak 10 orang dengan prosentase 25,64
%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari tindakan kedua
adalah 70,64.
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201259
Kata Kunci :Hasil Belajar dan Pembelajaran Terpadu
Integrated.
I. Pendahuluan
Secara global dimensi yang hendaknya dicapai oleh
serangkaian tujuan kurikuler pendidikan sains (IPA)
dalam kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik
anak agar memahami konsep sains, memiliki
keterampilan ilmiah dan religious. Keilmiahan dan
pendidikan IPA sebagaimana dipaparkan diatas sudah
tentu tidak serta merta dapat dicapai oleh materi pelajaran
IPA melainkan dengan melibatkan murid kedalam
kegiatan didalamnya,’’ dengan melibatkan murid dalam
pembelajaran murid dilatih melakukan kegiatan yang
dilakukan para ilmuwan dalam memperoleh ilmu
pengetahuan untuk menemukan konsep – konsep serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari.
Namun, kenyataan di kelas IV SD Inpres
Mallengkeri II Makassar pada awal observasi, peneliti
melihat cara mengajar guru yang bersifat monoton,
cenderung bersifat ceramah saja atau hanya sekedar
membacakan buku saja, sehingga siswa kelihatan hanya
menonton, jenuh, bahkan sebagian besar tidak
memperhatikan apa yang disampaiakan oleh guru. Selain
itu, dilihat dari nilai siswa yang masih belum tuntas,
dibawah dari nilai KKM 65
Dengan demikian banyak hal yang bisa murid
dapatkan melalui metode pengajaran yang membawa
murid lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih
jauh dan dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar
IPA, untuk itu peneliti tertarik untuk menetapkan judul
“meningkatkan hasil belajar IPA pada energi alternatif
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201260
melalui pembelejaran terpadu integrated murid kelas IV
SD Inpres Mallengkeri II Makassar”.
Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa
baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna dan otentik.
Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran terpadu
sebagai berikut:
a) Pembelajaran dari suatu tema tertentu sebagai pusat
perhatian yang digunakan untuk memahami gejalagejala dan konsep lain baik berasal dari bidang studi
yang bersangkutan ataupun lainnya.
b) Suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata disekeliling dan dalam
rentang kemampuan dan perkembangan anak.
c) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak secara simultan.
d) Menggabungkan sebuah konsep dalam beberapa
bidang studi yang berbeda dengan harapan anak
akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran
sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur
intelektual anak, pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari
suatu topik atau tema-tema yang dipilih/dikembangkan
guru bersama anak, tujuan dari tema ini bukan untuk
literasi bidang studi, akan tetapi konsep-konsep dari
bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk
mempelajari topik dan tema tersebut.Pembelajaran
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201261
terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti
menurut Hilda mengungkapkan bahwa:
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam
karakteristik, diantaranya:
1)
Berpusat pada anak (studend centerd).
2)
Memberi pengalaman langsung pada anak.
3)
Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4)
Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi
dalam suatu proses pembelajaran.
5)
Bersipat luwes.
6)
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
7)
Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi
pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di
amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotakkotak.
8)
Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari
berbagai macam aspek memungkinkan
terbentuknya semacam jalinan skemata yang
dimiliki siswa.
9)
Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sipatnya menjadi otentik.
10) Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam
proses pembelajaran mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga proses evaluasi.
II. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) di mana data yang didapat
adalah data kualitatif dan kuantitatif, persiapan
penelitiannya yaitu data pelaksanaan pembelajaran
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201262
diperoleh dari hasil pengamatan selama
pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan
menggunakan instrumen observasi kegiatan Guru
dan siswa pada saat KBM, dikolaborasikan dengan
tanya jawab serta penilaian evaluasi siswa. PTK ini
dilakukan di kelas yang terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
evaluasi dengan tujuan meningkatkan hasil belajar
sehingga dapat mencapai standar belajar.
B. Setting dan subyek Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres
Mallengkeri II Makassar. Adapun subyek penelitiannya
yaitu murid kelas IV SD Inpres Mallengkeri II
Makassar sebanyak 39 murid, dimana terdapat 19 murid
perempuan dan 20 murid laki-laki.
C. Prosedur Penelitian
Bagan 1.4. Gambaran umum siklus Penelitian
Identifikasi
masalah
Perencanaan
Ulang
Siklus I
refleksi
perencanaan
Tindakan
Observasi
Siklus II
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201263
Sumber :Hopkins(dalam Zainal Akib, 2007: 126)
D. Teknik Pengumpulan Data
pengumpulan data yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini
menggunakan metode pengamatan (observasi), tes dan
dokumentasi.
E. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan,
maka analisis data penelitian dilakukan dalam dua
macam yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif diberlakukan pada data hasil
observasi dan hasil pengisian kuesioner tanggapan oleh
murid.Sedangkan analisis kuantitatif diberlakukan pada
data tes hasil belajar.
Untuk mengkategorikan hasil belajar siswa
digunakan teknik kategorisasi standar yang diterapkan
oleh departemen pendidikan nasional (Syarifah,
2010:23) yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel Interpretasi Kategori Nilai Hasil
Belajar
No
Skor
Kategori
Sangat
1
0,00 – 54,00
Rendah
F.
2
55,00 – 64,00
Rendah
3
65,00 – 79,00
Sedang
4
80,00 – 89,00
Tinggi
5
90,00 – 100,00
Sangat Tinggi
Indikator Keberhasilan
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201264
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini
jika nilai hasil belajar siswa lebih besar dari nilai KKM
yang telah ditentukan di sekolah yaitu 65 serta jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami
peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Berdasarkan
ketentuan Depdiknas (Handayani, 2004: 24), siswa
dikatakan tuntas belajar berhasil bila memperoleh skor
minimal 65 dari skor ideal dan tuntas secara klasikal
apabila jumlah siswa yang telah tuntas belajar paling
sedikit 85.Selain itu dapat juga dilihat dari
meningkatnya keaktifan siswa dalam proses
belajarmengajar dan kemampuan guru dalam
mengelolah pembelajaran
III. Hasil Penelitian
1. Sebelum tindakan
a. Deskripsi awal pembelajaran
Kegiatan awal penelitian yaitu melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran IPA di kelas
IV SD Inpres Mallengkeri II Makassar yang
menjadi objek penelitian. Dalam pelaksanaan
penelitian observer mengamati mencatat kemudian
mendokumentasi berbagai temuan dan informasi
yang didapat pada saat kegiatan pembelajaran pra
siklus .
Proses pembelajaran menekankan pada
pemberian
pengalaman
langsung
untuk
mengembangkan kompotensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah pendidikan
IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201265
Maka atas dasar itulah perlu dilakukan
perbaikan perbaikan terhadap pembelajaran terpadu
integrated pembelajaran yang digunakan oleh guru
demi mencapai perubahan yang diinginkan
b.
fleksi terhadap gambaran awal pembelajaran.
Dalam proses pemebelajaran yang dilakukan
oleh guru SD Inpres Mallengkeri II Makassar pada
kelas IV khususnya pokok bahasan energi alternatif
belum memberikan pengalaman langsung atau
eksperimen melalui pembelajaran terpadu integrated
atau disebut juga metode penemuan terpimpin yang
akan memberikan keleluasan pada murid untuk dengan
sendirinya
menemukan
konsep-konsep
suatu
materi.Maka dari itu penelitian tindakan kelas yang
akan
dilakukan
adalah
penelitian
penerapan
pembelajaran terpadu integrated dalam pembelajaran
IPA pada pokok bahasan energi alternatif.
2. Siklus 1
a. Hasil Obeservasi Aktivitas Guru
Hasil obsevasi dari tindakan pertama
terhadap guru sesuai dengan perencanaan dapat
terlihat dari tabrl berikut:
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan Terhadap Guru Pada Siklus 1
Hasil Pengamatan
Segi Tingkah laku yang
Ket
diamati
Cukup Kurang
Rencana
pelaksanaan
Pembelajaran
Menyiapkan alat-alat yang
diperlukan
√
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201266
Menggunakan
metode
√
dalam proses pembelajaran
Menggunakan
terpadu
integrated
dalam
√
pembelajaran
Menjelaskan
langkah√
langkah tugas yang harus
dikerjakan oleh murid
Memberi kesempatan pada
√
murid melakukan ingkuiri
melalui eksperimen
Membimbing murid
Memberi pertanyaan yang
mengarahkan
pada
√
pemecahan masalah
Memberikan
penguatan
pada murid
Membimbing
murid
membuat
kesimpulan
√
tentang
materi
yang
diajarkan
b. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid
Tindakan pertama pada siklus 1 yaitu dilakukan
disertai dengan pemberian posttest. Sasaran yang ingin
dicapai melalui posttest ini yaitu, untuk mengetahui
tingkat kemampuan murid terhadap materi yang akan
diajarkan serta mengukur tingkat keberhasilan belajar
murid dalam asprk pemahaman materi pelajaran. Hasil
posttest dapat dilihat pada table berikut :.
Tabel
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid Pada Siklus
1
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201267
No
1.
2.
3.
Aktivitas
Murid
yang
diamati
Kehadiran
Keaktifan
Ketelitian
Pertemuan
1
2
3
4
35
16
15
36
20
20
36
22
23
37
25
27
ratarata
%
36
92,3%
20,7 53%
21,2 54,3
%
4.
Tanggung 17
19
23
26
21,2 54,3
Jawab
%
Dari table lampiran 3 daftar nilai hasil belajar pada
siklus pertama dapat terlihat bahwa murid yang dianggap
berhasil memperoleh nilai > 65 sebanyak 26 orang
dengan persentase 66,66 %, sedangkan yang
mendapatkan nilai dibawah 65 sebanyak 13 orang dengan
presentase 33,34 %.
c. Analisis dan Refleksi
1) Analisis
Dari hasil pengamatan terhadap penerapan
pembelajaran terpadu integrated pada siklus 1 yang
dilakukan oleh mitra penelitian, strategi guru
dalam penggunaan metode pembelajaran belum
sepenuhnya berorientasi pada konsep penemuan
sendiri.
Ketika murid melakukan percobaan, guru
sering memberikan penjelasan yang mengarah
pada pemberitahuan konsep yang seharusnya dicari
sendiri oleh murid, sehingga guru terlihat lebih
mendominasi dan lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
2) Refleksi
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201268
Pertama, dalam proses pembelajaran yang guru
belum sepenuhnya mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat
sehingga masih terdapat poin – poin kegiatan yang
tidak dilaksanakan sesuai perencanaan.
Kedua, penerapan pembelajaran terpadu integrated
dalam proses pembelajaran IPA belum di
laksanakan secara maksimal sesuai dengan
perencanaan. Dalam proses pembelajaran guru
masih memanjakan murid dengan penjelasan
materi yang seharusnya sitemukan sendiri oleh
murid.
Ketiga, murid terlihat antusias dan sangat
bersemangat dalam belajar artinya pembelajaran
sudah mulai berpusat pada murid, namun dalam
kondisi tersebut masih banyak murid yang tak
mengerti makna pembelajaran yang sedang
berlangsung.Banyak diantara mereka yang hanya
bermain dan tidak melakukan tugas mereka
seharusnya.
Keempat, guru masih diharapkan pada masalah
koordinasi anatara kelompok agar mereka saling
bekerjasama
Kelima, proses pembelajaran lebih interaktif
dibandingkan sebelum menggunakan pembelajaran
terpadu integrated. Guru dan murid mulai aktif
berkomunisasi multi adah menggunakan pendapat
dan pertanyaan mengenai materi pelajaran.
Berdasarkan refleksi dari kegiatan pada siklus
Imasih banyak kekurangan serta kelemahan yang
terjasdi saat proses pembelajaran berlangsung, maka
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201269
dari itu harus dibuat perencanaan kagiatan
berikutnya pada siklus 2.
3. Siklus 2
a. Hasil Observasi Aktivitas Murid siklus 2
Pada siklus kedua ini Guru sudah mulai dapat
mengkondisikan murid dalam pembelajaran
denganmenjelaskan langkah-langkah percobaan
serta sistematis pada murid sehingga murid dapat
memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan.
Setelah kegiatan ini selesai diberikan tes hasil
belajar untuk mengukur tingkat pemahaman mereka
setelah melakukan pembelajaran. Hasil belajar
murid pada siklus kedua dapat terlihat pada tabel
berikut :
Tabel : Hasil Observasi Aktivitas Murid siklus 2
No
Aktivitas
Pertemuan
Murid yang
%
rata
4
1
2
3
diamati
1.
Kehadiran
38
38
39
38
97,4%
37
2.
3.
4.
b.
Keaktifan
31
35
38
32,7 83,8%
27
Ketelitian
31
34
37
32,5 83,3%
28
Tanggung
33
37
39
34,5 88,4%
29
Jawab
Dari tabel daftar nilai tes pada tindakan kedua
diatas dapat terlihat mulai ada peningkatan nilai
dibandingkan dengan nilai hasil belajar pada siklus
pertama.
Hasil Belajar Siklus 2
Murid yang dianggap berhasil memperoleh nilai >
65 sebanyak 29 orang dengan prosentase 74,36 %,
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201270
sedangkan yang mendapatkan nilai dibawah 65
sebanyak 10 orang dengan prosentase 74,36%.
Sedangkan yang mendapatkan nilai dibawah 65
sebanyak 10 orang dengan prosentase 25,64 %. Nilai
rata-rata yang diperoleh dari tindakan kedua adalah
70,64.
a. Analisis dan Refleksi
1) Analisis
Pada siklus kedua mulai ada peningkatan nilai, baik
individu maupun rata-rata kelas.Namun nilai yang
diperoleh belum merupakan nilai maksimal. Guru
dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran terpadu
integrated sudah cukup mengarah pada siklus kedua
ini adalah murid masih belum melaporkan hasil
penemuan mereka.
2) Refleksi
Pertama, guru sudah mulai mengacu dan mengikut
alur kegiatan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat sehingga
proses pembelajaran mulai sistematis dan
terarah.
Kedua, penerapan pembelajaran terpadu integrated
dalam proses pembelajaran IPA pada pokok
bahasan
sifat-sifat
cahaya
dapat
dilaksanakan secara maksimal sesuai dengan
perenacanaan. Dalam proses pembelajaran
guru sudah membelikan motivasi untuk
merangsang murid melakukan penemuan.
Ketiga, murid trelihat antusias dan sangat bersemangat
dalam belajar.Mereka mulai
senang
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201271
mengemukakan pendapat dan mengajukan
pertanyaan.
Keempat, murid mulai dapat bekerjasama dengan
kelompoknya.Mereka bahu membahu
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru.
Kelima ,Guru dan murid aktif berkomonikasi multi
arah
mengemukakan
pendapat
dan
pertanyaan mengenai materi pelajaran.
Beradasarkan refleksi dari kegiatan pada
siklus kedua hasil yang diacapai sudah baik yang
ditandai
dengan
adanya
peningkatan
hasil
belajar.Setelah diterapkannya pembelajaran terpadu
integrated pada proses pembelajaran IPA khususnya
pokok bahasan sifat – sifat cahaya, terlihat adanya
peningkatan hasil belajar pada murid. Hal tersebut
menandakan bahwa pembelajaran terpadu integrated
adalah metode yang tetap digunakan pada
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar..
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data dari tabelhasil belajar pada
lampiran terlihat peningkatan hasil belajar murid pada
setiap siklusnya. Perolehan nilai dari pra siklus adalah
56,28. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar murid
sebelum menggunakan pembelajaran terpadu integrated
dapat dikategorikan rendah atau kurang, karena berada
dibawah rata-rata nilai KKM yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu 62,95.Dengan perancanaan serta
tindakan yang dirancang sedemikian rupa pada siklus 1
hasil belajar yang diperoleh cukup baik melebihi batas
nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas 65,25 hasil belajar
tersebut terus ditingkatkan dengan memperbaiki
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201272
kekurangan-kekurangan yang ada pada saat tindakan
dilakukan melalui refleksi. Hasil yang diperoleh pada
siklus 2 cukup menigkatkan dengan nilai rata-rata 70,64
perbaikan terus dilaksanakan hingga mencapai nilai
maksimal yang diperoleh siklus 3 dengan niali rata-rata
kelas 80,79, Hsil belajar ini merupakan nilai rata-rata
kelas yang cukup memuaskan karena sudah jauh melebihi
batas niali KKM yang ditetapkan sebelumnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan pembelajaran terpadu integrated belajar yang
Variatif, efektif dan efisien pembelajaran IPA di SD
mencapai nilai yang memuaskan Penerapan pembelajaran
terpadu integrated dianggap sangat efisien dalam
pembelajaran IPA.
IV. Simpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
selama kurang lebih 2 bulan dengan menggunakan 2
siklus PTK sehubungan dengan penerapan
pembelajaran terpadu integrated dalam pembelajaran
IPA di SD, dapat dikemukakan kesimpulan bahwa
hasil belajar meningkat melalui pembelajaran terpadu
integrated. Proses Pembelajaran IPA ketika
menggunakan pembelajaran terpadu integrated lebih
menunjukkan suasana pembelajaran yang kondusif .
Hal tersebut dapat terlihat pada aktivitas atau kegiatan
pembelajaran yang lebih terfokus pada murid dalam
mencari konsep-konsep materi, sehingga mereka lebih
aktif dalam serta motivator saja .Guru membimbing
murid dalam mencari dan menyimpulkan materi.
B. Saran
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201273
Hasil belajar murid yang diperoleh setelah
menggunakan pembelajaran terpadu integrated dalam
IPA di SD cukup baik. Oleh karena itu metode tersebut
dirasakan sangat efektif bagi guru dalam meningkatkan
tingkat professionalnya dalam bekerja rekomendasi dari
penelitian penerapan pembelajaran terpadu integrated
pada pembelajaran IPA di SD ini diantaranya
1. Guru harus mampu mengatur waktu seefisien
mungkin pada saat pembelajaran terpadu
integrated dilakukan, sehingga murid tidak banyak
membuang waktu untuk hal-hal yang tidak
berhubungan dengan pembelajaran.
2. Dengan adanya penlitian ini diharapkandapat
memacu tenaga pendidik untuk lebih kreatiif dan
inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran
sehingga hasil belajar murid akan kebih baik.
Penelitian dapat digunakan pada waktu dan tempat
yang berbeda demi memaksimalkan hasil
penelitian
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Metodologi
penelitian pendidikan. Jakarta. Balai Pustaka
Djamara, Syaiful Bahri. 1994. Strategi Belajar Mengajar
Cetakan II. Jakarta : Rineka Cipta.
Garim, Idawati. 2002. Pembelajaran keerampilan menyimak
dan menulis terpadu. Makassar.PPs UNM.
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201274
Habey, 1997.Kamus Populer. Cet XV. Jakarta: Centura
Hariani.2008. Upaya Meningkatkan Hasil belajar
Matematika melaui Pembelajaran Koopetaif pada
murid Kelas VII SMP Negeri 7 Makassar.SkrIPAi.
Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Mappa, Syamsul. 1997. Dasar-dasarPendidikan. DIKLAT
Ikip Ujung Pandang
Muhibbin. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games
Tournament Murid Kelas VII SMP Negeri 2
Jurnal Media Volume 1 No. 2. Edisi Juni 201275