Karya Ilmiah Tentang Pendidikan Moral

KARYA ILMIAH TENTANG
PENDIDIKAN MORAL

Nama

: Azmil Diana

NIM

:148620600270

Kelas

: PGSD-A2 Semester 3

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PRODI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2015

HALAMAN PENGESAHAN KARYA ILMIAH

Karya Ilmiah oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tahun
ajaran 2015 – 2016.

Disusun Oleh :

(AZMIL DIANA)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga proses penulisan karya ilmiah tentang pendidikan ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya pada tangal 27 Desember 2015
saya sadar bahwa apa yang telah saya peroleh tidak semata-mata hasil dari
jerih payah saya sendiri tetapi hasil dari semua sumber ilmu yang sayaperoleh dari
berita televise, pengalaman saya selama mengajar dan berita diinternet . Oleh
sebab itu, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BEM
FKIP (Badan Eksekutif Mahasiswa) selaku penyelenggara Lomba FKIP CUP
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk membuat karya ilmiah ini.

Sidoarjo, 26 Desember 2015


Penyusun

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………..………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………….………....…ii
DAFTAR ISI………………………………………………………...………..…iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...………………………….……………………………1
B. Rumusan Masalah …………….…………………………………….....2
C. Tujuan ………………………..…………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa arti pendidikan moral ………………………..……………………3
B. Moral remaja saat ini ………………………..…………………………9
C. Arti pentingnya pendidikan moral untuk remaja …………………...10

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………….12
B. Saran……………………………………………………………………12

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Didalam dunia pendidikan Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan
ialah untuk membentuk sikap moral dan watak murid yang berbudi luhur,
sopan santun, beretika dan berprilaku terpuji . Oleh sebab itu diperlukan
pendekatan pendidikan dan mata pelajaran yang membantu membentuk
kepribadian murid menjadi kepribadian yang lebih baik dan bermoral seperti
yang diharapkan oleh pancasila sebagai cita-cita bangsa Indonesia.
Pada Saat ini bangsa Indonesia mengalami krisis moral yang
berkepanjangan,generasi penerus bangsa bukanlah generasi pada masa dahulu
yang rela berkorban hidup dan mati memperjuangkan bangsa Indonesia tetapi
sebaliknya mereka menghancurkan nama baik bangsa Indonesia dengan
moral, tindakan dan tingkah laku yang tercela . Jika demikian , bisa dikatakan
bahwa ada yang kurang tepat dengan pendidikan di Indonesia sehingga
sebagian bangsanya menjadi bangsa yang anarkis dengan tindakan yang
sangat mencoreng moral didiri seseorang, kurang toleran dalam menghadapi
perbedaan, dan korupsi . Terutama kalangan remaja .
Pendidikan yang diberikan diseluruh instansi sekolah seharusnya bukan
hanya pendidikan ilmu pengetahuan umum dan khusus saja tetapi pendidikan
moral juga patut dan wajib dijalankan . Pendidikan moral diberikan agar

tercapai tujuan dari pendidikan sebenarnya.

2. Rumusan Masalah
Untuk membatasi agar pemikiran tidak kemana – mana maka penulis akan
membatasi permasalahannya . Batasan masalah yang penulis ambil yaitu :
A. Apa arti pendidikan moral ?
B. Bagaimana moral remaja saat ini ?
C. Apa arti pentingnya pendidikan moral untuk remaja ?
3. Tujuan
1. Bagi Penulis
Makalah karya ilmiah ini disusun Karena saya Azmil Diana selaku
pembuat makalah ini sangat prihatin dengan moral remaja pada saat ini,
maka dari itu saya membuat makalah ini sebagai ajang perlombaan yang
digelar FKIP CUP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Selain itu, bagi
saya pribadi makalah ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah
pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam lingkup Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo maupun di akademika yang lain.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas bagaimana perkembangan
moral pada remaja zaman sekarang terhadap dunia pendidikan dan

menambah ilmu pengetahuan mengenai moral dalam pendidikan. Para
pembaca yang dominan dari mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan bisa
digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas,
sehingga kedepannya tercipta calon-calon guru yang profesional.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti pentingnya
pendidikan moral disekolah sehingga dampak negatif yang berimbas bisa
leih diperkecil. Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan positif
terhadap adanya pendidikan semakin lebih baik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti pendidikan moral
Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara bahasa berasal dari kata Paedagogik yaitu Paid
artinya anak

dan Gogos artinya membimbing. Jadi secara bahasa


pendidikan adalah membimbing anak . Secara umum atau istilah
pendidikan terdapat beberapa pendapat .
Pendidikan menurut tokoh pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar
Dewantara yaitu :
1. Pendidikan adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak.
2. Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan perkembangan
budi pekerti, pikiran dan jasmani anak-anak .
Menurut

UU

Republik

UU No.12 Tahun 1989

Indonesia

yang

tertuang


dalam

tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu

“ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta diidk melalui
kegiatan pembimbingan,pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa
yang akan datang “ .
Hakikat pendidikan sebenarnya adalah untuk merubah tingkah laku
seseorang , sebagai transformasi budaya dan memberikan ilmu
pengetahuan yang diharapkan peserta didik dapat menangkap ilmu
pengetahuan yang pada akhirnya akan merubah sikap atau moralnya
menjadi lebih baik lagi .tidak hanya pendidikan ilmu pengetahuan umum
dan khusus saja tetapi pendidikan moral juga patut dan wajib dilakukan
oleh setiap instansi sekolah. Karena suatu Pendidikan pasti melibatkan
peserta pendidik , pendidik , kurikulum dan sebagainya yang ada dalam
unsur pendidikan .yang akan dapat merubah pola pikir peserta didik untuk
menjadi lebih baik lagi karena pengaruh peserta didik berada pada

lingkungan sekitar dengan prosentase 50% keluarga, 30% sekolah dan

20% masyarakat sekitar. Jadi lingkungan keluargalah yang paling besar
mempengaruhi aktifitas seseorang dengan dibekali ilmu pengetahuan
didalam sekolah yang diharapkan seseorang tersebut bisa pandai dalam
menghadapi suatu apapun dan dapat menjaga moral tingkahlaku dan
masyaraktlah yang bertindak sebagai penilai apakah seseorang itu
bermoral atau tidak dan seberapa besarkah toleransi antar sesama
2. Tujuan Pendidikan
Menurut UU No . 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
, tujuan dari pendidikan nasional adalah :
1. Mengembangkan potensi peserta didik .
2. Menjadikan peserta menjadi manusia yang berIMTAQ kepada Tuhan
Yang Maha Esa
3. Menjadi manusia yang berakhlak mulia , cakap dan kreatif .
4. Menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab .

Moral
1. Pengertian Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa
latin mores yang merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti
adat kebiasaan . Dalam kamus Umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa

moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah
moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan,
kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar , salah , baik, buruk , layak
atau tidak layak , patut maupun tidak patut .
Moral dalam istilah dipahami juga sebagai :
1. prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk
2. kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah
3. ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik .

Moral merupakan kondisi pikiran , perasaan , ucapan , dan perilaku
manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk . Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki
nilai positif di mata manusia lainnya . Sehingga moral adalah hal mutlak yang
harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang
berhubungan dengan proses sosialisasi individu . Tanpa moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi . Moral dalam zaman sekarang mempunyai
nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral
itu dari sudut pandang yang sempit .
Moral adalah perbuatan / tingkah laku / ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia . Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai

dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya , maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik , begitu juga sebaliknya .
Moral juga dapat diartikan sebagai sikap , perilaku , tindakan , kelakuan
yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman , perkiraan , suara hati , serta nasihat , dll . Moral sendiri diartikan
sebagai suatu norma, suatu konsep tentang kehidupan yang dijunjung tinggi
oleh sebagian besar masyarakat tertentu.
2. Pendidikan Moral
Dalam pendidikan moral tidak dapat dilakukan hanya melalui ceramah ,
khotbah , atau cerita-cerita semata. Mungkin metode itu masih efektif sebelum
memasuki zaman globalisasi seperti sekarang ini yang mempengaruhi
semuanya tidak hanya pendidikan, tingkah lakupun juga ikut berpengaruh
dengan berkembangnya imu pengetahuan yang semakin meraja lela tidak
kenal waktu, umur, bahkan usia. Pendidikan moral melalui metode ceramah ,
khotbah , ataupun metode konvensional lainnya kini tidak efektif lagi jika
diterapkan dalam pendidikan kita . Metode atau teknik-teknik demikian hanya
akan menambah pengetahuan siswa ataupun mahasiswa , namun jarang sekali
mampu merubah perilaku-nya .


Menurut Lickona dalam bukunya “Educating for Character” yang ditulis
kembali oleh Paul Suparno , dkk (2002) , beliau menekankan pentingnya
memperhatikan tiga unsur dalam menanamkan nilai moral , yaitu antara lain :
1. Pengertian atau Pemahaman Moral
Yaitu kesadaran moral, rasionalitas moral atau alasan mengapa seseorang
harus melakukan hal itu, suatu pengambilan keputusan berdasarkan nilainilai moral Pengertian atau Pemahaman Moral ini seringkali disebut
dengan penalaran moral atau pemikiran moral atau pertimbangan moral.
Itu merupakan segi kognitif dari nilai moral. Segi kognitif ini perlu
diajarkan dalam pendidikan moral kepada siswa maupun mahasiswa.
dimana pendidik membantu peserta didik untuk mengerti mengapa suatu
nilai perlu dilakukan ,untuk apa suatu nilai itu digunakan dan apa
manfaatnya jika suatu nilai tersebut digunakan dalam kehidupan seharihari.
2. Perasaan Moral
pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan tidak baik. Wujud kongkrit
dari perasaan moral ini yaitu perasaan mencintai kebaikan dan sikap
empati terhadap orang lain. Karena itu pendidik baik di sekolah maupun
kampus, perlu memahami, mengajarkan serta mengembangkan perasaan
moral tersebut melalui pembukaan hati nurani dan penanaman sikap
empati kepada para peserta didik.
3. Tindakan Moral
Yaitu kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral
kedalam perilaku-perilaku nyata. Tindakan-tindakan moral ini harus
difasilitasi agar muncul dan berkembang dalam pergaulan remaja dan
generasi muda sehari-hari. Seperti disekolah misalnya bisa difasilitasi
melalui kegiatan bakti sosial, ROHIS (Kerohanian Islam), OSIS, Pramuka,
PMR, dsb. Di kampus misalnya melalui kegiatan donor darah, kajian
agama, pengajian rutin, kegiatan pengabdian masyarakat, dsb. Fasilitator-

fasilitator

itu

perlu

ditumbuhkan

guna

mendukung

keberhasilan

pendidikan atau pembelajaran moral di sekolah dan kampus.
Pendidikan moral perlu menjadi prioritas dalam kehidupan . Adanya panutan
nilai, moral, dan norma dalam diri manusia dan kehidupan akan sangat
menentukan totalitas diri individu atau jati diri manusia , lingkungan sosial, dan
kehidupan individu. Oleh karena itu, pendidikan nilai yang mengarah pada
pembentukan moral yang sesuai dengan norma-norma kebenaran menjadi sesuatu
yang esensial bagi pengembangan manusia utuh dalam konteks sosialnya.
Ini mengingat bahwa dunia afektif yang ada pada setiap manusia harus selalu
dibina secara berkelanjutan, terarah, dan terencana sehubungan dengan sifatnya
yang labil dan kontekstual. Sasaran pendidikan moral pada umumnya dapat
diarahkan untuk :
a)

Membina dan menanamkan nilai moral dan norma,

b)

Meningkatkan dan memperluas tatanan nilai keyakinan seseorang atau
kelompok,

c)

Meningkatkan kualitas diri manusia, kelompok atau kehidupan,

d)

Menangkal, memperkecil dan meniadakan hal-hal yang negatif,

e)

Membina dan mengupayakan terlaksananya dunia yang diharapkan,

f)

Melakukan klarifikasi nilai intrinsik dari suatu nilai moral dan norma dan
kehidupan secara umum.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah oleh guru

saja. Ini dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tiga
lingkungan yang amat kondusif untuk melaksanakan pendidikan ini, yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, dan lingkungan masyarakat .
Diantara ketiganya, lingkungan keluarga merupakan faktor dominan yang
efektif dan terpenting. Peran keluarga dalam pendidikan nilai adalah mendukung
terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan, dan reproduksi langsung dari
nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan

keluarga.

Lingkungan

keluarga

menjadi

lahan

paling

subur

untuk

menumbuhkembangkan pendidikan moral. Secara operasional, yang paling perlu
diperhatikan dalam konteks di lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai
kejujuran dalam segenap aspek kehidupan keluarga. Contoh sikap dan perilaku
yang baik oleh orang tua dalam pergaulan dan kehidupan mereka dapat menjadi
teladan bagi anak-anaknya.
Hal yang tidak kalah penting, pendidikan moral harus dilaksanakan sejak anak
masih kecil dengan jalan membiasakan mereka kepada peraturan-peraturan dan
sifat-sifat yang baik, serta adil. Sifat-sifat tersebut tidak akan dapat difahami oleh
anak-anak, kecuali dengan pengalaman langsung yang dirasakan akibatnya dan
dari contoh orang tua dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan moral yang
paling baik sebenarnya terdapat dalam agama , karena nilai-nilai moral yang dapat
dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari luar, datangnya dari
keyakinan beragama yang harus ditanamkan sejak kecil.
Lingkungan

pendidikan

juga

menjadi

wahana

yang

kondusif

bagi

pertumbuhan dan perkembangan mental serta moral anak didik. Untuk itu,
sekolah diharapkan dapat berfungsi sebagai kawasan yang sejuk untuk melakukan
sosialisasi bagi anak-anak dalam pengembangan mental, moral sosial dan segala
aspek kepribadiannya. Pelaksanaan pendidikan moral di kelas hendaknya
dipertautkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas.

Pendidikan moral perlu diarahkan menuju upaya-upaya terencana untuk
menjamin moral anak-anak yang diharapkan menjadi warga negara yang cinta
akan bangsa dan tanah airnya, dapat menciptakan dan memelihara ketenteraman
dan kerukunan masyarakat dan bangsa di kemudian hari. Jalan panjang yang
terutama harus ditempuh adalah memberdayakan pendidikan nilai secara intensif
di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

B. Moral Remaja Saat Ini
Remaja saat ini mempunyai moral yang cukup jelek saat ini . Hal ini
diakibatkan oleh pengaruh globalisasi dimana remaja tidak dapat memfilter
hal – hal negative contoh seperti di internet. Misalnya: pornografi, kebencian,
rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan
seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun,
termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak
ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah
seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi
menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”.
Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.
Remaja merupakan aset sumber daya manusia di masa yang akan datang,
dan sebagai generasi penerus bangsa. pengembangan kualitasnya harus
dimulai secara terpadu melalui pendekatan structural, apakah ketika mareka
berada dalam lingkungan keluarga atau dalam lembaga pendidikan harus
dikontrol dan dibimbing,ataukah setiap tahap pendidikan memerlukan suatu
usaha yang terpadu pula yang memiliki format yang jelas, melalui nilai-nilai
keagamaan dan kurikulum sekolah beserta seluruh perangkatnya . Maka dari
itu pendidikan moral diharapkan dapat memperbaiki moral remaja saat ini .

C. Arti pentingnya pendidikan moral untuk remaja

Pendidikan moral untuk remaja sangatlah penting, karena dari
pendidikanlah sifat dan sikap dari seseorang itu muncul dan berkembang dari
tahun ke tahun.

pendidikan moral disetiap sekolah harus dijalakan dan

dilakukan agar dapat mencetak generasi penerus bangsa yang beretika dan
bermoral baik. Dengan memasukkan pelajaran seperti agama yang
mengajarkan moral etika, mencakup sisi kebaikan seorang manusia dimuka
bumi , haruslah toleransi antar sesama .dengan pelajaran PKn yang belajar
bagaimana menjadi warga Negara yang baik berdasarkan pancasila dengan
penerapan 5 sila yang ada didalam pancasila ,dan dengan pelajaran ips yang
menerapkan bagaimana hidup bersosial tanpa memandang satu dengan yang
lain .serta pelajaran tambahan yang lain. Semua pembelajaran yang ada
disekolah haruslah beretika tidak hanya dengan peserta didik, pendidikpun
harus beretika karena peserta didik akan meniru pendidik .jadi yang terlebih
dahulu merubah adalah seorang guru serta perangkat yang ada disekolah
karena siswa akan mencontoh .dan guru harus bisa bersikap professional
terhadap siswanya.seorang guru professional haruslah menjadi suri tauladan
yang baik bagi siswanya, menjadi seorang motivator yang member dorongan
pada peserta didiknya, seorang yang berwibawa agar tidak diremehkan oleh
peserta didiknya.
Di ruang lingkup keluargapun itu juga sangat berpengaruh bagi seorang
remaja membentuk jati dirinya masing-masing. Dan keluargalah yang
haruslah menata, membimbing anaknya agar menjadi seorang yang berguna
bagi masa depannya. Dengan mengenalkan bagaimana cara sopan santun
dirumah, menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara santun ketika
bertingkah, berteman dengan orang yang baik-baik, dari situlah jati diri
seseorang terbentuk .namun ada juga banga indonesia yang keluarganya
bercerai, kebutuhan ekonomi tidak terpenuhi dengan maksimal dari situlah
kehidupan seorang remaja memasuki pergaulan bebas, berjudi, perampok,

bahkan aborsi karena hamil diluar nikah, banyak anak-anak yang dilahirkan
tanpa surat akta kelahiran yang menjadikan mereka sulit untuk masuk daftar
sekolah dan menjadikan mereka tidak bersekolah dan negara kita menjadi
bodoh tidak tahu sopan santun ,beretika ,anarkis , pembunuhan ,dsb.
Tetapi banyak organisasi diindonesia yang perduli dengan rakyat kecil,
mereka mendirikan rumah belajar yang memfasilitasi agar mereka bisa belajar
dengan baik dan memberikan sebuah motivasi agar kehidupan mereka
menjadi lebih baik lagi dan tetap terus semangat belajar. Karena sebuah
pendidikan dimana saja dan kapansaja akan selalu mengajarkan tentang moral,
sebuah moral memang sangatlah penting, jika seseorang menyepelekan moral
maka seseorang tersebut tidaklah memiliki etika dan akan dijauhi oleh setiap
manusia karena dianggap tidak memiliki sikap positif.

BAB 3
PENUTUP
1 . Kesimpulan
Hakikat pendidikan sebenarnya adalah untuk merubah tingkah laku
seseorang , sebagai transformasi budaya dan memberikan ilmu pengetahuan .
dan Moral adalah perbuatan / tingkah laku. Jadi pendidikan moral disetiap
sekolah harus dijalakan dan dilakukan agar dapat mencetak generasi penerus
bangsa yang beretika dan bermoral baik. Karena sebuah pendidikan dimana
saja dan kapansaja akan selalu mengajarkan tentang moral, sebuah moral
memang sangatlah penting, jika seseorang menyepelekan moral maka
seseorang tersebut tidaklah memiliki etika dan akan dijauhi oleh setiap
manusia karena dianggap tidak memiliki sikap positif.
2 . Saran
Diharapkan pendidikan moral dapat terlaksana sehingga tujuan pendidikan
dapat terwujud dengan sempurna .Untuk remaja agar dapat memfilter
informasi negative dari perkembangan IPTEK dan zaman .