MAKALAH INTERGRASI NASIONAL Di susun Ole

MAKALAH
INTERGRASI NASIONAL

Di susun Oleh:

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai sebuah negara dalam realitasnya terpisah pada beberapa bagian dan
tingkatan, dari segi geografis dipisahkan oleh lautan dengan beratus-ratus pulau besar dan
beribu-ribu pulau kecil. Kadangkalanya banyak pulau yang belum diberi nama, bahkan
belakangan ini dua pulau yang berada di kawasan Kalimantan telah menjadi milik Negara
Malaysia. Dari perspektif kewilayahan tampak pembagian Indonesia Bagian Timur dan
Indonesia Bagian Barat, atau kawasan perkotaan dan perdesaan.
Realitas itu menyebabkan pula kewargaan penduduk Indonesia berbeda-beda dari segi
kebudayaan. Pengelompokkan kewargaan serupa itu diwujudkan dalam satuan-satuan etnik.
Menurut kajian Hildred Geetz (1963), terdapat 300 kelompok etnik dan 250 jenis bahasa yang
setiap kelompok etnik itu memiliki identitas kebudayaan sendiri, termasuk di dalamnya bahasabahasa yang digunakannya.
Di era reformasi ini, kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban daripada modal
bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya berbau

kemajemukan,
Saat ini pula bangsa Indonesia, masih mengalami krisis multidimensi yang menggoncang
kehidupan kita. Sebagai salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah ancaman
disintegrasi bangsa yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadarakan akan pentingnya
kerukunan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu di wujudkan melalui pemahaman
integrasi nasional.

B. Rumusan Masalah
Untuk lebih memudahkan pembahasan maka perlu kiranya kami merumuskan beberapa hal
berikut :
1. Apa Pengertian Integrasi Nasional ?
2. Bagaimana Proses Integrasi Nasiobnal dapat terjadi ?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang mejadi tantangan dan pendorong dalam mewujudkan Integrasi
Nasional ?
4. Apa Problematika dan solusi dalam integrasi nasional ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian Integrasi Nasional.
2. Untuk mengetahui Proses dalam Integrasi Nasional.
3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong Integrasi Nasional.
D. Manfaat Penulisan

1. Memperluas Cakrawala berpikir kita mengenai masalah-masalah yang ada di Indonesia.
2. Memnumbuhkan sikap kritis dalam menghadapi keadaan di lingkungan sekitar, lebih luas lagi di
wilayah kesatuan Republik Indonesia.
3. Membentuk Individu yang memahami dan memiliki sikap mental, pengetahuan, nilai-nilai, dan
perilaku yang menjungjung tinggi demokrasi, Hak Asasi Manusia, dalam rangka mewujudkan
masyarakat madani.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Integrasi Nasional
Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Istilah
integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh /
bulat. Sedangkan istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri,
meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional.

Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas maka interasi nasional mempunyai
pengertian suatu proses penyatuan atau pembaruan berbagai aspek sosial budaya ke dalam
kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapat menjamin
terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai
suatu bangsa.

Nazaruddin berpendapat istilah integrasi nasional merujuk kepada seluruh unsur dalam
rangka melaksanakan kehidupan bangsa, meliputi sosial, budaya ekonomi, maka pada intinya
integrasi nasional lebih menekankan persatuan persepsi dan prilaku diantara kelompokkelompok dalam masyarakat.
Dengan demikian Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan bagian-bagian yang
berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Proses Integrasi Nasional biasanya akan dipengaruhi oleh aspek-aspek sosiologis dan
antropologis. Dalam prosesnya, integrasi dituntut adanya kesepakatan terhadap nilai-nilai umum
yang ada didalam masyarakat melalui proses :
a. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana
individu mempelajari cara-cara hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya
agar dapat berkenbangan menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.
b. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah pebauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.
d. Enkulturasi

Enkulturasi merupakan proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikap
individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

Contoh bentuk integrasi nasional adalah sumpah pemuda yang menghasilkan nasionalisme dan
menyatukan rakyat Indonesia secara sosial dan politik, melalui semboyan “satu tanah air, satu
bahasa, satu bangsa”.
Proses Integrasi Nasional harus melalui fase-fase sosial dan politik :
1)

Melakukan pengorbanan sebagai langkah penyesuaian antara banyak perbedaa, keinginan, dan
ukuran penilaian.

2)

Mengembangkan sikap toleransi didalam kelompok sosial.

3)

Terciptanya kesadaran dan kesediaan untuk mencapai suatu konsensus.


4)

Mengidentifikasi akar persamaan diantara kultur-kultur etnis yang ada.

5)

Kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara bersama-sama dalam kehidupan
busaya dan politik.

6)

Mengakomodasi timbulnya etnis.

7)

Adanya upaya kuat dalam melawan prasangka dan diskiriminasi.

8)

Menghilangkan pengkotak-kotak kebudayaan.

Dalam konteks Indonesia, maka proses Integrasi Nasional haruslah berjalan alamiah sesuai
dengan keanekaragaman budayanya dan harus lepas dari hegemoni pengaruh kekuasaan suatu
nefara atas negara-negara lain dan ominasi peran politik etnik tertentu.

B. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional
1) Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
a) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
b) Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
c) Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut,
menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
d) Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak
pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
e)

Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila
dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa
Indonesia.

f)


Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.

2) Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
a) Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan
sebagainya.
b) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
c) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
d) Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras,
dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e) Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihankelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
f) Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
g) Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak langsung,
antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio, film,
internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).


C. Problematika dan solusi dalam integrasi nasional
1. Problematika
Masalah

integrasi

multidimensional. Disintegrasi

nasional
bangsa

di
dapat

Indonesia
terjadi

karena


sangat
adanya

kompleks
konflik

dan
vertikal

dan horizontal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, konflik antara elite
politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya penegakan hukum dan HAM serta kesiapan
pelaksanaan Otonomi Daerah.
Problematika dalam integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut :
a) Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling
jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah
perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau
daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
b) Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk
yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya

tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
c)

Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan
penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi
bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila
terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.

d) Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di
negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan
agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat
menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu adanya
penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan
komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.
e) Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai ketidak
nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik
antar masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan
menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-

kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan

perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan
didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah
yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik
antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti
dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
f)

Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar
penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang
semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk
mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.

g)

Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik
apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak
selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik
antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif terbelakang.

h)

Pertahanan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini
menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal
ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan
komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang
bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya.

2. Solusi
Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan sebagainya.
Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa merupakan bagian dari
upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya
keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut :
a)

Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar
tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.

b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c) Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari ancaman
luar.
d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila,
dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f)

Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Yang
bermakna suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam
kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapay menjamin
terwujudnya keselarasan, keserasianm dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama
sebagai suatu bangsa.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut :
a)

Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan

b)

Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.

c)

Meningkatkan ketahanan rakyat

d)

Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila

e)

Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.

f)

Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam memerangi
separatis.