ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BA

Prosiding Seminar Nasional Geograf i UMS 2015

ISSN: xxxx

Peran Geograf dan Peneliti dalam Menghasilkan
Penelitian dan Pengabdian yang Berdayaguna Bagi Masyarakat

PROSIDING
(Bagian I)
SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015

PERAN GEOGRAF DAN PENELITI
DALAM MENGHASILKAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN
YANG BERDAYAGUNA BAGI MASYARAKAT

Tim Penyunting:

Priyono, Agus Anggoro Sigit,
Yuli Priyana, Choirul Amin

Terselenggara atas kerjasama:


Fakultas Geografi
UMS

Badan Informasi Geospasial
(BIG)

Diterbitkan oleh:

Fakultas Geografi
UMS

Ikatan Geograf Indonesia
(IGI)

DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................................
Halaman Katalog Dalam Terbitan (KDT) ..................................................................................
Kata Pengantar Dekan Fakultas Geografi UMS ......................................................................
Susunan Panitia Seminar .........................................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................................................

i
ii
iii
iv
v

KEYNOTE SPEECH
Peran Data Geospasial dalam Mendukung Penyelesaian Masalah Lingkungan ..................... .
Oleh: Dr. Priyadi Kardono, M.Sc. (Kepala Badan Informasi dan Geospasial (BIG))

a

PEMBICARA UTAMA
1. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Bidang Geografi untuk Pembangunan ............. ...
Oleh: Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS (Ketua Umum Ikatan Geograf Indonesia (IGI))

n


2. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Data Geografi ........................................
Oleh: Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes. (Direktur DPPM Universitas Muhammadiyah Malang)

z

MAKALAH PESERTA
(BAGIAN I)
KOMISI 1. PERAN PENELITI BIDANG GEOGRAFI MANUSIA
1. Perspektif Geospasial Untuk Mengkaji Karakteristik Cagar Budaya Candi ........................... 1
Oleh: Fakhruddin Mustofa, Suharto Widjojo, Suprajaka (Badan Informasi Geospasial)
2. Analisis SWOT Pengembangan Objek Wisata Pantai di Kabupaten Tulungagung ........... ..... 13
Oleh: I Komang Astina, Purwanto dan Yusuf Suharto (Fakultas Ilmu Sosial, UM Malang)
3. Pola Spasial Ketahanan Tri Hita Karana Sistem Subak di Kawasan Metropolitan
Sarbagita Kabupaten Badung Bali .................................................................................... .... 23
Oleh: I Putu Sriartha (Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja)
4. Dinamika Pembangunan Manusia Berbasis Gender di Indonesia .... .................................... 35
Oleh: Muhammad Arif Fahrudin Alfana, Desta Fauzan A, Warastri Laksmiasri dan
Ayu Rahmaningtias (Fakultas Geografi UGM)
5. Pengelolaan Sumberdaya Air Sungai Bawah Tanah di Kawasan Karst Untuk Memenuhi
Kebutuhan Air Bersih di Desa Pucung Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri .. ............ 50

Oleh: Priyono, Choirul Amin, Arif Jauhari Reksa Pambudi Rahman, Manzilina NurJannah,
dan Wahyu Aji Wiliyantoro (Fakultas Geografi UMS)
6. Pemberdayaan Masyarakat Desa Tanjungsari Berbasis Agrowisata-minapolitan
Melalui Program Ipteks bagi Wilayah Kabupaten Boyolali .... ............................................... 63
Oleh: Sumarwoto PS, Ellen Rosyelina S., M. Husain Kasim, dan Suryono ( Fakultas Pertanian
UPN "Veteran" Yogyakarta dan Fakultas Pertanian UNS Surakarta)
7. Kajian Kerentanan dan Kapasitas Suatu Masyarakat Terhadap Kemungkinan Bencana
Akibat Perubahan Iklim ......................................................................................................... 73
Oleh: Tumiar Katarina Manik, Bustomi Rosadi, dan Eva Nurhidayati (Universitas Lampung
dan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Lampung)
8. Perbandingan Perilaku Penggunaan Teknologi Informasi di Pemerintah .... ........................ 88
Oleh: Yuventius Tyas Catur Pramudi dan Karis Widyatmoko (Udinus Semarang)
9. Analisis Pengembangan Kebijakan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kalimantan Barat dan D.I Yogyakarta ............... 98
Oleh: Dony Andrasmoro, Wini Mustikarani, Endah Evi Nurekawati (Progdi Pendidikan
Geografi IKIP PGRI Pontianak)

v

10. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Lahan Bekas Tambang di Kabupaten

Gunungkidul ... ...................................................................................................................... 108
Oleh: Kuswaji Dwi Priyono dan Agus Anggoro Sigit (Fakultas Geografi UMS)
11. Kegiatan Penyuluhan dan Tantangan pada Keberhasilan Pembangunan Pertanian.. ........... 117
Oleh: Nana Haryanti (Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Surakarta)
12. Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Adopsi Kegiatan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi
Tanah (RLKT) di Desa Ngadipiro, Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri .... ............................ 124
Oleh: Nur Ainun Jariyah (Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Surakarta)

KOMISI 2. PERAN PENELITI BIDANG GEOGRAFI FISIK #1
1. Prediksi Neraca Air Bulanan di Beberapa Lokasi Kawasan Hutan Tanaman ….. .................... 133
Oleh: Agung B. Supangat, Ugro H. Murtiono dan Pranatasari D. Susanti (Balai Penelitian
Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPTKP DAS) Surakarta)
2. Penentuan Kerentanan Lahan Suatu DAS Menggunakan Data Minimal ... ........................... 146
Oleh: Endang Savitri (BPTKP DAS, Surakarta)
3. Analisis Ketersediaan Air dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pertanian di Jatisrono,
Kabupaten Wonogiri .... ......................................................................................................... 157
Oleh: Irfan Budi Pramono dan Gunardjo Tjakrawarsa (BPTKP DAS Surakarta)
4. Peringkat Varietas Padi yang dapat Ditanam Berdasarkan Enam Kriteria (Emisi CH4, Tinggi
Tanaman, Produksi, Umur Varietas, Hama Penyakit, Rasio Ekoefisiensi Emisi CH4
dengan Produksi) … ............................................................................................................... 164

Oleh: Lilik Slamet Supriatin (Pusat Sains Dan Teknologi Atmosfer; LAPAN Bandung)
5. Upaya Mitigasi Pengurangan Laju Erosi Tanah di Sebagian Wilayah Dieng, Kabupaten
Wonosobo ... ......................................................................................................................... 173
Oleh: M. Anggri Setiawan, Erisa AyuWaspadi, Ghufran Zulqisthi (Fakultas Geografi UGM)
6. Evaluasi Daya Dukung Lahan Daerah Aliran Sungai untuk Menentukan Arah Pembangunan
Wilayah yang Berkelanjutan .. ............................................................................................... 183
Oleh: Nining Wahyuningrum dan Endang Savitri (BPTKP DAS Surakarta)
7. Analisis Sidik Cepat Kerawanan Banjir Bandang di DAS Juwana, Provinsi Jawa Tengah ....... 194
Oleh: Primanda Kiky Widyaputra dan Muhammad Anggri Setiawan (Fakultas Teknologi
Sumberdaya Alam Institut Teknologi Yogyakarta dan Fakultas Geografi UGM)
8. Evaluasi Pengelolaan DAS Melalui Indikator Tata Air di DAS Jang, Pulau Bintan, Kepri.. ...... 210
Oleh: Rahardyan Nugroho Adi dan Irfan Budi Pramono (BPTKP DAS Surakarta)
9. Identifikasi Tingkat Kerentanan Lahan pada DAS Ladi di Pulau Batam Sebagai Bahan
Perencanaan Pengelolaan DAS … .......................................................................................... 221
Oleh: Tyas Mutiara Basuki (BPTKP DAS Surakarta)
10. Kajian Kualitas Air Sungai di Daerah Tangkap Air Tuntang ... ................................................ 231
Oleh: Ugro Hari Murtiono (BPTKP DAS Surakarta)
11. Estimasi Potensi Biomassa dan Karbon Menggunakan Metode Benefit Transfer (Studi Kajian
di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan) .. .................................................................... 241
Oleh: Yatin Suwarno (Badan Informasi Geospasial)

12. Studi Persebaran Depot Air Minum Isi Ulang dan Kualitas Air Minum Isi Ulang Secara
Mikrobiologis di Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun 2014 ... ...................................... 248
Oleh: Rosyid Adiatma (Progdi Pendidikan Geografi FKIP UNS)
13. Kajian Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Albasia pada Daerah Rawan Longsorlahan di
sub-DAS Logawa Kabupaten Banyumas ..... .......................................................................... 260
Oleh: Suwarno, Sutomo, Ivan Saguh Uly Murti (Progdi Pendidikan Geografi FKIP UMP)

vi

KOMISI 3. PERAN PENELITI BIDANG GEOGRAFI FISIK #2
1. Analisis Evolusi Hidrogeokimia Airtanah di Pulau Koral Pramuka, Kepulauan Seribu .. ........ 267
Oleh: Ahmad Cahyadi, Tjahyo Nugroho Adji dan Muh Aris Marfai (Fakultas Geografi, UGM)
2. Degradasi Lahan pada Sawah Bekas Pertambangan Batu Bata di Kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang Tahun 2014 .. ...................................................................................... 277
Oleh: Erni Latifah W, Setya Nugraha, dan Danang Endarto (Progdi Pendidikan Geografi
FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS))
3. Pemetaan Partisipatif untuk Estimasi Kerugian Akibat Banjir Rob di Kabupaten Pekalongan 285
Oleh: Muh Aris Marfai, Ahmad Cahyadi, Achmad Arief Kasbullah, Luthfi Annur Hudaya dan
Dela Risnain Tarigan (Fakultas Geografi UGM)
4. Perencanaan Konservasi dan Monitoring Respon DAS Serang dengan Model SWAT … ....... 295

,
Oleh: Nugroho Christanto, M. Anggri Setiawan Noor Adhi Sakti, Yamuna Jiwaningrat M.,
Anang Widicahyono, Asih Yunani dan Christanti Nana Widiyati (Fakultas Geografi UGM dan
BPDAS Serayu Opak Progo)
5. Daya Dukung Lingkungan Hidup Daerah Aliran Sungai (DAS) Jlantah Hulu Kabupaten
Karanganyar Berdasarkan Pendekatan Indeks Kemampuan Lahan, Indeks Fungsi Lindung
Serta Ketersediaan dan Kebutuhan Lahan ........................................................................... 306
Oleh: Rahning Utomowati (Progdi Pendidikan Geografi FKIP UNS)
6. Kajian Zona Bahaya Gempabumi dengan Pendekatan Probabilitas Peak Ground Acceleration
dan Geomorfologi Kabupaten Bantul ... ................................................................................ 317
Oleh: Sarif Hidayat, Kuswaji Dwi Priyono dan Jumadi (Fakultas Geografi UMS)
7. Estimasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Hujan Wilayah di DAS Progo Hulu
Menggunakan Skenario Iklim HADCM3 dengan Skenario Emisi A2 dan B2 ... ...................... 325
Oleh: Slamet Suprayogi, Ahmad Cahyadi, Tommy Andryan Tivianton, Sugeng Riyadi,
Ahdi Ahmad Fajri, Tika Rahayu Sasongko dan Vera Arida (Fakultas Geografi UGM)
8. Kinerja Pengelolaan DAS Berdasarkan Indikator Sosial Ekonomi pada DAS Solo .. ............... 334
Oleh: Syahrul Donie dan Nur Ainun Jariyah (BPTKP DAS, Surakarta)
9. Evaluasi Multi-Kriteria Keruangan untuk Pemetaan Kerentanan Terhadap Bahaya Tsunami
di Pesisir Kabupaten Bantul .... .............................................................................................. 345
Oleh: Totok Wahyu Wibowo, Erisa Ayu Waspadi Putri, dan Hanandy Yanuar Loekman

(Fakultas Geografi UGM)
10. Neraca Sumberdaya Air Daerah Aliran Sungai Sebagai Instrumen Pengamanan Air: Studi
Kasus DAS Citanduy ... ........................................................................................................... 356
Oleh: Turmudi, IrmadiNahib, dan YatinSuwarno (Badan Informasi Geospasial)
11. Evaluasi Kemampuan Penggunaan Lahan di Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo .. .......... 366
Oleh: Wahyu Wisnu Wijaya, Tyas Mutiara Basuki, Nining Wahyuningrum (BPTKP DAS Surakarta)
12. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Volume Limpasan Permukaan: Studi
Kasus DAS Citanduy, Provinsi Jawa Barat ... ......................................................................... 377
Oleh: AB Suriadi dan Irmadi Nahib (Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama BIG)

MAKALAH PESERTA
(BAGIAN II)
KOMISI 4. PERAN PENELITI BIDANG PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
1. Sinergi Penyediaan Informasi Geospasial Skala Operasional untuk Mendukung Kegiatan
Alokasi Ruang ........................................................................................................................ 389
Oleh: Aris Poniman, Niendyawati, dan Arif Aprianto (Badan Informasi Geospasia)

vii

2. Variabilitas Suhu Permukaan Laut Perairan Indonesia dari Data TRMM Microwave Imager 401

Oleh: Adi Wijaya (Balai Penelitian dan Observasi Laut – Kementrian Kelautan dan Perikanan)
3. Aplikasi SIG Berbasis Web untuk Manajemen Pengelolaan Titik Reklame di Kota Surakarta.. 409
Oleh: Alif Noor Anna, Rudiyanto, dan Agus Anggoro Sigit (Fakultas Geografi UMS)
4. Kajian Geometri Citra Resolusi Tinggi untuk Penetapan dan Penegasan Batas Desa … ........ 423
Oleh: Bambang Riadi dan Fahrul Hidayat (Badan Informasi Geospasial)
5. Kajian Generalisasi untuk Membangun Basisdata Rupabumi Multi-Skala .. ......................... 433
Oleh: Danang Budi Susetyo dan Aji Putra Perdana (Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim –
Badan Informasi Geospasial)
6. Pendugaan Daerah Penangkapan Ikan Lemuru di Selat Bali Berbasis Rantai Makanan
Menggunakan Data Satelit Osenografi ... .............................................................................. 443
Oleh: Eko Susilo, Teja Arief Wibawa dan Adi Wijaya (Balai Penelitian dan Observasi Laut–KKP)
7. Analisis Spasial untuk Identifikasi Konflik Lahan di Pulau Sumatra ... ................................... 451
Oleh: Jaka Suryanta dan Nurwadjedi (Peneliti pada Badan Informasi Geospasial)
8. Pembuatan Basis Data Spasial Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten
Donggala Sulawesi Tengah .. ................................................................................................. 458
Oleh: Mujiyanto (Balai Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala,
Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI)
9. Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi untuk Analisis Dampak
Spasial Erupsi Gunung Kelud di Kabupaten Kediri .... ............................................................ 465
Oleh: Purwanto dan Marhadi Slamet Kistiyanto (Jurusan Geografi FIS UM Malang)

10. Perancangan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Kota Bengkulu Berbasis Data PJ ..... ............ 482
Oleh: Yulian Fauzi, Suwarsono, dan Zulfia Memi Mayasari (Jurusan Matematika dan
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Bengkulu)
11. Penentuan Lokasi Kebun Bibit Rakyat Menggunakan Sistem Informasi Geografi ... ............. 489
Oleh: Agung Rusdiyatmoko dan Ign. Kristanto Adiwibowo (BPDAS Kahayan, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Palangka Raya)
12. Peranan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Mendukung
Kebijakan Satu Peta (one map policy) ................................................................................... 500
1
Oleh: Agus Wuryanta dan Gunardjo Tjakrawarsa (BPTKP DAS Surakarta)
13. Pemanfaatan Citra Landsat 8 untuk Identifikasi Normalized Difference Vegetation Index
di Kecamatan Seberuang Kabupaten Kapuas Hulu ... ........................................................... 511
Oleh: Ajun Purwanto (Progdi Pendidikan Geografi IKIP-PGRI Pontianak)
14. Peran Data Geospasial untuk Identifikasi Habitat Kambing Etawa di Kaligesing Purworejo.. 516
Oleh: Kris Sunarto (Peneliti Bidang Geografi Terapan, Badan Informasi Geospasial)
15. Peran SIG untuk Studi Perubahan Iklim dalam Bidang Kesehatan: Sebuah Kajian Literatur.. 528
Oleh: Sulistyawati (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan; Yogyakarta)
KOMISI 5. PERAN PENELITI BIDANG LINGKUNGAN
1. Pengelolaan Lahan Marjinal Menjadi Lahan Potensial Bagi Peningkatan Hasil Finansial
Masyarakat ... ........................................................................................................................ 537
Oleh: Beny Harjadi (Peneliti Utama Bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh BPTKP DAS
Surakarta)
2. Perubahan Garis Pantai dan Dampaknya Terhadap Kerusakan Lingkungan di Pesisir Kecamatan
Kragan dan Sarang Kabupaten Rembang Jawa Tengah ... ..................................................... 547
Oleh: Chatarina Muryani, Partoso Hadi, Budi Setiyarso dan Lintang Ronggowulan (UNS)
3. Analisis Spasial Risiko Longsoran pada Lingkungan Terbangun Guna Menentukan Prioritas

viii

Mitigasi Bencana di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ............................................... 554
Oleh: Heri Tjahjono, Suripin, Kismartini (Program Doktor Ilmu Lingkungan Undip)
4. Pengelolaan Lingkungan Hutan Pinus untuk Menurunkan Puncak Banjir di Sub DAS
Kedungbulus, Gombong, Jawa Tengah ... .............................................................................. 565
Oleh: Irfan Budi Pramono (BPTKP DAS Surakarta)
5. Prediksi Daya Hantar Sedimen, Studi Kasus di Sub DAS Mondang Kabupaten Blora ............ 571
Oleh: Nining Wahyuningrum dan Endang Savitri (BPTKP DAS Surakarta)
6. Alih Teknologi Sederhana pada Lahan Pascaerupsi Merapi …. ............................................. 581
Oleh: Pranatasari Dyah Susanti (BPTKP DAS Surakarta)
7. Analisis Perubahan Iklim dan Jadwal Tanam di Kabupaten Sukoharjo ... .............................. 589
Oleh: Robertus Sudaryanto, MMA Retno Rosariastuti dan Noorhadi (UNS)
8. Pengelolaan Sumberdaya Air untuk Pengembangan Pariwisata di Pulau Pari, Kepulauan
Seribu, DKI Jakarta ... ............................................................................................................. 595
Oleh: Roland Sinulingga, M. Baiquni, dan L. Setyawan Purnama (Fakultas Geografi UGM)
9. Evaluasi Rencana Tata Ruang Kabupaten Sleman Berdasarkan Analisis Risiko Bencana
Gunung Merapi ... .................................................................................................................. 607
Oleh: Teresita Oktavia Rosari, Kuswaji Dwi Priyono, dan Jumadi (Fakultas Geografi UMS)
10. Efektifitas Swapurifikasi Zona Hyporheic Mengurangi Total Maximum Daily Load dari
Kegiatan Antropogenik di Sub DAS Negara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan ... ......... 618
Oleh: Tommy Andryan. T, Ahmad C, M. Awaluddin, Muhaimin, Miranda A. dan Vivien U.E.
(Fakultas Geografi UGM)

11. Pengurangan Karbon Dioksida di Atmosfer Melalui Stok Karbon dalam Tegakan Sengon
yang Tumbuh pada Berbagai Kesesuaian Lahan ................................................................... 630
Oleh: Tyas Mutiara Basuki (BPTKP DAS Surakarta)
12. Sistem Penyediaan Air Menggunakan Teknik Panen Air Hujan dengan Atap: Sebuah
Upaya Menghadapi Kelangkaan Air pada Musim Kemarau di Desa Mliwis Kecamatan
Cepogo Boyolali ... ................................................................................................................. 638
Oleh: Yuli Priyana, Taryono, Umrotun (Fakultas Geografi UMS)

KOMISI 6. PERAN PENELITI BIDANG PENDIDIKAN GEOGRAFI
1. Demonstrasi Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di SMA Negeri
Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah .... ......................................................................... 649
Oleh: Agus Anggoro Sigit (Fakultas Geografi UMS)
2. Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pembelajaran Geografi untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif ... .................................................................... 657
Oleh: Debi Erisandi dan Darsiharjo (Departement Pendidikan Geografi FPIPS UPI Bandung)
3. Meningkatkan Peranan Penelitian Geografi dalam Pembangunan ... ................................... 672
Oleh: I Gusti Bagus Arjana (Jurusan Pendidikan Geografi, FKIP Undana; Kupang-NTT)
4. Melatih Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Geografi Melalui Pendekatan Earth Science
Community (EarthComm) … .................................................................................................. 683
Oleh: Intan Ayu Dewi dan Mamat Ruhimat (Departement Pendidikan Geografi FPIPS UPI;
Kota Bandung
5. Pemanfaatan Ina-Geoportal untuk Pembelajaran Geografi Secara Interaktif ...................... 698
Oleh: Mone Iye Cornelia M. , Sri Hartini, Sri Lestari, Rizka Windiastuti, dan Priyadi Kardono
(Badan Informasi Geospasial)
6. Pembelajaran Geografi Berbasis Kecerdasan Lokal untuk Penguatan Literasi Geografi .. .... 708
Oleh: Muh. Sholeh (Jurusan Geografi FIS Universitas Negeri Semarang)

ix

7. Pemanfaatan Patahan Lembang dalam Pembelajaran Geografi .... ...................................... 720
Oleh: Neneng Fenti Fatimah dan Darsiharjo (Departement Pendidikan Geografi FPIPS UPI;
Kota Bandung)
8. Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture dan Problem
Solving Terhadap Hasil Belajar dalam Materi Kerusakan Lingkungan pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 3 Pontianak .... .................................................................................... 733
Oleh: Norsidi (Program Studi Pendidikan Geografi IKIP-PGRI Pontianak)
9. Atlas Geografi Statistik …. ...................................................................................................... 739
Oleh: Sri Eka Wati (Badan Informasi Geospasial)
10. Peningkatan Pemahaman Hasil Penginderaan Jauh Melalui Media Game Interpretasi Foto
Udara “Dia” di Kelas XII IPS 2 SMAN Gondangrejo Tahun Pelajaran 2012/2013 .................. 746
Oleh: Suranti Tri Umiatsih (Guru SMA Negeri Gondangrejo; Karanganyar)
11. Studi Potensi Wilayah Melalui Implementasi Kurikulum di Sekolah Menengah Atas .. ........ 755
Oleh: Ana Widiyati (Guru SMA Negeri 1 Sukaraja; Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor)

x

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan

ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra1), Muhammad Anggri Setiawan2)
Fakultas Teknologi Sumberdaya Alam Institut Teknologi Yogyakarta
2
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Email:1primandakiky@gmail.com

1

ABSTRAK
Banjir bandang merupakan salah satu bahaya yang mengancam di DAS Juwana; dan
berpotensi menyebabkan kerusakan pada permukiman, jembatan, sawah, serta korban jiwa.
Meskipun demikian, penelitian mengenai banjir bandang di Indonesia terbilang masih minim.
Kebutuhan untuk lebih memahami kejadian banjir bandang sangat diperlukan terutama
dalam upaya manajemen bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
tingkat kerawanan banjir bandang di DAS Juwana dengan pendekatan geomorfologi. Metode
yang digunakan adalah stepwise assessment atau penilaian bertahap terhadap kerawanan
banjir bandang. Langkah awal adalah menentukan batas sub-DAS berdasarkan klasifikasi
orde sungai. Tiap Sub-DAS tersebut dianggap mewakili sistem-sistem sungai yang masingmasing memiliki parameter tertentu. Parameter kuantitatif yang digunakan meliputi
Perbedaan Ketinggian Relatif (Relative Height Differences/RHD), Lereng, dan Kerapatan
Drainase. Parameter tersebut dipilih untuk mewakili komponen geomorfologi berupa
morfografi, morfogenesis, morfometri, dan morfoproses. RHD dihitung dengan membagi tiap
sistem sub-DAS menjadi dua area berdasarkan kerapatan konturnya (up-stream dan downstream), kemudian dihitung selisih rata-rata elevasi dari dua area tersebut. Lereng dihitung
sebagai rata-rata kemiringan lereng untuk tiap sistem sub-DAS. Kerapatan Aliran dihitung
berdasarkan rumus panjang seluruh sungai dalam suatu sub-DAS dibagi dengan total area
sub-DAS tersebut. Penilaian kerawanan dilakukan dengan menjumlahkan skor tiap
parameter dikalikan bobot tiap parameter yang dibangun berdasarkan asumsi dari studi
literatur. Berdasarkan analisis tersebut, diketahui bahwa 20 sub-DAS di DAS Juwana
memiliki tingkat kerawanan tinggi. Temuan tersebut divalidasi dengan survey lapangan dan
berdasarkan berita kejadian banjir bandang. Sebagai kesimpulan, analisis sidik cepat
dengan pendekatan geomorfologi dapat mengidentifikasi sub-DAS yang rawan banjir
bandang dan menjadi prioritas.
Kata Kunci: Sidik Cepat, Banjir Bandang, Parameter Kuantitatif, Pendekatan Geomorfologi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tren bencana yang disebabkan proses hidro-meteorologi diprediksi akan meningkat seiring
dengan perubahan iklim dan degradasi lingkungan yang terjadi saat ini (Imran et al., 2013).
Salah satu bencana yang masih perlu dikaji adalah banjir bandang. Montz dan Gruntfest
(2002) mendefinisikan karakteristik banjir bandang sebagai banjir yang terjadi tiba-tiba
dengan waktu sangat singkat melebihi waktu yang dimiliki untuk peringatan. Terjadinya
banjir bandang dapat dipicu oleh curah hujan yang tinggi di bagian hulu dan dipengaruhi oleh
sifat fisik daerah resapan (Garambois et al., 2012) serta fitur-fitur geomorfologi pada suatu
DAS (Fernandez-lavado et al., 2007). Banjir bandang berpotensi menyebabkan kerusakan;
terlebih apabila diikuti oleh kejadian lain seperti tanah longsor dan mudflow (Hapuarachchi et
al., 2011).

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan

Lokasi penelitian adalah DAS Juwana yang terletak di Jawa Tengah, secara administratif
meliputi Kabupaten Pati, Kudus, dan Grobogan. DAS Juwana yang sebagian besar berupa
lereng datar hingga terjal memiliki beberapa bentanglahan, dimulai dari bentanglahan
vulkanik pada bagian Gunungapi Muria, dataran aluvial pada bagian tengah, daerah
kepesisiran pada bagian Utara, dan perbukitan struktural pada bagian Selatan (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Banjir bandang adalah salah satu bencana yang paling disorot di DAS Juwana. Kejadian
banjir terakhir muncul pada tahun 2011 dan 2014. Salah satu kejadian banjir bandang pada
bulan Januari 2014 terjadi sebagai dampak susulan dari tanah longsor di lereng atas
Gunungapi Muria. Kejadian banjir bandang lain terjadi pada Perbukitan Rembang. Kedua
contoh tersebut menggambarkan bahwa beberapa lokasi cenderung rawan terhadap banjir
bandang.
Morfografi Juwana memiliki variasi berupa bentuklahan vulkanik, struktural, fluvial; serta
variasi kelerengan dan material penyusun. Arnaud-Fassetta et al. (2009) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa untuk menilai suatu kerawanan banjir dapat dilakukan
dengan memperhatikan kondisi dan dinamika hidro-geomorfologi. Parameter geomorfologi
juga dapat menjadi faktor kunci dalam penilaian tingkat kerawanan (Dikau, 1990; Parise,
2001; Cardinali et al., 2002; van Westen et al., 2008; Leoni et al., 2009). Kajian banjir
bandang dengan pendekatan geomorfologi dilakukan sebagai dasar analisis faktor
penyebab, proses terjadinya, serta dimana kejadian banjir bandang tersebut berpotensi
muncul kembali. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tingkat kerawanan banjir bandang di DAS Juwana dengan pendekatan
geomorfologi.
METODE
Parameter kuantitatif yang digunakan dalam analisis kerawanan banjir bandang dibangun
berdasarkan pendekatan geomorfologi. Parameter kuantitatif tersebut dipilih agar dapat
mewakili komponen-komponen geomofologi; yaitu morfografi, morfogenesis, morfometri, dan
morfoproses. Mengacu pada Smith (2003) bahwa faktor-faktor fisiografis seperti perbedaan
ketinggian dan lereng pada suatu DAS memiliki peran yang signifikan dalam terjadinya banjir

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan

bandang. Smith (2003), Angillieri (2007), dan Marsoedi et al. (1997) menjelaskan perlunya
mengikutsertakan parameter kerapatan aliran pada analisis geomorfologi.
Parameter kuantitatif yang digunakan meliputi: Perbedaan Ketinggian Relatif (Relative
Height Difference/RHD), Lereng, dan Kerapatan Aliran. Parameter RHD merepresentasikan
topografi sebagai salah satu fitur penting dalam morfografi (Dramis et al., 2011). Kerawanan
diasumsikan tinggi bila terdapat perbedaan ketinggian yang signifikan. Parameter lereng
merepresentasikan kemiringan lereng pada tiap sub-DAS sebagai salah satu fitur dalam
morfometri (Dramis et al., 2011). Kerawanan diasumsikan tinggi bila kemiringan lereng lebih
dari 55%. Skor dua parameter tersebut ditunjukkan pada Tabel 1. Parameter kerapatan
aliran merepresentasikan morfometri dan morfoproses pada tiap sub-DAS. Skor kerapatan
aliran ditampilkan pada tabel 2.

Gambar 2. Penentuan Orde Sungai (Orde 4)

Unit dari penilaian kerawanan adalah sub-DAS, dimana masing-masing sub-DAS akan
memiliki tingkat kerawanan yang berbeda tergantung pada hasil penilaian berdasarkan
parameter kuantitatif yang digunakan. Gambar 2 menunjukkan batas sub-DAS yang
ditentukan mulai orde 4 berdasarkan klasifikasi Hack (1957). Tiap Sub-DAS tersebut menjadi
satuan pemetaan dan satuan analisis kerawanan banjir bandang.
RHD (meter)

Lereng (%)

Skor

140

7

Tabel 1. Skor Parameter Geomorfologi (Klasifikasi mengacu pada van Zuidam, 1979)

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan
2

Kerapatan Aliran (km/km )
Skor
< 0,5
1
0,5-1,0
2
>1,0-2,0
3
>2,0-4,0
4
>4,0
5
Tabel 2. Skor Kerapatan Aliran (Klasifikasi mengacu pada Marsoedi et al., 1997)

Pembobotan
Masing-masing skor kemudian dibobotkan dengan memperhatikan faktor mana yang
memiliki pengaruh paling besar pada kerawanan banjir bandang. Bobot dibangun
berdasarkan asumsi sebagaimana tercantum pada Tabel 3.
No
1

Indikator
RHD

Bobot
0.5

Asumsi
RHD menjadi faktor utama banjir bandang,
menunjukkan perbedaan ketinggian up-stream
dan down-stream. Makin besar perbedaan
ketinggian, maka kejadian banjir bandang akan
makin tinggi (Smith, 2003; Dramis et al., 2011)
2
Lereng
0.3
Kemiringan
lereng
akan
mempengaruhi
kecepatan aliran dalam bergerak. Makin besar
kemiringan lereng, maka kejadian banjir bandang
akan makin tinggi (Smith, 2003; Dramis et al.,
2011)
3
Kerapatan Aliran
0.2
Semakin tinggi nilai kerapatan aliran, maka
kejadian banjir bandang akan semakin tinggi
(Pallard, B. et al., 2009)
Tabel 3. Bobot Parameter Geomorfologi

Penilaian Kerawanan Banjir Bandang
RHD dihitung dengan membagi tiap sistem sub-DAS menjadi dua area berdasarkan
kerapatan konturnya. Dua area tersebut selanjutnya disebut sebagai up-stream dan downstream. Ketinggian relatif dari dua area tersebut dihitung dengan mencari rata-rata
elevasinya. Selisih rata-rata kedua ketinggian tersebut menjadi skor RHD (Gambar 3).
Lereng dihitung sebagai rata-rata kemiringan lereng untuk tiap sistem sub-DAS dengan
menggunakan operasi raster. Kerapatan Aliran dihitung berdasarkan rumus panjang seluruh
sungai dibagi total area sub-DAS.

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan

Gambar 3. Tahap Penghitungan RHD

Penilaian kuantitatif dipergunakan untuk memperoleh nilai akhir dari tingkat kerawanan
berdasarkan parameter yang telah ditetapkan. Nilai kerawanan total dihitung dengan
menjumlahkan skor RHD, Lereng, dan Kerapatan Aliran yang telah dikalikan dengan bobot
(Gambar 4). Metode ini akan menghasilkan peta tingkat kerawanan banjir bandang.

Gambar 4. Diagram Penilaian Kerawanan Banjir Bandang

HASIL
Analisis parameter kuantitatif menunjukkan bahwa dua puluh sub-DAS tergolong dalam
tingkat kerawanan tinggi (Gambar 5). Dua belas sub-DAS dengan tingkat kerawanan tinggi
terdapat di lereng Gunungapi Muria. Pengaruh bentanglahan vulkanik membentuk lereng
yang cenderung terjal (>40%) dan variasi ketinggian yang signifikan (>500 meter). Delapan
sub-DAS dengan tingkat kerawanan tinggi terdapat pada perbukitan struktural. Pengaruh
perkembangan perbukitan struktural dengan proses erosi yang intensif membentuk pola
dendritik dengan kerapatan aliran bernilai lebih dari 2,0. Hasil ini menunjukkan bahwa
analisis kerawanan banjir bandang dengan parameter kuantitatif dapat mengindikasikan
lokasi yang memiliki potensi banjir bandang.

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan

Gambar 5. Tingkat Kerawanan Banjir Bandang

PEMBAHASAN
Penilaian menggunakan parameter kuantitatif menunjukkan potensi banijr bandang yang
tinggi di DAS Juwana. Potensi banjir bandang terdapat pada lereng vulkanik dan perbukitan
struktural DAS Juwana. Faktor topografi lebih banyak berkontribusi dalam pembentukan
banjir bandang pada sub-DAS di lereng Gunungapi Muria. Sub-DAS pada perbukitan
struktural lebih banyak dikontrol oleh tenaga struktural dan proses erosi sehingga memiliki
karakteristik berupa aliran permukaan yang cenderung cepat (Angillieri, 2007). Berdasarkan
hasil penilaian kerawanan tersebut, beberapa lokasi dipilih sebagai validasi melalui survei
lapangan. Sub-DAS yang dipilih adalah sub-DAS Kedungwinong untuk kerawanan tinggi;
Wonosoco dan Wegil untuk kerawanan sedang (Gambar 6).

Gambar 6. Lokasi Survei Lapangan

Sub-DAS Kedungwinong pada bagian up-stream merupakan konfigurasi bukit hasil proses
erosi dan transportasi material. Bagian tengah berupa aliran sungai yang cenderung
membentuk lembah. Survei lapangan menunjukkan bahwa banjir bandang terjadi pada
batas transisi antara lereng terjal dan lereng yang lebih landai. Air dan material dapat

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan

terangkut dengan kecepatan tinggi didukung oleh adanya gradien lereng pada alur sungai
yang cukup besar (Fernandez-Lavado et al., 2007), sehingga berpotensi terjadi banjir
bandang. Perubahan gradien lereng dan adanya material karbonat dengan lapisan tanah
yang tipis pada bagian atas sub-DAS menambah besar aliran permukaan. Faktor lain yang
ditemukan di lapangan yaitu perubahan penutup lahan dari vegetasi campuran dan hutan
menjadi ladang jagung, sehingga aliran permukaan meningkat (Gambar 7).

Gambar 7. Pengamatan Lapangan di Sub-DAS Kedungwinong

Sub-DAS Wonosoco termasuk dalam kerawanan sedang karena nilai RHD dan lereng yang
relatif lebih rendah dibanding sub-DAS Kedungwinong. Survei lapangan menunjukkan banjir
bandang di Wonosoco terjadi pada pertemuan sungai yang termasuk dalam down-stream
dengan aliran banjir bandang mengikuti sungai utama (Gambar 8).

Gambar 8. Pengamatan Lapangan di Sub-DAS Wonosoco

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan

Banjir bandang di Wegil dipengaruhi topografi pada bagian tengah sub-DAS yang relatif
landai, sedangkan pada bagian down-stream membentuk lembah yang mengarah ke
permukiman dan sawah. Survei lapangan menunjukkan banjir bandang terjadi pada lokasi
dibawah pertemuan cabang-cabang sungai dan berlanjut hingga down-stream.

Gambar 9. Pengamatan Lapangan di Sub-DAS Wegil

KESIMPULAN
Parameter kuantitatif: Relative Height Differences, Lereng, dan Kerapatan Aliran dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kerawanan banjir bandang. Penentuan parameter tersebut
didasari kebutuhan untuk melakukan analisis kerawanan banjir bandang secara cepat
dengan kebutuhan data yang sederhana. Hasil identifikasi sidik cepat tersebut dibuktikan
dengan survei lapangan; sekaligus sebagai kajian untuk mengetahui kondisi sub-DAS
secara lebih detil. Survei lapangan menunjukkan faktor topografi dan pertemuan cabangcabang sungai berperan dalam pembentukan banjir bandang. Temuan lain yaitu adanya
perubahan penutup lahan pada bagian up-stream yang berpotensi meningkatkan
kerawanan banjir bandang. Hal tersebut dapat dikaji melalui penelitian lebih lanjut.
PENGHARGAAN
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui program Beasiswa Unggulan sehingga penelitian ini dapat terlaksana; serta Program
Studi Geo-Information for Spatial Planning and Disaster Risk Management Sekolah
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada atas kesempatan yang diberikan untuk
melaksanakan penelitian ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Kudus, Pemerintah Daerah Kabupaten Pati, dan Palang Merah Indonesia yang
bertugas di Kabupaten Kudus. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak
Khumaidi selaku warga di Kecamatan Babalan, Kabupaten Kudus yang telah berkontribusi
dalam survei lapangan.

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan

REFERENSI
Angillieri, Marıa Yanina Esper, 2007, Morphometric analysis of Colangu¨il river basin and flash flood
hazard, San Juan, Argentina, Environ Geol (2008) 55:107–111 DOI 10.1007/s00254-007-09692
Arnaud-Fassetta G., Astrade L., Bardou E., Corbonnois J., Delahaye D., Fort M., Gautier E., Jacob
N., Peiry J.-L., Piégay H., Penven M.J., 2009, Fluvial geomorphology and flood-risk
management, Géomorphologie : relief, processus, environnement, 2, 109-128.
Cardinali, M., Reichenbach, P., Guzzetti, F., Ardizzone, F., Antonini, G., Galli, M., 2002, A
geomorphological approach to the estimation of landslide hazards and risks in Umbria, Central
Italy, Nat. Hazards Earth Syst. Sci. 2, 5772.
Cazanacli, D., Paola, C., & Parker, G., 2002, Experimental Steep, Braided Flow: Application to
Flooding Risk on Fans, Journal of Hydraulic Engineering, 128(3), 322-330. doi:
doi:10.1061/(ASCE)0733-9429(2002)128:3(322)
Dikau, R., 1990, Derivatives from detailed geoscientific maps using computer methods, Z.
Geomorphol. N.F. 80, 4555.
Dramis, F., Guida, D., Cestari, A., in press. Nature and aims of geomorphological mapping, in: Smith,
M.J., Paron, P., Griffiths, J., 2011, Geomorphological Mapping: A Handbook of Techniques and
Applications, Elsevier, Amsterdam.
El Kadi Abderrezzak, K., Paquier, A., & Mignot, E., 2009, Modelling flash flood propagation in urban
areas using a two-dimensional numerical model, Natural Hazards, 50(3), 433-460. doi:
10.1007/s11069-008-9300-0
Fernandez-Lavado, C., Furdada, G., & Marques, M. A., 2007, Geomorphological method in the
elaboration of hazard maps for flash-floods in the municipality of Jucuaran (El Salvador),
Natural Hazards and Earth System Sciences, 7(4), 455-465.
Garambois, P. A., Roux, H., Larnier, K., & Dartus, D., 2012, Relations between streamflow indices,
rainfall characteristics and catchment physical descriptors for flash flood events, in: R. J.
Moore, S. J. Cole & A. J. Illingworth (Eds.), Weather Radar and Hydrology (Vol. 351, pp. 581586), Wallingford: Int Assoc Hydrological Sciences.
Gutiérrez, F., Gutiérrez, M., & Sancho, C., 1998, Geomorphological and sedimentological analysis of
a catastrophic flash flood in the Arás drainage basin (Central Pyrenees, Spain),
Geomorphology, 22(3–4), 265-283. doi: http://dx.doi.org/10.1016/S0169-555X(97)00087-1
Hack, J.T.,1957, Studies of longitudinal stream profiles in Virginia and Maryland, US Geological
Survey professional paper 294 - B; 45-97.
Hapuarachchi, H. A. P., Wang, Q. J., & Pagano, T. C., 2011, A review of advances in flash flood
forecasting, Hydrological Processes, 25(18), 2771-2784. doi: 10.1002/hyp.8040
Imran, A. M., 2013, Fenomena Banjir Bandang di Indonesia, Workshop Penanggulangan Banjir
Bandang, Makassar.
Imran, A.M. , Ramlan A., Arif S., Baja S., Paharuddin, Solle M. S., Alimuddin I., Sakka, Salman D.,
2013, Kajian Naskah Akademik Master Plan Penanggulangan Risiko Bencana Banjir Bandang,
Seminar Proceeding, Mataram, 8 – 10 Oktober 2013
Leoni, G., Barchiesi, F., Catallo, F., Dramis, F., Fubelli, G., Lucifora, S., et al., 2009, GIS methodology
to assess landslide susceptibility: application to a river catchment of Central Italy. J. Maps
2009, 8793.
Marsoedi, Ds., Widagdo, J. Dai, N.Suharta, Darul SWP, S.Hardjowigeno, J. Hof dan E.R.Jordens.,
1997, Pedoman Klasifikasi Landform. LT 5 Versi 3.0. LREP II,CSAR. Bogor.
Montz BE, Gruntfest E., 2002, Flash flood mitigation: recommendations for research and applications,
Environ Hazards 4:15–22

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2015
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN BANJIR BANDANG
DI DAS JUWANA, PROVINSI JAWA TENGAH
Primanda Kiky Widyaputra, Muhammad Anggri Setiawan
Pallard, B., et al., 2009, A look at the links between drainage density and flood statistics, Hydrology
and Earth System Sciences(Hydrol. Earth Syst. Sci., 13, 1019–1029).
Parise, M., 2001, Landslide mapping techniques and their use in the assessment of the landslide
hazard, Phys. Chem. Earth C 26 (9), 697703.
Smith, Greg, 2003, Flash Flood Potential: Determining the Hydrologic Response of FFMP Basins to
Heavy Rain by Analyzing Their Physiographic Characteristics, A white paper available from the
NWS Colorado Basin River Forecast Center web site at http://www.cbrfc.
noaa.gov/papers/ffp_wpap.pdf, 11 pp
van Westen, C.J., Castellanos Abella, E.A., Sekhar, L.K., 2008, Spatial data for landslide
susceptibility, hazards and vulnerability assessment: an overview. Eng. Geol. 102 (34), 112131.
Zuidam & Zuidam Cancelado, 1979, Terrain Analysis and Classification Using Aerial Photograph.