Laporan Praktikum Instrumen tasi Labolato

No. Dokumen

BORANG

FO-UGM-BI-07-13

Berlaku Sejak

LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM STRUKTUR
PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Revisi
Halaman

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN
PENGENALAN ALAT, PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP
OPTILAB

KELOMPOK


:

4 (EMPAT)

NAMA

:

FAHRUDIN JAIM
GRACE ANGEL WUATEN
IDOLA D. YOKU N.
INDRA FAUZI SABBAN

LABORATORIUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013

ACARA I

PENGENALAN ALAT, KETEPATAN DAN KETELITIAN PENGUKURAN

I.

TUJUAN
Ada pun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengenal, menyebutkan dan memperagakan penggunaan
peralatan laboratorium terutama untuk pengukuran di laboratorium.
2. Mahasiswa mampu melaporkan secara ringkas pengukuran secara teliti dan tepat
untuk mendapatkan hasil yang akurat, serta melakukan kalibrasi mikropipet.
3. Mahasiswa mampu melaporkan secara tertulis hasil dari praktikum dan diskusi
tentang ketelitian dan ketepatan.

II.

DASAR TEORI
A. Mengukur, Akurasi dan Ketelitian
Mengukur merupakan kegiatan untuk membandingkan sesuatu dengan sesuatu

lainnya yang digunakan sebagai standar acuan dengan menggunakan alat ukur, maka halhal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ukur adalah 1) batas ukur dan batas

kerja alat, yaitu nilai minimum dan nilai maksimum yang dapat diukur dengan alat itu.
Sebelum

menggunakan

alat-alat, kita harus membaca dahulu batas kerja alat itu; 2) ketelitian alat (akurasi alat
ukur), yaitu nilai terkecil yang dapat diukur dengan teliti oleh alat tersebut; 3) kesalahan titik
nol (zero error), yaitu penunujukan skala awal ketika alat belum digunakan; 4) kesalahan
kalibrasi alat, yaitu kesalahan teknik pada pembuatan skala dari alat itu sendiri. 5)
kesalahan penglihatan (paralaks), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh cara mengamati
yang kurang tepat. Bisa saja karena kedudukan mata pengamat tidak tepat. Untuk
menghindarinya, maka kedudukan mata pengamat harus tegak lurus pada tanda yang
dibaca.

1

Akurasi (ketepatan) adalah tingkat dalam pengukuran untuk mendekati nilai yang
sebenarnya. Seorang peneliti yang baik akan berusaha mendapatkan pengukuran yang
akurat dan kemudian mendolahnya dengan cara yang benar sehingga diperoleh data yang
bermakna.

Sebuah sistem pengukuran dapat akurat dan tepat, atau akurat tetapi tidak tepat, atau
tepat tetapi tidak akurat atau tidak tepat dan tidak akurat. Akurasi menunjukkan kedekatan
hasil pengukuran dengan nilai sesungguhnya, presisi menunjukkan seberapa dekat
perbedaan nilai pada saat dilakukan pengulangan pengukuran (Chang, n.d; Martha, 2009).
Penelitian di laboratorium hampir selalu melibatkan suatu bentuk pengukuran. Semua
data pengukuran karena berbagai alasan biasanya rentan terhadap kesalahan. Kesalahan
dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi tiga hal. Hal pertama, kecerobohan peneliti.
Kecerobohan peneliti dapat dihindari dengan bekerja secara hati-hati dan menguasai
metode penelitian dengan baik. Untuk pengukuran yang menggunakan alat yang diberikan
oleh pabrik pembuat alat tersebut dengan teliti. Kedua, alat yang tidak akurat. Untuk
mengatasi alat yang tidak akurat, alat harus dikalibrasi secara berkala. Ketiga, kesalahan
acak adalah variasi hasil atau data antara ulangan satu dengan yang lain yang disebabkan
oleh berbagai macam sebab. Kesalahan ini dapat diketahui ketika seseorang melakukan
percobaan dengan sampel dalam jumlah banyak tetapi hasil yang diperoleh menunjukkan
hasil yang sedikit berbeda pada setiap pengukurannya, walaupun sampel-sampel tersebut
diperlakukan pada kondisi yang sama (identik). Kesalahan acak ini sulit dihindari akan
tetapi dapat dikurangi dengan melakukan pengukuran dengan jumlah sampel yang banyak
dan diambil rata-rata hasil yang diperoleh.
Tingkat kesamaan antar ulangan dalam suatu percobaan disebut sebagai ketelitian.
Ketelitian tidak sama dengan akurasi, karena suatu pengukuran mempunyai ketelitian yang

tinggi akan tetapi tidak akurat karena alat yang digunakan mempunyai kualitas rendah.
Untuk mendapatkan hasil atau data yang mempunyai ketelitian dan akurasi yang tinggi
seorang peneliti harus menguasai teknik atau metode yang tinggi dan menggunakan alat
yang berkualitas baik.

2

B. Pembuatan Larutan (Pengenceran)
Konsentrasi
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan banyaknya zat yang terlarut dalam
suatu larutan atau menyatakan perbandingan antara banyaknya zat terlarut dengan
banyaknya pelarut dalam larutan.
1.Persen Berat
Banyaknya zat terlarut dalam gram yang terdapat pada 100 gram larutan disebut
persen berat.

b
massa zat terlarut
% b = % massa larutan


2.Persen Volume
Menyatakan besarnya volume (mL) zat terlarut yang terdapat pada 100 mL larutan.

V vo lume zat terlarut
% V = volume larutan x 100 %

3.Molaritas

3

Menyatakan jumlah mol suatu zat terlarut dalam 1 liter (L) larutan. Satuan dari
molaritas dilambangkan dengan M.
Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya molaritas suatu larutan
sebagai berikut :
M=

mol
mmol
1000
gram 100

=
atau M =mol X V atau M = Mr x V
V ( L) V (ml)

4.Normalitas
Menyatakan banyaknya grek (gram ekuivalen) zat terlarut dalam 1 lite larutan.
Besarnya satu grek sama dengan hasil kali mol dengan valensinya. Satuan dari normalitas
adalah Normal diberi simbol N dan dirumuskan sebagai berikut :
5.Molalitas
Menyatakan jumlah mol zat terlarut per kilogram (kg) pelarut. Satuan molalitas diberi
simbol m.

Ket: m = molalitas
P = massa pelarut

gr = massa zat terlarut
Mr = Mr zat terlarut

4


5.Fraksi Mol
Merupakan perbandingan antara banyaknya mol komponen tersebut dengan mol
total dari semua komponen yang ada.
a.

Fraksi mol A =

b.

Fraksi mol B =

c.

Fraksi mol C =

Dengan demikian, jumlah fraksi mol total adalah satu. XA + XB + XC = 1
Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
M1V1 = M2V2
Dimana

5

M1: Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1: Volume larutan sebelum pelarutan
M2: Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2: Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
III.

METODE
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 19 November 2013 pukul 08.00 WIB- selesai

bertempat di Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
B. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengenalan Alat
a. Lemari asam

i. Pipet tetes


b. Spektrofotometer

j. Pipet ukur

c. Neraca semianalitik

k. Pipet gondok

d. Neraca analitik

l. Pipet pump

e. Beker gelas

m. Batang pengaduk

f. Gelas ukur

n. Spatula


g. Tabung reaksi

o. Mikropipet

h. Labu ukur

p. Pipet tip

2. Penimbangan
Pada proses penimbangan alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Neraca semianalitik
b. Kertas sebagai wadah penimbangan
c. Sampel A (Pakan)
d. Sampel B (Gula Pasir)
e. Sampel C (Cabai)
6

3. Penggunaan Mikropipet
Pada proses penggunaan Mikropipet alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Mikropipet
b. Pipet Tip ukuran 1000-20 µl
c. Akuades
4. Pengenceran
Pada proses pengenceran alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pipet gondok
b. Pipet tetes
c. Pipet pump
d. Larutan X
e. Akuades
Alat pelengkap: kamera (dokumentasi).
C. Prosedur kerja
1.

Cara penggunaan alat dengan benar.
Asisten memberikan penjelasan tentang fungsi, ketelitian, dan peragaan penggunaan

alat di laboratorium. Perhatikan perbedaan antara alat yang satu dengan yang lain,
didokumentasikan dan catat spesifikasi dari setiap alat yang diterangkan.
2.

Pengenceran
a. Dipipet larutan X sebanyak 2 ml lalu dimasukkan ke labu takar yang berukuran 100
ml, kemudian ditambahkan aquadest sampai garis tanda dan larutan digojog, amati
hasilnya dan di catat
b. Dari larutan pada labu takar I, di ambil sebanyak 10 ml, dengan menggunakan pipet
gondok, lalu dimasukkan dalam labu takar 250 ml dan ditambahkan aquadest

7

sampai garis tanda, larutan tersebut digojog dan lihat perubahan yang terjadi dan
dicatat hasilnya.
3.

Menimbang
a. Masing-masing bahan yang telah disiapkan, ditimbang terlebih dahulu pada
timbangan semianalitik, hasil yang diperoleh di catat.

4.

Pemakaian pipet mikro
a. Mikropipet yang telah disediakan dengan ukuran 1000-20 µl
b. Setelah itu, akuades yang tersedia dipipet dengan banyak 2,5; 5; 8,5; 11; 13,5; 225
µl dan dipindahkan ke gelas beker.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1.

Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Laboratorium Biokimia

Percobaan

Hasil

1. Pengenalan Alat
No

Nama Alat

Fungsi

Merek

1

Lemari Asam

Sebagai tempat

FUMO

untuk

HOOD

Gambar

mereaksikan
suatu bahan
kimia yang
mudah
menguap dan
berbahaya

8

2

Spektafotomete

Untuk mengukur

GENESIS 20

r

kosentrasi suatu

THERMO

sampel larutan

SPECTONIC

berdasarkan
abourbansi
cahaya yang
melewati
sampel larutan
tersebut.
3

Neraca Semi

Untuk

Analitik

menimbang
bahan atau
sampel dengan
ketelitian 2
angka di
belakang koma
(0,00).

4

Neraca Analitik

Untuk
menimbang
bahan atau
sampel dengan
ketelitian 4
angka di
belakang koma
(0,0000).

9

5

Centrifius

Untuk
memisahkan
campuran dari
larutan
berdasarkan
berat molekul.

6

Gelas Ukur

Untuk mengukur
volume larutan
atau reagen.

7

Labu Ukur

Untuk membuat
dan atau
mengencerkan
larutan dengan
ketelitian yang
tinggi.

10

8

Gelas Beker

Tempat untuk
menyimpan dan
membuat
larutan. Beaker
glass memiliki
takaran namun
jarang bahkan
tidak
diperbolehkan
untuk mengukur
volume suatu
zat ciar.

9

Erlenmeyer

Tempat
membuat
larutan,
mereaksikan
reagen, dan
penbuatan
medium. Dalam
membuat
larutan
erlenmeyer
yang selalu
digunakan.

11

10

Gelas Arloji

1. Sebagai
penutup saat
melakukan
pemanasan
terhadap suatu
bahan kimia
2. Untuk
menimbang
bahan-bahan
kimia untuk satu
kali timbang
3. Untuk
mengeringkan
suatu bahan
dalam desikator.

11

Botol Timbang

Untuk
menimbang
bahan-bahan
atau sampel
dengan skala
berkala.

12

Tabung Reaksi

Untuk
mereaksikan
satu atau lebih
senyawa dan
sebagai tempat
12

pembuatan
medium bidang
miring atau
medium cair
13

Penjepit Kayu

Untuk menjepit
tabung reaksi
saat tabung
reaksi mau
dipanaskan.

14

Pipet Tetes

Pengambilan
reagen dengan
volume tidak
tentu.

13

15

Pipet Ukur

Pengambilan
reagen dengan
tingkat ketelitian
tinggi.

16

Pipet Gondok

Digunakan
untuk
mengambil
larutan dengan
volume tertentu
sesuai dengan
label yang
tertera pada
bagian pada
bagian yang
menggembung.

17

Mikropipet

Alat untuk
memindahkan
cairan yg
bervolume
cukup kecil,
biasanya kurang
dari 1000 µl.
Banyak pilihan
kapasitas dlm
mikropipet,
14

misalnya
mikropipet yg
dapat diatur
volume
pengambilannya
(adjustable
volume pipette)
antara 1µl
sampai 20 µl,
atau mikropipet
yg tidak bisa
diatur
volumenya,
hanya tersedia
satu pilihan
volume (fixed
volume pipette)
misalnya
mikropipet 5 µl.
dlm
penggunaannya
, mikropipet
memerlukan tip.

15

18

Spatula

Untuk
pengambilan
bahan.

19

Batang

Untuk

pengaduk

mengaduk
reagen.

20

Pipet pump

Alat untuk
menyedot
larutan yang
dapat dipasang
pada pangkal
pipet ukur.

2. Pengenceran
Skema Kerja

1. Larutan X berwarna Merah tua
2. Larutan 0,02X Berwarna Merah
3. Larutan 0,0008X Berwarna Merah Muda

Larutan X diambil 2 ml lalu
di tambahkan akuades
hingga volume mancapi
100 ml, setelah itu diambil
16

lagi 10 ml lalu di
tambahkan aqua hingga
volume mencapai 250 ml

3. Menimbang

1. Sampel A = 0,07 gr

Skema Kerja

2. Sampel B = 0,88 gr
3. Sampel C = 0,57 gr

Bahan yang disediakan
ditimbang dengan

Ket: Sampel A (Pakan), Sampel B (Gula Pasir), Sampel C

menggunakan neraca

(Cabai).

semianalitik.
4. Penggunaan pipet

No

mikro
Skema Kerja
Akuades diambil dengan
menggunakan mikro pipet
lalu di pindahkan ke gelas
beker.

Ukuran pipet mikro

Volume yang diambil (µl)

(µl)
1

100

80

2

200

120

3

20

15

4

1000

840

5

20

11

6

10

8

B. Pembahasan
1. Pengenalan Alat
Mengukur merupakan kegiatan untuk membandingkan sesuatu dengan sesuatu
lainnya yang digunakan sebagai standar acuan dengan menggunakan alat ukur, maka hal17

hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ukur adalah 1) batas ukur dan batas
kerja alat, yaitu nilai minimum dan nilai maksimum yang dapat diukur dengan alat itu.
Sebelum menggunakan alat-alat, kita harus membaca dahulu batas kerja alat itu; 2)
ketelitian alat (akurasi alat ukur), yaitu nilai terkecil yang dapat diukur dengan teliti oleh alat
tersebut; 3) kesalahan titik nol (zero error), yaitu penunujukan skala awal ketika alat belum
digunakan; 4) kesalahan kalibrasi alat, yaitu kesalahan teknik pada pembuatan skala dari
alat itu sendiri. 5) kesalahan penglihatan (paralaks), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh
cara mengamati yang kurang tepat. Bisa saja karena kedudukan mata pengamat tidak
tepat. Untuk menghindarinya, maka kedudukan mata pengamat harus tegak lurus pada
tanda yang dibaca.
Berdasarkan hasil praktikum tentang pengenalan alat labolatorium. Alat yang
dijelaskan antara lain sebagai berikut:
a. Lemari Asam
Lemari asam merupakan suatu alat yang digunakan untuk mereaksikan bahanbahan yang berbahaya atau memiliki kosentrasi tinggi sehingga dapat meracuni
atau beracun bagi tubuh.
b. Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kosentrasi
suatu sampel larutan berdasarkan absorbansi atau penyerapan cahaya yang
melewati sampel larutan tersebut. Contohnya mengukur β-karoten klorofil dan
gula.
c. Neraca Semianalitik
Neraca semianalitik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu
sampel dengan ketelitian dua angka di belakang koma (0,00) dalam gram.
Cara penggunaan neraca semianalitik. Pertama hidupkan neraca semianalitik
dengan menekan tombol on, kemudian letakan wadah, setelah itu tekan Tare
untuk melakukan kalibrasi, kemudian letakan sampel di atas wadah tersebut dan
dilihat berat sampel tersebut.
d. Neraca Analitik

18

Neraca analitik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu
sampel dengan ketelitian empat angka di belakang koma (0,0000) dalam gram.
e. Centrifuge
Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan campuran dari
larutan berdasarkan berat molekul, contohnya mengambil serum darah.
f. Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan alat yang digunakan untuk pembuatan medium,
memanaskan medium, dengan volume mulai dari 10 ml sampai 1 L
g. Labu Ukur
Labu ukur merupakan alat yang digunakan untuk pembuatan reagen atau
pengenceran dengan tingkat ketelitian tinggi.
h. Gelas Beker
Gelas beker merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan reagen dan bisa
juga digunakan untuk reaksi yang membutuhkan pemanasan.
i. Erlenmeyer
Erlenmeyer merupakan alat yang digunakan untuk mereaksikan bahan dan
pembuatan medium, contohnya medium untuk kultur jaringan.
j. Gelas Arloji
Gelas arloji merupakan wadah untuk melakukan proses penimbangan bahan
dalam sekali timbang, misalnya menimbang glukosa, cabe, dan sebagainya
k. Botol Timbang
Botol timbang merupakan wadah untuk penimbangan yang sifatnya berkala, selain
itu bisa untuk pengeringan
l. Tabung Reaksi
Tabung reaksi merupakan alat yang digunakan untuk mereaksikan bahan,
pembuatan medium, dan kultur mikrobia
m. Penjepit Kayu
Penjepit kayu merupakan alat untuk menjepit tabung reaksi saat dipanaskan
n. Pipet Tetes
Pipet tetes merupakan alat yang digunakan untuk pengembilan reagen dengan
volume yang tidak tentu, memiliki sifat kualitatif
19

o. Pipet ukur
Pipet ukut merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan reagen dengan
ketelitian tinggi, dengan volume dari 0,1 ml sampai 25 ml
p. Pipet Gondok
Pipet gondok merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan satu volume
larutan atau reagen dan memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan pipet
ukur
q. Mikropipet
Mikropipet merupakan

pipet yang

memiliki

tingkat akurasi

paling tinggi

dibandingkan pipet yang lain, dan memiliki volume dari 0 sampai 1000 µl
r. Spatula
Spatula digunakan untuk pengambilan bahan
s. Batang Pengaduk
Batang pengaduk memiliki fungsi untuk menghomogenkan larutan secara manual
t. Pipet Pump
Pipet pump merupakan alat bantu dalam memompa larutan untuk pipet gondok
maupun pipet ukur
u. Pipet Tip
Pipet tip merupakan alat bantu dalam penggunakan mikropipet sebagai tempat
menampung larutan untuk dipindahkan
2. Penimbangan
Neraca Merupakan alat ukur yang presisi dimana keakurasiannya dapat mudah
terbaca mulai dari 10 mikrogram sampai dengan 1 miligram. Jenis timbangan ini sangat
cocok digunakan pada laboratorium karena kapasitasnya rendah dan lebih spesifik dalam
menampilkan data sehingga penggunaan untuk aplikasinya dapat berjalan dengan baik dan
sempurna. Selain perhitungan yang sangat presisi keakurasian data sangat terjamin
sehingga penggunaanya lebih sempurna.
Pada praktikum dengan menggunakkan neraca semianalitik, tingkat keakuratannya
dua angka dibelakang koma di mana hal ini menunjukkan bahwa neraca analitik memiliki

20

tingkat keakuran lebih tinggi, empat angka dibelakang koma dibandingkan neraca
semianalitik.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut gula pasir: 0.88 gr;
Cabe 0.57 gr; dan sampel A 0.07 gr. Angka yang terbaca pada neraca semianalitik seperti
gula pasir dengan berat 0.88 gr menunjukan kemampuan neraca semianalitik yang memiliki
tingkat akurasi dua angka di belakang koma (0,00) gr.
3. Penggunakan Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara
1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu
pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya,
mukropipet memerlukan tip.

Cara Penggunaan :
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan
lancarnya mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.

21

3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam
lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka
cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal
mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan
terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi
mendorong tip keluar.
Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasanya dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang
terhubung

dengan standar nasional mau pun international dan bahan-bahan acuan

tersertifikasi.
Kalibrasi diperlukan untuk:
 perangkat baru,
 suatu perangkat setiap waktu tertentu,
 ketika suatu perangkat mengalami tumbukkan atau getaran yang berpotensi
mengubah kalibrasi,
 ketika hasil observasi dipertanyakan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pengambilan larutan dengan volume yang berbedabeda juga menggunakan mikropipet yang berbeda pula. Mikropipet mempunyai perbedaan
22

pada bagian belakang memiliki warna kuning, biru, dan putih. Warna biru memiliki
kemampuan maksimal sampai 1000 µl dalam pengambilan sampel dan tip yang digunakan
juga berwarna biru, seperti halnya pipet berwarna kuning dengan kemampuan maksimal
sampai 200 µl sedangkan pipet yang berwarna putih mempunyai kemampuan maksimalnya
sampai 20 µl.

4. Pengenceran dan Pelarutan
Pengenceran

adalah

menurunkan

atau

memperkecil

konsentrasi

larutan

dengan

menambahkan pelarut. Pada proses pengenceran, volume dan molaritas berubah
sedangkan jumlah molnya tetap.
Pelarutan adalah membuat larutan dari padatan murni dengan mencampurkan zat terlarut
dan pelarut dalam jumlah tertentu, sehingga konsentrasinya tetap. Pengenceran adalah
mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada
pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam
sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang
dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika
kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar,1990).
Pada praktikum larutan “x” atau 2 ml larutan kesumba berwarna merah pekat yang memiliki
konsentrasi larutan tinggi diencerkan atau dimasukkan dalam labu ukur 100 ml kemudian
diberi akuades (konsentrasi pelarut tinggi) hingga 100 ml setelah larutan dihomogenkan
larutan bewarna merah muda, kemudian diencerkan lagi sehingga kadar kepekatan
kesumba semakin menurun (Pengenceran I: 1/50 M menjadi 1/1250 M pada pengenceran
II). Hal ini sesuai dengan pernyataan Brandy (1999) tentang pengenceran yaitu suatu cara
atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut
yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan
23

pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat
konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Pengenceran diartikan pencampuran
yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Berdasarkan hasil yang didapatkan kosentrasi larutan X yaitu 0,0008X dengan perhitungan
seperti dibawah ini.

M1 V 1 = M 2 V 2
X 2 2 = M2 100
M2 = 2/100X
M2 = 0,02X

Dari kosentrasi ke dua ini dibuat lagi pengenceran sebagai berikut
M2 V 2 = M 3 V 3
0,02X 10 = M3 250
M3 = 0,2/250X
M3 = 0,0008X

V.

SIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut:

24

1. Pada laboratorium biokima terdapat beberapa jenis alat yang memiliki fungsi dan
kinerja masing-masing, seperti alat untuk menimbang, mengukur, dan mereaksikan
suatu sampel bahan percobaan.
2. Pada proses pengukuran dan penggunaan mikropipet yang dilakukan didapatkan
hasil yaitu:
Proses penimbangan.
a. Sampel A = 0,07 gr
b. Sampel B = 0,88 gr
c. Sampel C = 0,57 gr
Ket: Sampel A , Sampel B (Gula Pasir), Sampel C (Cabai).
Proses penggunaan mikropipet
Pada penggunaan mikropipet disesuaikan dengan volume yang diambil untuk
mentukan mikropipet yang mau digunakan agar hasil yang didapatkan bisa akurasi
dan tepat.
3. Pengukuran secara teliti dan akurat didukung oleh penguasaan teknik dan metode
penggunaan alat, serta menggunaan alat yang berkualitas baik.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. N. D. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti Edisi Jilid 1
Gunawan, A. 2004. Tangkas Kimia. Kartika:Surabaya
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta

25

Martha, Sukendra. n.d Peta Kamasurta (Anda Perlu Tau Tentang Kejadian Menarik Seputar
Survei dan Pemetaan). Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog Dalam Terbitan
University of Nebrasca lincoln. Safe Operating Procedur Labolatory Hood/Fume Hood.
September 2013. UNL Enviromental Health and Safety.

26