Laporan Teknik Dasar Nekropsi Praktikum

Laporan Praktikum ke 9
Teknik Dasar Nekropsi Hewan

Hari,tanggal

: Kamis , 19 April 2018

Dosen Praktikum : Drh Vetnizah Juniano, P.
Dr Drh Eva Harlina MSi
Drh Heryudianto Vibowo, MSi

TEKNIK NEKROPSI DAN PEMERIKSAAN ANATOMI ORGAN
SISTEM UROGENITAL PADA BABI
Kelompok 5
Nama

NIM

1. Alexsandra Cipta K B

J3P216103


2. Aulia Fildzah R

J3P116012

3. Chairul Hardian P

J3P216080

4. Ferhat Nadian Saputra R

J3P116019

5. Harits N F

J3P116028

6. Hafidz F

J3P216106


7. Nabila Amalia Z

J3P216096

8. Ranny Nurtasya D

J3P216092

9. Surya Hapsara A

J3P116061

Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.

/

PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nekropsi merupakan suatu prosedur untuk melakukan pemeriksaan yang cepat
dan rinci secara patologi anatomi untuk mengetahui sebab-sebab kematian seekor
atau sekelompok hewan yang dalam hal ini adalah domba sehingga dapat dilakukan
penanggulangan. Pada nekropsi yang dilakukan adalah mengamati beberapa organ
dalam yang mengalami perubahan atau kelainan sehingga dapat dijadikan sumber
dugaan bahwa hewan tersebut terserang suatu penyakit dengan melakukan
pembedahan (Tabbu C.R 2002).

Babi memiliki banyak kesamaan dengan manusia baik secara genetik maupun
fisiologi, hal ini membuat babi menjadi hewan model yang sangat menjanjikan bagi
manusia (Critser et al. 2009). Selain itu, babi juga sangat menjanjikan untuk dijadikan
sumber organ transplantasi (Randall S et al. 2008) dan hibrid organ (Beschorner et al.
2003a; Beschorner et al. 2003b) bagi manusia. Menurut Dyce et al. (2002) struktur
internal dari ginjal babi sangat mirip dengan yang dimiliki manusia. Babi juga
digunakan sebagai hewan model pada penyakit manusia seperti diabetes (Renner et
al. 2008), cystic fibrosis dan alzheimer’s disease (Kragh et al. 2008), Huntington’s
disease (Uchida et al. 2001).
Sistem urinari terdiri dari sepasang ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra.
Organ utama yang berperan aktif dalam sistem urinari adalah ginjal dan kantung
kemih, sedangkan ureter bertindak sebagai saluran yang menghubungkan keduanya,
dan uretra sebagai saluran pembuangan terakhir dari kantung kemih keluar tubuh.
Material terlarut dalam plasma darah disaring oleh ginjal sehingga menghasilkan
filtrat. Filtrat yang terbentuk direabsorbsi untuk memisahkan bahan-bahan yang
masih berguna untuk tubuh dan disekresikan bahan-bahan tambahan menjadi suatu
bentuk cairan. Cairan tersebut disalurkan melalui pipapipa tubular nefron ke pelvis
ginjal dan masuk ke kantung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urin
(Akers & Denbow 2008).
Alat repoduksi merupakan organ yang sangat vital bagi suatu jenis (species)

untuk melanjutkan hidup keturunan. Alat reproduksi pada babi betina terdiri dari:
ovarium, oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva. Sedangkan alat reproduksi jantan
terdiri dari: testis, epididymis, ductus deferens, kelenjar asesoris dan penis. Gangguan
alat reproduksi merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi fungsi sistem
reproduksi termasuk sekresi hormon yang abnormal, penyakit menular seksual, dan
adanya jaringan kanker didaerah reproduksi. (Sarwono, 2002).

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui teknik nekropsi dan anatomi organ urogenital pada organ babi

2. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat pelaksanaan
Hari/tanggal

: Kamis, 19 April 2018

Waktu

: 08.00-14.00 WIB


Tempat

: Klinik Hewan Pendidikan Kampus Diploma IPB

2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah meja nekropsi, pisau, gergaji
tulang , scalpel, gunting lurus runcing tumpul dan gunting lurus runcing runcing ,
pinset anatomis, dan masker. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kadaver
babi
2.3 Cara Kerja
Alat-alat disiapkan. Sebelum di nekropsi kadaver babi di thawing kurang
lebih 12 jam sebelum di nekropsi. Setelah dithawing babi diangkat keatas meja
nekropsi dengan posisi dorsal recumbery. Babi disayat dibagian axillaris dextra
dan simistra. Bagian inguinalis bagian dextra dan sinistra disayat kemudian
femoris dikuakan hingga caput femoris terlepas dari acetabulum. Bagian
midline babi diinsisi hingga xypoid lalu pada bagian setelah costae terakhir
diinsisi mulai dari xypiod hingga mendekati pangkal costae. Setelah bagian
situs viscerum abdomen terlihat bagian rongga thorax dibuka hingga bagian
rahang bawah. Setelah bagian rahang bawah terbuka lidah ditarik untuk
memisahkan bagian pernafasan dengan bagian organ rongga abdomen. Organ

rongga abdomen dikeluarkan dari dalam rongga abdomen kemudian dipisahkan
menurut mekanisme kerjanya. Organ ginjal, ureter dan vesica urinaria
dipisahkan dari organ rongga abdomen. Sedangkan uretra dan penis dipisahkan
dari kulit babi. Setelah dipisahkan organ urogenital diinspeksi. Ginjal diinspeksi
warna dan bentuknya lalu dipalpasi konsistensinya dan diinsisi di bagian curva
mayor. Setelah itu bagian medial gingal diinspeksi. Bagian ureter diinspeksi
bentuknya apakah ada pembengkakan atau tidak. Setelah itu bagian vesica
urinaria diinspeksi dan dipalpasi lalu bagian uertra dan penis diinspeksi,
dipalpasi dan diinsisi untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak.

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.2 Hasil
Gambaran Organ Sistem Urogenital Babi
No
1

Gambar

3

1
2

Keterangan
Organ Urogenitalis
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kantung kemih
4. Uretra

4
2

Ginjal
a. Inspeksi
Warna : Merah
Kecoklatan Bentuk :
seperti kacang

Ukuran : cm
b. Palpasi
Konsistensi : Kenyal

3

Insisi Ginjal
a. Inspeksi
Warna : merah
Kecoklatan
Bentuk : masih terlihat
korteks, medula, dan
pelvis renalis.

4

Inspeksi hasil insisi ginjal :
Terlihat bagian bagian ginjal
yaitu korteks, medula dan
pelvis renalis.


5

Inspeksi tepian ginjal :
Berbentuk membulat

6

Kantung Kemih
a. Inspeksi
Warna : merah
transparan
Bentuk : Bulat, Berisi
Urine
b. Palpasi
Konsistensi : Kenyal
Preputium
a. Inspeksi
Warna :
Bentuk :

b. Palpasi
Konsistensi :

7

3.3 Pembahasan
Sistem urogenital terdiri dari sepasang ginjal, ureter, kantung kemih dan organ
genital. Pemeriksaan sistem urogenital dapat dilakukan dengan posisi hewan dorsalrecumbency atau hewan diposisikan terlentang. Ginjal babi memiliki bentuk seperti
kacang merah, lebih pipih, panjang. Ginjal kiri dan ginjal kanan terletak hampir
simetris pada ventral prosesus transversus empat lumbal pertama, namun ginjal kiri
biasanya terletak lebih kranial dari pada ginjal kanan. Ekstremitas posterior dari
ginjal biasanya terletak pada pertengahan antara rusuk terakhir dan tuber coxae.
Ekstremitas anterior dari ginjal kiri biasanya terletak pada bagian ventral dari tulang
rusuk terakhir. Ginjal kiri biasanya berada di bagian ventral dari kolon asenden,
bagian basal sekum, dan pankreas. Ginjal kanan biasanya berada di bagian ventral
dari duodenum bagian desenden, jejunum, namun tidak bersentuhan dengan hati
(Dyce et al. 2002). Ginjal memiliki tiga bagian yang tersusun secara berlapis dari luar

ke dalam, yaitu korteks, medula, dan pelvis (hilus). Pelvis merupakan area pusat yang
merupakan lokasi dari masuk dan keluarnya pembuluh darah arteri dan vena ginjal,
begitu juga dengan ureter yang akan menyalurkan urin dari ginjal ke kantung kemih
(Akers & Denbow 2008). Warna normal pada ginjal yaitu coklat kemerahan dengan
kondisi permukaan halus tidak ada lesi. Konsistensi ginjal normal pada babi yaitu
kenyal yang menunjukan bahwa organ ginjal masih bekerja dengan baik. Ukuran
ginjal kanan babi yaitu ….dan ginjal kiri …. Hasil pengukuran ginjal yang dilakukan
menujukan ukuran ginjal normal. Menurut Sampaio et al. (1998), babi dengan ratarata bobot badan 72 kg memiliki ukuran ginjal dengan rata-rata panjang 11.8 cm,
tebal 5.49 cm, dan tinggi 2.76 cm. Ginjal diinsisi dan terlihat pada gambar 3. dan
gambar 4. yaitu daerah perifer/tepi yang beraspek gelap disebut korteks, dan
selebihnya yang agak cerah disebut medulla, berbentuk piramid terbalik.
Pemeriksaan kantung kemih dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi. Warna
kantung kemih pada babi yang telah dilakukan proses nekropsi berwarna merah
transparan homogen dan tidak ditemukan perubahan warna dengan konsistensi
kenyal. Menurut Erman A, Veranic P (2011) Makroskopik awal organ kandung
kemih yang normal berwarna kemerahan, konsistensi kenyal, dan bentuk bulat.
Bentuk kantung kemih babi yang terlihat berdasarkan hasil nekropsi terlihat bulat
karena terisi penuh dengan urine. Menurut Dyce et al (2002) Kantung kemih yang
terisi penuh berbentuk lebih bulat dan terletak hampir seluruhnya di rongga abdomen.
kantung kemih memiliki letak yang bervariasi dan sangat tergantung dari volume urin
yang terdapat di dalamnya. Kantung kemih yang kosong memiliki ukuran yang kecil,
oval, dan kuat. Menurut Wilson (2005), letak kantung kemih berada di dekat os pubis.
Kantung kemih memiliki dua fungsi penting dalam proses urinasi yaitu sebagai
tempat penampungan dan pengeluaran urin.
Pada uretra babi terdapat dua buah sfingter yaitu sfingter uretra eksterna dan
interna di mana sfingter uretra interna bekerja di bawah sadar sedangkan sfingter
uretra eksterna tidak. Maka ketika proses miksi, sfingter uretra interna inilah yang
berfungsi untuk menahan keluarnya urin. Uretra terdiri atas uretra posterior dan uretra
anterior. Uretra posterior pada jantan terdiri atas uretra pars prostatika yang
dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranasea. Pada uretra anterior
dibungkus oleh korpus spongiosum penis, terdiri atas pars bulbosa, pars pendularis,
fossa navikularis dan meatus uretra eksterna. (Purnomo, 2008).
Penis babi mempunyai glans berbentuk spiral ke arah yang berlawanan dengan
arah sampai 30 cm bagian penis tersebut keluar dari mulut praeputium (Toilehere
1977). Dari hasil nekropsi organ penis ditemukan dalam bentuk yang kecil dan tidak
berbentuk seperti normalnya. Hal ini karena ada faktor yang mempengaruhi

perubahan pada kadaver yaitu terjadinya penurunan suhu, terbentuknya lebam mayat,
terbentuknya kaku mayat, terjadinya pembusukan, adipocere dan mumifikasi serta
terjadinya perubahan-perubahan biokimiawi (Safalina 2016). Pada preputium babi
terdapat lekukan disebut divertikulum prepusium. Terdapat pemisah yang kurang
sempurna sehingga terbagi dua oleh septum medianum. Seringkali selaput lendir
kutan yang bertanduk melipat. Campuran kemih dan epitel yang terkelupas
membentuk zat yang berbau tidak enak (Dellman 1992).

4

PENUTUP

Simpulan
Organ sistem urogenital pada babi terdiri atas ginjal, uretra, vesica urinaria,
ureter dan penis. Pada nekropsi sistem organ urogenital babi tidak ditemukan
kelainan kecuali pada penis. Penis kadaver babi benbentuk lebih kecil dari penis babi
hidup karena kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan suhu. Dan ridak terdapat
testis karena babi sudah dikastrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Akers RM, Denbow DM. 2008. Anatomy and Physiology of Domestic Animal.
Blackwell Publishing Ltd.: USA.hlm 107-115.

Beschorner W, Joshi SS, Prather R, Schieber T, Thompson SC, Yang T, Zhou L,
Mirvish S. 2003a. Selective and conditional depletion of pig cells with
transgenic pigs and specific liposomes. Xenotransplantation 10, 497.
Beschorner W, Prather R, Sosa C, Thompson SC, Schieber T, Yang T. 2003b.
Transgenic pigs expressing the suicide gene thymidine kinase in the
liver.Xenotransplantation 10, 530.
Critser KJ, Laughin MH, Prather RS, Riley LK. 2009. Proceeding of the conference
on swine in biomedical research. Volume 50, Number 1 2009.
Dellman, dieter. Brown, esther. 1992. Buku histologi veteriner II. UI Press: Jakarta.
Dyce KM, Sack WO, Wensing CJ. 2002. Textbook of Veterinary Anatomy 3rd ed.
Saunders: USA. hlm 228-231.
Erman A, Veranic P. Time- and temperaturedependent autolysis of urinary bladder
epithelium during ex vivo preservation. Protoplasma. 2011;248:541-50.
Kragh PM, Li J, Du Y, Lin L, Schmidt M, Boegh IB, Bolund L,Nielsen AL, Holm IE,
Joergensen AL. 2008. Establishment of pregnancies with handmade cloning
porcine embryos reconstructed with fibroblasts containing an Alzheimer’s
disease gene. Reproduction Fertility & Development 20, 231232.
Randall SP, Miaoda S,Yifani D. 2008. Genetically Modified Pigs for Medicine and
Agriculture. Biotechnology and Genetic Engineering Reviews - Vol. 25, 245266.
Renner S, Kebler B, Herbach N, Waldthausen DC, Wanke R, Hofmann R, Pfeifer A,
Wolf E. 2008. Impaired incretin effect in transgenic piglets expressing a
dominant negative receptor for glucose-dependent insulinotropic polypeptide
in the pancreatic islets. Reproduction Fertility & Development 20, 82.
Safalina D, dkk. Gambaran makroskopik dan mikroskopik ureter pada hewan coba
postmortem. Jurnal e-Biomedik (eBm). 4 : 2.
Purnomo. 2008. Biologi Umum. Surakarta: Tiga Serangkai.
Uchida M, Shimatsu Y, Onoe K, Matsuyama N, Niki R, Ikeda JE, Imai H. 2001.
Production of transgenic miniature pigs by pronuclear microinjection.
Transgenic Research 10, 577-582.

Toilehere, R.Morres. 1977. Fisiologi reproduksi pada ternak. Angkasa: Bandung.

Wilson B. 2005. The Manchester Handbook of Ultrasound Techniques. Departement
of Radiology Royal Manchester Children’s Hospital: Manchester.