MAKALAH HUKUM JUAL BELI KREDIT

MAKALAH
HUKUM JUAL BELI KREDIT
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Kontemporer
Dosen Pengampu : Imam Mustofa, M.S.I.

Oleh:
LISNA ANDARWATI
NPM. 1502030072

Program Studi: Ahwalu Sakhsiyyah (AS)
Jurusan: Syari’ah dan Ekonomi Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
1438H/2016 M

1

HUKUM JUAL BELI KREDIT

A. PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Yang diciptakan
sebagai

makhluk

sosial

yang

saling

berinteraksi

dan

saling

membutuhkan satu sama lain dalam menjalani kehidupannya ditengah
masyarakat.


Contoh

kongkret

yang

dilakukan

manusia

dalam

menjalankan perannnya dalam menjalankan perannya sebagai makhluk
sosial ialah jual beli yang merupakan kegiatan yang sudah dilakukan
sejak zaman batu hingga sekarang.1
Jual beli merupakan kegiatan yang sakral karena mengandung
peran penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang begitu
besar.namun, dibalik perannya yang sentral tersebut, manusia sebagai
subjek pelaku jual beli seringkali melakukan hal-hal yang merusak tujuan
dalam memenuhi kebutuhannya melalui jual beli tersebut.

Oleh karena itu, dalam islam diberlakukannya aturan main dan
ketentuan-ketentuan bagaimana seharusnya jual beli itu dilakukan.
Dimulai dari firman Allah SWT yang menjelaskan bahwa jual beli adalah
halal.2
.…       
Artinya:Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba3
Seiring berkembangnya zaman, praktek jual beli mengalami
banyak perkembangan bentuk transaksi karena kemajun teknologi yang
begitu pesat. Penjualan dengan pembayaran tunai dan kredit adalah
salah satu contoh kongkret perkembangan transaksi jual beli yang sudah
banyak dilakukan oleh para pelaku usaha mikro maupun makro.
1

Fajar Khoirul Imam,”Hukum Jual Beli Dengan Opsi Harga Tunai dan

Kredit”, Skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum Islam, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2016, h.1.
2
Muhammad Sutrimo,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi

pada Program Studi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah,
Surakarta, 2014, h.5.
3
Q.S. An-Nisa(4):29

2

Sejak dahulu, jual-beli merupakan perangkat yang tak terpisahkan
dari seseorang dalam memenuhi kebutuhan yang ingin dicapainya. Cara
dalam melakukan transaksi jual-belipun meliputi banyak cara diantaranya
adalah dengan menggunakan system kredit..4
Namun pada prakteknya, para pelaku usha menjual barang
dengan opsi pembayaran dengan harga yang berbeda, yaitu secara tunai
dengan harga normal,atau secara kredit dengan harga yang lebih tinggi
dari harga normal.Dalam syari’at Islam, jual beli dengan cara demikian
termasuk ke dalam bai’atan fi ba’iah, yaitu dua jual beli dalam satu
transaksi atau akad yang termasuk ke dalam jual beli yang dilarang.5
B. KONSEP DASAR JUAL BELI
1. Definisi
Istilah jual beli dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

tukar menukar barang dengan uang

atau barang dengan barang.

Kata jual beli adalah terjemahan dari kata bai’ dalam bahasa
arab.Kata bai‟ dalam istilah Arab adalah menyerahkan sesuatu yang
dihargai dan mengambil harganya atau sebaliknya, mengambil harga
dan menyerahkan sesuatu yang dihargai.6
Pengertian jual beli menurut bahasa adalah mempertukarkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain. Mempertukarkan sesuatu
maksudnya harta mempertukarkan benda dengan harta benda,
termasuk mempertukarkan harta benda dengan mata uang, yang
dapat disebut jual beli.

4

Nurlaila Yukamujrisa,”Penerapan Perjanjian Jual Beli Kredit”,Skripsi pada
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
2015, h.20.
5


Siti Rahmah Febrianti, “Jual Beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi
Akhwal Syakhshiyah, Fakultas Syar’iah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015,h. 6.
6
Nur Fatoni, “Kearifan Islam Atas Jual beli Kredit”,Skripsi pada Program
Studi Akhwal Syakhshiyah, Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2011, h. 55.

3

Secara terminologis terdapat beberapa definisi jual beli yang
dikemukakan ulama fiqh, sekalipun substansi dan tujuan masingmasing definisi adalah sama, yaitu tukar menukar barang dengan
cara tertentu atau menukar sesuatu dengan sepadan menurut cara
yang

diberikan.

Definisi


lain

dikemukakan

ulama

Malikiyyah,

Syafi’iyah, Hanabilah bahwa jual beli yaitu tukar menukar harta
dengan harta pula dalam bentuk pemindahan milik dan kepemilikan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa jual beli adalah suatu persetujuan dimana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak
yang lain untuk membayar haraga yang telah dijanjikan.
2. Dasar Hukum
a. Al-Qur’an
Firman Allah QS. Al-Baqarah/2:275
.…       
Artinya:Padahal


Allah

telah

mengharamkan riba.

menghalalkan

jual

beli

dan

7

Firman Allah QS. An-Nisa 29
      
          
       

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu.Sesungguhnya

Allah

adalah

Maha

Penyayang

kepada mu.8
b. Al-Hadits
Artinya:Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
“Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
7


Q.S. Al-Baqarah (2):275
Q.S. An-Nisa(4):29

8

4

dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijuL.(HR.
Ibnu Majah).9
3. Syarat dan Rukun
Jual beli memiliki 3 rukun yaitu:
a. Pelaku transaksi, yaitu: penjual dan pembeli.
b. Obyek transaksi, yaitu: harga dan barang.
c. Akad (transaksi), yaitu: segala tindakan yang dilakukan keduabelah pihak yang menunjukkan mereka sedang melakukan
transaksi, baik tindakan tersebut berbentuk kata-kata atau
perbuatan.
Ada 2 bentuk akad:
1) Akad dengan kata-kata, dinamakan juga dengan ijabqabul.
2) Akad


dengan

perbuatan,

dinamakan

juga

dengan

mu'athah..10
Syarat jual beli yaitu:
a. Saling rela antara kedua-belah pihak.
b. Kerelaan antara kedua belah pihak untuk melakukan transaksi
syarat mutlak keabsahannya.
c. Pelaku akad adalah orang yang dibolehkan melakukan akad.
d. Obyek transaksi adalah barang yang dibolehkan agama.
e. Obyek transaksi adalah barang yang bisa diserahterimakan.
f.

Obyek transaksi diketahui oleh kedua belah pihak saat akad.
Maka tidak sah menjual barang yang tidak jelas.

g. Harga harus jelas saat transaksi.11
C. KONSEP DASAR KREDIT
9

Aida Rachman,”Jual Beli Kredit Menurut Perspektif Islam Kontemporer”,
Skripsi pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014,h. 21.
10
Muhammad Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam ,
(Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2004), h.118.
11
Yusuf Al Subaily,“Pengantar Fiqh Muamalat”,Skripsi pada Program Studi
Akhwal Syakhshiyah, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2012, h. 2.

5

1. Definisi
Kredit adalah sesuatu yang dibayar secara berangsur-angsur,
baik itu jual beli maupun dalam pinjam-meminjam.
Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti
kepercayaan atau dalam bahsa latin “creditum” yang berarti
kepercayaan atau kebenaran, atau credo, yang berarti saya percaya
atau saya meneruh kepercayaan. Maksud dari percaya yang bagi si
pemberi kredit adalah ia percaya pada si penerima kredit bahwa kredit
yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedang
bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan
sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan
jangka waktu.12
Kredit menurut istilah adalah hak untuk menerima pembayaran
atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang
diminta, atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan
barang-barang sekarang. Sedangkan dalam syraiah kredit dikenal
dengan

pembiayaan

yaitu

menyediakan

uang

atau

tagihan

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan
dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain mengembalikan
pembiayaan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
bagi hasil.13
Jadi dapat disimpulkan bahwa Jual beli kredit merupakan suatau
mekanisme jual beli, yaitu jual beli dengan cara harga barang
dibayarkan secara berkala dalam jangka waktu yang disepakati.
2. Syarat-Syarat Jual Beli Kredit
a. Harga barang ditentukan jelas dan pasti diketahui pihak penjual
dan pembeli.
b. Pembayaran cicilan disepakati kedua belah pihak dan tempo
pembayaran dibatasi sehingga terhindar dari praktek bai’ gharar
atau bisnis penipuan.
12

Sartika Purba, “Tinjauan Hukum Jual Beli Dalam Proses Kredit”,Skripsi
pada Program Studi Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara,
Medan, 2012, h.6.
13
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 299.

6

c. Harga semula yang sudah disepakati bersama tidak boleh
dinaikkan lantaran pelunasannya melebihi waktu yang ditentukan.
d. Hindari penundaan serah terima barang.
e. Penjual memiliki barang yang hendak dia jual dengan sistem
kredit, penjual tidak boleh menjual barang manakala dia sendiri
belum memiliki barang yang hendak dia jual.
f.

Penjual harus menjadikan barang yang akan dijual sudah masuk
dibawah pertanggung jawabannya. Artinya jika terjadi sesuatu
atas barang tersebut maka penjual maka penjuallah yang
bertanggung jawab mengganti atau memperbaikinya.

g. Jika

barang

sudah

berada

di

tangan

pembeli

dan

dan

kesepakatan harga sudah disetujui, maka barang dengan resmi
menjadi milik pembeli. Dengan demikian, penjual tidak berhak
menyita atau menarik kembali barang dagangannya meskipun
uang cicilan kredit belum selesai.14
3. Jenis-Jenis Kredit
a. Pengunaannya
Menurut pengunaannya, kredit dibagi menjadi dua yaitu:
1) Kredit Konsumtif, ditunjuk kepada nasabah yang memerlukan
dana untuk kebutuhan konsumsi.
2) Kredit Produktif, kredit yang digunakan untuk keperluan
produksi atau usahanya.
b. Keperluan produksinya
Menurut keperluan produksinya kredit dibagi menjadi dua yaitu:
1) Kredit

modal

kerja,

untuk

nasabah

yang

mengalami

kekurangan modal untuk usahanya.
2) Kredit Investasi, untuk nasabah yang membutuhkan barang
modal untuk usahanya.
c. Jangka waktunya
Menurut jangka waktunya kredit dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Kredit jangka pendek
2) Kredit jangka menengah
14

Yonas Perwiratama, “Sistem Jual Beli Kredit”, Skripsi pada Program
Studi Hukum Islam, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2010, h.14.

7

3) Kredit jangka panjang
d. Cara penggunaan
Menurut peggunaannya kredit dibagi empat yaitu:
1) Kredit rekening Koran bebas
2) Kredit rekening Koran terbatas
3) Kredit rekening Koran aflopend
4) Kredit rekening revolxing15
4. Fungsi Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian antara
lain sebagai berikut:
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang dalam arti:
1) Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung
meminjamkan

uangnya

kepada

para

pengusaha

yang

memerlukan untuk meningkatkan produksi atau usahanya.
2) Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya
pada lembaga-lembaga keuangan, yang kemudian oleh
lembaga-lembaga

keuangan

tersebut

diusahakan

dalam

bentuk pemberian kredit.
b. Kredit

perbankan

yang

ditarik

tunai

dapat

meningkatkan

peredaran uang kartal sehingga arus lalu lintas uang akan
berkembang.
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang dalam arti
dengan mendapat kredit para pengusaha dapat memproses
bahan baku menjadi barang jadi sehingga daya guna barang
tersebut menjadi meningkat.
d. Kredit dapat menjadi salah satu alat stabilisasi ekonomi dalam arti
bila keadaan ekonomi kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada
usahausaha

antara

lain

15

untuk

peningkatan

ekspor

dan

Rahmad Anwar Ferdian “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”,
Skripsi pada Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013, h.8.

8

pemenuhan

kebutuhan

pokok

rakyat.

kebutuhan

Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusahan masyarakat
dalam arti bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat
mengatasi

kekurangmampuan

para

pengusaha

dibidang

permodalan tersebut sehingga para pengusaha akan dapat
meningkatkan usahanya.
e.

Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dalam arti
dengan bantuan kredit dari bank para pengusaha dapat
memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru.
Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah
selesai maka untuk mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja,
maka pemerataan pendapatan akan meningkat.

f.

Kredit dapat sebagai alat hubungan ekonomi internasional dalam
arti bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan
usaha dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit baik
secara langsung maupuntidak langsung kepada perusahaanperusahaan di dalam negeri.16

D. HUKUM JUAL BELI KREDIT
1. Hukum jual beli kredit dengan tambahan harga karena tambahnya
waktu:
Pendapat Yang Menganggapnya Riba
a. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.
( ‫لر َبا‬
ّ َ‫ أَ ْو ا‬,‫س ُه َما‬
ُ ‫اع َب ْي َع َت ْي ِن فِي َب ْي َع ٍة َفلَ ُه أَ َو َك‬
َ ‫ ) مَنْ َب‬:َ‫دَاود‬
ُ ‫ََ َو ِلَبِي‬
Menurut riwayat Abu Dawud: Barangsiapa melakukan dua jualbeli dalam satu transaksi, maka baginya harga yang murah atau ia
termasuk riba'.

16

Nurul Suci Ramadhani, “ Funsi Kredit” Skripsi pada Program Studi
Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar, 2014, h.22.

9

b. Di dalam Silsilatul Ahaditsish shahihah, dengan sangat jelas AlAlbanie menyatakan:
‫ بييل جمهييورهم‬،‫فإنك قليييل ما يتيسيير لييك تيياجر يبيعييك الحاجيية بثمن واحييد نقييدا أو نسيييئة‬
‫ مع كونها ربييا‬، ‫ و هو المعروف اليوم ببيع التقسيط‬، ‫يطلبون منك زيادة في بيع النسيئة‬
‫ من باع بيعتين في بيعة فله أوكسهما أو الربا‬: ‫في صريح قوله صلى ل عليه وسلم‬
Sungguh sedikit sekali penjual yang mau menjual kepadamu
dagangannya dengan satu harga saja baik dibayar kontan
maupun ditangguhkan. Bahkan mayoritas mereka menuntut
darimu

tambahan

pada

jual

beli

yang

pembayarannya

ditangguhkan. Dan ini yang dikenal sekarang dengan jual beli
kredit. Padahal itu adalah riba yang dimaksudkan dalam sabda
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; “barang siapa yang melakukan
dua jual beli dalam satu jual beli maka baginya harga yang paling
rendah atau riba.”
c. Nabi melarang praktek riba, yaitu adanya penambahan harga.
Berdasarkan Firman Allah dalam QS An-Nisa 161
       
       
Artinya: Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal
Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan
karena mereka memakan harta benda orang dengan
jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orangorang yang kafir di antara mereka itu siksa yang
pedih.17
Berdasarkan ayat diatas bahwa Allah SWT telah
mengharamkan bagi hambanya yang melakukan riba. Maka dalil
ini menjelaskan tentang pengharaman hukum jual beli secara
kredit karena jual beli secara kredit dalam pelaksanaannya
terdapat penambahan harga dari harga semula maka
penambahan harga tersebut dihukumi riba, dan sebagaimana
yang kita ketahui bahwasannya riba itu hukumnya haram.
2. Hukum jual beli kredit

17

Q.S. An-Nisa(4):161

10

Jual beli sistem kredit, yaitu jual beli dengan penundaan
pembayarannya. Hal ini dibolehkan sebagaimana diberitakan
Aisyah r.a. bahwa nabi pernah membeli bahan makanan kepada
seorang yahudi yang bernama Abu Syaham dengan kredit dan
beliau menggadaikan perisai besi kepadanya.18
Hukum jual beli yang diperbolehkan berdasarkan firman
Allah dalam Q.S Al-Baqarah 282
        
 
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya.
Berdasarkan ayat diatas adalah dalil bolehnya akad hutang
piutang, sedangkan akad kredit merupakan salah satu bentuk
hutang, sehingga keumuman ayat diatas bisa menjadi dasar
bolehnya akad kredit. Asalkan syarat-syaratnya terpenuhi. Syaratsyaratnya adalah: Harga barang ditentukan jelas dan pasti
diketahui

pihak

penjual

dan

pembeli,

pembayaran

cicilan

disepakati kedua belah pihak dan tempo pembayaran dibatasi
sehingga terhindar dari praktek bai’ gharar atau bisnis penipuan,
harga semula yang sudah disepakati bersama tidak boleh
dinaikkan lantaran pelunasannya melebihi waktu yang ditentukan,
hindari penundaan serah terima barang, penjual memiliki barang
yang hendak dia jual dengan sistem kredit, penjual tidak boleh
menjual barang manakala dia sendiri belum memiliki barang yang
hendak dia jual, penjual harus menjadikan barang yang akan
dijual sudah masuk dibawah pertanggung jawabannya artinya jika
terjadi sesuatu atas barang tersebut maka penjual maka
penjuallah

yang

bertanggung

jawab

mengganti

atau

memperbaikinya, jika barang sudah berada di tangan pembeli dan
dan kesepakatan harga sudah disetujui, maka barang dengan
resmi menjadi milik pembeli, dengan demikian penjual tidak
18

Siah Khosyi’ah, Fiqh Muamalah Perbandingan, (Bandung: Pustaka Setia,

2014), h.61.

11

berhak menyita atau menarik kembali barang dagangannya
meskipun uang cicilan kredit belum selesai
E. PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua
pendapat mengenai hukum jual beli secara kredit, yang pertama hukum
jual beli secara kredit yang tidak diperbolehkan.
Pendapat yang kedua jual beli kredit diperbolehkan asalkan
syarat-syaratnya terpenuhi. Syarat-syarat nya adalah: Harga barang
ditentukan jelas dan pasti diketahui pihak penjual dan pembeli.
pembayaran cicilan disepakati kedua belah pihak dan tempo pembayaran
dibatasi sehingga terhindar dari praktek bai’ gharar atau bisnis penipuan.
harga semula yang sudah disepakati bersama tidak boleh dinaikkan
lantaran

pelunasannya

melebihi

waktu

yang

ditentukan,

hindari

penundaan serah terima barang, penjual memiliki barang yang hendak
dia jual dengan sistem kredit, penjual tidak boleh menjual barang
manakala dia sendiri belum memiliki barang yang hendak dia jual, penjual
harus menjadikan barang yang akan dijual sudah masuk dibawah
pertanggung jawabannya, artinya jika terjadi sesuatu atas barang
tersebut maka penjual maka penjuallah yang bertanggung jawab
mengganti atau memperbaikinya, jika barang sudah berada di tangan
pembeli dan dan kesepakatan harga sudah disetujui, maka barang
dengan resmi menjadi milik pembeli. dengan demikian, penjual tidak
berhak menyita atau menarik kembali barang dagangannya meskipun
uang cicilan kredit belum selesai.

12

DAFTAR PUSTAKA

Aida Rachman, ”Jual Beli Kredit Menurut Perspektif Islam Kontemporer”, Skripsi
pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra
Semarang, 1989.
Erna Susanti, ”Perjanjian Kredit Jual Beli”, dalam Jurnal Beraja Niti, Volume 3,
No.1 Tahun 2014.
Fajar Khoirul Imam,”Hukum Jual Beli Dengan Opsi Harga Tunai dan Kredit”,
Skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum Islam, Fakultas Syariah
dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2016.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Muhammad Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam ,Jakarta: Pt
Raja Grafindo Persada, 2004.

13

Muhammad Sutrimo,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi pada
Program Studi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Nur Fatoni, “Kearifan Islam Atas Jual beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi
Akhwal Syakhshiyah, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Nurlaila Yukamujrisa,”Penerapan Perjanjian Jual Beli Kredit”,Skripsi pada
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas
Maret Surakarta, 2015.
Nurul Suci Ramadhani, “Funsi Kredit” Skripsi pada Program Studi Akutansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar,
2014.
Rahmad Anwar Ferdian “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi
pada Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
Sartika Purba, “Tinjauan Hukum Jual Beli Dalam Proses Kredit”,Skripsi pada
Program Studi Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas
Sumatera Utara Medan, 2012.
Siah Khosyi’ah, Fiqh Muamalah Perbandingan, Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Siti Rahmah Febrianti, “ Jual Beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi Akhwal
Syakhshiyah, Fakultas Syar’iah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.
Yusuf Al Subaily,“Pengantar Fiqh Muamalat”,Skripsi pada Program Studi Akhwal
Syakhshiyah, Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2012.

14