contoh proposal penelitian PBL (1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Matematika merupakan mata pelajaran yang sukar untuk diajarkan ataupun
untuk dipelajari”. Pendapat ini dikemukakan oleh Cockcroft (dalam Ruseffendi,
2005) yang menyatakan “mathematics is a difficult subject both to teach and to
learn”. Tidak jarang muncul pendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang
hanya memusingkan siswa, sehingga pembelajaran dikelas tidak menghasilkan
aspek- aspek pembelajaran matematika. Pelajaran matematika dalam pelaksanaanya
diberikan pada tahap setiap jenjang prosses pendidikan dari tingkat sekolah dasar
sampai perguruan tinggi, oleh sebab itu pelajaran matematika hendaknya diusahakan
menjadi pelajaran yang menyenangkan. Selain itu, guru diharapkan memberi
motivasi lebih untuk memahami makna yang disampaikan dan mau mempunyai
peranan penting dalam pendidikan. Menurut Ruseffendi (2005,260) Matematika
adalah ratunnya ilmu (Mathematics is the Queen of the sciences), maksudnya ialah
bahwa matematika itu tidak bergantung kepada bidang studi lain,

melainkan

menjadi kebutuhan untuk bidang studi lain sehingga matematika mempunyai peranan
penting dalam dunia pendidikan, maka perlu diusahakan agar pembelajaran

matematika sampai pada tujuan pembelajaran yang diharapkan. Adapun tujuan
pembelajaran meliputi berbagai kompetensi yang pada hakikatnya dijabarkan secara
hierarkis dari tujuan pendidikan nasional dan diarahkan kepada tujuan pendidikan
nasional. Mengingat tujuan pendidikan meliputi berbagai kompetensi yang tidak
dapat dicapai hanya melalui satu sesi pembelajaran saja, maka berbagai strategi dan
metode pembelajaran pada dasarnya merupakan alternatif untuk dipilih sesuia
dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

1

1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah hasil belajar siswa sangat besar pengaruhnya dari metode
pembelajaan yang digunakan guru?
2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar matematika siswa?
3. Bagaimana cara agar siswa dapat mengaplikasikan materi statistika dan
peluang pada kehidupan sehari-hari?
4. Apakah metode pembelajaran PBL mampu meningkatkan hasil belajar
siswa?
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

dipaparkan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah terdapat
pengaruh menggunakan metode pembelajaran model Problem Based Learning
terhadap hasil belajar matematika siswa?”.
1.4 Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan metode pembelajaran yang berbeda berpengaruh pada
hasil belajar siswa?
2. Apakah terdaapat pengaruh metode pembelajaran Problem Based Learning
terhadap hasil belajar matematika siswa?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian
ini secara umum untuk mengetahui apakah ada pengaruh menggunakan metode
pembelajaran Problem Based Learning lebih baik

terhadap hasil belajar

matematika siswa.
1.6 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan
khususnya dalam pendidikan matematika. Adapun manfaatnya adalah:


2

1. Manfaat praktis
a. Bagi guru
 Memberikan arahan/ bantuan kepada guru sebagai upaya meningkatkan
prestasi hasil belajar siswa untuk belajar matematika khususnya materi
statistika dan peluang.
 Memberikan

informasi

bagi

guru

dalam

menentukan

metode


pembelajaran matematika yang efektif dan cocok untuk mengajarkan
statistika dan peluang serta meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
b. Bagi siswa
 Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran statistika dan
peluang.
 Membuat siswa lebih menyukai matematika.
 Siswa lebih aktif karena metode pembelajaran yang digunakan mengajak
siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar matematika.
2. Manfaat teoritis
Memberikan informasi bagi pembaca dalam menentukan metode
pembelajaran matematika yang efektif dan cocok untuk mengajarkan
statistika dan peluang serta meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.

3

BAB II
2.1 Landasan Teori
1. Hakikat hasil belajar matematika
Hasil pembelajaran adalah produk yang harus ditingkatkan, yang terkait

dengan tindakan dan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan/ sarana
pendidikan, guru dan siswa itu sendiri (Asrori: 2009). Menurut dewi (2007)
hasil belajar adalah salah satu tujuan penelitian untuk mengukur tingkat
pemahaman atas materi yang diberikan. Dalam hal ini, penilaian bukan untuk
menentukan tingkat kepintaran seorang pelajar, tapi cenderung untuk
memberi masukan kepada mereka. penilaian dapat bersifat kognitif (seperti
berbagai jenis tes), pengamatan dengan menggunakan berbagai format
instrument seperti daftar ceklist, skala sikap, untuk mengukur skala
psikomotorik. Menurut para ahli hasil belajar yang dicapai oleh para peserta
didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal (Hallen: 2002).

Metode

pembelajaran termasuk dalam faktor

eksternal, maka setiap guru perlu mengembangkan dan merevisi metodemetode pembelajaran yang sesuai untuk siswa dan materi yang diajarkan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun hasil belajar matematika
adalah tingkat penguasaan oleh siswa dalam mempelajari matematika sesuai
dengan tujuan kognitif. Hasil belajar siswa dapat diukur langsung

menggunakan tes hasil belajar siswa.
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar maematika adalah skor
tentang hasil belajar untuk tes yang didapatkan siswa setelah menerima
pengalaman belajar untuk penilaian bersifat kognitif.
2. Metode pembelajaran problem based learning
Problem Based Learning adalah penawaran kebebasan terhadap siswa
dalam proses pembelajaran, dimana siswa dapat menilai kemampuan diri

4

sendiri dan sejauh mana kontribusi dalam berkelompok dengan anggota lain
(Rusmono: 2012). Menurut Bound dan Flleti (dalam Wena, 2010)
pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran
dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah- masalah praktis,
berbentuk ill-stuctured atau open-ended melalui stimulus dalam belajar.
Finkle dan Trop (1995) menyatakan bahwa problem based learning
merupakan pengembangan secara simultan strategi pemecahan masalah dan
dasar- dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan peserta
didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari- hari yang
tidak terstruktur dengan baik. H.S Barro (1982) sebagai pakar PBL

menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang
didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai
titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru.
Menurut Elsa (dalam Amir, 2004) Problem Based Learning adalah
kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang dengan
masalah- masalah yang menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting,
membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memiiki strategi
belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Maka
dapat disimpulkan bahwa PBL adalah metode pembelajaran yang mendorong
siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk
mencari penyelesaian masalah- masalah dalam dunia nyata. Adapun tahaptahap metode problem based learning menurut Fogarty (1997) sebagai
berikut:
a. Menemukan masalah
Pada tahap ini, guru memberikan permasalahan yang diangkat dari latar
kehidupan sehari-hari siswa, yang bersifat tidak terdefinisi dengan jelas
(ill-defined)

dan

memberikan


sedikit

fakta

diseputar

kontes

permasalahan, siswa berusaha menemukan permasalahan dengan cara

5

melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap permasalahan dan
fakta yang diberikan guru.
b. Mendefinisikan masalah
Guru mendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan
intrapersonal dan kemampuan awal untuk memahami masalah, siswa
berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter
yang jelas.

c. Mengumpulkan fakta
Guru membimbing siswa untuk mengumpulakan fakta, melakukan
pencarian informasi dengan berbagai cara, dan melakukan pengelolaan
informasi.
d. Menyusun hipotesis (dugaan sementara)
Guru membimbing siswa untuk menggunkan kecerasan majemuk untuk
menyusun hipotesis sementara terhadap masalah dan alternatif jawaban
sementara. Siswa dengan menggunakan kecerdasan interpersonal untuk
mengungkapkan pemikirannya dan membuat hubungan- hubungan antara
fakta yang ada, serta menggunakan kecerdasan majemuk untuk menyusun
hipotesis dan beberapa jawaban alternatif.
e. Melakukan penyelidikan
Dalam membimbing siswa melakukan penyelidikan, guru membuat
struktur belajar yang memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai
cara untuk mengetahui dan memahami dunianya.
f.

Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan
Guru membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah
yang telah didefinisikan.


g. Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan alternaif pemecahan
masalah secara kolaboratif.
h. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah

6

Guru membimbing siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan
masalah. Siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.
2.2 Kerangka Berfikir
Menurut Gagne (dalam Ruseffendi,2005) dalam belajar matematika ada 2
objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tidak
langsung. Untuk mengetahui apakah kedua objek tersebut telah diperoleh siswa
dapat dinilai dari hasil belajar matematika siswa. hasil belajar matematika adalah
skor tentang hasil belajar untuk tes yang didapatkan siswa setelah menerima
pengalaman belajar untuk penilaian bersifat kognitif. Menurut para ahli hasil
belajar yang dicapai oleh para peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun metode


pembelajaran

termasuk dalam faktor eksternal, maka setiap guru perlu mengembangkan dan
merevisi metode- metode pembelajaran yang sesuai untuk siswa dan materi yang
diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Metode Problem Based Learning adalah metode pembelajaran yang
mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam
kelompok untuk mencari penyelesaian masalah- masalah dalam dunia nyata.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagian besar aktivitas yang ada
didalam kelas dilakukan oleh siswa, guru hanya sebagai motivator dan fasilitator
bagi siswa, dimulai dengan pemberian masalah yang memiliki konsep dunia
nyata berbentuk ill-structure atau open-ended. Sehingga konsep materi statistika
dan peluang ditemukan oleh siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran,
dan diduga siswa akan mengingat konsep temuan mereka dan konsep yang
digunakan sesuai dengan yang telah disepakati dalam pemecahan masalah
matematika. sehingga diharapkan metode Problem Based Learning mampu
mningkatkan hasil belajar siswa untuk materi statistika dan peluang.

7

2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari metode pembelajaran Problem
Based Learning terhadap hasil belajar siswa.

8

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Karawang pada kelas XI semester 1 tahun
ajaran 2015-2016. Perlakuan penelitian dilaksanakan menyesuaikan jadwal
pelajaran. Berikut susunan jadwal penelitian:
Uraian
No
Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7

Persiapan
Menentukan
tempat
penelitian
Pelaksanaan
penelitian
pengolahan
data
Analisis
data
Penyusunan
lapoaran
Seminar/
sidang

Bulan/ Minggu ke
Januari
Februari
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
x x
x
x x x x
x x
x x
x x

x x

Tabel 3.1 Jadwal penelitian
3.2 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen
atau eksperimen semu. Metode ini digunakan karena tidak memungkinkan peneliti
melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel yang relevan.

9

Desain penelitian yang digunakan sebagai berikut:
Kelompok
XI-MIA 1(KE)

Prates
0

Perlakuan
Metode PBL

Pascates
X1

XI-MIA 3 (KK)

0

-

X2

3.3 Populasi, Sample dan Teknik Sampling
Teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik
simple random sampling. Populasi target adalah seluruh siswa SMAN 3 Karawang
tahun ajaran 2015/2016. Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 3
Karawang. Sampel yang diambil dari populasi terjangkau yaitu sebanyak dua kelas
secara acak. Kelas XI-MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-MIA 3 sebagai
kelas konrol. Sampel berjumlah 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa dari kelas
ekperimen dan 30 siswa dari kelas kontrol.
3.4 Metode Pengambilan Data
a. Variabel Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matemtika siswa
pada materi statistika dan peluang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
metode pembelajaran Problem Based Learning pada kelompok eksperimen.
Sedangkan variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran, jumlah
jam mata pelajaran, dan materi yang diajarkan. Pembelajaran pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama dengan jumlah
jam mata pelajaran yang sama dan materi yang diajarkan sama yaitu statistika dan
peluang.

b. Sumber data
10

1. Tes
Dalam teknik ini digunakan butir-butir soal untuk mengumpulkan data
mengenai prestasi belajar matematika. Soal tes yang digunakan berbentuk pilihan
ganda. Setiap butir soal mempunyai lima alternatif jawaban. Jika siswa menjawab
benar diberi nilai 1 dan jika salah atau tidak menjawab diberi nilai 0. Jumlah butir tes
yang diujicobakan sebanyak 20 soal, dengan menggunakan analisis butir soal
(validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran) untuk memperoleh
peringkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Maka dipilih 15 butir
soal yang dipergunakan untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa.

3.5 Instrumen Penelitian
a. Kisi- kisi instrument penelitian
Standar
kompetensi
statistika
peluang

Jenis KM
dan

menggunakan
rumus, aturan
statistia, kaidah
pencacahan,
dan
sifat
peluang dalam
pemecahan
masalah

KD

Indikator

a.
menginterpretasi
a.mementukan peluang
sesuatu
informasi
1.Pemahaman suatu kejadian dan
berdasarkan peluang
menafsirkannya
suatu kejadian
b.
menyelesaikan
b. menghitung ukuran
2. pemecahan
masalah rerata suatu
pemusatan
dan
masalah
sajian
data
dan
penafsirannya
menafsirkannya
c. membuat model
c.menggunakan aturan
matematika masalah
perkalian, permutasi
3.komunikasi
tentang
kombinasi
dan kombinasi dalam
beberapa angka dan
pemecahan masalah
menyelesaikannya
d. membuat konsep
d.mensintesa
data/
dan model matematika
4. penalaran
informasi dalam suatu
untuk
pemecahan
kasus
masalah
Tabel 3.1 kisis- kisi instrument statistika dan peluang

b. Karakteristik butir soal
1. Validitas butir soal

11

Ci

No

C4

1,4,5,11

C5

2,6,7,12

C5

3,8,9,13

C3

10,14,15

Validitas suatu butir tes melukiskan derajat kesahihan atau korelasi skor
siswa pada butir yangbersangkutan disbanding skor siswa seluruh butir. Validitas
butir tes dihitung dengan menggunakan rumus sesuai dengan bentuk tes yang dipakai
sebagai berikut:
N . ∑ XY −( ∑ X ) ( ∑ Y )
√¿¿¿

r
xy

=

keterangan:





Rxy= koefisien korelasi
N= jumlah peserta tes
X= skor siswa pada tiap butir soal
Y= skor total
2. Reliabilitas soal
Istilah reabilitas memuat arti dapat dipercaya, konsistensi, tegap dan relevan.

Cara untuk menilai reabilitas tes dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai
dengan bentuk soal. Untuk soal uraian dapat menggunakan cara Cronbach alpha,
2

n
∑ Si
R11 = n−1 1− 2
St

(

)(

)

Keterangan:
 R11 = Koefisien reliabilitas tes
 N= banyaknya butir item tes
 ∑ S 2i = jumlah varians skor dari tiap butir item
 S2i = variansi soal ke I, i=1,2,…
 S2t =¿ variansi skor total

∑ X 2i −¿

XI
N
N
2
Y
Y
 S2i = ∑ i −¿ I
N
N
 S2i =

2

( )
( )

2

3. Indeks kesukaran butir soal

12

Indeks kesukaran (IK) suatu butir tes melukiskan derajat proporsi jumlah
skor jawaban benar pada butir tes yang bersangkutan tehadap jumlah skor idelnya.
Indeks kesukaran butir tes diklasifikasikan sebagai: sangat mudah, mudah, sedang,
sukar, atau sangat sukar sesuai dengan criteria dan rumus berikut ini:
JB A + JBB
IK= 2. JS . SMI
A
Dengan keterangan :
: Indeks Kesukaran
: Jumlah skornya dari kelompok atass
: Jumlah skor dari kelompok bawah
: Jumlah sisawa kelompok atas/bawah (27% dari jumlah
seluruh peserta tes)
 SMI
: Skor Maksimal Ideal





IK
JB A
JBB
JS A

4. Daya pembeda
Suatu butir tes dikatakan memiliki daya pembeda yang baik artinya butir tes
tersebut dapat membedakan kulitas jawaban antara siswa yang sudah paham dan
yang belum paham tentang tugas dalam butir tes tersebut. Perhitungan daya pembeda
butir tes menggunakan rumus sebagai berikut:
JB −JB
DP= JS A . SMIB
A

3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian ini merupakan langkah yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian, analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan
kesimpulan yang benar. Analisis data yang dilakukan yaitu:

1. Uji prasyarat analisis:

13

Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal
dari populasi yang normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan model
liliefors sebagai berikut:
1. Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Tingkat Signifikansi:  = 5%
3. Statistik Uji
L = maks |F(zi) – S(zi)| dan si =

X i−¿ X´
s ¿

keterangan: L = koefisien liliefors dari pengamatan
zi = skor standar
F(zi) = P(Z ≤ zi) dengan Z ~ N (0,1)
S(zi)| = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
Dengan criteria pengujian:
Jika LO= Lhitung ¿ Ltabel terima H0, dan
Jika LO= Lhitung ¿ Ltabel tolak H0
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel-sampel tersebut
berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Bartlett, karena unutk mengetahui apakah populasi
penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak.
1. Hipotesis
Ho : 12 = 22 = … = k2 (populasi yang homogen)
H1 : 12 ≠ 22 ada dua variansi yang tidak sama (populasi yang tidak
homogen)

14

2. Taraf Signifikansi:  = 5%
3. Statistik Uji
Hitung varian gabungan dari semua kelompok sampel:
s2=

∑ (ni−1) si2
∑ (ni−1)

Hitung harga logaritma varian gabungan dan harga satuan Bartlett (B),
dengan rumus:
B=¿
Hitung nilai chi-kuadrat (x2hitung), dengan rumus:
2

X hitung =¿
2

Tentukan haga chi-kuadrat tabel (X tabel ), pada taraf nyata dengan derajat
kbebasan (dk)=k-1, yaitu:
X 2tabel = X ( 1−α ) (K −1)
2
Menguji hipotesis homogenitas dengan cara membandingkan nilai X hitung
2
dengan X tabel , dengan criteria pengujian adalah:
2
2
- tolak HO jika X hitung > X tabel
2
2
- terima HO jika X hitung < X tabel

2. Uji hipotesis:
Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan cara membandingkan data
antara kelompok eksperimen dengan kelompok control, maka dilakukan
pengujian hipotesis komparasi dengan uji-t sebagai berikut:
-

Hipotesis:
HO : µA ≠ µB
HI : µA = µB
µA : rerata data kelompok eksperimen atau rerata peningkatan data
kelompok eksperimen
µB : rerata data kelompok control atau rerata pningkatan kelompok
kontrol

-

Rumus:

15

t=

X´ A − X´ B
1 1
s gab n + n
A
B

√(

)

Dimana
s gab=



2

2

( n A −1 ) s A +(n B−1)s B

n A +n B−2

Keterangan:
X´ A = rerata skor kelompok eksperimen
X´ B= rerata skor kelompok kontrol
s2A = varian kelompok eksperimen
s2B= varian kelompok kontrol
n A = banyaknya sampel kelompok eksperimen
n B= banyaknya sampel kelompok control
s gab= simpangan baku gabungan
-

Kriteria pengujian hipotesis
Tolak HO jika thitung ¿ ttabel dan
Terima HO jika thitung ¿ ttabel

3.7 Hipotesa Statistik
Hipotesis statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
HO : µA ≠ µB
HI : µA = µB
µA : rerata data kelompok eksperimen atau rerata peningkatan data
kelompok eksperimen
µB : rerata data kelompok kontrol atau rerata pningkatan kelomok kontrol

16