ANALISIS KUALITAT IF TERJADINYA KECELAKAA

ANALISIS KUALITATIF TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA
PRAKTIKUM PEMESINAN DI DEPARTEMEN MESIN KELAS X TPM 2
DAN X TPM 4 SEMESTER GENAP SMK NEGERI 1 BLITAR DENGAN
METODE SYSTEMATIC CAUSE ANALYSIS TECHNIQUE (SCAT)
Yoga Adi Saputra, Djoko Kustono, Solichin
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
email: yoga.ady19@gmail.com
Abstrak-Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecelakaan kerja yang
terjadi pada praktikum pemesinan kelas X TPm 2 dan X TPM 4 di SMK Negeri
1 Blitar beserta penyebab dan solusinya. Analisis data dilakukan dengan tahapan
reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan metoda SCAT dikarenakan kecelakaan yang
dianalisis adalah kecelakaan yang sudah terjadi. Hasil penelitian menunjukkan
ada empat kejadian kecalakaan yang terjadi sepanjang bulan Januari sampai
dengan Februari. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa faktor manusia
menjadi penyebab kecelakaan terbanyak. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan kecelakaan kerja yang sama tidak terulang kembali.
Kata Kunci : kecelakaan kerja, praktikum, metoda SCAT.
Abstract-This study aims to illustrate the accidents occurring in TPm 2 X and X

TPM 4 classes in SMK Negeri 1 Blitar and its causes and solutions. Data
analysis was done with data reduction, data disclosure, and conclusions. Data
processing is done using the SCAT method as the accident being analyzed is an
accident that has occurred. The result shows that there are four events that
occurred in January to February. Based on the results of the analysis obtained by
human factors became the cause of most accidents. With this study it is hoped
that the same work accident would not happen again.
Keywords: work accident, practice, SCAT method.

Pendidikan merupakan sebuah
kebutuhan mutlak untuk setiap manusia. Hal ini sesuai dengan UU RI
SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003
yang menyatakan bahwa manusia
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Selain sebagai sebuah
kebutuhan, Pendidikan merupakan
usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran., sehingga dengan
adanya pendidikan maka dapat
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdidik dan
menjadi sumber keunggulan dari


suatu Negara. Menurut Hasiani
(2015) Sumber daya manusia yang
kompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan dalam upaya mendukung
produktivitas dan aktivitas agar tujuan negara dapat tercapai, yaitu memiliki daya saing yang tinggi dalam
persaingan global.
Salah satu upaya dalam meningkatkan pembaruan dan perbaikan
kualitas mutu pendidikan, pemerintah mendirikan sekolah dengan berbasis pada kejuruan atau bidang keahlian. Sekolah menengah kejuruan
(SMK) menjadi salah satu upaya

untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam menghadapi persaingan antar negara maupun perdagangan bebas yang sangat ditentukan oleh lulusan dari pembinaan
sumber daya manusianya.
Pendidikan menengah kejuruan
diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan siswa memasuki lapangan
kerja atau mengikuti pendidikan keprofesian pada tingkat yang lebih
tinggi ( Hasiani, 2015). Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu. Pendidikan kejuruan
terdiri dari Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan
adalah pendidikan yang penyelenggaraannya lebih menekankan pembelajaran dengan menciptakan keadaan atau kondisi sesuai dengan keadaan di dunia kerja atau dunia

industri.
Pada sekolah menengah kejuruan kegiatan praktikum sangat dibutuhkan untuk siswa dalam mengembangkan keterampilan yang sesuai
dengan bidangnya. Pada bidang atau
jurusan teknik pemesinan kegiatan
praktikum meliputi praktikum pengelasan, praktikum mesin bubut,
mesin gerinda, mesin frais, mesin
gergaji potong dan mesin CNC. Namun, pada praktiknya kegiatan praktikum tidak selalu berjalan dengan
baik. Seperti yang terjadi pada praktikum pemesinan di SMKN 1 Blitar.
selama bulan Januari dan Februai terjadi beberapa kejadian kecelakaan
kerja di bengkel. Kecelakaan yang
terjadi seperti tangan tersayat pipa
benda kerja, tangan terkena kunci
cekam yang berputar, tangan terjepit
mesin gergaji dan benda kepala

terbentur eretan melintang mesin
bubut. Kecelakaan kerja di bengkel
dapat terjadi karena banyak faktor,
menurut PT. Osha Asia (2018) ada
tiga faktor utama yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan kerja yaitu
faktor manusia, faktor lingkungan
dan faktor peralatan.
Investigasi penyebab terjadinya
kecelakaan kerja dilakukan dengan
metode systematic cause analysis
technique (SCAT). Menurut Prastiyo
(2016), Metode SCAT meliputi (1)
Pada blok pertama diisi tentang
diskripsi kejadian. Deskripsi kejadian adalah kondisi dari akibat yang
ditimbulkan oleh kejadian tersebut.
Baik manusia maupun benda yang
mengalami kejadian. (2) Blok yang
kedua diisi tentang berbagai hal yang
dapat memicu timbulnya kejadian.
Berbagai hal yang memicu timbulnya kejadian adalah sebab utama dari
kejadian. Artinya pemicu ini adalah
kontak langsung terhadap kejadian
tersebut yang diakibatkannya. (3)
Blok ketiga berisikan tentang

penyebab
langsung.
Penyebab
langsung terjadinya
kecelakaan
terdapat dua kategori yaitu :
(a) Kondisi berbahaya yang menyebabkan kecelakaan dapat berupa:
1. Pelindung atau pembatas tidak layak.
2. Peralatan rusak.
3. Ruang kerja sempit atau terbatas.
4. Kebersihan dan kerapihan kurang.
5. Kebisingan.
6. Kurang atau tidak ada metode
standar kerja.
7. Kurang pencahayaan.
8. Kurang ventilasi.
(b) Perilaku berbahaya yang menyebabkan kecelakaan dapat berupa:
1. Operasi tanpa otorisasi.
2. Mengoperasikan peralatan pada
kecepatan yang tidak layak.

3. Membuat alat pengaman tidak

berfungsi.
4. Menggunakan alat yang rusak.
5. Memakai APD yang tidak layak
atau tidak memakai APD.
6. Posisi kerja tidak aman.
7. Bercanda.
8. Mabuk.
9. Tidak mengikuti prosedur.
(4) Blok yang kempat berisikan penyebab dasar. Penyebab dasar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh
tiga faktor yaitu :
(a) Faktor Pribadi atau Personal meliputi :
1. Kemampuan fisik dan psikologis
tidak layak.
2. Kurang pengetahuan.
3. Stres fisik dan psikologi.
4. Kurang motivasi.
(b) Faktor Pekerjaan yang menyebabkan kecelakaan adalah :
1. Kurang rekayasa atau simulasi.

2. Kurang perencanaan pengadaan.
3. Kurang perawatan.
4. Salah pakai atau salah
menggunakan.
(c) Faktor Manajemen atau Lemahnya Kontrol dari sekolah atau
organisasi yang lemah menyebabkan
kecelakaan yaitu :
1. Kurang atau tidak ada pengawasan
dari pemimpin
2. Program tidak sesuai atau tidak
tersedia
3. Kurang kepatuhan terhadap standar kerja
4. Penataan tata ruang bengkel yang
kurang baik
(5) Blok yang kelima berisikan
tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk mensukseskan program
pengendalian kerugian. Blok ini
adalah berisi solusi terhadap kejadian. Kecelakaan dikelompokan berdasarkan faktor kecelakaan. Sehingga hasil dari analisis SCAT dapat ditampilkan ke dalam SCAT chart.
Dengan menggunakan metode SCAT


dapat diketahui penyebab kecelakaan
berdasarkan jenis kecelakaan, penyebab kontak langsung dengan alat,
penyebab langsung kejadian, penyebab utama kejadian dan solusi untuk
menghindari kecelakaan yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk
(1) mendeskripsikan kecelakaan kerja yang terjadi (2) mengetahui faktorfaktor penyebab kecelakaan (3) mengetahui solusi agar kecelakaan yang
sama tidak terulang.
METODE
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian studi kasus. Studi kasus
deskriptif merupakan jenis studi kasus yang bertujuan melacak urutan
peristiwa, hubungan antar pribadi,
menggambarkan sub-budaya juga
menemukan fenomena yang menjadi
kunci dalam suatu peristiwa. Sehingga isu yang ditemukan dalam studi
kasus deskriptif berbentuk unjuk kerja perorangan, kelompok atau lingkungan sosial. Dengan pendekatan
jenis ini maka dapat diketahui bagaimana kronologi kejadian, faktorfaktor kejadian, dan solusi untuk mengatasi kejadian tersebut. Data dalam
penelitian ini adalah hasil pencatatan
(informasi) terkait dengan kecelakaan kerja yang terjadi pada praktikum pemesinan kelas X TPm 2 dan

X TPm 4 di SMK Negeri 1 Blitar.
Sumber data dalam penelitian ini adalah narasumber wawancara yaitu
(1) siswa yang mengalami kecelakaan (2) siswa yang saat itu berada di
sekitar kejadian (3) petugas Toolman
(4) guru pengajar dari Universitas
Negeri Malang (5) guru pengajar dari
SMKN 1 Blitar dan (6) kepala departemen mesin SMKN 1 Blitar sebagai sumber data utama. Serta dokumen dan foto-foto bengkel sebagai
data tambahan. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Data-data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan teknik
yang dikemukakan oleh Ulfatin
(2015: 257). Secara umum, proses

analisis datanya mencakup tiga tahap
yaitu: 1) reduksi data; 2) penyajian
data; 3) penarikan kesimpulan. Secara umum, prosedur penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Prosedur Penelitian

Sumber: Sumber: Sugiyono (2016: 92)

HASIL
liputi lima fokus SCAT yaitu PerHasil yang diperoleh dari penetama, Description of incident. Kedua,
litian ini adalah data mengenai keCategories of contact that could
empat kecelakaan. Kecelakaan yang
have led to the incident. Ketiga,
terjadi pada praktikum pemesinan seImediate cause (unsafe act and
perti tangan terkena kunci chuck
unsafe condition). Keempat, Bassic
yang berputar, tangan terjepit sorong
cause. Kelima, Activities for a
mesin gergaji, kepala terbentur eresuccesful loss control program. Data
tan mesin bubut, dan tangan tersayat
hasil analisis kecelakaan kerja pada
pipa benda kerja. Keempat kecelapraktikum pemesinan di SMK Negekaan kemudian dianalisis dengan
ri 1 Blitar disajikan dalam diagram
metode SCAT. Data kecelakaan meSCAT berikut.
1. Tangan Terkena Kunci Chuck yang berputar


Tangan
terkena
kunci
cekam
yang
berputar

Kunci
chuck yang
berputar
saat sedang
mengencan
gkan
cekam

Mesin sudah
tua dan saklar
mesin mudah
klik on/off
nya (unsafe
condition)
Kurang
konsentrasi
dan kurang
berhati-hati
(unsafe action)

Siswa yang
belum
terbiasa
dengan
karakter dan
kondisi
mesin bubut

Gambar 2. SCAT Chart Accident 1

Menjelaskan
titik-titik
bahaya pada
mesin bubut
dengan lebih
jelas dan
tegas (bila
perlu
dicantumkan
pada RPP
dan dinding
bengkel)

2. Tangan Terjepit Sorong Mesin Gergaji

Tangan
terjepit
sorong
gergaji
mesin

Terjepit
lintasan
pisau
gergaji saat
beroperasi

Terlalu banyak
siswa yang
berkerumun di
sekitar mesin
(unsafe
condition)
Pengetahuan
tentang SOP
mesin gergaji
yang kurang
(unsafe action)

Operator
mesin yang
lebih dari
satu orang
dan kondisi
sengkang
mesin
gergaji yang
tidak ada
pengamanny
a

Menjelaskan
titik-titik
bahaya pada
mesin bubut
dengan lebih
jelas dan
operator
mesin tidak
boleh lebih
dari satu
orang

Gambar 3. SCAT Chart Accident 2

3. Kepala Terbentur Eretan Melintang Mesin Bubut

Kepala
terbentur
eretan
melintang
mesin
bubut

Terbentur
eretan
melintang
mesin
bubut saat
membersih
kan mesin
bubut

Siswa terburuburu pulang
dikarenakan
pelajaran
diakhiri tidak
tepat waktu
(unsafe
condition)
Ceroboh dan
kurang
berhati-hati
sehingga
melakukan
pekerjaan
tidak sesuai
dengan SOP
(unsafe
action)

Kurang
berhati-hati,
ceroboh dan
terburuburu. Serta
guru lupa
menyampai
kan titik
bahaya pada
mesin bubut

Gambar 4. SCAT Chart Accident 3

Meningkatkan
fokus dan
kehati-hatian
saat praktikum
dan
melakukan
pekerjaan
sesuai SOP

4. Tangan Tersayat Pipa Benda Kerja

Tangan
tersayat
pipa benda
kerja saat
praktikum
pengelasan

Tersayat
pipa benda
kerja yang
sudah
dipotong

Kondisi
bengkel yang
tidak terlalu
besar dan
penuh dengan
alat
kelengkapann
ya sehingga
bengkel terasa
sempit (unsafe
condition)
Berlari saat
kegiatan
praktikum
(unsafe
action)

Bergurau,
ceroboh,
kurang
berhati-hati,
serta APD
yang belum
baik.

Berhati-hati
dan tidak
bergurau
saat
praktikum,
melakukan
pekerjaan di
luar bengkel
pada
pekerjaan
yang bisa
dilakukan di
luar bengkel

Gambar 5. SCAT Chart Accident 4

Dari keempat kejadian semua
kecelakaan menimpa siswa yang sedang melakukan praktikum pemesinan. Kecelakaan yang terjadi berupa tangan terkena kunci chuck
yang berputar, tangan terjepit mesin
gergaji, kepala terbentur eretan melintang mesin bubut, dan tangan tersayat pipa benda kerja. Kecelakaankecelakaan ini terjadi saat kegiatan
praktikum pemesinan dan pengelasan
di departemen mesin SMK Negeri 1
Blitar. Tiga dari empat kejadian menimpa siswa dari kelas X TPm 2 dan
satu kejadian menimpa siswa dari
kelas X TPm 4.
Berdasarkan diagram SCAT
di atas dapat dilihat bahwa manusia
menjadi penyebab utama terjadinya
kecelakaan. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku siswa yang sering bergurau dan tidak melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur yaitu dari empat
kejadian tiga diantaranya terjadi ka-

rena perilaku sering bergurau dan
melakukan pekerjaan tidak sesuai
SOP. Selain itu, juga dapat dilihat
bahwa, penyebab kecelakaan yang
juga tinggi yaitu peringatan akan titik
bahaya dari guru yang terlewatkan,
dari empat kejadian tiga kejadian diantaranya terjadi karena guru pengajar lupa menyampaikan titik bahaya
pada praktikum pemesinan. Kecelakaan kerja juga terjadi dikarenakan
kegiatan praktikum yang dilakukan
masih pada tahap awal siswa mengenal mesin sehingga pengetahuan tentang mesin masih sangat sedikit, terutama karakter mesin dimana beberapa bagian mesin memerlukan penanganan khusus.
Berdasarkan diagram di atas
juga dapat dilihat bahwa ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan
agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali. Pertama, persiapan
pembelajaran diperbaiki yaitu pe-

nyampaian titik bahaya pada praktikum dapat disisipkan ke dalam RPP
agar guru tidak lupa. Kedua, memberitahukan kepada siswa mengenai kecelakaan yang dapat terjadi sehingga
siswa lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum. Ketiga, manajemen bengkel dan pekerjaan diperbaiki, posisi dan ruang bengkel juga
diperbaiki.
PEMBAHASAN
Berdasarkan paparan hasil
penelitian dengan metode SCAT
didapatkan beberapa data sesuai
dengan fokus penelitian, sebagai
berikut :
1. Frekuensi kecelakaan kerja adalah
4 orang selama bulan JanuariFebruari.
2. Faktor penyebab langsung
kecelakaan.
Faktor
penyebab
langsung kecelakaan dibagi menjadi
dua yaitu perilaku berbahaya dan
kondisi yang berbahaya.
a. Perilaku berbahaya
1) kurang konsentrasi dan kurang
berhati-hati saat praktikum.
2) Pengetahuan tentang Standard
Operational Prosedure (SOP) mesin
yang kurang.
3) Melakukan kegiatan yang tidak
perlu (berlari-lari saat praktikum).
b. Kondisi berbahaya
1) Kondisi mesin yang sudah tidak
standar dan sudah tua.
2) Siswa cenderung berkerumun
disekitar mesin sehingga operator
tidak leluasa dalam melakukan
pekerjaannya.
3) pekerjaan diakhiri tidak tepat
waktu sehingga siswa terburu-buru
dalam melakukan pekerjaannya
(membersihkan bengkel).
4) Kondisi bengkel yang sempit.
3.
Faktor
penyebab
utama
kecelakaan. Faktor penyebab utama
kecelakaan terdiri dari faktor

manusia, faktor pekerjaan, dan faktor
manajemen.
a. Faktor pribadi manusia
1) Kurangnya pengetahuan.
2) Kurang pengalaman
3)
Kurang
matang
dalam
perencanaan pembelajaran.
4) Kurang berhati-hati dan ceroboh.
b. Faktor pekerjaan
dari semua kejadian dan semua
sumber data sepakat menyatakan
bahwa pekerjaan yang dilakukan
memang sesuai prosedur kerja yang
ada sehingga tidak menunjukkan
bahwa pekerjaan yang dilakukan
berbahaya.
c. Faktor manajemen
1) Penataan mesin yang kurang baik
yaitu jarak antar mesin bubut yang
kurang luas.
2) Penataan peralatan dan pembagian
pekerjaan pada bengkel las masih
kurang baik, bengkelyang kurang
luas dengan penu peralatannya
membuat bengkel terasa semakin
sempit.
(5) Tindakan perbaikan terhadap
faktor
penyebab
terjadinya
kecelakaan adalah :
a. Menjelaskan titik-titik bahaya
yang mungkin terjadi pada setiap
mesin dengan lebih jelas dan tegas,
bila diperlukan dapat dicantumkan
dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan dinding
bengkel agar terbaca oleh semuanya.
b. Operator setiap mesin tidak boleh
lebi dari satu orang. Apabila
pekerjaan dilakukan berkelompok
satu siswa menjadi operator mesin
dan siswa yang lain membantu
persiapan mesin.
3.
meningkatkan
fokus
dan
melakukan pekerjaan sesuai dengan
prosedur kerja yang ada.
4. melakukan pekerjaan di luar
bengkel las pada pekerjaan yang bisa
dilakukan di luar bengkel sehingga

tidak semua pekerjaan di dalam
bengkel yang sempit.
PENUTUP
Kesimpulan
Terdapat empat kecelakaan
kerja yang terjadi pada kegiatan
praktikum pemesinan di SMK
Negeri 1 Blitar bulan JanuariFebruari 2018 di kelas X TPm 2 dan
X TPm 4. Kecelakaan kerja yang
terjadi seperti, tangan siswa yang
terkena kunci chuck, kepala terbentur
eretan melintang mesin bubut, tangan
terjepit mesin gergaji, dan tangan
tersayat pipa benda kerja yang masih
kasar. Berdasarkan hasil analisis
SCAT di atas dapat dilihat bahwa
manusia menjadi penyebab utama
terjadinya kecelakaan. Hal ini
ditunjukkan dengan perilaku siswa
yang sering bergurau dan tidak
melaksanakan
pekerjaan
sesuai
prosedur yaitu dari empat kejadian
tiga diantaranya terjadi karena
perilaku sering bergurau dan
melakukan pekerjaan tidak sesuai
SOP. Selain itu, juga dapat dilihat
bahwa, penyebab kecelakaan yang
juga tinggi yaitu peringatan akan titik
bahaya dari guru yang terlewatkan,
dari empat kejadian tiga kejadian
diantaranya terjadi karena guru
pengajar lupa menyampaikan titik
bahaya pada praktikum pemesinan.
Kecelakaan kerja juga terjadi
dikarenakan kegiatan praktikum
yang dilakukan masih pada tahap
awal siswa mengenal mesin sehingga
pengetahuan tentang mesin masih
sangat sedikit, terutama karakter
mesin dimana beberapa bagian mesin
memerlukan penanganan khusus.
Berdasarkan hasil analisis
dengan metode SCAT ada beberapa
tindakan yang dapat dilakukan agar
kecelakaan yang sama tidak terulang
kembali.
Pertama,
persiapan

pembelajaran
diperbaiki
yaitu
penyampaian titik bahaya pada
praktikum dapat disisipkan ke dalam
RPP agar guru tidak lupa. Kedua,
memberitahukan
kepada
siswa
mengenai kecelakaan yang dapat
terjadi sehingga siswa lebih berhatihati dalam melakukan praktikum.
Ketiga, manajemen bengkel dan
pekerjaan diperbaiki, posisi dan
ruang bengkel juga diperbaiki.

Saran
Saran yang bisa diberikan penulis
yaitu, untuk saran kepada pihak
sekolah. (1). Kepala Sekolah SMK
Negeri 1 Blitar disarankan untuk
melakukan
perbaikan
serta
pengadaan mesin baru untuk
kegiatan praktikum pemesinan di
departemen mesin SMK Negeri 1
Blitar agar mesin yang digunakan
dalam kondisi yang baik dan tidak
mengundang bahaya. (2)Kepada
Kepala Departemen Mesin SMK
Negeri 1 Blitar disarankan untuk
memperhatikan kecelakaan yang
terjadi, karenan beberapa kecelakaan
terjadi
tidak
hanya
sekali.
Hendaknya
untuk
melakukan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
praktikum agar kecelakaan kerja
pada praktikum dapat dihindari. (3)
Guru Teknik Pemesinan SMK
Negeri
1
Blitar
hendaknya
menyampaikan titik-titik berbahaya
pada kegiatan praktikum dengan
lebih jelas dan tegas. Bila perlu titiktitik
bahaya
setiap
mesin
dicantumkan dalam RPP dan dinding
bengkel agar guru tidak sampai lupa
untuk menyampaikannya. Serta lebih
memperhatikan
siswa
yang
praktikum agar sekiranya siswa yang
bergurau diberikan teguran atau
peringatan agar siswa bisa lebih

berkonsentrasi. (4)
Petugas
Toolman SMK Negeri 1 Blitar
disarankan untuk mengecek dan
mendampingi siswa saat kegiatan
pembelajaran berakhir agar tidak ada
prosedur kerja yang terlupakan.
Petugas Toolman dapat memberikan
peringatan
kepada
siswa
aar
melakukan pekerjaan lebih berhatihati dan sesuai prosedur.
Selanjutnya, saran untuk
Universitas Negeri Malang, yaitu
bagi Mahasiswa lain, disarankan
untuk mengembangkan dan mengkaji
lebih dalam dari penelitian ini. Yaitu,
dengan melakukan perbandingan
penelitian yang selaras dengan
konteks
permasalahan.
Pada
permasalahan yang dapat dilakukan
adalah dengan membandingkan
kecelakaan kerja yang terjadi di
sekolah lain dengan tujuan untuk
menciptakan zero accident pada
praktikum pemesinan di SMK.
DAFTAR RUJUKAN
Hasiani, Freshka. 2015. Analisis
Kualitas
Sumber
Daya
Manusia Dan Pengaruhnya
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
di
Kabupaten
Pelalawan. Jom FEKON Vol.
2 No. 2 Oktober 2015. Dari
https://media.neliti.com/medi
a/publications/123705-IDanalisis-kualitas-sumberdaya-manusia-da.pdf diakses
pada 18 Juli 2018.
Asia, Osha. 2018. faktor penyebab
kecelakaan
kerja
yang
mencakup 5 m berdasarkan
konsep
k3.
Online.
http://www.safetyshoe.com/ta
g/faktor-penyebabkecelakaan-kerja-yangmencakup-5-m-berdasarkankonsep-k3/ diakses pada 10
Maret 2018.

Prastiyo, Ardi. 2016. Usulan
Perbaikan
Sistem
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
(K3)
Pemanenan
Kelapa Sawit Menggunakan
Metode Systematic Cause
Analysis Technique (SCAT)
(Studi Kasus : Pt. Ciliandra
Perkasa Sei Batang Ulak
Bangkinang). (online). (http://
repository.uin-suska.ac.id/298
4/) diakses pada 10 April
2018.
Ulfatin.
Nur.
2015.
Metode
Penelitian Kualitatif Di
Bidang Pendidikan: Teori
dan Aplikasinya. Malang:
Media Nusa Creative.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003
Tentang
Sistem
Pendidikan Nasional.