Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan (1)
Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kinerja Perawat di
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Kabupaten Langkat
Yunita Wardani Lubis, Ida Yustina, Diah Arruum
E-mail : [email protected]
ABSTRACT
Nurses’ performance is the achievement in implementing nursing care in a hospital. An optimal
nursing care is needed support from the management of a hospital such as creating good quality of
work life for nurses. Good quality of work life constitutes the correlation of the quality of the work
atmosphere and process in hospital which consist of employees’ participation, appropriate
compensation, work security, job safety, sense of pride for institution, career development, available
facilities, conflict settlement, and communication with nurses’ performance. The research used
analytic survey method with cross sectional design. The population were 82 nurse, and all of them
were used as the samples. Data was taken by Questionairres and using Rank Spearman correlation
test. The result of the research showed that there was significant correlation between quality of work
life with nurses ‘ performance at Tanjung Pura General Hospital. It is recommended that the
management of the hospital increase the quality of nurses’ work life in order to improve their
performance.
Keywords: Quality of Work Life, Nurses’ Performance
ABSTRAK
Kinerja perawat adalah hasil yang dicapai atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di rumah sakit.Terciptanya asuhan keperawatan yang optimal sangat diperlukan
dukungan dari pihak rumah sakit salah satunya dengan menciptakan kualitas kehidupan kerja yang
baik bagi perawat. Kualitas kehidupan kerja adalah persepsi karyawan tentang kesejahteraan mental
dan fisiknya ketika bekerja yang terdiri dari partisipasi pegawai, kompensasi yang layak, rasa aman
terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, pengembangan
karir, fasilitas yang tersedia, penyelesaian konflik, dan komunikasi. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis hubungan kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura. Metode penelitian adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel
pada penelitian ini adalah 82 orang perawat. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan diuji
dengan uji korelasi Rank Spearman. Dari hasil uji statistik diketahui ada hubungan antara kualitas
kehidupan kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura. Rekomendasi dari
penelitian ini adalah agar pihak Rumah Sakit Umum Tanjung Pura dapat meningkatkan kualitas
kehidupan kerja dengan cara mengikutsertakan perawat dalam proses pengambilan keputusan dan
pelaksanaan tugas diruangan, menyediakan keselamatan lingkungan kerja yang sesuai standar
kesehatan, penerapan sistem jenjang karir bagi perawat, menyediakan fasilitas pemeliharaan
kesehatan bagi perawat dan memberikan kesempatan bagi perawat untuk memecahkan masalah serta
terselesaikan masalahnya secara terbuka dan jujur.
Kata Kunci: Kualitas kehidupan kerja, kinerja perawat
1
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM)
yang bekerja di rumah sakit terdiri dari
berbagai jenis keahlian.
Perawat
merupakan sumber daya manusia yang
ikut berupaya dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit, khususnya
pelayanan keperawatan. Tugas pokok
perawat adalah memberikan pelayanan
asuhan keperawatan kepada pasien
yang
terdiri
dari
pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan,
perencanaan
keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi
dan
melakukan
pencatatan
dokumentasi keperawatan pada status
pasien.
Pelaksanaan
asuhan
keperawatan merupakan indikator dari
kinerja perawat (Soeroso, 2002).
Masalah yang dihadapi adalah
asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien belum terlaksana secara
maksimal. Rivai (2005) menyatakan
bahwa masalah perawat yang sering
timbul di rumah sakit menyangkut
pelayanan perawat meliputi kinerja
dan sikap perawat yang kurang baik
dalam
menjalankan
perannya
diantaranya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
Penelitian yang dilakukan oleh
Lestari (2010) di salah satu rumah
sakit swasta di Jokyakarta didapat
bahwa asuhan keperawatan yang
terdiri dari; pengkajian 65% belum
terlaksana, diagnosa 70% belum
terlaksana, intervensi 53% belum
terlaksana, implementasi 55% belum
terlaksana, evaluasi 60% belum
terlaksana, dan dokumentasi asuhan
keperawatan 50% belum terlaksana.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
kinerja perawat yang belum optimal
dalam
pelaksanaan
asuhan
keperawatan.
Di Rumah Sakit Umum Tanjung
Pura diketahui bahwa pelaksanaan
asuhan keperawatan belum sesuai
dengan Standar Asuhan Keperawatan
(SAK), yang dapat dilihat dari
dokumentasi keperawatan di setiap
ruang rawat inap. Hasil observasi pada
50 dokumentasi asuhan keperawatan
pasien atau 18,9% dari 264 pasien
perbulannya
ditemukan
bahwa
pengkajian keperawatan 76% belum
terlaksana,
pengkajian
dilakukan
hanya sebatas pengkajian fisik saja
tidak mencakup pengkajian psiko dan
spiritual.
Menegakkan
diagnosa
keperawatan 62% belum terlaksana,
menyusun intervensi keperawatan
52% belum terlaksana, Implementasi
40% belum terlaksana, evaluasi 74%
belum terlaksana. Hafizurrahman
(2011) menyatakan bahwa kinerja
perawat dipengaruhi oleh banyak
faktor,
salah
satunya
kualitas
kehidupan kerja.
Kualitas kehidupan kerja/Quality
of Work Life (QWL) adalah persepsi
karyawan
tentang
kesejahteraan
mental dan fisiknya ketika bekerja
(Cascio, 2003). Cascio (2003)
mengemukakan
ada
sembilan
komponen QWL yang terdiri dari
partisipasi pegawai, kompensasi yang
seimbang, rasa aman terhadap
pekerjaan, keselamatan lingkungan
kerja, rasa bangga terhadap institusi,
pengembangan karir, fasilitas yang
tersedia, penyelesaian konflik, dan
komunikasi. Kualitas kehidupan kerja
berpengaruh terhadap terbentuknya
kinerja pegawai. Beberapa penelitian
menunjukkan
bahwa
QWL
memengaruhi kinerja pegawai, salah
satunya penelitian yang dilakukan
(Lau dan May, 1998) menunjukkan
bahwa kualitas kehidupan kerja
(quality of work life; QWL)
2
mempunyai
signifikan
perusahaan.
dampak positif dan
terhadap
kinerja
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah survey analitik yang bertujuan
untuk menganalisa hubungan antara
kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja perawat. Penelitian ini
menggunakan
pendekatan
cross
sectional. Pelaksanaan penelitian
dimulai pada bulan Januari sampai
dengan Juli 2014 di Rumah Sakit
Umum Tanjung Pura Kabupaten
Langkat.Tempat penelitian ini dipilih
HASIL PENELITIAN
Kualitas Kehidupan Kerja
Pengkategorian kualitas kehidupan
kerja secara keseluruhan didapat hasil
sebanyak 11 responden (13,4%)
berada pada kategori baik, 69
responden (84,1%) berada pada
kategori cukup dan 2 responden
(2,5%) berada pada kategori kurang.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel
22.
Tabel 22
Distribusi
Frekuensi
Kualitas
Kehidupan Kerja di Rumah Sakit
Umum Tanjung Pura Kabupaten
Langkat (N=82)
Kategori
Baik
Cukup
Kurang
Total
Frekuensi
11
69
2
82
Presentase
13,4
84,1
2,5
100
Kinerja Perawat
Pengkategorian
berdasarkan
jawaban responden didapat hasil
kinerja perawat sebanyak 5 responden
(6,1%) berada pada kategori baik, 76
karena
pelaksanaan
asuhan
keperawatan yang belum sesuai
dengan
Standar
Asuhan
Keperawatan (SAK). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perawat
yang bekerja di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
yaitu 82 orang yang terbagi pada 8
ruangan. Sampel pada penelitian ini
adalah total dari jumlah populasi.
Metode statistik untuk analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis univariat dan analisis
bivariat, menggunakan statistik non
parametris yaitu uji korelasi Rank
Spearman.
responden (92,7%) berada pada
kategori cukup dan 1 responden
(1,2%) berada pada kategori kurang.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel
24.
Tabel 24
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Kategori
Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura Kabupaten Langkat
(N=82)
Kategori Frekuensi Presentase
Baik
5
6,1
Cukup
76
92,7
Kurang
1
1,2
Total
82
100
Hubungan Kualitas Kehidupan
Kerja dengan Kinerja Perawat
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan kualitas
kehidupan kerja dengan kinerja
perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura dengan nilai p. value
0,001 dan nillai r = 0,810. Hubungan
variabel kualitas kehidupan kerja
dengan kinerja dapat dilihat pada tabel
27.
3
Tabel 27.
Hubungan
Komponen
Kualitas
Kehidupan Kerja dengan Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
Variabel
Kualitas
Kehidupan Kerja
Kinerja
p.value
r
0,001
0,810
Hubungan Komponen Kualitas
Kehidupan Kerja dengan Kinerja
Perawat
Berdasarkan hasil uji korelasi
Rank Spearman didapat ada 6 sub
variabel kualitas kehidupan kerja yang
p. value nya < dari 0,05 yaitu
subvariabel partisipasi perawat dengan
p. value = 0,001 dan nilai r = 0,358,
subvariabel keselamatan lingkungan
kerja dengan p. value = 0,005 dan
nilai r = 0,309, subvariabel
pengembangan karir dengan nilai p.
value = 0,000 dan nilai r = 0,559,
subvariabel fasilitas yang tersedia
dengan nilai p. value = 0,002 dan nilai
r = 0,341 subvariabel penyelesaian
masalah (konflik) dengan nilai p.
value = 0,017 dan nilai r = 0,263 dan
subvariabel komunikasi dengan nilai
p. value = 0,019 dan nilai r = 0,258
dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan yang signifikan
antara
partisipasi
perawat,
keselamatan
lingkungan
kerja,
pengembangan karir, fasilitas yang
tersedia,
penyelesaian
masalah
(konflik), dan komunikasi dengan
kinerja perawat
di Rumah Sakit
UmumTanjung
Pura
Kabupaten
Langkat.
Subvariabel kompensasi yang
seimbang memiliki p. value = 0,115
dan nilai r = 0,175, subvariabel rasa
aman terhadap pekerjaan memiliki p.
value = 0,800 dan nilai r = 0,028,
subvariabel rasa bangga terhadap
institusi memiliki p. value = 0,135 dan
nilai r = 0,166 dapat disimpulkan Ho
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti
bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara kompensasi yang
seimbang, rasa aman terhadap
pekerjaan dan rasa bangga terhadap
institusi dengan kinerja perawat di
Rumah Sakit UmumTanjung Pura
Kabupaten
Langkat.
Hubungan
subvariabel kualitas kehidupan kerja
dengan kinerja dapat dilihat pada tabel
28.
Tabel 28.
Hubungan
Komponen
Kualitas
Kehidupan Kerja dengan Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
Variabel
Kinerja
p.value
r
Kualitas
Kehidupan
Kerja
Partisipasi
*0,001 0,358
Perawat
Kompensasi yang 0,115
0,175
Seimbang
Rasa
Aman 0,800
0,028
terhadap
Pekerjaan
Keselamatan
*0,005 0,309
Lingkungan Kerja
Rasa
Bangga 0,135
0,166
terhadap Institusi
Pengembangan
*0,001 0,559
Karir
Fasilitas
yang *0,002 0,341
Tersedia
Penyelesaian
*0,017 0,263
Konflik
Komunikasi
*0,019 0,258
Keterangan : * Signifikan dengan nilai
p value < 0,05
4
PEMBAHASAN
Hubungan Kualitas Kehidupan
Kerja dengan Kinerja Perawat di
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
Kabupaten Langkat
Hasil penelitian didapat bahwa ada
hubungan yang signifikan antara
kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja perawat di Rumah Sakit
Umum Tanjung Pura dengan nilai
probabilitas 0,000 dan nilai r = 0,810.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pentingnya kualitas kehidupan
kerja dalam suatu organisasi. Artikel
Ballou & Godwin (2007) yang
berjudul Quality of Work Life Have
You Invested in Your Organization’s
Future menyatakan bahwa salah satu
hal yang penting dalam perusahaan
publik adalah peningkatan kualitas
kehidupan kerja. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Buller
(1995) yang menyatakan bahwa
kesuksesan organisasi dapat dilihat
melalui partnership yang baik antara
sumberdaya manusia dan perencanaan
strategis
yang
dilakukan
oleh
organisasi. Ada beberapa faktor yang
memengaruhi
integrasi
antara
perencanaan strategis dan sumberdaya
manusia dalam organisasi yaitu:
lingkungan (environment), strategi di
tingkat
corporate,
bisnis
dan
sumberdaya
manusia
sendiri,
karakteristik organisasi (yang meliputi
ukuran, sejarah, budaya, dan struktur
organisasi), proses dan sistem
organisasi (yang meliputi human
resource
control,
informasi,
pengambilan
keputusan
dan
komunikasi) yang semuanya itu
terrangkum dalam kualitas kehidupan
kerja.
Mengingat
peran
kualitas
kehidupan kerja yang begitu besar,
maka sebuah organisasi harus betulbetul
memerhatikan
sumberdaya
manusia secara maksimal. Salah satu
wujud nyata yang perlu diperhatikan
adalah dengan menciptakan situasi
lingkungan kerja yang humanis atau
melakukan
perbaikan
kualitas
kehidupan kerja (Filipo, 1983).
Hasil penelitian di atas sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gayathiri (2013) yang menemukan
korelasi positif dan signifikan antara
kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja. Gyathiri (2013) menyatakan
sekitar 20% keuntungan dari suatu
rumah sakit adalah dari kualitas
kehidupan kerja dan sisanya 80%
adalah efek dari faktor-faktor lain.
Pentingnya kualitas kehidupan kerja
bagi perawat didukung oleh penelitian
yang dilakukan Theofanidis (2010)
yang
menemukan bahwa kualitas
kehidupan kerja sebagai konstruksi
dengan relevansi yang tinggi untuk
praktek keperawatan.
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
dapat
meningkatkan
kinerja
perawatnya dengan cara mengelola
sumberdaya perawat dengan baik dan
memperbaiki kualitas kehidupan kerja
di rumah sakit tersebut. Beberapa cara
yang dapat dilakukan oleh pihak
rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas kehidupan kerja yaitu dengan
menjamin:
1)
setiap
perawat
diikutsertakan
dalam
proses
pengambilan
keputusan
dan
pelaksanaan tugas diruangan sesuai
dengan posisi, wewenang dan jabatan
masing-masing, 2) setiap perawat
memperoleh kompensasi yang adil,
wajar dan mencukupi, 3) setiap
perawat
mendapatkan
jaminan
terhadap kelangsungan pekerjaannya,
4) setiap perawat mendapatkan
perhatian
terhadap
pemeliharaan
kesehatannya, 5) setiap perawat
mendapatkan keselamatan lingkungan
kerja yang sesuai standar kesehatan, 6)
setiap perawat perlu dibina dan
5
dikembangkan perasaan bangganya
pada pekerjaan dan tempat kerjanya,
7) setiap perawat mendapatkan
pengembangan
karir
untuk
menghadapi masa depannya, 8) setiap
perawat mendapatkan kesempatan
untuk memecahkan masalah dan
terselesaikan
masalahnya
secara
terbuka dan jujur, 9) setiap perawat
memerlukan komunikasi yang terbuka
dalam batas-batas wewenang dan
tanggungjawab masing-masing.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kualitas kehidupan
kerja di Rumah Sakit Umum Tanjung
Pura belum baik secara keseluruhan,
dari 9 komponen kualitas kehidupan
kerja yang diteliti tidak ada yang nilai
mayoritasnya dapat dikategorikan
baik, hanya 5 komponen yang berada
pada kategori cukup. Kinerja perawat
di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
berada pada kategori cukup yaitu 76
responden
(92,7%).
Hasil
ini
menunjukkan
bahwa
kualitas
kehidupan kerja berpengaruh terhadap
kinerja perawat di rumah sakit.
SARAN
Rekomendasi dari penelitian ini
adalah agar Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura dapat meningkatkan
kualitas kehidupan kerja perawat,
yang dapat berpengaruh terhadap
kinerja perawat, dimana pada akhirnya
dapat meningkatkan pelayanan kepada
pasien dan peningkatan mutu rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ballou, B. & Godwin, N. (2007,
October). Quality of Work
Life Have You Invested in
Your Organization’s Future.
Strategic Finance. 89,4, 4045.
Cascio, Wayne, F. (2003). Managing
Human
Resources
:
Productivity, quality of work
life, profits. Boston : Irwin
MCGraw- Hill, International
ED.5 th ed.
Fillippo, B. Edwin. (1983). Personal
Management. Sixth Edition.
Mcgraw-Hill.
International
Book Company. USA.
Gayathiri. R. (2013). Quality of Work
Life – Linkage With Job
Satisfaction
and
Performance
;
International Journal of
Business and Management
Invention ISSN : 2319 –
8028, ISSN : 2319 – 801X
.
Hafizurrachman. (2011). Beberapa
faktor yang mempengaruhi
kinerja
perawat
dalam
menjalankan
kebijakan
keperawatan di rumah sakit
umum
daerah.
Artikel
penelitian. J. Imdon Med
Assoc. Volume: 61. Nomor:
10.
Lau, R.S. & May, E. Bruce (1998).
Quality of work life and
performance, an ad hoc
investigation of two key
elements in the service profit
chain model, : International
Journal of service industry
management. Vol. 11 No.
5,PP.422-37.
6
Lestari,
C.E.
(2010).
Analsis
pelaksanaan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) di unit
rawat
inap
kelas
III
RSU.Muhamaddiyah Bantul
Jogjakarta. (Tesis). Kes.Mas
ISSN: 1978-0575.
Soeroso, S. (2002). Manajemen
sumber daya manusia di
rumah sakit. Jakarta. EGC.
Theofanidis. D. (2010). Quality Of
Life and Nursing : a Position
Paper ; International Journal
of Caring Sciencess . May –
August Vol 3 Issue 2
7
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Kabupaten Langkat
Yunita Wardani Lubis, Ida Yustina, Diah Arruum
E-mail : [email protected]
ABSTRACT
Nurses’ performance is the achievement in implementing nursing care in a hospital. An optimal
nursing care is needed support from the management of a hospital such as creating good quality of
work life for nurses. Good quality of work life constitutes the correlation of the quality of the work
atmosphere and process in hospital which consist of employees’ participation, appropriate
compensation, work security, job safety, sense of pride for institution, career development, available
facilities, conflict settlement, and communication with nurses’ performance. The research used
analytic survey method with cross sectional design. The population were 82 nurse, and all of them
were used as the samples. Data was taken by Questionairres and using Rank Spearman correlation
test. The result of the research showed that there was significant correlation between quality of work
life with nurses ‘ performance at Tanjung Pura General Hospital. It is recommended that the
management of the hospital increase the quality of nurses’ work life in order to improve their
performance.
Keywords: Quality of Work Life, Nurses’ Performance
ABSTRAK
Kinerja perawat adalah hasil yang dicapai atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di rumah sakit.Terciptanya asuhan keperawatan yang optimal sangat diperlukan
dukungan dari pihak rumah sakit salah satunya dengan menciptakan kualitas kehidupan kerja yang
baik bagi perawat. Kualitas kehidupan kerja adalah persepsi karyawan tentang kesejahteraan mental
dan fisiknya ketika bekerja yang terdiri dari partisipasi pegawai, kompensasi yang layak, rasa aman
terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, pengembangan
karir, fasilitas yang tersedia, penyelesaian konflik, dan komunikasi. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis hubungan kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura. Metode penelitian adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel
pada penelitian ini adalah 82 orang perawat. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan diuji
dengan uji korelasi Rank Spearman. Dari hasil uji statistik diketahui ada hubungan antara kualitas
kehidupan kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura. Rekomendasi dari
penelitian ini adalah agar pihak Rumah Sakit Umum Tanjung Pura dapat meningkatkan kualitas
kehidupan kerja dengan cara mengikutsertakan perawat dalam proses pengambilan keputusan dan
pelaksanaan tugas diruangan, menyediakan keselamatan lingkungan kerja yang sesuai standar
kesehatan, penerapan sistem jenjang karir bagi perawat, menyediakan fasilitas pemeliharaan
kesehatan bagi perawat dan memberikan kesempatan bagi perawat untuk memecahkan masalah serta
terselesaikan masalahnya secara terbuka dan jujur.
Kata Kunci: Kualitas kehidupan kerja, kinerja perawat
1
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM)
yang bekerja di rumah sakit terdiri dari
berbagai jenis keahlian.
Perawat
merupakan sumber daya manusia yang
ikut berupaya dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit, khususnya
pelayanan keperawatan. Tugas pokok
perawat adalah memberikan pelayanan
asuhan keperawatan kepada pasien
yang
terdiri
dari
pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan,
perencanaan
keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi
dan
melakukan
pencatatan
dokumentasi keperawatan pada status
pasien.
Pelaksanaan
asuhan
keperawatan merupakan indikator dari
kinerja perawat (Soeroso, 2002).
Masalah yang dihadapi adalah
asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien belum terlaksana secara
maksimal. Rivai (2005) menyatakan
bahwa masalah perawat yang sering
timbul di rumah sakit menyangkut
pelayanan perawat meliputi kinerja
dan sikap perawat yang kurang baik
dalam
menjalankan
perannya
diantaranya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
Penelitian yang dilakukan oleh
Lestari (2010) di salah satu rumah
sakit swasta di Jokyakarta didapat
bahwa asuhan keperawatan yang
terdiri dari; pengkajian 65% belum
terlaksana, diagnosa 70% belum
terlaksana, intervensi 53% belum
terlaksana, implementasi 55% belum
terlaksana, evaluasi 60% belum
terlaksana, dan dokumentasi asuhan
keperawatan 50% belum terlaksana.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
kinerja perawat yang belum optimal
dalam
pelaksanaan
asuhan
keperawatan.
Di Rumah Sakit Umum Tanjung
Pura diketahui bahwa pelaksanaan
asuhan keperawatan belum sesuai
dengan Standar Asuhan Keperawatan
(SAK), yang dapat dilihat dari
dokumentasi keperawatan di setiap
ruang rawat inap. Hasil observasi pada
50 dokumentasi asuhan keperawatan
pasien atau 18,9% dari 264 pasien
perbulannya
ditemukan
bahwa
pengkajian keperawatan 76% belum
terlaksana,
pengkajian
dilakukan
hanya sebatas pengkajian fisik saja
tidak mencakup pengkajian psiko dan
spiritual.
Menegakkan
diagnosa
keperawatan 62% belum terlaksana,
menyusun intervensi keperawatan
52% belum terlaksana, Implementasi
40% belum terlaksana, evaluasi 74%
belum terlaksana. Hafizurrahman
(2011) menyatakan bahwa kinerja
perawat dipengaruhi oleh banyak
faktor,
salah
satunya
kualitas
kehidupan kerja.
Kualitas kehidupan kerja/Quality
of Work Life (QWL) adalah persepsi
karyawan
tentang
kesejahteraan
mental dan fisiknya ketika bekerja
(Cascio, 2003). Cascio (2003)
mengemukakan
ada
sembilan
komponen QWL yang terdiri dari
partisipasi pegawai, kompensasi yang
seimbang, rasa aman terhadap
pekerjaan, keselamatan lingkungan
kerja, rasa bangga terhadap institusi,
pengembangan karir, fasilitas yang
tersedia, penyelesaian konflik, dan
komunikasi. Kualitas kehidupan kerja
berpengaruh terhadap terbentuknya
kinerja pegawai. Beberapa penelitian
menunjukkan
bahwa
QWL
memengaruhi kinerja pegawai, salah
satunya penelitian yang dilakukan
(Lau dan May, 1998) menunjukkan
bahwa kualitas kehidupan kerja
(quality of work life; QWL)
2
mempunyai
signifikan
perusahaan.
dampak positif dan
terhadap
kinerja
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah survey analitik yang bertujuan
untuk menganalisa hubungan antara
kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja perawat. Penelitian ini
menggunakan
pendekatan
cross
sectional. Pelaksanaan penelitian
dimulai pada bulan Januari sampai
dengan Juli 2014 di Rumah Sakit
Umum Tanjung Pura Kabupaten
Langkat.Tempat penelitian ini dipilih
HASIL PENELITIAN
Kualitas Kehidupan Kerja
Pengkategorian kualitas kehidupan
kerja secara keseluruhan didapat hasil
sebanyak 11 responden (13,4%)
berada pada kategori baik, 69
responden (84,1%) berada pada
kategori cukup dan 2 responden
(2,5%) berada pada kategori kurang.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel
22.
Tabel 22
Distribusi
Frekuensi
Kualitas
Kehidupan Kerja di Rumah Sakit
Umum Tanjung Pura Kabupaten
Langkat (N=82)
Kategori
Baik
Cukup
Kurang
Total
Frekuensi
11
69
2
82
Presentase
13,4
84,1
2,5
100
Kinerja Perawat
Pengkategorian
berdasarkan
jawaban responden didapat hasil
kinerja perawat sebanyak 5 responden
(6,1%) berada pada kategori baik, 76
karena
pelaksanaan
asuhan
keperawatan yang belum sesuai
dengan
Standar
Asuhan
Keperawatan (SAK). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perawat
yang bekerja di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
yaitu 82 orang yang terbagi pada 8
ruangan. Sampel pada penelitian ini
adalah total dari jumlah populasi.
Metode statistik untuk analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis univariat dan analisis
bivariat, menggunakan statistik non
parametris yaitu uji korelasi Rank
Spearman.
responden (92,7%) berada pada
kategori cukup dan 1 responden
(1,2%) berada pada kategori kurang.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel
24.
Tabel 24
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Kategori
Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura Kabupaten Langkat
(N=82)
Kategori Frekuensi Presentase
Baik
5
6,1
Cukup
76
92,7
Kurang
1
1,2
Total
82
100
Hubungan Kualitas Kehidupan
Kerja dengan Kinerja Perawat
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan kualitas
kehidupan kerja dengan kinerja
perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura dengan nilai p. value
0,001 dan nillai r = 0,810. Hubungan
variabel kualitas kehidupan kerja
dengan kinerja dapat dilihat pada tabel
27.
3
Tabel 27.
Hubungan
Komponen
Kualitas
Kehidupan Kerja dengan Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
Variabel
Kualitas
Kehidupan Kerja
Kinerja
p.value
r
0,001
0,810
Hubungan Komponen Kualitas
Kehidupan Kerja dengan Kinerja
Perawat
Berdasarkan hasil uji korelasi
Rank Spearman didapat ada 6 sub
variabel kualitas kehidupan kerja yang
p. value nya < dari 0,05 yaitu
subvariabel partisipasi perawat dengan
p. value = 0,001 dan nilai r = 0,358,
subvariabel keselamatan lingkungan
kerja dengan p. value = 0,005 dan
nilai r = 0,309, subvariabel
pengembangan karir dengan nilai p.
value = 0,000 dan nilai r = 0,559,
subvariabel fasilitas yang tersedia
dengan nilai p. value = 0,002 dan nilai
r = 0,341 subvariabel penyelesaian
masalah (konflik) dengan nilai p.
value = 0,017 dan nilai r = 0,263 dan
subvariabel komunikasi dengan nilai
p. value = 0,019 dan nilai r = 0,258
dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan yang signifikan
antara
partisipasi
perawat,
keselamatan
lingkungan
kerja,
pengembangan karir, fasilitas yang
tersedia,
penyelesaian
masalah
(konflik), dan komunikasi dengan
kinerja perawat
di Rumah Sakit
UmumTanjung
Pura
Kabupaten
Langkat.
Subvariabel kompensasi yang
seimbang memiliki p. value = 0,115
dan nilai r = 0,175, subvariabel rasa
aman terhadap pekerjaan memiliki p.
value = 0,800 dan nilai r = 0,028,
subvariabel rasa bangga terhadap
institusi memiliki p. value = 0,135 dan
nilai r = 0,166 dapat disimpulkan Ho
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti
bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara kompensasi yang
seimbang, rasa aman terhadap
pekerjaan dan rasa bangga terhadap
institusi dengan kinerja perawat di
Rumah Sakit UmumTanjung Pura
Kabupaten
Langkat.
Hubungan
subvariabel kualitas kehidupan kerja
dengan kinerja dapat dilihat pada tabel
28.
Tabel 28.
Hubungan
Komponen
Kualitas
Kehidupan Kerja dengan Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
Variabel
Kinerja
p.value
r
Kualitas
Kehidupan
Kerja
Partisipasi
*0,001 0,358
Perawat
Kompensasi yang 0,115
0,175
Seimbang
Rasa
Aman 0,800
0,028
terhadap
Pekerjaan
Keselamatan
*0,005 0,309
Lingkungan Kerja
Rasa
Bangga 0,135
0,166
terhadap Institusi
Pengembangan
*0,001 0,559
Karir
Fasilitas
yang *0,002 0,341
Tersedia
Penyelesaian
*0,017 0,263
Konflik
Komunikasi
*0,019 0,258
Keterangan : * Signifikan dengan nilai
p value < 0,05
4
PEMBAHASAN
Hubungan Kualitas Kehidupan
Kerja dengan Kinerja Perawat di
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
Kabupaten Langkat
Hasil penelitian didapat bahwa ada
hubungan yang signifikan antara
kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja perawat di Rumah Sakit
Umum Tanjung Pura dengan nilai
probabilitas 0,000 dan nilai r = 0,810.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pentingnya kualitas kehidupan
kerja dalam suatu organisasi. Artikel
Ballou & Godwin (2007) yang
berjudul Quality of Work Life Have
You Invested in Your Organization’s
Future menyatakan bahwa salah satu
hal yang penting dalam perusahaan
publik adalah peningkatan kualitas
kehidupan kerja. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Buller
(1995) yang menyatakan bahwa
kesuksesan organisasi dapat dilihat
melalui partnership yang baik antara
sumberdaya manusia dan perencanaan
strategis
yang
dilakukan
oleh
organisasi. Ada beberapa faktor yang
memengaruhi
integrasi
antara
perencanaan strategis dan sumberdaya
manusia dalam organisasi yaitu:
lingkungan (environment), strategi di
tingkat
corporate,
bisnis
dan
sumberdaya
manusia
sendiri,
karakteristik organisasi (yang meliputi
ukuran, sejarah, budaya, dan struktur
organisasi), proses dan sistem
organisasi (yang meliputi human
resource
control,
informasi,
pengambilan
keputusan
dan
komunikasi) yang semuanya itu
terrangkum dalam kualitas kehidupan
kerja.
Mengingat
peran
kualitas
kehidupan kerja yang begitu besar,
maka sebuah organisasi harus betulbetul
memerhatikan
sumberdaya
manusia secara maksimal. Salah satu
wujud nyata yang perlu diperhatikan
adalah dengan menciptakan situasi
lingkungan kerja yang humanis atau
melakukan
perbaikan
kualitas
kehidupan kerja (Filipo, 1983).
Hasil penelitian di atas sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gayathiri (2013) yang menemukan
korelasi positif dan signifikan antara
kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja. Gyathiri (2013) menyatakan
sekitar 20% keuntungan dari suatu
rumah sakit adalah dari kualitas
kehidupan kerja dan sisanya 80%
adalah efek dari faktor-faktor lain.
Pentingnya kualitas kehidupan kerja
bagi perawat didukung oleh penelitian
yang dilakukan Theofanidis (2010)
yang
menemukan bahwa kualitas
kehidupan kerja sebagai konstruksi
dengan relevansi yang tinggi untuk
praktek keperawatan.
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
dapat
meningkatkan
kinerja
perawatnya dengan cara mengelola
sumberdaya perawat dengan baik dan
memperbaiki kualitas kehidupan kerja
di rumah sakit tersebut. Beberapa cara
yang dapat dilakukan oleh pihak
rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas kehidupan kerja yaitu dengan
menjamin:
1)
setiap
perawat
diikutsertakan
dalam
proses
pengambilan
keputusan
dan
pelaksanaan tugas diruangan sesuai
dengan posisi, wewenang dan jabatan
masing-masing, 2) setiap perawat
memperoleh kompensasi yang adil,
wajar dan mencukupi, 3) setiap
perawat
mendapatkan
jaminan
terhadap kelangsungan pekerjaannya,
4) setiap perawat mendapatkan
perhatian
terhadap
pemeliharaan
kesehatannya, 5) setiap perawat
mendapatkan keselamatan lingkungan
kerja yang sesuai standar kesehatan, 6)
setiap perawat perlu dibina dan
5
dikembangkan perasaan bangganya
pada pekerjaan dan tempat kerjanya,
7) setiap perawat mendapatkan
pengembangan
karir
untuk
menghadapi masa depannya, 8) setiap
perawat mendapatkan kesempatan
untuk memecahkan masalah dan
terselesaikan
masalahnya
secara
terbuka dan jujur, 9) setiap perawat
memerlukan komunikasi yang terbuka
dalam batas-batas wewenang dan
tanggungjawab masing-masing.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kualitas kehidupan
kerja di Rumah Sakit Umum Tanjung
Pura belum baik secara keseluruhan,
dari 9 komponen kualitas kehidupan
kerja yang diteliti tidak ada yang nilai
mayoritasnya dapat dikategorikan
baik, hanya 5 komponen yang berada
pada kategori cukup. Kinerja perawat
di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
berada pada kategori cukup yaitu 76
responden
(92,7%).
Hasil
ini
menunjukkan
bahwa
kualitas
kehidupan kerja berpengaruh terhadap
kinerja perawat di rumah sakit.
SARAN
Rekomendasi dari penelitian ini
adalah agar Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura dapat meningkatkan
kualitas kehidupan kerja perawat,
yang dapat berpengaruh terhadap
kinerja perawat, dimana pada akhirnya
dapat meningkatkan pelayanan kepada
pasien dan peningkatan mutu rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ballou, B. & Godwin, N. (2007,
October). Quality of Work
Life Have You Invested in
Your Organization’s Future.
Strategic Finance. 89,4, 4045.
Cascio, Wayne, F. (2003). Managing
Human
Resources
:
Productivity, quality of work
life, profits. Boston : Irwin
MCGraw- Hill, International
ED.5 th ed.
Fillippo, B. Edwin. (1983). Personal
Management. Sixth Edition.
Mcgraw-Hill.
International
Book Company. USA.
Gayathiri. R. (2013). Quality of Work
Life – Linkage With Job
Satisfaction
and
Performance
;
International Journal of
Business and Management
Invention ISSN : 2319 –
8028, ISSN : 2319 – 801X
.
Hafizurrachman. (2011). Beberapa
faktor yang mempengaruhi
kinerja
perawat
dalam
menjalankan
kebijakan
keperawatan di rumah sakit
umum
daerah.
Artikel
penelitian. J. Imdon Med
Assoc. Volume: 61. Nomor:
10.
Lau, R.S. & May, E. Bruce (1998).
Quality of work life and
performance, an ad hoc
investigation of two key
elements in the service profit
chain model, : International
Journal of service industry
management. Vol. 11 No.
5,PP.422-37.
6
Lestari,
C.E.
(2010).
Analsis
pelaksanaan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) di unit
rawat
inap
kelas
III
RSU.Muhamaddiyah Bantul
Jogjakarta. (Tesis). Kes.Mas
ISSN: 1978-0575.
Soeroso, S. (2002). Manajemen
sumber daya manusia di
rumah sakit. Jakarta. EGC.
Theofanidis. D. (2010). Quality Of
Life and Nursing : a Position
Paper ; International Journal
of Caring Sciencess . May –
August Vol 3 Issue 2
7