session 9 the theory of aggregate demand

Business Fluctuations
&
The Theory of Aggregate
Demand

Intro
Pengalaman menunjukkan bahwa
perekonomian selalu berfluktuasi dari
kondisi booming ke kondisi resesi dan
kembali lagi ke kondisi semula yg
dikenal juga dengan business cycles
atau business fluctuation.

Intro
2

Hingga tahun 1930an para ekonom
mengalami kesulitan:
1.Menjelaskan apa yg menjadi sebab
business cycles tersebut, dan
2.Bagaimana mengurangi dampak negatif

business cycle tersebut ataupun
bagaimana bisa mempercepat proses agar
perekonomian bisa segera bangkit dari
resesi ke booming.

Intro
3

Pertanyaan ini baru bisa terjawab
ketika Keyness (1936) mengemukakan
theory tentang pentingnya kekuatan
“aggregate demand” dalam
mempengaruhi business cycle.

A. Business Fluctuation
Dikenal juga dgn business cycle merupakan
fluktuasi didalam perekonomian suatu
negara secara luas pada:
1.Total output nasional (Q),
2.Pendapatan (income) dan

3.Penyerapan tenaga kerja (employment).

A. Business Fluctuation
Dimana biasanya dalam satu siklus :
 Memerlukan periode 2 – 10 tahun yang
seringkali ditandai dengan
 ekspansi secara luas atau
konstraksi secara luas didalam perekonomian
negara tersebut.

Fitur Siklus Usaha
Secara umum business cycle
dikelompokkan kedalam dua kondisi,
yakni;
1.Resesi
2.Ekpansi / Boom

1. Resesi & Depresi
RESESI
Periode dimana terjadi penurunan

(decline) pada total output (Q),
pendapatan (income), dan penyerapan
tenaga kerja (employment).
Biasanya terjadi dalam jangka waktu 6
bulan hingga 1 tahun dan ditandai dengan
konstraksi secara menyeluruh dalam
perekonomian hingga mencapai dasar
resesi (trough).
Sedangkan resesi yg parah &

Ekpansi / Booming
EKSPANSI / BOOM
Merupakan kebalikan dari resesi
dimana dalam periode ini ditandai
dengan peningkatan total output, income
dan penyerapan tenaga kerja
(employment) yg tinggi hingga mencapai
puncak ekspansi (peak).

Figure 23-3, suatu siklus usaha adalah seperti tahun dgn musimnya


Karakteristik / Tanda Tanda Umum
Resesi
Meskipun tidak ada siklus bisnis yg
benar-benar sama tetapi ada tandatanda umum yg bisa di jadikan
pegangan akan terjadinya suatu RESESI
dalam perekonomian.

Karakteristik / Tanda Tanda Umum
Resesi
Tanda-tanda tersebut adalah:
1.Turunnya pembelian konsumen secara
tajam di hampir seluruh sector ekonomi
2.Turunnya permintaan tenaga kerja
(labor)
3.Turunnya tingkat inflasi
4.Turunnya tingkat profitabilitas dunia
usaha.

Figure 23-3. Aktivitas usaha sejak 1919


Teori 2 Siklus Bisnis
Secara umum ada beberapa pendapat
mengenai sumber business cycle
tetapi secara umum ada 3 teori
utama penyebab business cycle:
1. Exogenous Cycle
2. Internal Cycle
3. Demand-Induced Cycle

1. Exogenous Cycle
Menurut teori ini faktor-faktor penyebab
fluktuasi bisnis atau business cycle ada
diluar sistem (exogenous) ekonomi,
seperti;
perang,
revolusi,
pemilu,
penemuan “dunia baru”,
penemuan2 tehnologi,

wabah,
perubahan iklim (global warming),


2. Internal
Internal teori melihat bahwa siklus bisnis
atau business fluctuation disebabkan oleh
faktor internal dari suatu sistem
ekonomi sendiri, bukan dari faktor luar.
Menurut teori ini, business cycle
merupakan:
 Cara perekonomian menyeimbangkan
dirinya;
Setiap expansi pada akhirnya akan
melahirkan resesi dan kontraksi;
Demikian juga sebaliknya setiap

Demand-Induced Cycle
Adalah siklus usaha (business cycle) yg
dipicu oleh “shock” atau guncangan dari

sisi permintaan (demand).
Misalkan belanja negara untuk keperluan
militer atau untuk barang 2 publik tiba2
turun / diturunkan oleh pemerintah maka
hal ini akan berpengaruh terhadap
aggregate demand dan pada akhirnya
bisa memicu timbulnya resesi /
berpengaruh terhadap perekonomian
secara keseluruhan.

Forecasting Business Cycle
Para ahli ekonomi telah mengembangkan
alat / tools untuk melakukan peramalan
(forcasting) terkait siklus usaha (business
cycle).
Peramalan yg tepat akan kondisi
perekonomian dimasa yg akan datang
terutama terkait dengan business cycle
dapat membantu pemerintah/penentu
kebijakan untuk menyiapkan kebijakan

ekonomi yg tepat dalam meredam
dampak negatif business cycle dan

Econometric Modeling &
Forecasting
Salah satu metode / alat yg sering
digunakan para ekonom untuk melakukan
peramalan (forecasting) adalah dengan
menggunakan econometric modelling.

Econometric Modeling &
Forecasting

Model ekonometrics :
adalah suatu set persamaan dengan
berbagai variabel yg mencerminkan
faktor faktor yg berpengaruh dalam
perekonomian. Model ini disebut juga
dengan Macroeconomic model yg
dihitung dengan bantuan komputer.


Figure 23-5

B. Dasar dasar Aggregate
Demand
Aggregate Demand (AD) adalah total
seluruh hasil produksi (output) pada
perekonomian suatu negara yg bersedia
dibeli pada tingkat harga tertentu, ceteris
paribus.

B. Dasar dasar Aggregate
Demand
AD juga menunjukkan total pengeluaran
di seluruh sektor ekonomi, yaitu;
konsumsi, investasi, belanja pemerintah
dan export.
AD = C+I+G+X = GDP

Kurva Aggregate Demand yg miring

ke bawah (Downward-Sloping)
Kurva AD yg miring ke kanan bawah
(downward sloping) atau memiliki
kemiringan yg negatif, memiliki makna
bahwa tingkat total real spending (total
belanja real = AD) dalam suatu
perekonomian akan turun bila tingkat
harga secara umum naik, vice versa.

Kurva Aggregate Demand yg miring
ke bawah (Downward-Sloping)
Hal terebut karena:
• Tidak ikut naiknya beberapa unsur
kekayaan (wealth) ketika harga2 naik ,
seperti pendapatan yg tetap, uang
pensiun yg tidak naik, UMR yg tetap, dsb.

rgerakan di sepanjang kurva demand

Pergeseran kurva aggregate demand


Policy Variable
Variabel Kebijakan merupakan kebijakan
makro ekonomi yg bisa dijalankan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi
Aggregate Demand atau Total Spending.
Oleh karenanya Policy Variable (Variabel
Kebijakan) sepenuhnya berada di bawah
kontrol pemerintah.

Policy Variable
Secara Umum ada 2 Policy Variable yg
bisa diambil oleh pemerintah untuk
mempengaruhi Aggregate Demand, yaitu:
• Monetary Policy
• Fiscal Policy

Policy Variable
Monetary
Policy

Menaikkan Supply Uang / Jumlah Uang Beredar
(JUB) akan menurunkan tingkat suku bunga
(interest rate) shg mempermudah perolehan
kredit bagi dunia usaha. Hal ini akan
berdampak pada meningkatnya tingkat
investasi & konsumsi barang2 tahan lama
(durable goods).
Selain itu, dalam perekonomian yg terbuka,
kebijakan moneter juga berpengaruh terhadap
nilai tukar (exchange rate) dan ekspor bersih
(net export).

Fiscal Policy

Peningkatan belanja pemerintah (purchasing)
thd barang & jasa secara langsung akan
meningkatkan spending.
Sedangkan pengurangan pajak dan/atau
peningkatan transfer payment akan
meningkatkan disposable income (pendapatan
yg bisa dibelanjakan) dan berpengaruh

Exogenous Variable
Variabel Eksogen adalah semua variabel
yg berpengaruh terhadap Aggregate
Demand atau total spending tetapi
ditentukan diluar sistem ekonomi atau
diluar kerangka AD & AS (Aggregate
Supply).
Variabel-variabel ini berada diluar
jangkauan pembuat kebijakan makro
ekonomi tetapi memiliki pengaruh yg
signifikan terhadap Aggregate Demand.

Exogenous Variable
Perang, bencana alam, pemilu, revolusi,
memburuknya perokonomian negara
tetangga atau negara adidaya yg
mempunyai pengaruh cukup besar
terhadap perekonomian dalam negeri, dsb
adalah beberapa contoh dari exogenous
variable.

Exogenous Variable
Produksi Luar
Negeri
(Foreign
Output)

Pertumbuhan output diluar negeri mendorong
peningkatan ekspor (net export)

Nilai –nilai
Asset
(Asset Values)

Kenaikan harga2 saham dipasar saham
meningkatkan kekayaan masyarakat pemilik
saham dan mendorong peningkatan konsumsi.
Hal ini juga akan berpengaruh terhadap
turunnya biaya modal (cost of capital) yg
berdampak pada peningkatan investasi dunia
usaha.

Kemajuan
Tehnologi
(Advances in
Technology)

Kemajuan tehnologi bisa menjadi pembuka
peluang baru bagi dunia usaha untuk
berinvestasi, seperti penemuan kereta api,
mobil,pesawat, komputer dsb.

Lainnya
(Other)

Kegiatan politik seperti kampanye dan pemilu,
perjanjian perdagangan bebas antar negara,
perang atau berakhirnya era perang bisa
berpengaruh positif maupun negatif terhadap

Pengaruh Apa yg paling kuat dalam
mempengaruhi Aggregate Demand &
Business Cycle?

Antara Policy Variable (& Internal) dan
Exogenous Variable manakah yg lebih kuat
pengaruhnya terhadap AD dan pada akhirnya
siklus usaha?
Sejarah telah membuktikan bahwa kedua
faktor tersebut bergantian memberikan
pengaruh yg sangat kuat terhadap
perubahan Demand. Ada masanya
Internal/Policy variable memiliki pengaruh
lebih kuat tetapi dilain waktu terbukti
Exogenous Variable memiliki pengaruh lebih

Apakah Siklus Usaha Bisa Di
hindari/dihilangkan?
Hingga saat ini belum ada ekonom yg
berani menjamin bahwa business cycle
terutama terkait dengan terjadinya resesi
telah bisa dihilangkan atau dihindari,
namun mereka percaya bahwa business
cycle lebih bisa diantisipasi dan
pergerakannya tidak se-liar atau seekstrim sebelum tahun 1930an.
Dalam 50 tahun terakhir (hingga tahun
2000 an) pergerakan siklus usaha
(business Cycle) jauh lebih stabil bila

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

An Analysis of illocutionary acts in Sherlock Holmes movie

27 148 96

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

Teaching speaking through the role play (an experiment study at the second grade of MTS al-Sa'adah Pd. Aren)

6 122 55

Enriching students vocabulary by using word cards ( a classroom action research at second grade of marketing program class XI.2 SMK Nusantara, Ciputat South Tangerang

12 142 101

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37