Jurnal Manajemen Kantor palang 1

JURNAL MANAJEMEN KANTOR
PERANAN MANAJER UNTUK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI
Feira Dewi Fatmasari
165211046
Program Studi D3 Administrasi Bisnis
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Feiradewiif@gmail.com

Abstract

Managers are positions that work to carry out management functions to reach the target
organization and have responsibility. The organization is an individual group organized to
achieve a particular goal. Every activity undertaken by a manager is based on the
management process. Management is the process of planning, organizing, leading and
controlling organizational activities to achieve targets. A manager must be able to make
plans, decisions in a choice, organize, control office activities and evaluate various
activities that are an attempt to achieve the goals of the organization. To achieve
organizational goals, managers are responsible for every activity undertaken and of course
need to do their job well.

Abstrak

Manajer merupakan jabatan yang bekerja menjalankan fungsi manajemen untuk menggapai
target organisasi dan memiliki tanggung jawab. Organisasi adalah sebuah kelompok individu
yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh
seorang manajer dilandasi oleh proses manajemen. Manajemen adalah proses dalam
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan kegiatan organisasi untuk
mencapai target. Seorang manajer harus mampu untuk membuat rencana, keputusan dalam
suatu pilihan, mengorganisir, mengendalikan kegiatan kantor dan mengevaluasi berbagai
aktivitas yang merupakan usaha untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Untuk
mencapai tujuan organisasi, manajer bertanggung jawab atas setiap aktivitas yang dilaksanakan
dan tentu saja perlu melakukan pekerjaannya dengan baik.
Kata kunci: manajer, tujuan organisasi, rencana, keputusan, mengorganisir

PENDAHULUAN
Dalam kegiatan kita pada saat bersekolah
maupun bekerja pasti pernah menjadi
anggota dari suatu organisasi. Organisasi
merupakan kegiatan bekerja sama antara
dua orang ataupun lebih secara tertata untuk
meraih harapan target yang terkategoris.
Kegiatan organisasi biasanya memiliki

beberapa target yang ingin tercapai. Target
tersebut adalah bagian yang mendasar
disetiap bagian organisasi.
Setiap organisasi memiliki rangkaian
terstruktur untuk meraih target yang
diinginkannya berupa suatu konsep
persiapan. Konsep ini bertujuan untuk
mengoptimalkan kinerja anggota dalam
melakukan
pekerjaan
nanti
yang
menghasilkan
pencapaian
tujuan
organisasi.
Pada setiap kegiatannya pasti seseorang
untuk menjadi pedoman dalam organisasi
tersebut. Seorang manajer perlu memiliki
sikap-sikap yang menjunjung keberhasilan

pada tujuan organisasi. Manajer memiliki
tanggung jawab besar dalam kegiatan
tersebut, proses manajemen dan hal-hal lain
yang akan membantunya dalam meraih
pencapaian tersebut.

METEDOLOGI
Metodologi penelitian dalam penulisan
jurnal “Peranan manajer untuk mencapai
tujuan organisasi” ini dengan literatur
(pustaka). Metode ini dilakukan dengan
melakukan pemahaman dan membaca dari
beberapa sumber buku, jurnal dan artikel

Pengertian Manajer
Manajer merupakan jabatan yang bekerja
menjalankan fungsi dari manajemen untuk
mencapai tujuan organisasi dan memiliki
tanggung jawab besar. Seorang manajer
harus mampu untuk membuat rencana,

keputusan
dalam
suatu
pilihan,

yang diperoleh dari media internet untuk
dijadikan bahan penelitian

RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan
manajer?
2. Apa saja yang termasuk tugastugas manajer?
3. Bagaimana seorang manajer dalam
memanfaatkan keterampilannya?
4. Apa saja gaya manajer dalam
melakukan pekerjaannya?
5. Apa hal yang dapat memotivasi
karyawan?

TUJUAN

Bagi Penulis:
1. Untuk memenuhi tugas akhir
semester mata kuliah Manajemen
Kantor 1
2. Untuk menambah ilmu tentang
kinerja manajer di organisasi
Bagi pembaca:
1. Diharapkan pembaca dapat
menambah wawasannya mengenai
definisi manajer
2. Mengetahui tugas-tugas seorang
manajer di organisasi
3. Diharapkan pembaca mampu
menjadi manajer yang

PEMBAHASAN
mengorganisir, mengendalikan kegiatan
kantor dan mengevaluasi berbagai aktivitas
yang merupakan usaha untuk mencapai
tujuan dari organisasi tersebut. Tentu saja

seorang manajer bukan hanya mengerjakan
tugas pribadi namun seorang manajer akan
berupaya untuk membantu tugas-tugas
yang dimiliki staf lain. Upayanya tersebut

dapat berupa koordinasi dengan apa yang
dikerjakan suatu kelompok di dalam
organisasi ataupun mengawasi pekerjaan
individu tertentu.
Adapun pengertian
mengenai manajer yang lebih detail.
Manajer mempunyai arti seseorang yang
diberi kewenangan formal oleh organisasi
tertentu, untuk menjadi pengomando
anggota yang bekerja sama, untuk meraih
target organisasi yang terkait, melalui
Manajer merupakan individu yang
mempunyai kewajiban untuk menyamakan
arah usaha yang memiliki target untuk
membantu organisasi dalam mencapai

sasarannya (James A.F Stoner, et al, 1996)
Dapat disimpulkan dari pengertian di atas
bahwa manajer merupakan seseorang yang
memiliki wewenang pada suatu organisasi
dalam upaya merencana, mengorganisasi,
pengarahan,
memotivasi
dan
mengendalikan kegiatan pada suatu
organisasi untuk mencapai tujuan.
Seseorang yang memiliki jabatan manajer
perlu bisa mengelola sumber daya yang
berada di organisasi tersebut. Sebagai
manajer, hal ini harus dikerjakan dengan
cerdik dalam pekerjaannya. Untuk
mengarahkan karyawan, terdapat tiga
factor yang dapat mengarahkan orang lain,
yaitu:
1. Faktor Pengaruh (Influence)
Setiap orang biasanya memberikan

tanggapan
ataupun
mematuhi
manajernya
karena
manajer
memiliki pengaruh terhadapnya
yang berupa saran, perintah dan
pengarahan dari manajer. Seorang
manajer perlu memiliki rasa
berpengaruh dan dapat dipandang
berpengaruh oleh anggotanya.
2. Faktor Kekuasaan (Authority)
Sebagai anggota dari organisasi
pasti
akan
mencontoh
dan
mematuhi manajer karena seorang
manajer memiliki kekuasaan yang

berupa jabatan len=bih tinggi dari
anggotanya. Terlihat dari struktur

pengaplikasian berbagai macam fungsi
manajemen, seperti perencanaan –
pengorganisasian – memimpin dan
mengendalikan serta melakukan kontrol
performa anggota organisasi. (Winardi,
2009).
Manajer merupakan seseorang yang
memegang kewajiban terhadap seluruh
sumber daya dalam kegiatan organisasi.
(Garnida dan Priansa, 2013).
organisasi yang terdapat di
organisasinya.
Pada
struktur
organisasi itu, seorang manajer
memiliki
wewenang

untuk
mengatur anggotanya.
3. Faktor Kekuatan (Power)
Dari kedua faktor diatas, manajer
pasti memiliki kekuatan dalam
melakukan tugasnya. Terdapat
empat hal dari kekuatan yang perlu
diperhatikan untuk menjalankan
faktor lain, yaitu:
a. Kekuatan memberikan balasan
Apabila seorang bawahan
memiliki prestasi ataupun hal
yang membanggakan, manajer
akan segan memberikan balasan
berupa
hadiah
sebagai
penghargaan untuk bawahan
tersebut.
b. Kekuatan memaksa

Sebagai manajer harus memiliki
sikap
memaksa
kepada
bawahannya untuk mengontrol
pekerjaan bawahan yang terlah
disusun untuk meraih target dari
organisasi tersebut. Hal ini perlu
memiliki sikap tegas agar
bawahannya merasa enggan
untuk melakukan pelanggaran.
c. Kekuatan
berlandasan
legitimasi
Hal yang dilakukan oleh
seorang
manajer
harus
dilandaskan legitimasi yang
sah.
Manajer
perlu
merencanakan segala hal sesuai
dengan norma yang berlaku dan

hak ataupun kewajiban dari
wewenang pimpinan.
d. Kekuatan berdasarkan keahlian
Keahlian bagi seorang manajer
dapat
dijadikan
sebagai
pembimbing oleh bawahannya.
Hal ini dapat membantuk
bawahan bekerja lebih baik lagi.

Proses Manajemen
Dalam menjalankan fungsi dari manajemen
terdapat empat fungsi spesifik sebagai
berikut:
1. Merencanakan (Planning)
Proses untuk menetapkan rencana
dan usaha yang perlu dilakukan
untuk mencapai tujuan. Rencana
memungkinkan organisasi meraih
dan mengikat kebutuhan yang
dibutuhkan untuk meraih target
yang diharapkan, anggota dari
setiap
organisasi
melakukan
kegiatan yang sesuai dengan target
yang akan dicapai dan langkahlangkah yang telah dipilih, dan
kemajuan ke arah yang dapat
diamati dan diukur, sehingga yang
harus diperbuat adalah koreksi yang
dapat diambil jika tingkat kemajuan
memadai.
Cara untuk menyusun rencana
adalah pertama memilih sasaran
organisasi, selanjutnya menetapkan
tujuan untuk sub-sub organisasi
seperti departemen, divisi, dan
jajarannya, lalu menentukan tujuan,
program akan disusun untuk
mencapainya secara sistematis.
Manajer memilih tujuan dan
menyusun program dengan penuh
pertimbangan
kemungkinan
pelaksanaan dan apakah akan
diterima oleh atasan manajer.
2. Mengorganisasikan (Organizing)
Proses untuk mencapai sasaran
yang spesifik ataupun sasaran
lainnya
dengan
cara
memperkerjakan dua orang atau

lebih untuk berkolaborasi dengan
menggunakan aturan terstruktur
manajer
perlu
memiliki
kemampuan untuk mencapai tujuan
tertentu. Manajer harus mempunyai
kemampuan
untuk
mengembangkan jenis organisasi
serta menjadi pemimpinnya,
Staffing merupakan penempatan
dan melatih personel untuk
memenuhi syarat yang dibutuhkan
untuk
melaksanakan
tugas
organisasi.
Kegiatan
ini
diikutsertakan dalam pembahasan
mengenai fungsi pengorganisasian
karena pembentukan organisasi dan
penempatan
orang-orang
di
dalamnya merupakan dua kegiatan
yang berkaitan erat.
3. Memimpin (Leading)
Proses
dari
usaha
untuk
mengarahkan atau mempengaruhi
kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan dari anggota sebuah
organisasi maupun kelompok.
4. Mengendalikan (Controlling)
Prosedur yang bertujuan untuk
menetapkan aktivitas pekerjaan
serasi
dengan
apa
yang
dipersiapkan.

Fungsi manajemen ini saat dalam
praktiknya memiliki kaitan yang lebih
terikat. Keempat kegiatan di atas
merupakan satu kelompok fungsi yang
berkaitan dan tidak akan bekerja secara
terpisah antara satu dengan yang lainnya.
Kegiatan proses manajemen di atas tidak
perlu terjadi secara berurutan. Terdapat
macam-macam kombinasi yang dapat
dilakukan secara bersamaan dalam
kegiatannya di setiap organisasi.

Tingkatan Manajer
Terdapat
tiga
tingkatan
manajer
berdasarkan level manajemen pada
organisasi, yaitu:
1. Manajer Lini Pertama (First Line
Manager)
Manajer pada tingkatan ini sering
juga disebut dengan manajer
operasional
karena
dalam
pekerjaannya sering terlibat secara
langsung dengan karyawan yang
terpilih oleh manajer menengah.
Dalam tingkatan manajer ini
membutuhkan
keahlian
komunikasi,
pengambilan
keputusan dan manajemen waktu.
Kegiatan yang harus dilakukan oleh
manajer lini pertama adalah:
a. Mengarahkan karyawan yang
berada di bawah komandonya.
b. Selalu menjaga hubungan yang
baik dengan manajer menengah
dan manajer atas.
c. Memberi
laporan
dan
bertanggung jawab atas segala
pekerjaan yang dilaporkan
kepada manajer menengah.
d. Menyusun perencanaan jangka
pendek.
e. Mampu memiliki keterampilan
teknis
dan
kemampuan
berkomunikasi dengan baik.
2. Manajer
menengah
(Middle
Manager)
Manajer menengah merupakan
manajer yang memiliki tanggung

jawab untuk mengontrol dan
mengimplementasikan pelaksanaan
strategi
dan
merumuskannya
perencanaan oleh manajer puncak.
Manajer pada level ini ditunjuk oleh
manajer puncak dan ditugaskan
untuk memegang peran penting
untuk
mensosialisasikan
perencanaan pada karyawan.
Peran yang dimiliki oleh manajer
menengah adalah:
a. Menjadi perantara manajer
puncak dan manajemen lini
pertama.
b. Dapat berkoordinir dengan
departemen lain mengenai
kegiatan yang dilakukan.
c. Mampu memberikan saran
kepada manajer puncak.
d. Dapat membuat perencanaan
jangka menengah (1-5tahun).
e. Menjalankan pekerjaan sesuai
dengan kebijakan ataupun
rencana yang diberikan oleh
manajer puncak.
3. Manajer Puncak (Top Manager)
Manajer puncak memiliki tanggung
jawab atas kinerja dari seluruh
karyawan dan bertugas untuk
merumuskan strategi perencanaan
perusahaan yang akan diterapkan
kepada karyawan dibawahnya.
Keahlian yang perlu dimiliki oleh
manajer
puncak
adalah
pengambilan keputusan yang tepat,
konseptual, dan komunikasi.
Manajer puncak memiliki peran
sebagai berikut:
a. Bertanggung
jawab
atas
kegiatan perusahaan.
b. Menyiapkan perencanaan yang
berjangka
Panjang
untuk
perusahaan.
c. Memiliki
kemampuan
konseptual.

Tugas Manajer
Seorang manajer akan bertindak sebagai
perencana, pengorganisasi, pemimpin dan
pengendalian dalam organisasi. Dibalik itu
semua, seorang manajer memiliki
tanggung jawab untuk menggerakkan
organisasi untuk mencapai tujuan.
a. Manajer bekerja dengan orang lain
Seorang manajer tidak hanya
bekerja sama dengan atasan ataupun
bawahan, namun manajer pun
bekerja sama dengan manajer lain
di organisasi. “Orang lain” yang
dimaksud ini ialah seseorang yang
berasal dari luar organisasi seperti
klien, rekanan dan lain sebagainya.
Orang-orang tersebut menyediakan
pelayanan jasa dan barang ataupun
menggunakan
hal-hal
yang
dihasilkan oleh organisasi. Sebagai
manajer harus mampu bekerja
dengan siapa saja dari berbagai
tingkatan di dalam organisasi
maupun di luar yang dapat
membantu untuk mencapai tujuan
organisasi.
Manajer dapat menjadi saluran
komunikasi di dalam organisasi

karena di setiap organisasi akan
bekerja dengan sesamanya untuk
menetapkan tujuan jangka panjang
dan merencanakan pencapaian
tujuannya.
b. Manajer bertanggung jawab dan
bertanggung gugat
Para
manajer
tidak
hanya
bertanggung
jawab
atas
pekerjaannya sendiri, melainkan
juga atas pekerjaan orang lain.
Keberhasilan atau kegagalan yang
diperoleh oleh bawahannya adalah
pencerminan dari seorang manajer.
Seorang manajer diharapkan dapat
lebih berprestasi daripada anggota
lain di organisasi. Manajer
terkadang merasa cemas dalam
memegang tanggung jawabnya
organisasi untuk mencapai tujuan
karena terdapat unsur risiko dari hal
ini.
c. Manajer menyamakan tujuan yang
saling
bertentangan
dan
menentukan hal yang perlu
dilakukan terlebih dahulu
Manajer harus mampu menentukan
untuk siapa yang akan mengerjakan
pekerjaan tertentu dan harus
menyerahkan pekerjaan itu pada
bawahan yang tepat. Kemampuan
dari individu merupakan faktor
terkuat yang menentukan dari
pekerjaannya. Terkadang tugas
diberikan kepada individu yang
mengerjakannya paling terampil.
Namun, individu yang kurang
terampil pun perlu diberikan tugas
untuk meningkatkan kinerjanya
dalam bekerja. Terkadang ada
waktu-waktu
tertentu
dimana
adanya keterbatasan tenaga kerja
ataupun sumber dayanya, manajer
harus
mampu
menghadapi
permasalahan tersebut dengan
menentukan prioritas, kebutuhan
organisasi dan kebutuhan manusia.
d. Manajer berpikir secara analitis dan
konseptual

e.

f.

g.

h.

Seorang manajer harus bisa menjadi
pemikir yang konseptual, yaitu
dapat melihat seluruh tugasnya
secara
abstrak
dan
menghubungkannya dengan tugas
yang lain. Memikirkan suatu tugas
khusus dalam hubungannya dengan
implikasi yang lebih besar bukanlah
pekerjaan yang mudah. Tetapi hal
itu penting jika seorang manajer
ingin berhasil mencapai tujuan
organisasi.
Manajer adalah mediator
Dalam suatu organisasi terdiri dari
beberapa individu yang memiliki
karakter masing-masing yang bisa
saja pada suatu saat terjadi ke tidak
akuran antara individu satu dengan
yang lain. Hal tersebut dapat
melemahkan produktivitas maupun
moral. Sebagai manajer harus bisa
berperan sebagai penengah dan
membereskan
permasalahan
sebelum terjadi hal yang lebih besar
lagi. Menyelesaikan permasalahan
membutuhkan
cara
dan
keterampilan.
Manajer adalah politikus
Sama seperti seorang politikus,
manajer pun perlu menciptakan
hubungan dengan menggunakan
pendekatan serta kompromi dalam
mencapai
tujuan
organisasi.
Manajer mencari dukungan atas
usulan atau keputusan dalam
menjalin kerja sama untuk
melaksanakan bermacam-macam
kegiatan
seperti
“permainan
politik”.
Manajer adalah diplomat
Seorang manajer dapat menjadi
wakil dari unit kerja pada rapat
organisasi. Manajer bisa saja
mewakili
organisasi
secara
sebagian ataupun keseluruhan
dalam hubungan antar klien,
pelanggan, kontraktor dan personil
organisasi lain.
Manajer mengambil keputusan
yang sukar

Dalam kegiatan di organisasi,
manajer
diharapkan
dapat
memecahkan permasalahan yang
sukar dan dapat menetapkan
keputusannya.

Peran Manajer
Menurut Henry Mintzberg (1973), manajer
mempunyai sepuluh peran yang dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Peranan Hubungan Antarpribadi
(Interpersonal Role)
Peranan manajer yang melibatkan
orang yang bersifat seremonial dan
simbolis.
a. Peranan sebagai Kepala (The
Figurhead Role)
Peranan
yang
mewakili
organisasi
untuk
menjadi
pemimpin secara formal dalam
suatu kesempatan
b. Peranan pimpinan (The Leader
Role)
Peranan untuk melakukan
pengarahan dan mendorong
bawahannya
c. Peran penghubung (Liaison
Role)
Peranan untuk membentuk
hubungan antar staf, rekan, dan
orang lain dari luar organisasi
untuk memperoleh informasi
2. Peranan yang Berkaitan dengan
informasi (Informational Role)
Peran manajer selaku penyebar dan
pemantau
informasi
dan
komunikasi
a. Peran Pemantau (Monitor Role)
Peranan untuk mengumpulkan
informasi
untuk
mengembangkan
organisasi
yang baik
b. Peran Penyebar (Disseminator
Role)
Peranan
yang menjadikan
seorang
manajer
untuk
melakukan
penyebaran

informasi
kepada
seluruh
jajaran di organisasi
c. Peranan Juru bicara (Spokesman
Role)
Peranan seorang manajer yang
bertujuan
menyampaikan
informasi selain di organisasi
yang terkait
3. Peranan
dalam
Pengambilan
Keputusan (Decision Making)
a. Peran
kewirausahaan
(Entrepreneur Role)
Peran manajer untuk menjadi
perancang perubahan yang
terkendali di organisasi
b. Peran Penghalau Gangguan
(Disturbance-handler role)
Peran
yang
bermaksud
membuat manajer menjadi
bertanggung jawab pada saat
organisasi
mengalami
permasalahan kritis
c. Peran Pembagi Sumber Daya
(Resource Allocator of Role)
Peran manajer yang memiliki
kewenangan
untuk
mengendalikan sumber daya
d. Peranan Perunding (Negotiator
Role)
Peran manajer untuk berpartisipasi
dalam rangka kegiatan negosiasi
dengan pihak lain

Keterampilan Manajer
Manajer pada setiap tingkatan di organisasi
bertanggung jawab atas merencanakan,
mengorganisasi,
memimpin
dan

mengendalikan organisasi. Tetapi, terdapat
perbedaan di antara para manajer yang
tergantung kepada jenis organisasi dan
tempat dimana dia bekerja. Seluruh
manajer pasti memiliki keterampilannya
masing-masing yang bersangkut paut
dengan
aktivitas
kesehariannya
di
organisasi. Namun, terdapat tiga jenis dasar
keterampilan yang diperlukan oleh manajer
a. Keterampilan Teknis
Keterampilan yang menggunakan
kesanggupan untuk memanfaatkan
alat-alat, langkah, dan teknik pada
bidang khusus. Seorang manajer
membutuhkan keterampilan teknis
untuk melakukan suatu pekerjaan
tertentu yang berkaitan dan menjadi
tanggung jawab.
b. Keterampilan Kemanusiaan
Kemahiran untuk bekerja dengan
orang lain, berusaha mengerti
perilaku
individu
lain, dan
menggiatkan orang lain ke langkah
yang lebih baik sebagai perorangan
maupun kelompok. Keterampilan
ini berguna untuk menjaga
hubungan manusia ini agar mampu
bekerja dengan sesama anggota
yang berasal dari organisasi lain dan
memandu kelompok kerjanya
sendiri.
c. Keterampilan Konseptual
Menyelaraskan dan mempersatukan
hal-hal yang berkepentingan dan
kegiatan organisasi termasuk dalam
kecakapan
mental.
Hal
ini
mencangkup kemampuan seorang
manajer
untuk
mengawasi
organisasi secara keseluruhan dan
memahami bahwa bagian di dalam
organisasi saling tergantung antara
satu
dengan
yang
lain.
Keterampilan konseptual penting
bagi seorang manajer untuk
mengetahui bagaimana faktorfaktor dalam keadaan yang
berkaitan antara satu dengan yang
lainnya, sehingga manajer akan

mengambil tindakan ditujukan
untuk kepentingan organisasi.
Selain itu, terdapat juga keahlian yang perlu
dimiliki oleh seorang manajer, yaitu:
1. Keahlian Diagnostik
Keahlian
ini
memungkinkan
seorang
manajer
untuk
memvisualisasikan jawaban yang
paling sesuai dengan situasi tertentu
dan dapat menganalisis suatu
masalah dalam organisasi dengan
cara mempelajari sumber dan
gejalanya lalu mengambangkan
menjadi suatu solusi.
2. Keahlian Komunikasi
Dalam kegiatan di suatu organisasi
pasti tidak akan jauh dari
berkomunikasi. Manajer perlu
paham dalam perihal memberikan
buah pikiran dan informasi secara
efektif terhadap orang lain untuk
mendapatkan buah pikiran serta
informasi dari orang lain. Kegiatan
ini mampu memungkinkan seorang
manajer untuk mengirim ide kepada
bawahannya sehingga ia tau apa
yang diharapkan oleh staf lain dan
untuk mengkoordinasi pekerjaan
dengan rekan-rekan kerja lainnya
sehingga dapat bekerja sama
dengan tepat dan efektif.
3. Keahlian Pengambilan Keputusan
Keahlian ini bersangkutan dengan
kecakapan seorang manajer bakal
mengetahui dan mendefinisikan
masalah
secara
tepat
dan
menentukan suatu reaksi yang
pantas
untuk
menyelesaikan
masalah. Ketika manajer memilih
kesalahan dalam memilih, biasanya
manajer
langsung
menyadari
kesalahannya
lalu
membuat
keputusan
ulang
untuk
memperbaiki keadaan.
4. Keahlian Manajemen Waktu
Kegiatan dalam memprioritaskan
pekerjaan agar dapat dilaksanakan
secara
efisien
dan
mampu
mendelegasikan pekerjaan secara

tepat termasuk dalam kemampuan
manajer dalam manajemen waktu.

Sifat dan Pekerjaan Manajerial
Pekerjaan manajerial selalu berubah
dengan cara yang kompleks dan sering
tidak
terduga.
Manajer
terkadang
melakukan beberapa pekerjaan dalam
waktu bersamaan dan bisa saja dalam saat
itu seorang manajer dituntut untuk
memutuskan suatu keputusan mengenai hal
yang penting. Keputusan ini mungkin saja
harus diambil secara cepat dengan keadaan
seperti itu. Karakteristik dari pekerjaan
manajerial dapat berkontribusi dalam
kekayaan dan arti dari pekerjaan itu sendiri.
Membuat keputusan dalam keadaan penuh
tekanan dan membuatnya lebih baik dapat
menjadi sumber intrinsik yang utama.

Pengetahuan dan Seni Manajer
Manajemen yang efektif adalah suatu
perpaduan dari pengetahuan dan seni. Hal
ini penting dilakukan untuk mempraktikkan
saat bekerja.
Pengetahuan Manajemen. Terdapat
beberapa masalah yang perlu diselesaikan
dengan rasional, objektif, logis dan
sistematis. Manajer dapat memakai model
kuantitatif dan teknik penetapan target agar
menghasilkan keputusan yang akurat.
Seni Manajemen. Meskipun seorang
manajer
banyak
menggunakan
pengetahuannya dalam bekerja, terkadang
mereka perlu membuat keputusan atas
dasari intuisi, pengalaman, insting, dan
pandangan pribadi.

Menjadi Seorang Manajer
Biasanya manajer memiliki keahlian yang
mereka per oleh dari hasil Pendidikan dan
Pengalaman.

dari perilaku dan karakteristik dari individu
masing-masing, namun terdapat juga dari
banyaknya
penyesuaian
gaya
kepemimpinan sesuai keadaan yang dikenal
dengan kepemimpinan situasional. Gaya
kepemimpinan dibagi menjadi dua dasar.
Pertama, terfokus pada pekerjaannya yang
akan diselesaikan. Saat manajer terfokus
pada tugasnya, mereka akan memfokuskan
perhatian kepada perencanaan tugas yang
akan diselesaikan yang melibatkan:
Peran dari Pendidikan
Keahlian manajemen dari Pendidikan
memiliki keuntungan. Contohnya, seorang
mahasiswa akan memilih program studi
yang diminatinya dan mahasiswa tersebut
akan berkembang dengan baik, menjadi
familier dengan penelitian dan pemikiran
manajemen setelah mengikuti program
bidang studi tersebut. Sedangkan hal
negatifnya andalan Pendidikan manajemen
biasanya terlalu umum dan pengetahuan
spesifik akan sulit diperoleh. Meskipun
terdapat banyak sumber buku yang
membahas manajemen, terkadang hal itu
tidak mudah dipahami oleh mahasiswanya
sendiri.
Peran dari Pengalaman
Keahlian manajemen perlu dipelajari
melalui pengalaman. Biasanya pada suatu
organisasi akan melakukan pelatihan
manajemen untuk manajer prospektif.
Keterampilan sesuai dengan individunya
dan motivasi diri akan memainkan peran
dalam memperoleh pengalaman dan
mengembangkan keterampilan manajemen.

Gaya Kepemimpinan
Untuk mencapai tujuan dari organisasi,
manajer perlu menjalankan tugasnya
dengan baik. Peter Drucker (1976)
mengatakan bahwa seorang manajer dapat
diukur dengan dua konsep, yaitu efektivitas
dan efisiensi.
Efektivitas adalah kesanggupan untuk
menetapkan sasaran yang tepat. Efektivitas
seorang manajer tidak hanya ditentukan

1. Memilih target dan tujuan
karyawan.
2. Melakukan penilaian dari
perkerjaan karyawan.
3. Menyediakan sumber daya
tercukupi.
4. Mengorganisasikan
mendistribusikan pekerjaan.
5. Memberikan
bimbingan
melakukan
pekerjaan
karyawan.

bagi
mutu
yang
dan
cara
pada

Dasar kedua dari gaya kepemimpinan
adalah terfokus pada hubungannya. Pada
saat fokus pada hubungannya, seorang
manajer akan memperhatikan perbaikan
kepuasan karyawan dan menetapkan sikap
yang mendasar mengenai bekerja dalam
tim yang melibatkan:
1. Menggegas kerja tim.
2. Memacu penataran perorangan dan
kelompok.
3. Menetapkan tugas yang serasi
dengan ambisi individu karyawan
dan kemampuannya,
4. Mengucapkan penghargaan untuk
karyawan
5. Memberi dukungan saat dibutuhkan
Seorang manajer pun perlu memiliki
efisiensi dalam setiap pekerjaannya.
Efisiensi itu bermaksud kesanggupan untuk
mengerjakan tugas secara tepat dengan
konsep input-output. Kemampuan seorang
manajer yang efisien akan menciptakan
output atau hasil sebanyak mungkin dengan
melakukan pekerjaan menggunakan waktu
dan bahan seminimal mungkin.

Terdapat empat gaya kepemimpinan
berlandasan pendekatan situasional dan
memberi arah untuk mengolahnya:
1. Kepemimpinan melatih.
Perihal ini mencakup memudahkan,
membantu,
menjunjung
dan
membimbing karyawan untuk
meraih kinerja yang optimal.
2. Kepemimpinan melayani.
Seorang manajer memiliki tugas
untuk melayani karyawan dalam
memiliki
kepedulian,
mampu
bekerja
tim
dan
tidak
mementingkan ego pribadi.
3. Kepemimpinan intrinsik.
Hal
yang
penting
dalam
kepemimpinan intrinsik ini adalah
kepemimpinan pribadi dengan
dorongan hati, spiritualitas dan
integritas.
4. Kepemimpinan mengilhami.
Sifat
antusias,
idealis
dan
berwibawa sangat penting dalam
tipe kepemimpinan ini.

Empat Belas Butir Deming
Richard L. Daft (2010) mengatakan bahwa
terdapat empat belas butir yang diajukan
oleh salah seorang pemimpin utama dalam
gerakan mutu yaitu W. Edwards Deming,
untuk pedoman bagi manajer puncak, yaitu:
1. Menciptakan target yang konsisten
sebagai koreksi produk dan jasa.
2. Mengangkat filosofi baru.
3. Hentikan ketergantungan dalam
inspeksi massal.
4. Menyimpulkan
kerutinan
membagikan
bisnis
hanya
beralaskan pada harga.
5. Membenarkan metode produksi dan
jasa
dengan
konsisten
dan
berkepanjangan
6. Lembagakan struktur penataran
dengan sistem terkini di tempat
kerja.
7. Lembagakan kepemimpinan.
8. Meniadakan ketakutan.
9. Menetas hambatan antar karyawan.

10. Memusnahkan slogan, saran, dan
target untuk karyawan.
11. Hilangkan kuota numerik.
12. Menetaskan kendala terhadap ke
kebesarhatian kecakapan kerja.
13. Lembagakan rencana pendidikan
dan penataran yang teguh.
14. Mengerjakan
sikap
untuk
melangsungkan perubahan.

Manajer dalam Memotivasi
Terdapat dua kelompok motivasi, yaitu:
1. Teori Motivasi Kepuasan
Faktor kepuasan dan kebutuhan
individu merupakan dasar pada
teori ini yang mampu melancarkan
melakukan aktivitas mereka yang
mengacu pada diri seseorang. Hal
ini mencoba menyelidiki apa saja
kebutuhan yang dapat memuaskan
diri dan memajukan semangat
seseorang dalam bekerja. Hal yang
termasuk dalam teori kepuasan ini
adalah:
a. Teori Motivasi Taylor
Dalam teori ini, memotivasi
karyawan
hanya
untuk
melengkapi kebutuhan dan
kepuasan biologis, seperti
mempertahankan
keberlangsungan hidup.
b. Teori Hierarki Kebutuhan
Abraham Maslow
Berdasarkan
teori
ini,
kebutuhan
dan
kepuasan
karyawan
identik
dengan
kebutuhan
biologis
dan
psikologis yang berupa material
maupun non material. Hal ini
memperkirakan
manusia
berkeinginan tiada henti, hal
yang memotivasinya adalah
kepuasan yang belum terpenuhi
serta
kebutuhannya
yang
bertingkat.

Hal bertingkat yang terendah hingga
tertinggi digambarkan sebagai berikut:

2. Teori Motivasi Proses
Pada teori ini mengelola agar
karyawan bersedia bekerja dengan
giat sesuai dengan harapan.
Kemampuan penggerak yang akan
memotivasi terkandung dari
harapan yang akan dicapainya.
Apabila harapan menjadi
kenyataan, karyawan akan
mengoptimalkan kualitas kerjanya.
Apabila tidak, tingkat kualitas kerja
dari karyawan tersebut akan
menurun. Terdapat dua teori yang
terkenal, antara lain:
a. Teori Harapan
Menurut Victor H. Vroom
bahwa seorang pekerja akan
melakukan pekerjaannya untuk
merealisasikan harapannya
dalam pekerjaan tersebut.
b. Teori Keadilan
Hal ini mewujudkan daya
penggerak untuk memotivasi
karyawan dalam bekerja.
Sebagai manajer harus
bertindak adil terhadap seluruh
karyawan serta objektif untuk
mencapai tujuannya. Semangat
kerja karyawan akan meningkat
apabila prinsip ini ditetapkan
oleh manajer.

Kesimpulan
Seorang manajer memiliki tugas dan posisi
yang penting dalam suatu organisasi.

Mereka memiliki tanggung jawab besar
serta dalam usaha organisasi untuk
mencapai tujuan. Pada setiap pekerjaannya,
seorang manajer perlu memiliki kecakapan
sebagai kualitas yang akan diberikan
kepada sumber daya lainnya.
Manajer akan melaksanakan proses
manajemen
sebagai
landasan
dari
pekerjaannya dan mengetahui peran-peran
yang perlu ditetapkan. Dari setiap tugas
yang dimiliki oleh manajer pasti akan
melibatkan keterampilan individu, sikap
manajerial, dan gaya kepemimpinan yang
dimilikinya. Semua kegiatan tersebut harus
mengandung tingkat efektivitas dan
efisiensi agar pencapaian yang diharapkan
bisa diraihnya.

Referensi
Chaniago, H. (2013). Manajemen Kantor
Kontemporer. Bandung: Akbar
Limas Perkasa.
Fauzi, M. N. (2017). Manajer yang
Mampu Mencapai Tujuan
Perusahaan.
Fuad, M., H., C., Nurlela, Sugiarto, &
Paulus, Y. (2006). Penganatar
Bisnis. Jakarta: Pt Gramedia
Pustaka Utama.
Iskandar, U. (2013, Maret 7). Tingkatan
Manajer. Diambil kembali dari
Uray Iskandar:
https://urayiskandar.com/2013/03/ti
ngkatan-manajer.html
Sarinah, & Mardalena. (2017). Pengantar
Manajemen. Deepublish.
Sotyaningrum, A. T. (2009). Merumuskan
Kompeteni Manajor Masa Kini. 113.
Triyono. (2010). Manajer Dan Pengelolaan
Pada Era Mlienium.

Tugiman, H. (2015). Peran Manajer dalam
Organisasi.

Winardi, J. (2009). Manajemen Perilaku
Organisasi. Jakarta : Kencana.