Pemeriksaan Air Minum Mertode MPN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Planet Bumi sebagian besar terdisi atas air, karena luas daratan memang
lebih kecil dibandingkan dengan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di bumi ini
memang tidak lepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama
bagi proses kehidupan di bumi ini. Air yang bersih sangat didambakan oleh
manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri ,
pertania, kebersihan, sanitasi kota, danlain sebagainya. (Wisnu Arya Wardhana,
2004)
Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah
molekul air yang terdiri dari satuan atom O ynag berikatan dengan kovalen
dengan dua atom H. Molekul air yang satu dengan molekul air yang lainnya
bergabung dengan satu ikatan hydrogen antara atom H dengan atom O dari
molekul air ang lain. (Achmad Rukaesih, 2004)
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal jika kekurangan air daripada kekurangan makanan. Dalam tubuh
manusia itu sendiri sebagian besar terdiri atas air. Tubuh orang dewasa, sekitar
55-60% berat badannya terdiri dari air. Untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk
bayi sekitar 80% (Notoatmodjo Soekidjo, 2007)
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan
masyarakat. Air minum yang biasa diperoleh dari depot, harganya jauh lebih
murah, bisa sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek.
Tidak mengherankan bahwa banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan
air minum isi ulang, menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia
termasuk kota Medan tumbuh dengan sangat pesat. (Andrian, 2014)
Pemerintah telah mengeluarkan Kemenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002
tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, “Syarat airminum sesuai
Permenkes itu harus bebas dari bahan bahan anorganik dan organik. Dengan
kata lain air minum harus bebas bakteri, zat kimi racun, limbah berbahaya dan
1
lain sebagainya”. Parametes kualitas air minum yang berhubungan dengan
mikrobiologi, seperti bakteri Escherichia coli dan total coliform.
Bakteri coliform merupakan bakteri yang biasanya terdapat dalam tinja
manusi maupun hewan dan sangat jarang ditemui di tempat yang bebas dari
pencemaran tinja, namun terbukti dapat tumbuh di tanah yang beriklim tropis.
Bakteri coliform sangat peka terhadap disinfeksi dibanding dengan protozoa dan
virus yang menyebabkan sakit perut. Semakin itnggi tingkat kontaminasi bakteri
coliform, semakin tinggi pula kehadiran bakteri patogen lainnya yang bisa hidup
dalam kotoran manusia dan hewan. (Selvy, 2015)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti IPB terhadap 120
sampel air minum isi ulang yang diambil dari 10 besar di Indonesia, yaitu Jakarta,
Tangerang, Bekasi, Cikampek, Medan, Denpasar, Yokyakarta, Semarang dan
Surabaya di Laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan, Depertemen
Teknologi Industri Pertanian, IPB menunjukkan bahwa kualitas air minum yang
diproduksi satu depot dengan depot lainnya bervariasi. Hal ini mengindikasikan
bahwa ada perbedaan karakteristik air baku, teknologi produksi, atau proses
operasi dalam pemeliharaan yang ditetapkan di depot isi ulang. Hasil
menunjukkan bahwa dari studi ini, 16% sampel depot isi ulang yang diperiksa
terkontaminasi oleh bakteri coliform. Bahkan 60% dari sampel air minum tidak
memenuhi sekurang-kurangnya satu parameter Standar Nasional Indonesia. (Sri
M, 2007)
Hasil penelitian ini mendapat penguatan dari hasil penelitian Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jakarta, bahwa sebanyak 19 depot air
isi ulang dari 95 depot air yang tersebar di Jakarta sekitarnya, Medan, Bandung,
Semarang dan Surabaya tidak memenuhi syarat karena mengandung mikroba
(Kompas, 23 Mei 2003)
Medan merupakan kota nomor tiga terbesar di Indonesia dengan tingkat
konsumsi air minum rata-rata 2,1-2,8 liter per orang per hari, makan dibutuhkan
sebanyak 5,5-7,2 juta liter per orang per hari. Seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk maka kebutuhan akan air khususnya air minum juga semakin
meningkat. Perkembangan bisnis depot air minum isi ulang (AMIU) berkembang
pesat namun sejauh mana keamanan AMIU bagi kesehatan masyarakat sebagai
konsumen belum diketahui baik dari segi kualitas air maupun pengolahan di
depot AMIU. (Sri, M 2007)
2
Air minum yang tidak memenugi syarat yang ditetapkan oleh Kemenkes
tentu akan sangat memperngaruhi kesehatan bagi yang mengonsimsinya.
Berdasarkan masalah yang timbul di atas penulis ingin mengetahui apakah depot
AMIU di Jl. Pelita 1 Kampung Durian tercemar oleh bakteri Escherichia coli.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalampenelitian ini, yaitu untuk melihat apakah air minum isi ulang di
jalan Pelita 1 Kampung Durian Medan tercemar oleh bakteri Escherichia coli
C. Tujuan Penelitian
C.1
Tujuan Umum
Untuk melihaat apakah air minum isi ulang di jalan Pelita 1 Kampung
Durian Medan tercemar oleh bakteri Escherichia coli
C.2
Tujuan Khusus
Untuk menentukan jumlah bakteri Escherichia coli dalam air minum
isi ulang d jalan Pelita 1 Kampung Durian Medan.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai sarana informasi bagi penulis dan masyarakat luas tentang
pencemaran air minum isi ulang yang seharusnya bebas dari bakteri
patogen
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Air
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan sebelum udara.
Sekitar tiga per empat dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat
hidup dari tiga sampai empat hari tanpa minum air. (Budiman Candra, 2007)
Air mungkin saja terlihat sangat jernih, tidak berasa dan tidak berbau
tetapi mungkin saja tidak aman untuk diminum. Air yang baik dan aman unutk
diminum adalah air yang bebas dari mikroorganisme dan zat kimia yang dapat
merusak kesehatan. Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat zat kimia
berarti air tersebut mengalami pencemaran dan tidak dapat diminum.
A.1
Sumber Sumber Air
A.1.1 Air Angkasa (Hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber air utama di bumi ini.
Walaupun saat presipitasi merupakan air yang paling besih, air tersebut
cenderung mengalami pencemaran ketika beradi di atmosfir
A.1.2 Air Permukaan
Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir di permukaan bumi.
Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengaliran, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran
industri dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini untuk masing-masing air
permkaan
akan
berbeda-beda,
tergantung
pada
daerah
pengaliran
air
permukaan ini. Sumber air permukaan dapat berasal dari sungai, air rawa dan air
danau. (Soekidjo Notoatmodjo, 2007)
4
A.1.3 Air Tanah
Air tanah (ground water) berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses
yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah,
membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dinbanfingkan air
permukaan. (Chandra Budiman, 2006)
A.2
Peranan Air Bagi Tubuh Manusia
Tubuh manusia tersusun dari jutaan sel dan hampir keeluruhan sel
tersebut mengandung senyawa air (H2O). Hampir 67% dari berat badan manusia
terdiri dari air. Manfaat air bagi tubuh manusia adalah membantu proses
pencernaan, mengatur proses metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dan
menjaga keseimbangan tubuh. Tubuh manusia membutuhkan air untuk di
konsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan delapan gelas air setiap harinya.
Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah yang dibutuhkan, tubuh
akan mengalami kekurangan cairran (dehidrasi)nyang menyebabkan tubuh
mudah lemas. Capek danmengalami gangguan kesehatan. (Alamsyah Sujana,
2006)
A.3
Manfaat Air Terhadap Kesehatan
Air minum dalam tubuh manusia berfungsi untuk menjaga keseimbangan
metabolisme dan fisiologis tubuh. Setiap waktu air perlu dikonsumsi karena
setiap saat tubuh bekerja dan berproses. Di samping itu air juga berguna untuk
melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat dicerna. Tubuh manusia
terdiri dari berjuta juta sel dan komponen terbanyak sel-sel itu adalah air. Jika
kekurangan air, sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Begitu pula air merupakan bagian ekskreta cair (keringan, air mata, air seni),
tinja, uap pernapasan dan cairan tubuh (darah limpa) lainnya. (Depkes RI, 2006)
5
A.3.1 Air Sebagai Sumber Penularan Penyakit
Air dapat berfungsi sebagai media penularan penyakit. Masing masing
bentuk
kehidupan
membutuhkan
tempat
tinggal
hidup.
Begitu
mikroorganisme menjadikan air sebagai tempat tinggal sementara
juga
sebelum
pindah ke dalam tubuh manusia yang akhirnya akan menjadi bibit penyakit. Maka
untuk mengurangi timbulnya penyakit salah satu usaha adlah meningkatkan
penggunaan air minum dan kebutuhan lainnya yang memenuhi persyaratan
kualitas dan kuantitas. (Sutrisno Totok, 2006)
A.4
Syarat Syarat Air Minum yang Baik
A.4.1 Syarat Fisika
Persyaratan fisik air adalah persyaratan yang dapat diamati dengan indra
penglihatan, penciuman maupun perasa, yang meliputi :
a. Air harus jernih, bersih dan tidak berwana
b. Tidak berbau dan tidak mempunyai rasa apapun
c. Suhu air kira-kira sma dengan suhu ruangan, sehingga air minum tidak
terlalu dinigin tetapi memberi rasa segar.
A.4.2 Syarat Kimia
Persyaratan kimia air minum adalah menyangkut kadar atau kandungan
zat kimia di dalam air. Air minum tidak boleh mengandung kesehatan manusia
atau zat korosif yang dapat merusak pipa air minum.
A.4.3 Syarat Bakteriologi
Persyaratan yang menyangkut kandungan mikroorganisme atau jasad
renik yang terdapat dalam air minum, antara lain :
a. Jumlah kuman yang terdapat di dalam 1cc air minum harus kurang dari
100 kuman.
b. Dalam 100 cc ir minum tidak boleh mengandung bakteri coli. Bakteri coli
dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mengetahui tingkat pencemaran
feces.
6
c. Bakteri – bakteri patogen yang dapat menyebabkan cholera, thypus,
dysentri dan gastroenteriris tidak boleh ada dalam air minum.
B.
Air Minum Isi Ulang
Air minum isi ulang mengandung pengertian refil, yaitu pengisian kembali
dengan produk air minum. Adapun proses pembuatan air minum adalah
sebagai berikut :
1. Bahan baku air dialirkan melalui filter ke dalam tangki pengendapan
2. Kemudian air dipompakan ke filter yang berisi karbon aktif guna
menghilangkan kandungan logam berat, bau dan warna.
3. Air diterapkan menggunakan sterilisator (Ultra Violet Ozonisasi) terlebih
sebelum dialirkan ke keran pengisian yang dipasang bak penampungan.
4. Botol dan tutupnya dicuci lalu disterilkan di ruangan steril yang dipasang
lampu ultra violet. Cara penutupan botol pun dilakukan dalam ruangan
steriltersebut, guna menjaga air tetap bersih dan steril. (Suprihatin, 2004)
B.1
C.
Bakteri yang Mencemari Air Minum
a.
`Shigella
b.
Escherichia coli
c.
Salmonella
d.
Enterobacter aeregenes
Bakteri Coliform
Coliform merupakan bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya
polusi kotoran manusia atau hewan dan menunjukkan sanitasi yang tidak baik
terhadap air, makanan, susu dan lainnya. Adanya mikroba yang bersifat
enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri
coliform dipakai sebagai indikator organisme karena mudah ditemukan dengan
cara yang sederhana.
Bakteri coliform dicirikan sebagai bentuk batang, gram negatif, tidak
berspora, memiliki flagella peritrik, aerobik dan anaerobik fakultatif yang
memfermentasi laktosa pada media laktosa broth dengan menghasilkan asam
7
dan gas dalam waktu edia24 jam pada suhu 37oC, menunjukkan hasil positif
dengan menghasilkan gas pada media BGLB dalam waktu 24 jam.
Beberapa ciri penting suatu organisme indikator adalah sebagai berikut:
1.
Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2.
Terdapat dalam air bila ada patogen
3.
Jumlah mikroorganisme indikator berkolerasi dengan kadar polusi
4.
Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
5.
Mudah dideteksi dengan teknik teknik laboratorium sederhana (Michael.
J, 2005)
C.1
Jenis Jenis Coliform
Bakteri Coliform dapat dibedakan atas dua, yaitu coliform fecal dan
coliform non-fecal.
1. Coliform fecal merupakan bakteri yang palling tidak dikehendaki
kehadirannya di dalam air minum maupun makanan karena bakteri ini
ada dalam kotoran manusia maupun hewan, misalnya, Escherichia coli.
2. Coliform non-fecal biasanya ditemukan dalam hewan dan tanaman yang
sudah mati. Coliform fecal biasanya golongan perantara, seperti
Enterobacter aerogenes. (Selvy, 2015)
D.
Most Probable Number (MPN)
Metode
MPN
adalah
metode
perhitungan
mikroorgaisme
yang
menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair
spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang
ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri
tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam
nilai MPN atau satuan volume (masa sampel). MPN juga dapat diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri dan juga merupakan metode yang paling
sederhana yang digunakan unutk menguji kualitas air. Satuan yang digunakan
umumnya per 100 ml.
Jadi misalnya nilai MPN 10/100 ml dalam sebuah sampel air, artinya
dalam sampel tersebut diperkirakan mengandung 10 coliform dalam 100 ml.
Emakin kecil nilai MPN, maka semakin tinggi kualitas air minum tersebut dan
8
layak untuk diminum. Dalam metode MPN digunakan medium cair di dalam
tabung reaksi, dalam hal ini perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung
positif. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati adanya
kekeruhan atau terbentukny gas di dalam tabung durham. (Selvy, 2015)
Metode MPN melalui 3 tahap, yaitu :
1.
Uji Awal (Presumtive Test)
Tujuannya untuk mencari kuman peragi laktosa melalui terbentuknya gas
pada suhu 37oC. Pada uji awal ini digunakan media laktosa broth.
2.
Uji Penegasan (Confirmation Test)
Bertujuan untuk menegskan apakah kuman peragi laktosa dalam uji awal
adalah golongan coli. Pada uji penegasan digunakan media BGLB
(Brilliant Green Lactose Broth)
3.
Uji Sempurna 9 Completed Test)
Bertujuan untuk menentukan spesies golongan coli. Biasanya media yang
digunakan adalah Mac Conkey Agar.
E. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Air Minum Isi
Ulang
Variabel Terikat
Escherichia coli
F. Defenisi Operasional
1. Air minum isi ulang adalah air yang diperoleh dari depot pdagang AMIU
yang ada di jalan Pelita 1 Kampung Durian, Medan.
2. Coliform adalah bakteri yang akan diperiksa dari bahan air minum isi
ulang di jalan Pelita 1 Kampung Durian, Medan.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi bakteri Escherichia coli dalam air minum isi ulang.
B.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Analis Kesehatan Medan.
C.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan bulan November-Desember 2016
D.
Bahan Penelitan
Bahan diambil dari contoh air minum isi ulang yang diperjual belikan di Jl.
Pelita 1 Kampung Durian, Medan.
E.
Alat
- Autoclave
- Inkubator
- Lampu bunsen
- Tabung Durham
- Ose cincin dan ose jarum
- Labu erlenmeyer
- Pipet volume
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Petridish
- Rak tabung
- Gelas kimia
- Kapas steril
- Spidol
10
F.
Media
- Laktosa Broth
- BGLB (Brilliant Green Lactose Broth)
- Mac Conkey Agar
- IMViC (Indol, Methyl Red, Voger Preskauer dan Simon Citrate)
G. Reagensia
-
Alfa Naphtol 6%
-
KOH 40%
-
Methyl Red
-
Kovacs
-
Aquadest
H.
Rancangan Penelitian
H.1
Metode
Metode yang digunakan penulis adalah metode MPN (Most Probable
Number) dengan seri 5 1 1 (5 x 10 ml, 1 x 10 ml, 1 x 0,1 ml)
H.2
Pengambilan Sampel
1. Buka keran lebar lebar, biarkan air mengalir selama kira kira 3 menit.
2. Desinfeksi mulut keran dengan alkohol 70%, tunggu sampai kering
3. Isi air ke dalam botol steri, lalu tutup dengan kapas steril.
4. Beri label pada botol; tangga, lokasi dan waktu pengambilan.
H.3
Cara Kerja
4. Uji Awal (Presumtive Test)
5. Uji Penegasan (Confirmation Test)
6. Uji Sempurna 9 Completed Test)
Hari I. Uji awal (Presumtive Test)
11
Tujuan : Untuk mencari kuman peragi laktosa dan pembentuk gas pada 37 o
selama 2 x 24 jam
Media : Laktosa Broth
Cara Kerja :
- Masukkan 10 ml Laktosa Broth ke dalam tujuh tabung reaksi steril yang
berisi tabung durham steril
- Susun tabung tabung tersebut dalam rak tabung dan beri label; nomor
sampel dan tanggal pemeriksaan
- Ambil sampel sebanyak 10 ml dengan pipet volum steril, masukkan ke
dalam masing-masing lima tabung pertama yang telah berisi Laktosa
Broth.
- Ambil sampel sebanyak 1 ml dengan pipet volum, masukkan ke dalam
tabung ke ke enam.
- Ambil sampel sebanyak 0,1 ml dengan pipet volum, masukkan ke dalam
tabung terakhir.
- Homogenkan media dan sampel dengan cara menggoyang tabung
tabung dengan lembut.
- Inkubasi tabung tabung tersebut de dalam inkubator dengan suhu 37o
selama 2 x 24 jam
- Setelah diinkubasi, amati adanya pembentukan gas dalam tabung
durham.
- Uji dinyatakan positif jika pada tabung durham terbentuk gas 1/10 dari
tabung durham, dan dilanjutkan ke uji penegasan.
Hari II. Uji Penegasan (Corfirmation Test)
Tujuan : Untuk menegaskan apakah kuman peragi laktosa dalam uji awal adalah
golongan coli
Media : BGLB (Brilliant Green Lactose Broth)
-
Siapkan media BGLB sebanyak hasil yang positif dalam dua seri
12
-
Tanam sampel positif ke dalam media BGLB .
Seri I disimpan ke dalam inkubator dengan suhu 37oC unutk bakteri
golongan coliform
Seri II disimpan ke dalam inkubator dengan suhu 44oC untuk golongan
bakteri colivekal
-
Simpan selama 1 x 24 jam
-
Jika terbentuk gas pada tabung durham, lanjutkan penanaman pada
media Mac Conkey Agar
Hari III. Penanaman pada Media Mac Conkey Agar
Tujuan : Untuk menentukan species golongan coli
- Ambil satu ose kuman pada pembenihan BGLB yang positif gas pada
penyimpanan suhu 44oC, kemudian isolasi pada media Mac Conkey Agar
- Inkubasi dalam inkubator pada suhu 37o selama 1 x 24 jam dan lihat
adaya pertumbuhan kuman pada media MCA
Hari IV. Uji Sempuran (Completed Test)
Tujuan : Untuk menentukan golongan coli
Pada uji sempurna ini dilakukan reaksi biokimia, yaitu koloni yang tubuh
di tanam ke pada media IMViC
Cara Kerja IMViC
1.
Indol
Prinsip : Untuk mengetahui apakah bakteri yang ditanam dalam peptone dapat
memecahkan Trythopan menjadi Indol, Skatol, dan Alanin.
Cara Kerja :
-
Ambil 1 ose koloni kuman dari media MCA dengan menggunakan ose
jarum steril
13
-
Tanamkan ke dalam media indol dengan cara mencampurkannya hingga
homogen
-
Tutup rapat dengan kapas steril, lalu masukkan ke dalam inkubatir 37o
selama 1 x 24 jam
Hasil : Indol dinyatakan positif apabila terbentuk awan putih di permukaan media
cincin merah di permukaan media setelah penambahan reagen kovac.
2.
Methyl Red
Pinsip : Untuk mengetahui apakah bakteri dapat membentuk ion H yang banyak
sehingga pH menjadi 4,5 yang ditandai dengan adanya warna merah
Cara kerja :
- Ambil 1 ose koloni kuman dari media MCA dengan menggunakan ose
jarum steril
- Tanamkan ke dalam media Methyl Red dengan cara mencampurkannya
hingga homogen
- Tutup rapat dengan kapas steril, lalu masukkan ke dalam inkubator 37o
selama 1 x 24 jam
Hasil
: Metyl Red dinyatakan positif apabila terbentuk warna merah setelah
penambahan reagen Methyl Red
3.
Voges Proskauer
Prinsip : Untuk mengetahui apakah bakteri dapat membentuk
Acethylmethylcarbonil dari glukosa
Cara kerja :
-
Ambil 1 ose koloni kuman dari media MCA dengan menggunakan ose
jarum steril
-
Tanamkan ke dalam media Voges Proskauer dengan cara
mencampurkannya hingga homogen
14
-
Tutup rapat dengan kapas steril, lalu masukkan ke dalam inkubator 37o
selama 1 x 24 jam
Hasil
:Voges Proskauer dinyatakan positif apabila terbentuk cincin merah
setelah penambahan KOH 40% dan α-Naphtol 6%
4.
Simon Sitrat
Prinsip : Unutk mengetahui apakah bakteri mampu memecahkan Natrium Sitrat
menajdi NaOH dan asam sitrat sehingga media menjadi alkalis
Cara kerja :
- Ambil 1 ose koloni kuman dari media MCA dengan menggunakan ose
jarum steril
- Tanamkan ke dalam media Methyl Red dengan cara mencampurkannya
hingga homogen
- Tutup rapat dengan kapas steril, lalu masukkan ke dalam inkubator 37o
selama 1 x 24 jam
Hasil
: Simon sitrat dinyatakan positif apabila media berubah warna menjadi
biru.
15
DAFTAR PUSTAKA
Totok, S. dkk. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.
Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi
Rukaesih, Achmad. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Andrian, G. 2014. Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia
coli pada Air Isi Ulang dari Depot di Kota Medan [Online]. https://analisiscemaran-bakteri-coliform-dan-identifikasi-escherichia-coli-pada-air-isiulang.html [diakses ]
Selvy, W. 2015. Analisis Bakteri Coliform pada Air Minum Dengan Menggunakan
Metode Most Probable Number (MPN) [Online].
https://repository.usu.ac.id/handle/123456789/51703
Sri, M. 2010. Analisis Higiene Sanitasi dan Kualitas Air Minum Isi Ulang (AMIU)
Berdasarkan Sumber Air Baku pada Depot Air Minum di Kota Medan
[Online]. https://repository.usu.ac.id/handle/123456789/18461
Sujana, Alamsyah. 2006. Alat Penjernih Air. Jakarta: Kawan Pustaka
Budiman, Chandra. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC
16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Planet Bumi sebagian besar terdisi atas air, karena luas daratan memang
lebih kecil dibandingkan dengan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di bumi ini
memang tidak lepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama
bagi proses kehidupan di bumi ini. Air yang bersih sangat didambakan oleh
manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri ,
pertania, kebersihan, sanitasi kota, danlain sebagainya. (Wisnu Arya Wardhana,
2004)
Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah
molekul air yang terdiri dari satuan atom O ynag berikatan dengan kovalen
dengan dua atom H. Molekul air yang satu dengan molekul air yang lainnya
bergabung dengan satu ikatan hydrogen antara atom H dengan atom O dari
molekul air ang lain. (Achmad Rukaesih, 2004)
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal jika kekurangan air daripada kekurangan makanan. Dalam tubuh
manusia itu sendiri sebagian besar terdiri atas air. Tubuh orang dewasa, sekitar
55-60% berat badannya terdiri dari air. Untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk
bayi sekitar 80% (Notoatmodjo Soekidjo, 2007)
Air minum isi ulang merupakan suatu jawaban akan kebutuhan
masyarakat. Air minum yang biasa diperoleh dari depot, harganya jauh lebih
murah, bisa sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek.
Tidak mengherankan bahwa banyak masyarakat konsumen beralih pada layanan
air minum isi ulang, menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia
termasuk kota Medan tumbuh dengan sangat pesat. (Andrian, 2014)
Pemerintah telah mengeluarkan Kemenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002
tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, “Syarat airminum sesuai
Permenkes itu harus bebas dari bahan bahan anorganik dan organik. Dengan
kata lain air minum harus bebas bakteri, zat kimi racun, limbah berbahaya dan
1
lain sebagainya”. Parametes kualitas air minum yang berhubungan dengan
mikrobiologi, seperti bakteri Escherichia coli dan total coliform.
Bakteri coliform merupakan bakteri yang biasanya terdapat dalam tinja
manusi maupun hewan dan sangat jarang ditemui di tempat yang bebas dari
pencemaran tinja, namun terbukti dapat tumbuh di tanah yang beriklim tropis.
Bakteri coliform sangat peka terhadap disinfeksi dibanding dengan protozoa dan
virus yang menyebabkan sakit perut. Semakin itnggi tingkat kontaminasi bakteri
coliform, semakin tinggi pula kehadiran bakteri patogen lainnya yang bisa hidup
dalam kotoran manusia dan hewan. (Selvy, 2015)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti IPB terhadap 120
sampel air minum isi ulang yang diambil dari 10 besar di Indonesia, yaitu Jakarta,
Tangerang, Bekasi, Cikampek, Medan, Denpasar, Yokyakarta, Semarang dan
Surabaya di Laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan, Depertemen
Teknologi Industri Pertanian, IPB menunjukkan bahwa kualitas air minum yang
diproduksi satu depot dengan depot lainnya bervariasi. Hal ini mengindikasikan
bahwa ada perbedaan karakteristik air baku, teknologi produksi, atau proses
operasi dalam pemeliharaan yang ditetapkan di depot isi ulang. Hasil
menunjukkan bahwa dari studi ini, 16% sampel depot isi ulang yang diperiksa
terkontaminasi oleh bakteri coliform. Bahkan 60% dari sampel air minum tidak
memenuhi sekurang-kurangnya satu parameter Standar Nasional Indonesia. (Sri
M, 2007)
Hasil penelitian ini mendapat penguatan dari hasil penelitian Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jakarta, bahwa sebanyak 19 depot air
isi ulang dari 95 depot air yang tersebar di Jakarta sekitarnya, Medan, Bandung,
Semarang dan Surabaya tidak memenuhi syarat karena mengandung mikroba
(Kompas, 23 Mei 2003)
Medan merupakan kota nomor tiga terbesar di Indonesia dengan tingkat
konsumsi air minum rata-rata 2,1-2,8 liter per orang per hari, makan dibutuhkan
sebanyak 5,5-7,2 juta liter per orang per hari. Seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk maka kebutuhan akan air khususnya air minum juga semakin
meningkat. Perkembangan bisnis depot air minum isi ulang (AMIU) berkembang
pesat namun sejauh mana keamanan AMIU bagi kesehatan masyarakat sebagai
konsumen belum diketahui baik dari segi kualitas air maupun pengolahan di
depot AMIU. (Sri, M 2007)
2
Air minum yang tidak memenugi syarat yang ditetapkan oleh Kemenkes
tentu akan sangat memperngaruhi kesehatan bagi yang mengonsimsinya.
Berdasarkan masalah yang timbul di atas penulis ingin mengetahui apakah depot
AMIU di Jl. Pelita 1 Kampung Durian tercemar oleh bakteri Escherichia coli.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalampenelitian ini, yaitu untuk melihat apakah air minum isi ulang di
jalan Pelita 1 Kampung Durian Medan tercemar oleh bakteri Escherichia coli
C. Tujuan Penelitian
C.1
Tujuan Umum
Untuk melihaat apakah air minum isi ulang di jalan Pelita 1 Kampung
Durian Medan tercemar oleh bakteri Escherichia coli
C.2
Tujuan Khusus
Untuk menentukan jumlah bakteri Escherichia coli dalam air minum
isi ulang d jalan Pelita 1 Kampung Durian Medan.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai sarana informasi bagi penulis dan masyarakat luas tentang
pencemaran air minum isi ulang yang seharusnya bebas dari bakteri
patogen
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Air
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan sebelum udara.
Sekitar tiga per empat dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat
hidup dari tiga sampai empat hari tanpa minum air. (Budiman Candra, 2007)
Air mungkin saja terlihat sangat jernih, tidak berasa dan tidak berbau
tetapi mungkin saja tidak aman untuk diminum. Air yang baik dan aman unutk
diminum adalah air yang bebas dari mikroorganisme dan zat kimia yang dapat
merusak kesehatan. Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat zat kimia
berarti air tersebut mengalami pencemaran dan tidak dapat diminum.
A.1
Sumber Sumber Air
A.1.1 Air Angkasa (Hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber air utama di bumi ini.
Walaupun saat presipitasi merupakan air yang paling besih, air tersebut
cenderung mengalami pencemaran ketika beradi di atmosfir
A.1.2 Air Permukaan
Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir di permukaan bumi.
Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengaliran, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran
industri dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini untuk masing-masing air
permkaan
akan
berbeda-beda,
tergantung
pada
daerah
pengaliran
air
permukaan ini. Sumber air permukaan dapat berasal dari sungai, air rawa dan air
danau. (Soekidjo Notoatmodjo, 2007)
4
A.1.3 Air Tanah
Air tanah (ground water) berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses
yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah,
membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dinbanfingkan air
permukaan. (Chandra Budiman, 2006)
A.2
Peranan Air Bagi Tubuh Manusia
Tubuh manusia tersusun dari jutaan sel dan hampir keeluruhan sel
tersebut mengandung senyawa air (H2O). Hampir 67% dari berat badan manusia
terdiri dari air. Manfaat air bagi tubuh manusia adalah membantu proses
pencernaan, mengatur proses metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dan
menjaga keseimbangan tubuh. Tubuh manusia membutuhkan air untuk di
konsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan delapan gelas air setiap harinya.
Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah yang dibutuhkan, tubuh
akan mengalami kekurangan cairran (dehidrasi)nyang menyebabkan tubuh
mudah lemas. Capek danmengalami gangguan kesehatan. (Alamsyah Sujana,
2006)
A.3
Manfaat Air Terhadap Kesehatan
Air minum dalam tubuh manusia berfungsi untuk menjaga keseimbangan
metabolisme dan fisiologis tubuh. Setiap waktu air perlu dikonsumsi karena
setiap saat tubuh bekerja dan berproses. Di samping itu air juga berguna untuk
melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat dicerna. Tubuh manusia
terdiri dari berjuta juta sel dan komponen terbanyak sel-sel itu adalah air. Jika
kekurangan air, sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Begitu pula air merupakan bagian ekskreta cair (keringan, air mata, air seni),
tinja, uap pernapasan dan cairan tubuh (darah limpa) lainnya. (Depkes RI, 2006)
5
A.3.1 Air Sebagai Sumber Penularan Penyakit
Air dapat berfungsi sebagai media penularan penyakit. Masing masing
bentuk
kehidupan
membutuhkan
tempat
tinggal
hidup.
Begitu
mikroorganisme menjadikan air sebagai tempat tinggal sementara
juga
sebelum
pindah ke dalam tubuh manusia yang akhirnya akan menjadi bibit penyakit. Maka
untuk mengurangi timbulnya penyakit salah satu usaha adlah meningkatkan
penggunaan air minum dan kebutuhan lainnya yang memenuhi persyaratan
kualitas dan kuantitas. (Sutrisno Totok, 2006)
A.4
Syarat Syarat Air Minum yang Baik
A.4.1 Syarat Fisika
Persyaratan fisik air adalah persyaratan yang dapat diamati dengan indra
penglihatan, penciuman maupun perasa, yang meliputi :
a. Air harus jernih, bersih dan tidak berwana
b. Tidak berbau dan tidak mempunyai rasa apapun
c. Suhu air kira-kira sma dengan suhu ruangan, sehingga air minum tidak
terlalu dinigin tetapi memberi rasa segar.
A.4.2 Syarat Kimia
Persyaratan kimia air minum adalah menyangkut kadar atau kandungan
zat kimia di dalam air. Air minum tidak boleh mengandung kesehatan manusia
atau zat korosif yang dapat merusak pipa air minum.
A.4.3 Syarat Bakteriologi
Persyaratan yang menyangkut kandungan mikroorganisme atau jasad
renik yang terdapat dalam air minum, antara lain :
a. Jumlah kuman yang terdapat di dalam 1cc air minum harus kurang dari
100 kuman.
b. Dalam 100 cc ir minum tidak boleh mengandung bakteri coli. Bakteri coli
dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mengetahui tingkat pencemaran
feces.
6
c. Bakteri – bakteri patogen yang dapat menyebabkan cholera, thypus,
dysentri dan gastroenteriris tidak boleh ada dalam air minum.
B.
Air Minum Isi Ulang
Air minum isi ulang mengandung pengertian refil, yaitu pengisian kembali
dengan produk air minum. Adapun proses pembuatan air minum adalah
sebagai berikut :
1. Bahan baku air dialirkan melalui filter ke dalam tangki pengendapan
2. Kemudian air dipompakan ke filter yang berisi karbon aktif guna
menghilangkan kandungan logam berat, bau dan warna.
3. Air diterapkan menggunakan sterilisator (Ultra Violet Ozonisasi) terlebih
sebelum dialirkan ke keran pengisian yang dipasang bak penampungan.
4. Botol dan tutupnya dicuci lalu disterilkan di ruangan steril yang dipasang
lampu ultra violet. Cara penutupan botol pun dilakukan dalam ruangan
steriltersebut, guna menjaga air tetap bersih dan steril. (Suprihatin, 2004)
B.1
C.
Bakteri yang Mencemari Air Minum
a.
`Shigella
b.
Escherichia coli
c.
Salmonella
d.
Enterobacter aeregenes
Bakteri Coliform
Coliform merupakan bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya
polusi kotoran manusia atau hewan dan menunjukkan sanitasi yang tidak baik
terhadap air, makanan, susu dan lainnya. Adanya mikroba yang bersifat
enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri
coliform dipakai sebagai indikator organisme karena mudah ditemukan dengan
cara yang sederhana.
Bakteri coliform dicirikan sebagai bentuk batang, gram negatif, tidak
berspora, memiliki flagella peritrik, aerobik dan anaerobik fakultatif yang
memfermentasi laktosa pada media laktosa broth dengan menghasilkan asam
7
dan gas dalam waktu edia24 jam pada suhu 37oC, menunjukkan hasil positif
dengan menghasilkan gas pada media BGLB dalam waktu 24 jam.
Beberapa ciri penting suatu organisme indikator adalah sebagai berikut:
1.
Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2.
Terdapat dalam air bila ada patogen
3.
Jumlah mikroorganisme indikator berkolerasi dengan kadar polusi
4.
Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
5.
Mudah dideteksi dengan teknik teknik laboratorium sederhana (Michael.
J, 2005)
C.1
Jenis Jenis Coliform
Bakteri Coliform dapat dibedakan atas dua, yaitu coliform fecal dan
coliform non-fecal.
1. Coliform fecal merupakan bakteri yang palling tidak dikehendaki
kehadirannya di dalam air minum maupun makanan karena bakteri ini
ada dalam kotoran manusia maupun hewan, misalnya, Escherichia coli.
2. Coliform non-fecal biasanya ditemukan dalam hewan dan tanaman yang
sudah mati. Coliform fecal biasanya golongan perantara, seperti
Enterobacter aerogenes. (Selvy, 2015)
D.
Most Probable Number (MPN)
Metode
MPN
adalah
metode
perhitungan
mikroorgaisme
yang
menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair
spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang
ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri
tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam
nilai MPN atau satuan volume (masa sampel). MPN juga dapat diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri dan juga merupakan metode yang paling
sederhana yang digunakan unutk menguji kualitas air. Satuan yang digunakan
umumnya per 100 ml.
Jadi misalnya nilai MPN 10/100 ml dalam sebuah sampel air, artinya
dalam sampel tersebut diperkirakan mengandung 10 coliform dalam 100 ml.
Emakin kecil nilai MPN, maka semakin tinggi kualitas air minum tersebut dan
8
layak untuk diminum. Dalam metode MPN digunakan medium cair di dalam
tabung reaksi, dalam hal ini perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung
positif. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati adanya
kekeruhan atau terbentukny gas di dalam tabung durham. (Selvy, 2015)
Metode MPN melalui 3 tahap, yaitu :
1.
Uji Awal (Presumtive Test)
Tujuannya untuk mencari kuman peragi laktosa melalui terbentuknya gas
pada suhu 37oC. Pada uji awal ini digunakan media laktosa broth.
2.
Uji Penegasan (Confirmation Test)
Bertujuan untuk menegskan apakah kuman peragi laktosa dalam uji awal
adalah golongan coli. Pada uji penegasan digunakan media BGLB
(Brilliant Green Lactose Broth)
3.
Uji Sempurna 9 Completed Test)
Bertujuan untuk menentukan spesies golongan coli. Biasanya media yang
digunakan adalah Mac Conkey Agar.
E. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Air Minum Isi
Ulang
Variabel Terikat
Escherichia coli
F. Defenisi Operasional
1. Air minum isi ulang adalah air yang diperoleh dari depot pdagang AMIU
yang ada di jalan Pelita 1 Kampung Durian, Medan.
2. Coliform adalah bakteri yang akan diperiksa dari bahan air minum isi
ulang di jalan Pelita 1 Kampung Durian, Medan.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi bakteri Escherichia coli dalam air minum isi ulang.
B.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Analis Kesehatan Medan.
C.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan bulan November-Desember 2016
D.
Bahan Penelitan
Bahan diambil dari contoh air minum isi ulang yang diperjual belikan di Jl.
Pelita 1 Kampung Durian, Medan.
E.
Alat
- Autoclave
- Inkubator
- Lampu bunsen
- Tabung Durham
- Ose cincin dan ose jarum
- Labu erlenmeyer
- Pipet volume
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Petridish
- Rak tabung
- Gelas kimia
- Kapas steril
- Spidol
10
F.
Media
- Laktosa Broth
- BGLB (Brilliant Green Lactose Broth)
- Mac Conkey Agar
- IMViC (Indol, Methyl Red, Voger Preskauer dan Simon Citrate)
G. Reagensia
-
Alfa Naphtol 6%
-
KOH 40%
-
Methyl Red
-
Kovacs
-
Aquadest
H.
Rancangan Penelitian
H.1
Metode
Metode yang digunakan penulis adalah metode MPN (Most Probable
Number) dengan seri 5 1 1 (5 x 10 ml, 1 x 10 ml, 1 x 0,1 ml)
H.2
Pengambilan Sampel
1. Buka keran lebar lebar, biarkan air mengalir selama kira kira 3 menit.
2. Desinfeksi mulut keran dengan alkohol 70%, tunggu sampai kering
3. Isi air ke dalam botol steri, lalu tutup dengan kapas steril.
4. Beri label pada botol; tangga, lokasi dan waktu pengambilan.
H.3
Cara Kerja
4. Uji Awal (Presumtive Test)
5. Uji Penegasan (Confirmation Test)
6. Uji Sempurna 9 Completed Test)
Hari I. Uji awal (Presumtive Test)
11
Tujuan : Untuk mencari kuman peragi laktosa dan pembentuk gas pada 37 o
selama 2 x 24 jam
Media : Laktosa Broth
Cara Kerja :
- Masukkan 10 ml Laktosa Broth ke dalam tujuh tabung reaksi steril yang
berisi tabung durham steril
- Susun tabung tabung tersebut dalam rak tabung dan beri label; nomor
sampel dan tanggal pemeriksaan
- Ambil sampel sebanyak 10 ml dengan pipet volum steril, masukkan ke
dalam masing-masing lima tabung pertama yang telah berisi Laktosa
Broth.
- Ambil sampel sebanyak 1 ml dengan pipet volum, masukkan ke dalam
tabung ke ke enam.
- Ambil sampel sebanyak 0,1 ml dengan pipet volum, masukkan ke dalam
tabung terakhir.
- Homogenkan media dan sampel dengan cara menggoyang tabung
tabung dengan lembut.
- Inkubasi tabung tabung tersebut de dalam inkubator dengan suhu 37o
selama 2 x 24 jam
- Setelah diinkubasi, amati adanya pembentukan gas dalam tabung
durham.
- Uji dinyatakan positif jika pada tabung durham terbentuk gas 1/10 dari
tabung durham, dan dilanjutkan ke uji penegasan.
Hari II. Uji Penegasan (Corfirmation Test)
Tujuan : Untuk menegaskan apakah kuman peragi laktosa dalam uji awal adalah
golongan coli
Media : BGLB (Brilliant Green Lactose Broth)
-
Siapkan media BGLB sebanyak hasil yang positif dalam dua seri
12
-
Tanam sampel positif ke dalam media BGLB .
Seri I disimpan ke dalam inkubator dengan suhu 37oC unutk bakteri
golongan coliform
Seri II disimpan ke dalam inkubator dengan suhu 44oC untuk golongan
bakteri colivekal
-
Simpan selama 1 x 24 jam
-
Jika terbentuk gas pada tabung durham, lanjutkan penanaman pada
media Mac Conkey Agar
Hari III. Penanaman pada Media Mac Conkey Agar
Tujuan : Untuk menentukan species golongan coli
- Ambil satu ose kuman pada pembenihan BGLB yang positif gas pada
penyimpanan suhu 44oC, kemudian isolasi pada media Mac Conkey Agar
- Inkubasi dalam inkubator pada suhu 37o selama 1 x 24 jam dan lihat
adaya pertumbuhan kuman pada media MCA
Hari IV. Uji Sempuran (Completed Test)
Tujuan : Untuk menentukan golongan coli
Pada uji sempurna ini dilakukan reaksi biokimia, yaitu koloni yang tubuh
di tanam ke pada media IMViC
Cara Kerja IMViC
1.
Indol
Prinsip : Untuk mengetahui apakah bakteri yang ditanam dalam peptone dapat
memecahkan Trythopan menjadi Indol, Skatol, dan Alanin.
Cara Kerja :
-
Ambil 1 ose koloni kuman dari media MCA dengan menggunakan ose
jarum steril
13
-
Tanamkan ke dalam media indol dengan cara mencampurkannya hingga
homogen
-
Tutup rapat dengan kapas steril, lalu masukkan ke dalam inkubatir 37o
selama 1 x 24 jam
Hasil : Indol dinyatakan positif apabila terbentuk awan putih di permukaan media
cincin merah di permukaan media setelah penambahan reagen kovac.
2.
Methyl Red
Pinsip : Untuk mengetahui apakah bakteri dapat membentuk ion H yang banyak
sehingga pH menjadi 4,5 yang ditandai dengan adanya warna merah
Cara kerja :
- Ambil 1 ose koloni kuman dari media MCA dengan menggunakan ose
jarum steril
- Tanamkan ke dalam media Methyl Red dengan cara mencampurkannya
hingga homogen
- Tutup rapat dengan kapas steril, lalu masukkan ke dalam inkubator 37o
selama 1 x 24 jam
Hasil
: Metyl Red dinyatakan positif apabila terbentuk warna merah setelah
penambahan reagen Methyl Red
3.
Voges Proskauer
Prinsip : Untuk mengetahui apakah bakteri dapat membentuk
Acethylmethylcarbonil dari glukosa
Cara kerja :
-
Ambil 1 ose koloni kuman dari media MCA dengan menggunakan ose
jarum steril
-
Tanamkan ke dalam media Voges Proskauer dengan cara
mencampurkannya hingga homogen
14
-
Tutup rapat dengan kapas steril, lalu masukkan ke dalam inkubator 37o
selama 1 x 24 jam
Hasil
:Voges Proskauer dinyatakan positif apabila terbentuk cincin merah
setelah penambahan KOH 40% dan α-Naphtol 6%
4.
Simon Sitrat
Prinsip : Unutk mengetahui apakah bakteri mampu memecahkan Natrium Sitrat
menajdi NaOH dan asam sitrat sehingga media menjadi alkalis
Cara kerja :
- Ambil 1 ose koloni kuman dari media MCA dengan menggunakan ose
jarum steril
- Tanamkan ke dalam media Methyl Red dengan cara mencampurkannya
hingga homogen
- Tutup rapat dengan kapas steril, lalu masukkan ke dalam inkubator 37o
selama 1 x 24 jam
Hasil
: Simon sitrat dinyatakan positif apabila media berubah warna menjadi
biru.
15
DAFTAR PUSTAKA
Totok, S. dkk. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.
Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi
Rukaesih, Achmad. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Andrian, G. 2014. Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia
coli pada Air Isi Ulang dari Depot di Kota Medan [Online]. https://analisiscemaran-bakteri-coliform-dan-identifikasi-escherichia-coli-pada-air-isiulang.html [diakses ]
Selvy, W. 2015. Analisis Bakteri Coliform pada Air Minum Dengan Menggunakan
Metode Most Probable Number (MPN) [Online].
https://repository.usu.ac.id/handle/123456789/51703
Sri, M. 2010. Analisis Higiene Sanitasi dan Kualitas Air Minum Isi Ulang (AMIU)
Berdasarkan Sumber Air Baku pada Depot Air Minum di Kota Medan
[Online]. https://repository.usu.ac.id/handle/123456789/18461
Sujana, Alamsyah. 2006. Alat Penjernih Air. Jakarta: Kawan Pustaka
Budiman, Chandra. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC
16