perlindungan diri serangga hutan sistem
PERLINDUNGAN DIRI
SERANGGA
• Untuk melindungi diri dari
serangan musuh dan iklim
yang tidak baik, serangga
memerlukan alat
perlindungan atau cara-cara
menghindari bahaya,
sehingga jenis serangga
yang bersangkutan tidak
akan punah
• Ada beberapa cara perlindungan diri pada
serangga, yaitu:
• (1) struktur perlindungan diri
• (2) konstruksi perlindungan diri
• (3) besar, bentuk, dan warna sebagai
perlindungan diri
• (4) tempat kedudukan untuk perlindungan diri;
dan
• (5) reaksi perlindungan diri
Struktur Perlindungan Diri
• Serangga mempunyai
kerangka luar
(exoskeleton) yang
fleksibel dan kuat yang
disebut kutikula
• Kutikula yang paling luar
(epicuticula) tebalnya
kurang lebih 1-2 mikron
dan sangat tahan terhadap
bahan kimia dan tidak larut
dalam pelarut biasa
(termasuk asam mineral
yang pekat)
• Di bawah epicuticula
terdapat exocuticula yang
tebal. Lapisan ini tebalnya
lebih kurang 10 mikron,
warnanya hitam (gelap), dan
berstruktur keras
• Di bawah exocuticula
terdapat lapisan
endocuticula
• Bagian utama kutikula
adalah chitin dan
arthropodin. Keras tidaknya
kutikula ditentukan oleh
jumlah chitin
• Sebagai pengganti tulang
untuk penguat badan,
terdapat kerangka luar
yang mempunyai chitine
• Kerangka luar ini
mempunyai dua fungsi,
yaitu untuk melindungi otototot, urat syaraf, dan alatalat tubuh lain, dan sebagai
kerangka untuk melekatnya
otot-otot
Konstruksi Perlindungan Diri
• Pada waktu ulat akan berubah menjadi kupukupu atau ngengat, dibuatlah kepompong
dari benang sutera yang keluar dari mulutnya
untuk melindungi diri
• Kadang-kadang juga ada jenis ulat yang
pada waktu masih tingkatan larva, sudah
berada dalam kepompong, misalnya ulat
kantung pada pohon jambu
• Untuk melindungi diri sering juga serangga
menggunakan tanah, daun-daunan, serpihan
kayu, pasir, atau kerikil kecil-kecil, dan
bahan-bahan lain untuk menutupi badannya
• Cairan atau kotoran-kotoran
yang dikeluarkan dari dinding
badan, misalnya berupa zat
seperti lilin, tepung, atau bulu
pada kutu dan jenis-jenis aphis,
berfungsi sebagai perlindungan
diri
• Serangga yang berkelompok,
sering mendirikan sarang dari
gundukan tanah untuk
perlindungan diri, misalnya
semut, rayap. Ada juga sarang
bola kertas dari tabuhan dan
sarang yang dibuat dari daundaunan yang dihubungkan dari
semut rangrang, dan lainlainnya.
• Larva kumbang ubi jalar,
menumpuk kotorannya
pada punggungnya
sebagai tempat
perlindungannya
• Banyak lalat yang tidak
meninggalkan kulitnya
pada waktu masa larva,
tetapi kulit tetap melekat
pada larva sampai
tingkatan pupa, untuk
membentuk kantung
pelindung yang baik
• Ada juga lalat yang
melekatkan telur pada
ujung benang untuk
perlindungan dirinya.
Ukuran, bentuk, dan warna sebagai
bentuk perlindungan diri
• Besar dan kecilnya serangga
juga bisa merupakan suatu
bentuk perlindungan terhadap
musuh
• Serangga yang sangat kecil,
tidak terlihat oleh musuhnya
yang lebih besar, sedangkan
sebaliknya serangga yang
besar akan ditakuti oleh
musuhnya yang kecil
• Serangga yang bentuknya
menyeramkan akan
menakutkan musuhnya
• Serangga yang bentuknya
menyerupai ranting kering,
yang disebut tongkat
berjalan atau yang
mempunyai bentuk dan
warna sayap seperti daun,
biasanya tidak terlihat oleh
musuh, kecuali kalau
serangga itu berjalan.
• Ada juga serangga yang dapat mengadakan
penyamaran warna (mimicry), misalnya kupu-kupu atau
lalat yang disukai burung dan katak, dapat mempunyai
bentuk atau warna yang menyerupai kupu-kupu lain
yang beracun atau yang rasanya pahit
• Bisa juga mereka menyerupai tabuhan yang mempunyai
sengat, sehingga musuhnya tidak berani mengganggu
• Hal ini disebut penyamaran
warna untuk melindungi diri
(protective mimicry).
Namun demikian, apabila
penyamaran warna itu
justru untuk menangkap
mangsa, disebut
penyamaran penyerangan
(aggressive mimicry)
• Serangga yang mempunyai
sengat atau rasa tidak enak
untuk musuhnya (predator),
ada tandanya. Misalnya,
pada badan tabuhan ada
garis kuning cerah yang
disebut pewarna peringatan
(warning coloration).
Tempat Kedudukan untuk
Perlindungan Diri
• Ada serangga yang membuat terowongan
dalam tanah, batang pohon, dalam bahan
organik yang sedang membusuk,
maksudnya agar tidak terkena temperatur
tinggi, penguapan yang berlebihan, atau
dimakan oleh predator
• Dengan makan di tempat yang
tersembunyi, serangga akan merasa lebih
aman dari musuh-musuhnya.
Reaksi Perlindungan Diri
• Serangga yang biasa makan di tempat
yang terbuka akan belajar melarikan diri
atau menyembunyikan diri dari musuhnya.
Misalnya, dengan terbang, meloncat,
berenang, menyelam, menjatuhkan diri,
dan berpura-pura mati
• Ada juga yang lari sambil membawa telur
atau larvanya, agar tidak dimakan oleh
musuhnya.
MAKANAN DAN PENCERNAAN
SERANGGA
• Makanan serangga terdiri atas bermacam-macam bahan
organik yang terdapat di alam
• Bahan organik tersebut ada yang masih hidup dan ada
yang sudah mati dan kering
• Ada serangga yang makan selulosa dari kayu yang telah
kering dan keratin dari bulu
• Ada pula yang makan tembakau, lada, cabai, dan jahe.
Mungkin di dalam perut rayap dan lipas terdapat bakteri
atau protozoa yang dapat mengadakan simbiosis di
dalam usus, sehingga dapat membantu pencernaan
• Flora dan fauna dalam usus tersebut mungkin dapat
menggunakan nitrogen dari udara, sebab yang dimakan
rayap hanya selulose yang tidak ada nitrogennya
• Dengan cara demikian, di dalam usus rayap akan
tersedia makanan yang mengandung nitrogen, misalnya
vitamin dan asam amino yang berguna untuk
pertumbuhan badan rayap
• Untuk pencernaan makanan diperlukan enzym yang
bermacam-macam, tergantung makanan yang dimakan
• Serangga yang makan madu tidak perlu bermacammacam jenis enzym, karena madu tersebut tersusun dari
gula sederhana, sehingga mudah dicerna
• Lipas yang memakan segala jenis makanan,
memerlukan bermacam-macam enzym untuk
membantu pencernaannya
• Saluran makanan serangga, dimulai dari mulut sampai
anus (lubang pembuangan kotoran), di ujung perut
• Mulut serangga terletak di antara ruas kepala yang
ketiga dan keempat, sedangkan anus terletak pada ruas
perut yang ke-12 (telson)
• Struktur tubuh serangga menyerupai sebuah tabung
dalam tabung
• Tabung di luar merupakan dinding badan, sedangkan
tabung sebelah dalam merupakan saluran makanan
• Ruangan antara dua tabung tersebut disebut rongga
badan, rongga darah atau hemocoele, rongga tersebut
sebagian besar dipenuhi dengan darah
• Panjang saluran makanan pada serangga berbedabeda. Ada yang panjang dan ada yang pendek,
tergantung dari jenis makanannya.
• Pada umumnya, serangga tidak mempunyai butir-butir
darah merah, tetapi agas (nyamuk kecil) yang termasuk
keluarga Chironomidae, ordo Diptera, darahnya
berwarna merah, karena adanya hemoglobin
• Sistem tracheae tidak berkembang sempurna
(rudimenter). Nampaknya darah serangga tersebut
mempunyai fungsi untuk pernafasan, seperti binatang
yang lebih tinggi tingkatannya (ikan, burung)
• Apabila darah menyelimuti saluran makanan, zat
makanan yang telah dicernakan akan terserap secara
osmose, dan kemudian akan dibawa ke otot-otot,
kelenjar-kelenjar, dan jaringan lain untuk diubah menjadi
protoplasma dan zat-zat lain
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA
• Kebanyakan jenis serangga hama, baik
betina maupun jantan, dapat
menimbulkan kerusakan. Namun
demikian, ada juga serangga yang hanya
betinanya yang merugikan, sebab yang
jantan umurnya terlalu pendek dan tidak
pernah makan. Hal ini misalnya yang
terjadi pada serangga sisik
• Serangga sisik betina harus makan
banyak agar dapat membentuk telur,
sedangkan serangga yang jantan
biasanya berukuran lebih kecil
• Jenis kelamin serangga kadang-kadang tidak
bisa dibedakan dari luar karena perbedaannya
hanya sedikit sekali, tetapi kalau diteliti secara
mendalam, perbedaan jantan dan betina akan
dapat dikenali. Misalnya, pada lalat, mata
majemuk jantan yang terletak di kiri dan kanan
kepala, bersentuhan satu dengan yang lain
• Seringkali ujung perut juga dapat dipakai untuk
mengenali jenis kelamin serangga
• Alat kelamin serangga biasanya terdapat pada
ujung perut, yaitu pada ruas ke-8 atau ke-9
• Alat kelamin betina dilengkapi dengan
ovipositor, yaitu alat untuk memasukkan telur ke
dalam tanah atau jaringan tanaman
• Alat kelamin jantan dilengkapi dengan clasper atau alat pemeluk
yang digunakan untuk memegang betina selama perkawinan
• Serangga jantan menghasilkan sperma, sedangkan yang betina
menghasilkan telur. Telur yang telah dibuahi akan bersatu menjadi
satu sel yang akan berkembang menjadi serangga baru
• Ada juga serangga yang tanpa kawin dapat
menghasilkan individu baru. Hal ini disebut
parthenogenesis. Contoh parthenogenesis adalah
lebah madu
• Telur yang tidak dibuahi akan menghasilkan lebah
jantan, biasanya juga disebut drene, yang perannya
hanya membuahi lebah betina, tanpa pernah bekerja.
Telur yang telah dibuahi akan menghasilkan lebah
pekerja dan betina (ratu). Pada aphis, telur yang tidak
dibuahi menjadi betina.
• Besarnya telur serangga pada umumnya tidak lebih
dari 3,5 mm, sehingga tidak kelihatan jelas dengan
mata telanjang
• Telur serangga bervariasi jumlah, bentuk, maupun
besarnya. Kadang-kadang serangga betina hanya
menghasilkan satu telur, tetapi dalam keadaan luar
biasa (ekstrim), serangga dapat bertelur lebih dari
satu juta
• Ratu lebah dapat bertelur antara 2.000
sampai 3.000 butir setiap hari, sedangkan
ratu rayap (anai-anai) dalam satu menit dapat
menghasilkan 60 juta telur. Pada umumnya,
serangga dapat bertelur lebih dari 100 butir
• Cara bertelur serangga ada yang sekaligus
dalam waktu sehari, ada pula yang
berlangsung dalam beberapa hari
• Serangga jenis lainnya ada yang bertelur
memakai jarak antara 2 – 5 hari, setiap
bertelur lebih kurang 125 butir
• Pada umumnya telur diletakkan di tempat
yang cukup banyak makanan, sehingga pada
waktu menetas serangga muda sudah
mendapat makanan yang memadai dan
tempat yang aman serta sesuai untuk
perkembangannya
• Induk serangga biasanya tidak
memperhatikan telurnya. Biasanya sesudah
selesai masa bertelur, serangga betina lalu
mati
• Perkembangan serangga begitu cepat, karena
beberapa faktor, seperti jumlah telur yang demikian
banyak dan daur hidup yang pendek, serta
kecepatan tumbuh generasi baru yang pesat
• Ada sejenis serangga yang daur hidupnya hanya
berlangsung 10 hari. Sepasang lalat rumah, bila tidak
ada yang mati dalam jangka waktu lebih kurang 4-5
bulan sudah akan menjadi lebih dari satu triliun
• Hama sisik yang mula-mula jumlahnya
hanya satu pasang, dalam jangka
waktu tiga bulan sudah dapat mencapai
lebih dari satu juta
• Ada beberapa cara perubahan bentuk
dalam perkembangan serangga, sejak
menetas hingga dewasa, mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks:
• Pertama, perkembangan tanpa
metamorfosa. Bila anak burung
menetas, bentuknya hampir
menyerupai burung dewasa.
Demikian pula ular, bila menetas
menyerupai ular dewasa. Juga
ada serangga yang ketika
menetas, bentuknya sudah
menyerupai serangga dewasa,
tanpa mengalami perubahan atau
metamorfosa. Misalnya, ngengat
(silverfish) dan ekor loncat
(springtails), yang termasuk
dalam ordo Thysanura dan
Collembola
• Kedua, perkembangan dengan
metamorfosa sederhana atau bertahap.
Metamorfosa adalah perubahan yang
nyata dalam bentuk dan rupa binatang
sesudah menetas (lahir) dan dewasa.
Misalnya, berudu (anak katak), berbeda
sekali dengan katak dewasa, maka
anak katak tersebut disebut mengalami
metamorfosa. Adapun burung, kelinci,
kucing, harimau, tidak mengalami
metamorfosa
• Banyak spesies serangga yang bentuk
mudanya menyerupai serangga dewasa.
Hanya bedanya, serangga muda belum
mempunyai sayap
• Sayap akan tumbuh secara bertahap,
makin lama makin besar dan akhirnya
akan menyerupai serangga dewasa.
Misalnya, jengkerik dan gangsir
• Perkembangan demikian disebut
metamorfosa sederhana atau
metamorfosa bertahap
• Serangga muda yang akan mengalami
metamorfosa bertahap disebut nimfa
(nymph)
• Pada umumnya, sifat
serangga muda dan
dewasa hampir sama.
Mereka makan bersamasama satu jenis makanan
• Nimfa belalang dan
belalang dewasa, samasama makan rumput.
Metamorfosa sederhana
tersebut disebut juga
heterometabola atau
perubahan yang berbeda.
Termasuk dalam golongan
ini adalah ordo Orthoptera,
Isoptera, Mallophaga,
Thysanoptera, Homoptera,
Hemiptera, dan Anoptera.
• Ketiga,
perkembangan
dengan
metamorfosa
sempurna.
Golongan serangga
ini mempunyai
kebiasaan yang
berbeda sewaktu
masih muda.
Misalnya nyamuk,
pada waktu masih
muda hidup dalam
air dalam rupa
jentik nyamuk
• Demikian halnya
ulat, pada waktu
masih muda makan
daun, tetapi setelah
dewasa menjadi
kupu-kupu yang
memakan madu
• Pada jenis serangga ini, bentuk waktu muda
berbeda sekali dengan serangga dewasa
• Serangga muda biasa disebut larva, yang
tidak mempunyai sayap, dan tanda-tanda
calon sayap juga tidak nampak
• Larva atau nimfa mula-mula kecil, kemudian
menjadi besar
• Tingkatan pertumbuhan ini disebut dengan
instar. Larva setelah dewasa mengalami
perubahan bentuk, lalu menjadi pupa
• Larva ada yang langsung membuat pupa, tetapi ada
juga yang sebelum menjadi pupa lebih dahulu
membuat pelindung dari daun yang dilipat, tanah
(pasir) halus, sayatan kayu halus, rambut-rambut
dari badan larva atau bahan lainnya, yang dapat
untuk melindungi diri
• Tempat perlindungan di sekeliling pupa disebut
kepompong atau kokon (cocon)
• Apabila tempat berlindung tersebut dibuat
dari kulitnya sendiri yang kering, sehingga
membentuk kantung yang tahan air dan
kedap udara, disebut puparium.
SERANGGA
• Untuk melindungi diri dari
serangan musuh dan iklim
yang tidak baik, serangga
memerlukan alat
perlindungan atau cara-cara
menghindari bahaya,
sehingga jenis serangga
yang bersangkutan tidak
akan punah
• Ada beberapa cara perlindungan diri pada
serangga, yaitu:
• (1) struktur perlindungan diri
• (2) konstruksi perlindungan diri
• (3) besar, bentuk, dan warna sebagai
perlindungan diri
• (4) tempat kedudukan untuk perlindungan diri;
dan
• (5) reaksi perlindungan diri
Struktur Perlindungan Diri
• Serangga mempunyai
kerangka luar
(exoskeleton) yang
fleksibel dan kuat yang
disebut kutikula
• Kutikula yang paling luar
(epicuticula) tebalnya
kurang lebih 1-2 mikron
dan sangat tahan terhadap
bahan kimia dan tidak larut
dalam pelarut biasa
(termasuk asam mineral
yang pekat)
• Di bawah epicuticula
terdapat exocuticula yang
tebal. Lapisan ini tebalnya
lebih kurang 10 mikron,
warnanya hitam (gelap), dan
berstruktur keras
• Di bawah exocuticula
terdapat lapisan
endocuticula
• Bagian utama kutikula
adalah chitin dan
arthropodin. Keras tidaknya
kutikula ditentukan oleh
jumlah chitin
• Sebagai pengganti tulang
untuk penguat badan,
terdapat kerangka luar
yang mempunyai chitine
• Kerangka luar ini
mempunyai dua fungsi,
yaitu untuk melindungi otototot, urat syaraf, dan alatalat tubuh lain, dan sebagai
kerangka untuk melekatnya
otot-otot
Konstruksi Perlindungan Diri
• Pada waktu ulat akan berubah menjadi kupukupu atau ngengat, dibuatlah kepompong
dari benang sutera yang keluar dari mulutnya
untuk melindungi diri
• Kadang-kadang juga ada jenis ulat yang
pada waktu masih tingkatan larva, sudah
berada dalam kepompong, misalnya ulat
kantung pada pohon jambu
• Untuk melindungi diri sering juga serangga
menggunakan tanah, daun-daunan, serpihan
kayu, pasir, atau kerikil kecil-kecil, dan
bahan-bahan lain untuk menutupi badannya
• Cairan atau kotoran-kotoran
yang dikeluarkan dari dinding
badan, misalnya berupa zat
seperti lilin, tepung, atau bulu
pada kutu dan jenis-jenis aphis,
berfungsi sebagai perlindungan
diri
• Serangga yang berkelompok,
sering mendirikan sarang dari
gundukan tanah untuk
perlindungan diri, misalnya
semut, rayap. Ada juga sarang
bola kertas dari tabuhan dan
sarang yang dibuat dari daundaunan yang dihubungkan dari
semut rangrang, dan lainlainnya.
• Larva kumbang ubi jalar,
menumpuk kotorannya
pada punggungnya
sebagai tempat
perlindungannya
• Banyak lalat yang tidak
meninggalkan kulitnya
pada waktu masa larva,
tetapi kulit tetap melekat
pada larva sampai
tingkatan pupa, untuk
membentuk kantung
pelindung yang baik
• Ada juga lalat yang
melekatkan telur pada
ujung benang untuk
perlindungan dirinya.
Ukuran, bentuk, dan warna sebagai
bentuk perlindungan diri
• Besar dan kecilnya serangga
juga bisa merupakan suatu
bentuk perlindungan terhadap
musuh
• Serangga yang sangat kecil,
tidak terlihat oleh musuhnya
yang lebih besar, sedangkan
sebaliknya serangga yang
besar akan ditakuti oleh
musuhnya yang kecil
• Serangga yang bentuknya
menyeramkan akan
menakutkan musuhnya
• Serangga yang bentuknya
menyerupai ranting kering,
yang disebut tongkat
berjalan atau yang
mempunyai bentuk dan
warna sayap seperti daun,
biasanya tidak terlihat oleh
musuh, kecuali kalau
serangga itu berjalan.
• Ada juga serangga yang dapat mengadakan
penyamaran warna (mimicry), misalnya kupu-kupu atau
lalat yang disukai burung dan katak, dapat mempunyai
bentuk atau warna yang menyerupai kupu-kupu lain
yang beracun atau yang rasanya pahit
• Bisa juga mereka menyerupai tabuhan yang mempunyai
sengat, sehingga musuhnya tidak berani mengganggu
• Hal ini disebut penyamaran
warna untuk melindungi diri
(protective mimicry).
Namun demikian, apabila
penyamaran warna itu
justru untuk menangkap
mangsa, disebut
penyamaran penyerangan
(aggressive mimicry)
• Serangga yang mempunyai
sengat atau rasa tidak enak
untuk musuhnya (predator),
ada tandanya. Misalnya,
pada badan tabuhan ada
garis kuning cerah yang
disebut pewarna peringatan
(warning coloration).
Tempat Kedudukan untuk
Perlindungan Diri
• Ada serangga yang membuat terowongan
dalam tanah, batang pohon, dalam bahan
organik yang sedang membusuk,
maksudnya agar tidak terkena temperatur
tinggi, penguapan yang berlebihan, atau
dimakan oleh predator
• Dengan makan di tempat yang
tersembunyi, serangga akan merasa lebih
aman dari musuh-musuhnya.
Reaksi Perlindungan Diri
• Serangga yang biasa makan di tempat
yang terbuka akan belajar melarikan diri
atau menyembunyikan diri dari musuhnya.
Misalnya, dengan terbang, meloncat,
berenang, menyelam, menjatuhkan diri,
dan berpura-pura mati
• Ada juga yang lari sambil membawa telur
atau larvanya, agar tidak dimakan oleh
musuhnya.
MAKANAN DAN PENCERNAAN
SERANGGA
• Makanan serangga terdiri atas bermacam-macam bahan
organik yang terdapat di alam
• Bahan organik tersebut ada yang masih hidup dan ada
yang sudah mati dan kering
• Ada serangga yang makan selulosa dari kayu yang telah
kering dan keratin dari bulu
• Ada pula yang makan tembakau, lada, cabai, dan jahe.
Mungkin di dalam perut rayap dan lipas terdapat bakteri
atau protozoa yang dapat mengadakan simbiosis di
dalam usus, sehingga dapat membantu pencernaan
• Flora dan fauna dalam usus tersebut mungkin dapat
menggunakan nitrogen dari udara, sebab yang dimakan
rayap hanya selulose yang tidak ada nitrogennya
• Dengan cara demikian, di dalam usus rayap akan
tersedia makanan yang mengandung nitrogen, misalnya
vitamin dan asam amino yang berguna untuk
pertumbuhan badan rayap
• Untuk pencernaan makanan diperlukan enzym yang
bermacam-macam, tergantung makanan yang dimakan
• Serangga yang makan madu tidak perlu bermacammacam jenis enzym, karena madu tersebut tersusun dari
gula sederhana, sehingga mudah dicerna
• Lipas yang memakan segala jenis makanan,
memerlukan bermacam-macam enzym untuk
membantu pencernaannya
• Saluran makanan serangga, dimulai dari mulut sampai
anus (lubang pembuangan kotoran), di ujung perut
• Mulut serangga terletak di antara ruas kepala yang
ketiga dan keempat, sedangkan anus terletak pada ruas
perut yang ke-12 (telson)
• Struktur tubuh serangga menyerupai sebuah tabung
dalam tabung
• Tabung di luar merupakan dinding badan, sedangkan
tabung sebelah dalam merupakan saluran makanan
• Ruangan antara dua tabung tersebut disebut rongga
badan, rongga darah atau hemocoele, rongga tersebut
sebagian besar dipenuhi dengan darah
• Panjang saluran makanan pada serangga berbedabeda. Ada yang panjang dan ada yang pendek,
tergantung dari jenis makanannya.
• Pada umumnya, serangga tidak mempunyai butir-butir
darah merah, tetapi agas (nyamuk kecil) yang termasuk
keluarga Chironomidae, ordo Diptera, darahnya
berwarna merah, karena adanya hemoglobin
• Sistem tracheae tidak berkembang sempurna
(rudimenter). Nampaknya darah serangga tersebut
mempunyai fungsi untuk pernafasan, seperti binatang
yang lebih tinggi tingkatannya (ikan, burung)
• Apabila darah menyelimuti saluran makanan, zat
makanan yang telah dicernakan akan terserap secara
osmose, dan kemudian akan dibawa ke otot-otot,
kelenjar-kelenjar, dan jaringan lain untuk diubah menjadi
protoplasma dan zat-zat lain
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA
• Kebanyakan jenis serangga hama, baik
betina maupun jantan, dapat
menimbulkan kerusakan. Namun
demikian, ada juga serangga yang hanya
betinanya yang merugikan, sebab yang
jantan umurnya terlalu pendek dan tidak
pernah makan. Hal ini misalnya yang
terjadi pada serangga sisik
• Serangga sisik betina harus makan
banyak agar dapat membentuk telur,
sedangkan serangga yang jantan
biasanya berukuran lebih kecil
• Jenis kelamin serangga kadang-kadang tidak
bisa dibedakan dari luar karena perbedaannya
hanya sedikit sekali, tetapi kalau diteliti secara
mendalam, perbedaan jantan dan betina akan
dapat dikenali. Misalnya, pada lalat, mata
majemuk jantan yang terletak di kiri dan kanan
kepala, bersentuhan satu dengan yang lain
• Seringkali ujung perut juga dapat dipakai untuk
mengenali jenis kelamin serangga
• Alat kelamin serangga biasanya terdapat pada
ujung perut, yaitu pada ruas ke-8 atau ke-9
• Alat kelamin betina dilengkapi dengan
ovipositor, yaitu alat untuk memasukkan telur ke
dalam tanah atau jaringan tanaman
• Alat kelamin jantan dilengkapi dengan clasper atau alat pemeluk
yang digunakan untuk memegang betina selama perkawinan
• Serangga jantan menghasilkan sperma, sedangkan yang betina
menghasilkan telur. Telur yang telah dibuahi akan bersatu menjadi
satu sel yang akan berkembang menjadi serangga baru
• Ada juga serangga yang tanpa kawin dapat
menghasilkan individu baru. Hal ini disebut
parthenogenesis. Contoh parthenogenesis adalah
lebah madu
• Telur yang tidak dibuahi akan menghasilkan lebah
jantan, biasanya juga disebut drene, yang perannya
hanya membuahi lebah betina, tanpa pernah bekerja.
Telur yang telah dibuahi akan menghasilkan lebah
pekerja dan betina (ratu). Pada aphis, telur yang tidak
dibuahi menjadi betina.
• Besarnya telur serangga pada umumnya tidak lebih
dari 3,5 mm, sehingga tidak kelihatan jelas dengan
mata telanjang
• Telur serangga bervariasi jumlah, bentuk, maupun
besarnya. Kadang-kadang serangga betina hanya
menghasilkan satu telur, tetapi dalam keadaan luar
biasa (ekstrim), serangga dapat bertelur lebih dari
satu juta
• Ratu lebah dapat bertelur antara 2.000
sampai 3.000 butir setiap hari, sedangkan
ratu rayap (anai-anai) dalam satu menit dapat
menghasilkan 60 juta telur. Pada umumnya,
serangga dapat bertelur lebih dari 100 butir
• Cara bertelur serangga ada yang sekaligus
dalam waktu sehari, ada pula yang
berlangsung dalam beberapa hari
• Serangga jenis lainnya ada yang bertelur
memakai jarak antara 2 – 5 hari, setiap
bertelur lebih kurang 125 butir
• Pada umumnya telur diletakkan di tempat
yang cukup banyak makanan, sehingga pada
waktu menetas serangga muda sudah
mendapat makanan yang memadai dan
tempat yang aman serta sesuai untuk
perkembangannya
• Induk serangga biasanya tidak
memperhatikan telurnya. Biasanya sesudah
selesai masa bertelur, serangga betina lalu
mati
• Perkembangan serangga begitu cepat, karena
beberapa faktor, seperti jumlah telur yang demikian
banyak dan daur hidup yang pendek, serta
kecepatan tumbuh generasi baru yang pesat
• Ada sejenis serangga yang daur hidupnya hanya
berlangsung 10 hari. Sepasang lalat rumah, bila tidak
ada yang mati dalam jangka waktu lebih kurang 4-5
bulan sudah akan menjadi lebih dari satu triliun
• Hama sisik yang mula-mula jumlahnya
hanya satu pasang, dalam jangka
waktu tiga bulan sudah dapat mencapai
lebih dari satu juta
• Ada beberapa cara perubahan bentuk
dalam perkembangan serangga, sejak
menetas hingga dewasa, mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks:
• Pertama, perkembangan tanpa
metamorfosa. Bila anak burung
menetas, bentuknya hampir
menyerupai burung dewasa.
Demikian pula ular, bila menetas
menyerupai ular dewasa. Juga
ada serangga yang ketika
menetas, bentuknya sudah
menyerupai serangga dewasa,
tanpa mengalami perubahan atau
metamorfosa. Misalnya, ngengat
(silverfish) dan ekor loncat
(springtails), yang termasuk
dalam ordo Thysanura dan
Collembola
• Kedua, perkembangan dengan
metamorfosa sederhana atau bertahap.
Metamorfosa adalah perubahan yang
nyata dalam bentuk dan rupa binatang
sesudah menetas (lahir) dan dewasa.
Misalnya, berudu (anak katak), berbeda
sekali dengan katak dewasa, maka
anak katak tersebut disebut mengalami
metamorfosa. Adapun burung, kelinci,
kucing, harimau, tidak mengalami
metamorfosa
• Banyak spesies serangga yang bentuk
mudanya menyerupai serangga dewasa.
Hanya bedanya, serangga muda belum
mempunyai sayap
• Sayap akan tumbuh secara bertahap,
makin lama makin besar dan akhirnya
akan menyerupai serangga dewasa.
Misalnya, jengkerik dan gangsir
• Perkembangan demikian disebut
metamorfosa sederhana atau
metamorfosa bertahap
• Serangga muda yang akan mengalami
metamorfosa bertahap disebut nimfa
(nymph)
• Pada umumnya, sifat
serangga muda dan
dewasa hampir sama.
Mereka makan bersamasama satu jenis makanan
• Nimfa belalang dan
belalang dewasa, samasama makan rumput.
Metamorfosa sederhana
tersebut disebut juga
heterometabola atau
perubahan yang berbeda.
Termasuk dalam golongan
ini adalah ordo Orthoptera,
Isoptera, Mallophaga,
Thysanoptera, Homoptera,
Hemiptera, dan Anoptera.
• Ketiga,
perkembangan
dengan
metamorfosa
sempurna.
Golongan serangga
ini mempunyai
kebiasaan yang
berbeda sewaktu
masih muda.
Misalnya nyamuk,
pada waktu masih
muda hidup dalam
air dalam rupa
jentik nyamuk
• Demikian halnya
ulat, pada waktu
masih muda makan
daun, tetapi setelah
dewasa menjadi
kupu-kupu yang
memakan madu
• Pada jenis serangga ini, bentuk waktu muda
berbeda sekali dengan serangga dewasa
• Serangga muda biasa disebut larva, yang
tidak mempunyai sayap, dan tanda-tanda
calon sayap juga tidak nampak
• Larva atau nimfa mula-mula kecil, kemudian
menjadi besar
• Tingkatan pertumbuhan ini disebut dengan
instar. Larva setelah dewasa mengalami
perubahan bentuk, lalu menjadi pupa
• Larva ada yang langsung membuat pupa, tetapi ada
juga yang sebelum menjadi pupa lebih dahulu
membuat pelindung dari daun yang dilipat, tanah
(pasir) halus, sayatan kayu halus, rambut-rambut
dari badan larva atau bahan lainnya, yang dapat
untuk melindungi diri
• Tempat perlindungan di sekeliling pupa disebut
kepompong atau kokon (cocon)
• Apabila tempat berlindung tersebut dibuat
dari kulitnya sendiri yang kering, sehingga
membentuk kantung yang tahan air dan
kedap udara, disebut puparium.