UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1

TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)

SKRIPSI

Oleh : HARI SULISTIO K4606036 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

commit to user

ii

SURAKARTA 2011 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1

TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)

Oleh : HARI SULISTIO

K4606036

SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

commit to user iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 12 Mei 2011

Pembimbing I

Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd

Pembimbing II

Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes

commit to user iv

NIP. 19651128 199003 1 001 NIP.19620518 198702 1 001

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi : (Nama Terang)

(Tanda Tangan)

Ketua

: Drs. H. Mulyono, MM

Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes Anggota I : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd Anggota II : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes

Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

commit to user v

NIP. 19600727198702 1 001

ABSTRAK

Hari Sulistio, UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1

TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2010-2011, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop melalui penerapan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung kabupaten klaten tahun ajaran 2010-2011

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas XIIIC SMP Negeri 1 Tulung, tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 orang yang terdiri atas 18 siswa putri dan 18 siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaian kemampuan lempar lembing gaya Hop. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada prosentase.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: Model pembelajaran langsung berbantukan media bola berekor,kertas Koran dan bilah, sangat baik untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop siswa kelas XIIIC SMP Negeri 1 Tulung. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I, siklus II.prosentase kemampuan siswa sebelum adanya pembelajaran ini yaitu sebesar 36,1%, pada siklus I kemampuan lempar lembing siswa meningkat menjadi 58,33% dan Pada siklus II kemampuan siswa meningkat menjadi 80,55%.

Hal ini menunjuk bahwa Model pembelajaran berbantukan media alat bantu pembelajaran yang berupa bola berekor, kertas koran dan bilah, sangat baik

untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun Ajaran 2010-2011. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I,dan siklus II . Hasil kemampuan lempar lembing gaya hop pada siklus I kategori baik adalah 58,33% jumlah siswa yang tuntas adalah 21 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase pada kategori baik sekali sebesar 80,55%, sedangkan siswa yang tuntas

29 siswa.

commit to user vi

ABSTRACT

Hari Sulistio, EFFORTS IMPROVE PERFORMANCE JAVELIN

HOP STYLE THROUGH THE APPLICATION OF LEARNING TOOL IN CLASS VIIIC SMP NEGERI 1 Tulung KLATEN DISTRICT ACADEMIC

YEAR 2010-2011, Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta Eleven March, July. 2010.

This study aims to determine the increase in the ability of the javelin style hops through the implementation of a learning tool on students' classroom VIIIC SMP Negeri 1 Klaten district Tulung 2010-2011 school year.

This study uses a method Classroom Action Research (PTK). Sources of data in this study students kelasXIIIC SMP Negeri 1 Tulung, academic year 2010/2011, amounting to 36 students. Data collection techniques by observation and assessment capabilities Hop javelin style. Data analysis techniques used in this study is descriptive based on the percentage.

Based on research results obtained conclusions: (1) learning model directly berbantukan tailed ball media, paper, newspaper and inserts, very good to enhance the ability of the javelin hop style graders Tulung XIIIC SMP Negeri 1. From the results of analysis obtained a significant increase of cycle I, the cycle II.prosentase learning ability of students prior to this that is equal to 36.1%, the cycle I javelin skills of students increased to 58.33% and the second cycle capacity increase to Siwa 80.55%.

It is pointed out that direct learning model berbantukan media learning tools in the form of ball-tailed, paper newspapers and inserts, very good to enhance the ability of the javelin-hop style on student classroom VIIIC SMP Negeri 1 Tulung years Doctrine 2010-2011. From the results of analysis obtained

a significant increase of cycle I and cycle II. Results ability javelin style I hop on a cycle of either category is 58.33% the number of students who completed the 21 students. In cycle II increased the percentage of the category Excellent for 80.55%, while students who complete 29 students.

commit to user vii

MOTTO

Tataplah masa depanmu dengan keyakinan. Hidup tanpa teman seperti mati tanpa saksi. Tiada hari tanpa olahraga.

commit to user viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

1. SMP Negeri 1 Tulung

2. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan aku.

3. Kakak dan adikku serta keponakanku nisa tersayang.

4. Candra Rini Agustina yang selalu mensuport aku.

5. Teman-teman penjaskesrek Angkatan 2006

6. Teman kos (Pakde Agus, Zaenal, Kempong, Andi, Alfa, Uput, Venda, Pak Rosi dan Pokjay) serta tim futsal Gembel, kalian-lah temman-teman yang selalu membantu aku sewaktu aku mengalami kesulitan.

7. Almamater

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Agus Margono, M.Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes. selaku pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kuliah.

5. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

7. Keluarga besar SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.

commit to user xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian ................. 27 Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data ............................................. 29 Tabel 3. Presentase target capaian ............................................................ 34 Tabel 4. Deskripsi kondisi awal ............................................................... 35 Tabel 5. Deskripsi hasil test belajar siswa ................................................ 62

commit to user xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Karakteristik gerak dasar lempar lembing ............................... 11 Gambar 2. Rangkaian gerak lempar lembing gaya hop ............................. 12 Gambar 3. Pembelajaran lempar lembing dengan kertas Koran ................ 22 Gambar 4. Pembelajaran lempar lembing dengan bola berekor................. 23

commit to user xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil keterampilan lempar lembing ...................................... 69 Lampiran 2. Catatan lapangan .................................................................. 75 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................... 88 Lampiran 4. Dokumentasi ....................................................................... 93

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Menurut Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001), bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani peserta didik. Oleh karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan yang penting dalam pengembangan pembelajaran. Banyak yang mengagap, kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani.

Maka dari itu pendidikan olahraga merupakan pendidikan yang utama untuk menunjang prestasi siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang sehat dalam dunia pendidikan harus meliputi beberapa hal sebagai berikut. Menurut Rachmat Djatun (1990: 35) adalah: (1) Anak Didik (2) Pendidik (3) Tujuan Pendidikan (4) Alat Pendidikan (5) Lingkungan Pendidikan.komponen- komponen tersebut harus ada di dalam berlangsungnya proses pembelaran.

Komponen-komponen diatas harus ada didalam berlangsungnya suatu pendidikan. Jadi pendidikan tidak akan berarti apabila tidak ada yang di didik, demikian pula dengan pendidikan juga tidak akan berjalan apabila tidak ada siapa

commit to user

yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan tidak ada gunanya kalau tidak ada tujuan.

Pendidikan jasmani di sekolah harus memenuhi konsep-konsep diatas, dan mempunyai tujuan tertentu yang mengarah ke tujuan pendidikan.Yaitu meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan bugarnya kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam mengikuti pembelajaran.

Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah- sekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah lanjutan telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah lanjutan pada umumnya kurang memadai. Guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara profesional, kurang berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan kemampuan dan ketrampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual. Benar bahwa mengingat kebanyakan guru pendidikan jasmani di sekolah menengah pertama kurang kreatif dalam memberikan model pembelajaran. Kebanyakan guru penjas hanya menekenkan hasil akhir tanpa memperhatikan proses pembelajaran.hal ini akan berdampak buruk bagi siswa karena kurangnya pengetahuan yang di berikan oleh guru dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan jasmani tidak akan tercapai, hal tersebut akan merusak citra guru penjas dimata siswa.

Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan jasmani cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja, sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Model metode-metode praktek ditekankan pada

commit to user

teacher centered dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak sesuai inisiatif sendiri.

Guru cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olah raga prestasi dalam pembelajarannya, sehingga dalam proses pembelajaranya jelas beda dari penjas itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses melainkan hasil akhir sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan seperti ini membuat siswa kurang senang bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan jasmani, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk memodifikasi olahraga sebagai suatu pendekatan alternatif dalam pengajaran pendidikan jasmani, mutlak perlu dilakukan. Guru harus memiliki kemampuan untuk memodifikasi ketrampilan yang hendak diajarkan agar sesuai tingkat perkembangan siswa. Guru dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam menciptakan pembelajaran, yang akan diberikan kepada siswa, sehingga tercipta pembelajaran yang aktif bagi siswa, atau menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah satunya kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang sederhana, guru kurang akan model- model pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa sehingga tercipta pembelajaran yang membosankan buat siswa.

Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Tulung kelas VIIIC, siswa-siswi di kelas tersebut masih mengalami kesulitan dalam melakukan teknik lempar lembing gaya hop. Sebagian besar siswa belum menguasai cara melakukan lemparan dan juga melakukan gerakan secara keseluruhan dengan benar. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai

commit to user

siswa dapat diketaui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing gaya hop.Dari jumlah siswa sebanyak 36 terdiri dari 18 siswi dan 18 siswa dengan hanya 13 siswa saja yang telah mencapai ketuntasan.Rata-rata nilai kelas menunjukan angka 36.1% dari jumlah siswa mendapat nilai dibawah 70. Besar jumlah rata-rata dan nilai siswa yang mendapat nilai dibawah 70 menjadi bukti kongkrit bahwa hasil belajar siswa-siswi di kelas VIIIC belum mencapai batas ketuntasan belajar siswa yang dipatok pada angka 70. Menunjukan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif, guru masih menjadi pusat pembelajaran, kurangnya model pembelajaran, gaya mengajar serta modifikasi dan media pembelajaran yang masih kurang untuk mencapai tujuan pendidikan. Penyebab masalah belajar dapat bersumber dari faktor interen dan ekstern, faktor dari dalam individu sendiri atau interen, misalnya motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal mencakup keluarga dan lingkungan sekitar yang dapat berupa guru, lingkungan, materi, media, dan metode yang digunakan guru. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan menurunkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Hasil observasi dan wawancara salah satu guru mata pelajaran pedidikan jasmani di SMP Negeri 1 Tulung menunjukan bahwa siswa-siswi SMP tersebut secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah, disamping beberapa siswa memiliki intelegensi diatas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas VIIIC memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya sendiri, mengantuk, malas-malasan dalam mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan.

Media yang digunakan guru pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Tulung masih sangat terbatas dan belum mampu membangkitkan kesenangan siswa terhadap materi ajar. Keterbatasan media dan tingginya tingkat kesulitan

commit to user

siswa memahami materi ajar memaksa guru harus lebih banyak menggunakan metode, agar siswa dapat memahami materi ajar meskipun hanya dengan dukungan media yang terbatas.

Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, guru perlu mengembangkan metode dan media pembelajaran yang dapat mempermudah siswa menerima pelajaran dengan baik. Sebuah media yang tidak hanya dapat diterima oleh siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi, tetapi juga mempertimbangkan efektifitas media bagi mereka yang memiliki tingkat pemahaman yang masih kurang.

Dalam memilih sebuah media alat bantu, seorang guru juga harus mempertimbangkan tingkat keekonomisan media yang akan digunakan. Biaya yang digunakan harus seimbang dengan yang akan diperoleh. Diutamakan penggunaan media dengan biaya pengeluaran seminimal mungkin tetapi memiliki banyak manfaat dan keunggulan dalam proses pembelajaran, materi yang diberikan juga harus sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, berisi hal-hal yang dekat dengan siswa, dan sebaiknya menarik perhatian siswa.

Modifikasi pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan penekanan pada berbagai aspek seperti materi, alat, ukuran lapangan, bentuk, jumlah pemain. Dengan modifikasi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar, minat atau partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa.

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam hal ini adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa media (bola berekor, kertas koran bekas) yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dalam mempelajari teknik dasar. Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu tersebut dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

commit to user

Alat bantu berupa bola berekor, kertas koran bekas dalam sebuah pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah menangkap materi ajar yang diberikan oleh guru. Dengan alat bantu tersebut dapat mengubah suasana menjadi lebih santai dan menyenangkan, bahkan siswa bisa tertarik untuk saling berkompetisi melewati alat bantu tersebut. Keadaan ini akan membantu menumbuhkan motivasi dan antusiasme terhadap materi ajar lempar lembing gaya hop karena para siswa cenderung lebih menyukai suasana kelas yang santai dari pada yang serius.

Dalam penelitian ini, modifikasi pendidikan jasmani difokuskan pada aspek media-alat yaitu modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop. Secara umum kendala yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran lempar lembing adalah kerterbatasan alat/tempat. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus kreatif untuk membuat strategi belajar yang baik, yaitu berupa modifikasi alat, tempat, model gaya mengajar lempar lembing gaya hop yang mendukung jalannya pembelajaran tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba modifikasi alat pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran 2010/2011 dengan materi teknik dasar lempar lembing gaya hop. Pembelajaran dengan pendekatan alat bantu berupa bola berekor, koran bekas bekas,untuk meningkatkan hasil lempar lembing gaya hop yang lebih baik dilakukan oleh siswa. Selain itu modifikasi pembelajaran ini untuk meningkatkan peran aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing gaya hop. Dengan penerapan modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memecahkan atau memberi jalan keluar yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop.

Tujuan modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop adalah agar siswa suka, senang mengikuti pembelajaran. Dengan perasaan suka akan pembelajaran tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias dalam pembelajaran serta lebih mudah menguasai materi yang diajarkan.

Guru dalam mengajarkan lempar lembing gaya hop harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan buat siswa,

commit to user

-»®¬¿ °»®¿´¿¬¿²ô -«-«²¿² µ»´±³°±µô ¹»®¿µ¿² ¬»µ²·µ ¼¿-¿® §¿²¹ ª¿®·¿¬·º -»¸·²¹¹¿ ³»³¾«¿¬ -·¬«¿-· °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ´»¾·¸ ³»²§»²¿¹µ¿² ¼¿´¿³ °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·¹ò

Ü¿®· °»®³¿-¿´¿¸¿² «³«³ §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· ¹«®« °»²¶¿- ¼¿´¿³ ³»²§¿³°¿·µ¿² ³¿¬»®· µ¸«-«-²§¿ ¬»µ²·µ ¼¿-¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ô ³¿µ¿ °»²»´·¬· ³»®¿-¿ ¬»®¬¿®·µ ³»´¿µ«µ¿² °»²·´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿- øÐÌÕ÷ °¿¼¿ -·-©¿ µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¼»²¹¿² ¶«¼«´ Ë°¿§¿ Ó»²·²¹µ¿¬µ¿² Õ»³¿³°«¿² Ô»³°¿® ´»³¾·²¹ Ù¿§¿ ر° Ó»´¿´«· л²»®¿°¿² ß´¿¬ Þ¿²¬« л³¾»´¿¶¿®¿² øл²»´·¬·¿² Ì·²¼¿µ¿² Õ»´¿-÷ п¼¿ Í·-©¿ Õ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ Ì¿¸«² ߶¿®¿² îðïðñîðïï ò л®³¿-¿´¿¸¿² ·²· °»²»´·¬· ¬»³«µ¿² µ»¬·µ¿ ±¾-»®ª¿-· ¼· ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ §¿·¬« °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò

B. Identifikasi Masalah

Þ»®¼¿-¿®µ¿² ´¿¬¿® ¾»´¿µ¿²¹ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·µ»³«µ¿µ¿² ¼·¿¬¿- ¼¿°¿¬ ¼··¼»²¬·º·µ¿-· ³¿-¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬æ

1. Þ¿²§¿µ µ»²¼¿´¿ §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· ¼¿´¿³ °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° ¼· µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ò

2. Ø¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° -·-©¿ µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ³¿-·¸ ®»²¼¿¸ò

3. Þ»´«³ ¼·µ»¬¿¸«· »º»µ¬·º·¬¿- °»²»®¿°¿² ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¬»®¸¿¼¿° ¸¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò

4. Ю±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¾»®´¿²¹-«²¹ ¼· µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¾»´«³ ³»²½¿°¿· ¸¿-·´ §¿²¹ ±°¬·³¿´ò Í»¸·²¹¹¿ °»®´« °»²¼»µ¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¾¿·µ ¼¿² ¬»°¿¬ò

5. Í·-©¿ µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¾»´«³ ³»²¹«¿-¿· ¬»µ²·µ ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò

commit to user

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari identifikasi masalah maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian dan menghindari perluasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung belum menguasai teknik lempar lembing gaya hop.

2. Hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung masih rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan alat bantu dalam pembelajaran penjasorkes dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop melalui alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru penjas SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten

a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran

commit to user

b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran yang akan dilakukan.

c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional.

2. Bagi Siswa kelas VIIIC

a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas, serta meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop.

b. Dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop, serta mendukung pencapaian prestasi lempar lembing gaya hop.

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Lempar Lembing

a. Pengertian Lempar Lembing

Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êé÷ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ Ÿ³»®«°¿µ¿² -¿´¿¸ -¿¬« µ»³¿³°«¿² ¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ ´»³¾·²¹ô -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ ܶ«³·¼¿® øîððéæ íòìî÷ ´»³°¿® ¿¼¿´¿¸ Ÿ¹»®¿µ¿² §¿²¹ ³»²§¿´«®µ¿² ¬»²¿¹¿ °¿¼¿ -«¿¬« ¾»²¼¿ §¿²¹ ³»²¹¸¿-·´µ¿² ¼¿§¿ °¿¼¿ ¾»²¼¿ ¬»®-»¾«¬ ¼»²¹¿² ³»³·´·µ· µ»µ«¿¬¿² µ» ¼»°¿² ¿¬¿« µ» ¿¬¿- ò

Ü¿®· °»²¹»®¬·¿² §¿²¹ ¼·¾»®·µ¿² °¿®¿ ¿¸´· ¬»®-»¾«¬ ¼¿°¿¬ ¼·¬¿®·µ µ»-·³°«´¿² ¾¿¸©¿ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ ³»®«°¿µ¿² -¿´¿¸ -¿¬« µ»³¿³°«¿² ¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ ´»³¾·²¹ô -»¶¿«¸ ³«²¹µ·²ò

b. Teknik Dasar Lempar Lembing

Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êéóêè÷ ³»²§¿¬¿µ¿² ¾¿¸©¿ ¬»µ²·µ ¼¿-¿® ³»´¿µ«µ¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬ æ ï÷ Ó»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿² Í¿¿¬ ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ô ¾¿¸« ¼¿² °·²¹¹«´ ´«®«- µ» ¼»°¿²ò Ô»³¾·²¹ ³»²¹¿®¿¸ µ» ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Í·-©¿ ³»²¹¹»®¿µµ¿² ´»³¾·²¹ µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¼»²¹¿² ¬¿²¹¿² ´«®«-ô -»³»²¬¿®¿ «¶«²¹ ´»³¾·²¹ ¼·¿²¹µ¿¬ µ» -«¼«¬ ´·²¬¿-¿²ò Þ¿¸« ¾»®°«¬¿® çðž µ» µ¿²¿² ¼¿² °·²¹¹«´ ¬»¬¿° ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò

î÷ Ô¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹ Õ¿µ· µ¿²¿² ³»´¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹ ¼· ¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò ײ· ³»³¾¿²¬« ³»²¹¹»®¿µµ¿² µ¿µ· ³»²¼¿¸«´«· ¾¿¼¿²ô ³·®·²¹µ¿² ¬«¾«¸ ¼¿² ³»³¾¿©¿ ¾¿¸« ¼¿² ¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» ¾»´¿µ¿²¹ò

í÷ б-·-· Ó»´»³°¿® Õ¿µ· µ·®· ³»´¿²¹µ¿¸ µ» ´«¿® ¼»²¹¿² °±-·-· ³»´»³°¿® ¼»²¹¿² ¬«³·¬ ³»²§»²¬«¸ °»®³«µ¿¿² ¬¿²¿¸ ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´«ò з²¹¹«´ ¾»®°«¬¿® µ» µ¿²¿² -»¸·²¹¹¿ °·²¹¹«´ µ·®· ¼·¿®¿¸µ¿² µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Õ¿µ· §¿²¹ ¾»®¿¼¿ ¼·¾»´¿µ¿²¹ ¼·¬»µ«µ

ïð

commit to user

°¿¼¿ ´«¬«¬ ¼¿² ¼·°«¬¿® µ» -¿³°·²¹ ´«¿®ò Ì«¾«¸ ¼·³·®·²¹µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¼¿² ¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»´»³°¿® ¼·´«®«-µ¿² -»°»²«¸²§¿ò

ì÷ Ô»³°¿®¿² Ô«¬«¬ µ¿²¿² ¼·°«¬¿® ¼»²¹¿² µ«¿¬ µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿² ¼¿² ³»³¿µ-¿ °·²¹¹«´ ¾»®¹»®¿µ µ»¿®¿¸ §¿²¹ -¿³¿ò з²¹¹«´ ¼··µ«¬· ±´»¸ ¼¿¼¿ô ¼·¼±®±²¹ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿² °¿µ-¿ -»¸·²¹¹¿ ¬«¾«¸ ³»²¶¿¼· -»°»®¬· ¾«-«®ò Ì¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ô -»µ¿®¿²¹ ¾»®¬·²¼¿µ -»¾¿¹¿· «¶«²¹ °»½«¬ §¿²¹ ¼·¬¿®·µ µ» ¼»°¿² °¿¼¿ µ»½»°¿¬¿² ¬·²¹¹· ¼· ¿¬¿- ¾¿¸«ò Ì«¾«¸ ¾»®¹»®¿µ µ» ¿¬¿- µ¿µ· µ·®· §¿²¹ ´«®«-ô ¼¿² ´»³¾·²¹ ¼·´»°¿-µ¿² ¼·¼»°¿² µ»°¿´¿ -·-©¿ò

ë÷ Í·µ¿° ßµ¸·® Í»¬»´¿¸ ´»³¾·²¹ ¼·´»°¿-µ¿²ô -·-©¿ ¬»®«- ¾»®¹»®¿µ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿² ³»³¾¿©¿ µ¿µ· µ¿²¿² µ» ¼»°¿² ¼¿² ³»²»³°¿¬µ¿²²§¿ ¼·¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò Ù»®¿µ¿² ·²· ³»²¿¸¿² ¹»®¿µ¿² ³¿¶« ¼¿² ³»²½»¹¿¸ -·-©¿ ³»´¿µ«µ¿² °»´¿²¹¹¿®¿²ò

Ù¿³¾¿® ïò Õ¿®¿µ¬»®·-¬·µ Ù»®¿µ Ü¿-¿® Ô»³°¿® Ô»³¾·²¹

øÇ«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿òô îððïæ êç÷

c. Lempar Lembing Gaya Hop ( Jingkat)

Ý¿®¿ ³»´¿µ«µ¿² ¹¿§¿ ¸±° ·²· ¿¼¿´¿¸ -»¬»´¿¸ ³»²¹¿³¾·´ ¿©¿´¿² ´¿®· ½»°¿¬ô ³¿µ¿ °¿¼¿ -¿¿¬ µ¿µ· µ¿²¿² -¿³°¿· °¿¼¿ ¬¿²¼¿ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·¬»²¬«µ¿² ¬¿²¹¿² µ¿²¿² ³«´¿· ¬»´¿¸ -»¼·µ·¬ ¼·´«®«-µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¾¿©¿¸ò Õ»³«¼·¿² -¿¿¬ µ¿µ· µ·®· ³»´¿²¹µ¿¸ ¼¿² ³»²¼¿®¿¬ô ³¿µ¿ ¼»²¹¿² ¬«³°«¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬¿¼· ¹»®¿µ¿² Ÿ¾»®¶·²¹µ¿¬ ¼·´¿µ«µ¿²ô ³»²¼¿®¿¬ ¼»²¹¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´« ¼¿² µ¿µ· µ·®· ´¿²¹-«²¹ ¼·¿§«² -»´»¾¿® ¼¿² -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» -¿³°·²¹ µ·®·ò Í¿¿¬ µ¿µ· µ·®· ³»²¼¿®¿¬ô µ¿µ· µ¿²¿² ¼·¬»µ«µ ¸·²¹¹¿ ¾¿¼¿² ¾»²¿®ó¾»²¿® ½±²¼±²¹ µ» µ¿²¿² ¼¿² ¾»®¿¬ ¾¿¼¿² -»¾¿¹·¿² ¾»-¿® ¶«¹¿ °¿¼¿ µ¿µ· µ¿²¿²ò п¼¿ -¿¿¬ ·²· ´»²¹¿² µ¿²¿² -«¼¿¸ ¼¿´¿³ -·µ¿° ´«®«- -»®±²¹ µ» ¾¿©¿¸ô ³¿¬¿ ´»³¾·²¹ ¼¿² °¿²¼¿²¹¿² ¬»®¿®¿¸ µ»

commit to user

sudut lemparan dan tangan kiri tetap diangkat relak. Saat inilah terjadi sikap melempar yang sebenarnya. Selanjutnya dengan didahului tekukan siku kanan segera lembing dibawa ke depan serong atas lewat di atas bahu. Gerakan menekuk siku kanan hampir bersamaan dengan meluruskan kaki kanan. Selanjutnya bersamaan dengan terkedangnya kaki kiri sikap tangan kanan sudah benar-benar lurus ke sudut lemparan, saat inilah lembing dilepaskan. Terlepasnya lembing tadi segera diikuti oleh kaki kanan ke depan untuk menahan jangan sampai badan terjerumus melewati garis lempar.

Gambar 2. Rangkaian Gerak Lempar Lembing Gaya Hop

2. Pembelajaran

a. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai

commit to user

sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik.

Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning ) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai tujuan pendidikan.

b. Hakekat Pembelajaran

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.

Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran

commit to user

¿¼¿´¿¸ µ»¹·¿¬¿² ¬·³¾¿´ ¾¿´·µ ¼¿² -¿´·²¹ ³»³°»²¹¿®«¸· ¿²¬¿®¿ ¹«®« ¼»²¹¿² °»-»®¬¿ ¼·¼·µò

л³¾»´¿¶¿®¿² ³»®«°¿µ¿² «°¿§¿ -·-¬»³¿¬·- ¼¿² -·-¬»³·µ «²¬«µ ³»³º¿-·´·¬¿-· ¼¿² ³»²·²¹µ¿¬µ¿² °®±-»- ¾»´¿¶¿®ô ³¿µ¿ µ»¹·¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿² ¾»®µ¿·¬¿² »®¿¬ ¶»²·- ¸¿µ·µ¿¬ ¼¿² ¶»²·- ¾»´¿¶¿® -»®¬¿ ¸¿-·´ ¾»´¿¶¿® ¬»®-»¾«¬ò Õ»¹·¿¬¿² ¾»´¿¶¿® ³»®«°¿µ¿² ³¿-¿´¿¸ §¿²¹ -¿²¹¿¬ µ±³°´»µ- ¼¿² ³»´·¾¿¬µ¿² µ»-»´«®«¸¿² ¿-°»µ °-·µ±óº·-·µô ¾«µ¿² -¿¶¿ ¿-°»µ µ»¶·©¿¿²ô ¬»¬¿°· ¶«¹¿ ¿-°»µ ²»«®±óº·-·±´±¹·-ò Ò¿³«² -»¬»´¿¸ ¹«®« ¾»®«-¿¸¿ «²¬«µ ³»³«-¿¬µ¿²§¿ ¼¿² ³»²¿²¹µ¿° °»®¸¿¬·¿² -·-©¿ °¿¼¿ °»®·-¬·©¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² ³¿µ¿ -»-«¿¬« §¿²¹ ¿-·²¹ ·¬« ³»²¶¿¼· ¾»®¿²¹-«®ó¿²¹-«® ¾»®µ«®¿²¹ò Ñ´»¸ µ®»²¿ ·¬«ô ¹«®« ¸¿®«- ³»²¹«°¿§¿µ¿² -»³¿µ-·³¿´ ³«²¹µ·² °»²¿¬¿¿² ´·²¹µ«²¹¿² ¾»´¿¶¿® ¼¿² °»®»²½¿²¿¿² ³¿¬»®· ¿¹¿® ¬»®¶¿¼· °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² ¼·¼¿´¿³ ³¿«°«² ¼·´«¿® µ»´¿-ò

Ü»²¹¿² ¼»³·µ·¿² °®±-»- ¾»´¿¶¿® ¾·-¿ ¬»®¶¿¼· ¼· µ»´¿-ô ´·²¹µ«²¹¿² -»µ±´¿¸ô ¼¿² ¼¿´¿³ µ»¸·¼«°¿² ³¿-§¿®¿µ¿¬ô ¬»®³¿-«µ ¼¿´¿³ ¾»²¬«µ ·²¬»®¿µ-· -±½·¿´ µ«´¬«®¿´ ³»´¿´«· ³»¼·¿ ³¿--¿ò Ü¿´¿³ µ±²¬»µ- °»²¼·¼·µ¿² ²±² º±®³¿´ ¶«-¬®« -»¾¿´·µ²§¿ °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² -»¾¿¹·¿² ¾»-¿® ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ ´·²¹µ«²¹¿² ³¿-§¿®¿µ¿¬ô ¬»®³¿-«µ ¼«²·¿ µ»®¶¿ô ³»¼·¿ ³¿--¿ ¼¿² ´¿·² -»¾¿¹¿·²§¿ò Ø¿²§¿ Í»¾¿¹·¿² µ»½·´ -¿¶¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² ¬»®¶¿¼· ¼· µ»´¿- ¼¿² ´·²¹µ«²¹¿²ò

Ó»²«®«¬ °¿-¿´ ï ¾«¬·® îð ËË Ò± ¬¿¸«² îððí ¬»²¬¿²¹ Í·-¼·µ²¿- °»³¾»´¿¶¿®¿² ¿¼¿´¿¸ ŸÐ®±-»- ·²¬»®¿µ-· °»-»®¬¿ ¼·¼·µ ¼¿² -«³¾»® ¾»´¿¶¿® °¿¼¿ -«¿¬« ´·²¹µ«²¹¿² ¾»´¿¶¿® ¶¿¼· µ·¬¿ ¼¿°¿¬ ³»²¹»¬¿¸«· ¾¿¸©¿ ½·®· °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿·¬« ·²·-·¿-·ô º¿-·´·¬¿-·ô ¼¿² °»²·²¹µ¿¬¿² °®±-»- ¾»´¿¶¿® -·-©¿ ·²· ³»²«¶«µ¿² ¾¿¸©¿ «²-«® µ»-»²¹¿¶¿¿² ¼¿®· °·¸¿µ ¼·´«¿® ·²¼·ª·¼« §¿²¹ ³»´¿µ«µ¿² °®±-»- ¾»´¿¶¿®ô ¼¿´¿³ ¸¿´ ·²· °»²¼·¼·µ -»½¿®¿ °»®±®¿²¹¿² ¿¬¿« µ±´»µ¬·º ¼¿´¿³ -«¿¬« -·-¬»³ô ³»®«°¿µ¿² ½·®· «¬¿³¿ ¼¿´¿³ °»³¾»´¿¶¿®¿²ò

Õ»¹·¿¬¿² ³»²¹¿¶¿® -»´¿´« ¬»®µ¿·¬ ´¿²¹-«²¹ ¼»²¹¿² ¬«¶«¿² §¿²¹ ¶»´¿-ò ײ· ¾»®¿®¬·ô °®±-»- ³»²¹¿¶¿® ·¬« ¬·¼¿µ ¾»¹·¬« ¾»®³¿µ²¿ ¶·µ¿ ¬«¶«¿²²§¿ ¬·¼¿µ ¶»´¿-ò Ö·µ¿ ¬«¶«¿² ¬·¼¿µ ¶»´¿- ³¿µ¿ ·-· °»²¹¿¶¿®¿² ¾»®·µ«¬ ³»¬±¼» ³»²¹¿¶¿® ¶«¹¿ ¬·¼¿µ ³»²¹¿²¼«²¹ ¿°¿ó¿°¿ò Ñ´»¸ µ¿®»²¿ ·¬«ô -»±®¿²¹ ¹«®« ¸¿®«- ³»²§¿¼¿®· ¾»²¿®ó¾»²¿® µ»¬»®µ¿·¬¿² ¿²¬¿®¿ ¬«¶«¿²ô °»²¹¿´¿³¿² ¾»´¿¶¿®ô ³»¬±¼»ô ¼¿² ¾¿¸µ¿² ½¿®¿ ³»²¹«µ«® °»®«¾¿¸¿² ¿¬¿« µ»³¿¶«¿² §¿²¹ ¼·½¿°¿·ò ˲¬«µ ³»²½¿°¿· ¬«¶«¿² §¿²¹ ¬»´¿¸

commit to user

ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi pengetauan,

menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai

dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu:

Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni:

1) Merencanakan program belajar mengajar.

2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.

3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.

4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.

Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan Yudah M.Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa:

Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.

Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajran dapat tercapai. Hal yang

commit to user

terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:

1) Berpusat pada siswa

2) Belajar dengan melakukan

3) Mengembangkan kemampuan sosial

4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah

5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah

6) Mengembangkan kreatifitas siswa

7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi

8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik

9) Belajar sepanjang hayat

Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

commit to user

3. Media Pembelajaran

¿ò Pengertian Media Pembelajaran Ó»¼·¿ ø¾»²¬«µ ¶¿³¿µ ¼¿®· µ¿¬¿ ³»¼·«³÷ô ³»®«°¿µ¿² µ¿¬¿ §¿²¹ ¾»®¿-¿´ ¼¿®· ¾¿¸¿-¿ ´¿¬·² medius, §¿²¹ -»½¿®¿ ¸¿®º·¿¸ ¾»®¿®¬· Ÿ¬»²¹¿¸ô °»®¿²¬¿®¿ô ¿¬¿« °»²¹¿²¬¿® ø¿®-§¿¼ô îððî÷ò Ñ´»¸ µ¿®»²¿ ·¬« ³»¼·¿ ¼¿°¿¬ ¼·¿®¬·µ¿² -»¾¿¹¿· °»®¿²¬¿®¿ ¿¬¿« °»²¹¿²¬¿® °»-¿² ¼¿®· °»²¹·®·³ µ» °»²»®·³¿ °»-¿²ò Ó»¼·¿ ¼¿°¿¬ ¾»®«°¿ -»-«¿¬« ¾¿¸¿²ô ¿¬¿« ¿´¿¬ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ Ù»®´¿½¸ ú Û´§ ø¼¿´¿³ ß®-§¿¼ô îððî÷ô ¾¿¸©¿ ³»¼·¿ ¶·µ¿ ¼·°¿¸¿³· -»½¿®¿ ¹¿®·- ¾»-¿® ¿¼¿´¿¸ ³¿²«-·¿ô ³¿¬»®·ô ¿¬¿« µ»¶¿¼·¿² §¿²¹ ³»³¾¿²¹«² µ±²¼·-·ô §¿²¹ ³»²§»¾¿¾µ¿² -·-©¿ ³¿³°« ³»³°»®±´»¸ °»²¹»¬¿«¸¿²ô µ»¬»®¿³°·´¿²ô ¿¬¿« -·µ¿°ò Ö¿¼· ³»²«®«¬ °»²¹»®¬·¿² ·²·ô ¹«®«ô ¬»³¿² -»¾¿§¿ô ¾«µ« ¬»µ-ô ´·²¹µ«²¹¿² -»µ±´¿¸ ¼¿² ´«¿® -»µ±´¿¸ô ¾¿¹· -»±®¿²¹ -·-©¿ ³»®«°¿µ¿² ³»¼·¿ò Þ¿²§¿µ ¾¿¬¿-¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ô Association of Education and Comunication Technology øßÛÝÌ÷ ³»³¾»®·µ¿² °»²¹»®¬·¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ -»¾¿¹¿· -¿´¿¸ -¿¬« ¾»²¬«µ ¼¿² -¿´«®¿² §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² «²¬«µ ³»²§¿³°¿·µ¿² °»-¿² ¼¿² ·²º±®³¿-·ò Ü¿´¿³ ¼«²·¿ °»²¼·¼·µ¿²ô -»®·²¹µ¿´· ·-¬·´¿¸ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¿¬¿« ³»¼·¿ µ±³«²·µ¿-· ¼·¹«²¿µ¿² -»½¿®¿ ¾»®¹¿²¬·¿² ¿¬¿« -»¾¿¹¿· °»²¹¹¿²¬· ·-¬·´¿¸ ³»¼·¿ °»²¼·¼·µ¿² ø°»³¾»´¿¶¿®¿²÷ò Í»°»®¬· §¿²¹ ¼·µ»³«µ¿µ¿² Ø¿³¿´·µ øïççì÷ ¾¿¸©¿ ¼»²¹¿² °»²¹¹«²¿¿ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¾»®«°¿ ³»¼·¿ µ±³«²·µ¿-·ô ¸«¾«²¹¿² µ±³«²·µ¿-· ¿µ¿² ¼¿°¿¬ ¾»®¶¿´¿² ¼»²¹¿² ´¿²½¿® ¼¿² ¼»²¹¿² ¸¿-·´ §¿²¹ ³¿µ-·³¿´ ò

Ó»¼·¿ ³»®«°¿µ¿² -¿®¿²¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² «²¬«µ ³»²§¿³°¿·µ¿² ·²º±®³¿-· µ»°¿¼¿ -·-©¿ §¿²¹ ¾»®¬«¶«¿² «²¬«µ ³»³¾«¿¬ ¬¿¸« -·-©¿ò ³»¼·¿ ¿¼¿´¿¸ °»³¾¿©¿ °»-¿² §¿²¹ ¾»®¿-¿´ ¼¿®· -«¿¬« -«³¾»® °»-¿² ø¼¿°¿¬ ¾»®«°¿ ±®¿²¹ ¿¬¿« ¾»²¼¿÷ µ»°¿¼¿ °»²»®·³¿ °»-¿²ò Ü¿´¿³ °®±-»- ¾»´¿¶¿® ³»²¹¿¶¿® °»²»®·³¿ °»-¿² ·¬« ·¿´¿¸ -·-©¿ò л³¾¿©¿ °»-¿² ø³»¼·¿÷ ·¬« ¾»®·²¬»®¿µ-· ¼»²¹¿² -·-©¿ ³»´¿´«· ·²¼»®¿ ³»®»µ¿ò Í·-©¿ ¼·®¿²¹-¿²¹ ¼»²¹¿² ³»¼·¿ ·¬« «²¬«µ ³»²¹¹«²¿µ¿² ·²¼»®¿²§¿ «²¬«µ ³»²»®·³¿ ·²º±®³¿-·ò Õ¿¼¿²¹óµ¿¼¿²¹ -·-©¿ ¼·¬«²¬«¬ «²¬«µ ³»²¹¹«²¿µ¿² µ±³¾·²¿-· ¼¿®· ¾»¾»®¿°¿ ·²¼»®¿ -«°¿§¿ ¼¿°¿¬ ³»²»®·³¿ °»-¿² ·¬« ´»¾·¸ ´»²¹µ¿°ò

commit to user

Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Dengan perkataan lain pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunasikan dengan baik kepada siswa. Sehingga dengan adanya media itu mempermudah siswa dalam menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

b. Peran dan Kegunaan Media

Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut dependent media. Sebagai alat bantu efektifitas media itu sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunkan alat tersebut, tetapi kalau guru kurang kreatif atau tak banyak memanfaattkannya siswa tak akan banyak belajar dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai dan kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri, disebut independent media. Media itu dirancang dan dikembangkan dan diproduksi secara sistematik, serta dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Contohnya media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio, TV, video dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk belajar secara mandiri. Siswa diminta belajar dari berbagai media dan sumber belajar yang lain yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam sistem belajar ini media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu fungsi dalam memberikan informasi atau isi pelajaran. Kalau sistem belajar mengajar seperti ini dapat diterapkan, ada beberapa keuntungan yang diperoleh:

1) Guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membantu siswa yang lemah. Sementara siswa sibuk belajar sendiri, guru dapat memberikan bantuan kepada siswa yang lebih membutuhkan.

2) Siswa akan belajar secara aktif

commit to user

3) Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masing-masing

4) Namun dmikian perlu disadari benar-benar bahwa sistem ini digunakan,guru perlu membuat persiapan yang matang dan perlu penyediaan media dan peralatan belajar yang cukup.

c. Kriteria Pemilihan Media

Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka media tersebut dapat dimanfaatkan. Salah satu kriteria yang harus digunakan dalam pemilihan media yaitu sesuai dengan faktor-faktor diatas. Dick dan Carey (1978) menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yaitu: 1) Ketersediaan sumber 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas

3) Keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan (umur) media 4) Efektifitas media untuk waktu yang panjang Atas dasar uraian mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media dan saran yang diberikan oleh Dick dan Cery dapat disajikan kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut:

1) Tujuan Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu proses,media gerak seperti video, film atau TV merupakan pilihn yang sesuai. Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu ketrampilan dalam menggunakan alat tertentu.sehingga membutuhkan media yang tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

2) Karakteristik siswa Berapa jumlahnya? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya mengajarnya? Dan berbagai karakteristik yang mempengaruhi pemilihan media itu.

3) Karakteristik media Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan dan keterbatasan masing-masing media.

4) Alokasi waktu Cukupkah waktu untuk kegiatan perancangan,pengembangan,pengadaan ataupun penyajian

5) Ketersediaan Tersediakah media yang diperlukan?tersediakah layanan purna jualnya? Apakah tenaga pengelolanya?

commit to user

6) Efektifitas Apakah efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan? Efektif untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama?

7) Kapatibilitas Apakah penggunaan alat tersebut tidak bertentangan dengan norma- norma yang berlaku? Tersediakah sarana penunjang pengoperasianya? Bagaimana daya tahan umurnya?

8) Biaya Cukupkah dana yang diperlukan untuk pengadaan, pengelolaan dan pemeliharaannya?

3. Alat Bantu Pembelajaran

a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran.

Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu objek sehingga mempermudah persepsi.

Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut:

1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan

2) Mencapai sasaran yang lebih banyak

3) Membatu mengatasi hambatan bahasa

4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan

5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.

6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain

7) Mempermudah peyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan.

8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan seperti diuraikan diatas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera.

commit to user

b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik

Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep- konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa mejadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.

1) Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Kertas

Koran Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar lempar lembing yang pelaksaannya sebuah lembing digantikan oleh bola yang terbuat dari kertas koran yang dibuat menyerupai bola. Dengan bola dari kertas, saat pembelajaran siswa tdak akan mengalami kesulitan dalam mempraktekkan gerakannya karena ringan dan bentuknya masih sederhana. Sehingga siswa akan terpacu untuk melakukan gerakan-gerakan dasar melempar. Salah satu bentuk kegiatannya adalah tampak seperti gambar dibawah ini, yaitu menyusun kotak kardus, kemudian melemparinya dengan bola dari kertas koran dan terakhir disusun kembali.

commit to user

Gambar 3. Pembelajaran Lempar lembing dengan Kertas Koran

2) Pembelajara Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Bola

Berekor Pembelajaran gerak dasar lempar lembingpun dapat menggunakan bola tenis berekor. Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar lempar lembing yang pelaksanaannya sebuah lembing digantikan oleh sebuah bola yang diberi ekor. Pembelajaran dengan bola berekor ini bertujuan lebih mendekatkan ke alat sesungguhnya serta gerakan melempar dari atas. Pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran lempar lembing serta siswa akan lebih tertarik karena terdapat alat modifikasinya. Penggunaan bola berekor ini mempunyai banyak keuntungan antara lain: akan mengurangi lajunya bola, terlihat menarik jika dilempar-lempar, dapat dilakukan dengan pendekatan gaya pemberian tugas, bahayanya relatif kecil, dan dan dapat pula melakukan lontaran dengan jalan dipegang talinya.

commit to user

Salah satu kegiatan tersebut adalah seperti terlihat dalam pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. Pembelajaran Lempar Lembing dengan Bola Berekor

Jarak antar barisan siswa dapat bervariasi disesuaikan dengan kemampuan siswa kita, serta formasinya juga dapat kita berubah-ubah. Kegiatan tersebut tidak hanya bagi kelas atas, namun kelas rendahpun juga dapat diperkenalkan dengan kegiatan seperti itu.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik teknik dasar lempar lembing gaya hop. Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi

commit to user