PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR “PENYESALAN PAK TOHA” DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KESADARAN PELESTARIAN HUTAN BAGI ANAK-ANAK

PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR “PENYESALAN PAK TOHA” DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KESADARAN PELESTARIAN HUTAN BAGI ANAK-ANAK

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Sarjana pada Jurusan Desain Komunikasi Visual

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

oleh: YUDHA PRADANA MUANTYA C0707042

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

commit to user

ii

commit to user

iii

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Dengan tulus kupersembahkan karya sederhana ini untuk : Ibu, Bapak dan keluarga tercinta

commit to user

MOTTO

Keterbatasan pada diriku merupakan modal untuk kreatif dan membuatku bersyukur Yudha Pradana Muantya

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. M. Suharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual.

2. Jazuli Abdin Munib, S.Sn, selaku Pembimbing I Tugas Akhir.

3. Anugerah Irfan Ismail, S.Sn, selaku Pembimbing II Tugas Akhir.

4. Esty Wulandari, S. Sos, M. Si, selaku sekretaris sidang TA.

5. Awam Prakoso yang telah bekerja sama memberikan dongengnya .

6. Ibu, Ayah dan Adik-adikku yang selalu mendukungku.

7. Teman-teman DKV UNS, dan semua pihak yang telah banyak membantu.

Akhirnya penulis berharap penyusunan Konsep Pengantar Karya Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Buku Cerita Bergambar “Penyesalan Pak Toha” Dalam Upaya Menumbuhkan Kesadaran Pelestarian Hutan Bagi Anak-anak ini dapat berguna. Meskipun demikian, penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dan banyak hal yang harus dipelajari. Kritik dan saran penulis harapkan dan semoga dapat menjadikan ini lebih baik.

Surakarta, 24 Januari 2012

Penulis

Yudha Pradana Muantya

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. HALAMAN MOTTO …………………………………………………….. HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. KATA PENGANTAR …………………………………………………….. DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ABSTRAK …...………...…………………………………….……...……..

ABSTRACT …...………...…………………………………….……......….. BAB I. PENDAHULUAN …………………….…………………………

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………

B. Rumusan Masalah …………………………………………….

C. Tujuan Perancangan …………………………………………

D. Target Market dan Target Audience …………………………

E. Target Visual ………………………………………………….

F. Metode Penelitian …………………………………………….

BAB II. KAJIAN TEORI ………………………………………….……

A. Tinjauan tentang Buku …………………………………..…..

1. Pengertian Buku ………………………………………….

2. Sejarah Buku ……………………………………………..

i ii iii iv

v vi vii xii

xiii

commit to user

viii

3. Jenis-jenis Buku ………….………………………..……

4. Tata Aturan Halaman Buku ………..……………..……..

B. Tinjauan tentang Cerita Bergsmbar………….………………

1. Pengertian Cerita Bergambar .……………………………

2. Pentingnya Cerita Bagi Anak ..…………………………..

3. Jenis Cerita ……….…….…………………………..……

4. Fungsi Grafis ………………..……………………..……

5. Fungsi Cerita Bergambar dalam Pendidikan………..……

6. Teknik Bercerita dengan Buku Cerita Bergambar ……….

7. Jenis Buku Cerita Bergambar ………………………..….

8. Karakter Buku dengan Gambar ……………………..…..

C. Tinjauan tentang Dongeng ..…………………………..……..

1. Pengertian Dongeng ..……………………………..……..

2. Sejarah Dongeng …………………………………..……..

3. Pengelompokan Dongeng ………………………..………

4. Mafaat Dongeng bagi Anak-anak ……………..……..…

D. Tinjauan tentang Ilustrasi …..…………………………..……

1. Pengertian Ilustrasi ……………………………………….

2. Fungsi Ilustrasi .…………………………………………..

3. Sejarah Ilustrasi ………………….………………..……..

E. Tinjauan tentang Visual …………..…………………….……

1. Pengertian Visual ………………………………….…..…

F. Tinjauan Anak Usia Dini …………………..………….……..

11

13

14

14

16

18

19

19

20

24

27

34

34

34

35

36

36

36

37

37

38

38

39

commit to user

ix

1. Pengertian Anak Usia Dini …………………….……..….

2. Karakteristik Anak Usia Dini ………………….….….…..

3. Perkembangan Anak Usia Dini ………………….……....

G. Tinjauan tentang Hutan …………………….………….…….

1. Pengertian Hutan ..………………………………………..

2. Sifat-sifat Hutan ………………..…………………...……

3. Penggolongan Hutan ...……………………………..……

4. Manfaat Hutan ………………………………………...…

5. Metode Pelestarian Hutan Akibat Eksploitasi Berlebih ….

BAB III. IDENTIFIKASI DATA …………………………………….…..

A. Identifikasi Data Produk ……….……………………….…..

1. Keadaan Umum Hutan di Indonesia ……………………..

2. Analisis Data …………………………………….…..…..

3. Cerita Bergambar untuk Anak-anak…………………...…

4. Buku Cergam Penyesalan Pak Toha ………………..…..

5. Profil Kak Awam …………………………………..……

6. Naskah Asli Penyesalan Pak Toha …………………..….

B. Pembanding …………………………………………………

1. Cergam Kisah Semut dan Kutu Daun ………………..….

2. Cergam Wishakti Dan Kisah Raja Omar ……………..…

C. Analisis Swot …………………………………………..…….

D. Positioning ………………………………….………..………

E. USP (unique Selling Preposition) ..…………………………

39

39

41

42

42

43

44

46

46

48

48

48

52

57

60

60

63

67

67

68

70

72

72

commit to user

BAB IV. KONSEP KREATIF PERANCANGAN DAN

PERENCANAAN MEDIA ………………………………….…

A. Metode Perancangan ………..……………………………….

B. Spesifikasi Buku ………..……………………………...……

C. Konsep Kreatif………………………………………………..

1. Karakter Tokoh …………………………………………..

2. Ilustrasi …………………………………………………..

3. Layout atau Tata Letak ……………………………….….

4. Tipografi ………………………...……………………….

5. Warna …………………………………………………….

6. Story Line ………………………………………….……..

D. Pemilihan Media ……………………..……………….……..

1. Target Karya .…………….…….……………….……….

2. Media Promosi ………………….…………….…………

3. Material Promosi ……………….……………………….

4. Merchandise …..……………….………….……………..

E. Media Placement ………….………………………………...

F. Prediksi Biaya …………….………………………………...

BAB V. VISUALISASI KARYA ………………….……………………

A. Perancangan Buku Cerita Bergambar Penyesalan Pak Toha ..

B. Media Promosi……..………………………………………...

BAB VI. PENUTUP ……………………………………………………….

A. Kesimpulan……………..……………………………………

74

74

75

75

75

79

81

82

86

87

89

89

90

90

90

91

94

97

97 115 123 123

commit to user

xi

B. Saran……..……………………………………………….......

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… LAMPIRAN ………………………………………………………….…….

123 124 125

commit to user

xii

PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR “PENYESALAN PAK TOHA” DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KESADARAN PELESTARIAN HUTAN BAGI ANAK-ANAK

Yudha Pradana Muantya 1

Jazuli Abdin Munib, S.Sn 2 Anugrah Irfan Ismail, S.Sn 3

ABSTRAK

Yudha Pradana Muantya, 2011. Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Buku Cerita Bergambar “Penyesalan Pak Toha” Dalam Upaya Menumbuhkan Kesadaran Pelestarian Hutan Bagi Anak-anak. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana merancang buku cerita bergambar Penyesalan Pak Toha yang cocok bagi anak-nak, dikemas secara ekslusif, serta media tersebut mampu menumbuhkan kesadaran pelestarian hutan bagi anak- anak. Keadaan hutan Indonesia yang semakin buruk dikarenakan ulah manusia itu sendiri. Tidak adanya kesadaran pentingnya hutan menjadi salah satu penyebabnya. Untuk itu perlu menumbuhkan kesadaran tersebut sejak dini, yaitu saat anak-anak. Salah satu media yang tepat adalah cerita bergambar. Media tersebut tidak hanya harus sesuai dengan anak-anak, tapi juga harus memiliki nilai artistik agar menarik minat targetnya. Diharapkan lewat media cerita bergambar tersebut mampu menumbuhkan kesadaran pentingnya pelestarian hutan bagi anak- anak agar kelak tercipta generasi yang cinta terhadap hutan. Dengan demikian dapat menyelamatkan keadaan hutan kita.

1. Mahasiswa Jurusan Deskomvis Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM C 0707042 2. Jazuli Abdin Munib, S.Sn sebagai Dosen Pembimbing I

3. Anugrah Irfan Ismail, S.Sn sebagai Dosen Pembimbing II

commit to user

xiii

DESIGNING PICTURE BO OK “PENYESALAN PAK TOHA” IN THE EFFORT TO BRING AWARENESS OF FOREST CONSERVATION FOR CHILDREN

Yudha Pradana Muantya 4

Jazuli Abdin Munib, S.Sn 5 Anugrah Irfan Ismail, S.Sn 6

ABSTRACT

Yudha Pradana Muantya, 2011. This Final Project’s preface has a title

Designing Picture Book “Penyesalan Pak Toha” in the effort to bring

awareness of forest conservation for children. A problem that research here is how to create picture book Penyesalan Pak Toha would be convenient for children, exclusive packed, and that media can bring awareness of forest conservation for children. Worsened indonesian forest because of human deportment. There is not awareness of forest becomes one of its reason. For it, to need give that awareness early on, which is while children. One of media in point is picture book. That media not only has to correspond to children, but also have that artistic point and pull for target yen. Expected by that picture book media can give awareness the importance for abiding it forest for children so composes generation that loves to forest. Thus, that can save our forest situation.

Student of Visual Communication Design Department, Faculty of Letters, Sebelas Maret University, Student Number C0707042

5 Jazuli Abdin Munib, S.Sn, as The First Consultant 6 Anugrah Irfan Ismail, S.Sn, as The Second Consultant

Yudha Pradana Muantya 1 Jazuli Abdin Munib, S.Sn 2 Anugrah Irfan Ismail, S.Sn 3

ABSTRAK

2011. Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Buku Cerita Bergambar “Penyesalan Pak Toha” Dalam Upaya Menumbuhkan Kesadaran Pelestarian Hutan Bagi Anak-anak. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana merancang buku cerita bergambar Penyesalan Pak Toha yang cocok bagi anak-nak, dikemas secara ekslusif, serta media tersebut mampu menumbuhkan kesadaran pelestarian hutan bagi anak-anak. Keadaan hutan Indonesia yang semakin buruk dikarenakan ulah manusia itu sendiri. Tidak adanya kesadaran pentingnya hutan menjadi salah satu penyebabnya. Untuk itu perlu menumbuhkan kesadaran tersebut sejak dini, yaitu saat anak-anak. Salah satu media yang tepat adalah cerita bergambar. Media tersebut tidak hanya harus sesuai dengan anak-anak, tapi juga harus memiliki nilai artistik agar menarik minat targetnya. Diharapkan lewat media cerita bergambar tersebut mampu menumbuhkan kesadaran pentingnya pelestarian hutan bagi anak-anak agar kelak tercipta generasi yang cinta terhadap hutan. Dengan demikian dapat menyelamatkan keadaan hutan kita.

1 Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual dengan NIM C0707042 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II

commit to user

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Hutan-hutan Indonesia memilikikeanekaragamanhayati yang tertinggi di dunia, meskipunluasdaratannyahanya 1,3%dariluasdaratan di permukaanBumi. Hutansebagaisuatuekosistemtidakhanyamenyimpansumberdayaalamberupakayu, tetapimasihbanyakpotensi

non

kayu

yang dapatdiambilmanfaatnyaolehmasyarakatmelaluibudidayatanamanpertanianpadalahanh utan.Sebagaifungsiekosistem,hutansangatberperandalamberbagaihalsepertipenyediasu mber

flora dan fauna, danperanpenyeimbanglingkungan,

sertamencegahtimbulnyapemanasan global.Kebakaranhutanterbesar yang pernahterjadi di Indonesia pada 1997, membuathampir 70%hutanterbakar.Kerusakanhutanbertambahketikapenebangan liar marakterjadi.Selainuntukmendapatkankayu, alasanlainnyaadalahuntukpembukaanlahanperkebunandanpertanian.Namun, pembukaanlahan

yang

dilakukansangatlahberlebihan.Beberapadampak yang ditimbulkanantara

lain rusaknyaekosistemhutansampaihilangnyafungsihutansebagaipengikat

air waktuhujanturunsangatlebat. Akibatnyaseringterjadibanjir. Masalahpadahutantersebutseringterjadikarenakurangnyakesadarantentangpel estarianhutan.Salah satucaramenumbuhkankesadaranpelestarianhutanadalahdenganpendidikan. Pendidikanmerupakansebuahkonsepmerubahpolafikirterhadapgenerasi

yang akandatang.

Pendidikanmengenaipentingnyahutanperludiberikansejakdarianak-

commit to user

Pendidikanpelestarianhutanbagiusiadini yang

dirasacocokadalahmelaluiceritadongeng.Anak-anaksangatlahsukaterhadapcerita- ceritadongeng.Melaluidongeng, seorangpendidikjugadapatmerangsangkecerdasanintelegensia, kemampuanberpikirsecaralogissistematis, kemampuanberiteraksidengansesamaanak.Selainitu,

kecerdasanhati yang meliputikecerdasanemosionaldan

spiritual adapadadongeng.Jikaselamainiasupanpendidikanlebihditekankanpadapengembangank ecerdasanintelegensiaanakdidik, lewatdongenganakjugabisamengasahkecerdasanhati, karenabanyakdongengbaik

yang berasaldarinusantaramaupundarimancanegaramengusungnilai

moral dasar.Ceritadongengdapatdisisipkanpesan

moral mengenaipentingnyapelestarianhutan.

memilikipesan moral mengenaipelestarianhutanadalah

“Penyesalan

Pak

Toha”.Cerita yang disampaikanmudahdimengertiolehanak-anak.Selainitu,

bahasa yang digunakantergolongsederhanasehinggaanak-anakmudahmengertipesan

yang disampaikan.CeritadongengtersebutdibuatolehKakAwam.Beliauadalahseorangpendon geng yang berkompeten di bidangnya.

Media yang dapatdigunakanuntukmenunjangpendidikanakanpelestarianhutanadalahbukuceritaberg ambar.Bukuceritabergambarmemuatpesanmelaluiilustrasidantekstertulis.Keduaeleme

commit to user

verbalyaitumelaluiilustrasi. Secarakhususilustrasiberfungsiuntukmenarikperhatian, memperjelassajian

ide,

mengilustrasikanataumenghiasifakta yangmungkinakancepatdilupakandandiabaikanbilatidakdigrafiskan. Denganmenambah visual berartimenaikkaningatandari 14% ke38%. Sepertihalnyajikapendidikanpelestarianhutandilengkapidenganilustrasi yang menarik, tentunyaanak-anakakanmudahmengingatisicerita

Belajardarifenomenatersebut, penulistertarikuntukmengangkatperancanganceritadongeng “Penyesalan

Pak Toha ”dalamsebuahceritabergambardengantujuanmenumbuhkankesadaranpelestarianh utanbagianak- anak.Diharapkandenganperancangantersebutdapatmemberipengetahuanbagianak- anaktentangpentingnyahutandanseantiasauntukmelestarikanhutan.

B. RumusanMasalah

Rumusanmasalah yang akandihadapidalamperancanganceritabergambarPenyeesalan PakTohadalamupayamenumbuhkankesadaranpelestarianhutanbagianak-anakantara lain:

1. Bagaimanamerancangbukuceritabergambar

“Penyesalan

Pak Toha ”

dalamupayamenumbuhkankesadaranpelestarianhutanbagianak-anak?

2. Bagaimanamerancangmedia pendukungbukuceritabergambar“Penyesalan Pak

Toha ” dalamupayamenumbuhkankesadaranpelestarianhutanbagianak-anak?

commit to user

Berdasarkanrumusan di atas, makadapatdiketahuitujuanperancanganceritabergambarsebagaiberikut:

1. Merancangbukuceritabergambar

“Penyesalan

Pak Toha ”

dalamupayamenumbuhkankesadaranpelestarianhutanbagianak-anak?

2. Merancangmedia pendukungbukuceritabergambar “Penyesalan Pak Toha”

dalamupayamenumbuhkankesadaranpelestarianhutanbagianak-anak?

D. Target MarketdanAudience

1. Target Market

Sasaranutama prancanganceritabergambar “Penesalan PakToha” adalahanak-anak yang masihduduk di sekolahdasar. Target market trsebutdapatditinjaudalamsegmentasisebagaiberikut:

a. SegmentasiGeografis

1. Wilayah : Tokobuku di seluruhwilayah Indonesia

2. Kepadatan

: Perkotaandanpedesaan

b. SegmentasiDemografidanSosiografi 1)Umur

: 6-9tahun

: SD kelas 1-4

2. Target Audience

commit to user

berpengaruhdalampengambilankeputusanpembelianprodukceritabergambar. Komponentersebuttergolongdalam target audience. Adapun target audience dapatditinjaudalamsegmentasisebagaiberikut:

a. SegmentasiGeografis

1. Wilayah : Tokobuku di seluruhwilayah Indonesia

2. Kepadatan

: Perkotaandanpedesaan

b. SegmentasiDemografidanSosiografi 1)Umur

: 25-44tahun

: SMA keatas

E. Target Visual

Sebelummenentukan target visual, diperlukanadanyapembatasan media yang akandigunakan,

yaitudenganmembatasipada

media yang dapatmembuatceritainimemilikidayatarikdanefektif.Penggunaan

media yang tepatharusdiupayakan

agar

pesan- pesaninformatifdapatdikomunikasikandenganbaikkepadakhalayak, dengantetapmemperhatikannilaiartistiknya.

Dalamilustrasiini, penulismerencanakanbeberapa media, antara lain:

1. Target karya

commit to user

a. Brosur

b. Poster

c. X-Banner

3. Material Promosi

a. Kaos

4. Merchandise

a. Stiker

b. Pin

c. PembatasBuku

d. GantunganKunci

F. MetodePenelitian

1. MetodePengumpulan Data

Penentuanteknikpengumpulan data terkaiteratdenganjenisinstrumen yang akandigunakan. Tujuanpenelitiansertacakupansampel yang akandijadikansumber data sangatmempengaruhipemilihankitaakanjenisinstrumen

yang

paling tepat, sertadenganteknikapainstrumentersebutakandigunakan. Metode-metode yang akandigunakandalam proses pengumpulan data perancanganiniadalah:

a. KajianPustakadanLiteratur Data diperolehdarikumpulandanobservasistudikepustakaandanbuku- buku yang sesuaidenganpermasalahankajian.

commit to user

Kajianpustakadiperlukan agarpenelitiandapatmenemukan:

1. Landasanteorisebagaiacuandasar.

2. Temuan-temuanhasilpenelitiansejenis yang pernahdilakukansebelumnya.Keduahaliniakanmembantupenelitidalam:

a. Membatasiruanglingkuppenelitiannya

b. Menemukanvariabel-variabelpenelitian

c. Menemukanteoriataukonsepketerkaitanantar-variabel

d. Menemukanpenjelasan

yang dapatmembantupenelitidalammenginterpresentasikanhasilanalisis data. Hasilkajianpustakainikemudiandianalisisdandisintesiskanmenjadisuat ukerangkapemikiranataukerangkateori

yang

dijadikandasardalammenemukanmetodologipenelitiannya.

b. PenelitianLapangan

Teknikpengumpulan

data melaluiobservasiataupengamatanpadaumumnyabanyakdilakukandalampeneliti ankualitatif, studikasusdankajiankelompokkecil.Teknikpengamataniniada yang bersifatterstruktur,

yaitu

yang menggunakansuatuinstrumenobservasisepertichecklist danada yang bersifat informal dimanafokuspenelitianbelumdirencanakandariawal.

c. Wawancara

Wawancaramerupakansebuahcarapengumpulan

data denganjalanmemberikanpertanyaansepihak

yang

dikerjakandengansistematikdanberlandaskankepadatujuanpenelitian.

commit to user

harusditanyakanolehpewawancaratelahdisusundalambentukkuesionerataupand uanwawancara.Semakinrincipanduannya, semakinterstrukturwawancaranya.

commit to user

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Buku

1. Pengertian Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu.Pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.Buku memiliki berbagai kelebihan dibandingkan media penyampai informasi secara audio visual, dimana buku dapat dimiliki secara nyata, dapat dibaca kapan saja dan dimana saja.

Buku adalah lembar kertas berjilid, berisi tulisan, gambar atau kosong. Sedangkan baca atau membaca adalah melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya dengan melisankan dalam hati, dapat pula dengan mengeja atau mengatakan apa yang tertulis. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa buku bacaan adalah lembaran kertas berjilid, yang berisi tulisan maupun gambar, untuk menyampaikan informasi dan dipahami oleh orang yang membaca.Buku adalah alat perantara antara penulis dengan pembacanya, sehingga hal-hal yang disampaikan oleh penulis dapat dimengerti dan dipahami oleh pembacanya.(Barbara Tuchman, 1989:12)

2. Sejarah Buku

Jika kita berbicara buku, maka tak akan lepas dari kertas dan cetak, yang merupakan bahan dasar dan teknologinya. Orang Mesir, sekitar tahun 2400SM telah menemukan papirus sebagai media untuk menulis.Kertas papirus ini dibentuk seperti gulungan atau scroll, dan diyakini sebagai bentuk buku yang paling awal. Kemudian sekitar tahun 200 SM, seorang bangsa Cina, menemukan cara membuat kertas.

commit to user

lokal maupun ekspor, dan beribu-ribu judul buku diterbitkan setiap tahunnya.Hampir semua terbitan buku harus didesain, tidak hanya untuk menyampaikan informasi belaka, dan itu berarti ada yang bertanggungjawab atas seluruh tampilan fisik dan visual.

Perkembangan buku dari format awal hingga menjadi bentuk yang kita kenal sekarang, membutuhkan suatu proses yang rumit. Informasi yang tertulis pertama yang dapat dipindah-pindah berupa lempeng tanah liat yang digunakan di Mesopotamia, serta gulungan lontar yang digunakan oleh orang Mesir kuno sekitar 5000 SM. Buku mulai dibuat dengan format yang modern pada sekitar abad pertama atau kedua, dengan bentuk seperti naskah kuno berupa lembaran lontar atau kertas perkamen yang dilipat vertikal untuk menciptakan halaman-halamannya. Meskipun bentuknya mudah dibawa-bawa, namun pada masa itu buku masih bersifat benda berharga yang disimpan di perpustakaan istana, dan tempat-tempat ibadah.

Naskah tertua yang ditemukan baru-baru ini di Korea adalah naskah agama Budha yang berasal dari tahun 751.Sedangkan buku tertua yang ditemukan di Cina adalah Chinnese Diamond Sutra yang berasal dari tahun 868. Dalam perkembangan selanjutnya, sejarah buku tak akan lepas dari sejarah percetakan, karena dua hal ini saling berkaitan. Pada awalnya percetakan ditemukan dan berkembang pertama kali di Cina dan Korea, yaitu dengan teknik cetak kayu atau woodblock primitif.

Pada tahun 1041, masa kekaisaran Dinasti Song, di negeri Cina ditemukan teknik cetak moveable type dari bahan keramik oleh Bi Sheng.Kemudian pada tahun 1234, masa pemerintahan Dinasti Goryeo, Korea berhasil mengembangkan teknik cetak moveable type berbahan metal, alat ini ditemukan oleh Chwe Yoon Eyee.Buku

commit to user

Eropa melalui jalur perdagangan Cina ke Arab melewati India. Cetakannya terbuat dari balok kayu, dan dicetak di atas gulungan perkamen.Bukti cetak pertama yang ditemukan mengarah pada mesin cetak dari Cina pada abad ke-13.Namun, perkembangan mesin cetak yang paling signifikan berasal dari Eropa.Hal tersebut menjadi kunci bagi perkembangan percetakan dimasa selanjutnya, dengan memperkenalkan efisiensi produksi dan distribusi informasi tercetak secara manual.

Pada tahun 1450 terjadi revolusi besar dalam peradaban manusia dengan ditemukannya mesin cetak yang menggunakan tinta minyak oleh Johannes Gutenberg. Ia oleh para Jurnalis Amerika din obatkan sebagai ”Man of the Millenium” dalam buku “1000 Years 1000 People”. Hasil cetakan pertamanya adalah sebuah masterpiece buku Bible yang dikenal dengan B42 atau MazarinBible.

Pada tahun 1469, didirikan sebuah perusahaan percetakan di Venice.Kemudian tahun 1470 Johan Heynlin membuka percetakan di Paris.Tahun 1476 William Caxton membuka percetakan di Inggris.Pada tahun 1539, percetakan mulai masuk ke Amerika, dibawa oleh Juan Pablos yang berkebangsaan Italia.Iamendirikan perusahaan percetakan impor di Mexico City. Kemudian pada tahun1628, Stephen Day membangun percetakan di Massachusetts Bay, Amerika Utara.Ia juga membantu mendirikan Cambridge Press.

Pada awal abad 16, Blake membuat relief dengan teknik Etsa, setelah adanya penemuan bahwa asam bisa digunakan untuk menampilkan ukiran di atas plat metal. Teknik ini pernah juga dipakai oleh seniman-seniman terkenal seperti

commit to user

Pada akhir abad ke 18, muncul beberapa inovasi dalam teknis cetak grafis.Bewick mengembangkan metode dengan menggunakan peralatan gravir pada ujung kayu. Kemudian Aloys Senefelder, menemukan litografi pada tahun 1798 teknik ini baru mendapat perhatian besar pada tahun 1890-an setelah Pierre Bonnard, Henri de Toulouse-Lautrec dan seniman lainnya menciptakan cetak warna.

Pada awal abad 19, jenis baru cetak huruf diperkenalkan oleh Stanhope, George E. Clymer, Koenig dan lainnya.Dan saat ini teknologi percetakan telah

2011 (11.30)) Inovasi buku yang sederhana dan mudah dibawa, dengan tulisan yang dapat dibaca dengan jelas serta desain yang elegan, menjadi dasar bagi penerbitan buku modern.Pengaruh yang signifikan terhadap penerbitan modern bermula pada abad ke-

19, dan berkaitan dengan produksi massal.Dengan adanya revolusi industri, maka muncul metode mekanis untuk pembuatan kertas, penyusunan tulisan, hingga pencetakan. (Jennings, 132-3)

3. Jenis-jenis Buku

Jenis-Jenis Buku Berdasarkan jenisnya, buku dapat dibedakan dalam beberapa kategori yaitu:

a. Novel Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita.Penulis novel disebut novelis.Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti sebuah kisah, sepotong berita.Novel lebih panjang setidaknya 40.000 kata dan lebih kompleks dari cerpen, dan

commit to user

mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.

b. Majalah Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam- macamartikel dalam subjek yang bervariasi.Majalah biasa diterbitkan mingguan,dua mingguan, bulanan.Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topikpopuler ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan bahasa yangmudah dimengerti oleh banyak orang.Publikasi akademi yang menulisartikel padat ilmu disebut jurnal.

c. Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna katakata.Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul atau etimologi sesuatu perkataan dan juga contoh pengunaan bagi sesuatu berkataan.Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus.Biasanya hal ini terdapat dalam kamus Bahasa Perancis.

d. Buku Panduan Buku panduan adalah buku yang didesain agar dapat digunakan oleh orang yang dipandu untuk memandu diri sendiri dengan informasi yang diberikan di dalam buku.

commit to user

Sejenis brosur yang menerangkan, dan kadang-kadang ditambah dengan ilustrasi, tentang berbagai produk.Ukurannya bermacam-macam mulai dari ukuran saku sampai yang sebesar buku telepon, tergantung keperluan. (Frank Jefkins : 137)

f. Buku Komik Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks.

4. Tata Aturan Halaman Buku

a. Cover Merupakan bagian terluar buku berfungsi sebagai penarik perhatian konsumen serta untuk melindungi isi buku.

b. Halaman Kosong Merupakan halaman kedua setelah cover atau sampul buku.

c. Halaman Baru Juga merupakan halaman kosong, berhadapan dengan halaman belakang sampul.

d. Halaman Judul Merupakan halaman yang berisi teks berupa judul tanpa disertai dengan apapun.Pada halaman ini teks judul merupakan point of interest dari halaman tersebut.

commit to user

berpengaruh dengan identitas buku) ilustrasi hanya sebagai pendukung atau untuk mempercantik buku.

f. Pembuka Merupakan halaman yang hampir mirip dengan halaman judul namun terdapat beberapa ornamen atau ilustrasi pendukungnya.

g. Halaman Identitas Penerbitan. Halaman ini berisikan identitas buku yaitu berupa judul, pengarang, tahun penerbitan, desainer, nama pencetak, banyak halaman serta ukuran buku.

h. Halaman Isi

Merupakan halaman inti dari karya pengarang.

B. Tinjauan tentang Cerita Bergambar

1. Pengertian Cerita Bergambar

Secara lebih spesifik, cerita bergambar disebut sebagai komik.Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita, dalam urutan yang erat yang dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. (Sudjana dan A. Rivai, 2002:64)

Buku cerita bergambar adalah buku yang di dalamnya terdapat gambar dan kata-kata, di mana gambar dan kata-kata tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling bergantung agar menjadi sebuah kesatuan cerita(Mitchell, 2003:87).Pendapat lain mengatakan buku cerita bergambar adalah buku yang memuat

commit to user

Berdasarkan beberapa definisi di atas jelas bahwa cerita bergambar adalah sebuah cerita ditulis dengan gaya bahasa ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan fakta atau gagasan tertentu. Cerita dalam cerita bergambar juga seringkali berkenaan dengan pribadi/pengalaman pribadi sehingga pembaca mudah mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dirinya melalui perwatakan tokoh-tokoh utamanya.

Buku cerita bergambar memuat pesanmelalui ilustrasi dan teks tertulis.Ke dua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita.Buku-buku ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak.Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia dan binatang.Kualitas manusia, karakter, dan kebutuhan, ditampilkan dalam komik sehingga anak-anak dapat memahamidan menghubungkan dengan pengalaman pribadinya.

Buku cerita bergambar memiliki alur yang benar-benar bercerita, ilustrasi dalam buku cerita bergambar memiliki peran yang sama pentingnya dengan teksnya. Beberapa karakteristik buku ceirta bergambar menurut Sutherland antara lain adalah:

a. buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung.

b. buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri.

c. konsep yang ditulis dapat difahami oleh anakanak.

d. gaya penulisannya sederhana.

e. terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.

commit to user

kepribadian anak.Nilai-nilai luhur ditanamkan pada diri anak melalui penghayatan terhadap makna dan maksud cerita.Transmisi budaya terjadi secara alamiah. Anak memiliki referensi yang mendalam karena setelah menyimak, anak melakukan serangkaian aktivitas kognisi dan afeksi yang rumit dari fakta cerita separti nama tokoh, sifat tokoh, latar tempat, dan budaya, serta hubungan sebab akibat dalam alur cerita dan pesan moral yang tersirat didalamnya, misalnya makna kebaikan, kejujuran, dan kerja sama. Proses ini terjadi secara lebih kuat dari pada nasehat atau paparan.(Musfiroh, 2005: 23)

(Musfiroh, 2005: 24) menyatakan bercerita menjadi sesuatu yang penting bagi anak karena beberapa alasan antara lain :

a. Bercerita merupakan alat perbandingan budi pekerti yang paling mudah

dicerna anak disamping teladan yang dilihat anak tiap hari.

b. Bercerita merupakanmetode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan dasar ketrampilan lain, yakni berbicara, membaca, menulis dan menyimak, tidak terkecuali untuk anak taman kanak-kanak.

c. Bercerita memberi ruang lingkup yang bebas pada anak untuk mengembangkan kemampuan bersimpati dan berempati terhadap peristiwa yang menimpa orang lain. Hal tersebut mendasari anak untuk memiliki kepekaan sosial.

d. Bercerita memberi contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu permasalahan dengan baik, bagaimana melakukan pembicaraan yang baik, sekaligus memberi pelajaran pada anak bagaimana cara mengendalikan keinginan-keinginan yang dinilai negatif oleh masyarakat.

commit to user

mengalah pada adik, dan selalu bersikap jujur.

f. Bercerita memberikanpelajaran budaya dan budi pekerti yang memiliki retensi lebih kuat dari pada pelajaran budi pekerti yang diberikan melalui penuturan dan perintah langsung.

g. Bercerita memberikan ruang gerak pada anak, kapan sesuatu nilai yang berhasil ditangkap akan diaplikasikan.

h. Bercerita memberikan efek psikologis yang positif bagi anak dan guru sebagai pencerita, seperti kedekatan emosional sebagai pengganti figur lekat orang tua.

i. Bercerita membangkitkanrasa tahu anak akan peristiwa atau cerita, alur, plot, dan menumbuhkan kemampuan merangkai sebab akibat dari suatu peristiwa dan memberikan peluang bagi anak untuk belajar menelaah kejadian-kejadian di sekelilingnya.

j. Bercerita memberikan daya tarik bersekolah bagi anak. Cerita memberikan efek reaktif dan imajinatif yang dibutuhkan anak TK, membantu pembentukan serabut syaraf, respon positif yang dimunculkan memperlancar hubungan antarneuron. Secara tidak langsung, cerita merangsang otak untuk menganyam jaringan intelektual anak .

k. Bercerita mendorong anak memberikan maknabagi proses belajar terutama mengenai empati sehingga anak dapat mengkonkretkan rabaan psikologis mereka bagaimana seharusnya memandang suatu masalah dari sudut pandang orang lain. Dengan kata lain, anak belajar memahami sudut pandang orang lain secara lebih jelas berdasarkan perkembangan psikologis masing-masing.

commit to user

menarik bagi anak sesuai dengan tingkatan umur tentu berlainan.Anak yang lebih muda sudah dapat memahami dan menyukai cerita untuk anak yang lebih besar atau biasa juga sebaliknya.

a. Umur 2-3 tahun Cerita untuk anak umur 2-3 tahun biasanya berisi atau memperkenalkan benda atau binatang disekitar rumah.Hal seperti ini yang bagi orang dewasa dianggap biasa tapi bagi anak merupakan hal yang luar biasa dan amat menarik perhatian.

b. Umur 3-5 tahun Cerita untuk umur 3-5 tahun biasanya berupa buku yang memperkenalkan huruf akan menarik perhatiannya, misal huruf yang dapat membentuk nama orang, nama binatang, nama buah yang ada dalam cerita. Mengenalkan angka dan hitungan yang dijalin dalam cerita, misalnya pukul berapa si tokoh bangun tidur dan lain-lain.

c. Umur 6-7 tahun Anak-anak pada usia ini biasanya mulai mengembangkan daya fantasinya, mereka sudah dapat menerima adanya benda atau binatang yang dapat berbicara. Cerita si Kancil atau cerita rakyat lainnya mulai diberikan.

d. Umur 8-9 tahun Anak-anak pada usia ini biasanya mulai menyukai cerita-cerita rakyat yang lebih panjang dan rumit. Cerita petualangan ke negeri dongeng yang jauh dan aneh, juga cerita humor. (Diknas, 2006:56)

commit to user

ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan dan diabaikan bila tidak digrafiskan (Sadiman, 2008:28). Dengan menambah visual pada pelajaran berarti menaikkan ingatan dari 14% ke 38%.Penelitian ini juga menunjukkan perbaikan sampai 200% ketika kosakata diajarkan dengan menggunakan alat visual.Bahkan waktu yang diperlukan untuk menyampaikan konsep berkurang sampai 40% ketika visual digunakan untuk menambah prestasi verbal.Sebuah gambar barangkali tidak bernilai ribuan kata, namun tiga kali lebih efektif daripada hanya kata-kata saja. (Silberman, 2002:3)

5. Fungsi Cerita Bergambar dalam Pendidikan

Cerita bergambar sebagai suatu alat pendidikan sangat menarik untuk digunakan disebabkan karena (Davis, 1997:1):

a. Mendorong semangat belajar.

b. Mudah didapatkan di toko buku.

c. Berisi cerita tentang kehidupan sehari-hari.

d. Memberikan gaya belajar yang berfariasi. (Harlock, 1978:338) mengemukakan bahwa anak-anak usia sekolah menyukai cerita bergambar karena beberapa hal di antaranya:

a. Anak memperoleh kesempatan yang baik untuk mendapat wawasan mengenal masalah pribadi dan sosialnya. Hal ini akan membantu memecahkan masalahnya.

b. Menarik imajinasi anak dan rasa ingin tahu tentang masalah supranatural

c. Memberi anak pelarian sementara hiruk pikuk hidup sehari-hari.

commit to user

e. Tidak mahal dan juga ditayangkan di televisi sehingga semua anak mengenalnya.

f. Mendorong anak untuk membaca yang tidak banyak diberikan buku lain.

g. Memberi sesuatu yang diharapkan (bila berbentuk serial).

h. Tokoh sering melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak berani dilakukan sendiri oleh anak-anak, walaupun mereka ingin melakukannya, ini memberikan kegembiraan.

i. Tokohnya dalam cerita sering kuat, berani, dan berwajah tampan, jadi memberikan tokoh pahlawan bagi anak untuk mengidentifikasikannya. j. Gambar dalam cerita bergambar berwarna-warni dan cukup sederhana untuk dimengerti anak-anak. Beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa kaitannya dengan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan cerita bergambar secara tidak langsung akan menarik minat siswa setidaknya pada keinginan untuk menyimak dan membaca, serta membantu siswa memahami konsep yang bersifat abstrak dalam hal ini berupa nilai-nilai kejujuran, kesabaran, dan ketaatan beribadah.

6. Teknik Bercerita dengan Buku Cerita Bergambar

Bercerita dengan alat peraga buku bergambar dikategorikan sebagai reading aloud (membaca nyaring).Bercerita dengan media buku bergambar dipilih apabila guru memiliki keterbatasan pengalaman (guru belum berpengalaman bercerita), guru memiliki kekhawatiran kehilangan detail cerita, dan memiliki keterbatasan sarana cerita, serta takut salah berbahasa.

commit to user

a. Pencerita sebaiknya membaca terlebih dahulu buku yang hendak dibacakan didepan anak. Guru memiliki keyakinan memahami cerita, menghayati unsur drama, dan melafalkan setiap kata dalam buku dengan tepat serta tahu pasti makna tiap-tiap kata tersebut. Dengan demikian konsentrasi anak terhadap cerita menjadi tidak tertanggu dan rentang perhatian anak terhadap cerita manjadi lima menit lebih panjang dari biasanya. Rentang perhatian yang lebih panjang tersebut merupakan salah satu ciri dari anak yang kreatif.

b. Pencerita tidak terpaku pada buku, sebaiknya guru menperhatikan reaksi anak saat membacakan buku tersebut. Hal ini bermanfaat bagi guru karena dengan melihat reaksi anak, guru dapat mendeteksi anak-anak yang kreatif, karena anak kreatif mempunyai reaksi yang kreatif serta belajar dengan caracara yang kreatif. Contoh dari reaksi kreatif tersebut adalah apabila guru bercerita anak- anak akan mengajukan pertanyaan, kemudian membuat tebak-tebakan sendiri yang akhirnya anak tersebut akan menemukan sendiri jawabannya. Hasil dari temuan tersebut merupakan awal dari ide kreatifnya.

c. Pencerita membacakan cerita dengan lambat (slowly) dengan kalimat ujaran yang lebih dramatik daripada urutan biasa. Hal ini bertujuan agar anak dapat meresapi isi cerita yang disampaikan oleh guru sehingga anak dapat membangun imajinasinya dari cerita yang mereka dengar. Melalui imajinasinya tersebut anak membangun pengetahuan sehingga dapat melahirkan ide-ide yang dituangkan lewat cerita yang mereka bangun dari imajinasinya.

commit to user

demikian dapat memberi kesempatan pada anak untuk berkomentar terhadap cerita yang disampaikan dan dapat merangsang anak untuk mengajukan pertanyaan seputar cerita yang disampaikan seperti tokoh, alur cerita dan akhir dari cerita tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang merangsang anak untuk menemukan ide kreatifnya.

e. Pencerita memperhatikan semua anak dan berusaha untuk menjalin kontak mata. Dengan menjalin kontak mata tersebut, guru dapat melihat anak-anak yang mempunyai rentang perhatian panjang, dimana rentang perhatian tersebut merupakan salah satu ciri anak kreatif.

f. Pencerita sebaiknya sering berhenti untuk menunjukan gambar-gambar dalam buku, dan pastikan semua anak dapat melihat gambar tersebut. Dengan memberi kesempatan anak untuk melihat gambar, maka akan memberi kesempatan anak untuk berfantasi dengan gambar tersebut. Anak yang mempunyai banyak fantasi dapat dikatakan sebagai anak yang kreatif.

g. Pastikan bahwa jari selalu siap dalam posisi untuk membuka halaman selanjutnya. Anak-anak yang kreatif mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, mereka akan selalu bertanya-tanya khususnya tentang kelanjutan cerita yang dibacakan guru. Oleh karena itu guru harus selalu siap untuk memposisikan jarinya untuk membuka halaman selanjutnya.

h. Pencerita sebaiknya malakukan pembacaan sesuai rentang atensi anak dan tidak bercerita lebih dari 10 menit (Musfiroh, 2005: 143). Hal ini bertujuan agar anak tidak bosan terhadap cerita yang disampaikan oleh peneliti. Kebosanan tersebut akan menghambat proses kreatifnya karena jika anak-anak

commit to user

Rasa percaya diri tersebut yang akan menjadi bekal anak untuk mengorganisasikan

keberhasilan anak mengorganisasikan kemampuan diri itu nantinya yang akan dipergunakan anak untuk menjadi pemimpin baik itu dirinya sendiri maupun kelompoknya. Karena ciri dari anak kreatif itu sendiri adalah anak mampu mengorganisasikan kemampuan diri yang menakjubkan.

i. Pencerita sebaiknya memegang buku disamping kiri bahu bersikap tegak lurus kedepan. j. Saat tangan kanan pencerita menunjukan gambar, arah perhatian disesuaikan dengan urutan cerita. k. Pencerita memposisikan tempat duduk ditengah agar anak bisa melihat dari berbagai arah sehingga anak dapat melihat gambar secara keseluruhan. l. Pencerita melibatkan anak dalam ceritasupaya terjalin komunikasi multiarah. Komunikasi yang multiarah tersebut akan merangsang anak untuk terlibat dengan kegiatan bercerita tersebut. Apabila anak terlibat dalam kegiatan cerita maka anak akan mendapatkan kosakata baru lebih banyak. Kosakata tersebut akan menjadi bekal anak untuk menjadi pencerita alami. Hal ini dikarenakan anak yang kreatif menikmati permainan dengan kata-kata serta sebagai pencerita yang alami.

m. Pencerita tetap bercerita pada saat tangan membuka halaman buku. n. Pencerita sebaiknya menyebutkan identitas buku, seperti judul buku dan

pengarang supaya anak-anak belajar menghargai karya orang lain (Musfiroh, 2005: 143). Dengan guru menyebutkan judul dan pengarangnya, kosakata

commit to user

7. Jenis Buku Cerita Bergambar

a. Baby Books Buku ini diposisikan untuk bayi dan batita (bawah tiga tahun). Kebanyakan materinya berupa pantun dan nyanyian sederhana (lullabies and nursery rhymes ), permainan dengan jari, atau sekadar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali (sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta kreativitas orang tua dan anak untuk berimajinasi). Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi materi.Buku-buku untuk batita biasanya berupa cerita sederhana berisi kurang dari 300 kata.Ceritanya terkait erat dengan keseharian anak, atau bermuatan edukatif tentang pengenalan warna, angka, bentuk, dan lain-lain.Jumlah halaman sekitar 12 dan banyak yang berbentuk board books (buku yang kertasnya sangat tebal, seperti karton), pop-ups (buku yang halamannya berbentuk tiga dimensi), lift-the flaps atau buku-buku khusus (buku-buku yang dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur tertentu).Di Indonesia belum ada penerbit yang menggarap serius buku anak genre ini, tapi kita dapat melihat contohnya pada produk- produk yang didistribusikan oleh PT Tiga Raksa.

b. Picture books Pada umumnya berbentuk buku setebal 32 halaman untuk anak usia

4 –8 tahun. Naskahnya bisa mencapai 1.500 kata, namun rata-rata 1.000 kata saja.Plotnya masih sederhana, dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam

commit to user

masa puncak di spektrum usianya. Buku genre ini sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya penulisan yang luas dan beragam. Cerita nonfiksi dalam format ini dapat menjangkau sampai usia 10 tahun, dengan tebal sampai

48 halaman, dan berisi hingga 2.000 kata dalam teksnya.

c. Early Picture Books Sebentuk dengan picture books, namun dilengkapi sedemikian rupa untuk usia-usia akhir di antara 4 hingga 8 tahun.Ceritanya sederhana dan berisi kurang dari 1.000 kata.Banyak buku genre ini yang dicetak ulang dalam format board book untuk melebarkan jangkauan pembacanya.

d. Easy Readers Juga dikenal dengan sebutan easy-to-read, buku-buku genre ini biasanya untuk anak-anak yang baru mulai membaca sendiri (usia 6 –8 tahun). Masih tetap ada ilustrasi berwarna di setiap halamannya, tapi dengan format yang sedikit lebih dewasa, ukuran trim per halaman bukunya lebih kecil dan ceritanya dibagi dalam bab-bab pendek. Tebal buku biasanya 32 –64 halaman dan panjang teksnya beragam antara 200 –1.500 kata, atau paling banyak 2.000 kata.Cerita disampaikan dalam bentuk aksi dan percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat sederhana (satu gagasan per kalimat).Biasanya ada 2 –5 kalimat di tiap halaman.Seri I Can Read yang diterbitkan Harper Trophy merupakan contoh terbaik buku genre ini.

e. Transition Books Kadang disebut juga sebagai chapter books tahap awal, untuk anak usia 6 –9 tahun. Merupakan jembatan penghubung antara genreeasy

commit to user

2 –3 halaman per bab), ukuran trim perhalamannya lebih kecil lagi, serta dilengkapi dengan ilustrasi hitam-putih di beberapa halaman. Serial The Kids of the Polk Street School karya Patricia Reilly Giff (Dell Young Yearling Publishing ) dan seri Stepping Stone Books yang diterbitkan Random House masuk dalam kelompok genre ini.

f. Chapter Books Untuk usia 7 –10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45–60 halaman yang dibagi dalam tiga hingga empat halaman per bab. Kisahnya lebih padat dibanding genretransition books, walaupun tetap memakai banyak ramuan aksi petualangan. Kalimat-kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf yang dipakai pendek (rata-rata 2 –4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah cerita di akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah kejadian agar pembaca penasaran dan terstimulasi untuk terus membuka bab- bab selanjutnya. Serial Herbie Jones karangan Suzy Kline (Puffin Publishing) dan Ramona karya Beverly Cleary (Morrow Publishing) dikatakan masuk dalam genre buku anak ini.

g. Middle Grade Untuk usia 8 –12 tahun, merupakan usia emas anak dalam membaca. Naskahnya lebih panjang (100 –150 halaman), ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian ilustrasi menampilkan banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan cerita), dan tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Hal ini menjelaskan keberhasilan beberapa seri petualangan yang terdiri dari

commit to user

fantasi. Sementara yang masuk kelompok nonfiksi antara lain biografi, iptek, dan topik-topik multibudaya.(www.childernlist.com.(16-05-2011(12:35 ))

h. Young Adult Naskahnya antara 130 –200 halaman, genre ini untuk anak usia 12 tahun ke atas. Plot ceritanya bisa sangat ruwet dengan banyak karakter utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan.Tema-tema yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja saat ini. Buku The Outsiders karya S.E. Hinton menjadi tonggak sejarah buku cerita anak di genre ini yang menceritakan permasalahan remaja saat itu ketika pertama kali diterbitkan pada tahun 1967. Kategori new-age (usia 10 –14 tahun) perlu diperhatikan, terutama untuk buku-buku kelompok nonfiksi remaja. Buku-buku di kelompok ini sedikit lebih pendek dibanding untuk kelompok usia 12 tahun ke atas, serta topiknya (fiksi dan nonfiksi) lebih cocok untuk anak-anak yang telah melewati buku genremiddle grade, tetapi belum siap membaca buku- buku fiksi atau belum mempelajari subjek nonfiksi yang materinya ditujukan untuk pembaca di kelas sekolah menengah.(www.marypearson.com(16-05- 2011(12:40 ))

8. Karakter Buku dengan Gambar

Jika sebuah buku dalam kontennya banyak mengandung gambar atau foto sebaiknya tidak terlalu kecil, atau setidaknya tidak jauh dari ukuran 20cm x 27cm, 15 21cm x 28cm, 21x29,7cm. Adapun peletakan page number pada tiap halaman sebaiknya mengikuti aturan untuk halaman ganjil diletakkan pada bagian

commit to user

a. Layout dan Tipografi Menurut Literatur yang diambil dari teori Desain Komunikasi Visual terdapat delapan prinsip dasar dalam desain (Eight Laws of Design), yaitu antara lain:

1. Unity ( Kesatuan ) Dalam sebuah tampilan desain terdapat beberapa unsur-unsur desain, diantara semua unsur tersebut sebuah tampilan harus terlihat secara utuh, menjadi sebuah satu kesatuan fokus yang bertujuan mengarahkan pandangan pemirsa kepada satu pesan utama dalam tampilan.

2. Variety ( Variasi ) Tampilan desain memiliki nilai variasi, variasi dalam arti aslinya adalah bermacam-macam, dalam hal ini yang dimaksud adalah tampilan tidak monoton dan diulang berkali-kali sehingga membosankan. Variasi tidak perlu berlainan secara mencolok, namun dapat dikejar dengan menggunakan unsur kontras seperti tebal/tipis huruf (berat dan ringan) dan ruang kosong , warna ataupun dengan gambar.

3. Balance (Keseimbangan) Unsur keseimbangan dalam desain memiliki peran utama, keseimbangan antara ilustrasi (gambar) dan Copy write memiliki beberapa variasi penggunaan keseimbangan sesuai yang dibutuhkan. Keseimbangan secara umum terbagi atas keseimbangan simetris, seseimbangan asimetris dan keseimbangan horisontal.

4. Rhytm (Irama)

commit to user