ANALISA WACANA KRITIS PEMBERITAAN PEREMPUAN DALAM KASUS KORUPSI DI DETIK.COM

ANALISA WACANA KRITIS PEMBERITAAN PEREMPUAN DALAM KASUS KORUPSI DI DETIK.COM

Dwi Ajeng Widarini Desy Setyowati

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) jengajeng@gmail.com

Abstract

Recently corruption and women amid a debate in Indonesia, since several names involved to corruption cases in Indonesia. Media also intensively reported corruption cases involving women. But unfortunately, elections raised angle was often not based on the main theme of corruption, but rather from their feminine side. In fact, the chosen diction tends to expose a side of sexuality with a description of the physical appearance. This research aims to determine how the women featured in the news on Detik.com. As one of the popular news site in Indonesia, Detik.com has a hits calculation system and page views to determine the amount of potential readers. The method used in this research is qualitative, descriptive. Using critical paradigm, and model of Sara Mills’s critical discourse analysis, focuses on two main aspects is subject-object position and readers position. Based on the results of this research, women are often raised in the news based on the stereotypes attached to her. Moreover, high ratings for coverage about women shows that our society are more interested in things that are sensational.

Keywords: Women, Detik.com, Corruption, Stereotype

1 tahun. Beberapa nama yang kerap menjadi Dimana perempuan diidentikkan dengan kasih sayang, headline media massa antara lain, Artalyta Suryani K kelembutan, dan penuh perhatian. Sehingga tidak yang terlibat dalam kasus suap terhadap jaksa Urip mungkin terlibat dalam kejahatan, sangat mustahil Tri Gunawan, Miranda Gultom, Hartati Murdaya, mencuri uang rakyat, dan pasti berbuat antikorupsi. Angelina Sondakh, Nenenga Sri Wahyuni, Wa Ode Karena hal inilah, pemberitaan yang ditampilkan Nurhayati, Nunun Nurbaiti dan Mindo Manulang.

eterlibatan perempuan dan kasus korupsi kepada kaum perempuan yang terjerat kasus hukum, menjadi fokus pemberitaan dalam kurun waktu karena dari adanya stereotip yang mapan selama ini.

media dalam berbagai ulasan yang dihadirkan ke ruang Mencermati pemberitaan mengenai perempuan yang publik, justru menunjukkan pemikiran esensialistik. terlibat korupsi menjadi hal yang menarik karena Dimana perempuan dianggap sebagai sosok yang tidak seringkali mereka muncul di media massa dalam pernah berubah. Dan media terperangkap dalam histeria pemberian label saat menghadapi kasus perempuan penilaian bahwa kaum perempuan sungguh-sungguh yang berhubungan dengan hukum. Indikasi adanya berbahaya ketika mendapatkan kekuasaan. eksploitasi perempuan dalam pemberitaan pun terlihat

Sisi positif dari pemikiran esensialistik ini, adalah dari topik diksi yang cenderung mengekspos sisi hal yang penuh kebaikan pasti melekat pada kaum seksualitas dengan deskripsi penampilan fisik serta perempuan. Namun, sisi negatifnya ketika esensialisme pemilihan angle yang diangkat buka tema utama itu telanjur menancap dalam kesadaran sosial, maka korupsi melainkan dari sisi keperempuanannya.

kekecewaan terhadap perempuan pun berubah menjadi Kemampuan seorang wartawan sangatlah penting sejenis kepanikan moral yang berkepanjangan. Sehingga untuk menghasilkan berita yang seimbang tanpa sisi ketidaklaziman ketika perempuan ternyata begitu mendukung salah satu pihak, termasuk kasus korupsi tega bertindak koruptif, diungkapkan secara luar biasa. oleh perempuan. Namun, tak jarang pelabelan “bad Wilayah gelap perempuan yang suka beraksi curang women” diberikan oleh beberapa media massa disajikan secara berlebihan. Sebenarnya, pemikiran kekecewaan terhadap perempuan pun berubah menjadi Kemampuan seorang wartawan sangatlah penting sejenis kepanikan moral yang berkepanjangan. Sehingga untuk menghasilkan berita yang seimbang tanpa sisi ketidaklaziman ketika perempuan ternyata begitu mendukung salah satu pihak, termasuk kasus korupsi tega bertindak koruptif, diungkapkan secara luar biasa. oleh perempuan. Namun, tak jarang pelabelan “bad Wilayah gelap perempuan yang suka beraksi curang women” diberikan oleh beberapa media massa disajikan secara berlebihan. Sebenarnya, pemikiran

perempuan yang begitu peduli pada pihak lain dan Peneliti tertarik untuk memahami makna tuturan

tidak sudi berkompromi dengan korupsi, bisa ditelusuri dalam konteks, teks, dan situasi dibalik pemberitaan dari pemikiran kaum feminis.

perempuan dalam kasus korupsi di Detik.com Pandangan esensialistik itu seakan-akan tidak untuk periode Februari-Maret 2013. Peneliti akan terbantahkan. Terlebih lagi ketika ada penelitian menggunakan Analisis Wacana Kritis Sara Mills, mengenai hubungan antara perempuan dan korupsi pada yang memusatkan perhatian pada wacana mengenai tahun 1999 oleh World Bank. Penelitian yang dilakukan feminisme yaitu bagaimana perempuan ditampilkan oleh David Dollar, Raymond Fisman, dan Robert Gatti dalam teks, yang cenderung bias. Mills melihat pada ini, menemukan adanya korelasi positif antara jumlah aspek bagaimana posisi-posisi aktor ditampilkan dalam perempuan di lembaga legislatif dan lembaga publik teks, dan bagaimana pembaca dan penulis ditampilkan dengan tingkat korupsi disebuah negara. Kajian ini dalam teks. Sehingga pada akhirnya cara penceritaan kemudian menghasilkan teori, bahwa peningkatan dan posisi-posisi yang ditampilkan dan ditempatkan perempuan di lembaga legislatif dan dunia publik dalam teks ini membuat satu pihak menjadi legitimate akan menurunkan tingkat korupsi. Rekomendasi yang dan pihak lain menjadi illegimate. dihasilkan adalah perempuan merupakan kelompok

yang dapat menghasilkan pemerintahan yang jujur Perumusan Masalah

dan bersih, sehingga diperlukan peningkatan jumlah Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: perempuan dalam dunia publik.

Bagaimana Detik.com menggambarkan realitas sosok Jika dikaitkan dengan kasus yang terjadi di Indonesia, perempuan dalam kasus korupsi dan apa yang menjadi maka Goetz membuktikan teorinya tersebut. Korupsi fokus pemberitaannya? sebagai perilaku menyimpang, jelas sekali bertautan

dengan persoalan kekuasaan. Tidak ada perbedaan Tujuan Penelitian

antara pelaku korupsi laki-laki dan perempuan. Karena Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

perempuan yang berada dalam domain mayoritas, mengetahui bagaimana posisi perempuan yang masuk seperti kelas sosial dan kekuasaan, tentu saja dalam pusaran kasus korupsi ditempatkan dalam berita berlainan dalam berpikir, bersikap, serta bertindak jika oleh Detik.com, sehingga dapat dipahami hal-hal apa dibandingkan dengan perempuan dalam kedudukan yang menjadi fokus berita tersebut. minoritas. Struktur sosial yang melingkupinya, pasti memberi peluang berbeda bagi setiap perempuan.

Teori Kritis dalam Kajian Media

Penjelasan yang sangat baik tentang hubungan perilaku Salah satu sifat dasar dari teori kritis adalah selalu

menyimpang dengan kekuasaan dikemukakan oleh Alex curiga dan mempertanyakan kondisi masyarakat dewasa Thio dalam bukunya Sociology: A Brief Introduction ini. Karena kondisi masyarakat yang kelihatannya (2005). Tindakan menyimpang, seperti korupsi, produktif dan bagus tersebut, sesungguhnya terselubung sangat ditentukan oleh kekuasaan. Bahkan, kekuasaan struktur masyarakat yang menindas dan menipu menjadi sebab penting bagi tindakan menyimpang. kesadaran khalayak. Kemudian pemikiran Mazhab Pertama, pihak yang berkuasa mempunyai motivasi Frankfurt ini dikembangkan lebih lanjut oleh Stuart untuk bertindak menyimpang lebih kuat. Kedua, pihak Hall. Dalam tulisannya, The Rediscovery of Ideology: yang berkuasa bisa menikmati peluang-peluang yang The Return of the Repressed in Media Studies, Hall lebih besar untuk menjalankan penyimpangan. Ketiga, mengkritisi kecenderungan studi media yang tidak pihak yang berkuasa ditundukkan oleh kontrol sosial menempatkan ideologi sebagai bagian penting. Sejak yang lebih rendah.

tahun 1960-an, studi media didominasi oleh pendekatan Dalam kaitannya dengan korupsi di Indonesia, behavioris yang menyatakan media memiliki kekuatan perempuan yang menduduki jabatan publik belum tentu besar, namun bukan sebagai masalah yang serius. secara inti dapat menguasai atau menjadi pengambil

Dalam tradisi penelitian empiris, masyarakat dilihat

keputusan dalam suatu jaringan korupsi. Dapat kita sebagai pluralis yang terdiri dari berbagai kelompok temukan bahwa korupsi adalah tindakan komunal, yang yang berbeda kepentingannya. Pluralitas itulah yang satu mengajak yang lainnya. Artinya ada aturan-aturan akan ditampilkan dalam media seperti aspek atau yang berlaku di dalam jaringan korupsi tersebut. Seperti struktur lain dalam masyarakat demokratis. Masyarakat dalam kasus Wisma Atlet, Angelina Sondakh bukan ini dapat mengatasi perbedaan dan pluralitas dimana menjadi pengambil keputusan, melainkan ada pihak semua anggota masyarakat, diandaikan memiliki lain yang mendominasi seperti Andi Malarangeng.

saluran dan dapat menyampaikan pendapatnya, apapun itu kepada khalayak.

Tentunya studi media semacam ini bertolak belakang rutinitas tindakan dan tingkah laku yang telah mapan dengan pandangan kritis, yang justru menganggap terpola, yang kesemuanya dihayati oleh individu secara media memiliki kekuatan besar dalam memanipulasi umum sebagai fakta. kesadaran dan kenyataan. Dan media hanya dimiliki

Symblolic reality, merupakan semua ekspresi

oleh kelompok dominan dalam masyarakat untuk simbolik dari apa yang dihayati sebagai “objective meneguhkan kekuasaannya dan memarjinalkan reality” misalnya teks produk industri media, seperti kelompok minoritas. Oleh karena itu, penelitian berita di media cetak atau elektronika, begitu pun yang

media dalam perspektif ini utamanya diarahkan untuk ada di film-film. membongkar kenyataan, yang telah dipalsukan oleh

Subjective reality, merupakan konstruksi definisi

kelompok dominan tersebut. Dalam pandangan kritis, realitas yang dimiliki individu dan dikonstruksi berita dilihat dari bagaimana proses produksinya dan melalui proses internalisasi. Realitas subjektif yang kedudukan wartawan dan media dalam proses tersebut. dimiliki masing-masing individu merupakan basis Jika menurut paradigma pluralis, wartawan dan media untuk melibatkan diri dalam proses eksternalisasi, adalah entitas yang otonom, dan berita yang dihasilkan atau proses interaksi sosial dengan individu lain dalam haruslah menggambarkan realitas yang terjadi di sebuah struktur sosial. Melalui proses eksternalisasi lapangan. Maka paradigma kritis, memertanyakan itulah individu secara kolektif berpotensi melakukan posisi wartawan dan media dalam keseluruhan struktur objektivikasi, memunculkan sebuah konstruksi sosial dan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. objective reality yang baru. Pada akhirnya posisi tersebut akan memengaruhi berita,

Berger juga menemukan konsep untuk bukan pencerminan dari realitas yang sesungguhnya.

menghubungkan antara yang subjektif dan objektif melalui konsep dialektika, yang dikenal dengan

Konstruksi Realitas Sosial

eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.

Membahas teori konstruksi sosial (social Eksternalisasi ialah penyesuaian diri dengan dunia construction), tentu tidak bisa terlepas dari bangunan sosio-kultural sebagai produk manusia. “Society is a teoritik yang dikemukakan oleh Peter L Berger dan human product”. Thomas Luckmann. Peter L Berger merupakan Objektivasi ialah interaksi sosial dalam dunia sosiolog dari New School for Social Reserach, New intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami York. Sementara Thomas Luckman adalah sosiolog institusionalisasi. “Society is an objective reality”. dari University of Frankfurt. Teori konstruksi sosial,

Internalisasi ialah individu mengidentifikasi diri di

sejatinya dirumuskan oleh kedua akademisi ini sebagai tengah lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial suatu kajian teoritis dan sistematis mengenai sosiologi di mana individu tersebut menjadi anggotanya. “Man is pengetahuan. Berger dan Luckman meyakini bahwa

a social product”

realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif

melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia Bahasa Sebagai Elemen Konstruksi Realitas

sosial di sekelilingnya, “reality is socially constructed”. Menurut Stuart Hall, ada dua titik perhatian dalam

Tentu saja, teori ini berakar pada paradigma proses pembentukan realitas. Pertama, bahasa, yang konstruktivis yang melihat realitas sosial, sebagai merupakan sistem penandaan sebagaimana pemahaman konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu yang kalangan strukturalis. Dimana realitas dapat ditandakan merupakan manusia bebas. Individu menjadi penentu secara berbeda pada peristiwa yang sama. Dan makna dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan yang berbeda dapat dilekatkan pada peristiwa yang kehendaknya. Istilah konstruksi sosial atas realitas sama pula. Kedua, politik penandaan, yakni bagaimana (social construction of reality) didefinisikan sebagai praktik sosial dalam membentuk makna, mengontrol, proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana dan menentukan makna. individu menciptakan secara terus-menerus suatu Di dalam konstruksi realitas, bahasa adalah realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara unsur utama yang menjadi instrumen pokok subyektif.

untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi. Kini, keberadaan bahasa

Proses Konstruksi Realitas

tidak lagi sebagai alat wacana untuk menggambarkan

Proses konstruksinya, jika dilihat dari perspektif teori sebuah realitas, melainkan dapat menentukan gambaran Berger dan Luckman berlangsung melalui interaksi (citra) mengenai suatu realitas-realitas media yang akan sosial yang dialektis, dari tiga bentuk realitas yakni :

muncul di benak khalayak.

Objective reality, merupakan suatu kompleksitas Pada kenyataannya, realitas sosial tidak berdiri definisi realitas (termasuk ideologi dan keyakinan) serta sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalam Objective reality, merupakan suatu kompleksitas Pada kenyataannya, realitas sosial tidak berdiri definisi realitas (termasuk ideologi dan keyakinan) serta sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalam

dan perjuangan dalam memenangkan wacana. Oleh Oleh karena itu, penggunaan bahasa berpengaruh karena itu, pemaknaan yang berbeda merupakan arena terhadap konstruksi realitas, karena bahasa mengandung pertarungan dengan memasukkan bahasa di dalamnya. makna. Penggunaan bahasa tertentu dapat berpengaruh Untuk kemudian, perjuangan antar kelompok ini pada bentuk konstruksi realitas dan makna yang melahirkan pemaknaan yang mengunggulkan suatu dikandungnya. Pilihan kata dan cara penyajian suatu kelompok dan merendahkan kelompok lainnya. realitas ikut menentukan struktur konstruksi realitas

Media membantu kelompok dominan menyebarkan dan makna yang muncul darinya. Dari perspektif ini, gagasannya, mengontrol kelompok lain, dan bahasa tak hanya mampu mencerminkan realitas, membentuk konsensus antar anggota komunitas. namun juga dapat menciptakan realitas.

Melalui media, ideologi dominan, apa yang baik dan apa yang buruk dimapankan.Meminjam ungkapan

Politik Penandaan oleh Media Massa

Eriyanto sebagai berikut:

Ada dua konsep dalam melihat realitas yang “Berhubungan dengan strategi media dalam meliput direfleksikan media. Pertama, konsep media secara suatu peristiwa, mimilih, dan menampilkan fakta,

aktif yang memandang media sebagai partisipan yang serta dengan cara apa fakta itu disajikan, baik secara turut mengonstruksi pesan sehingga muncul pandangan langsung ataupun tidak langsung berpengaruh dalam bahwa tidak ada realitas sesungguhnya dalam media. merekonstruksi peristiwa. Media sesungguhnya Kedua, konsep media secara pasif yang memandang memainkan peran khusus dalam memengaruhi budaya media hanya sebagai saluran yang menyalurkan pesan- tertentu melalui penyebaran informasi. Peran media pesan sesungguhnya, dalam hal ini media berfungsi sangat penting karena menampilkan sebuah cara dalam sebagai sarana yang netral, media menampilkan suatu memandang realitas.” realitas apa adanya.

Dalam konteks ini, maka menurut pemikiran kritis Konstruksi Realitas Perempuan oleh Media Massa

media bukan sebagai saluran yang bebas atau netral Salah satu media yang sangat potensial dalam melainkan sebagai subyek yang mengonstruksi realitas, menyebarkan dan melestarikan ideologi gender dimana para pekerja yang terlibat dalam memproduksi ini adalah televisi. Media massa terus menerus pesan juga menyertakan pandangan, bias, dan memproyeksikan peran-peran berdasarkan gender keberpihakannya.

secara stereotip.

Karenanya, sangat potensial terjadi peristiwa yang Media massa sebagai cermin dan refleksi dari

sama dikonstruksi secara berbeda. Wartawan bisa masyarakat secara umum, juga bertindak sebagai mempunyai pandangan dan konsepsi yang berbeda, subjek yang mengonstruksi realitas, lengkap dengan ketika melihat suatu peristiwa dan itu dapat dilihat dari pandangan, bias, dan keberpihakannya. Seperti bagaimana mereka mengonstruksi peristiwa itu, yang ungkapan Tony Bennett, bahwa media dipandang diwujudkan dalam teks berita. Berita dalam pandangan sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan konstruksi sosial, bukanlah sebuah peristiwa atau realitas sesuai dengan kepentingannya. fakta dalam arti yang sesungguhnya. Berita adalah

produk interaksi antara wartawan dengan fakta. Dalam Ideologi Media Massa

proses internalisasi, wartawan menceburkan dirinya Ada banyak definisi mengenai ideologi. Raymond

untuk memaknai realitas. Konsepsi tentang fakta William mengklasifikasikan penggunaan ideologi diekspresikan untuk melihat realitas. Hasil dari berita tersebut dalam tiga ranah. Pertama, sebuah kepercayaan adalah produk dari proses interaksi dan dialektika yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu. Definisi tersebut

ini digunakan oleh kalangan psikologis, yang melihat Hal terpenting dalam memahami media adalah ideologi sebagai seperangkat sikap yang dibentuk dan bagaimana media melakukan politik pemaknaan. diorganisasikan dalam bentuk yang koheren. Ideologi Menurut Hall (1982), makna tidak bergantung pada bukan sistem unik yang dibentuk oleh pengalaman struktur makna itu sendiri, tetapi lebih pada praktik seseorang, melainkan ditentukan oleh masyarakat pemaknaan. Dalam pandangan Hall, makna adalah dimana ia hidup.

Kedua, sebuah sistem kepercayaan yang dibuat dengan pembacaan dominan atas teks akan terjadi jika terdapat idea tau kesadaran palsu, yang dapat dilawankan dengan ideologi yang sama antara penulis dan pembaca. pengetahuan ilmiah. Ideologi semacam ini, merupakan Sehingga, nilai-nilai pandangan yang disajikan oleh seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu penulis bukan hanya akan disetujui, tetapi juga akan dimana kelompok berkuasa menggunakannya untuk dinikmati dan dikonsumsi oleh pembaca teks. Salah mendominasi kelompok lain. Van Djik menjelaskan satu hal penting dalam teori ideologi Althusser, fenomena tersebut sebagai “kesadaran palsu”. Dimana adalah konsep mengenai subjek dan ideologi. kelompok dominan memanipulasi ideologi kepada

Dimana ideologi selalu memerlukan subjek dan kelompok minoritas melalui kampanye disinformasi begitupun sebaliknya, karena ideologi merupakan dan kontrol sosial, sehingga tampak natural dan hasil rumusan dari individu-individu tertentu. Akan diterima sebagai kebenaran. Disini, ideologi disebarkan tetapi, ideologi juga mampu menciptakan subjek dan melalui instrumen pendidikan, politik, hingga media usaha inilah yang disebut interpelasi. Dengan kata massa. Menurut Van Djik, ideologi membuat anggota lain, seperti yang diungkapkan oleh MacDonell, dalam dari suatu kelompok akan bertindak dalam situasi konsepsi Althusser ideologi menempatkan seseorang yang sama, menghubungkan masalah mereka, dan bukan hanya pada posisi tertentu dalam suatu relasi memberikan kontribusi dalam membentuk solidaritas sosial, tetapi juga hubungan antara individu dengan dan kohesi di dalam kelompok.

relasi sosial tersebut.

Ketiga, proses umum produksi makna dan ide, dimana Konsep interpelasi penting dalam dunia komunikasi,

ideologi digunakan untuk memproduksi makna. Dalam karena menurut John Fiske, pada dasarnya menyapa ideologi ini, kekuatan kapital dianggap dan dipandang seseorang dan dalam sapaan itu selalu terkandung usaha paling berperan dalam produksi masyarakat, termasuk penempatan seseorang pada posisi dan hubungan sosial berita. Produksi makna dalam ideologi semacam tertentu. Misanya, saat kita berbicara dengan seorang ini, dapat dilihat dari bagaimana tindakan kelompok perempuan, kita menempatkannya dalam subjek dominan dan minoritas digambarkan dan diposisikan. gender. Bicara pada ulama, kita menempatkannya pada Sementara itu, ideologi dalam media massa dapat posisi yang dihormati dan dituakan. Pada saat menyapa dipahami dari berbagai sisi, seperti pembacaan teks, itulah, kita menggunakan kekuasaan kita dan kekuasaan interpelasi, hegemoni, dan peta ideologi media masa.

orang lain, sehingga selalu tercermin relasi kuasa. Begitupun dengan media, menurut Tolson, teks

Pembacaan Teks

media selalu menyapa seseorang dan menempatkan Menurut Hall, ada tiga bentuk hubungan antara seseorang ketika membaca suatu teks. Karena teks penulis dan pembaca, serta bagaimana pesan itu media bukan untuk diri sendiri, melainkan ditujukan dibaca di antara keduanya. Pertama, posisi pembacaan untuk berkomunikasi dengan khalayak. Interpelasi dominan. Dimana penulis menggunakan istilah-istilah itu berhubungan dengan identifikasi, bagaimana, dan umum, sehingga pembaca akan menafsirkan dan dengan siapa seseorang mengidentifikasikan dirinya membaca pesan itu, yang sudah diterima secara umum. dari teks yang disediakan. Dimana bagian terpentingnya, Disini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan adalah interpelasi menunjukan posisi ideologi yang kita penafsiran antara penulis dan pembaca, karena adanya ambil ketika membaca teks. kesesuaian.

Ada dua konsekuensi dari proses penyapaan dan Kedua, pembacaan yang dinegosiasikan. Dimana komunikasi ini. Pertama, bagaimana wartawan kode yang disampaikan oleh penulis ditafsirkan secara atau media menempatkan khalayaknya. Dan kedua, terus menerus oleh kedua belah pihak. Penulis juga bagaimana khalayak menempatkan dirinya dalam berita menggunakan kode atau kepercayaan politik yang yang disajikan media. Sehingga posisi yang diambil dan dimiliki oleh pembaca, namun ketika diterima oleh bagaimana seseorang ditempatkan, menggambarkan pembaca bisa ditafsirkan sama ataupun berbeda. Karena bagaimana ideologi itu berlangsung. Seperti, penulis pembaca menggunakan kepercayaan tersebut untuk berita yang menempatkan pembaca sebagai perempuan dikompromikan dengan kode-kode yang disediakan akan memandang harkat perempaun sama dengan laki- oleh penulis.

laki, sebagaimana ideologi feminis. Ketiga, pembacaan oposisi. Dimana pembaca akan

menandakan secara berbeda atau berseberangan Hegemoni

dengan pesan penulis. Jika penulis tidak menggunakan Ahli filsafat politik di Italia, Antonio Gramsci,

kerangka acuan budaya atau kepercayaan politik berpendapat bahwa kekuatan dan dominasi kapitalis pembaca, sehingga pembaca akan menggunakan tidak hanya melalui dimensi material dari sarana kerangka budaya atau politiknya sendiri. Jadi, ekonomi dan kerangka acuan budaya atau kepercayaan politik berpendapat bahwa kekuatan dan dominasi kapitalis pembaca, sehingga pembaca akan menggunakan tidak hanya melalui dimensi material dari sarana kerangka budaya atau politiknya sendiri. Jadi, ekonomi dan

Politik Ekonomi Media Massa

cara penerapan, mekanisme yang dijalankan untuk Politik ekonomi berusaha melakukan decentering mempertahankan dan mengembangkan diri melalui the media, yaitu melihat sistem komunikasi sebagai kepatuhan para korbannya, sehingga upaya itu berhasil kesatuan dari proses mendasar ekonomi, politik, dan memengaruhi dan membentuk alam pikiran mereka. sosial dalam masyarakat. Politik ekonomi dalam Seperti yang dikatakan oleh Raymond William:

analisis Mosco, cenderung memusatkan perhatian pada “Hegemoni bekerja melalui dua saluran yaitu bagaimana komunikasi terbentuk secara sosial, dalam ideologi dan budaya melalui mana nilai-nilai itu suatu kerangka kekuasaan sosial yang memberikan bekerja. Berbeda dengan manipulasi dan indoktrinasi, sumbangan pada bentuk saluran komunikasi, dan pada hegemoni justru bekerja melalui konsensus. Menyatu jangkauan penyampaian pesan melalui saluran yang dan tersebar dalam praktik, kehidupan, persepsi, dan ada. pandangan dunia sebagai sesuatu yang dilakukan dan

Ada tiga entry point dalam proses komunikasi politik dihayati secara sukarela. Disini, media dapat digunakan ekonomi yang dikembangkan oleh Mosco, yaitu: sebagai alat untuk menyebarkan nilai-nilai kelompok

Komodifikasi: proses transformasi nilai guna menjadi

dominan, sehingga meresap dalam benak khalayak dan nilai tukar. Komoditi intrinsik merupakan proses dimana diterima sebagai konsensus bersama.”

khalayak dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan Dalam produksi berita, proses itu terjadi melalui cara rating. Sementara, komoditi ekstrinsik merupakan yang halus, sehingga apa yang terjadi dan diberitakan proses komodifikasi yang menjangkau semua lembaga tampak sebagai kebenaran, logis, dan bernalar. Atau pendidikan, media, dan budaya sehingga masyarakat dalam bahasa Stuart Hall, proses hegemoni itu sendiri perlu mengerluarkan uang agar dapat mengakses bahkan menjadi ritual yang seringkali tidak disadari informasi. oleh wartawan sendiri. Misalnya saja, berita mengenai

Spasialisasi: mengarah pada persoalan teknologi

pemerkosaan yang menimpa janda kembang seringkali sebagai infrastruktur untuk mengatasi kendala geografis dianggap lumrah, karena posisi perempuan dianggap oleh perusahaan media dalam bentuk perluasan usaha. sebagai penyebab adanya pemerkosaan itu sendiri.

Strukturasi: proses penggabungan agensi manusia Jadi, jika ide atau gagasan dari kelompok dominan dengan proses perubahan sosial, untuk mempertegas diterima sebagai sesuatu yang common sense (menjadi keberadaan proses hubungan sosial diantara kelas tidak didasarkan pada kelas sosial), kemudian ideologi sosial, gender, dan ras. itu diterima, maka hegemoni telah terjadi. Teori Sesuai dengan fokus kajian dalam penelitian ideologi menekankan bahwa semua teks dan semua mengenai pemberitaan perempuan dalam kasus makna memiliki dimensi sosial politik dan tidak dapat korupsi ini, Penulis memfokuskan pada entry point dimengerti jika tidak menyertakan dimensi konteks komodifikasi. Komodifikasi merupakan kata kunci sosialnya. Kerja ideologi, sebagaimana dikatakan oleh yang dikemukakan Karl Marx sebagai “ideologi” yang John Fiske, selalu mendukung status quo, melalui bersemayam di balik media. Menurutnya, kata itu mana kelompok berkuasa menyebarkan gagasan dan bisa dimaknai sebagai upaya mendahulukan peraihan pesannya.

keuntungan dibandingkan tujuan - tujuan lain. 38 Menurut Oscar H. Gandy Jr (1997), dalam studi media,

Peta Ideologi Media Massa

determinasi ekonomi terwujud dalam perspektif yang Fungsi utama ideologi dalam media massa adalah melihat media semata-mata sebagai capitalistventure. sebagai mekanisme integrasi sosial. Media disini Fungsi-fungsi ideologi di balik beroperasinya sebuah berfungsi menjaga nilai-nilai kelompok, dan mengontrol media hanya dilihat sebagai faktor sekunder. bagaimana nilai-nilai kelompok itu dijalankan. Untuk

mengintegrasikan masyarakat dalam tata nilai yang Gender dan Budaya Patriarki

sama, pandangan atau nilai harus didefinisikan sehingga Sebagai konstruksi budaya, menurut konsep gender,

keberadaannya diterima dan diyakini kebenarannya. sifat-sifat yang dilabelkan kepada jenis kelamin dapat Media secara aktif mendefinisikan peristiwa dan dipertukarkan dan bersifat fleksibel, dapat berubah realitas sehingga membentuk kenyataan apa yang sesuai dengan perubahan paradigma berpikir yang layak, apa yang baik, apa yang sesuai, dan apa yang menjadi acuan buday. Konsep maskulinitas dengan dipandang menyimpang. Maka perilaku dan berita pelabelan identitas gender bahwa laki-laki harus yang dihasilkan oleh wartawan berada dalam nilai-nilai memiliki kekuatan, keperkasaan, agresif, independensi, yang telah disepakati bersama, peristiwa juga dibingkai dan lain-lain adalah contoh bentuk konstruksi sosial.

Dalam konstruksi sosial, perempuan (feminitas) pada mempunyai posisi tinggi untuk mendefinisikan realitas umumnya menjadi subordinasi dari laki-laki dengan akan menampilkan peristiwa atau kelompok lain dalam label pasif, feminin, lembut, dan sebagainya.

bentuk struktur wacana tertentu yang akan hadir pada Meminjam kerangka Harding (1968) dan Silva khalayak. (1989) mengenai dialektika dua prinsip ideologi antara

feminitas dan maskulinitas, keduanya adalah ideologi Posisi Pembaca

yang berbeda dan kontradiktif. Feminitas adalah Bagaimana posisi pembaca ditampilkan dalam teks. ideologi yang berciri kedamaian, keselamatan, kasih Dalam suatu teks posisi pembaca sangatlah penting dan kebersamaan. Sementara maskulinitas memiliki dan haruslaah diperhitungkan dalam teks. Model yang karakter persaingan, dominasi, eksploitasi, dan diperkenalkan Mills, teks adalah suatu hasil negosiasi penindasan.

antara penulis dan pembaca. Oleh karena itu, pembaca Patriarki dikonstruksikan, dilembagakan, dan disini tidaklah dianggap semata sebagai pihak yang diasosiasikan melalui instusi-institusi yang terlibat hanya menerima teks, tetapi juga ikut melakukan dalam kehidupan seperti keluarga, sekolah, masyarakat, transaksi sebagaimana akan terlihat akan teks. Bagi agama, tempat kerja, sampai kebijakan negara. Sylvia Mills, membangun suatu model yang menghubungkan Walby (1993) membuat sebuah teori yang menarik antara teks dan penulis disatu sisi dengan teks dan tentang patriarki. Menurutnya, patriarki itu bisa pembaca disisi lain, mempunyai sejumlah kelebihan. dibedakan menjadi dua yaitu patriarki privat dan Akan secara komprehensif melihat teks bukan hanya patriarki publik. Inti dari teorinya tersebut, adalah berhubungan dengan faktor produksi tetapi juga resepsi. telah terjadinya ekspansi wujud patriarki, dari ruang-

Posisi pembaca disini ditempatkan dalam posisi yang

ruang pribadi dan privat seperti keluarga dan agama penting. Hal ini karena teks memang ditujukan secara ke wilayah yang lebih luas yaitu negara. Ekspansi langsung atau tidak berkomunikasi dengan khalayak. ini menyebabkan patriarki terus menerus berhasil

mencengkram dan mendominasi kehidupan laki-laki Kerangka Analisis

dan perempuan. Sara Mills dengan memakai analisis Althusser lebih menekankan bagaimana aktor diposisikan dalam

Analisis Wacana Kritis

teks. Posisi ini dilihat sebagai bentuk pensubjekan Sara Mils sering juga disebut sebagai perspektif seseorang: satu pihak mempunyai posisi sebagai feminis. Titik perhatian dari perspektif wacana feminis penafsir sementara pihak lain yang menjadi objek adalah menunjukkan bagaimana teks bias dalam yang ditafsirkan. Secara umum, ada dua hal yang menampilkan perempuan. Sara Mills lebih melihat diperhatikan, yaitu: a) Bagaimana aktor sosial dalam pada bagaimana posisi-posisi aktor ditampilkan dalam berita tersebut diposisikan dalam pemberitaan sapa teks. Selain posisi-posisi aktor dalam teks, Sara Mills pihak yang diposisikan sebagai penafsir dalam teks juga memusatkan perhatian pada bagaimana pembaca untuk mamaknai peristiwa dan apa akibatnya. b) dan penulis ditampilkan dalam teks.

Bagaimana pembaca diposisikan dalam teks. Teks Sehingga pada akhirnya cara penceritaan dan posisi- berita dimaknai disini sebagai hasil negosiasi antara posisi yang ditampilkan dan ditempatkan dalam teks ini penulis dan pembaca. Disini tentu saja bisa bermakna membuat satu pihak menjadi legitimate dan pihak lain khalayak macam apa yang diimajinasikan oleh penulis menjadi illegimate.

untuk ditulis. Hal ini dapat dihubungkan dengan cara penyapaan dalam berita, dengan menggunakan kata

Posisi Subjek-Objek

ganti “kamu”, “anda”, dan “kita”. (Eriyanto, 2009: 199 Bagaimana satu pihak, kelompok, orang, gagasan, – 216) atau peristiwa ditampilkan dengan cara tertentu dalam

Bila digambarkan, maka liat gambar 1. Model wacana berita yang memengaruhi pemaknaan ketika Analisis Wacana Kritis Sara Mills. diterima oleh khalayak. Mills lebih menekankan pada

bagaimana posisi dari berbagai aktor sosial, posisi Teori Labeling

gagasan, atau peristiwa itu ditempatkan dalam teks, Teori labelling pertama kali dicetuskan oleh posisi tersebut pada akhirnya menentukan bentuk teks Frank Tannenbaum pada 1938, namun dalam yang hadir ditengah khalayak. Wacana media bukanlah perkembangannya dikembangkan oleh, Howard sarana yang netral, tetapi cenderung menampilkan aktor Becker (1963), Edwin Lemert (1967), dan Erving tertentu sebagai subjek, yang mendefinisikan peristiwa Goffman (1968). Howard Becker merupakan tokoh atau kelompok tertentu. Posisi itulah yang menetukan asal Amerika Serikat kelahiran Chicago tahun 1928 ini semua bangunan unsur teks, dalam arti pihak yang lebih menekankan dua aspek dalam teori ini, yaitu:

Penjelasan tentang mengapa dan bagaimana orang- dan transformasi hubungan sosial yang timpang. Peneliti orang tertentu sampai diberi cap ataupun label sebagai melakukan penelitian didasarkan pada penguatan pelaku penyimpangan.

masyarakat, terutama bagian dari masyarakat yang Pengaruh daripada label itu sendiri sebagai dirugikan oleh suatu pemberitaan. Oleh karena itu, konsekuensi penyimpangan tingkah laku, perilaku tujuan dari penelitian kritis adalah mengubah dunia seseorang bisa sungguh-sungguh menjadi menyimpang yang timpang, yang banyak didominasi oleh kekuasaan jika orang itu di cap menyimpang.

yang menindas kelompok minoritas. Labeling adalah identitas yang diberikan oleh

kelompok kepada individu berdasarkan ciri-ciri yang Teknik Pengumpulan Data

dianggap minoritas oleh suatu kelompok masyarakat. Dalam mengumpulkan data yang akan digunakan,

Labeling cenderung diberikan pada orang yang memiliki peneliti menggunakan beberapa teknik, diantaranya penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan melakukan analisis terhadap berita mengenai norma di masyarakat. Seseorang yang diberi label akan perempuan dalam kasus korupsi di media online Detik. mengalami perubahan peranan dan cenderung akan com untuk periode Februari- Maret 2013 dengan berlaku seperti label yang diberikan kepadanya.

paradigma kritis, menggunakan pendekatan analisis Teori labeling mengatakan bahwa makin sering dan yaitu analisis wacana kritis Sara Mills. Teknik kedua makin banyak orang yang memberikan label kepadanya, adalah dengan pengumpulan data melalui observasi orang atau kelompok tersebut akan menyerupai dan wawancara mendalam dengan pengelola media bahkan dapat menjelma menjadi label yang diberikan seperti redaktur ataupun reporter terkait, di media kepadanya. Reaksi ini muncul karena seseorang online Detik.com. yang diberi label merasa terkurung dalam label yang

diberikan kepadanya. Labeling merupakan suatu teori Teknik Analisis Data

yang muncul akibat reaksi masyarakat terhadap perilaku Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model

seseorang yang dianggap menyimpang. Seseorang yang analisis wacana Sara Mills, yang menekankan pada dianggap menyimpang kemudian dicap atau diberi bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks. label oleh lingkungansosialnya.

Mills melihat bahwa selama ini perempuan selalu dimarjinalkan dalam teks dan selalu berada dalam

Jenis dan Sifat Penelitian

posisi yang salah. Pada teks, mereka tidak diberikan Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti kesempatan untuk membela diri. Oleh karena itu, model adalah penelitian kualitatif. Pada penelitian ini tidak wacana ini sering disebut sebagai analisis wacana menggunakan angka-angka, tetapi lebih kepada data- perspektif feminis. data deskriptif. Metode kualitatif yang digunakan Dalam prakteknya, model ini menekankan pada dua bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif mempelajari aspek. Pertama, bagaimana posisi aktor ditampilkan masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang dalam teks. Siapa yang yang menjadi subjek yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, bercerita dan siapa yang menjadi objek yang diceritakan. termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap- Kedua, bagaimana pembaca diposisikan dalam teks sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang berdasarkan gaya penceritaan penulis. sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Posisi: Subjek-Objek

Mills lebih menekankan pada bagaimana posisi dari

Paradigma Penelitian

berbagai aktor sosial, posisi gagasan, atau peristiwa itu Dalam penelitian mengenai pemberitaan perempuan ditempatkan dalam teks, posisi tersebut pada akhirnya dalam kasus korupsi ini, peneliti menggunakan menentukan bentuk teks yang hadir ditengah khalayak. paradigma kritis.

Wacana media massa bukanlah sarana yang netral, Tujuan dari penelitian kritis adalah untuk mengkritik tetapi cenderung menampilkan aktor tertentu sebagai

Gambar 1. Model Analisis Wacana Kritis Sara Mills.

Tabel Model Analisis Wacana Kritis Sara Mills

subjek, yang mendefinisikan peristiwa atau kelompok Serta bagaimana posisi pembaca ditampilkan dalam tertentu.

teks.

Posisi itulah yang menetukan semua bangunan unsur Proses unit analisis dalam penelitian ini yaitu,

teks, dalam arti pihak yang mempunyai posisi tinggi mengumpulkan data berupa teks berita-berita mengenai untuk mendefinisikan realitas akan menampilkan perempuan yang tersangkut kasus korupsi, pada media peristiwa atau kelompok lain dalam bentuk struktur online Detik.com untuk periode Februari hingga Maret wacana tertentu yang akan hadir pada khalayak. 2013. Dimana berita yang akan diteliti, dicari dengan Begitu pula dengan teks pada pemberitaan mengenai kata kunci Perempuan dan Korupsi di Situs Detik.com. perempuan dalam kasus korupsi, seringkali diposisikan

• Jum’at, 1 Februari 2013-08:57 WIB: Mahasiswi sebagai objek sehingga dirugikan.

Cantik Tanya ke Sopir Taksi:

• Kasus Saya Gimana yah Pak?

Posisi Pembaca

• Senin, 11 Februari 2013-10:41 WIB: Tampil Bagaimana posisi pembaca ditampilkan dalam teks. Cantik & Wangi, Angie Nongol di KPK Dalam suatu teks posisi pembaca sangatlah penting

• Kamis, 14 Februari 2013-13:34 WIB: 4 Gaya dan haruslaah diperhitungkan dalam teks. Model yang Dipta Anindita ‘Putri Solo’ di KPK diperkenalkan Mills, teks adalah suatu hasil negosiasi

• Jumat, 15 Februari 2013-16:21 WIB: Polri Tunggu

antara penulis dan pembaca. Oleh karena itu, pembaca Aduan Istri Tua untuk Tindaklanjuti Pernikahan Irjen disini tidaklah dianggap semata sebagai pihak yang Djoko & Dipta hanya menerima teks, tetapi juga ikut melakukan • Rabu, 20 Februari 2013-10:57 WIB: Kisah Cinta transaksi sebagaimana akan terlihat akan teks. Bagi Dipta & Irjen Djoko di Solo Mills, membangun suatu model yang menghubungkan

• Rabu, 20 Februari 2013-12:07 WIB: Dipta dari

antara teks dan penulis disatu sisi dengan teks dan Keluarga Kaya, Saat SMA Sudah Nyetir Mobil Sendiri pembaca disisi lain, mempunyai sejumlah kelebihan.

• Rabu, 20 Februari 2013-13:26 WIB: Ini Penampilan Dipta Saat Merengkuh Gelar Putri Solo 2008

Unit Analisis

• Kamis, 21Maret 2013-00:36 WIB: Istri Kedua Peneliti menentukan objek dalam penelitian ini Irjen Djoko, Mahdiana: Dari Tas Prada Hingga Rumah adalah pemberitaan mengenai perempuan dalam kasus Mewah korupsi di media online Detik.com periode Februari-

• Senin, 4 Maret 2013-11:37 WIB: Irjen Djoko

Maret 2013. Selanjutnya, peneliti menganalisis teks Diduga Nikahi Dipta Cs untuk Sembunyikan Hartanya berita tersebut sesuai model analisis wacana dari • Senin, 4 Maret 2013-12:13 WIB: Seperti Andhika Sara Mills, untuk mengetahui bagaimana posisi dari Suami Malinda Dee, Istri Irjen Djoko Bisa Dijerat berbagai aktor sosial, posisi gagasan, atau peristiwa itu TPPU? ditempatkan dalam teks, posisi tersebut pada akhirnya menentukan bentuk teks yang hadir ditengah khalayak.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000. Detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per dan artikel daring di Indonesia. Detikcom merupakan harinya. salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi daring sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan (jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom dalam hal berita-berita baru (breaking news). Sejak sekarang mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik. tanggal 3 Agustus 2011, detikcom menjadi bagian dari com menempati posisi ke empat tertinggi dari alexa. PT Trans Corporation, salah satu anak perusahaan CT com untuk seluruh kontent di Indonesia. Corp.

Server detikcom sebenarnya sudah siap diakses Analisis Teks Berita

pada 30 Mei 1998, namun mulai daring dengan sajian Peneliti mencoba menganalisis beberapa berita

lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya dalam media online Detik.com terkait kasus korupsi ditetapkan sebagai hari lahir detikcom yang didirikan yang melibatkan perempuan di Indonesia, pada periode Budiono Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan Sopyan Februari-Maret 2013. Analisis dilakukan dengan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (eks wartawan menggunakan model analisis wacana kritis dari Sara Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama Mills, yang menekankan pada bagaimana perempuan detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, ditampilkan dalam teks. dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik

Representasi pada dasarnya ingin melihat bagaimana

mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom seseorang, kelompok, tindakan, kegiatan ditampilkan memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dalam teks. Representasi dalam pengertian Fairclough dan olahraga.

dilihat dari dua hal, yakni bagaimana seseorang, Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk kelompok dan gagasan ditampilkan dalam anak kalimat detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan dan gabungan atau rangkaian antar anak kalimat. karakteristik media cetak yang harian, mingguan, Sementara representasi dari Sara Mills, menekankan bulanan. Dengan bertumpu pada vivid description teks pada dua aspek. Pertama, bagaimana posisi aktor macam ini detikcom melesat sebagai situs informasi ditampilkan dalam teks. Siapa yang yang menjadi subjek digital paling populer di kalangan pengguna internet.

yang bercerita dan siapa yang menjadi objek yang Pada 3 Agustus 2011 CT Corp mengakuisisi detikcom diceritakan. Kedua, bagaimana pembaca diposisikan (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom). Mulai dalam teks berdasarkan gaya penceritaan penulis. pada tanggal itulah secara resmi detikcom berada di

bawah Trans Corp. Chairul Tanjung, pemilik CT Corp Analisis Teks Berita

membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai Peneliti mencoba menganalisis beberapa berita

US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, dalam media online Detik.com terkait kasus korupsi maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak- yang melibatkan perempuan di Indonesia, pada periode pihak dari Trans Corp, sebagai perpanjangan tangan Februari-Maret 2013. Analisis dilakukan dengan CT Corp di ranah media. Dan komisaris Utama dijabat menggunakan model analisis wacana kritis dari Sara Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat Mills, yang menekankan pada bagaimana perempuan ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour ditampilkan dalam teks. Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung.

Representasi pada dasarnya ingin melihat bagaimana Sebelum diakuisisi oleh CT Corp, saham detikcom seseorang, kelompok, tindakan, kegiatan ditampilkan dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & dalam teks. Representasi dalam pengertian Fairclough Co. Agranet memiliki 59% saham di detikcom, dan dilihat dari dua hal, yakni bagaimana seseorang, sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%

kelompok dan gagasan ditampilkan dalam anak kalimat Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima dan gabungan atau rangkaian antar anak kalimat. 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke sebuah

Sementara representasi dari Sara Mills, menekankan

situs) dengan sekitar 2.500 user (pelanggan Internet). teks pada dua aspek. Pertama, bagaimana posisi aktor Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya ditampilkan dalam teks. Siapa yang yang menjadi subjek naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits yang bercerita dan siapa yang menjadi objek yang per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 diceritakan. Kedua, bagaimana pembaca diposisikan user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi dalam teks berdasarkan gaya penceritaan penulis.

Pembahasan

korupsi ini, lebih banyak adalah laki-laki, baik dalam Berdasarkan analisis peneliti terhadap berita-berita tataran birokrasi yang kredibel maupun masyarakat mengenai perempuan yang terlibat dalam kasus seperti orang terdekat atau saksi. Selain itu wartawan korupsi di media online Detik.com untuk periode juga seringkali menjadi subjek dalam berita-berita Februari-Maret 2013, menggunakan analisis wacana tersebut, dimana mereka menceritakan peristiwa kritis model Sara Mills. Dimana dalam model ini, berdasarkan pengamatan wartawan sendiri. Sedangkan menekankan pada dua aspek. Pertama, bagaimana perempuan dalam berita ini, lebih banyak menjadi posisi aktor ditampilkan dalam teks. Siapa yang yang objek dalam pemberitaan, bahkan tak mendapatkan menjadi subjek yang bercerita dan siapa yang menjadi kesempatan untuk menampilkan kehadiran dan objek yang diceritakan. Kedua, bagaimana pembaca gagasannya dalam berita. Baik karena tak diwawancarai diposisikan dalam teks berdasarkan gaya penceritaan ataupun menolak memberi keterangan pada wartawan. penulis.

Gagasan-gagasan subjek dalam menceritakan perempuan dalam kasus korupsi, beberapa secara tak

Posisi Subjek-Objek

langsung bicara mengenai perempuan berdasarkan

Pada aspek ini, dalam berita perlu dilihat bagaimana stereotip yang berkembang selama ini. Seperti dalam peristiwa dilihat, dari kacamata siapa peristiwa itu berita kebingungan Maharani misalnya, Anwar dilihat siapa, yang diposisikan sebagai objek dan subjek, yang berperan sebagai subjek dalam berita ini, apakah masing-masing aktor mempunyai kesempatan menggambarkan Maharani sebagai perempuan yang untuk menampilkan dirinya sendiri, gagasannya mudah cemas dan tidak siap menghadapi persoalan ataukah kehadirannya, gagasannya ditampilkan oleh hidupnya, sebagaimana anggapan pada perempuan kelompok atau orang lain.

selama ini. Dimana stereotip yang berkembang adalah Berdasarkan analisis pada kesepuluh berita mengenai laki-laki menggunakan logikanya dalam menghadapi perempuan yang terkait kasus korupsi di Detik.com masalah, sementara perempuan menggunakan pada periode Februari-Maret 2013, yakni:

perasaannya. Atau berita mengenai penampilan Angie,

• Mahasiswi Cantik Tanya ke Sopir Taksi: Kasus yang digambarkan cantik sebagaimana perempuan

Saya Gimana yah Pak? ideal oleh wartawan. Dimana budaya yang berkembang • Tampil Cantik & Wangi, Angie Nongol di KPK

saat ini, tubuh perempuan telah dijadikan komoditi. • 4 Gaya Dipta Anindita ‘Putri Solo’ di KPK

Karena dalam masyarakatmodern kapitalis yang

• Polri Tunggu Aduan Istri Tua untuk Tindaklanjuti mengagungkan nilai material seperti saat ini, tubuh

Pernikahan Irjen Djoko & Dipta menjadi bagian dari gaya hidup, sehingga adanya • Kisah Cinta Dipta & Irjen Djoko di Solo

perhatian yang besar dalam usaha untuk merawat,

• Dipta dari Keluarga Kaya, Saat SMA Sudah Nyetir memperindah dan menyehatkan tubuh. Sehingga

Mobil Sendiri perempuan berlomba-lomba untuk mempunyai tubuh

• Ini Penampilan Dipta Saat Merengkuh Gelar Putri yang indah seperti dambaan laki-laki saat ini, karena

Solo 2008 media massa turut memperkuat stereotip tersebut. • Istri Kedua Irjen Djoko, Mahdiana: Dari Tas Prada

Kemudian ekspresi Dipta Anindita saat hadir di KPK, Hingga Rumah Mewah

yang dihubungkan dengan gelar yang didapatnya yaitu

• Irjen Djoko Diduga Nikahi Dipta Cs untuk “Putri Solo”. Sebagaimana kebudayaan Jawa yang

Sembunyikan Hartanya dikenal selama ini, perempuan Jawa memiliki sifat

• Seperti Andhika Suami Malinda Dee, Istri Irjen santun, ramah tamah, pendiam, dan lain sebagainya.

Djoko Bisa Dijerat TPPU? Pada masyarakat Jawa kuno misalnya, melihat Pemilihan angle untuk kesepuluh berita tersebut, lebih kecantikan dan kesempurnaan perempuan dari segi banyak mengenai kehidupan dari para perempuan yang lahir batin yang tergambar dalam serat centini. Namun terlibat kasus korupsi. Seperti kebingungan Maharani, sayangnya, Dipta yang diharapkan sebagaimana penampilan Angelina Sondakh, kisah cinta dan masa perempuan Jawa ini, justru terlibat kasus korupsi. SMA Dipta Anindita, atau Tas Prada milik Mahdiana.

Lalu Mahdiana yang digambarkan hidup mewah

Sementara yang berkaitan dengan kasus korupsi, hanya dengan tas prada dan salon Cla miliknya, oleh wartawan. pada berita yang mengulas tentang dugaan motif Djoko Perempuan yang menjadi istri kedua Djoko Susilo ini sembunyikan hartanya dengan menikahi beberapa secara tidak langsung digambarkan seperti sosialita perempuan, dan kemungkinan istri-istri Djoko Susilo yang gemar bermewah-mewahan. Gaya hidup yang tak dijerat UU Tindak Pidana Pencucian Uang.

sesuai kemampuan kemudian mendorong perempuan- Sementara subjek yang paling dominan dalam perempuan ini untuk mengambil jalan pintas dengan menceritakan peristiwa terkait perempuan dalam kasus menghalalkan segala cara.

Tabel 2 Tiga Elemen dalam Studi Tentang Media dan Feminisme

Effect sexism

Socialization oppression

familirization sense