URGENSI EVALUASI KURIKULUM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI LEMBAGA PENDIDIKAN

URGENSI EVALUASI KURIKULUM PEMBELAJARAN BAHASA
ARAB DI LEMBAGA PENDIDIKAN
Muhammad Syahrul Munir
STIT Al-Muslihuun Blitar
munir_m.syahrul@yahoo.co.id
Abstract
Any program, activity or something else planned always ends with an evaluation. The
evaluation is intended to review whether a program / activity has been in accordance
with the plan or not. From the evaluation activities will be known things that have / will
be achieved already meet the criteria specified. Based on the results of the evaluation is
then taken the decision whether the program will be forwarded or revised / even
replaced entirely.Arabic learning curriculum development activities will not be
separated from the evaluation element, because evaluation is one of the most important
components that can not be ignored. In many ways, the assessment component is
instrumental in supporting the successful development of Arabic learning curriculum, as
we know, the developed curriculum is still theoretical and abstract plans. With the
evaluation, we will get an idea of the success of the Arabic learning curriculum that is
being / has been developed in schools. From evaluational activities will be known
advantages, weaknesses and shortcomings.
Keywords : evaluation,curriculum, Arabic learningTeacher
Pendahuluan

Setiap program, kegiatan-kegiatan
atau sesuatu yang lain yang direncanakan

Kegiatan
pengembangan
kurikulum pembelajaran Bahasa Arab

kembali apakah suatu program/kegiatan

dapat

selalu diakhiri dengan suatu evaluasi.
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat
telah sesuai dengan perencanaan atau
belum.

Dari

kegiatan


evaluasi

akan

diketahui hal-hal yang telah/akan dicapai
sudahkah

memenuhi

kriteria

yang

ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi

tersebut kemudian diambil keputusan
apakah program tersebut akan diteruskan
ataukah

direvisi


seluruhnya.

/

bahkan

diganti

juga tidak akan lepas dari unsur evaluasi,

karena evaluasi merupakan salah satu
komponen yang amat penting yang tidak
diabaikan

begitu

saja.

Dalam


banyak hal, komponen penilaian sangat

berperan dalam menunjang keberhasilan
pengembangan kurikulum pembelajaran
Bahasa Arab, seperti yang kita ketahui,

kurikulum yang dikembangkan itu masih
berupa

perencanaan-perencanaan

bersifat teoritis dan abstrak. Dengan

adanya evaluasi, kita akan memperoleh
gambaran

kurikulum

mengenai


keberhasilan

pembelajaran

M Syahrul Munir, Urgensi Evaluasi Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab…

Bahasa

27

Arabyang sedang / telah dikembangkan
di
sekolah-sekolah.
Dari
kegiatan
evaluasilah akan diketahui kelebihan,
kelemahan
dan
kekurangankekurangannya.

Hakikat
Evaluasi
Kurikulum
Pembelajaran Bahasa Arab
Evaluasi kurikulumpembelajaran
Bahasa Arabpada dasarnya adalah proses
penentuan nilai sesuatu berdasarkan
kriteria tertentu. Dalam proses evaluasi
pembelajaran
Bahasa
Arabterdapat
beberapa
komponen,
yaitu
mengumpulkan data/informasi yang
diperlukan
sebagai
dasar
dalam
menentukan nilai sesuatu yang menjadi

obyek
evaluasi.
Evaluasi
kurikulumpembelajaran
Bahasa
Arabmemegang peranan penting baik
dalam
penentuan
kebijaksanaan
pendidikan pada umumnya, maupun pada
pengambilan
keputusan
dalam
kurikulum.
Guba dan Lincoln, menekankan
devenisi evaluasi sebagai “a process for
describing an evaluand and judging its
merit and worth”. bahwa evaluasi adalah
suatu tindakan pengendalian, penjaminan
dan penetapan mutu terhadap suatu

sistem, berdasarkan pertimbangan dan
kriteria
tertentu
sebagai
bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan
dalam rangka membuat suatu keputusan.1

Hasil-hasil evaluasi kurikulum
pembelajaran
Bahasa
Arab
dapat
digunakan
oleh
para
pemegang
1

Zainal Arifin, Konsep dan Model

Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011) hal. 265.

28

kebijaksanaan pendidikan dan para
pengembang kurikulum dalam memilih
dan
menetapkan
kebijaksanaan
pengembangan sistem pendidikan dan
modal pengembangan kurikulum yang
digunakan. Hasil evaluasi kurikulum juga
dapat dipakai oleh guru, kepala sekolah
maupun para pelaksana pendidikan
lainnya untuk mengetahui perkembangan
siswa, memilih bahan pelajaran, memilih
metode serta cara penilaian pendidikan.
Evaluasi kurikulum pembelajaran
Bahasa Arabsulit dirumuskan secara

tegas, sebab evaluasi kurikulum selalu
berkenaan dengan fenomena-fenomena
yang terus berubah, selain itu obyek
evaluasi kurikulum juga berubah-ubah
sesuai dengan konsep kurikulum yang
diterapkan serta evaluasi kurikulum itu
dilakukan oleh seseorang yang sifatnya
juga berubah.
Menurut Stufflebeam, ada tiga hal
penting yang tercakup dalam proses
evaluasi, (a) menetapkan suatu nilai, (b)
adanya suatu kriteria, (c) adanya
deskripsi
program
sebagai obyek
2
penilaian.

Komponen lain yang dapat
menunjang

keberhasilan
evaluasi
kurikulum
pembelajaran
Bahasa
Arabyaitu pertimbangan. Pertimbangan
merupakan hasil yang sangat penting
dalam proses evaluasi. Pertimbangan
tersebut diharapkan tepat jika informasi
yang diperoleh juga tepat. Oleh karena
itu, pengumpulan informasi harus
didasarkan pada rencana pertimbangan
2

Nana
Sudjana,
Pembinaan
dan
Pengembangan Kurikulum di Sekolah, CV. Sinar
Baru, Bandung, 1991, hal. 127.

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 27~35

yang telah ditetapkan, pertimbangan yang
diambil tidak harus menuntut adanya
pengambilan tindakan. Sebagai contoh,
seorang
kepala
sekolah
mempertimbangkan
bahwa
suatu
kurikulum yang baru akan lebih efektif.
Sedang komponen yang terakhir
yaitu pembuatan keputusan. Komponen
ini merupakan tujuan akhir dari evaluasi
kurikulum pembelajaran Bahasa Arab.
Dalam pembuatan keputusan harus
dipikirkan dengan matang karena dalam
keputusan tersebut yang akan membawa
ke arah yang positif / negatif.
“Evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihakpihak yang berkepentingan”.3

Aspek
Kurikulum
pembelajaran
Bahasa Arab yang Dievaluasi
1. Tujuan
Suatu
perencanaan
program

pendidikan,
mungkin
keseluruhan
program, kurikulum, pengajaran, atau
evaluasi harus didasarkan pada tujuan
perencanaan ini. Penilaian tujuan
kurikulum terutama untuk mengetahui
apakah
tujuan
kurikulum
dapat
memberikan
kontribusi
terhadap
pencapaian yang lebih tinggi dalam
pendidikan? Melalui evaluasi ini dapat
diketahui kadar tujuan kurikulum sebagai
tujuan
dalam
mencapai
tujuan
pendidikan.
2. Isi Kurikulum
3

UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, ar-Ruzz Media, Yogyakarta,
2003.

Penilaian tentang isi kurikulum
mencakup
semua
program
yang
diprogramkan untuk mencapai tujuan.
Komponen isi mencakup semua jenis
mata pelajaran yang harus diajarkan, dan
pokok-pokok bahasan atau bahan
pengajaran yang meliputi seluruh mata
pelajaran tersebut.
Isi/bahan kurikulum tersebut dinilai dari
segi kerelevansiannya dengan tujuan
yang berarti dapat menjamin tercapainya
tujuan itu, kebenarannya sebagai ilmu
pengetahuan, fakta/pandangan tertentu,
keluasan dan kedalamannya.4

3. Strategi Pengajaran
Penilaian strategi pengajaran
meliputi berbagai upaya yang ditempuh
demi tercapainya tujuan berdasarkan
bahan pengajaran yang telah ditetapkan.
Komponen strategi pengajaran mencakup
berbagai macam pendekatan yang dipilih,
metode-metode dan berbagai teknik
pengajaran, sistem penilai, pencapaian
hasil belajar siswa baik yang berupa
penilaian proses maupun hasil yang
diperoleh.
4. Media Pengajaran

Komponen media pengajaran
merupakan komponen kurikulum yang
berupa sarana untuk memberikan
kemudahan dan kejelasan siswa dalam
proses belajar yang dilakukannya. Ada
berbagai macam media yang dapat
dimanfaatkan
untuk
keperluan
pengajaran baik yang bersifat tradisional
maupun modern.
4

Burhan Nurgiantoro, Dasar-Dasar
Pengembangan
Kurikulum
Sekolah,
BPFE,
Yogyakarta, 1988, hal. 199.

M Syahrul Munir, Urgensi Evaluasi Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab…

29

Media pengajaran tersebut dinilai
berdasarkan
kesesuaiannya
dengan
tujuan, bahan pengajaran, kebutuhan
pengalaman siswa, kesesuaian dengan
kemampuan dan ketrampilan pengajar,

efektivitas sebagai sarana penunjang dan
sebagainya.

5. Hasil yang Dicapai

Hal-hal yang dicapai dalam suatu
kurikulum paling tidak mencakup tiga
masalah,

yaitu

keluaran,

efek

dan

dampak. Keluaran berupa prestasi belajar
yang dicapai siswa sesuai dengan tujuan.

Efek berupa perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari perlakuan belajar.

Sedangkan dampak merupakan pengaruh

suatu kurikulum pada perkembangan
lembaga

pendidikan

itu

sendiri,

pengetahuan dan masyarakat.

Hasil-hasil yang dicapai tersebut
merupakan masukan yang sangat

berguna untuk menilai hasil-guna dan
daya-guna

dijalankan.

suatu

Hal

ini

kurikulum
dapat

yang

dilakukan

dengan menemukan perbedaan antara

perencanaan/tujuan dengan hasil yang
diperoleh secara faktual.

Bentuk
Evaluasi
Kurikulum
Pembelajaran Bahasa Arab
Evaluasi kurikulum pembelajaran
Bahasa Arabmerupakan usaha yang sulit
dan kompleks, karena banyaknya aspek
yang harus dievaluasi, banyaknya orang
yang terlibat dan luasnya kurikulum
pembelajaran Bahasa Arab yang harus
diperhatikan. Itu sebabnya evaluasi
kurikulum
pembelajaran
Bahasa
Arabmemerlukan
ahli-ahli
yang
mengembangkan menjadi disiplin ilmu.
30

Scriven memberikan sumbangan
besar kepada evaluasi kurikulum dengan
mengemukakan betapa pentingnya saat
evaluasi itu diadakan, apakah sepanjang
program itu berjalan (yaitu evaluasi
formatif) atau pada akhirnya (yaitu
evaluasi sumatif).5
Bentuk evaluasi kurikulum pembelajaran
Bahasa Arab secara komprehensif dapat
ditinjau menjadi dua macam, yaitu
formatif dan sumatif.
1. Penilaian formatif
Penilaian ini disebut juga dengan
penilaian proses, yakni penilaian yang
dilakukan
sepanjang
pelaksanaan
kurikulum. Data dikumpulkan dan
dianalisis untuk menemukan masalah
serta mengadakan perbaikan sedini
mungkin.6

Berbagai alat penilaian, dapat
digunakan dalam penilaian formatif, di
antaranya
yaitu
tes,
wawancara,
observasi dan lain-lain. Dan yang dinilai
adalah semua komponen dan menunjang
pelaksanaan program. Untuk mencapai
maksud evaluasi formatif, tidaklah perlu
atau bahkan dikehendaki menanyakan
seluruh siswa dalam pertanyaan yang
sama.
2. Penilaian sumatif
Proses evaluasi yang dilakukan
pada akhir jangka waktu tertentu,
berbeda dengan penilaian formatif,
penilaian sumatif ini harus menunggu
selesainya suatu program. Misalnya
setelah satu tahun program berjalan, atau
5
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum,
CV. Cika Aditya Bakti, Bandung, 1993, hal. 131.
6
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran,
PT. Bina Aksara, Jakarta, 1989, hal. 91.

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 27~35

setelah
lembaga
menghasilkan lulusannya. 7
Evaluasi

sumatif

pendidikan

mempunyai

beberapa tujuan, di antaranya menyeleksi
dari beberapa program kurikulum yang
tersedia/proyek
yang
mana
akan
melanjutkan dan mana yang tidak efektif.

8

Dalam pelaksanaan di sekolah

penilaian formatif ini merupakan ulangan
harian, sedangkan tes sumatif biasa kita
kenal sebagai ulangan umum yang
diadakan pada akhir semester.
Penilaian
secara
formatif

mempunyai manfaat baik bagi siswa, guru
maupun program itu sendiri, di antaranya
yaitu :
1. Manfaat bagi siswa
a) Digunakan untuk mengetahui apakah
siswa sudah menguasai bahan program
secara menyeluruh.
b) Usaha perbaikan. Dengan umpan balik
(feed back) yang diperoleh setelah
melakukan tes
siswa
mengetahui
kelemahan-kelemahannya. 9 Sehingga

siswa mengetahui bab mana yang dirasa
belum dikuasainya. Dengan demikian ada
motivasi
untuk
meningkatkan
penguasaan.
c) Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran
yang sedang dipelajari oleh siswa
merupakan serangkaian pengetahuan dan
ketrampilan. Dengan mengetahui hasil tes
formatif, siswa dengan jelas dapat
7

Nana Sudjana,…hal. 138.
John D. Mc. Neil, Kurikulum Sebuah
Pengantar Komprehensif, Wira Sari, Jakarta, 1988,
hal. 225.
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1987,
hal. 33.
8

mengetahui bagian mana dari bahan
pelajaran yang masih dirasakan sulit.
2. Manfaat bagi guru

a) Mengetahui sejauh mana bahan yang
diajarkan sudah dapat diterima oleh
siswa. Dengan ini guru bisa menentukan
apakah strategi mengajarnya harus
diganti atau tetap menggunakan strategi
lama.
b) Dapat mengetahui bagian-bagian mana
dari bahan pelajaran yang belum
dipahami oleh siswa.

c) Dapat meramalkan sukses dan
tidaknya seluruh program yang akan
diberikan.
3. Manfaat bagi program

a) Apakah program yang telah diberikan
merupakan program yang tepat dalam
arti sesuai dengan kecakapan anak.
b)

Apakah

program

tersebut

membutuhkan pengetahuan-pengetahuan
prasyarat yang belum diperhitungkan.

c) Apakah diperlukan alat, sarana dan
prasarana untuk mempertinggi hasil yang
akan dicapai.
d) Apakah metode, pendekatan dan
evaluasi yang digunakan sudah tepat.
Ada beberapa manfaat dari penilaian tes
sumatif, di antaranya yaitu :
1. Untuk menentukan nilai

Nilai dalam tes sumatif digunakan sebagai
acuan dalam menentukan perbandingan
siswa dan kedudukan siswa dalam kelas.
Sehingga dalam nilai tersebut dapat
diketahui prestasi belajar siswa-siswa
dalam kelas.
2. Berfungsi sebagai tes prediksi

Tes ini untuk menentukan seorang anak

sudah menguasai bahan pelajaran yang

M Syahrul Munir, Urgensi Evaluasi Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab…

31

sudah diberikan, sehingga siswa mampu
melanjutkan
program
selanjutnya
ataukah siswa harus mengulang /
mempelajari lagi bahan pelajaran
tersebut.
3. Untuk mengisi catatan kemajuan
belajar siswa, sehingga akan berguna
bagi:
a. Orang tua siswa
b. Pihak bimbingan / penyuluhan di
sekolah.
c. Pihak lain, misalnya siswa tersebut
akan pindah ke sekolah lain / akan
melanjutkan
belajar
/
memasuki
lapangan kerja.
E. Peranan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dapat dilihat
sebagai proses sosial dan sebagai institusi
sosial. Proyek-proyek evaluasi yang
dikembangkan di Inggris atau di negaranegara lain merupakan institusi sosial
dari gerakan penyempurnaan kurikulum.

Beberapa
karakteristik
dari
proyek-proyek
kurikulum
yang
dikembangkan di Inggris, umpamanya (1)
lebih berkenaan dengan inovasi daripada
dengan kurikulum yang ada, (2) lebih
berskala nasional daripada lokal, (3)
dibiayai oleh grant dari luar yang
berjangka pendek daripada oleh anggaran
tetap, (4) lebih banyak dipengaruhi oleh
kebiasaan penelitian yang bersifat
psikometris daripada oleh kebiasaan
lama yang berupa penelitian sosial.10

Peranan evaluasi kebijakan dalam
kurikulum
khususnya
pendidikan
umumnya minimal berkenaan dengan
10

Nana
Syaodih
Sukmadinata,
Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, PT.
Rosdakarya, 2007, hal. 179.

32

tiga hal, yaitu evaluasi sebagai moral
judgment, evaluasi dan penentuan
keputusan, evaluasi dan konsensus nilai.
1. Evaluasi sebagai moral judgment

Konsep utama dalam evaluasi

adalah masalah nilai. Hasil dari suatu
evaluasi berisi suatu nilai yang akan
digunakan untuk tindakan selanjutnya.
Hal ini mengandung dua pengertian,
pertama, evaluasi berisi suatu skala nilai
moral, berdasarkan skala tersebut, suatu
obyek evaluasi dapat dinilai. Kedua,
evaluasi berisi suatu perangkat kriteria
praktis berdasarkan kriteria-kriteria
tersebut suatu hasil dapat dievaluasi.

Evaluasi bukan merupakan konsep
tunggal, minimal meliputi dua kegiatan,
pertama mengumpulkan informasi dan
kedua menentukan suatu keputusan.
Kegiatan yang pertama mungkin juga
mengandung segi-segi nilai (terutama
dalam memilih sumber informasi dan
jenis informasi yang akan dikumpulkan),
tetapi
belum
menunjukkan
suatu
evaluasi. Dalam kegiatan yang kedua,
yaitu
menentukan
keputusan
menunjukkan suatu evaluasi, dasar
pertimbangan yang digunakan adalah
suatu perangkat nilai-nilai.
Karena masalah-masalah dan
konsep-konsep dalam pendidikan selalu
mengalami
perkembangan,
maka
pertalian antara informasi pendidikan
yang diperoleh dengan keputusan yang
diambil tidak selalu sama, mengalami
perkembangan pula. Perkembangan ini
terutama
berkenaan
dengan
perkembangan atau perubahan nilai-nilai.
Oleh karena itu, salah satu tugas dari

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 27~35

evaluator
pendidikan
mempelajari
kerangka nilai-nilai tersebut. Atas dasar
nilai-nilai tersebut maka keputusan
pendidikan baru bisa diambil. 11

2. Evaluasi dan penentuan keputusan
Pada
dasarnya
pengambil
keputusan dalam pelaksanaan pendidikan
atau khususnya dalam pelaksanaan
kurikulum yaitu guru, murid, kepala
sekolah, orang tua, para inspektur,
pengembang kurikulum dan sebagainya.
Pada
prinsipnya
mereka
semua
mempunyai peranan penting dalam
pengambilan keputusan berdasarkan
posisinya. Murid mengambil keputusan
sesuai dengan posisinya sebagai murid,
guru mengambil keputusan sesuai dengan
posisinya menjadi guru, besar kecilnya
peranan keputusan yang diambil oleh
seseorang
sesuai
dengan
lingkup
tanggung jawabnya serta lingkup masalah
yang dihadapinya pada suatu saat.
Beberapa hasil evaluasi menjadi bahan
pertimbangan bagi murid untuk belajar
lebih giat atau tidak.
Lain halnya dengan keputusan
yang diambil oleh seorang guru, ia
mengambil keputusan untuk kepentingan
seorang atau seluruh murid. Demikianlah
keputusan yang diambil kepala sekolah
dan sebagainya. Jadi, tiap pengambil
keputusan
dalam
proses
evaluasi
mempunyai posisi nilai yang berbeda.
3. Evaluasi dan konsensus nilai
Dalam berbagai situasi pendidikan
serta kegiatan pelaksanaan evaluasi
kurikulum pembelajaran Bahasa Arab,
sejumlah nilai-nilai dibawakan oleh
11

Ibid, hal. 180.

orang-orang yang turut terlibat atau
berpartisipasi dalam kegiatan penilaian
atau evaluasi. Para partisipan dalam
evaluasi pendidikan dapat terdiri atas :
orang tua, murid, guru, pengembang
kurikulum, administrator, ahli politik, ahli
ekonomi dan lain-lain.
Pernah dimimpikan bahwa para
partisipan tersebut merupakan suatu
kelompok yang homogen sebagai
pengambil
keputusan
atas
hasil
penelitian, tetapi beberapa pengalaman
menunjukkan bahwa hal itu tidak
mungkin. Mereka mempunyai sudut
pandangan, kepentingan nilai-nilai serta
pengalaman
tersendiri.
Bagaimana
caranya agar di antara mereka terdapat
kesatuan penilaian, kesatuan penilaian
hanya dapat dicapai melalui suatu
konsensus.
Secara historis, konsensus nilai
dalam evaluasi kurikulum pembelajaran
Bahasa Arab berasal dari tradisi mental
serta eksperimen. Konsensus tersebut
berupa kerangka kerja penelitian, yang
dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus,
pengukuran prestasi belajar yang bersifat
behavioral, penggunaan analisis statistik
dan pretest serta post test dan lain-lain.
Model penelitian di atas merupakan suatu
social engineering atau system approach
dalam
pendidikan.
Dalam
model
penelitian tersebut keseluruhan kegiatan
dapat digambarkan dalam suatu flow
chart
yang
merumuskan
secara
operasional input cara-cara kegiatan
serta output.12
12

Ibid., hal. 182.

M Syahrul Munir, Urgensi Evaluasi Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab…

33

Model di
beberapa kritik,

atas mendapatkan
tetapi kritik atau

kesulitan tersebut yang paling utama

adalah dalam merumuskan tujuan-tujuan

khusus yang dapat diterima oleh seluruh
partisipan

evaluasi

perencana kurikulum.

kurikulum

serta

Kesimpulan
Evaluasi kurikulum hendaknya
diadakan untuk mengetahui hingga
terkandung
dengan

harapan-harapan

dalam

maksud

perbaikan

dan

kita

tentukan

apakah

suatu

kurikulum tersebut mampu menghadapi

tantangan zaman dalam artian masih
relevan ataukah tidak, sehingga dapat

diketahui dengan seksama mana yang
perlu

ditambah

dan

dikurangi

dari

kurikulum tersebut. Dan kalaupun masih
layak dan cukup relevan maka cukup
ditambal

sulam

dengan

itu

diresmikan

sepanjang

kurikulum itu masih dipakai. Demikian

juga bahan perlu disesuaikan dengan
perkembangan ilmu dan zaman. Dengan
demikian mutu kurikulum senantiasa

Pengajaran, 4. Media Pengajaran, 5. Hasil

menggantikannya dengan yang baru.
Dari hasil evaluasi tersebut akan
bisa

kurikulum

atau

mengadakan

melanjutkannya

Selain itu evaluasi seharusnyajuga
dilakukan secara kontinyu setelah

yang

tujuan-tujuannya

untuk

kebutuhan dan tantangan zaman.

dapat dipelihara bahkan ditingkatkan.
Didalam
Aspek
Kurikulum
pembelajaran Bahasa Arab yang harus

manakah hasil pembelajaran selama ini
memenuhi

perubahan kurikulum yang sesuai dengan

tanpa

menggantinya. Dan apabila sudah tidak
relevan dan tidak mampu menjawab

tantangan zaman maka perlu diadakan

dievaluasi meliputi berbagai aspek. 1.

Tujuan, 2. Isi Kurikulum, 3. Strategi

yang Dicapai. Dan didalam semua aspek
tersebut

harus

di

evaluasi

secara

komprehensif agar membawa hasil yang
maksimal.

Meskipun demikian evaluasi kurikulum

pembelajaran Bahasa Arab sangat sulit
dirumuskan secara tegas, sebab evaluasi
kurikulum

selalu

berkenaan

dengan

fenomena-fenomena yang terus berubah,

selain itu obyek evaluasi kurikulum juga
berubah-ubah sesuai

dengan konsep

kurikulum yang diterapkan serta evaluasi
kurikulum itu dilakukan oleh seseorang
yang sifatnya juga berubah.

Bibliography
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1987.
Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1989.
__________, Pengembangan Kurikulum, CV. Cika Aditya Bakti, Bandung, 1993.

Neil, John D. Mc., Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif, Wira Sari, Jakarta, 1988.
Nurgiantoro, Burhan, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, BPFE, Yogyakarta,
1988.
34

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 27~35

Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, CV. Sinar Baru,
Bandung, 1991.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, PT. Rosdakarya,
2007.
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ar-Ruzz Media, Yogyakarta,
2003.

*****

M Syahrul Munir, Urgensi Evaluasi Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab…

35