LAPORAN KOMUNITAS asli untuk memberikan asuhan keperawatan

  

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI JL.TANJUNG RAWO RT.53 RW.16

KELURAHAN BUKIT LAMA KECAMATAN ILIR BARAT 1 KOTA

PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2018

Disusun Oleh :

  1. Amalia Maharani

  2. Eky Okta Vizar

  3. Evi Yulia Arvensi

  4. Ikhlima Elfiani

  5. Luh Icha

  6. Mega Surya

  7. Minanti Ananda Putri

  8. Muhsonatul Khasifa

  9. Nadya Andriani Putri

  10.Rizka Rhasmi Aprilia

  11.Sya’diyah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROODI DIV KEPERAWATAN

  

2018

HALAMAN PERSETUJUAN

  10.Rizka Rhasmi Aprilia (PO.71.20.4.15.045)

  

drg. Lizanna Farianty

NIP. 196209031992032004

  Plt. Kepala Puskesmas Padang Selasa

  NIP. 198306292008042001

Mengetahui,

  DR. Pitri Noviadi S.Pd., M.Kes dr. Yunita NIP.

  Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan Praktik

  11.Sya’diyah (PO.71.20.4.15.046)

Telah di setujui oleh :

  Telah diperiksa dan disetujui untuk seminar praktik klinik Keperawatan Komunitas pada wilayah Puskesmas padang Selasa dijalan Tanjung Rawo Rt.53 Rw.16 kelurahan Bukit Lama dan sebagai syarat menyelesaikan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas Mahasiswa Semester VI Poltekkes Kemenkes Palembang program studi D IV Keperawatan, oleh :

  1. Amalia Maharani (PO.71.20.4.15.003)

  8. Muhsonatul Khasifa (PO.71.20.4.15.040)

  7. Minanti Ananda Putri (PO.71.20.4.15.013)

  6. Mega Surya (PO.71.20.4.15.037)

  5. Luh Icha (PO.71.20.4.15.010)

  4. Ikhlima Elfiani (PO.71.20.4.15.008)

  3. Evi Yulia Arvensi (PO.71.20.4.15.032)

  2. Eky Okta Vizar (PO.71.20.4.15.006)

  9. Nadya Andriani Putri (PO.71.20.4.15.042)

  HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan : Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Jl.Tanjung Rawo Rt.53 Rw.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018. Penyusun :

  10.Rizka Rhasmi Aprilia (PO.71.20.4.15.045)

  Plt. Kepala Puskesmas Padang Selasa

  NIP. 198306292008042001 Mengetahui,

  DR. Pitri Noviadi S.Pd., M.Kes dr. Yunita NIP.

  Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan Praktik

  Laporan ini telah disahkan untuk diseminarkan pada tanggal Juli 2018 Palembang, Juli 2018

  11.Sya’diyah (PO.71.20.4.15.046)

  9. Nadya Andriani Putri (PO.71.20.4.15.042)

  1. Amalia Maharani (PO.71.20.4.15.003)

  8. Muhsonatul Khasifa (PO.71.20.4.15.040)

  7. Minanti Ananda Putri (PO.71.20.4.15.013)

  6. Mega Surya (PO.71.20.4.15.037)

  5. Luh Icha (PO.71.20.4.15.010)

  4. Ikhlima Elfiani (PO.71.20.4.15.008)

  3. Evi Yulia Arvensi (PO.71.20.4.15.032)

  2. Eky Okta Vizar (PO.71.20.4.15.006)

  drg. Lizanna Farianty NIP. 196209031992032004

LEMBAR KONSULTASI

  Diajukan oleh : Kelompok

  1. Amalia Maharani

  2. Eky Okta Vizar

  3. Evi Yulia Arvensi

  4. Ikhlima Elfiani

  5. Luh Icha

  6. Mega Surya

  7. Minanti Ananda Putri

  8. Muhsonatul Khasifa

  9. Nadya Andriani Putri

  10. Rizka Rhasmi Aprilia

  11. Sya’diyah Pembimbing Puskesmas : dr. Yunita

Judul : Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Jl.Tanjung

Rawo Rt.53 Rw.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018. N Tanggal Tanggal Materi Keterangan Paraf o Penyerahan Pengembalian Konsul

  1

  2

  3

  4

5 Palembang, Juli 2018 Pembimbing

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabararrakatuh

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia yang tiada putusnya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Laporan Paktik Klinik Keperawatan Komunitas di RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I”. Makalah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas lapangan Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang.

  Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mendapatkan bimbingan, bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, maka pada kesemapatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

  1. dr. Yunita sebagai Pembimbing Lapangan

  2. Dr.Pitri Noviadi, Sp.d.,M.Kes sebagai Pembimbing Akademik

  3. Pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

  Kami menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan-kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu kami sangat mengaharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat menjadi lebih sempurna. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan generasi selanjutnya.

  Palembang, Juli 2018 Penulis

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  DAFTAR TABEL

  

  DAFTAR DIAGRAM

   Diagram 24. Distribusi Penyakit Yang Diderita Satu Tahun Terakhir ..........................36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi

  satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

  Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).

  Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

  Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).

  Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

  Keperawatan sebagai salah satu tenaga kesehatan perlu berperan serta dalam pembangunan bidang kesehatan dan dilaksanakan dalam bentuk pelayanan keperawatan dimasyarakat.Pelayanan keperawatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tersebut dan dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

  Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.Salah satu bentuk upaya kesehatan melalui puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukannya, yang merupakan sistem pelayanan kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat. Beberapa upaya kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah berbagai pelayanan dasar puskesmas khususnya dalam hal kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pemberantasan dan pencegahan penyakit menular, penyuluhan kesehatan dan lain-lain yang mencakup 18 usaha kesehatan pokok puskesmas dan upaya perawatan kesehatan masyarakat melalui pos pelayanan terpadu (posyandu).

  Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah kesehatan dengan upaya promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitative, namun hasil dari kinerja pemerintah belum semuanya berdampak positif karena masih perlunya dukungan dari berbagai pihak untuk bekerjasama baik itu dari lintas sektoral maupun lintas program.

  Kontribusi terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat bukan hanya dari unsur pemerintah, tetapi dari semua komponen yang ada, termasuk adalah institusi pendidikan kesehatan seperti halnya studi keperawatan (DIV Keperawatan Poltekkes Palembang). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka kami Mahasiswa Program Studi DIV Keperawatan Poltekkes Palembang tahun 2018 melaksanakan pengambilan data Keperawatan Komunitas di Wilayah Rt.53 Rw.16, Tanjung RawaKelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat

  1. Pengambilan data di lakukan dengan menggunakan pendekatan masyarakat dalam rangka melakukan pembinaan, mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan mandiri, dimana dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnose atau permasalahan dan menyusun rencana sesuai permasalahan yang ditemukan, kemudian pelaksanaan dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

  B. Rumusan Masalah

  Bagaimana proses pemberian asuhan keperawatan komunitas?

  C. Tujuan

  a. Tujuan Umum Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas secara komrehensif di Rt.53 Rw.16, Tanjung Rawa Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat 1. b. Tujuan Khusus 1) Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat RT.53 RW.16

  Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I 2) Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat RT.53 RW.16 Kelurahan

  Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I 3) Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat RT.53 RW.16

  Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I 4) Menginformasikan hasil analisa data hasil pengkajian di RT.53 RW.16 Kelurahan

  Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I 5) Memberikan gambaran masalah kesehatan yang ada di RT.53 RW.16 Kelurahan

  Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I 6) Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di RT.53 RW.16 Kelurahan

  Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I 7) Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RT.53 RW.16

  Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I 8) Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RT.53 RW.16

  Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I 9) Memberikan informasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik keperawatan komunitas di RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir

  Barat I 10) Memenuhi salah satu laporan akhir mata ajar Keperawatan Komunitas

D. Manfaat Laporan

  1) Bagi Puskesmas Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna membantu program kesehatan pada masyarakat.

  2) Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang Dapat menambah referensi dan sumber bacaan di perpustakaan tentang rencana dan penatalaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada masyarakat.

  3) Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman yang nayata, serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat dari pendidikan melalui asuhan keperawatan komunitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keperawatan Komunitas

a. Definisi

  Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

  Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).

  Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007). Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

  1. Kemanfaatan Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

  2. Kerjasama Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

  3. Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

  4. Keadilan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

  5. Otonomi Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak,

  2005). Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).

  1. Individu sebagai klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).

  2. Keluarga sebagai klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

b. Strategi Pelaksanaan

  Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :

  1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).

  Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

  2. Proses kelompok (Group Process) Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community

  development) (Elisabeth, 2007).

  3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership) Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

  Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).

  4. Pemberdayaan (Empowerment) Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

  Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).

  c. Sasaran

  Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :

  1. Individu Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

  2. Keluarga Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

  3. Kelompok khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

  4. Tingkat Komunitas Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

  d. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)

  Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah : 1) Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

  Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2) Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

  Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005). 3) Sebagai Panutan (Role Model)

  Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat. 4) Sebagai pembela (Client Advocate)

  Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005). 5) Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

  Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. 6) Sebagai kolaborator

  Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

  7) Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner) Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan. 8) Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

  Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data. 9) Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

  Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005). 10) Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)

  Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005). Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

  11) Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And

  Researcher)

  Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

B. Konsep Kasus (Hipertensi)

  1. Definisi

  Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg (Smeltzer dan Bare, 2001 dalam Ahmad, 2009).

  Menurut WHO (World Health Organization), batas normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi seseorang disebut mengidap hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 95 mmHg, dan tekanan darah perbatasan bila tekanan darah sistolik antara 140 mmHg- 160 mmHg dan tekanan darah diastolik antara 90 mmHg-95 mmHg (Poerwati, 2008). Sedangkan menurut lembaga-lembaga kesehatan nasional (The National Institutes of Health) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan sistolik yang sama atau di atas 140 dan tekanan diastolik yang sama atau di atas 90 (Diehl.2007).

  2. Klasifikasi Hipertensi

  Berdasarkan penyebab dikenal 2 jenis hipertensi, yaitu : 1) Hipertensi primer

  Hipertensi primer juga disebut hipertensi ‘esensial’ atau ‘idiopatik’ dan merupakan 95% dari kasus-kasus hipertensi. Selama 75 tahun terakhir telah banyak penelitian untuk mencari etiologinya. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi vascular, sehingga tekanan darah meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi vascular perifer bertambah, atau keduanya. Beberapa faktor yang pernah dikemukakan relevan terhadap mekanisme penyebab hipertensi yaitu, genetik, lingkungan, jenis kelamin, dan natrium (gray.dkk, 2005). 2) Hipertensi renal atau hipertensi sekunder

  Sekitar 5% kasus hipertensi telah diketahui penyebabnya, dan dapat dikelompokkan seperti, penyakit parengkim ginjal (3%) dimana setiap penyebab gagal ginjal (glomerulonefritis, pielonefritis, sebab-sebab penyumbatan) yang menyebabkan kerusakan parenkim akan cenderung menimbulkan hipertensi dan hipertensi itu sendiri akan mengakibatkan kerusakan ginjal. Penyakit renovaskular (1%) dimana terdiri atas penyakit yang menyebabkan gangguan pasokan darah ginjal dan secara umum di bagi atas aterosklerosis dan fibrodisplasia. Endokrin (1%) jika terdapa hipokalemia bersama hipertensi, tingginya kadar aldosteron dan rennin yang rendah akan mengakibatkan kelebihan-kelebihan (overload) natrium dan air (Gray.dkk, 2005).

  3. Kriteria Hipertensi

  Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, tekanan darah umumnya diukur dengan manometer air raksa yang dinyatakan sebagai rasio sistolik dan diastolik, misalnya 120/70, yang berarti tekanan sistolik adalah 120 mmHg dan diastolik 70 mmHg (Soeharto, 2004). Dari berbagai kepustakaan disebutkan kriteria tekanan darah orang dewasa sebagai berikut :

  

Tabel 1. Kriteria Hipertensi

  Kategori Tekanan Tekanan diastolik sistolik Normal <130 mmHg <85 mmHg Hipertensi ringan 131-159 86-99 mmHg mmHg Hipertensi sedang 160-179 100-109 mmHg mmHg Hipertensi berat 180-209 110-119 mmHg mmHg Krisis hipertensi >210 mmHg >120

  4. Etiologi

  Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan. Keadaan tersebut berasal dari suatu kecenderungan genetik yang bercampur dengan faktor-faktor risiko seperti stress, kegemukan, terlalu banyak makan garam, kurang gerak badan dan penyumbatan pembuluh darah. Ini disebut hipertensi esensial. Kalau seseorang mempunyai sejarah hipertensi keluarga dan mengidap hipertensi ringan, dia dapat mengurangi kemungkinan hipertensi berkembang lebih hebat dengan memberi perhatian khusus terhadap faktor-faktor risiko tersebut.Untuk kasus-kasus yang lebih berat, diperlukan pengobatan untuk mengontrol tekanan darah. Jenis lain dari hipertensi dikenal sebagai hipertensi sekunder, yaitu kenaikan tekanan darah yang kronis terjadi akibat penyakit lain, seperti kerusakan ginjal, tumor, saraf, renovaskuler dan lain-lain (soeharto,2004).

  5. Tanda dan Gejala Secara umum, tekanan darah tinggi ringan tidak terasa dan tidak mempunyai tanda-tanda.

  Boleh jadi berlangsung selama beberapa tahun tanpa disadari oleh orang tersebut. Sering hal itu diketahui tiba-tiba, misalnya pada waktu mengadakan pemeriksaan kesehatan, atau pada saat mengadakan pemeriksaan untuk asuransi jiwa. Kadang-kadang tanda-tanda tekanan darah tinggi yang digambarkan itu adalah sakit kepala, gelisah,susah tidur,dada berdebar-debar (Knight, 2006).

  Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal. Kebanyakan orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar, dan berdengung ditelinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut sesungguhnya dapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan seringkali tekanan darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda- tanda tersebut. Cara yang tepat untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan mata kabur, dan mengganggu tidur (Soeharto, 2004).

6. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi

  1) Genetik Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih banyak menderita hipertensi, lebih tinggi hipertensinya, dan lebih besar tingkat morbiditasnya maupun mortilitasnya, sehingga diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan perbedaan genetik. Beberapa peneliti mengatakan terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi mekanismenya mungkin bersifat poligenik (Gray.dkk, 2005)

  2) Usia Kebanyakan orang berusia di atas 60 tahun sering mengalami hipertensi, bagi mereka yang mengalami hipertensi, risiko stroke dan penyakit kardiovaskular yang lain akan meningkat bila tidak ditangani secara benar (Soeharto, 2004). 3) Jenis kelamin

  Hipertensi lebih jarang ditemukan pada perempuan pra-monopause dibanding pria, yang menunjukkan adanya pengaruh hormon (Gray.dkk, 2005). 4) Geografi dan lingkungan

  Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi kelompok daerah kurang makmur dengan daerah maju, seperti bangsa Indian Amerika Selatan yang tekanan darahnya rendah dan tidak banyak meningkat sesuai dengan pertambahan usia disbanding masyarakat barat (Gray.dkk, 2005). 5) Pola hidup

  Tingkah laku seseorang mempunyai peranan yang penting terhadap timbulnya hipertensi. Mereka yang kelebihan berat badan di atas 30% , mengkonsumsi banyak garam dapur, dan tidak melakukan latihan mudah terkena hipertensi (Soeharto, 2004). 6) Garam dapur

  Sodium adalah mineral yang esensial bagi kesehatan. Ini mengatur keseimbangan air didalam system pembuluh darah. Sebagian sodium dalam diet datang dari makanan dalam bentuk garam dapur atau sodium chlorid (NaCl). Pemasukan sodium mempengaruhi tingkat hipertensi. Mengkonsumsi garam menyebabkan haus dan mendorong kita minum. Hal ini meningkatkan volume darah didalam tubuh, yang berarti jantung harus memompa lebih giat sehingga tekanan darah naik. Kenaikan ini berakibat bagi ginjal yang harus menyaring lebih banyak garam dapur dan air. Karena masukan (input) harus sama dengan pengeluaran (output) dalam system pembuluh darah, jantung harus memompa lebih kuat dengan tekanan darah tinggi (Soeharto, 2004). 7) Merokok

  Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paruparu dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokokmenggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam orga dan jaringan tubuh ( Astawan, 2002 dalam wijaya, 2009 ).

  7. Komplikasi Hipertensi 1) Stroke dapat timbul akibat tekanan darah yang tinggi ke pembuluh darah otak baik

  itu dalam bentuk sumbatanatau pembuluh darah yang pecah sehingga terjadi perdarahan, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah yang mengalami tekanan.Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2005).

  2) Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat

  menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2002).

  3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada

  kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2005).

  4) Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang

  kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edma.Cairan didalam paru – paru menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002)

  5) Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang

  cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron- neron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2005).

  8. Pengobatan Hipertensi

  Setelah diagnosa hipertensi ditegakkan dan diklasifikasikan menurut golongan atau derajatnya, maka dapat dilakukan dua strategi penatalaknaan dasar yaitu : Non farmakologik, yaitu tindakan untuk mengurangi faktor risiko yang telah diketahui akan menyebabkan atau menimbulkan komplikasi, misalnya menghilangkan obesitas, menghentikan kebiasaan merokok, alkohol, dan mengurangi asupan garam serta olahraga.

  Farmakologik, yaitu memberikan obat anti hipertensi yang telah terbukti kegunaannya dan keamanannya bagi penderita .Pengobatan hipertensi yang paling baik adalah : a) Selalu mengontrol tekanan darah secara teratur dengan memeriksakan diri ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat b) Selalu minum obat teratur meskipun tanpa keluhan.

  c) Mengurangi konsumsi garam.

  9. Perbanyak konsumsi sayur dan buah.

  9. Pencegahan

  Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga terhadap hipertensi. Pada umumnya, orang berusaha mengenali hipertensi jika dirinya atau keluarganya sakit keras atau meninggal dunia akibat hipertensi. Tidak semua penderita hipertensi memerlukan obat. Apabila hipertensinya tergolong ringan maka masih dapat dikontrol melalui pola hidup sehari-hari.

  Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi parah, tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan yang ditentukan oleh dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop High Blood Pressure), antara lain dengan cara menghindari faktor risiko hipertensi.

  Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah. Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan yang rendah lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah, sayur, serta produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan darah.

  Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi dengan cara : 1) Memeriksa tekanan darah secara teratur. 2) Menjaga berat badan ideal. 3) Mengurangi konsumsi garam. 4) Jangan merokok. 5) Berolahraga secara teratur. 6) Hidup secara teratur. 7) Mengurangi stress. 8) Jangan terburu-buru. 9) Menghindari makanan berlemak.  Pencegahan Primer : 1. Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.

  2. Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan.

  3. Kurangi konsumsi alkohol.

  4. Konsumsi minyak ikan.  Pencegahan Sekunder 1. Pola makanam yamg sehat.

  2. Mengurangi garam dan natrium di diet

  3. Fisik aktif 4. Mengurangi Akohol intake.

  5. Berhenti merokok.  Pencegahan Tersier 1) Pengontrolan darah secara rutin. 2) Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

BAB III PENGKAJIAN A. DATA UMUM PUSKESMAS

1. Profil Puskesmas Padang Selasa

  Puskesmas adalah unit pelaksanaan pembangunan kesehatan yang mandiri di garis depan dan bertanggung jawab terhadap pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Untuk itu puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai wilayah kerja satu kecamatan yang artinya puskesmas sebagai satuan organisasi yang diberikan kewenangan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota untuk melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan dengan tujuan : a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat umum, khususnya masyarakat yang berada di wilayah kerjanya.

  b. Memperpanjang harapan hidup.

  c. Mengurangi angka kematian. Pada awalnya puskesmas ini adalah puskesmas pembantu rumah sakit Siti Khadijah yang didirikan pada tahun 1984 dan baru pada bulan September tahun 1988 diresmikan menjadi puskesmas induk, yaitu puskesmas Padang Selasa Palembang dan mempunyai dua puskesmas pembantu di kelurahan Bukit Lama dan puskesmas pembantu di Kelurahan Bukit Baru.

  Puskesmas Padang Selasa sejak pertama kali diresmikan menjadi puskesmas induk telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan Puskesmas, yaitu :

  1. Sejak tahun 1988 s.d 1989 dipimpin oleh dr. Eddy Zakarly

  2. Sejak tahun 1989 s.d 1992 dipimpin oleh dr. Rahmiati

  3. Sejak tahun 1992 s.d 1993 dipimpin oleh dr. Yusmaniar

  4. Sejak tahun 1993 s.d 1994 dipimpin oleh dr. Ettie.S

  5. Sejak tahun 1994 s.d 1996 dipimpin oleh dr. Sri Mariawati

  6. Sejak tahun 1998 s.d 2000 dipimpin oleh dr. Anton Suwindro, M.Kes

  7. Sejat tahun 2000 s.d 2002 dipimpin oleh dr. Novia Diana Roza

  8. Sejak tahun 2002 s.d 2004 dipimpin oleh dr. Hj. Salmah Hamid

  9. Sejak tahun 2004 s.d 2005 dipimpin oleh dr. Dian Hayati

  10. Sejak tahun 2005 s.d 2009 dipimpin oleh dr. Hj. Nurul Komariah, AS.MARS

  11. Sejak Juli 2009 s.d 2012 dipimpin oleh dr. Hj. Fade Fatimah

  12. Sejak Oktober 2012 s.d sekarang dipimpin oleh drg. Lizzana Farianty

  2. Visi Puskesmas Padang Selasa Palembang Terwujudnya puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang terbaik.

  3. Misi Puskesmas Padang Selasa Palembang 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan disiplin kerja.

  2. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana.

  3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

  4. Meningkatkan partisipasi masyarakat.

  5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

  4. Motto Puskesmas Padang Selasa Palembang Tubuh sehat, hati bahagia.

  5. Budaya Kerja Puskesmas Padang Selasa Palembang Tanggung Jawab Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.

  Empati Memberikan pelayanan yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat. Ramah Baik hatu, manis tutur kata dan sikapnya. Budi Pekerti Berperilaku yang baik, bijaksana serta manusiawi.

  Adil Jujur, lurus, tulus dan seimbang. Inisiatif Melakukan pekerjaan tanpa menunggu perintah. Kekeluargaan Interaksi yang membentuk rasa saling memiliki dalam suatu system.

  6. Kebijakan Mutu Puskesmas Padang Selasa Palembang Puskesmas Padang Selasa bertekad memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan terpercaya demi meningkatkan pembangunan kesehatan.

  7. Komitmen Puskesmas Padang Selasa Kami, Pimpinan dan karyawan Puskesmas Padang Selasa berkomitmen untuk

memberikan pelayanan sesuai dengan pelayanan ISO dengan budaya kerja yag terbaik.

  8. Tujuan

  a. Tujuan Umum Terpenuhinya gambaran umum Puskesmas Padang Selasa dan sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Kota Palembang.

  b. Tujuan Khusus

  1. Dapat diketahuinya hasil program-program yang sudah tercapai

  2. Dapat diketahuinya kekurangan dan kelemahan Puskesmas Padang Selasa, sehingga dapat dicarikan pemecahannya.

  3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian kesehatan.

9. Struktur Organisasi

  KEPALA PUSKESMAS KA. SUB.BAG TATA USAHA KEUANGAN KEPEGAWAIAN

  INVENTARIS KOORD. YANKES KOORD. YANKES MASYARAKAT PERORANGAN UNIT PROMKES USILA POLI MTBS PENDAFTARAN/KASIR

  KESEHATAN KESLING POLI UNIT OBAT