TEKNOLOGI PAKAN TERNAK KAMBING doc

TEKNOLOGI PAKAN TERNAK KAMBING
Ir. Djoko Suwarso, MP*)
RINGKASAN
Banyak peternak kambing yang memberikan pakan untuk kambingnya
belum memperhatikan kebutuhannya. Hijauan yang diberikan jumlahnya
cenderung berlebihan dan banyak yang tidak dimakan, hanya dibuang saja
bersama dengan kotoran. Masih banyak limbah pertanian yang belum
dimanfaatkan untuk pakan. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dari
peternak tersebut menjadi salah satu sebab rendahnya produktivitas ternak
kambing yang dipeliharanya. Sehingga diperlukannya suatu teknologi pakan
untuk meningkatkan kualitas dan pemberian pakan yang efektif dan efisien.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan dan ketrampilan peternak kambing dalam menyediakan pakan
untuk kambingnya yaitu : bahan pakan untuk ternak kambing, kebutuhan nutrisi
ternak kambing, membuat konsentrat untuk ternak kambing, mengolah limbah
pertanian menjadi pakan kambing yang memenuhi kebutuhan yaitu silase
komplit.
Beberapa pakan hijauan mengandung zat anti nutrisi di dalamnya dan
mempunyai bau yang kurang disenangi kambing, sehingga perlu perlakuan
khusus sebelum diberikan. Perlakuan yang paling mudah adalah dengan
dilayukan atau dipanaskan.

Untuk menghemat pakan penguat atau konsentrat dengan
memanfaatkan bahan pakan yang ada di lingkungan sekitar.
Untuk menjaga kontinyuitas ketersediaan pakan kambing, kelebihan
hijauan bisa diawetkan untuk digunakan pada saat kekurangan hijauan.
Teknologi yang cukup mudah adalah dengan diolah menjadi silase komplit.
Kelebihan dari silase komplit antara lain hemat dalam pemberian, mengandung
nutrisi yang lengkap, dapat disimpan 4 – 8 bulan dan mengurangi bau kotoran
ternak kambing.

Kata kunci : Teknologi, pakan, ternak, kambing

*)

Widyaiswara Ahli Madya Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Peternakan Ungaran

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pakan ternak kambing / domba terdiri dari pakan pokok yaitu pakan
hijauan dan pakan penguat atau sering disebut sebagai konsentrat. Hijauan

terdiri dari rumput, kacang-kacangan, daun yang lain, dan jerami. Pakan
penguat atau konsentrat terbuat dari limbah industri pertanian maupun
perkebunan. Dalam kegiatan peternakan kebutuhan pakan bisa mencapai
lebih dari 60 % dari total biaya paroduksi. .
Bahan

untuk

membuat

konsentrat

relative

lebih

mahal

dibandingkan dengan harga hijauan. Untuk mengatasi mahalnya konsentrat
maka penggunaan bahan yang tidak bersaing dengan kebutuhan manusia,

berasal dari lingkungan dimana peterna serta ada sepanjang tahun,
Kemudian peternak diajari cara membuat konsentrat sendiri dari bahanbahan local yang ada di sekitarnya. Sehingga dapat menekan harga
konsentrat tersebut,
B. Rumusan Masalah
Banyak peternak

kambing

yang

memberikan

pakan

untuk

kambingnya belum memperhatikan kebutuhannya. Kambing diberikan
hijauan seadanya dan tidak diberi pakan tambahan atau konsentrat.
Hijauan yang diberikan jumlahnya cenderung berlebihan dan banyak yang
tidak dimakan, hanya dibuang saja bersama dengan kotoran. Masih banyak

limbah pertanian yang belum dimanfaatkan untuk pakan. Kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan dari peternak tersebut menjadi salah satu
sebab rendahnya produktivitas ternak kambing yang dipeliharanya.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan dan ketrampilan peternak kambing dalam menyediakan
pakan untuk kambingnya yaitu :
- Bahan pakan untuk ternak kambing
- Kebutuhan nutrisi ternak kambing
- Membuat konsentrat untuk ternak kambing
- Mengolah hijauan / limbah pertanian untuk cadangan pakan.
Dengan pengetahuan dan ketrampilan tersebut diharapkan peternak

dapt menyediakan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi untuk ternak
kambingnya sehingga produktivitasnya meningkat.

METODA PENULISAN
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah populer ini metodologi yang
dilakukan dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan cara mencari
referensi di perpustakaan, studi pustaka yang berkaitan dengan topik

tersebut, mereview beberapa hasil penelitian

dan pengalaman penulis

dalam hal praktek serta melatih di bidang pakan ternak kambing.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. MACAM-MACAM BAHAN PAKAN TERNAK KAMBING / DOMBA
Menurut Ketut dan Budiarsana (2010), zat makanan yang paling
diperlukan oleh kambing / domba adalah protein dan energi. Zat makanan
ini dapat diperoleh dari makanannya. Oleh karena itu pembagian bahan
pakan ternak dibagi menjadi dua golongan, yaitu bahan pakan sumber
energi dan bahan pakan sumber protein.
Bahan pakan sumber energi dari
- Biji-bijian

: sorgum, jagung

- Dedak


: dedak padi, dedak jagung, dedak sorgum

- Umbi-umbian : umbi ketela rambat, ketela pohon, onggok
- Hijauan

: rumput-rumputan

Bahan pakan sumber protein :
- Hijauan

: gliricidia, turi, lamtoro, centrocema, kacang gude

- Sisa pertanian : daun kacang, daun singkong
- Biji-bijian

: bungkil kedele, biji kapas, ampas tahu, ampas
kecap

Pakan kambing terdiri dari pakan pokok (hijauan), pakan penguat
(konsentrat) dan pakan pelengkap.

Banyak ragam hijauan yang dapat digunakan sebagai bahan pakan
ternak kambing / domba, yaitu : a) jenis rumput-rumputan terdiri dari rumput

lapangan dan rumput unggul : rumput gajah, rumput setaria, rumput raja dll;
b) daun kacang-kacangan antara lain : daun lamtoro, daun turi, daun
gliricidia, daun kaliandra, daun albesia dsb; c) hasil sisa panen (limbah
pertanian) seperti : daun ubi kayu/ ketela pohon, daun ubi jalar, daun
nangka, daun waru, daun pisang, jerami kacang tanah, jerami kedele,
jerami padi dsb
Pakan penguat terdiri dari bekatul, dedak, ketela pohon, bungkil
kacang, ampas tahu, ampas kecap dsb, bisa diberikan secara tunggal atau
campuran dari berbagai bahan tersebut yang sering disebut konsentrat baik
yang dibuat oleh peternak sendiri maupun konsentrat kambing yang telah
kemersial dejual di toko pakan ternak. Pakan pelengkap terdiri dari mineral,
vitamin, Urea Molases Block. (Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi
Dwiguna Dan Ayam Sembawa, (2007).
B.

PEMBERIAN PAKAN SESUAI STATUS TERNAK
Kambing / domba sebagai ternak hidup membutuhkan makan setiap

harinya, makanan tersebut digunakan untuk : 1) Kebutuhan harian agar
tetap hidup (pokok hidup); 2) Untuk produksi (agar dapat menjadi besar,
gemuk serta menghasilkan susu) dan 3) Kebutuhan untuk bereproduksi
(kawin, bunting, beranak dan menyusui).
Jumlah kebutuhan bahan pakan tersebut bervariasi dan bergantung
pada fisiologis ternak tersebut, namun demikian jumlah patokan umum
bahan pakan hijaun yang diperlukan adalah 10 % dari

berat badan dan

pakan penguat / konsentrat sebanyak 1 – 2 % dari berat badan.
Sebagai contoh kambing / domba dengan berat badan 25 kg
membutuhkan hijauan sebanyak 10 % x 25 kg = 2,5 kg dan pakan penguat
sebanyak 0,25 kg. Bila diperhitungkan dengan jumlah hijauan yang tidak
dimakan maka jumlah yang harus disediakan harus lebih besar dari 2,5 kg.
Sisa hijauan yang tidak dimakan karena hijauan tersebut sudah tua, tidak
disenangi ternak adalah sekitar 50 % dari pemberian, Oleh sebab itu
pemberian hijauan harus didua kalikan yaitu : 2 x 2,5 kg = 5 kg/ekor/hari.

1. Pengolahan Hijauan Sebelum Diberikan Ke Ternak

Pemberian hijauan pada ternak dalam keadaan segar lebih
disenangi ternak, namun untuk beberapa jenis hijauan/daun, pemberian
segar tidak disenangi dan terkadang mengandung racun yang dapat
berakibat fatal yaitu kematian ternak. Oleh karenanya jenis hijauan
seperti tsb perlu diproses/diolah agar kandungan racunnya dapat
dihilangkan atau dikurangi, misalnya daun singkong dan daun gliricidia.
Ada beberapa cara sederhana dan murah yang dapat dilakukan
oleh peternak yaitu :
- dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 jam
- dilayukan / dibiarkan semalam
Dengan cara ini diharapkan racun dan bau khas daun tersebut
dapat berkurang dan ternak menyenanginya (Direktorat Pakan Ternak,
2012).
2. Status Ternak Dan Kebutuhan Ransumnya
NO STATUS TERNAK
1.
2.
3.
4.


RUMPUT
Kambing / domba 3 bagian
dewasa
Betina 3 minggu 3 bagian
sebelum
dikawinkan
Induk bunting 6 3 bagian
minggu
terakhir
masa bunting
Induk
yg 3 bagian
menyusui

PAKAN
DAUN2AN*)
1 bagian

KONSENTRAT
2 - 3 gelas


2 bagian

2 – 3 gelas

3 bagian

2 – 3 gelas

3 bagian

1 gelas (anak
tunggal)
2 – 3 gelas
(kembar)
¼ - ½ gelas

5.

Anak kambing / 1 bagian
1 bagian
domba sebelum
disapih (setelah
umur 2-3 minggu)
6.
Anak lepas sapih
1,5 bagian
1 bagian
0,5 – 1 gelas
*) daun2an dapat berupa daun ketela rambat, ketela pohon atau daun
kacang-kacangan seperti lamtoro, turi, gliricide dll

3. Kebutuhan Air
Tubuh ternak terdiri dari kurang lebih 70 % air. Bila tubuh
kekurangan air sampai 20 % akan mengakibatkan kematian, air juga
dibutuhkan untuk membantu proses pencernaan
Kebutuhan air berbeda untuk setiap ternak, tergantung pada :
-

Status fisiologis ternakmuda lebih banyak butuh air dari yang tua,
ternak yang menyusui lebih butuh air dari yang tidak menyusui

- Temperatur lingkungan, pada waktu panas ternak lebih banyak butuh
air
- Pakan yang diberikan, ternak yang diberi pakan hijauan tua butuh air
lebih banyak daripada yang mendapat hijauan muda.
Kebutuhan rata-rata air untuk kambing / domba per hari adalah 1,5 – 2,5
liter. Air yang diberikan harus bersih dan tempat minum dibersihkan
setiap hari (BPTP, 2009).
C.

MEMBUAT KONSENTRAT
Untuk menyusun formula konsentrat Ternak Ruminansia diperlukan :
1. Komposisi kimia bahan pakan (Tabel 1)
2. Persyaratan Konsentrat Kambing / domba dan Kambing / domba :
Kadar protein kasar (PK)

= 14 – 16 %

Total Digestible Nutrient (TDN)

= 65 – 70 %

Contoh 1 :
Pak Sastro akan membuat pakan penguat (konsentrat) untuk kambing /
domba dengan bahan-bahan bekatul dan ampas tahu.
Dari tabel komposisi kimia bahan pakan diketahui :
Bekatul mengandung protein kasar (PK) = 12,8 %
Ampas tahu

= 30,3 %

Dari Tabel persyaratan konsentrat kambing / domba mengandung PK = 16
%, maka :
Bekatul 12,8 %

14,3 %
16%

14,3/17,5 x 100 % = 81,7 %

Ampas tahu

30,3 %

3,2 %

3,2/17,5 x 100 %

= 18,3 %

17,5 %
Jadi bahan pakan yang dicampurkan adalah bekatul 81,7 % dan ampas
tahu 18,3 %, Jika pak Sastro akan membuat konsentrat sebanyak 100 kg
maka bahan pakan yang dicampurkan adalah :
Bekatul 81,7 / 100 x 100 kg = 81,7 kg
Ampas tahu 18,3 / 100 x 100 kg = 18,3 kg
Contoh 2 :
Menyusun formula konsentrat dengan menggunakan 3 bahan pakan, yaitu
onggok, bekatul dan bungkil biji kapuk. Konsentrat yang mau dibuat kadar
proteinnya 14 %.
Dari tabel 1 diperoleh :
Onggok mengandung protein kasar

1,9

Bekatul mengandung protein kasar

12,8

%,
%

Bk.biji kapuk mengandung protein kasar 29,67 %
Buat dulu campuran I (misalnya onggok dan bekatul dengan perbandingan
1 : 1) maka kadar protein kasar campuran I adalah (1,9 + 12,8) / 2 = 14,7 /
2 = 7,35 %
Camp. I

7,35 %

15,67

15,67 / 22,32 X 100 % = 70,2 %

14 %
B. biji kapuk 29,67 %

6,65 6,65 / 22,32 X 100 % = 29,8 %
22,32

Jika mau membuat konsentrat sebayak 100 kg, maka bahan yang
diperlukan adalah :
onggok sebanyak

70,2 / 2 = 35,1 kg

bekatul sebanyak

70,2 / 2 = 35,1 kg

biji kapuk sebanyak

= 29,8 kg

D.

MENGOLAH HIJAUAN UNTUK CADANGAN PAKAN
Direktorat Pakan Ternak ( 2012) memperkenalkan satu teknologi
pengolahan hijauan untuk cadangan pakan adalah dengan dibuat silase
komplit. Silase

komplit

merupakan

campuran

hijauan,

limbah

pertanian dan perkebunan yang diawetkan dengan cara fermentasi
dalam kondisi kadar air yang tinggi (40-80 persen) yang dilakukan
dengan semi aerob.
Tujuan pembuatan silase:
1. Meningkatkan kualitas hijauan pakan ternak me- lalui peningkatan
kualitas gizi dan daya cerna.
2. Meningkatkan daya tahan penyimpanan
3. Menanggulangi kebutuhan hijauan pakan pada saat musim tertentu.
4. Pemanfaatan hasil limbah pertanian, dan perke- bunan.
Konsep teknologi silase yang dikembangkan selama ini

masih

bersifat silase tunggal (single silage) dan proses pembuatannya dalam
kondisi anaerob (tanpa oksigen). Dalam praktek di lapangan, silase ini
cukup terkendala

karenamemerlukan tempat

simpan

(pemeraman) yang cukup vakum juga silase yang dihasilkan hanya
memenuhi 30-40 persen kebutuhan nutrisi ternak.
Keunggulan silase komplit adalah:
1. Lebih

mudah

dalam

pembuatannya

karena

tidak memerlukan

tempat pemeraman yang an-aerob, cukup dengan semi aerob.
2. Kandungan gizi yang dihasilkan juga

lebih tinggi, dapat memenuhi 70-

90% kebutuhan gizi ternak sapi
3. Memiliki sifat organoleptis (bau harum, asam) sehingga lebih disukai
ternak (palatable).
Pembuatan Silase Komplit :
Bahan yang digunakan terdiri dari 3 kelompok bahan yakni:
1. Kelompok bahan pakan hijauan, terdiri dari rumput, leguminosa
serta limbah pertanian dan perkebunan.
2. Kelompok

b ah an

pakan

konsentrat, Kelompok bahan pakan

konsentrat dapat berupa dedak padi/bekatul, ong- gok (ampas
tapioka), ampas sagu, ampas tahu dan lain- lain.
3. Kelompok bahan pakan aditif, Bahan aditif disini dapat terdiri dari
campuran urea, mineral, tetes dan lain-lain.
Rasio:
Rasio Hijauan : Konsentrat : aditif mengacu pada formula 7 : 2 : 1
atau 6 : 3 : 1 yang didasarkan pada persentase berat.
Langkah Pembuatan:
1. Bahan aditif dicampur dengan konsentrat hingga merata.
2. Dicampurkan ke hijauan. Jika kondisi
petanian agak

hijauan atau limbah

kering maka diperlukan tambahan air

sehingga

kadar air campuran mencapai 40%.
3. Masukkan bahan silase kedalam drum yang telah dilapisi plastik
tebal.
4. Tutup dan tekan dengan kuat atau diinjak-injak agar udara didalam
keluar.
5. Kemudian ikat plastik rapat-rapat, sehingga tidak ada udara
masuk ke dalam, serta jangan sampai bocor. Tutup drum rapatrapat dengan penutupnya.
6. Drum dieramkan dengan disimpan selama 3 minggu (21 hari).
7. Silase harus disimpan dalam kondisi tertutup dan dapat
disimpan hingga 4 – 8 bulan

Pemberian Pakan Pada Ternak
Pada waktu pemberian kepada ternak jangan sering dibuka-tutup, dalam 1
hari cuma boleh dibuka 1 kali (untuk makan ternak pagi dan sore
dikeluarkan sekaligus) sebab kalau sering dibuka tutup kualitas silase akan
cepat rusak. Apabila kambing belum terbiasa makan silase, silase diberikan
sedikit demi sedikit dengan cara dicampur dengan hijauan yang biasa

dimakan. Jika sudah terbiasa dapat seluruhnya diberikan silase sesuai
dengan kebutuhan. Jumlah pemberian rata-rata 4 – 5 % dari berat badan.
Penyediaan Pakan saat Musim Kemarau
Pembuatan silase komplit dapat dijadikan salah satu cara untuk mengatasi
kekurangan pakan di musim kemarau sekaligus memperbaiki kualitas gizi
pakan ternak. Pada kondisi hijauan melimpah di musim penghujan, bahan
pakan hijauan baik berupa HMT maupun sisa tanaman pangan diperam
dengan penambahan bahan konsentrat akan dapat tahan sampai 4-8
bulan. Persediaan pakan ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
ternak saat musim kemarau. Dengan demikian menerapkan teknologi ini
dapat memberikan solusi pemenuhan pakan di musim kemarau sekaligus
dapat mempertahankan kualitas asupan gizi untuk ternak (Norbertus,
2013).

KESIMPULAN
Untuk menunjang pertumbuhan ternak kambing diperlukan pakan yang
memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pakan ternak kambing terdiri dari pakan
hijauan sebagai pakan pokok, pakan penguat atau konsentrat dan pakan
pelengkap atau suplemen.
Beberapa pakan hijauan mengandung zat anti nutrisi di dalamnya dan
mempunyai bau yang kurang disenangi kambing, sehingga perlu perlakuan
khusus sebelum diberikan. Perlakuan yang paling mudah adalah dengan
dilayukan atau dipanaskan.
Untuk

menghemat

pakan

penguat

atau

konsentrat

dengan

memanfaatkan dari lingkungan sekitar.
Untuk menjaga kontinyuitas ketersediaan pakan kambing, kelebihan
hijauan bisa diawetkan untuk digunakan pada saat kekurangan hijauan.
Teknologi yang cukup mudah adalah dengan diolah menjadi silase komplit.
Kelebihan dari silase komplit antara lain hemat dalam pemberian, mengandung
nutrisi yang lengkap, dapat disimpan 4 – 8 bulan dan mengurangi bau kotoran

ternak kambing.

Tabel 1. Komposisi Kimia Bahan Pakan
Bahan Pakan
Rumput
R Lapangan
Alang-alang
R. Benggala
R. Gajah
R. Setaria

BK
(%)
24.4
31
23.6
22.2
15.9

Abu
(%)
14.5
6.6
12.5
12
12

PK
(%)
8.2
5.2
10.9
8.7
10.3

LK
(%)
1.4
2.2
2.4
2.7
2.9

SK
(%)
31,6
40,4
32,9
32,3
33,7

TDN
(%)
56,2
44.4
53.6
52.4
52

Ca
(%)
0.37
0.4
0.62
0.48
0.36

P
(%)
0.23
0.26
0.27
0.35
0.19

R. Raja

18.5

13.5

3.5

34,2

57

0.37

0.39

Legum, Daun-daunan, Limbah Pertanian
Centrosema
24.1
9.4
D. Jagung
21
10.2
D. Kedele
22.6
10.1
D. Kc. Panjang
15
12
D. Kc. Tanah
22.8
9.2
D. Kol
9.9
11.8
D. Lamtoro
24.8
7.5
D. Nangka
34.4
12.2
D. Tebu
25.5
8.2
D. Turi
18.3
10.2
D. Singkong
21.6
12.1
D. Ubi Jalar
16.3
16.1
D. Pisang
23.3
11.8
Jerami Padi
87.5
16.9
Kulit Pisang
13
9.7
Kulit Singkong
30.6
3.9

16.8
9.9
16.7
16.6
13.8
21.5
24.2
13.4
5.2
29.2
24.1
19.2
16.6
4.1
7.1
6.6

4
1.8
3.7
4.5
4.9
3.3
3.7
3.7
2
3.4
4.7
2.6
5.2
1.5
8.3
1.3

33,2
27,4
27,7
26,4
25,2
12,9
21,5
20,7
34,4
17,1
22,1
16,2
23,0
32,5
11,8
6,4

60.2
60
63.2
60.6
78.3
76.2
74.4
73.7
51.4
67.2
61.8
61.9
73.5
43.2
59.1
73.1

1.2
1.24
1.42
1.23
1.66
0.6
1.68

0.38
0.23
0.42
0.26
0.27
0.72
0.21

0.47

0.34

1.54
1.37
0.57
0.41
0.33
0.33

0.46
0.46
0.18
0.29
0.21
0.21

12.8
13
10
1.9
30.3
21.3
2.6
3.3
3.2
3.9
29.67

8.1
8.6
7.8
0.3
9.9
10.9
0.7
1.5
1.4
0.3
7.64

7,1
13,9
4,5
8,9
22,2
14,2
5,7
4,2
3,4
0,4
30,1

69.9
67.9
82.3
78.3
77.9
78.7
78.5
81.8
83.9
70.7
72.5

0.08
0.09
0.2
0.25
0.53
0.17
0.17
0.26
0.28
0.88

1.23
1.39
0.99
0.14
0.37
0.62
0.09
0.16
0.23
0.14

Umbi, Limbah Industri
Bekatul
Dedak Kasar
Dedak Jagung
Onggok
Ampas Tahu
Ampas Kelapa
Gaplek
Singkong
Ubi Jalar
Tetes
Bk. Biji Kapuk
Keterangan :
BK
: Bahan Kering
PK
: Protein Kasar
LK
: Lemak Kasar
SK
: Serat Kasar

21.2

88
87.7
87.8
79.8
14.6
88.6
79.5
32.3
32
82.4
84

10
13.6
3.5
2.4
5.1
8.2
4.7
3.3
2.7
11
7.8

Ca
P

: Kalsium
: Fosfor

TDN

: Total Digestible Nutrient

DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusatenggara Barat. 2009.
Beternak Kambing / domba Intensif.
Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Dwiguna Dan Ayam Sembawa,
(2007). Sumatera Selatan .Teknologi Pengolahan Pakan Sapi. Direktorat
Jenderal Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian.

Direktorat Pakan Ternak, 2012. Silase. Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
Ketut S dan Budiarsana, 2010. Panduan Lengkap Kambing dan Domba.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Norbertus, 2013. Beternak Kambing Tanpa Bau, Angon dan Ngarit. Arcita,
Surakarta.

TEKNOLOGI PAKAN TERNAK KAMBING
Ir. Djoko Suwarso, MP*)
RINGKASAN
Banyak peternak kambing yang memberikan pakan untuk kambingnya
belum memperhatikan kebutuhannya. Hijauan yang diberikan jumlahnya
cenderung berlebihan dan banyak yang tidak dimakan, hanya dibuang saja

bersama dengan kotoran. Masih banyak limbah pertanian yang belum
dimanfaatkan untuk pakan. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dari
peternak tersebut menjadi salah satu sebab rendahnya produktivitas ternak
kambing yang dipeliharanya. Sehingga diperlukannya suatu teknologi pakan
untuk meningkatkan kualitas dan pemberian pakan yang efektif dan efisien.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan dan ketrampilan peternak kambing dalam menyediakan pakan
untuk kambingnya yaitu : bahan pakan untuk ternak kambing, kebutuhan nutrisi
ternak kambing, membuat konsentrat untuk ternak kambing, mengolah limbah
pertanian menjadi pakan kambing yang memenuhi kebutuhan yaitu silase
komplit.
Beberapa pakan hijauan mengandung zat anti nutrisi di dalamnya dan
mempunyai bau yang kurang disenangi kambing, sehingga perlu perlakuan
khusus sebelum diberikan. Perlakuan yang paling mudah adalah dengan
dilayukan atau dipanaskan.
Untuk menghemat pakan penguat atau konsentrat dengan
memanfaatkan bahan pakan yang ada di lingkungan sekitar.
Untuk menjaga kontinyuitas ketersediaan pakan kambing, kelebihan
hijauan bisa diawetkan untuk digunakan pada saat kekurangan hijauan.
Teknologi yang cukup mudah adalah dengan diolah menjadi silase komplit.
Kelebihan dari silase komplit antara lain hemat dalam pemberian, mengandung
nutrisi yang lengkap, dapat disimpan 4 – 8 bulan dan mengurangi bau kotoran
ternak kambing.

Kata kunci : Teknologi, pakan, ternak, kambing

*)

Widyaiswara Ahli Madya Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Peternakan Ungaran