BAB II GAMBARAN UMUM PT. TELKOM DIVISI REGIONAL I SUMATERA A. Sejarah Perusahaan - Analisis Manajemen Kas Pada PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera

  BAB II GAMBARAN UMUM PT. TELKOM DIVISI REGIONAL I SUMATERA A. Sejarah Perusahaan Perusahaan Telekomunikasi sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan

  yang menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan Telekomunikasi Indonesia (PT. TELKOM) sendiri juga termasuk bagian dari perusaahaan tersebut yang mempunyai bentuk badan usaha Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad No. 52 tahun 1884. Dan sejak tahun 1905 perusahaan Telekomunikasi sudah berjumlah 38 peusahaan. Namun setelah itu pemerintah Hindia Belanda mengambil alih perusahaan tersebut yang berdasar kepada

  Staatsblaad tahun 1906. Dan sejak itu berdirilah Post, Telegraf en Telefoon Dients

  (PTT-Dients), dan perusahaan ini ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasar

  Staats blaad No. 419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijven Weet (I.B.W Undang-Undang Perusahaan Negara).

  Perusahaan PTT tesebut bertahan sampai adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang adanya persyaratan suatu Perusahaan Negara (PN). Tetapi pada tahun 1961 menurut Peraturan Pemerintah No. 240 bahwa Perusahaan Negara dilebur menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang dimuat dalam Pasal 2 I.B.

  Namun pada tahun 1965 pmemerintah membagi perusahaan Pos dan Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN. Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1965. Dan perusahaan tersebut berkembang menjadi Perusahaan Umum (Perum).

  Dalam Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1974 dinyatakan bahwa Perum Telekomunikasi sebagai penyelenggara jasa Telekomunikasi untuk umum baik Telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi merupakan penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum, baik hubungan telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri. Tentang hubungan telekomunikasi luar negeri saat itu juga diselenggarakan oleh PT. Indonesia Satelite Corporation (INDOSAT), yang masih berstatus perusahaan asing yakni dari American Cable and Radio Corp yaitu suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan negara bagian Delaware, USA.

  Seluruh saham PT Indosat dengan modal asing ini pada tahun 1980 dibeli oleh Indonesia dari American Cable and radio Corp. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1274 berdasarkan PP No. 53 tahun 1980, Perumtel ditetapkan sebagai badan usaha yang berwenang menyelenggarakan telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan usaha penyelenggara telekomunikasi umum untuk internasional.

  Memasuki Repelita V, pemerintah merasakan perlu percepatan pembangunan telekomunikasi sebagai infrastruktur yang diharapkan dapat memacu pembangunan sektor lainnya. Berdasarkan PP No. 15 tahUH 1991, maka Perum dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (persero). Mengantisipasi era globalisasi, seperti diterapkannya perdagangan bebas baik internasional maupun regional, maka PT Telkom pada tahun 1995 melaksanakan 3 program besar.

B. Restrukturisasi Internal

  Program-program tersebut adalah restrukturisasi internal, penerapan KSO dan persiapan Go Public Internasional (International Public Offering). Kronologi sejarah PT Telkom dijelaskan sebagai berikut : 1.

  1882 sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda.

  2.

  1906 Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan (Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT).

  3.

  1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang.

  4.

  1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).

  5.

  1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

  6.

  1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional.

  7.

  1980 PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.

  8.

  1989 Undang-undang No. 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi.

  9.

  1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no. 25 tahun 1991.

  10.

  1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public

  

Offering ) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. sejak itu saham

  TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing) di Tokyo Stock Exchange.

  11.

  1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan mitra PT. Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten dengan mitra PT. Aria West International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan mitra PT. Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia dengan mitra PT. Bukaka Singtel.

  12.

  1999 Undang-undang nomor 36/ 1999, tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi.

  13.

  2001 KOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan TELKOM.

  14.

  2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal

  15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian TELKOM memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.

  15. Sejak 1 Juli 1995 PT. Telkom telah menghapus struktur wilayah usaha telekomunikasi (WTTEL) dan secara de facto meresmikan dimulainya era Divisi Network. Badan Usaha utama dikelola oleh 7 divisi regional dan 1 divisi network. Divisi regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayah masing masing dan divisi network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh luar negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. PT. Telkom mencakup wilayah-wilayah yang dibagi sebagai berikut : 1. Divisi Regional I, Sumatera.

  2. Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya.

  3. Divisi Regional III, Jawa Barat.

  4. Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

  5. Divisi Regional V, Jawa Timur.

  6. Divisi Regional VI, Kalimantan.

  7. Divisi Regional VII, Kawasan timur Indonesia (Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua).

  Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah berdasarkan prinsip desentralisasi serta bertindak sebagai pusat investasi (Divisi Regional) dan pusat keuntungan (Divisi Network), serta divisi lainnya yang mempunyai keuntungan internal secara terpisah. Divisi-divisi pendukung terdiri dari divisi pelatihan, divisi properti, divisi sistem informasi. Berdasarkan organisasi divisional ini, maka kantor pusat diubah menjadi pusat biaya.

  Beralihnya kebijakan sentralisasi kebijakan dekonsentrasi dan desentralisasi kewenangan, maka struktur dan fungsi Kantor Pusat diubah menjadi Kantor Perusahaan, dan semula sebagai pusat investasi disederhanakan menjadi pusat biaya (cost centre). Berlakunya kebijakan dekonsentrasi menjadikan jumlah sumber daya manusia Kantor Perusahaan juga menjadi lebih sedikit Kantor Perusahaan Telkom berdasarkan akte perubahan yang terakhir berkedudukan di Jl.

  Jalapati No. 1 Bandung, bertanggung jawab atas penyampaian sasaran pengelolaan perusahaan melalui kegiatan unit kerja perusahaan secara keseluruhan.

  Dalam kaitannya dengan Divisi, Kantor Perusahaan hanyalah menetapkan hal-hal yang strategis, sedangkan penjabaran operasionalnya dilaksanakan oleh masing-masing Divisi, Divisi Regional I s/d VII, Divisi Network, dan Divisi Pendukung. Kantor perusahaan strukturnya sangat sederhana, hanya terdiri dari Dewan Direksi, yang dibantu Kelompok pengembangan Bisnis, Sekretaris Perusahaan, Kepala Audit Internal dan beberapa Vice President.

  

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas PT. Telkom Divisi Regional I

Sumatera

1. Struktur Organisasi

  Organisasi merupakan suatu proses manajemen yang menghasilkan pengawasan (pembagian tugas), dan tugas-tugas ini merupakan hasil daripada pembagian pekerjaan yang menghasilkan dan peraturan yang diperlukan. Struktur organisasi adalah suatu kerangka atau bagan yang menggambarkan jaringan hubungan kerja yang bersifat formal yang menunjukkan kedudukan dan jabatan secara hirarki. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas garis wewenang dan tanggung jawab setiap fungsi dalam suatu organisasi yang sifatnya relatif permanen tanpa menutup kemungkinan adanya reorganisasi, baik yang bersifat pemekaran maupun penyederhanaan organisasi sesuai dengan tuntutan dari perkembangan organisasi tersebut.

  Struktur Organisasi PT. Telkom secara garis besar meliputi kantor perusahaan, Divisi Regional I s/d VII, Divisi Network, dan Divisi Pendukung. Struktur Kantor Perusahaan sangat sederhana, hanya terdiri dari Dewan Direksi, yang dibantu Kelompok Pengembangan Bisnis, Sekretaris Perusahaan, Kepala Audit Internal, dan beberapa Vice President.

  Struktur organisasi Divis Regional I merupakan struktur organisasi divisional yang ditandai dengan pembentukan divisi-divisi yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan yang berlangsung di divisi masing-masing. Struktur organisasi ini menggambarkan dengan jelas organisasi dan tata kerja Kantor Divisi Regional I serta jenjang wewenang dan tanggungjawab yang dilaksanakan dari atasan kepada bawahan.

  PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera menganut struktur Organisasi PT. Telkom Kandivre I Sumatera. Struktur organisasi dapat diuraikan sebagai berikut :

  

Struktur Organisasi

LAMPUNG Kandatel

PT. TELKOM DIVISI REGIONAL I SUMATERA

Kandatel RIKEP Kandatel SUMBAGSEL Kandatel Kandatel SUMBAR Kandatel SUMUT RIDAR ACEH MEDAN Kandatel Kandatel Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang IT Bidang Bidang Bidang Bidang MAS WAR NETWOR AKPEL NET MM SDM KUG PRAN TELKO PLAN DAL S.A. NETWORK S.A. AKPEL INDITOR SEKRETARIAT BIDANG SS INFRASTRUKTUR DGM GM KSO UNIT-1

Gambar 2.1. Struktur Organisasi

  Sumber : PT. Telkom Divre I Sumatera

2. Uraian dan Tanggung Jawab a.

   Greneral Manager (GM) KSO Unit-1

  GM Unit-1 sebagai Kepala Divisi Regional, atasan langsungnya Operation Director dengan bawahan langsung : − DGM Infrastructure (Deputi General Manajer)

  − S. A Akpel dan S. A Network − Kabid Divre I − Kakandatel Divre I Sasaran : 1)

  Menjalankan bisnis telekomunikasi untui dapat memuaskan pihak- pihak yang berkepentingan pada share holder (karyawan, pemegang saham, pelanggan)

  I

  2) Bertanggung jawab terhadap operasional bisnis pertelekomunikasian di Sumatera dan kepulauannya

  Wewenang mengusulkan kepada investor mengenat penggantian teknologi

  • yang telah using membuat kebijakan-kebijakan di wilayah Divisi Regional I - membuat strategi Operational di Divisi Regional b.

   DGM Infrastruktur

  Atasan langsung GM KSO dan bawahan langsung : − S. A Akpel dan S. A Network − Kabid Network − Kabid Akpel − Kabid Network Planning − Kabid IT Operations − Kabid MM

  c.

   Bidang Pemasaran

  Dipimpin oleh Kabid Pemsaran dengan bawahan langsung: − Kabag Mass Market Segment − Kabag Business Segment − Kabag Marketing Support − Kabag Customer Service − Koordinator Sekbid Pemasaran Sasaran Pencapaian target pemasaran dan pendapatan, terfokus pada kepuasan pelanggan.

  d.

   Bidang Wartelko (wartel dan Interkoneksi)

  Bidang ini dipimpin oleh Kabid Wartelko dengan bawahan langsung : − Kabag Telepon Umum (Telum) − Kabag Wartel − Kabag Interkoneksi − Koordinator Sekbid Wartelko Sasaran : 1)

  Pertumbuhan dan perkembangan bisnis wartelko 2)

  Efisiensi pengelolaan bisnis wartelko 3)

  Peningkatan performance sistem interkoneksi e.

   Bidang Network

  Bidang ini dipimpin oleh Kabid dengan bawahan langsung: − Kabag Sentral − Kabag Transmisi

  − Kabag Catudaya − Kabag Management Traffic − Kabag Supervise Network − Koordinator Sekbid Network Sasaran Menjamin kualitas Network dan Network Element yang ada diseluruh wilayah Telkom Sumatera agar memenuhi standart melalui pengelolaan operasi dan pemeliharaan yang konsisten dan hiperbola.

  f.

   Belong Akses Pelanggan (Akpel)

  Bidang ini dipimpin oleh seorang Kabid dengan bawahan langsung : − Kabag Analisa dan Evaluasi − Kabag Pemelihara Akses Pelanggan − Kabag Pengembangan

  Technical Functional − Kabag − Koordinator Sekbid Akpel Sasaran : Mengelola kebijakan operasi, pemeliharaan, analisa, evasluasi, dan pengembangan Akpel.

  g.

   Bidang Network Planning

  Bidang ini dipimpin oleh Kabid dengan bawhan langsung: − Kabag Top dan Program − Kabag Demand, Database, dan Coordinator − Koordinator Sekbid Network Planning

  Wewenang : − mengambil keputusan dalam penentuan teknologi yang akan diaplikasikan serta aspek ekonominya − berkoordinasi dengan Pramindo Technical Development dalam menentukan lokasi serta waktu yang tepat untuk mengimplementasikan rencana optimisasi dan pengembangan network h.

   Bidang IT (Information Technology) Operation

  Bidang ini dipimpin oleh Kabid dengan bawahan langsung : − Kabag Network dan Komunikasi Data − Kabag Aplikasi − Kabag Administrasi Database − Kabag Single Point of Contract − Koordination IT Operation Sasaran : Informasi untuk mendukung proses di Divisi I Sumatera i.

   Bidang Material Management (MM)

  Bidang ini dipimpin oleh Kabid MM dengan bawahan langsung: − Kabag Perencanaan dan Pengadaan − Kabag Asset dan Material − Kabag Manajemen Modul dan Alat Ukur − Koordinator Sekbid MM Sasaran: Menjamin ketersediaan material dan jasa yang dari segi quality, quantity, cost, dan time untuk mendukung kegiatan operational serta pengelolaan asset, mode, dan alat ukur. j.

  Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang ini dipimpin oleh Kabid SDM yang mempunyai bawahan langsung:

  I,

  − Kabag Pengembangan SDM − Kabag Perencanaan SDM − Kabag Organisasi dan Mutu − Kabag Hubungan Diklat − Kabag Adm-SDM − Koordinator Sekbid SDM Sasaran : a.

  Menyediakan SDM yang berkualitas (tepat jumlah, tempat, dan waktu) b. menciptakan iklim kerja yang baik k. Bidang Keuangan

  Bidang ini dipimpin oleh Kabid Keuangan dengan bawahan langsung : − Kabag Manajemen Billing and Collection − Kabag Treasury and Cash Management − Kabag Accounting − Kabag Verifikasi dan Budget − Koordinator Sekbid Keuangan

  Wewenang : Menyediakan dukungan keuangan Divisi dan menyelenggarakan akuntansi keuangan perusahaan. l.

  Bidang Perencanaan dan Pengendalian (Prandal) Bidang ini dipimpin oleh Kabid Prandal dengan bawahan langsung: − Kabag Pusat Informasi − Kabag Perencanaan Operasi Bisnis − Kabag Analisis Performance Operasi Bisnis − Koordinator Sekbid Prandal Sasaran: − Peningkatan keakuratan dan Kecepatan-kecepatan perolehan data − Efisiensi proses review dan pelaporan yang efektif dan akurat − Penyusunan dan Pengendalian RMO − Pemilihan indikator dan pengukuran kinerja m. Bidang Internal Auditor (Inditor)

  Bidang ini dipimpin oleh Kabid dengan beberapa bawahan langsung yang berfungsi sebagai coordinator: Koordinator Audit Operasional

  −

  Koordinator Auditor Keuangan

  −

  Koordinator Auditor

  −

  Koordinator Auditor Khusus

  −

  Koordinator Sekbid Sekbid lnditor

  −

  Sasaran :

  Menjaga berjalannya proses bisnis Divre I agar sesuai dengan yang telah diatur. n.

  Sekretariat Divisi Sekretariat Divisi dikoordinasi oleh beberapa Kepala Unit : − Kepala Unit Administrasi Umum − Kepala unit Hukum dan Perikatan − Kepala Unit Public Relation − Kepala Unit Dukungan Internal o.

   Safety Security

  Security dipimpin oleh Kepala Security yang mengkoordinasi beberapa bawahan : − Kepala Unit Pam System − Kepala Unit Operational Safety dan Security Kandivre − Kepala Unit Operational Safety dan Security Kandivre − Kepala Sekretaris Safety dan Security Sasaran : Melakukan pengamanan yang menyangkut keseluruhan asset perusahaan dengan arah pada pencegahan dan penangulangan terhadap setiap gangguan.

D. Program Pensiun Dini

  Telkom menawarkan program pensiun dini kepada pegawai dimulai tanggal 1 Januari 2002. Total karyawan yang mendaftar dan memenuhi syarat adalah sebanyak 2000 karyawan.

  Peminat program pensiun dini cukup banyak, tetapi tidak semua pegawai yang mengajukan pensiun dini mendapat persetujuan. Namun yang jelas program pendi dilakukan secara sukarela. Bagi mereka yang belum disetujui masih bersedia bekerja secara optimal dengan kompetensi yang dimilikinya. Sebagian besar pensiun dini diberikan kepada pegawai yang berusia sekitar 48 tahun ke atas.

  Pembayaran kompensasi kepada karyawan sehubungan dengan program jenjang (grade), usia, dan masa kerja karyawan.

  Pembayaran kompensasi sehubungan dengan program pensiun dini dibebankan sebesar Rp 53.593.912.634,-, Karyawan berhak atas pesangon dan manfaat lainnya yang meliputi manfaat pensiun, fasilitas pengobatan, tunjangan cuti, biaya fasilitas perumahan terakhir dan tunjangan lainnya sebagai pengganti.

  Telkom merencanakan untuk melanjutkan program tersebut hingga tahun 2003 dan 2004.

E. Sistem dan Prosedur Penyusunan Kas

  Untuk menyajikan Laporan Arun Kas ini dapat digunakan dua metode :

1. Direct Method

  Dalam metode ini pelaporan kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross), tanpa melihat Laporan Rugi/ Laba dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan (Sawir, 2001 : 264).

  Metode ini didasarkan pada analisis peningkatan dan pengangguran secara rinci atau rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus uang masuk dan keluar dari anggaran-anggaran seperti penjualan, biaya, dan pengeluaran untuk penambahan barang modal. Metode ini sering dipergunakan untuk perencanaan kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan. Peningkatan ini tidak sesuai untuk rencana laba jangka panjang. Rencana lain yang menyebabkan adanya keluar masuk uang dianalisis secara cermat untuk menjabarkan dari dasar aktual menjadi dasar kas (Welsch, 2000:179).

  Penerimaan kas berasal dari transaksi seperti penjualan tunai, penagihan piutang, penerimaan bunga investasi, penjualan barang modal, dan berbagai sumber pendapatan lainnya. Jika jumlah ini telah dimasukkan kedalam rencana laba seperti dibahas dan digambarkan sampai pada tahap ini, merencanakan arus uang masuk relatif mudah.Penjualan kas memberi uang kontan, oleh karena itu tidak selisih waktu antara penjualan dan penerimaan kas.

  Dalam penjualan kredit, selisih waktu antara penjualan dan penerimaan uang menyebabkan munculnya suatu masalah. Pendekatan utama terhadap masalah tersebut didasarkan pada penagihan dimasa lalu, waktu rata-rata antara tanggal penjualan dan tanggal penerimaan kas uang bersangkutan (Welsch, 2000 : 379).

2. Indirect Method

  Penyajian laporaran mulai dari rugi/ laba bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dan pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva dan hutang lancar (Harahap, 1999: 264).

  Titik tolak dalam metode ini adalah laba bersih yang direncanakan yang terlihat pada ikhtisar laba rugi yang dianggarkan. Pada dasarnya, laba bersih yang direncanakan diubah dari dasar aktual menjadi dasar kas, artinya sesuai dengan perubahan rekening modal kerja bukan kas seperti persediaan, piutang, biaya yang dibayar dimuka akrual, dan perkiraan penundaan. Selanjutnya, sumber kas lainnya dan kebutuhan kas lainnya dicari. Metode ini tidak membutuhkan data yang rinci yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tengang arus uang masuk dan keluar.

  Metode ini lebih cocok untuk seperencanaan kas jangka panjang. Untuk perencanaan unsur mendasar, kedua pendekatan akan memberikan arus kas yang sama yang hanya berbeda dalam hal jumlah rincian yang diberikan (Welsch, 2000: 379).

  Divisi Regional I Sumatera dalam melakukan pencatatan transaksi hariannya melalui system komputerisasi dengan mengimplementasikan konsep multi user Business Support System (BSS), yaitu suatu konsep yang memungkinkan sistem mendekati transaksi, sehingga entry data dapat dilaksanakan oleh beberapa user secara bersamaan. Pencatatan transaksi dapat dilaksanakan lebih real time, lebih informative dan dapat mengurangi kegiatan manual/ paper less serta dapat digunakan sebagai alat kontrol dalarn pelaksanaan kegiatan di bidang- bidang terkait.

  Untuk mendukung konsep Multi User Business Support System tersebut kantor Divisi Regional I Sumatera mengunakan aphkasi System Aplication and Product (SAP), merupakan software aplikasi produk Jerman berbasis R/3 yang mengkhususkan bagi kebutuhan perusahaan dalam sistem informasi internal yang terpadu.

  −

  Saldo Akhir Kas (Landing Balance) Prosedur penyusunan Laporan Arus Kas dimulai sejak penyusunan

  −

  Transaksi Kas Keluar (Cash Out)

  −

  Transaksi Kas Masuk (Cash In )

  −

  Saldo Awat Kas (Beginning Balance)

  Sumatera disajikan dalam bentuk Direct Cash Flow yang penyajiannya menampilkan:

  Dalam sistem BSS/ SAP ini terdapat beberapa mosul yang sudah terintegrasi, dan untuk bidang keuangan paket yang ada, yaitu :

  Material Management (MM) dan Human Resuorces (HR) Dan prosedur penyususnan Laporan Arus Kas pada PT. Telkom Divre I

  −

  Treasury (TR) digunakan unluk modal Cash Management and Fund Management

  −

  Controlling (CO) digunakan untuk modal Cost Centre Accounting

  −

  Finance (FI) digunakan untuk modal General Ledger (GL), Accounting Payable (AP), Accounting Receivable (AR)

  −

  Anggaran Arus Kas, yang didasarkan Rencana Jangka Panjang (Business Plan and Master Plan) Divisi Regional I Sumatera yang dibuat sebagai perencanaan dalam periode 5 (lima) tahunan yang selalu di up-date setiap tahun, selain ini juga didasarkan kepada Rencana Jangka Pendek yang dituangkan dalam Rencana Manajemen Operasi (RMO) yang dibuat sebagai target atau anggaran periode 1 (satu) tahun.

  Adapun data yang diambilkan dan digunakan dari referensi Business Plan dan Master Plan serta RMO tersebut berupa : Anggaran Pendapatan (Revenue)

  −

  Biaya (Expense)

  −

  Minimum Telkom Revenue (MTR)

  −

  Pembayaran Hutang Jangka Pendek (Account Payable)

  −

  Pembayaran Pajak dan Distributable KSO Revenue (DKSOR)

  −

  Setiap tahun dengan asumsi penyusunan yang realistis dan menantang serta dilakukan upaya-upaya atau kegiatan yang terkait untuk meng-generate pertumbuhan revenue, sehingga Arus Kas Masuk yang diharapkan semakin meningkat, sehingga kemampulabaan (profibilitas) dari tingkat pertumbuhan (Growth) Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar akan terjaga dari tahun ke tahun atau pada setiap periode.

  Prosedur pelaksanaan Laporan Arus Kas meliputi Arus Kas Masuk (Cash In) dan Arus Kas Keluar (Cash Out). Penyajian atau Reporting Arus Kas yang dilakukan pada PT. Telkom Divre I Sumatera dengan menggunakan Reperting Direct Cash Flow yang disusun dan dianalisis setiap hari, minggu, bulan, triwulan, dan tahunan.

F. Kas Masuk dan Kas Keluar

  Sumber dan penerimaan kas PT. Telkom Divre I Sumatera terdiri atas :

  1. Kas Masuk

  Sumber-sumber penerimaan kas terdiri dari Collection atau penerimaan kas dasri dari pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan tunai dan pendapatan kredit antara lain : 1.

  Pasang baru dan mutasi jasa telekomunikasi 2. Abodemen (sewa bulanan) 3. Pulsa domestik (Lokal dan SLJJ) 4. Interlokal via operator 5. interkoneksi dan pola bagi hasil 6. telepon umum koin dan telepon urnum kartu 7. Penerimaan pendapatan wartel 8.

  Telex

  9. Sirkit langganan atau Leased Channel (LC) 10.

  Jasa nilai tambah (Jasnita) Sumber penerlinaan kas dari pendapatan non usaha yang terdiri dari pendapatan tunai dan kredit antara lain:

  1. Pendapatan jasa giro dan deposito 2.

  Pendapatan laba selisih kurs 3. Pendapatan laba penagihan 4. Pendapatan sewa sarana dan fasilitas telekomunikasi 5. Pendapatan denda atas tagihan jasa telekomunikasi dan pendapatan lainnya.

2. Kas Keluar

  −

  Pengeluaran Titipan

  −

  Panjar

  −

  BHP jastel

  −

  Beban penelitian

  −

  Beban pelatihan

  −

  Beban Umum dan Administrasi

  Pengeluaran kas yang akan dikeluarkan oleh PT. Telkom Divre I Sumatera dilaksanakan berjangka waktu satu tahun. Pengeluaran kas dan Bank antara lain untuk membayar :

  −

  −

  Beban peniasaran

  −

  Beban personil

  −

  PPn, dibayar paling lambat tanggal 15 setiap bulan

  −

  PPh pasal 21/23, dibayar paling lambat tanggal 10 setiap bulan

  −

  Distribusi KSO Revenue (DKSOR), dibayar setiap tangal 7 setiap bulan

  −

  Minimum Telkom Revenue (MTR), dibayar setiap tanggal 28 setiap bulan

  Beban Operasi dan Pemeliharaan