79921323 Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Perawat

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan
Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara, Medan
Rina Amelia
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran
Pencegahan

rata (LOS) dari tahun 2002 sampai 2006
berkisar 84.6 hari, yang jauh melebihi standar Depkes yaitu 14 hari. Diperkirakan masalah
ini tidak terlepas masih rendahnya kinerja perawat dalam asuhan keperawatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja
perawat dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Jenis
penelitian survei eksplanatori, dengan sampel seluruh perawat yang melaksanakan asuhan
keperawatan di ruang rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara,
berjumlah 59 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan alat bantu
kuesioner. Metode analisis dilakukan dengan uji regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan dari lima sub variabel motivasi berprestasi ada empat variabel yang
berpengaruh terhadap kinerja perawat yaitu promosi (p=0.000), tantangan (p=0.000), imbalan
(p=0.016) dan pengakuan (p=0.012) sedangkan variabel prestasi kerja tidak berpengaruh
terhadap kinerja perawat.
Kata kunci: rumah sakit jiwa, perawat, motivasi berprestasi, kinerja

Abstract: The Mental Hospital of Province of Sumatera Utara is the only government mental
hospital which is located in Sumatera Utara Province. To fulfill the standard of good servicing,
the mental hospital has accreditation with good category for 5 servicing. From the result of the
hospital performance it was found that the average of length of stay (LOS) from 2002 to 2006 is
about 84,6 days, which is extremely exceed with the Indonesian Ministry of Health standard, that
is 14 days. It is predicted that this problem related to the performance of nurse.
The purpose of this study is to analysis the influence of achievement motivation on the ward
nurses’ performance in nursing care in Mental Hospital of Province of Sumatera Utara. This
research is an explanatory survey, the sample of the study is 59 nurses. The data were collected
through questionnaire-based interviews. The analysis method was used multiple regression test.
The result showed that from the five sub-variables of achievement motivation, there are four
variables which have influence on the performance of the nurse. They are promotion (p=0.000),
challenge (p=0.000), repayment (p=0.016) and confession (p=0.012), whereas the variable of
work achievement is not.
Keywords: mental hospital, nurse, achievement motivation, performance

PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu
jaringan pelayanan kesehatan yang penting,
sarat dengan tugas, beban, masalah dan

harapan yang digantungkan kepadanya. Dalam
pengorganisasian rumah sakit tidak akan
8

terlepas dari sumber daya manusia (SDM)
yang ada dalam organisasi rumah sakit
tersebut. Manajemen sumber daya manusia
pada hakekatnya merupakan bagian integral
dari keseluruhan manajemen rumah sakit dan
sumber daya manusia adalah merupakan

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009

Karangan Asli

modal dan kekayaan yang terpenting dari
seluruh kegiatan yang dilaksanakan di rumah
1
sakit.
Saat ini keberhasilan sebuah rumah sakit

sangat
ditentukan
oleh
pengetahuan,
keterampilan, kreativitas, dan motivasi staf
dan karyawannya. Kebutuhan tenaga-tenaga
terampil di dalam berbagai bidang dalam
sebuah rumah sakit sudah merupakan
tuntutan dunia global yang tidak bisa ditunda.
Kehadiran teknologi dan sumber daya lain
hanyalah alat atau bahan pendukung, karena
pada akhirnya SDM-lah yang paling
2
menentukan.
Rumah sakit merupakan industri jasa
yang memiliki ciri bentuk produknya tidak
dapat disimpan dan diberikan dalam bentuk
individual, serta pemasaran yang menyatu
dengan
pemberi

pelayanan,
sehingga
diperlukan sikap dan perilaku khusus dalam
menghadapi konsumen. Tenaga perawat yang
caring
profession”
merupakan
“the
mempunyai kedudukan yang penting dalam
menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di
rumah sakit, karena pelayanan yang
diberikannya berdasarkan pendekatan biopsiko-sosial-spritual. Pelayanan keperawatan
merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan
selama 24 jam dan berkesinambungan
merupakan kelebihan tersendiri dibanding
3
pelayanan lainnya.
Asuhan keperawatan yang bermutu
merupakan asuhan manusiawi yang diberikan
kepada pasien, memenuhi standar dan kriteria

profesi keperawatan, sesuai dengan standar
biaya dan kualitas yang diharapkan rumah
sakit, serta mampu mencapai tingkat kepuasan
4
dan memenuhi harapan pasien.
Mengingat begitu pentingnya pelayanan
keperawatan di rumah sakit, sehingga
dibutuhkan tenaga-tenaga perawat yang
handal dan mempunyai motivasi kuat dalam
melaksanakan tugasnya dalam memberikan
asuhan
keperawatan.
Motivasi
dan
kemampuan untuk menghasilkan memang
merupakan syarat pokok yang istimewa bagi
manusia yang langsung berpengaruh terhadap
5
tingkat dan mutu kinerja.
Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari

mutu asuhan keperawatan yang diberikan
pada pasien. Pada dasarnya yang dijadikan
acuan dalam menilai kualitas pelayanan
keperawatan adalah dengan menggunakan

standar praktik keperawatan. Standar praktik
ini menjadi pedoman bagi perawat dalam
6
melaksanakan asuhan keperawatan.
Demikian halnya dengan pelayanan di
rumah sakit jiwa, hal ini juga menjadi satu
pemikiran yang serius, karena masalah
kesehatan jiwa telah menjadi perhatian dunia
terutama masalah kesehatan jiwa merupakan
penyebab terbesar hilangnya sejumlah tahun
kualitas kehidupan manusia. Ratusan jiwa
wanita, pria, dan anak-anak menderita
gangguan jiwa, sementara sejumlah besar
lainnya mengalami stress karena korban tindak
kekerasan, kemiskinan dan eksploitasi,

penyalahgunaan zat dan masalah perilaku lain
mempengaruhi kehidupan remaja, dewasa
muda, dan lansia.
Proses keperawatan pada pasien dengan
masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan
yang unik karena masalah kesehatan jiwa
mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti
pada
masalah
kesehatan
fisik
dan
memperlihatkan gejala yang berbeda serta
muncul oleh berbagai penyebab. Banyak
pasien dengan masalah kesehatan jiwa tidak
dapat menceritakan masalahnya bahkan
mungkin menceritakan hal yang berbeda dan
7
kontradiksi.
Hubungan saling percaya antara perawat

dan pasien merupakan dasar utama dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien
gangguan jiwa. Karena peran perawat dalam
asuhan keperawatan jiwa adalah membantu
pasien untuk dapat menyelesaikan masalah
7
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara merupakan satu-satunya
Rumah Sakit Jiwa pemerintah yang ada di
Provinsi Sumatera Utara yang berada di kota
Medan. Selain melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan jiwa, Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi
Sumatera
Utara
juga
menyelenggarakan upaya pendidikan. Dengan
kemampuan pelayanan yang dimilikinya, saat
ini Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Sumatera Utara merupakan rumah sakit jiwa
rujukan bagi rumah sakit jiwa lain yang berada
8
di Sumatera Utara dan di Pulau Sumatera.
Terdapat beberapa hal yang menentukan
kesembuhan pasien gangguan jiwa, salah
satunya adalah obat-obatan anti psikotik,
dengan keteraturan makan obat sesuai dengan

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009

9

Rina Amelia

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja…

dosis
berpengaruh
kepada

kemajuan
pengobatan kejiwaannya. Peranan perawat
sangat penting dalam melaksanakan asuhan
keperawatan salah satunya adalah memastikan
pasien makan obat sesuai dengan dosis dan
cara makannya.
Ketidakteraturan makan obat dianggap
menjadi salah satu faktor rendahnya tingkat
kesembuhan
yang
berakibat
kepada
bertambah panjangnya hari rawatan. Lamanya
hari rawatan diasumsikan karena masih
rendahnya motivasi perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan yang berpengaruh
terhadap tingkat kesembuhan pasien dan
mengakibatkan bertambah panjangnya hari
rawatan pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

METODE
Disain penelitian ini adalah penelitian
survey dengan metode eksplanatory yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
motivasi berprestasi terhadap kinerja perawat
dalam asuhan keperawatan pasien gangguan
jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perawat yang melaksanakan asuhan
keperawatan di ruang rawat inap di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
yang berjumlah 59 orang, seluruh populasi
menjadi
sampel
penelitian.
Metode
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
melakukan wawancara secara langsung
menggunakan
pedoman
wawancara
(kuesioner).
HASIL
1. Motivasi Berprestasi Perawat dalam
Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan
Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara
A. Prestasi Kerja
Berdasarkan data yang diperoleh dari
hasil penelitian, motivasi berprestasi prestasi
kerja perawat pelaksana dalam asuhan
keperawatan pada pasien gangguan jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara berada pada kategori yang baik
sebanyak 47 orang (79.7%).

10

Tabel 1.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori
motivasi berprestasi prestasi kerja.di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008
No.
Prestasi Kerja
Frekuensi
%
1.
Tinggi
47
79.7
2.
Sedang
11
18.6
3.
Kurang
1
1.7
Jumlah
59
100

B. Promosi
Secara
keseluruhan,
berdasarkan
perhitungan yang digunakan untuk mengukur
variabel motivasi berprestasi promosi perawat
pelaksana di ruang rawat inap di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
menyatakan bahwa sebanyak 22 (37.3%)
perawat mempunyai motivasi berprestasi
promosi tinggi, dan ada 20 (33.9%)
mempunyai motivasi prestasi kurang.
Tabel 2.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori
motivasi berprestasi promosi di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008
No.
Promosi
Frekuensi
%
1.
Tinggi
22
37.3
2.
Sedang
17
28.8
3.
Kurang
20
33.9
Jumlah
59
100

C. Tantangan
Secara
keseluruhan,
berdasarkan
perhitungan yang digunakan untuk mengukur
variabel motivasi berprestasi tantangan pada
perawat pelaksanan di ruang inap Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara,
dapat dinyatakan dalam kategori tinggi oleh
46 responden (78.0%).
Tabel 3.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori
motivasi berprestasi tantangan di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008
No.
Tantangan
Frekuensi
%
1.
Tinggi
46
78.0
2.
Sedang
13
22.0
3.
Kurang
0
0
Jumlah
59
100

D. Imbalan
Secara
keseluruhan,
berdasarkan
perhitungan yang digunakan untuk mengukur
variabel motivasi berprestasi imbalan pada
perawat pelaksanan di ruang inap Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi sumatera Utara

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009

Karangan Asli

dapat dinyatakan dalam kategori kurang 34
(57.6%) dan tidak ada perawat 0 (0%)
mempunyai motivasi berprestasi imbalan yang
tinggi.
Tabel 4.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori
motivasi berprestasi imbalan di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008
No.
Imbalan
Frekuensi
%
1.
2.
3.

Tinggi
Sedang
Kurang
Jumlah

0
25
34
59

0
42.4
57.6
100

E. Pengakuan
Secara
keseluruhan,
berdasarkan
perhitungan yang digunakan untuk mengukur
variabel motivasi berprestasi pengakuan pada
perawat pelaksanan di ruang inap Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
dapat dinyatakan dalam kategori tinggi
sebanyak 43 (72.9%). Secara rinci ditampilkan
pada Tabel 5.
Tabel 5.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori
motivasi berprestasi pengakuan di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi.Sumatera Utara tahun 2008
No.
Pengakuan
Frekuensi
%
1.
Tinggi
43
72.9
2.
Sedang
16
27.1
3.
Kurang
0
0
Jumlah
59
100

2. Kinerja
Perawat
Dalam
Asuhan
Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan kinerja
perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara berada pada kategori baik
sebanyak 48 orang (81.4%)
Tabel 6.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat
kinerja perawat dalam asuhan keperawatan di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
tahun 2008
No. Kinerja Perawat
Frekuensi
%
1.
Baik
48
81.4
2.
Sedang
11
18.6
3.
Kurang
0
0
Jumlah
59
100

DISKUSI
9
kinerja
adalah
Menurut
Ilyas,
penampilan hasil karya personel baik kuantitas
maupun kualitas dalam suatu organisasi dan
merupakan penampilan individu maupun
kelompok kerja personel. Fenoma kinerja
responden sesuai uraian di atas sangat
menguntungkan pihak manajemen rumah
sakit, karena perawat dengan kinerja yang
tinggi sangat dibutuhkan dalam pelayanan
kesehatan, kinerja perawat akan terkait
dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit. Tenaga perawat yang merupakan
caring
profession”
mempunyai
“the
kedudukan yang penting dalam menghasilkan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kualitas pelayanan rumah sakit sangat
tergantung kepada kinerja perawat, karena
perawat yang lebih lama kontak dengan
pasien, apalagi pada pasien gangguan jiwa
sangat dibutukan perawat yang profesional
dan kinerja yang baik sehingga mampu
membantu pasien kembali pulih kesehatan
jiwanya.
Kinerja perawat yang baik sangat terkait
dengan motivasi kerja dari perawat tersebut.
Motivasi kerja dianggap hal yang menentukan
untuk menghasilkan sesuatu. Untuk dapat
memunculkan motivasi prestasi kerja yang
tinggi dalam suatu organisasi, ada beberapa
fenomena yang harus diperhatikan oleh
manajer, yaitu kemampuan manajer untuk
menciptakan suasana pekerjaan yang baik,
menyediakan peralatan, dan memberikan
kesempatan untuk promosi, serta penghargaan
terhadap prestasi kerja itu sendiri, dengan
demikian akan memacu semangat kerja dari
karyawan dan akan memacu untuk berprestasi
10
setinggi-tingginya.
Fenomena yang terjadi di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara belum
mengarah kepada hal seperti itu. Berdasarkan
pengamatan dan wawancara kepada beberapa
orang perawat, didapati bahwa masih
kurangnya perhatian pimpinan tentang
penilaian prestasi kerja dari perawat serta
penghargaan ataupun kompensasi khusus
untuk perawat yang berprestasi kerja baik, dan
sebaliknya
bagi
perawat
yang
tidak
melaksanakan tugas dengan baik terhadap
sanksi yang akan diterimanya.
Perawat yang bekerja sesuai dengan tugas
dan porsinya tidak pernah dikategorikan atau

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009

11

Rina Amelia

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja…

dikelompokkan secara khusus berdasarkan
kepada prestasi kerjanya. Masih kurangnya
penghargaan (reward) yang jelas untuk
prestasi
yang
baik
ataupun
tidak
diberlakukannya saksi (punishment) kepada
perawat yang tidak menjalankan tugas dengan
baik yang diterapkan di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Sumatera Utara, hal ini
mungkin dapat menyebabkan kurangnya
minat dan keinginan berprestasi tinggi.
Perawat akan melaksanakan tugasnya lebih
dikarenakan sudah menjadi tanggung jawab
tanpa adanya keinginan untuk mencapai
prestasi yang tinggi.
Motivasi berprestasi promosi merupakan
salah satu motivasi yang terkandung dari tiga
komponen dasar Motivation of Achievement
dari David Mc.Clelland. Motivasi berprestasi
promosi merupakan suatu dorongan untuk
berprestasi karena menginginkan adanya
promosi atau kenaikan status sebagai bentuk
dari penghargaan pimpinan terhadap prestasi
kerja yang baik dalam pekerjaan. Seseorang
akan termotivasi untuk bekerja dengan giat
dan berprestasi karena adanya kesempatan
yang diberikan oleh pimpinan sehingga dia
akan lebih memacu diri bekerja sebaik10
baiknya dan meraih prestasi yang gemilang.
Hasil ini sesuai dengan penelitian
11
Nurjahjani
tentang pengaruh imbalan
finansial, imbalan interpersonal, dan promosi
terhadap prestasi kerja karyawan yang
menunjukkan adanya hubungan yang positif
dan signifikan antara variabel imbalan
finansial, imbalan interpersonal, dan promosi
dengan prestasi kerja, yang artinya apabila
karyawan diberikan kesempatan untuk
promosi akan memacunya untuk berprestasi
dalam pekerjaan.
Hal ini juga didukung oleh pendapat
12
Gibson bahwa imbalan ekstrinsik (imbalan
yang berasal dari pekerjaan yang mencakup
uang, status, promosi dan rasa hormat) dapat
menjadi motivator setiap karyawan untuk
mencapai prestasi kerja yang lebih baik,
dengan
memberi
imbalan
ekstrinsik,
perusahaan akan dapat meningkatkan kinerja
dan produktifitas karyawan.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara
dengan beberapa perawat yang bertugas di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
pihak manajemen rumah sakit sudah
12

mempunyai kriteria-kriteria tertentu bagi
perawat untuk mendapatkan kesempatan
promosi, seperti unsur pendidikan serta
lamanya bertugas, perawat yang mempunyai
pendidikan tinggi dan masa kerja lebih lama
mempunyai kesempatan yang lebih besar
untuk jabatan-jabatan tertentu. Tetapi belum
ada kriteria-kriteria lain seperti penilaian
kinerja (kerajinan, ketekunan, serta tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas) menjadi
penilaian tambahan selain kriteria di atas.
Kondisi seperti ini berakibat perawat
lebih fokus untuk melanjutkan pendidikan
dan kurang memperhatikan aspek-aspek lain
penilaian kinerja sebagai bahan pertimbangan
untuk promosi jabatan.
Orang
yang
mempunyai
motivasi
berprestasi tinggi akan tertantang untuk
melakukan hal-hal yang baru dan menguji
kemampuannya, sehingga semua pekerjaan
dengan tingkat kesulitan yang tinggi akan
diselesaikan dengan baik. Menjadi perawat
jiwa merupakan suatu tantangan yang unik
karena pasien gangguan jiwa sangat berbeda
dengan pasien non gangguan jiwa, setiap
kondisi kejiwaan pasien menjadi suatu
tantangan bagi perawat, seperti pasien tidak
mau makan, pasien tidak mau makan obat,
pasien yang diam, keberhasilan dalam
menagani pasien-pasien gangguan jiwa akan
membuat perawat merasa puas karena telah
melewati tantangan dengan baik.
Imbalan finansial (insentif) berupa gaji
dan upah merupakan salah satu motivator
yang kuat bagi seseorang untuk berprestasi.
Dengan kenaikan insentif akan memacu orang
untuk berprestasi lebih baik.
Hal ini sesuai dengan penelitian
13
bahwa
kinerja
petugas
Yudaningsih
kesehatan (dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi, perawat) di Rumah Sakit Muara
Bulian dipengaruhi oleh insentif yang
diterimanya.
adalah
Pengakuan
(recognition)
penggunaan manajerial atas pengakuan atau
penghargaan
melibatkan
pengetahuan
manajemen tentang pelaksanaan pekerjaan
yang baik. Pengakuan manajer terhadap
prestasi karyawan dapat berupa pujian di
depan umum, pernyataan tentang pekerjaan
yang telah dikerjakan dengan baik, atau
perhatian khusus.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009

Karangan Asli

Hal ini sesuai dengan penelitian yang
14
dilakukan Juliani tentang Pengaruh Motivasi
Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana
di Instalasi Rawat Inap RS Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2007, terdapat pengaruh secara
signifikan, pengakuan orang lain terhadap
kinerja perawat pelaksana.

8. Renstra Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu:
Menuju Badan Layanan Umum Dareah,
2007

DAFTAR PUSTAKA
1. Fathoni A. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta, 2006

10. Hasibuan M. Organisasi dan Motivasi
Dasar Peningkatan Produktivitas. Edisi
Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Bumi
Aksara, 2003

2. Danim. Sumber Daya Manusia di Rumah
Sakit. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit
Buku EGC, 2004

11. Nurjahjani F. Pengaruh Imbalan Ekstrinsik
Terhadap Prestasi Kerja. Jurnal Ekonomi
Modernisasi. Volume 3, Nomor 1,
February
2007.
Diambil
dari:
http://203.201.172.174/ejournal/media/d
ownlaod.php?via=http&paper_id=122

3. Djojodibroto RD. Kiat Mengelola Rumah
Sakit. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit
Buku Hipokrates, 1997
4.

Nurachmah E. Asuhan Keperawatan Bermutu
di Rumah Sakit diambil dari: URL:
http://www.pdpersi.co.id. Jakarta, 2001.

5. Zainun B. Manajemen dan Motivasi. Edisi
pertama. Jakarta: Penerbit Buku Balai
Aksara, 1989
6. Kuntjoro T. Pengembangan Manajemen
Kinerja Perawat Dan Bidan sebagai
Strategi Dalam Peningkatan Mutu Klinis.
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada. Vol. 08/No.03/September/2005
7. Keliat BA, Herawati N, Panjaitan RU,
Helena CDN. Proses Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1999

9. Ilyas Y. Kinerja (Teori, penilaian dan
Penelitian). Edisi pertama. Jakarta:
Penerbit Buku Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, 1998.

12. Gibson JL, Ivancevich JM. Organisasi
Perilaku, Struktur, Proses. Jilid I. Edisi
kelima. Jakarta: Penerbit Buku Erlangga,
1997
13. Yudaningsih S. Motivasi dan Kinerja
Dokter di RSUD Muara Bulian Jambi.
Diamdil
dar:
URL:
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?
id=jkpkbppk-gdl-res-2001-sri-1581kinerja.
14. Juliani. Pengaruh Motivasi Intrinsik
Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di
Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2007. USU e-Repository ©
2008.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009

13