Analisi Kualitatif Kuantitatif Mineral M
A N A L I S A K U A L I TAT I F
& K U A N T I TAT I F
M INERAL MIKRO
APRILIA INDAH
L I L A D W I S AV I T R I
S E LV I P U R N A M A D E W I
PENGERTIAN
• Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses
geologis.
• Menurut The International Mineralogical Association tahun 1995
telah mengajukan definisi baru tentang definisi material
“Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan
normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses
geologi “.
• Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
PENGGOLONGAN
Berdasarkan Kegunaannya
PENGGOLONGAN
Berdasarkan Jumlahnya
Mikro
ANALISA KUANTITATIF
MINERAL MIKRO
ANALISA KANDUNGAN MINERAL TOTAL
(KADAR ABU)
CARA KERING
• Digunakan untuk penetapan kadar abu (mineral total) dalam makanan
secara gravimetri sampai diperoleh bobot konstan (bobot yang
diperoleh dari 2 kali penimbangan dengan selisih ≤ 0,5mg/g sampel).
• Prinsip : abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan penimbangan
sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhusekitar 550ºC
PROSEDUR
Timbang 2-3 gr sampel
(cawanporselen/ platina) yg
telah diketahui bobot
cawannya.
Dibakar dlm tanur listrik
pada suhu max 500ºC
Dibakar dlm tanur listrik
pada suhu max 500ºC
ANALISA KANDUNGAN MINERAL TOTAL
(KADAR ABU)
CARA BASAH
• Prinsip : bahan organik dimusnahkan dan dioksidasi dengan
bantuan campuran asam pengoksidasi kuat yang didihkan
bersama-sama dalam labu kjeldahl. Pereaksi yang digunakan
asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, asam perklorat, atau
hidrogen peroksida (H2O2) 30% (perhidrol).
ANALISA MINERAL DENGAN
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA)
• SSA digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah
kelumit (trace) dan ultra kelumit (ultra trace).
• Unsur yg dapat diukur menggunakan SSA : Fe, Mn, Cu, Se dan Zn
• Prinsip : setelah bahan organik dalam sampel dimusnahkan melalui
pengabuan kering atau pengabuan basah, sisa abu dilarutkan dalam
asamencer. Logam yang diatomisasi dalam nyala akan menyerap energy
tertentu yang diemisikan oleh lampu katoda. Jumlah energy terserap oleh
logam sebanding dengan konsentrasi mineral dalam sampel. Logamlogam tertentu seperti Na, K, dan Ca dpt ditetapkan dengan pengukuran
emisi yang terjadi setelah logam tersebut tereksitasi dalam nyala
PROSEDUR
TAHAP A
Abu
+ 10 ml HCL 5 M
Didinginkan
Larutan
Campurkan air pembilas dgn
filtrate dlm labu ukur.
Cuci endapan didlm kertas
saring 2 kali (20 ml
aquades)
Saring dgn kertas
saring
Masukan filtrate ke dlm labu ukur
250 mL
Bilas cawan dgn aquades
Encerkan sampai merata
Filtrat
PROSEDUR
TAHAP B
Sampel
Timbang 5gr (gelas piala) + 20 mL
asam nitrat peka
Dididihkan selama 5 menit
Dinginkan
Tambahkan 5mL aquades
Dididihkan selama 10 menit
Pindahkan (labu takar 250 ml)
Encerkan sampai merata
Larutan
& K U A N T I TAT I F
M INERAL MIKRO
APRILIA INDAH
L I L A D W I S AV I T R I
S E LV I P U R N A M A D E W I
PENGERTIAN
• Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses
geologis.
• Menurut The International Mineralogical Association tahun 1995
telah mengajukan definisi baru tentang definisi material
“Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan
normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses
geologi “.
• Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
PENGGOLONGAN
Berdasarkan Kegunaannya
PENGGOLONGAN
Berdasarkan Jumlahnya
Mikro
ANALISA KUANTITATIF
MINERAL MIKRO
ANALISA KANDUNGAN MINERAL TOTAL
(KADAR ABU)
CARA KERING
• Digunakan untuk penetapan kadar abu (mineral total) dalam makanan
secara gravimetri sampai diperoleh bobot konstan (bobot yang
diperoleh dari 2 kali penimbangan dengan selisih ≤ 0,5mg/g sampel).
• Prinsip : abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan penimbangan
sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhusekitar 550ºC
PROSEDUR
Timbang 2-3 gr sampel
(cawanporselen/ platina) yg
telah diketahui bobot
cawannya.
Dibakar dlm tanur listrik
pada suhu max 500ºC
Dibakar dlm tanur listrik
pada suhu max 500ºC
ANALISA KANDUNGAN MINERAL TOTAL
(KADAR ABU)
CARA BASAH
• Prinsip : bahan organik dimusnahkan dan dioksidasi dengan
bantuan campuran asam pengoksidasi kuat yang didihkan
bersama-sama dalam labu kjeldahl. Pereaksi yang digunakan
asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, asam perklorat, atau
hidrogen peroksida (H2O2) 30% (perhidrol).
ANALISA MINERAL DENGAN
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA)
• SSA digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah
kelumit (trace) dan ultra kelumit (ultra trace).
• Unsur yg dapat diukur menggunakan SSA : Fe, Mn, Cu, Se dan Zn
• Prinsip : setelah bahan organik dalam sampel dimusnahkan melalui
pengabuan kering atau pengabuan basah, sisa abu dilarutkan dalam
asamencer. Logam yang diatomisasi dalam nyala akan menyerap energy
tertentu yang diemisikan oleh lampu katoda. Jumlah energy terserap oleh
logam sebanding dengan konsentrasi mineral dalam sampel. Logamlogam tertentu seperti Na, K, dan Ca dpt ditetapkan dengan pengukuran
emisi yang terjadi setelah logam tersebut tereksitasi dalam nyala
PROSEDUR
TAHAP A
Abu
+ 10 ml HCL 5 M
Didinginkan
Larutan
Campurkan air pembilas dgn
filtrate dlm labu ukur.
Cuci endapan didlm kertas
saring 2 kali (20 ml
aquades)
Saring dgn kertas
saring
Masukan filtrate ke dlm labu ukur
250 mL
Bilas cawan dgn aquades
Encerkan sampai merata
Filtrat
PROSEDUR
TAHAP B
Sampel
Timbang 5gr (gelas piala) + 20 mL
asam nitrat peka
Dididihkan selama 5 menit
Dinginkan
Tambahkan 5mL aquades
Dididihkan selama 10 menit
Pindahkan (labu takar 250 ml)
Encerkan sampai merata
Larutan