PROSIDING HEFA (Health Events for All)

   E ISSN 2614 - 6401

  Prosiding Health Event of All merupakan Terbitan berkala ilmiah seminar hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan setiap 1 tahun oleh LPPM STIKES Cendekia Utama Kudus.

  

PROSIDING HEFA (Health Events for All)

Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

  P ISSN 2581 – 2270 E ISSN 2614 – 6401

Pengarah

  Ketua STIKES Cendekia Utama Kudus

  

Penanggung Jawab

  Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

  

Editors

  Eko Prasetyo, S.KM, M.Kes David Laksamana Caesar, S.KM, M.Kes

  Ns. Sholihul Huda, S.Kep, M.N.S Ns. Sri Hartini, S.Kep, M.Kes

  Dessy Erliani Mugitasari, S.Farm, Apt

  

Sistem Informasi dan Teknologi

  Susilo Restu Wahyuno, S.Kom

  

Sekertariat :

  LPPM SIKES Cendekia Utama Kudus Jl. Lingkar Raya Kudus – Pati Km. 5 Desa Jepang, Mejobo, Kudus

  Telp (0291) 4248655, Fax (0291) 4248657 Email : lppm.stikescendekiautama@yahoo.com www.stikescendekiautamakudus.ac.id

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTIBAKTERI INFUSA DAN SIRUP DAUN RAMBUTAN TERHADAP BAKTERI

  STAPHYLOCOCCUS AUREUS DENGAN SALMONELLA TYPHI SECARA IN VITRO 1 2 3 4 Ariyanti , Eni Masruriati , Desy Tri Jayanti , Siti Kunariyah 1,2,3,4 SI Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Email :, ririeariyantti@yahoo.com

  ABSTRACT Compound rambutan leaves are tanin and saponin that can be used to overcome diarhea.

  Saponin and tanin has antibacteria characteristic toward several kinds of bacteria such as Staphylococcus aureus and Salmonella typhi. This research has purpose to know the effect infusa antibacteria and rambutan leaf syrup, as well as to knowthe zones and the obstruction difference of infusa and rambutan leaf syrup toward Salmonella typhi bacteria in an in vitro manner. Method is experimental method by using static group difference plan by adding control group. The variable that was researched is antibacteria obstruction zone as dependent variable and infusa, syrup, positive control and negative control as the independent variable. The sample that was used fresh rambutan leaf and it was combined aquades to get Infusa volume. The researcher supplied syrup to be tested by using 5 times replication paper disk method. Result is there is rambutan leaf infusa antibacteria effect toward Staphylococcus aureus and Salmonella typhi in an in vitro manner. The average value of the obstruction zone of rambutan leaf infusa was Staphylococcus aureus yaitu 2,2 mm, while Salmonella typhi 4,43 mm and the kloramfenikol positive control was 9,26 mm. The result of the inhibition zone can be concluded that rambutan leaf is more effective against Salmonella typhi bacteria in infus form.

  Keywords: Infusa and Rambutan Leaf Syrup, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus

  INTISARI Kandungan daun rambutan adalah senyawa tanin dan saponin yang bisa digunakan untuk mengatasi diare. Saponin dan tanin diketahui memiliki sifat antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri tertentu seperti Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi. Tujuan penelitian untuk membandingkan efektifitas antibakteri infusa dan sirup daun rambutan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan Salmonella typhi secara in vitro. Metode yang digunakan adalah eksperimental, rancangan perbandingan kelompok statis dengan kelompok kontrol. Variabel yang diteliti adalah zona hambat antibakteri sebagai variabel terikat dan infusa, sirup, kontrol positif, dan kontrol negatif sebagai variabel bebas.

  Sampel yang digunakan adalah daun rambutan segar kemudian di infusa aquades sampai diperoleh volume infusa. Kemudian dibuat sediaan sirup lalu diujikan dengan metode cakram kertas dengan 5x replikasi.Hasil dari penelitian ini adalah ada efek antibakteri infusa daun rambutan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi secara in vitro. Rata-rata nilai zona hambat infusa daun rambutan rambutan terhadap bakteri Staphylococcus aureus yaitu 2,2 mm, sedangkan rata-rata nilai zona hambat infusa daun rambutan terhadap bakteri Salmonella typhi yaitu 4,34 mm, dan kontrol positif kloramfenikol 9,26 mm. Hasil zona hambat tersebut dapat disimpulkan bahwa daun rambutan lebih efektif terhadap bakteri Salmonella typhi dalam bentuk sediaan infus.

  Kata kunci: Infusa dan Sirup Daun Rambutan,Salmonella typhi, Staphylococcus aureus

LATAR BELAKANG

  Rambutan merupakan tanaman berkhasiat sebagai antidiare. Efek antidiare tersebut karena daun rambutan mengandung senyawa tanin dan saponin yang bisa digunakan untuk mengatasi diare (Raina, 2011). Tanin memiliki rasa sepat dan mempunyai sifat sebagai adstrigen yang dapat dimanfaatkan sebagai antidiare. Tanin juga digunakan sebagai antiseptik karena adanya gugus fenol.

  Adstringen bekerja dengan jalan menciutkan selaput lendir usus (Tjay, T.H. dan

  Rahardja, K., 2013). Saponin diketahui memiliki sifat antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri tertentu seperti Staphylococcus aureus, Salmonella typhi,

  dan Eschericia coli (Kusumaningrum, 2012). Salmonella typhi merupakan bakteri

  yang menyerang gastointestinal, setelah tertelan Salmonella typhi timbul beberapa gejala salah satunya diare hebat dengan beberapa leukosit di dalam feses (Jawetz, 2007).

  Formulasi sirup daun rambutan dilakukan dengan metode infusa, kemudian dibuat sediaan sirup dan dilakukan percobaan uji antibakteri secara in vitro. Percobaan in vitro adalah percobaan kultur sel dalam cawan petri atau tabung reaksi. Sediaan sirup daun rambutan diharapkan dapat meningkatkan khasiat dan stabilitas dari kandungan daun rambutan. Selain itu, dibuat sediaan sirup supaya cara penggunaannya lebih mudah, dan lebih disukai karena rasanya yang manis. Dari formulasi infus dan sirup daun rambutan kemudian dibandingkan zona hambat masing-masing sehingga dapat diketahui efektifitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan Salmonella typhi.

METODE PENELITIAN

  Desain Penelitian adalah pra eksperimen dengan perbandingan kelompok statis. Rancangan ini menambahkan kelompok kontrol atau kelompok pembanding. Penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok yaitu : kontrol positif kloramfenikol, kontrol negatif aquades, infusa daun rambutan dosis 10g, dan formulasi sirup infusa daun rambutan dosis 10g.

  Uji antibakteri dilakukan dengan metode cakram kertas terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Organoleptis Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptis Infusa dan Sirup Daun Rambutan

  Organoleptis Infusa Sirup Warna Coklat muda Merah muda Bau Khas Strowberri Rasa Pahit Manis Bentuk Cairan Cairan

  Adanya penambahan corigen coloris. Bau infusa khas daun rambutan dan bau sirup sirup bau strowberry disebabkan adanya penambahan corigen odoris strowberry. Infusa rasanya pahit karena tidak ada penambahan sirup simplek sedangkan pada sirup berasa manis adanya penambahan sirip simplek.

  Uji Daya Hambat

  Uji aktivitas antibakteri infusa dan sirup daun rambutan dilakukan dengan metode difusi disk. Metode disk dipilih karena pengerjaanya lebih sederhana, mudah, dan cepat hanya menggunakan cakram kertas.

Tabel 4.2.1 Hasil Uji Hambat Infusa Daun Rambutan, Sirup Daun Rambutan ( Nephelium lappaceum L.), dan Kontrol Negatif terhadap Bakteri

  Staphylococcus aureus

  Replikasi Diameter

  Zona

  I II

  III

  IV V

  VI VII Hambat

  Diameter1 7,65 7,2 Diameter2 7,45 7,2

  Infusa Rambut Diameter3 7,45 7,9 an Diameter4 9,2 7,85

  Rata-rata 0,00 0,00 7,94 0,00 0,00 7,54 0,00 Diameter1 7,95 6,9 Diameter2 6,85 7,9

  Sirup Rambut Diameter3 8,2 8,8 an

  Diameter4 8,05 6,5 Rata-rata 0,00 7,76 0,00 0,00 7,53 0,00 0,00

  Diameter1 Diameter2

  Kontrol Diameter3

  (-) Diameter4

  Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   19

Tabel 4.2.2 Hasil Uji Hambat Infusa Daun Rambutan, Sirup Daun Rambutan

  Nephelium lappaceum L.), dan Kontrol Positif Kloramfenikol terhadap (

  Bakteri Salmonella typhi

  Replikasi Diameter Zona

  I II

  III

  IV V Hambat

  Infusa Daun Diameter1

  7.65

  8.3

  7.35 Rambutan Diameter2

  6.9

  6.9

  7.9 Diameter3

  6.9

  6.9

  7.9 Diameter4

  6.65

  6.5

  7 Rata-rata

  7.02

  7.15

  7.53 Sirup Daun Diameter1 Rambutan Diameter2

  Diameter3 Diameter4

  Rata-rata

  Kontrol Positif Diameter1

  7.7

  9.25

  7.45

  12

  12.4 (Kloramfeniko Diameter2

  6.5

  8.3

  8

  10.65

  10.35 l) Diameter3

  7.5

  7.75

  7.5

  10.6

  12.3 Diameter4

  7.5

  6.7

  7.45

  11.9

  13.5 Rata-rata

  7.3

  8

  7.6

  11.28

  12.13 Kontrol Diameter1 Negatif Diameter2 (Aquadest)

  Diameter3 Diameter4

  Rata-rata Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21

Gambar 4.1 Zona bening yang merupakan zona hambat dari infusa daun rambutan, sirup daun rambutan dan kontrol positif kloramfenikol (atas), terhadap kontrol negatif aquadest (bawah)

  Berdasarkan dari gambar 4.1 uji terhadap daya antibakteri dari infusa dan sirup daun rambutan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan

  Salmonella typhi menunjukkan hasil yang positif bila ditemukan zona bening pada media yang telah ditumbuhi oleh bakteri tersebut.

Tabel 4.2.1 dapat dilihat hasil untuk infusa daun rambutan aktif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata diameter zona

  hambat infusa sebesar 2,2 mm. Sediaan sirup daun rambutan dengan rata-rata diameter zona hambat infusa sebesar 2,1 mm ditunjukkan dengan tidak adanya zona bening disekitar blank disk karena adanya penambahan bahan-bahan tambahan sehingga kadar tanin dan saponin yang ada pada daun rambutan berkurang. Kloramfenikol sebagai kontrol positif rata-rata diameter zona hambatnya sebesar 9,26 mm.

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21

Tabel 4.2.2 dapat dilihat hasil untuk infusa daun rambutan aktif menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dengan rata-rata diameter zona hambat

  infusa sebesar 4,34 mm. Sediaan sirup daun rambutan tidak menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi ditunjukkan dengan tidak adanya zona bening disekitar blank disk karena adanya penambahan bahan-bahan tambahan sehingga kadar tanin dan saponin yang ada pada daun rambutan berkurang. Kloramfenikol sebagai kontrol positif rata-rata diameter zona hambatnya sebesar 9,26 mm. Hal ini menunjukkan bahwa infusa daun rambutan mempunyai potensi yang lemah jika dibandingkan dengan kontrol positif kloramfenikol. Kontrol negatif digunakan aquades tidak menghambat bakteri sehingga tidak mempengaruhi daya penghambatan infusa dan sirup daun rambutan terhadap

  Salmonella typhi .

  Hasil efektifitas daun rambutan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan Salmonella typhi secara in vitro adalah dapat dilihat dari zona hambat yaitu infusa daun rambutan aktif menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella

  typhi dengan rata-rata diameter zona hambat infusa sebesar 4,34 mm sedangkan

  terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata diameter zona hambat infusa sebesar 2,2 mm.

  Berdasarkan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai P 0,000. Karena nilai P < 0,05 maka dapat diartikan bahwa ada perbedaan antara kelompok. Untuk mengetahui kelompok yang mempunyai perbedaan dilakukan analisa uji Mann

  Whitney, tujuannya untuk mengetahui letak perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok uji.

Tabel 4.4 Hasil uji Mann Whitney antara kelompok perlakuan dengan nilai signifikan Nilai

  

Nilai

Konsentrasi p- Keterangan Kesimpulan

  α

  Value

  Nilai P > Tidak Ada I vs II 0.142 0,05 0,05 Perbedaan

  Nilai P > Tidak Ada I vs III 0.142 0,05 0,05 Perbedaan

  Nilai P > Tidak Ada

  II vs III 0.873 0,05 0,05 Perbedaan Keterangan: I = Kontrol negatif aquades

  II = Infusa DaunRambutan

  III = Sirup DaunRambutan

Tabel 4.4 hasil uji Mann Whitney didapat bahwa infusa dan kontrol positif kloramfenikol ada perbedaan, sirup daun rambutan dan kontrol positif

  kloramfenikol ada perbedaan, serta kontrol positif kloramfenikol dan kontrol negatif aquades ada perbedaan.

  Adanya zona bening pada penelitian ini membuktikan bahwa daun rambutan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21

  aureus dan Salmonella typhi. Hal ini dikuatkan oleh (Kusumaningrum, 2012)

  bahwa kandungan saponin memiliki sifat antibakteri dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi.

  Hasil penelitian Dwiyanti et al. (2015) menunjukkan bahwa mekanisme kerja saponin dan tanin dalam kelompok antibakteri yang mengganggu permeabilitas membran sel bakteri yang mengakibatkan kerusakan membran sel dan menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri seperti protein, asam nukleat dan nukleotida. Sedangkan, mekanisme tanin adalah dengan cara mengkerutkan dinding sel atau membran sel, sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri.

SIMPULAN DAN SARAN 1.

  Infusa daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella

  typhi secara in vitro.

2. Zona hambat infusa daun rambutan terhadap bahkteri Salmonella typhi

  adalah 4,34 mm sedangkan terhadap Staphylococcus aureus diameter zona

  hambat infusa sebesar 2,2 mm

DAFTAR PUSTAKA

  Dwiyanti, R.D., dkk., 2015, Efektivitas Air Rebusan Daun Binahong (Anrederacordifolia) Terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi, Medical Laboratory Technologi Journal .

  Jawetz, dkk., 2007, Mikrobiologi Kedokteran, Buku Kedokteran ECG, Jakarta. Kusumaningrum, Y.N., 2012, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Rambutan

  (Nephelium lappaceum) Terhadap Staphylococcus aureus&Escerichia coli,

  Skripsi , Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor.

  Raina, 2011, Ensiklopedia Tanaman Obat Untuk Kesehatan, Absolut, Yogyakarta. Tjay, T.H. dan Rahardja K., 2013, Obat-obat Penting, Edisi VICetakan III, PT Elek Media Komputindo, Jakarta.

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21

  PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL PEMAKALAH SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL LPPM STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS A. Ketentuan Artikel

  Artikel disusun sesuai format baku terdiri dari: Judul Artikel, Nama

  Penulis, Abstrak(bahasa inggris), Intisari(bahasa Indonesia), Latar Belakang, Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka.

  Naskah maksimal 8 halaman, tulisan times new roman ukuran 12 font, ketikan 1 spasi , diketik dalam 1 kolom, jarak tepi 3 cm, dan ukuran kertas A4. Naskah menggunakan bahasa Indonesia baku, setiap kata asing diusahakan dicari padanannya dalam bahasa Indonesia baku, kecuali jika tidak ada, tetap dituliskan dalam bahasa aslinya dengan ditulis italic.

B. Format Penulisan

  Judul Naskah

  Judul ditulis secara jelas dan singkat dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan isi pokok/variabel, maksimum 20 kata. Judul diketik dengan huruf Book Antique, ukuran font 13, bold UPPERCASE, center, jarak 1 spasi.

  Nama Penulis

  Meliputi nama lengkap penulis utama tanpa gelar dan anggota, disertai nama institusi/instansi, alamat institusi/instansi, kode pos, PO Box, dan e-mail penulis. Data Penulis diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font 11, center, jarak 1spasi

  Abstrak dan Intisari

  Ditulis dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia, dibatasi 250-300 kata dalam satu paragraf, bersifat utuh dan mandiri.Tidak boleh ada referensi. Abstrak terdiri dari: latar belakang, tujuan, metode, hasil analisa statistik, dan kesimpulan. Disertai kata kunci/keywords.

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21 Intisari dalam Bahasa Indonesia diketik dengan hurufTimes New Roman, ukuran font 11, jarak 1 spasi. Abstrak Bahasa Inggris diketik dengan huruf

  Times New Roman , ukuran font 11, italic, jarak 1spasi.

  Latar Belakang

  Berisi informasi secara sistematis/urut tentang: masalah penelitian, skala masalah, kronologis masalah, dan konsep solusiyang disajikan secara ringkas dan jelas.

  Metode Penelitian

  Berisi tentang: jenis penelitian, desain, populasi, jumlah sampel, teknik

  sampling , karakteristik responden, waktu dan tempat penelitian, instrumen

  yang digunakan, serta uji analisis statistik yang digunakan disajikan dengan jelas.

  Hasil dan Pembahasan

  Hasil penelitian hendaknya disajikan secara berkesinambungan dari mulai hasil penelitian utama hingga hasil penunjang yang dilangkapi dengan pembahasan. Hasil dan pembahasan dapat dibuat dalam suatu bagian yang sama atau terpisah. Jika ada penemuan baru, hendaknya tegas dikemukakan dalam pembahasan. Nama tabel/diagram/gambar/skema, isi beserta keterangannya ditulis dalam bahasa Indonesia dan diberi nomor sesuai dengan urutan penyebutan teks. Satuan pengukuran yang digunakan dalam naskah hendaknya mengikuti sistem internasional yang berlaku.

  Simpulan dan Saran

  Kesimpulan hasil penelitian dikemukakan secara jelas.Saran dicantumkan setelah kesimpulan yang disajikan secara teoritis dan secara praktis yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.

  Ucapan Terima Kasih(apabila ada)

  Apabila penelitian ini disponsori oleh pihak penyandang dana tertentu, misalnya hasil penelitian yang disponsori oleh KEMENRISTEK DIKTI, DINKES, dsb.

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21

  Daftar Pustaka

  Sumber pustaka yang dikutip meliputi: jurnal ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, dan sumber pustaka lain yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sumber pustaka disusun berdasarkan sistem Harvard.Jumlah acuan minimal 10 pustaka (diutamakan sumber pustaka dari jurnal ilmiah yang uptodate 10 tahun sebelumnya). Nama pengarang diawali dengan nama belakang dan diikuti dengan singkatan nama di depa nnya. Tanda “&” dapat digunakan dalam menuliskan nama-nama pengarang, selama penggunaannya bersifat konsisten. Cantumkan semua penulis bila tidak lebih dari 6 orang. Bila lebih dari 6 orang, tulis nama 6 penulis pertama dan selanjutnya dkk. Daftar Pustaka diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font 12, jarak 1 spasi.

C. Tata Cara Penulisan Naskah

  Anak Judul : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 12, Bold UPPERCASE

  Sub Judul : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 12, Bold, Italic Kutipan : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 10, italic Tabel : Setiap tabel harus diketik dengan spasi 1, font 11 atau disesuaikan.

  Nomor tabel diurutkan sesuai dengan urutan penyebutan dalam teks (penulisan nomor tidak memakai tanda baca titik “.”).Tabel diberi judul dan subjudul secara singkat.Judul tabel ditulis diatas tabel.Judul tabel ditulis dengan huruf Times New Roman dengan font 11, bold (awal kalimat huruf besar) dengan jarak 1 spasi, center.Antara judul tabel dan tabel diberi jarak 1 spasi.Bila terdapat keterangan tabel, ditulis dengan font 10, spasi 1, dengan jarak antara tabel dan keterangan tabel 1 spasi.Kolom didalam tabel tanpa garis

  vertical . Penjelasan semua singkatan tidak baku pada tabel ditempatkan pada catatan kaki.

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21

  Gambar : Judul gambar diletakkan di bawah gambar. Gambar harus diberi

  nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam teks. Grafik maupun diagram dianggap sebagai gambar. Latar belakang grafik maupun diagram polos. Gambar ditampilkan dalam bentuk 2 dimensi. Judul gambar ditulis dengan huruf Times New dengan font 11, bold (pada tulisan

  Roman “gambar 1”), awal

  kalimat huruf besar, dengan jarak 1 spasi, center Bila terdapat keterangan gambar, dituliskan setelah judul gambar.

  

Rumus :ditulis menggunakan Mathematical Equation, diketik center

D.

   Teknis Pelaksanaan Seminar Pemakalah

  Pemakalah

  Seminar Kesehatan “Health Events for All” LPPM STIKES

  Cendekia Utama Kudus dapat memilih pelaksanaan seminar dalam bentuk: 1.

  Oral Presentasi (format PPT maksimal 10 halaman) atau 2. Poster (sesuai ketentuan pembuatan/ penatakelolaan poster)

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21 PENATAKELOLAAN POSTER SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL

  Poster yang akan dicetak dan diseminarkan di

  Seminar Kesehatan “Health Events for All” dibuat dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai

  berikut: a. poster dalam bentuk cetak berjumlah 1 (satu) lembar ukuran tinggi x lebar adalah 70 cm x 70 cm dipasang secara vertikal; b. poster harus dapat terbaca dengan baik dalam jarak maksimum 7 kaki atau sekitar 2 meter; c. jumlah kata maksimum 250; d. pedoman tipografi: 1. teks ditulis rata kiri (left justified), kecuali ada pengaturan ruang antar kata); dan

  2. diketik dengan jarak 1,2 spasi (line spacing).

  e. sub-judul ditulis dengan ukuran lebih besar daripada teks (dapat juga ditulis dengan memberi garis bawah (underline) atau dengan menggunakan cetak tebal (bold); f. panjang kolom tidak boleh lebih dari 11 kata; g. jenis huruf (font) tidak boleh lebih dari 2 jenis typeface; h. tidak diperkenankan untuk menggunakan huruf kapital (capital letter) semua; i. margin harus disesuaikan dengan besar kolom; j. desain lay-out poster harus memperhatikan prinsip keseimbangan formal dan non-formal, yang mencakup:

  1. aspek simetris dan asimetris; 2. prinsip kesatuan pengaturan elemen gambar, warna, latar belakang, dan gerak; dan

  3. mampu mengarahkan mata pembaca mengalir ke seluruh area poster. k. pertimbangkan hirarki dan kontras untuk menunjukkan penekanan objek atau aspek-aspek yang mendapat perhatian khusus atau diutamakan; l. isi poster harus dapat terbaca secara terstruktur untuk kemudahan

  'navigasi'nya; m. poster harus memuat: 1. bagian atas berisi judul, NIDN (bagi Dosen), nama pelaksana, dan logo

  Perguruan Tinggi; 2. bagian tengah (bagian isi) berisi latar belakang (pengantar atau abstrak),

  Metode, Hasil Utama Penelitian (teks dan gambar atau fotografi atau skema), Simpulan, dan Referensi (tambahan); dan

  3. bagian bawah dapat disisipkan logo sponsor atau lembaga, detail kontak, tanggal dan waktu penelitian. n. gambar produk dapat ditampilkan untuk mendukung visualisasi pelaksanaan kegiatan; o. poster dibuat menggunakan aplikasi pengolah grafik, seperti Corel Draw,

  Adobe Photoshop, Microsoft Powerpoint dan aplikasi sejenis lainnya (grafik, tabel atau hasil dokumentasi fotografi dapat ditampilkan); p. Poster wajib dibawa pada saat kegiatan dan diemail ke: hefa.stikescendekiautama@gmail.com dengan resolusi file poster minimal

  1024 x 1024 pixel, dan maksimum 3543 x 3543 pixel; format JPG/JPEG dengan ukuran maks 5 MB.

  Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan

   21