Peran Muhammadiyah Dalam Menyikapi Fenomena LGBT dan Aliran Keagamaan Menyimpang Oleh Nilwani Hamid Dosen Fakultas Agama Islam A. Pendahuluan - Peran Muhammadiyah Dalam Menyikapi Fenomena LGBT dan Aliran Keagamaan Menyimpang*

Peran Muhammadiyah Dalam Menyikapi Fenomena LGBT
dan Aliran Keagamaan Menyimpang*
Oleh
Nilwani Hamid
Dosen Fakultas Agama Islam

A. Pendahuluan
Fenomena munculnya bermacam ragam
paham dan aliran menyimpang (sesat) di
tanah air kerapkali disikapi dengan
berbagai cara oleh ummat Islam, sebagian
umat Islam menyikapinya dengan ekstrem,
sikap ekstrem dimaksud secara umum
terbagi menjadi dua, yakni main hakim
sendiri dengan menghalalkan tindakan
anarkis terhadap para penganut aliran
menyimpang (sesat), atau memasang badan
membela para penganut paham dan aliran
menyimpang (sesat) tersebut dengan
berdalih bahwa "hanya Tuhan-lah yang
berhak memvonis sesat tidaknya suatu

golongan". Bila kita mencermati secara
jeli, maka sikap kelompok pertama yang
menghalalkan tindakan anarkis terhadap
para penganut aliran sesat sesungguhnya
dilatarbelakangi oleh satu model beragama
yang lebih mengedepankan sikap-sikap
emosional. Sementara kelompok kedua
yang begitu toleran terhadap para pengikut
dan penjaja kesesatan, boleh jadi
dilatarbelakangi oleh faktor kejahilan
(kebodohan) terhadap ajaran Islam,
mengikuti hawa nafsu sehingga terjebak
taklid buta pada apa yang diajarkan gurugurunya, atau adanya kepentingankepentingan duniawi yang menyebabkan
seseorang yang sejatinya alim memilih
untuk diam seribu bahasa atau bahkan
cenderung melakukan pembelaan terhadap
eksistensi
aliran/paham
menyimpang
(sesat)

tersebut.
diantara aliran/paham menyimpang(sesat)
yang saat ini sedang menghebohkan jagat
Indonesia raya adalah lgbt dan gafatar.

B. Pengertian LGBT
Lgbt itu sendiri adalah sebuah
singkatan yang memiliki arti Lesbian, Gay,
Bisexual dan juga Transgender dan arti
dari semua istilah tersebut dapat anda lihat
di bawah ini
1. Lesbian : lesbian itu berarti seorang
perempuan yang mencintai atau
menyukai perempuan, baik dari segi
fisik ataupun dari segi seksual dan juga
spiritualnya, jadi memang hal ini
sangatlah menyimpang
2. Gay : sedangkan gay sendiri adalah
seorang laki-laki yang menyukai dan
juga mencintai laki-laki, dan kata-kata

gay ini sering disebutkan untuk
memperjelas atau tetap merujuk pada
perilaku Homoseksual
3. Bisexual : Bisexual ini sedikit berbeda
dengan kedua pengertian diatas karena
orang bisexual itu adalah orang yang
bisa memiliki hubungan emosional dan
juga seksual dari dua jenis kelamin
tersebut jadi orang ini bisa menjalin
hubungan asmara dengan laki-laki
ataupun perempuan
4. Transgender :
sedangkan untuk
transgender itu adalah ketidaksamaan
dari identitas gender yang diberikan
kepada orang tersebut dengan jenis
kelaminnya, dan seorang transgender
bisa termasuk dalam orang yang
homoseksual, biseksual, atau juga
heteroseksual

Dari semua pengertian yang kami
jabarkan di atas memang semuanya
memiliki sebuah kesamaan yaitu mencari
59

kesenangan baik dari segi prikis ataupun
psikologis dan mereka bisa melakukan
hubungan dengan sesama jenis, bukan
melakukannya dengan lawan jenis seperti
orang normal
C. Hukum LGBT
Perbuatan hubungan seksual yang
menyimpang ini sudah ada sejak kaum
Luth ‘Alaihis salam, dan kata Liwath
memang dibuat sebagai sebutan untuk
kamu dari Nabi Luth ‘Alaihis Salam
karena kaum Nabi Luth ‘Alaihis salam
yang pertama kali melakukan perbuatan
yang menyimpang ini, dan Allah SWT
memberi

nama
perbuatan
yang
menyimpang ini dengan perbuatan keji
{fahisy} dan juga melampaui batas
{musrifun}, dan Allah juga sudah
menjelaskannya pada Al Qur’an : surat ala’raf 80-81
hukum haram bagi pelaku homo dan hal ini
juga didasari dari Dalil hadits Abu Said AlKhudriy yang sudah pernah diriwayakan
oleh Al-Imam Muslim {no,388} Abu
Dawud {no,4018} dan juga AtTirmidzi{no, 2793} bahwa Raasulullah
Shallallahu’alaihi wa Sallam berkata :
Dari Abu Said Al-Khudri dari bapaknya
bahwasanya Rasulullah ‫ﺻ ﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿ ﮫ و‬
‫ ﺳ ﻠﻢ‬bersabda: “Janganlah pria melihat
aurat pria yang lain dan janganlah seorang
wanita melihat aurat wanita yang lain, dan
janganlah pria berkumpul dengan pria lain
dalam satu selimut, dan janganlah wanita
berkumpul dengan wanita lain dalam satu

selimut”. (HR. Muslim dan at-Tirmidzi).
Memanglah perbuatan menyimpang ini
sangatlah dibenci oleh Allah SWT dan
juga Rasulullah SAW bahkan telah
melaknat perbuatan yang menyimpang
tersebut, dan hal ini juga telah disampaikan
pada kitab Al-Kabair di halaman 40 yang
ditulis oleh Al-Imam Abu Abdillah AdzDzahabiy Rahimahullah kalau pelaku
homo ini adalah salah satu dosa besar dan

didalam kitabnya beliau telah berkata kalau
allah telah menyebutkan kita dari kisah
kaum Luth dan juga di dalam Al-Qur’an
Al-Aziz, Allah SWT telah membinasakan
kaum mereka karena perbuatan keji yang
dilakukannya, dan kaum muslimin dan
juga kalangan agama yang ada sudah
bersepakat kalu perilaku homo ini adalah
salah satu dosa besar
D. Kreteria paham/aliran /gerakan

keagamaan menyimpang/sesat menurut
MUI
MUI Pusat maka menetapkan dan
mengumumkan Pedoman Identifikasi
Aliran Sesat pada tanggal 6 Nopember
2007.berdasarkan hasil rapat kerja nasional
Majlis Ulama di Jakarta.sebagai berikut :
1. Mengingkari salah satu rukun iman
yang 6 (enam) yakni beriman kepada
Allah, kepada Malaikat-Nya kepada
kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-RasulNya, kepada hari Akhirat, kepada Qadla
dan Qadar, dan rukun Islam yang 5
(lima) yakni mengucapkan dua kalimat
syahadat,
mendirikan
shalat,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada
bulan Ramadhan, menunaikan ibadah
haji.
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah

yang tidak sesuai dengan dalil syar’i
(Al-Qur`an dan as-Sunnah),
3. Meyakini turunnya wahyu setelah AlQuran,
4. Mengingkari otentisitas dan atau
kebenaran isi Al-Quran,
5. Melakukan penafsiran Al-Quran yang
tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir,
6. Mengingkari kedudukan Hadis Nabi
sebagai sumber ajaran Islam,
7. Menghina, melecehkan dan atau
merendahkan para nabi dan rasul,
8. Mengingkari
Nabi
Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai
Nabi dan Rasul terakhir,
60

9. Mengubah, menambah dan atau
mengurangi pokok-pokok ibadah yang

telah ditetapkan oleh syariat, seperti haji
tidak ke Baitullah, shalat fardu tidak
lima waktu,
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa
dalil syar’i, seperti mengakafirkan
muslim
hanya
karena
bukan
kelompoknya
E. Ciri Ajaran atau Aliran yang Sesat
Ada beberapa ciri aliran sesat yang
telah disampaikan oleh Majelis Ulama
Indonesia yang kami jabarkan dengan
contoh dan sedikit penjelasan di bawah ini.
Pertama, mengingkari rukun iman dan
rukun Islam.
Contoh seperti aliran Rafidhah (baca:
Syi’ah) yang merubah rukun Islam ke-6
menjadi imamah dan menambah atau

mengubah syahadat, atau kelompok sesat
yang menambah syahadat dengan syahadat
pribadi.
Kedua, meyakini dan atau mengikuti
akidah yang tidak sesuai dalil syar’i (AlQur’an dan sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam).
Contoh kasusnya ada kelompok yang
meyakini dan meramalkan kiamat akan
terjadi pada tahun 2012, padahal kapan
terjadinya kiamat adalah rahasia Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya
sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat;
dan ia Dialah Yang menurunkan hujan,
dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya
besok.
Dan

tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS. Luqman: 34).
Ketiga, meyakini turunnya wahyu setelah
Al-Qur’an.

Contohnya Mirza Ghulam
Ahmad
pimpinan Ahmadiyah dengan kitab
Tadzkirahnya.
Keempat, mengingkari otentisitas dan atau
kebenaran isi Al-Quran.
Contohnya Sumanto Al-Qurtubi dengan
bukunya yang berjudul lubang hitam
agama yang menganggap Al-Qur’an hasil
konspirasi jahat antara Utsman bin Affan
radhiyallahu ‘anhu dengan para penulis
dan Al-Quran dianggap sebagai barang
rongsokan yang sudah usang. Padahal
Allah sendiri menyatakan,
“Sesungguhnya
Kami-lah
yang
menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.” (QS.
Al-Hijr: 9). Kalau Allah yang memelihara,
lantas kita mau katakan ada konspirasi di
dalamnya? Padahal Allah adalah sebaikbaik penjaga.
Kemudian Syi’ah yang berpendapat AlQur’an di tangan kita telah dipalsukan dan
mereka yakini adanya mushaf Fatimah.
Kelima, melakukan penafsiran Al-Qur’an
yang tidak berdasarkan kaidah tafsir.
Kasus percontohannya seperti Ahmad
Hariadi yang mengaku mantan Ahmadiyah
dengan tafsirnya bernama Yassarna AlQur’an. Kemudian ada kelompok Ir. Arief
Mulyadi Tatang Nana dalam buku
kumpulan pemahaman Al-Quran ayat bil
ayat yang menyebutkan kita semua adalah
turunan pembunuh (qabil yang membunuh
habil). Lalu ada Gafatar pimpinan “Nabi
Palsu” Ahmad Mosadeq yang mengartikan
zakat dengan “yang menjaga kebersihan
mental dan spiritual “.
Keenam, mengingkari kedudukan hadits
nabi sebagai sumber ajaran Islam.
Kasus percontohannya juga seperti Ahmad
Hariadi mantan mubaligh Ahmadiyah dan
yang merubah waktu ibadah haji dan
pakaian ihram. Murid Ir. Arief Mulyadi
Tatang Nana dengan paham quraninya
yang menganggap tidak ada zakat fitrah
dan mal/harta.
61

Ketujuh,
melecehkan
dan
atau
merendahkan para nabi dan rasul.
Kasus percontohan Abah Maisah Kurung
Faridlal
Athras
Al-Kindy
yang
menyebutkan
bahwa
isteri
Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam
sebanyak 41 orang.
Kedelapan,
mengingkari
Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebagai nabi dan rasul terakhir.
Kasus percontohan seperti Ahmadiyah
yang menganggap ada lagi nabi setelah
nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam yaitu Mirza Ghulam Ahmad namun
tidak boleh ada lagi nabi sesudah Mirza
Ghulam Ahmad. Lalu pengajian faham
qurani Tatang Nana yang menganggap
bahwa pada setiap perkumpulan ada nabi
dan rasulnya.
Padahal dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan,

َ‫ﻣَ ﺎ ﻛَﺎنَ ﻣُﺤَ ﱠﻤ ٌﺪ أ َ ﺑ َﺎ أ َﺣَ ٍﺪ ﻣِﻦْ رِﺟَ ﺎﻟ ِﻜُﻢْ وَ ﻟ َﻜِﻦْ رَ ﺳُﻮل‬
َ‫ﱠﷲ ِ وَ ﺧَ ﺎﺗ َﻢَ اﻟﻨ ﱠﺒ ِ ﯿﱢﯿﻦ‬

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah
bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan
penutup para nabi.” (QS. Al-Ahzab: 40)
Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda,

Malang yang mengajarkan shalat billingual
2 (dua) bahasa.
Padahal ajaran Islam sudah sempurna, tak
boleh ditambah dan dikurangi. Allah
Ta’ala berfirman,

‫اﻟْ ﯿ َﻮْ مَ أ َﻛْﻤَ ﻠْﺖُ ﻟ َﻜُﻢْ دِﯾﻨ َﻜُﻢْ وَ أ َﺗْﻤَ ﻤْﺖُ ﻋَﻠ َ ﯿْﻜُﻢْ ﻧ ِﻌْﻤَ ﺘ ِﻲ‬
‫وَ رَ ﺿِ ﯿﺖُ ﻟ َﻜُﻢُ ْاﻹ ِ ﺳ َْﻼمَ دِﯾﻨ ًﺎ‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. AlMa’idah: 3).
Kesepuluh, kriteria aliran sesat yang
kesepuluh ialah mengkafirkan sesama
muslim tanpa dalil syar’i.
Kasus percontohannya seperti Ahmadiyah
yang
mengkafirkan
yang
bukan
Ahmadiyah. Lalu Syi’ah yang mengutuk
dan mengkafirkan Aisyah, Abu Bakar,
Umar, Utsman dan para shahabat lainnya.
yang menyebutkan di luar jama’ah mereka
di dalam neraka.
F. Muhammadiyah
dan
Upaya
Penanganan Kasus Aliran Menyimpang
(Sesat)
1. Sekilas tentang Muhammadiyah

ْ‫وَ إ ِﻧ ﱠﮫُ َﺳﯿ َﻜُﻮنُ ﻓ ِﻰ أ ُ ﱠﻣﺘ ِﻰ ﺛ َﻼ َﺛ ُﻮنَ ﻛَﺬﱠاﺑُﻮنَ ﻛُﻠ ﱡ ﮭُﻢ‬
‫ﯾ َﺰْ ﻋُﻢُ أ َﻧ ﱠﮫُ ﻧ َﺒ ِﻰﱞ وَ أ َ ﻧ َﺎ ﺧَ ﺎﺗ َﻢُ اﻟﻨ ﱠﺒ ِ ﯿﱢﯿﻦَ ﻻ َ ﻧ َﺒ ِﻰﱠ ﺑ َﻌْﺪِى‬

”Akan ada pada umatku tiga puluh orang
pendusta yang kesemuanya mengaku
sebagai Nabi, padahal aku adalah penutup
para Nabi dan tidak ada Nabi lagi
sesudahku.” (HR. Tirmidzi, no. 2219 dan
Ahmad, 5: 278. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Kesembilan, mengubah pokok-pokok
ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat.
Kasus percontohan seperti Syi’ah yang
merubah tata cara adzan, iqamah, wudhu,
bacaan dan praktik shalat. Kemudian Islam
Al-Haq di Garut yang shalat ke seluruh
penjuru angin. Lalu Yusman Roy di

Muhammadiyah
adalah
sebuah
organisasi Islam yang besar di Indonesia.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi
Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah
juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang
menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Tujuan utama
Muhammadiyah adalah
mengembalikan seluruh ajaran islam yang
sesuai dengan alqur’an dan assunah maqbullah
Gerakan
Muhammadiyah
berciri
semangat membangun tata sosial dan
pendidikan masyarakat yang lebih maju dan
terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan
sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis,
tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai
sistem kehidupan manusia dalam segala
aspeknya.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah
banyak merefleksikan kepada perintahperintah Al Quran, diantaranya surat Ali
Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan
62

hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. Ayat
tersebut,
menurut
para
tokoh
Muhammadiyah, mengandung isyarat
untuk
bergeraknya
umat
dalam
menjalankan dakwah Islam
secara
teorganisasi, umat yang bergerak, yang
juga mengandung penegasan tentang hidup
berorganisasi. Maka dalam butir ke-6
Muqaddimah
Anggaran
Dasar
Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan
amal-usaha dan perjuangan dengan
ketertiban organisasi, yang mengandung
makna pentingnya organisasi sebagai alat
gerakan yang niscaya. Sebagai dampak
positif dari organisasi ini, kini telah banyak
berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan
tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

2. .Upaya

Penanganan
Kasus
Paham/Aliran Menyimpang(sesat)
Kemunculan aliran-aliran sesat lebih
banyak disebabkan faktor cultural religius,
bukan masalah ekonomi. Karena itu,
aliran-aliran sesat bisa muncul di pedesaan
dan juga di wilayah perkotaan, orangorang terpelajar maupun yang kurang
terdidik. Karena akar kemunculan aliran
sesat itu bersifat kultural-religius, ormas
Islam memiliki peran yang sangat strategis
dalam rangka menanggulangi lahirnya
aliran-aliran sesat tersebut. Ada dua
langkah yang bisa dilakukan ormas Islam
termasuk
Muhammadiyah
untuk
menanggulangi munculnya aliran sesat.
Pertama, mengefektifkan peran dan
fungsinya sebagai gerakan pendidikan dan
dakwah. Hampir semua ormas Islam
memiliki kedua kegiatan tersebut. Saluran
pendidikan melalui sekolah, madrasah, dan
pesantren.
Para santri dan siswa ditanamkan sejak
dini bagaimana model keberagamaan Islam

yang benar sejalan dengan ortodoksi Islam,
sembari dijelaskan tentang perbedaanperbedaan furu’iyah yang bisa ditolerir
sehingga bisa bersikap moderat terhadap
perbedaan pemahaman. Senapas dengan
model pendidikan formal yang dijalankan
di lapangan, dakwah seperti pengajian juga
mengembangkan
model
pemahaman
keagamaan moderat sehingga kelompokkelompok
jamaah
pengajian
tidak
gampang menyesatkan kelompok lain yang
tidak sehaluan dengan pemahaman
kelompoknya. Kedua, memperluas basis
gerakan pendidikan dan dakwahnya
kepada kelompok-kelompok masyarakat
yang sejauh ini tidak terjangkau oleh
kepemimpinan umat atau ormas Islam.
Kehadiran ormas Islam pada umumnya
berada di daerah yang tingkat pemahaman
keislaman masyarakatnya sudah memadai.
Tokoh-tokoh Islam muncul dari komunitas
seperti ini. Di sisi lain, komunitas muslim
yang tidak terjangkau kepemimpinan
semakin jauh dari paham Islam ortodoks
sehingga mereka sangat rentan untuk
berpaling kepada aliran-aliran sesat. Untuk
mengatasi masalah ini, ormas Islam bisa
mengambil prakarsa mengadakan migrasi
dakwah, mendorong perpindahan beberapa
ahli agama(ustad,da’i,kyai) dari satu
daerah ke daerah lain yang kering
komunitas keislamannya.
Cara lain juga dapat melakukan
kegiatan dialog, diskusi, atau debat publik.
Melalui kegiatan semacam ini nantinya
pemimpin dan pengikut aliran sesat akan
dihadapkan pada pengujian terhadap
argumentasi
pemahaman
keagamaan
mereka. Jika ajaran dan pemahaman yang
selama ini mereka pahami dan yakini
ternyata keliru, maka mau tak mau akan
ada proses penyadaran secara sendirinya.
Dengan digelarkan berbagai dialog,
diskusi, atau debat antara pihak-pihak yang
berkepentingan dengan kasus aliran sesat
ini, maka diharapkan nantinya tidak
63

muncul lagi aksi-aksi kekerasan yang tidak
bertanggung jawab. Setiap kali ada isu
bahwa aliran A atau B itu sesat, sudah
sebaiknya isu ini tidak dilempar ke publik
terlebih dahulu. Namun, pihak-pihak yang
secara langsung berkepentingan dengan
masalah ini, seperti Depag dan MUI, perlu
melakukan dialog, diskusi, atau debat
dengan aliran yang dianggap sesat itu.
Hingga pada akhirnya biarlah konsensus
publik yang akan menilai apakah aliran iniitu sesat atau tidak.
Tentunya, cara di atas akan terasa
efektif karena masyarakat juga akan
mendapat pencerahan bahwa kita perlu
bersikap santun dan bijak dalam
menghadapi aliran-aliran yang cenderung
dianggap sesat oleh kelompok atau
organisasi lain. Proses dialog adalah
bagian dari spirit demokratisasi yang perlu
dikembangkan
lebih
lanjut
dalam
kehidupan keberagamaan kita di tanah air.
Cara
ini
bisa
ditempuh
dengan
menyebarkan
dai-dai
muda
untuk
memasuki kehidupan kelompok-kelompok
masyarakat yang belum terjamah oleh
kepemimpinan umat tersebut.
Pesantren mampu mentransformasikan
masyarakat dari abangan dan “dunia
hitam”
menjadi
komunitas
santri.
Penyebaran
gerakan
dakwah
Muhammadiyah juga dipercepat oleh
mobilitas pedagang Minang yang memiliki
jiwa merantau. Para pedagang Minang, di
samping menguasai keterampilan dagang,
memiliki pemahaman agama yang
memadai sehingga pengembangan usaha
dagang dilakukan bersamaan dengan
perluasan dakwah Islamiah. Dengan
demikian,
baik
NU
maupun
Muhammadiyah memiliki pengalaman
untuk melakukan migrasi dakwah dan
melakukan proses santrinisasi. Sudah
tentu,untuk konteks sekarang perlu ada
desain dakwah,bukan sekadar peristiwa
insidental seperti peristiwa masa lalu.

Dua
langkah
tersebut
yaitu
mengefektifkan peran ormas Islam sebagai
gerakan pendidikan dan dakwah serta
perluasan basis dakwah ke daerah yang
keislamannya “tandus”. Hal tersebut perlu
menjadi bahan renungan sebagai usaha
memperbaiki strategi dakwah ormas Islam.
Dalam konteks ini, munculnya aliran sesat
pada dasarnya menunjukkan bahwa
strategi dakwah ormas Islam belum tepat
sasaran, belum mampu menembus
penduduk muslim yang justru sangat
memerlukan sentuhan dakwah. Melahirkan
fatwa sesat terhadap suatu aliran
keagamaan harus dipandang sebagai usaha
kuratif. Yang lebih penting dari itu adalah
memikirkan
usaha-usaha
preventif
sehingga aliran itu tidak muncul.
G. Penutup
Peran masyarakat
diumpakan oleh
Rasulullah SAW seperti sekelompok orang
yang naik kapal,jika ada yang berpikir
picik melubangi bagian bawah kapal
supaya mudah mengambil air, maka semua
penumpang kapal harus mencegah orang
tersebut. Kalau tidak kapal itu akan
tenggelam. Begitu juga jika ada sebagian
anggota masyarakat yang bertindak
membahayakan, maka masyarakat harus
bertindak mencegahnya jika tidak maka
seluruh masyarakat akan binasa.

1.
2.
3.
4.

5.

6.

Sumber :
www.muhammadiyah.or.id
www.mui.or.id
http://bimasislam.kemenag.go.id
Ahmad Jais, Hartono. 2002. Aliran dan
Paham Sesat di Indonesia. Jakarta: Pustaka
Al- kautsar.
Rozak, Abdul dan Anwar, Rosihon. 2009.
Ilmu Kalam Untuk UIN, STAIN, PTAIS.
Bandung: Pustaka Setia.
Hafiluddin, Bambang Irawan. 1999.
Bahaya Islam Jama’ah, LEMKARI, LDII.
Jakarta: Al- kautsar.
64

7. Stroumsa, Sarah. 2006. Para Pemikir
Bebas Islam, Mengenal Pemikiran Teologi
Ibn Ar- Rawandi dan Abu Bakar Ar- Rozi.
Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.
8. Djamaluddin, M. Amin. 2003. Capita
Selekta Aliran – aliran Sempalan Di
Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian
dan Pengkajian Islam.
9. Departemen Agama RI. 2007. Respon
Pemerintah, ORMAS, dan Masyarakat
Terhadap
Aliran
Keagamaan
Di
Indonesia. Jakarta: Puslitbang Kehidupan
Keagamaan.

10. Drs Marpuji Ali, MSi : Ketua Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah.
http://www.unisosdem.org/article_detail.ph
p?aid=8975&coid=1&caid=34&gid=2
http://theprincessholiic.blogspot.com/2010/
05/menyikapi-kasus-aliran-sesatagama.html
(*) Makalah disampaikan dalam seminar
keagamaan dan kebangsaan dalam rangka
Musyda Muhammadiyah Bengkayang 3
April 2016
(**) Dosen/Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Pontianak

65

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Siapakah "Fulanan" Dalam Surah Al-Furqan Ayat 28?

5 75 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24