IMPLEMENTASI KETENTUAN WAKTU KERJA BAGI KARYAWAN BANK RAKYAT INDONESIA UNIT SIMBARWARINGIN LAMPUNG TENGAH

IMPLEMENTASI KETENTUAN WAKTU KERJA BAGI KARYAWAN BANK RAKYAT INDONESIA UNIT SIMBARWARINGIN LAMPUNG TENGAH

  Dwi Kartika Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung, Jl Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 e-mail : dwi.kartika161@ymail.com

  ABSTRAK Tenagakerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun kebutuhan untuk masyarakat.

  Pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri, bukan milik sendiri atau berkedudukan di luar wilayah Indonesia. Tenaga kerja memiliki aturan waktu kerja yang telah diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 yang dimuat dalam Pasal 77 dan 78. Karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sering bekerja melewati batas waktu yang telah ditentukan pemerintah dan peraturan perusahaan, seharusnya jika melewati ketentuan waktu kerja, mereka mendapatkan upah lembur akan tetapi mereka tidak mendapatkan upah lembur. Hal ini dianggap tidak sesuai dengan peraturan yang ada dan ini merupakan masalah pokok. Penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yang dilakukan secara yuridis normative dan pendekatan yuridis empiris. Penelitian ini menggunakan metode penentuan nara sumber, sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriftif dan ditarik kesimpulan berdasarkan metode induktif. Berdasarkan hasil penelitian, implementasi ketentuan waktu kerjakaryawan Bank Rakyat Indonesia Unit Simbarwaringin Lampung Tengah baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak mentaati peraturan kerja yang sama, yaitu sesuai dengan peraturan perusahaan yang berupa surat edaran direksi dan telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Surat Edaran Direksi milik Bank Rakyat Indonesia ini tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 77. Akan tetapi masa berlaku surat edaran direksi tersebut perlu diperbaharui dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Faktor yang penghambat dan pendorong implementasi ketentuan waktu kerja karyawan Bank Rakyat Indonesia adalah kultur dari masyarakat serta kebiasaan masyarakat yang berada di wilayah kecamatan trimurjo yang masih sangat tradisional.

  Kata Kunci: Implementasi, Tenaga Kerja 1.

  menjalankan suatu perusahaan milik

   PENDAHULUAN

  sendiri, bukan milik sendiri atau berkedudukan di luar wilayah Tenaga kerja adalah setiap orang yang Indonesia. mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa Perusahaan adalah setiap bentuk usaha baik untuk memenuhi kebutuhan yang berbadan hukum atau tidak, sendiri maupun kebutuhan untuk milik swasta maupun milik Negara masyarakat. yang mmempekerjakan pekerja/buruh Pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang dengan membayar upah atau imbalan a. 1 7 jam satu hari dan 40 jam dalam bentuk lain. satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu

  BUMN menurut Undang-Undang b.

  8 jam satu hari dan 40 jam Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan satu minggu untuk 5 hari kerja usaha yang seluruh atau sebagian dalam satu minggu besar modalnya dimiliki oleh negara (3).Ketentuan waktu kerja melalui penyertaan secara langsung sebagaimana dimaksud dalam yang berasal dari kekayaan negara ayat (2) tidak berlaku bagi sektor yang dipisahkan. usaha atau pekerjaan tertentu.

  Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang yang menghimpun dana dari dalam bentuk simpanan

  Pasal 78 dan menyalurkannya kepada dalam bentuk kredit dan (1)

  Pengusaha yang mempekerjakan atau bentuk-bentuk lainnya dalam pekerja/buruh melebihi waktu rangka meningkatkan taraf hidup kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus rakyat banyak”. memenuhi syarat:

  Peraturan perusahaan adalah peraturan a.

  Ada persetujuan pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis oleh yang bersangkutan; dan pengusaha yang memuat syarat-syarat b.

  Waktu kerja lembur hanya kerja dan tata tertib perusahaan. dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu)

  Dari uraian diatas perusahaan hari dan 14 (empatbelas) jam merupakan bentuk usaha yang dimiliki dalam 1 (satu) mingggu. Negara maupun swasta dimana (2) Pengusaha yang mempekerjakan perusahaan tersebut membutuhkan pekerja/buruh yang melebihi waktu pekerja atau buruh yang kemudian kerja sebagaimana dimaksud dalam akan diberikan upah atau imbalan. ayat (1) wajib membayar upah Dimana para pekerja tersebut dibatasi lembur. oleh waktu kerja setiap harinya untuk (3) Ketentuan waktu kerja lembur tidak mempertahankan hak-hak pekerja dari sebagaimana dimaksud dalam ayat kesewenang-wenangan pengusaha. (1) huruf b tidak berlaku bagi sektor Karena setiap pekerja memiliki hak usaha untuk pekerja tertentu. untuk beristirahat. (4) Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja lembur Waktu kerja pekerja telah diatur dalam sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 ayat (3) diatur dengan Keputusan tentang Ketenagakerjaan Pasal 77 Menteri. yang menyatakan :

  Pekerja yang bekerja di perusahaan (1).Setiap pengusaha melaksanakan swasta maupun di Badan Usaha Milik ketentuan waktu kerja Negara (BUMN) disebut sebagai (2).Waktu kerja sebagaimana diatur karyawan. Karyawan ini diwajibkan dalam ayat (1) meliputi : menaati peraturan kerja perusahaan yang telah ditentukan dan telah sesuai 1 dengan syarat-syarat kerja.

  Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah

Pasal 1 Bab 1 ketentuan umum Undang-Undang

  terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche

  Hulp enSpaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan

  Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

  Sebagai bank umum BRI banyak melayani nasabah kalangan menengah kebawah yang rata-rata mempunyai usah kecil atau mikro dan petani, sehingga BRI ini sangat memasyarakat dibandingkan dengan bank-bank lain yang ada di Indonesia. Karena sumber keuangan bank yang ada di Indonesia yaitu pemberian kredit, jual beli surat berharga, jual beli valuta asing, dan pemberian jasa- jasa. 2 Maka tak jarang para karyawan

  BRI sering pulang lebih lambat dibandingkan dengan waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perusahaan dikarenakan banyak nasabah BRI yang datang untuk melakukan transaksi setiap harinya.

  Tenaga kerja memiliki aturan waktu kerja yang telah diatur dalam Undang- undang Nomor 13 Tahun 2003 yang dimuat dalam Pasal 77 dan 78. Karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sering bekerja melewati batas waktu yang telah ditentukan pemerintah dan peraturan perusahaan, seharusnya jika melewati ketentuan waktu kerja, mereka mendapatkan upah lembur akan tetapi mereka tidak mendapatkan upah lembur. Hal ini dianggap tidak sesuai dengan peraturan yang ada dan ini merupakan masalah pokok. Yang bertujuan untuk : 2 Herman Darmawi, Managemen Perbankkan, Bumi

  1. Mengetahui implementasi ketentuan waktu kerja bagi karyawan Bank Rakyat Indonesia Unit Simbarwaringin Lampung Tengah.

  2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi ketentuan waktu kerja bagi karyawan Bank Rakyat Indonesia Unit Simbarwaringin Lampung Tengah.

  2. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yang dilakukan secara yuridis normative dan pendekatan yuridis empiris. Penelitian ini menggunakan metode penentuan nara sumber, sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriftif dan ditarik kesimpulan berdasarkan metode induktif.

  3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  BRI Unit Simbarwaringin berdiri sejak tahun 1970 yang berlokasi di Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah yang dibawahi oleh kantor cabang Metro yang beralamat di Jln. Jendral Soedirman Metro Pusat. Kantor BRI Unit Simbarwaringin memiliki 7 (Tujuh) karyawan, 3 (tiga) orang karyawan tetap dan

  4 (empat) karyawan kontrak yang terdiri dari Kepala Unit, Teler, Coustemer service,

  Accoun Officer (Mantri), penjaga malam, Office Boy, dan Satpam. Baik karyawan tetap maupun kontrak mendapatkan jaminan sosial yang sama yaitu Jamsostek yang dapat mereka cairkan setelah 10 tahun mereka terdaftar dalam Jamsostek tersebut. Akan tetapi untuk karyawan tetap mereka mendapatkan jaminan sosial yang lain yang ada dalam perusahaan tersebut yaitu DPLK yang berupa dana pensiun bagi karyawan untuk masa tua. Kemudian untuk fasilitas kerja yang diberikan hanya untuk karyawan tetap yaitu satu unit sepeda motor yang diberikan kepada kepala Unit.

  BRI merupakan salah satu perusahaan yang memperhatikan kesejahterahan karyawannya dengan memberikan bonus-bonus berupa pelipat gandaan gaji mereka setiap akhir tahun atau dalam kurun waktu tertentu. Dan memberikan tunjangan untuk keperluan pendidikan anak, jaminan kesehatan keluarga serta jaminan masa tua.

  Ketentuan waktu kerja BRI mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 sore, dengan jam istirahat satu jam mulai dari pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00. ketentuan waktu kerja ini telah diatur dalam peraturan perusahaan yaitu : Surat Edaran Direksi, pengaturan jam kerja kantor dan jam kas BRI unit NOSE: S. 20-DIR/ORG/2/92 tanggal 5 februari 1992 yang berbunyi :

  Berkenaan dengan banyaknya permohonan perubahan jam kerja dan kas di BRI Unit untuk disamakan dengan kantor cabang Induknya, maka perlu menambahkan ketentuan jam kerja/kas BRI Unit disesuaikan dengan kebutuhan layanan kegiatan Bank sebagai berikut: 1.

  Ketentuan penetapan jam kerja/kas kantor-kantor cabang BRI telah diatur dalam Surat Edaran Direksi BRI NOSE: S.

  119-DIR/ORG/8/89 tanggal 30 agustus 1989.

  2. Beberapa jenis kegiatan layanan Bank di BRI unit adalah merupakan “kepanjangan” dari kegiatan layanan Bank yang dilakukan oleh kanca BRI Induknya, seperti transfer, inkaso dll, sehingga waktu pelayanan kegiatan BRI unit harus disesuaikan dengan waktu pelayanan di kanca (Kantor Cabang) BRI Induknya.

  3. Sehubungan dengan ad. 2 diatas BRI unit dapat mengusulkan jam kerja/kas sama dengan kanca induknya. BRI unit yang mengusulkan jam kerja/kas sama dengan cabang induknya menjadi tipe II (08.00- 16.00), harus menghasilkan laba yang cukup. Hal ini dimaksutkan BRI unit tersebut harus mampu menanggung tambahan biaya untuk pengeluaran uang makan bagi seluruh petugas BRI unit yang bersangkutan.

  4. Kancas (Kantor Cabang

  Sementara) BRI yang jam kerja/kasnya telah disetujui menjadi tipe II prinsipnya berlaku pula bagi BRI unit yang dibawahinya. Namun pelaksanaannya Pinca (Pimpinan Cabang) harus memilih dan memberlakukan jam kerja/kas yang sama dengan kanca induknya tersebut secara selektif, yakni yang kebutuhan layanan banknya benar-benar memerlukan dan BRI unitnya mampu.

  5. BRI unit yang diusulkan agar dimintakan persetujuan Kanwil (Kantor Wilayah) bagi yang disetujui, kanwil diwajibkan secara kolektif menyampaikan laporan ke Kanpus (Kantor Pusat ) BRI Urusan Organisasi, untuk dilaporkan ke Kantor Pusat Bank Indonesia. Dalam isi surat edaran direksi mengenai waktu kerja tersebut telah sesuai dengan Undang-undang Nomor

  13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 77 yang menyatakan :

  (1). Setiap pengusaha melaksanakan ketentuan waktu kerja (2). Waktu kerja sebagaimana diatur dalam ayat (1) meliputi : a. 7 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satuminggu b. 8 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam satu minggu

  (3). Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu. Dalam ketentuan waktu kerja BRI mereka bekerja 8 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam satu minggu. Maka tidak ada penyimpangan terhadap Undang- undang dalam peraturan kerja tersebut. Akan tetapi peraturan perusahaan tersebut perlu dilakukan pembaharuan atau perpanjangan dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Pada kenyataannya para karyawan bank BRI, baik karyawan kontrak maupun karyawan tetap, sering pulang terlambat atau melebihi waktu kerja yang telah ditentukan yang terkadang membuat mereka kehilangan loyalitas dalam bekerja. Hal ini dikarenakan faktor dari luar yaitu karena membludaknya nasabah yang datang untuk melakukan transaksi perbankan terkandang melebihi batas waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan, yang membuat para karyawan terkadang harus melanjutkan pekerjaan mereka walaupun jam kerja kantor telah lewat.

  Hal yang mereka lakukakan biasanya mendata data nasabah yang Karena untuk melaporkan data transaksi nasabah kepada perusahaan.

  Maka dengan mereka pulang terlambat untuk melayani nasabah ini lah yang membuat mereka tidak menuntut pemberian upah lembur, karena hal ini bukan termasuk sebagai kerja lembur tetapi lebih kepada kewajiban kerja untuk melayani nasabah bank BRI, agar tercipta kenyamanan dan kepuasan bagi para nasabah bank BRI. Karyawan bank BRI akan mendapatkan upah lembur dari perusahaan jika ada suatu target pencapaian tertentu, misalnya dalam promo-promo pada hari raya atau akhir tahun, pensosialisasian model alat transaksi perbankan yang baru atau akan diadakan pengundian gebyar hadiah bagi nasabah yang aktif menabung di bank BRI.

  Kerja lembur biasanya dilakukan pada akhir bulan dalam penyusunan laporan pembukuan laba rugi yang harus mereka laporkan pada perusahaan, dan laporan pembukuan pada akhir tahun.

  Yang menjadi faktor Pendukung dan penghambatnya adalah masyarakat yang menjadi nasabah di BRI Unit Simbarwaringin. Masyarakat yang menabung di bank BRI Unit Simbarwaringin termasuk masyarakat desa yang memiliki aktifitas sehari- hari bertani di sawah, beternak hewan dan berdagang dipasar, hal ini dikarenakan letak kantor BRI Unit yang berada di kecamatan.

  Para nasabah ini memiliki kegiatan yang rutin mereka lakukan setiap pagi hari, yang membuat mereka datang ke bank di siang hari setelah selesai waktu istirahat karyawan bank BRI. Tentu saja hal ini sangat berpengaruh bagi waktu kerja karyawan. Karena secara tidak langsung banyaknya nasabah yang datang disiang hari akan menimbulkan implementasi ketentuan waktu kerja karyawan bank BRI menjadi tidak sesuai dengan peraturan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  Faktor selanjutnya adalah minimnya pengetahuan masyarakat desa tentang teknologi perbankkan yang baru, yang lebih efektif dan efisien, misalnya penggunaan kartu atm. Tak jarang nasabah datang hanya untuk sekedar mengecek saldo tabungan mereka, padahal ini bisa mereka lakukan lebih mudah jika menggunakan kartu atm tanpa harus menunggu antrian yang panjang. Mereka beralasan menggunakan kartu atm hanya akan merugikan, karena tabungan mereka justru berkurang setiap bulannya dan mereka tidak mendapatkan bunga pada saldo tabungan mereka.

  Hal terpenting dalam mendorong dan menghambat karyawan BRI dalam mengimplementasikan waktu kerjanya adalah dari cultur masyarakat desa yang sangat jauh berbeda dengan masyarakat kota. Dan pada dasarnya kinerja karyawan merupakan hasil proses yang kompleks, baik berasal dari diri pribadi karyawan (internal

  factor

  ) maupun upaya strategis dari perusahaan. Faktor-faktor internal misalnya motivasi, tujuan, harapan dan lain-lain, sementara contoh faktor eksternal adalah lingkungan fisik dan non fisik perusahaan. Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan yang mempekerjakan karyawan, sebab kinerja karyawan ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Menurut Kepala Unit BRI Simbarwaringin bapak Alfian Anis, S.H., baik karyawan tetap ataupun karyawan kontrak memiliki ketentuan waktu kerja yang sama, mereka datang ke kantor dijam yang sama dan pulang dijam yang sama. Hal ini dikarenakan mereka bekerja berdasarkan system yang telah diprogram dari pihak perusahaan sehingga jabatan satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Begitu juga dalam melayani nasabah yang masih tertinggal dalam mengenal teknologi canggih perbankan saat ini, walaupun tidak semua nasabah memiliki pemikiran yang sama seperti nasabah yang berasal dari desa lainnya. Menurut Ibu Riska Marta Lina sebagai

  coustemer service di Bank Rakyat

  Indonesia Unit Simbarwaringin Lampung Tengah, pekerjaan yang sehari-harinya terkadang melewati waktu kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan tidak mereka anggap sebagai jam lembur yang akan mendapatkan upah lembur, akan tetapi lebih cenderung pada kewajiban mereka melayani publik yang pada dasarnya adalah nasabah atau konsumen dari jasa yang mereka tawarkan. Upah lembur akan mereka dapatkan pada waktu-waktu tertentu yang kapan saatnya diminta oleh pihak perusahaan.

  Mereka menganggap melayani nasabah adalah suatu bentuk kewajiban dikarenakan mereka juga harus mencapai suatu target pencapaian kerja yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan yang telah disepakati bersama.

  4. KESIMPULAN

  Impelemntasi waktu kerja karyawan bank BRI, baik karyawan kontrak maupun karyawan tetap adalah sama. Mereka diatur dalam peraturan perusahaan yang berupa surat edaran direksi telah ditentukan oleh perusahaan melalui kantor cabang yang membawahi BRI unit Simbarwaringin. Surat Edaran Direksi NOSE: S. 20-DIR/ORG/2/92 Poin 3 yang berbunyi : Sehubungan dengan Poin 1 dan 2 BRI unit dapat mengusulkan jam kerja/kas sama dengan kanca induknya. BRI unit yang mengusulkan jam kerja/kas sama dengan cabang induknya menjadi tipe II (08.00- 16.00), harus menghasilkan laba yang cukup. Hal ini dimaksudkan BRI Unit tersebut harus mampu menanggung tambahan biaya untuk pengeluaran uang makan bagi seluruh petugas BRI unit yang bersangkutan.

  Peraturan mengenai waktu kerja karyawan bank BRI tersebut tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 77. Bahwasannya mereka menerapkan waktu kerja dalam satu hari delapan jam, lima hari waktu kerja dalam satu minggu, dan 40 jam dalam satu minggu. Peraturan kerja mereka telah sesuai dengan undang-undang yang berlaku saat ini.Seharusnya peraturan perusahaan yang telah dibuat dan disetujui oleh karyawan Bank Rakyat Indonesia perlu dilakukan pembaharuan disesuaikan dengan perkembangan jaman dan Undang- undang yang berlaku saat ini.

  Karyawan bank BRI mulai bekerja dari pukul 08.00-16.00 setiap harinya. Terkadang karyawan bank BRI pulang melewati jam kerja yang telah ditentukan, dikarenakan untuk melayani nasabah yang pada dasarnya adalah bagian dari aset perusahaan. Sehingga mereka beranggapan hal ini adalah bentuk pelayanan agar terciptanya suatu kerjasama yang baik antara perusahaan dan nasabah. Akan tetapi loyalitas para karyawan terabaikan, ini juga merupakan suatu hal yang tidak dibenarkan. Perusahaan juga mengutamakan kesejahterahan para karyawannya, dengan memberikan tunjangan dan bonus pelipat gandaan gaji mereka pada waktu-waktu tertentu, serta memberikan waktu cuti kerja untuk karyawan dalam kurun waktu tertentu. Faktor yang menghambat dan mendorong implementasi waktu kerja karyawan bank BRI adalah cultur dari masyarakat yang didominasi dengan mata pencaharian mereka sebagai petani dan kebiasaan maysarakat itu sendiri. Letak bank BRI Unit Simbarwaringin yang berada di kecamatan juga mempengaruhi proses implementasi ketentuan waktu kerja karyawan tidak berjalan dengan baik, karena kurangnya tingkat kesadaran dan ilmu pengetahuan dari masyarakat yang berada di wilayah kecamatan Trimurjo.

  5. DAFTAR PUSTAKA

  Asikin, H. Zainail, S.H., S.U. (Ed.)dan H. Agusfian Wahab, S.H. 2006.

  Dasar-Dasar Hukum Perburuhan . Jakarta : PT.

  RajaGrafindo Persada Bachrun, Saifuddin. 2012.Desain

  Pengupahan untuk Perjanjian Kerja Bersama .

  Jakarta: PP Managemen Cantika, Sri Budi. 2005. Manajemen

  Sumber Daya Manusia . Malang: UMM Press.

  Darmawi, Herman. 2012. Manajemen

  Perbankan . Jakarta : Bumi

  Aksara Djumadi, S.H, M.Hum.2008.Hukum

  Perburuhan Perjanjian Kerja. Jakarta:

  Raja GrafindoPersada Djumadi, Fx. 1992. Perjanjian Kerja. Jakarta: BumiAksara Djumadi, Fxdan Wiwoho Soedjono.

  1987. PerjanjianPerburuhan

  khir kali diaksespada

  Lampung : Universitas Lampung

  Undang-Undang Undang-undangNomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Undang-undangNomor 13 Tahun 2003 tentangTenaga Kerja KitabUndang-undangHukumPerdata

  (KUHPerdata) PeraturanMenteriTenagaKerjadanTran smigrasiRepublik Indonesia

  Nomor Kep. 102/MEN/VI/2004 TentangKerjaLemburdanUpahK erjaLembur

  PeraturanPerusahaan BRINOSE. : S.

  20-DIR/ORG2/92 Sumber Internet

  era

  10 Agustus 2013

  Gadjah Mada University Press Universitas Lampung. 2010. Format

  14.00 WIB

  erakhir kali

  diaksespada

  10 Agustus 2013 14.00 WIB

  

  terakhir kali diaksespada 10 Agustus 2013

  14.00 WIB

  erakhir kali

  Penulisan Karya Ilmiah . Bandar

  Perusahaan Negara Perkembangan Dan Permasalahan . Yogyakarta :

  dan Hubungan Perubahan Pancasila. Jakarta:

  Bandung : PT. Citra AdityaBakti Malayu, Drs. H. S.P. Hasibuan. 2004.

  BinaAksara Husnilalu, S.H., M.Hum.2001.

  PengantarHukumKetenagakerja an Indonesia.

  Jakarta: Raja GraindoPersada Johan Nasution, Dr. Bahder, S.H.,

  S.M., M.Hum. 2004 . Hukum

  Ketenagakerjaan Kebebasan Berserikat Bagi Pekerja

  . Bandung : Mandar Maju.

  Muhammad, Prof. Abdulkadir. 2004.

  Hukum Dan Penelitian Hukum .

  Dasar-Dasar Perbankan .

  Alumni Bandung, Cet. II Westra, Pariata.2002. Administrasi

  Jakarta : Bumi Aksara Rudiono, Sendjun. 1992. Pokok-pokok

  Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.

  Jakarta: RinekaCipta Rindjin, Ketut. Pengantar Perbankan

  Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. 2003. Jakarta: pt.

  Gramedia pustaka utama Saydam, Drs. Gouzali, Bc.TT. 2005.manajemen sumber Daya

  Manusia . Jakarta : Djambatan

  Subekti. 1977. Aneka

  Perjanjian. Bandung: Penerbit

  diaksespada 3 Desembar 2013 Pukul 11.00 WIB