BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua

1 PENDAHULUAN

  Distrik Jila merupakan salah satu distrik di Kabupaten Mimika Provinsi Papua yang dimekarkan pada Tahun 1999 dari Distrik Mimika Baru, Distrik Jila terletak di bagian Timur Kabupaten Mimika 2 dengan luas wilayah mencapai 436,0 Km atau 2,23% dari luas

  Kabupaten Mimika. Pada bagian Utara, Distrik Jila berbatasan dengan Kabupaten Puncak Provinsi Papua, sedangkan di bagian Selatan berbatasan dengan Distrik Agimuga dan Distrik Jita Kabupaten Mimika, sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Hoya dan Distrik Tembagapura Kabuapaten Mimika dan sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Alama Kabuapaten Mimika.

  Ditinjau dari topografinya, Distrik Jila berada pada ketinggian 2800 meter dari permukaan laut (mdpl) dengan suhu udara antara 22,-

  34 C dengan curah hujan rata-rata 29 hari per bulan (BPS Mimika 2017). Jarak tempuh dari Timika (ibu kota Kabupaten Mimika) menuju Distrik Jila mencapai 147 Km dan hanya dapat di jangkau dengan 2 perjalanan udara dengan jadwal pernerbangan hari Senin dan Jumat, 3 Distrik Jila memiliki 10 Pemerintahan Kampung yaitu: Kampung Jila,

  Bomogin, Jenkon, Diloa Satu, Diloa Dua, Noemun, Pilik Ogom, Bunarugun, Amuagom dan Umpiliga. Setiap Kampung dipimpin oleh seorang Kepala Kampung dan didampingi oleh seorang Sekertaris Kampung dan empat orang yang menangani bagian/urusan pada bidang tertentu sesuai kebutuhan kampung selain empat orang yang bertugas sebagai tenaga perlindungan masyarakat (Linmas) di setiap kampung. Setiap kampung memiliki 1 Rukun Wilayah dan 1 Rukun 1 Tetangga, dengan demikian di Distrik Jila terdapat 10 RW dan 10 RT.

  

Distrik adalah wilayah setingkat kecamatan, berlaku untuk semua wilayah kecamatan

2 di Provinsi Papua.

  

Saat ini hanya dilayani oleh pesawat Susi Air dan Helikopter Milik PT. Freport

3 Indonesia serta Helikopter Milik TNI AD.

  Kampung adalah wilayah setingkat Desa. BPS Kabupaten Mimika (2016) melaporkan bahwa berdasarkan hasil proyeksi dari Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Distrik Jila tahun 2015 adalah berkisar 1208, terdiri dari 614 orang laki-laki (50,83%) dan 594 orang perempuan (49,17%). Dengan demikian, ratio jenis kelamin di Distrik Jila di atas 100, yaitu 103,37. Ratio jenis

  (sex ratio) tertinggi terdapat di Kampung Diloa II sebesar kelamin 108,2 dan terendah di Kampung Noemun sebesar 98,84. Kepadatan 2 penduduk di Distrik Jila tahun2015 mencapai 2,77 orang per km , 2 dengan luas wilayah 436,0 km . Kepadatan tertinggi terjadi di 2 Kampung Diloa II yakni 2,93 orang per km . Sedangkan kepadatan 2 terendah terjadi di Kampung Umpiliga, yakni 2,60 orang per km .

  Seluruh penduduk Distrik Jila adalah pemeluk agama Kristen Prostestan dan Kristen Katholik. Dengan julah rumah ibadah, 10 unit Gereja Prostestan (75 %) dan 3 unit Gereja Katholik (25%).

Tabel 1.1 Gereja yang ada di Distrik Jila

  No Nama Gereja Keterangan

  1 Betel Gereja Prostestan di Kampung Bomogin

  2 Imanuel Gereja Prostestan di Kampung Jila

  3 St. Stevanus Gereja Katholik di Kampung Jila

  4 Yaitun Gereja Prostestan di Kampung Pilik Ogom

  5 Niniwe Gereja Prostestan di Kampung Jenkon

  6 Getsemani Gereja Prostestan di Kampung Noemun

  7 Sion Gereja Prostestan di Kampung Diloa I

  8 Enaus Gereja Prostestan di Kampung Umpiliga

  9 St. Paulus Gereja Katholik di Kampung Erelmakawia

  10 Maranata Gereja Prostestan di Kampung Erelmakawia

  11 St. Mikael Gereja Katholik di Kampung Diloa I

  12 Sion Gereja Prostestan di Kampung Amuagom

  13 Betlem Gereja Prostestan di Kampung Diloa II Sumber: Observasi Lapangan oleh Peneliti

  Dari sekitar 1208 orang yang berdomisili di Distrik Jila, tercacat hanya 48 orang (44 laki-laki dan 4 prempuan) yang bekerja sebagai Aparatur Silpil Negara (ASN) dan seluruhnya berdomosili di Jila ibukota Distrik Jila. Dari tingkat pendidikan para ASN lulusan SD (1 orang), lulusan SLTP (14 orang), lulusan SLTA (15 orang) dan Diploma/Sarjana (18 orang) (BPS Distrik Jila 2016).

  Fasilitas pendidikan di Distrik Jila sungguh memperihatinkan, sejauh pengamatan yang dilakukan oleh peneliti hanya terdapat dua

  4

  unit Sekolah Dasar (SD) dan satu unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kampung Jila. BPS Distrik Jila (2016) melaporkan bahwa sampai dengan tahun 2015, jumlah murid SD di Distrik Jila sebanyak 89 orang (dengan 9 orang tenaga guru SD) dan jumlah murid SMP di Distrik Jila sebanyak 60 orang (dengan 9 orang tenaga guru SMP).

  Untuk TK, PAUD, SMA hanya ada di kota Timika. Untuk layanan kesehatan, pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dari 10 kampung yang ada di Distrik Jila haya ada satu unit Puskesmas yang ada di Kampung Jila yang merupakan jenis puskesmas non perawatan (tidak 5 menerima rawat inap) . Dan tiga unit Posyandu dengan jumlah tenaga kesehatan yang terdiri dari 6 orang perawat, 1 orang bidan 1 orang tenaga kesehata laninya. Penyakit yang sering diderita oleh warga Distrik Jila adalah Diare dan Malaria (BPS Mimika 2017).

  Mayoritas penduduk Distrik Jila bekerja di sektor pertanian, BPS Distrik Jila (2016) melaporkan bahwa produk pertanian unggulan di Distrik Jila untuk taman pangan adalah umbi-umbian dan palawija yang terdiri dari jagung, umbi kayu, umbi jalar kacang tanah, kacang keledai, kacang hijau dan keladi. Luas wilayah panen Palawija didominasi oleh umbi jalar seluas 24,0 ha kemudian talas seluas 14,0 ha. Sedangkan untuk hortikultura berupa tanaman sayuran seperti bawang, cabe rawit, labu siam, kubis petasi dan lain sebagainya. Dengan luas wilayah panen tanaman sayuran mencapai 95,0 ha. Sedangkan buah-buahan yang cocok di tanam di Distrik Jila adalah pisang dan nanas.

  Untuk sektor perdagangan dan jasa, pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Kampung Jila (ibukota Distrik Jila) hanya terdapat tiga unit kios diantaranya dua unit milik anggota Koramil Jila dan satu milik warga Kampung Jila, dari ketiga kios tersebut menjual bahan makanan dan kebutuhan lainnya seperti beras, supermi, garam, 4 minyak goreng, rokok, gula, kopi, sabun dan sebagainya, kios mulai 5 1 Unit SD di Kampung Jila dan 1 Unit SD di Kampung Pilik Ogom.

  http://www.bankdata.depkes.go.id/puskesmas/laporan puskesmasmas detail Lihat

kab.php?kd propinsi=94&kd kabupaten=12&tahun=2013&nama kabupaten =KAB.%20MIMIKA puku l6:00 WIT dan tutup pada pukul 8:00 WIT. Fasilitas layanan publik lainnya seperti Kantor Pos, Bank, Hotel, Rumah Makan Rumah Sakit jangan harap bisa ditemukan di Distrik Jila.

  Kondisi infrastruktur seperti jalan dan jembatan serta sarana/ prasana lainnya di Distrik Jila sungguh memperihatinkan, sejauh pengamatan yang dilakukan oleh peneliti hanya terdapat2 jalan setapak yang menghubungkan kampung Jila dan Kampung Bomogin serta menghubungkanpelabuhan udara Distrik Jila dengan ibukota Distrik Jila, kondisi jalan tersebut hanya bisa dilalui dengan berjalan 6 kakidan di Distrik Jila terdapat empat Sungai besar yakni 1 sungai

  Jilogong (sungai Jila) yang mengalir di antara Kampung Jila, Kampung Bomogin dan Kampung Jenkon dengan pelabuan udara (bandara) Jila Kampung Diloa II dan Kampung Diloa I, 2 Sungai Dol ogong (sungai Dola) yang mengalir diantara Kampung Jila, Kampung Bomogin dan Kampung Jenkon dengan Kampung Pilik Ogom dan Kampung Noemun, (maka posisi Distrik Jila persis berada di tengah antara Sungai Jil Ogong dan Sungai Dol Ogong menyerupai sebuah pulau yang indah memanjang dari hulu sampai hilir kedua sungai tersebut),3 Sungai Noem Ogong (Sungai Noema) mengalir diantara Kampung Noemundan Kampung Umpiliga dan 4 Sungai Umpilik Ogong (sungai Umpiliga) mengalir diantara Kampung Bunarugun dan Kampung Amuagom dengan Kampung Umpiliga.

Gambar 1.1 Kondisi Jembatan di Distrik Jila Foto Kiri: Masyarakat Kampung Umpiliga menggunakan jembatan darurat yang

  

sesungguhnya tidak layak digunakan, Foto Kanan: Kondisi Jembatan di Sungai Jil

Ogong (Sungai Jila) yang sesungguhnya juga tidak layak digunakan.

  Dari ke empat sungai, tiga diantaranya terdapat jemabatan gantung yang kondisinya sangat memperihatinkan dan tidak layak didunakan karena termakan usia dan yang paling ironisnya satu sungai yaitu Sungai Umpilik Ogong tidak ada jembatan. Padahal di Distrik Jila secaraekologi kondisi alamnya sangat rentan terhadap bencana alam seperti longsor/erosi dan banjir, jika musim hujan dan sebaliknya musim kemarau berkepanjangan maka rentan terhadap kebakaran.

Gambar 1.2. Kondisi Alam di Distrik Jila Yang Rentan Terhadap Bencana Alam

  Untuk kondisi ternak/hewan terutama ternak Babi di Distrik Jila, pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, satu Kepala Keluarga (KK) memiliki 2-10 ekor ternak Babi dipelihara secara teradisional untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja, padahal secara ekomis ternak babi di Distrik Jila sangat menyanjikan harga satu ekor babi besar di Distrik Jila antara Rp 8.000.000;-10.000.000. 8 Menurut Ruben Dolame (mantan Kepala Distrik Jila), kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika, bersifat multi- dimensional, karena tingkat pendapatan masyarakat dibawah garis kemiskinan atau sejumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum, antara lain kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan, pendidikan, arus barang dan jasa yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas hidup dan pekerjaan mereka. 6 Menurut Herman Giay (Kepala Distrik Jila) , kemiskinan di Distrik Jila secara fisik dikatakan tidak miskin, namun patut diakui bahwa ada beberapa indikator yang mempengaruhi kemiskinan di Distrik Jila yaitu; tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, pendidikan yang rendah karena akses pendidikan yang tidak merata, kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dasar, tidak adanya tenaga penyuluh terutama di bidangpertanian dan peternakan, kurangnya akses transportasi udara untuk mengakses barang dan jasa, kondisi geografis wilayah, gender, rendahnya akses informasi, dan komunikasi, akibat pengaruh kebijakan pembangunan dari Pemerintah Kabupaten Mimika yang belum menjangkau seluruh masyarakat di wilayah Kabupaten Mimika, sehingga menyebabkan ketimpangan pembangunan ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkin- kan si miskin dapat bekerja.

  Struktur sosial dan sistem pemerintahan tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang tersedia, baik yang disediakan oleh alam, pemerintah maupun masyarakat yang ada disekitarnya. 7 Menurut Moses Solme (tokoh masyarakat Distrik Jila) , faktor budaya masyarakat di Distrik Jila dan umumnya masyarakat Suku

  Amungme yang merasa berkecukupan dan tidak merasa kekurangan, cenderung tidakmau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya, mengharapkan bantuan keluarga atau orang lain, seolah-olah segala sesuatu mereka mengetahui, melebihi dari pakar namun tindakannya tidak sesuai, dengan ukuran absolut mereka miskin, tetapi mereka tidak merasa miskin dan tidak mau dikatakan miskin.

  Menurut pengamatan peneliti, kendala pembangunan di 6 Distrik Jila adalah kurangnya akses komunikasi, transportasi, informasi 7 Wawancara tanggal 26 November 2016 Wawancara tanggal 7 Januari 2017 dari ibukota kabupaten ke ibukota distrik dan sebaliknya, letak geografis wilayah, tingginya arus urbanisasi, kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Mimika yang tidak adil sehingga terjadi ketimpangan pendapatan, antara Kabupaten dan Distrik, pembangunan yang tidak merata (bias kota) rendahnya mutu layanan kesehatan dasar karena terbatasnya sarana dan prasarana serta tenaga kesehatan, rendahnya mutu layanan pendidikan dasar, karena kurangnya royalitas dan berdedikasih kepada rakyat, daerah, bangsa dan negara, oleh Aparatur Sipil Negara, kurangnya peran Lembaga Swadaya Masyarakat dan Perguruan Tinggi yang melakukan riset di daerah ini.

  Keterbelakangan dan ketertinggalan pembangunan di Distrik Jila adalah salah satu alasan mendasar bagi peneliti untuk melakukan kajian tentang kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua.