Prevalensi Malaria pada Daerah Perkebunan Cokelat di Desa Malino Kecamatan Marawola, Donggala, Sulawesi Tengah
PREVALENSI MALARIA PADA DAERAH PERKEBT]NA}I COKELAT DI DESA
IUALINO KECAMAIIAN MARAWOLA, DONGGALA, SULAWESI TENGAE
Jastal', Malonda', Ningsi', dan Yudith
ABSTR,4K
Penelitian ini dilatrsanakan di Desa Malino, suatu d.esa di Kabupaten Donggala dan
mentpalran daerah endemis malaria. Penduduk Desa Malino sebagian besar tinggal di
daerah perkebunan cokelat yang dikelola oleh masyarakat. Penelitian ini mentpalcan
penelitian deskriptif denganrancangan cross sectional study untukmelihatjumlahpenderita
malaria selama penelitian berlangsung. Sampel diperoleh dari kegiatan Mass Blood Survey
terhadap seluruh penduduk yang berada di Desa Malino. Hasil penelitian mmunjukan
sebanyak 44 orang menderita malaria dan l l diantaranya adalah anak-anak golongan utnur
l-5 tahun. SpesiesplasmodiunyangpalingbanyakditemulcanadalahPlasmodiumvives (Pv)
26 kasus. Mengtngat masyarakat tinggal berdekatan dengan linglamgan/tempat
perlrcmbangbialwn nyamuk Anopheles. malca diharapkan masyarakat mengindari lcontak
dengan vektor melalui penggunaan zat penolak nyamuk dan tidur memakai lcelambu serta
mengurangi kegiatan di luar rumah hWga larat malam.
Katakunci : pranlensi malaria, perkebunan coklat, Donggala
PENDAIIT]LUAI\I
Malaria merupakan suatu penyakit
menular bersumber binatang di Indonesia
yang ditularkan melalui nyamuk.
Pengeudalian terhadap penyakit ini telatr
lama berlangsurxg narnun hingga saat ini
prevalensinya masih berfluktuatif bahkan
dibeberpa tempat menimbulkan kejadian
luar biasa. Jumlah kasus akut di seluruh
dunia lebih dari 300 juta penderita dan
menyebabkan kematian lebih dari satu juta
setiaptahunl.
Diperkirakan 60% penduduk
Indonesia tinggal
di
daerah endemis
malaria yang tingkat endemisitasnya
di Jawa-Bali, insiden malaria
(anual paracsite incidencelA,Pl) pada
tahnn 1997 adalah 1296, dta kemudian
meningkat tajam pada masa krisis
ekouomi yaitu 81%o tahun 2000. Tahun
1998 sampai tahun 2000 kejadiau luar
biasa (I(LB) dilaporkan terjadi di 11
beragam
propinsi dengan jumlah penderita hampir
20.000 orang dengan 74 kematianz. Tahun
2003 untuk pengobatan kasus malaria,
API
(anual paracsite incidence) menunm
men1ail22c/ml.
Penyakit malaria menrpakan penyakit
ralryat yang telah menyebar di selunrh
kabupaten di Sulawesi Tengah, bahkan
dibeberapa tempat penrah menimbulkan
kejadian luar biasa. Jumlah kunjungan
penyakit malaria klinis menempati urutan
ke 3 dari 10 pola penyakit
terbesar.
Terdapat 3 puskesmas y4ng mempunyai
jumlah kunjungan penderita malaria
klinis tertinggi (AMI diatas 50 per mil)
adalah puskesmas Kulawi 143,58 per mil,
Puskesmas Tongoa 62,42 per mil, dan
puskesmas Lalundu 57,55 per mil
sedangkan puskesmas yang tergolong
AIvII sedang (1 0-50 per mil) berjumlah 1 5
puskesmas salah satunya adalah
puskesmas Moutong dan yang tergoloog
AIttlI readah (< 10 permil) berjumlah 8
puskesmas'.
Masih tingginya Annual Malaria
Insidence (AI\rID sebesar 65,46
o/oo
pada
'Balai Litbang P2B2 Donggala
Badan Litbang Kesehatan, KBMENKES RI
45
Jumal Vektor Penyakit, Vol.
III No. 2, 2009 : 45 - 49
tahun 2004 di Wilayah Ke{a Puskesmas
Lembasada Kabupaten Donggala,
khususnya di desa Malino yang
merupakan desa dengan AMI tertinggi
pada tahun 2004 yaitu 84,30 %rt. Adanya
tempat perindukan vektor permanen
seperti rawa-rawa dan genangaa ai yang
potensial menunjukl
IUALINO KECAMAIIAN MARAWOLA, DONGGALA, SULAWESI TENGAE
Jastal', Malonda', Ningsi', dan Yudith
ABSTR,4K
Penelitian ini dilatrsanakan di Desa Malino, suatu d.esa di Kabupaten Donggala dan
mentpalran daerah endemis malaria. Penduduk Desa Malino sebagian besar tinggal di
daerah perkebunan cokelat yang dikelola oleh masyarakat. Penelitian ini mentpalcan
penelitian deskriptif denganrancangan cross sectional study untukmelihatjumlahpenderita
malaria selama penelitian berlangsung. Sampel diperoleh dari kegiatan Mass Blood Survey
terhadap seluruh penduduk yang berada di Desa Malino. Hasil penelitian mmunjukan
sebanyak 44 orang menderita malaria dan l l diantaranya adalah anak-anak golongan utnur
l-5 tahun. SpesiesplasmodiunyangpalingbanyakditemulcanadalahPlasmodiumvives (Pv)
26 kasus. Mengtngat masyarakat tinggal berdekatan dengan linglamgan/tempat
perlrcmbangbialwn nyamuk Anopheles. malca diharapkan masyarakat mengindari lcontak
dengan vektor melalui penggunaan zat penolak nyamuk dan tidur memakai lcelambu serta
mengurangi kegiatan di luar rumah hWga larat malam.
Katakunci : pranlensi malaria, perkebunan coklat, Donggala
PENDAIIT]LUAI\I
Malaria merupakan suatu penyakit
menular bersumber binatang di Indonesia
yang ditularkan melalui nyamuk.
Pengeudalian terhadap penyakit ini telatr
lama berlangsurxg narnun hingga saat ini
prevalensinya masih berfluktuatif bahkan
dibeberpa tempat menimbulkan kejadian
luar biasa. Jumlah kasus akut di seluruh
dunia lebih dari 300 juta penderita dan
menyebabkan kematian lebih dari satu juta
setiaptahunl.
Diperkirakan 60% penduduk
Indonesia tinggal
di
daerah endemis
malaria yang tingkat endemisitasnya
di Jawa-Bali, insiden malaria
(anual paracsite incidencelA,Pl) pada
tahnn 1997 adalah 1296, dta kemudian
meningkat tajam pada masa krisis
ekouomi yaitu 81%o tahun 2000. Tahun
1998 sampai tahun 2000 kejadiau luar
biasa (I(LB) dilaporkan terjadi di 11
beragam
propinsi dengan jumlah penderita hampir
20.000 orang dengan 74 kematianz. Tahun
2003 untuk pengobatan kasus malaria,
API
(anual paracsite incidence) menunm
men1ail22c/ml.
Penyakit malaria menrpakan penyakit
ralryat yang telah menyebar di selunrh
kabupaten di Sulawesi Tengah, bahkan
dibeberapa tempat penrah menimbulkan
kejadian luar biasa. Jumlah kunjungan
penyakit malaria klinis menempati urutan
ke 3 dari 10 pola penyakit
terbesar.
Terdapat 3 puskesmas y4ng mempunyai
jumlah kunjungan penderita malaria
klinis tertinggi (AMI diatas 50 per mil)
adalah puskesmas Kulawi 143,58 per mil,
Puskesmas Tongoa 62,42 per mil, dan
puskesmas Lalundu 57,55 per mil
sedangkan puskesmas yang tergolong
AIvII sedang (1 0-50 per mil) berjumlah 1 5
puskesmas salah satunya adalah
puskesmas Moutong dan yang tergoloog
AIttlI readah (< 10 permil) berjumlah 8
puskesmas'.
Masih tingginya Annual Malaria
Insidence (AI\rID sebesar 65,46
o/oo
pada
'Balai Litbang P2B2 Donggala
Badan Litbang Kesehatan, KBMENKES RI
45
Jumal Vektor Penyakit, Vol.
III No. 2, 2009 : 45 - 49
tahun 2004 di Wilayah Ke{a Puskesmas
Lembasada Kabupaten Donggala,
khususnya di desa Malino yang
merupakan desa dengan AMI tertinggi
pada tahun 2004 yaitu 84,30 %rt. Adanya
tempat perindukan vektor permanen
seperti rawa-rawa dan genangaa ai yang
potensial menunjukl