BAB II - Tingkat kepuasan Perawatan Ortodonti Pada Pasien RSGMP FKG USU Tahun 2012 – 2013 Berdasarkan Index PIDAQ

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Golden Proportion

2.1.1.Sejarah Golden Proportion

  Ada berbagai pedoman , norma dan standar yang telah diajukan untuk menggambarkan proporsi ideal pada wajah manusia dan salah satunya adalah golden

  2 proportion yang dianggap sesuai dengan wajah manusia yang ideal.

  Golden Proportion dijelaskan secara geometris pada abad ke-4 sebelum masehi oleh Euclid sebagai bagian unik dari garis (AB) menjadi 2 bagian (AC dan CB) yang bisa dijelaskan sebagai berikut : AB : AC = AC : CB Walaupun Euclid merupakan penulis tertua yang menggambarkan konstruksi

  golden proportion ini , proporsi ini mungkin telah di ketahui oleh orang Mesir kuno ,

  karena rasio ini dapat dikenali pada piramid Mesir besar dari 3000 tahun sebelum Masehi . Pendekatan matematis yang lebih akurat berasal dari Fibonacci di abad ke-12 , yang mendefinisikan golden proportion sebagai phi (φ) yang ditemukan sama dengan 1.618. Golden proportion sering dihubungkan dengan estetika dan harmoni dalam banyak bidang seperti arsitektur, seni ukir , musik, puisi, morfologi bunga ,

  5 kulit kerang , mamalia dan wajah manusia.

  Phidias (490-430 SM) seorang arsitek membangun konstruksi dan desain kuil Parthenon kuil utama Dewa Yunani di puncak Acropolis , Athena , sesuai dengan proporsi ideal dengan gabungan golden proportion dalam desain arsitektur (Gambar 1).

  8 Gambar 1.Kuil Parthenon, Athena , didesain dan dibangun sesuai konsep golden proportion

Golden proportion telah dipikirkan selama berabad-abad oleh banyak orang

  untuk mewakili harmoni yang sempurna , atau proporsi yang paling menarik di hampir semua hal. Leonardo Da Vinci telah menerapkan rasio untuk lukisannya , termasuk Mona Lisa , tidak hanya wajah , tetapi juga seluruh tubuh , dibentuk

  6 berdasarkan golden proportion .

  Arsitek Roma , Marcus Vitruvio Pollio ( 1 abad SM) mendeskripsikan wajah manusia terbagi 3 bagian. Beliau menemukan ”harmonis simetris” dari tubuh

  2 manusia ”ideal” dibandingkan ”bangunan yang sempurna” .

  Leonardo da Vinci mengabadikan aspek konsep Vitruvian pada proporsi dan simetris tubuh manusia. Da vinci meneliti proporsi kepala manusia , tipe hidung, kombinasi bentuk dahi, dagu dan mulut. Gambar manusia Vitruvian dari Leonardo didasarkan pedoman yang digambarkan oleh Vitruvius sebagai proporsi laki-laki ideal. Jarak dari garis rambut ke aspek inferior dagu (menton jaringan lunak) adalah

  1/10 dari tinggi manusia . Jarak dari puncak kepala ke menton jaringan lunak adalah

  12 1/8 tinggi manusia.

  Vitruvius seorang arsitek terkenal zaman Romawi kuno telah menggambarkan

  12 proporsi manusia ideal secara geometris dalam buku III De Architectura.

  Ricketts (1982) menemukan banyak contoh proporsi ilahi pada wajah model komersial , pada gigi subjek dengan oklusi normal yang sangat baik, dan dalam pengukuran dari film bagian kepala frontal dan lateral, menunjukkan bahwa estetika memang dapat dianalisis secara ilmiah. Dalam desain wajah manusia, alam dengan nyata menterjemahkan golden proportion ke dalam pola hubungan yang harmonis

  6 antara jaringan lunak dan keras .

2.1.2.Defenisi Golden Proportion

  Bruce B Baker ( 2001 ) golden proportion merupakan istilah yang digunakan untuk membagi satu garis yang merupakan rasio dari bagian yang terkecil terhadap bagian yang terbesar sama dengan bagian yang terbesar dari keseluruhan. Arezoo Jahanbin (2008) golden proportion adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian satu garis dimana bagian yang paling kecil dibandingkan yang paling besar rasionya sama dengan bagian yang paling besar terhadap

  12 keseluruhan menjadi menarik dipandang.

2.1.3 Proporsi Wajah

  Wajah yang simetris merupakan aspek penting dari kecantikan walaupun ada sedikit asimetri, masih dianggap normal. Konsep proporsi ideal merupakan rahasia kecantikan menjadi satu hal tertua menurut kecantikan alami . Orang Mesir kuno sangat tertarik pada seni dan kecantikan . Pelukis terkenal zaman Mesir kuno menggambar figur Ratu Nefertiti (1350 SM) dengan proporsi wajahnya yang harmonis dan simetris. Orang Mesir kuno mengabadikan kecantikan raja dan ratunya dengan proporsi wajah yang ideal. Nama Nefertiti menurut literatur artinya ” seorang

  12 yang sempurna” .

  Bentuk wajah orang Asia ada yang persegi empat, bundar, oval dan segitiga .

  17 Setiap bentuk wajah terlihat indah sesuai proporsinya .

  Bentuk ideal wajah Asia secara horizontal terbagi atas 5 bagian yang seimbang (gambar 2) : 1.

  Jarak dari kanal telinga ke tepi mata pertama 2. lebar mata pertama 3. jarak antara dua mata 4. lebar mata kedua 5. jarak dari tepi mata kedua ke telinga kedua secara vertikal , wajah terbagi atas 3 bagian yang seimbang:

  1. jarak dari garis rambut ke alis mata 2. jarak dari alis ke basis hidung

  3. jarak dari basis hidung ke dasar dagu

  

Gambar 2 .Proporsi wajah arah horizontal dibagi 5 bagian yang seimbang dan dalam arah vertikal

17 dibagi 3 bagian yang seimbang

2.1.3.1 Rasio panjang /lebar wajah

  Nilai ideal wajah menurut golden proportion adalah panjang wajah sama dengan 1.5 dari lebarnya (gambar 3)

  16 Gambar 3. Proporsi tinggi terhadap lebar wajah Wajah dibagi tiga segmen yang seimbang yaitu dari garis rambut dahi ke antara mata , dari antara mata ke dasar hidung dan dari dasar hidung ke dasar dagu (gambar 4)

  16 Gambar 4.Proporsi wajah dibagi 3 segmen yang seimbang

  Seorang yang memiliki wajah yang sempurna , memiliki panjang telinga yang seimbang dengan panjang hidung dan lebar satu mata sama dengan lebar jarak antara

  17

  dua mata (gambar 5)

  16 Gambar 5.Proporsi tinggi hidung terhadap telinga dan proporsi lebar mata Jarak dari ala rim hidung ke embrasur bibir terhadap dagu ke embrasur bibir adalah

  1.21

  1:1.618 (gambar 6)

  1 Gambar 6. Jarak dari ala rim hidung ke embrasur bibir terhadap dagu 1:1.618

  Medial canthus mata ke ala nasi terhadap hidung ke dagu merupakan golden

  1,21 proportion (1 : 1.618) (gambar 7)

  1 Gambar 7. Jarak canthus media mata ke ala nasi terhadap dagu 1:1.618

  Jarak dagu ke embrasur bibir terhadap canthus media mata merupakan golden

  1,21 proportion ( 1:1.618) ( gambar 8) Gambar 8 Jarak dagu ke embrasur bibir terhadap canthus media mata 1 :1.618 1

2.1.3.2.Proporsi Wajah dari Sefalometri

  Ricketts(1979) telah meneliti 30 sampel dari laki-laki dewasa Peru dari ras yang tidak bercampur yang datanya disimpan Dr Maria Castro . Semua gambar Sefalometri yang ditrasing dengan detail didapat hasil yang mengagumkan yaitu : 1.

  Panjang axis corpus cranial anterior φ terhadap panjang axis condyle (terhadap puncak condyle) 2. Panjang fossa cranial anterior SN φ terhadap panjang posterior cranial fossa S

  Ba 3. Basal atau panjang basis cranial anterior φ terhadap pusat cranial ke articulare

  (ar) 4. Panjang palatum keras ANS-PNS φ ke kedalaman nasopharynx dan titik A ke

  PNS ke tepi margin posterior leher condyle 5. Panjang anterior dari dataran Frankfurt (Ptv ke orbital) φ terhadap Ptv ke fossa glenoid

6. Tinggi vertikal titik A ke Pnm φ ke dataran Frankfurt

7. Palatum pada kanal insisivus ke menton φ terhadap cantelon mata 8.

  Tinggi puncak insisivus bawah dari Pm φ terhadap jarak puncak insisvus ke

  21

  titik A

  (gambar 9 dan 10) Gambar 9. Beberapa variabel gambaran Sefalometri lateral yang sesuai dengan golden proportion 11 dari penelitian Ricketts.

  Gambar 10. A. Basion ke Sella 1 : 1.618 terhadap Sella ke Nasion dan jarak Artikulare ke Centrum cranium 1:1.618 dari centrum cranium ke Nasion B. Jarak Condylar ke titik Xi 1:1.618 terhadap jarak 21 titik Xi ke Protuberance mentii

2.1.4. Proporsi Tinggi Wajah Anterior Bawah Menurut Golden Proportion

   Pada penelitian Ricketts terhadap ras Peru tahun 1979, ditemukan proporsi ideal

  dari tinggi wajah anterior bawah dengan nilai golden proportion. Titik referensi yang dipakai untuk menentukan tinggi wajah anterior bawah adalah titik A (subspinale ), puncak gigi insisivus bawah dan titik Protuberance mentii (Pm). Jarak titik A ke puncak insisivus bawah 1 banding 1.618 terhadap jarak puncak insisivus bawah ke titik Pm. Nilai ini dapat dipakai sebagai pedoman mengintrusi gigi insisivus bawah

  20,.21

  pada perawatan kasus deep bite . (gambar11)

  Gambar 11. Jarak dataran Frankfurt ke titik A 1:1.618 terhadap jarak dari titik A ke Pm jarak dari cantelon mata ke kanal insisivus 1:1.618 terhadap jarak kanal insisivus ke menton. Jarak dari titik A ke 1 puncak insisivus bawah 1;1.618 terhadap jarak dari puncak insisivus bawah ke Pm

2.1.4.1.Aplikasi Golden Proportion pada Sefalometri

  Dalam sefalometri ditemukan relasi vertikal rahang dan gigi yang ideal. Dari dataran Frankfurt –titik A di maksila dan Pm di mandibula, ditemukan nilai golden secara konsisten dalam wajah normal yang cantik . Sebelum pasien dirawat ortodonti, biasanya dilakukan penilaian ketidakseimbangan dalam hubungan rahang. Penilaian

  1,.21 dapat dilakukan dengan pengukuran golden proportion .

  Rasio SBa-SN dapat memprediksi range panjang basis kranium dan mendiagnosa satu displasia struktur kraniofasial. Rasio kondilus terhadap corpus mandibula untuk menentukan displasia mandibula . ANS-PNS terhadap kedalaman nasopharynx untuk menentukan protrusi maksila dan menganalisis nasopharynx dan

  21 naso-oro-pharynx.

  Ditemukan pula hubungan antara titik A dan Pm dalam penelitian golden

  

proportion . Dari titik A , jika jarak dari puncak insisivus bawah adalah 1.0 ( 1 unit),

  rasio dari tinggi insisivus bawah adalah 1.618 atau phi . Nilai ini dapat dipakai untuk menentukan berapa ukuran yang diperlukan untuk mengintrusi gigi insisivus bawah.

  Hal ini dapat menjadi pedoman perencanaan yang baik dalam melakukan bedah le

  1.,21 Fort dan prosedur bedah prognatik mandibula dan genioplasty.

2.2.Wajah Suku Batak

  Sebelum kita menjabarkan tentang wajah suku Batak yang merupakan ras Proto- Melayu , akan dijelaskan sedikit tentang Proto–Melayu. Sebagian besar dari penduduk Indonesia termasuk ras Paleomongoloid yang disebut ras Melayu . Ras

  Melayu terdiri dari kelompok Proto-Melayu (Melayu Tua) dan Deutro-Melayu (Melayu Muda) . Kelompok Proto-Melayu datang ke Indonesia pada 2000 SM dan

  22 kelompok Deutro-Melayu pada 1500 SM.

  Pada mulanya kelompok Proto-Melayu menempati pantai-pantai Sumatera Utara (Batak) , Kalimantan Barat (Dayak) dan Sulawesi Barat ( Toraja) kemudian pindah ke pedalaman karena terdesak oleh kelompok Deutro Melayu . Suku yang termasuk kelompok ras Deutro-Melayu adalah orang-orang Aceh, Minangkabau, Lampung , Rejang Lebong, Jawa, Madura , Bali , Makasar, Melayu, Bugis, Betawi , Manado dan Sunda. Ras proto-Melayu memiliki bentuk kepala panjang disebut

  22 dolichocephalis dan Deutro-Melayu memiliki bentuk kepala brachycephalis.

  Pamela (2010) meneliti tipe wajah suku Batak (Proto-Melayu) pada anak masa gigi bercampur usia 6-12 tahun dari Facial Index dan menyimpulkan bahwa 75% tipe wajah euryprosopic yang dominan pada anak suku Batak. Euryprosopic atau

  22 wajah lebar memiliki basis apikal rahang yang lebar dalam arah transversal .

  Saat ini belum diketahui nilai proporsi wajah suku Batak dari analisa Sefalometri lateral.

2.3.Pola Pertumbuhan Wajah

  Pola pertumbuhan wajah dipengaruhi perkembangan mandibula yaitu hubungan antara mandibula terhadap basis kranium (MP:SN). Pertumbuhan mandibula menjadi stabil rata-rata sekitar usia 9 tahun. Hal ini tergantung hubungan antara jumlah pertumbuhan arah posterior (pertumbuhan kondilar) dan regio anterior (pertumbuhan sutura-alveolar) pada skeletal wajah . Rotasi mandibula dan hubungannya dengan basis kranium anterior dapat menentukan pola wajah seseorang. Rotasi mandibula dalam hubungannya terhadap basis kranium anterior dapat dibagi menjadi: 1.

  Tipe pertumbuhan normal (letaknya sejajar) 2. Tipe pertumbuhan horizontal (rotasi ke depan) 3. Pertumbuhan vertikal (rotasi ke belakang)

  Pada tipe pola pertumbuhan normal, pertumbuhan dikedua area mandibula dan maksila seimbang. Pada pola horizontal , pertumbuhan didominasi pertumbuhan kondilar . Pada tipe vertikal , pertumbuhan sutura alveolar lebih besar dibandingkan

  25

  regio kondilar (gambar 9) . Menurut Schudy nilai rata-rata MP-SN 32 ˚ menentukan inklinasi mandibula terhadap basis kranium anterior. Sedangkan pertumbuhan wajah dinilai dari posisi mandibula relatif terhadap basis kranium

  24

  disebut Y-axis dari sudut N-S-Gn dengan nilai mean 66 ˚.

  25 Gambar 12. Pola pertumbuhan wajah dari rotasi mandibula terhadap basis kranium anterior

2.4.KERANGKA TEORI

  Golden Proportion

  • sejarah gp
  • defenisi gp Proporsi Pola Proporsi wajah dari wajah pertumbuhan sefalometri w>wajah suku Batak -Proporsi tinggi wajah anterior Proporsi(?) bawah
  • Aplikasi golden proportion pada foto sefalometri lateral

2.5.KERANGKA KONSEP

  Penentuan titik sefalometri proporsi tinggi wajah anterior bawah menurut pola pertumbuhan wajah ( normal , horizontal, vertikal) suku Batak

  Nilai proporsi tinggi wajah ras Peru yang diteliti Riccketts (1 : 1.618)

  • MP-SN
  • Y-axis
  • A-Incisor tip A -incisor tip-Pm

  Apakah proporsi tinggi wajah anterior bawah suku Batak dengan berbagai pola pertumbuhan wajah (normal, horizontal dan vertikal) sama dengan nilai

  golden proportion ?