PP No 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan
Tabel Agroekologi Tanaman Pangan
Ketahanan Pangan (Food Security) =
Tipe lahan Simbol Penciri Utama
1. Lahan sawah beririgasi
IR
- Potensi air irigasi > 5 bulan ( Irrigated Lowland )
- ketahanan sosial (sosio security), - Ketersediaan air tidak tergantung
kepada curah hujan
- elevasi < 700 m dpl
- stabilitas ekonomi,
2. Lahan sawah tadah hujan TH
- Potensi irigasi < 5 bulan ( rainfed lowland )
- ketersediaan air sangat dipengaruhi
- politik dan keamanan atau
oleh curah hujan
- Elevasi < 700 m dpl
ketahanan nasional (national
3. Lahan kering beriklim basah KB
- Curah hujan > 2000 mm/th
security);
( dryland-wet climate )
- Masa bertanam > 6 bulan
- Elevasi < 700 m dpl
- penyediaan jasa-jasa lingkungan
PP No 68 Tahun 2002
Tipe lahan Simbol Penciri Utama
tentang Ketahanan Pangan
4. Lahan kering beriklim kering KK
- Curah hujan < 2000 mm/th ( dryland – dry climate )
- Masa bertanam < 6 bulan
- Elevasi , 700 m dp
5. Lahan dataran tinggi DT
- Elevasi > 700 m dpl ( high altitude area )
6. Rawa lebak dan pasang surut RP
- Ada lapisan bahan organik ( swampy/tidal areas )
- Terpengaruh pasang surutnya per mukaan air sungai dan laut
- Potensi sulfat masam
Pembangunan Pangan
•
- Untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dibutuhkan 15 juta ha lahan basah abadi, eksisting sekitar 7,8 juta ha .
- Alih fungsi lahan sawah pertahun ± 110.000 ha/th pencetakan sawah ± 40.000-50.000 ha/ th à defisit pertumbuhan lahan pertanian pangan
- Luas lahan tetap, pertumbuhan penduduk mencapai 1,34 %/th à tingginya kebutuhan & tekanan terhadap lahan itu sendiri
•
•
- UU PLPPB yang terdiri dari 17 Bab dan 77 Pasal ini meliputi aspek perencanaan dan penetapan, pengembangan, penelitian, pemanfaatan, pembinaan, pengendalian, pengawasan sistem informasi, perlindungan dan pemberdayaan petani, pembiayaan dan peran serta masyarakat.
- Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilakukan berdasarkan perencanaan PLP2B • PLP2B dilakukan dengan dukungan penelitian.
- Pengendalian dengan pemberian INSENTIF dan DISINSENTIF
The yield of plants depends directly on the amount of plant food available. Base your fertilizer quantity on the pre-plant soil test, leaf analysis and district experience The main nutrient : Nitrogen (N), Phosphorus (P) and Potassium (K) (primer) , Calcium (Ca), Magnesium (Mg), Sulphur (S) (sekunder) ( MAKRO) & Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl (MIKRO) MANAGE OF FERTILIZING
rice
Rice and water
4. Bagi seseorang yang melakukan alih fungsi LPPB & bagi pejabat yang berwenang menerbitkan ijin alih fungsi, apabila tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dipidanakan dengan pidana penjara dan atau denda.
3. Apabila lahan-lahan tersebut pada butir (a) di atas akan dialihfungsikan, maka pengusul/pemakai harus mencari dan menetapkan lahan pengganti terlebih dahulu di Kabupaten/Kota yang bersangkutan, di luar Kabupaten di dalam Propinsi atau di luar Propinsi, dan menyelesaikan masalah ganti rugi pada pemilik lahan yang akan dialihfungsikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Lahan-lahan tersebut diharapkan untuk tidak dialihfungsikan menjadi peruntukan lainnya, kecuali untuk kepentingan umum.
UU no 41 tahun 2009 PLP2B Beberapa pokok penting yang dimuat antara lain :
1. Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang terdiri dari lahan beririgasi, lahan reklamasi, rawa pasang surut dan non-pasang surut serta lahan tidak beririgasi.
Pertanian Pangan berkelanjutan UU no 41 tahun 2009 PLP2B
Pangan Berkelanjutan (PLP2B), mengatur perlindungan lahan pertanian untuk menjamin kedaulatan pangan nasional dan antisipasi terjadinya perkembangan jaman dan kebutuhan dalam pemanfaatan lahan oleh berbagai sektor
mengamanatkan adanya UU PLP2B dalam rangka menjamin ketahanan pangan nasional
Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B)
Permasalahan lahan pangan
PADI SAWAH
- 75% of rice is irrigated (75 m ha)
- Rice requires much water : 2000-3000 l kg
- 1
- Irrigated areas consume 80% of all fresh water used; Asia: > 50% of this is for rice
Kondisi & Permasalahan Kelangkaan Sumber Daya Air Tuntutan Produk Pangan Sehat (Pangan Organik)
STRATEGI
5. Eksibisi, Perlombaan dan Penghargaan Petani
6. LM3
7. Magang, Sekolah Lapang dan Diklat
8. Pemantapan Prinsip Good Governance
9. Penyusunan Kebijakan, Program dan Monev PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN SWASEMBADA (PADI, JAGUNG, KEDELAI) SASARAN §
PADI 63-64 jt Ton GKG §
JAGUNG 18 jt Ton §
KEDELAI 1,5 jt Ton LOKASI PRIORITAS Padi NAD, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sulteng Jagung Sumut, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, Gorontalo Kedelai NAD, Jabar, Jateng, Yogya, Jatim , NTB, Sulsel, Papua Avalis → KKP-E, KUR, Investor
16 KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN PERLUASAN AREAL PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PENGAMANAN PRODUKSI
3. Mekanisasi Pertanian Pra dan Pasca Panen
Langkah Operasional Dampak Fenomena Iklim Pengendalian OPT STRATEGI PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2008 DAN 2009
1
2
3
4 Penanganan Pasca Panen Benih Unggul Bermutu Pemupukan Berimbang & Organik Pengairan Alsintan Pasar, LUEP KOPTA, GAPOKTAN Asosiasi/LSM/KTNA UPJA, Kios Saprodi Pelayanan Penyuluhan/Perbenihan /Perlindungan KKP/LM3/SP3/ BLMKIP/LUEP Kemitraan Optimalisasi Lahan Cetak Sawah Baru JITUT, JIDES & TAM Pompa/Sumur/Embung Konservasi Perbaikan Budidaya
SASARAN 2008: SASARAN 2009 KONDISI 2007: Luas Panen: 12,8 jt ha Produk- tivitas: 60 ku/ha Produk- si: 63-64 jt ton Luas Panen: 12 jt ha Produk- tivitas: 50,89 ku/ ha Produk- si: 60-61 jt ton Luas Panen: 12,1 jt ha Produk- tivitas: 46,89 ku/ ha Produk- si: 57,05 jt ton
17
18 Lahan
Degradasi lahan (60 juta ha dg laju 2,8 juta ha/tahun) Alih fungsi lahan (+ 110.000 ha/tahun) Fragmentasi lahan (petani gurem 13,7 juta kk ) Pergeseran RTRW (Potensi alih sawah 3 jt ha) Penurunan kesuburan tanah Pelandaian Produktivitas Pertanian Issu Pemanasan Global (emisi carbon dan gas methan)
4. Peningkatan Produksi dan Produktivitas
2. Bantuan benih, Sarana dan Kelembagaan Perbenihan
14 5/6/15
P2BN berkelanjutan à (2007-2009 & 2010 – 2014) v
PAYUNG KEGIATAN DALAM RKP
OPERASIONAL YG DIPERLUKAN
PROGRAM DEPTAN 2009 ( SE Bersama Kep.Bappenas dan Menkeu 0081/M.PPN/04/2008 – SE 357/MK /2008) § Peningkatan Ketahanan Pangan § Pengembangan Agribisnis § Peningkatan Kesejahteraan Petani § Peningkatan Pengawasan dan
Akuntabilitas Aparatur Negara § Penerapan Kepemerintahan yang baik
13
v
Beras Masih Sebagai Komponen Utama Ketahanan Pangan v
1. Padi 63-64 juta ton
KOMODITAS TARGET PRODUKSI 2009
Peningkatan Permintaan (Kuantitas) + 1,5%/tahun v
1. Pengendalian OPT
Isu & Target Ketahanan Pangan
Target Swasembada Jagung (2007), Kedelai (2012), Gula (2009), Daging (2010)
- SL – PTT /SRI (termasuk SL-PHT, SL-Iklim, PTT)
- Dukungan Penyediaan Sarana Produksi
15 TARGET PRODUKSI PANGAN UTAMA
2. Jagung 18 juta ton
3. Kedelai 1,5 juta ton
- Pengamanan Produksi
4. Gula 3,3 juta ton
- Pemberdayaan
- Kelembagaan
5. Daging sapi 399,5 ribu ton
15 KEGIATAN
sebagai SRI PROGRAM PENGEMBANGAN SRI DEPARTEMEN PERTANIAN Solusi Usaha Tani Ramah Lingkungan
1. Sosialisasi / pengenalan pada daerah-daerah irigasi yang potensial namun belum tersentuh SRI Hemat Air Irigasi
2. Perluasan dampak pengembangan SRI bagi daerah yang Hemat Saprodi (bibit) sudah ada kegiatan SRI
3. Perluasan skala pengembangan SRI satu Scheme Produksi Tinggi (Diatas Rata-Rata Nasional)
4. Mendorong pemberdayaan petani untuk membuat pupuk Keunggulan organik, MOL dan pestisida nabati sendiri
Mendaur Ulang Limbah SRI
5. Gerakan pengembalian jerami dan limbah organik ke Memperbaiki kesuburan tanah lahan pertanian
6. Kemitraan dengan dunia usaha yang peduli organik Produk sehat bebas residu kimia (Beras Organik)
(contoh Medco) Harga Beras Diatas Harga Pasar
7. Promosi Produk Beras Sehat Berbasis kearifan Lokal
8. Promosi penyelamatan lingkungan
19
20 METODE PENGEMBANGAN SRI
SIMULASI
- Workshop, Lokakarya
Farm Field Day NILAI TAMBAH YANG DIPEROLEH •
TOT
- Sekolah Lapang •
DARI PENGEMBANGAN PADI
ORGANIK SRI
- Leaflet, Brosur
Pemutaran film
- Forum Komunikasi Pengembang SRI
Dialog interaktif melalui media massa
Internet
21
22 A. ASPEK EKONOMI
(Asumsi 10 % dari 7,8 jt Ha luas lahan sawah di Indonesia dapat “di SRI kan”)
B. ASPEK LINGKUNGAN
- Penghematan subsidi pupuk Urea : Rp. 400,- X 250 kg/ha X 780.000 ha = Rp.
- Penurunan emisi gas metan
78.000.000.000,- akibat
- Penghematan pupuk : 780.000 ha x 250 kg X Rp.1.150,- = - Pengurangan emisi gas CO
2 Rp.224.250.000.000 pembakaran jerami
- Penghematan benih : 35 kg X 780.000 ha X Rp. 4000 = Rp. 109.200.000.000,-
- Reduksi pencemaran tanah dan air
- Penghematan pestisida :
pupuk kimia dan residu pestisida 780.000 X Rp. 150.000,- = Rp. 117.000.000.000,-.
- Tambahan pendapatan petani : - Daur ulang sampah (Mengurangi problem 780.000 ha X Rp. 6.683.625,- = 5.213.227.500.000,-
sampah)
- Penghematan penggunaan air per MT 780.000 ha x 15.000 m3 x 46% = 5.382 jt m3 = 358.800 ha - Peningkatan Kadar BO dalam tanah
- - Tambahan Produksi
- Terpeliharanya keaneka ragaman hayati
780.000 ha x ( 7,5-4,6 ton/ha) =2.262.000 ton
23
24
C. ASPEK SOSIAL
A. Tantangan Mendasar
- Kearifan lokal
- Kelembagaan pedesaan
- Pemberdayaan petani
- Terciptanya lapangan pekerjaan
- Urbanisasi dapat dikendalikan
- Merubah paradigma / cara pandang budidaya dari konvensional ke SRI
- Transfer ilmu ke petani
- Pasar beras organik SRI
- Komitmen pemimpin formal dan non formal
26
25 TANTANGAN PENGEMBANGAN SRI
B. Tantangan Teknis
1. Terbatasnya ketersediaan bahan kompos terutama yang bersumber dari kotoran hewan
PRODUK PANGAN ORGANIK
6. Jumlah petugas/petani yang memahami teknis metoda SRI masih sangat terbatas
a. Tidak tercemar
2. Pembuatan kompos masih dilakukan secara manual sehingga memerlukan waktu lama, tenaga kerja yang tinggi
3. Distribusi bahan organik/kompos pada skala luas memerlukan biaya tinggi.
4. Kebiasaan membuang dan membakar jerami di sebagian besar petani menjadi budaya
a. Tidak menggunakan pestisida sintetis
5. PENGELOLAAN OPT
b. Tidak menggunakan tinja
a. Tidak menggunakan pupuk kimia sintetis
4. MANAJEMEN KESUBURAN TANAH
3. SUMBER AIR & IRIGASI
7. Dibeberapa daerah sawah irigasi masih memerlukan perbaikan/rehab jaringan irigasi
a. Tidak berasal dari rekayasa genetika
2. BENIH
b. Tanpa pembakaran
5. Keterbatasan sarana pasca panen (lantai jemur, dryer, threser,dll)
1. LAHAN
28 CONTOH PERSYARATAN TEKNIS
27
8. Sertifikasi mutu beras organik SRI
a. Tan semusim : Konversi lahan dari konvensional min 2 tahun sebelum penebaran benih